• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

7

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut James A. O’Brien (2005, hal. 6), sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Orang bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sarna lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi jaringan, dan data yang disimpan (sumber daya data) sejak permulaan peradaban.

Menurut Larry Long and Nancy Long (2003, hal. 414), Sistem informasi adalah suatu kombinasi dari hadware, software, user, produser, dan data. Istilah sistem informasi adalah referensi umum untuk sistem berbasis teknologi yang melakukan dua hal, diantaranya :

1. Menyediakan kemampuan pengolahan informas pada setiap individu maupun untuk organisasi juga perusahaan. Kemampuan pengolahan data menunjuk pada kemampuan sistem untuk pemeliharaan dan pengolahan informasi.

2. Menyediakan informasi yang lebih baik untuk keputusan informasi.

Sistem informasi menyediakan pengambilan keputusan untuk laporan keuangan dalam waktu periodik.

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi (SI) adalah gabungan dari hardware, software, user, dan data yang menjadi satu dan dapat menghasilkan sebuah informasi yang tepat dan akurat serta dapat dijadikan komunikasi bagi sebuah organisasi.

(2)

2.1.2 Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Williams & Sawyer (2007, p. 4): Teknologi Informasi (TI) adalah sebuah istilah umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, berkomunikasi, dan menyebarkan informasi.”

Menurut Rainer & Cagielski (2011, p. 7): Teknologi Informasi (TI) berhubungan dengan beberapa alat berbasiskan komputer yang digunakan orang untuk bekerja dengan menggunakan dan mendukung informasi, serta memproses informasi yang dibutuhkan oleh organisasi.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Informasi adalah alat-alat komputer yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mendukung informasi serta menyebarkan informasi.

2.1.3 Pengertian Investasi

Menurut Widjajanta dan Widyaningsih(2007, p. 130): investasi merupakan pengeluaran modal untuk pembelian aset (asset) fisik seperti pabrik, mesin, peralatan, dan persediaan.

Menurut Widoatmodjo, Lie dan Rizal (2007, p. 2), investasi yaitu komitmen mengikatkan satu aset ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasi pengorbanan investor, berupa :

1. Keterikatan aset pada waktu tertentu.

2. Tingkat inflasi.

3. Ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah suatu dana yang digunakan untuk mencapai tujuan, dengan melakukan investasi perusahaan dapat menghasilkan benefit dimasa yang akan datang.

(3)

Ada empat faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan suatu investasi, yaitu :

1. Modal yaitu berapa banyak dana yang diperlukan untuk melakukan investasi sampai perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang melebihi dari investasi yang dikeluarkan.

2. Tingkat pengembalian yaitu berapa persen tingkat keuntungan yang bisa diperoleh dari modal yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu.

3. Tingkat resiko yaitu berapa besar kemungkinan terjadinya kerugian yang dapat mengurangi jumlah modal bahkan menghabiskan modal perusahaan.

4. Arus dana yaitu seberapa cepat dana dalam bentuk uang kas secara fisik yang dapat ditarik dari modal yang sudah disetor.

Definisi investasi menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2009, p. 1)adalah an investment is the current commitment of money or other resources in the expectation of reaping feature benefits.

Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa, “Sebuah investasi adalah komitmen saat ini mengenai uang atau sumber daya lain dalam harapan untuk mencapai manfaat di masa yang akan datang.”

2.1.4 Jenis Investasi

Menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2009, p. 2): investasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Real Assets

Real assets : the land, buildings, machines, and knowledge that can be used to produced goods and service.

Dapat diartikan bahwa, "Yang termasuk dalam aset nyata adalah tanah, bangunan, mesin, dan pengetahuan yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa."

(4)

2. Financial Assets

Financial assets such as stocks and bonds are claims to the income generated by real assets or claims on income from the government.

Dapat diartikan bahwa, "Aset keuangan seperti saham dan hubungan yang menuntut pendapatan yang dihasilkan oleh aset nyata atau menuntut pada pendapatan dari pemerintah."

Menurut (William F Sharpe, hal. 10), Proses investasi menjelaskan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi sekuritas yang bisa dipasarkan, seberapa ekstensif, dan kapan sebaiknya dilakukan. Ada lima prosedur dalam membuat keputusan yang menjadi dasar proses investasi :

1. Penentuan kebijakan investasi 2. Melakukan analisis sekuritas 3. Membentuk portofolio 4. Merevisi portofolio

5. Mengevaluasi kinerja portofolio

2.1.5 Pengertian Investasi Teknologi Informasi

Menurut Schniederjans, Hamaker dan Schniederjans(2010, p.

9): Investasi teknologi informasi adalah suatu keputusan investasi dalam mengalokasikan seluruh tipe dari Sistem Informasi Manajemen (SIM), termasuk diantaranya manusia dan uang.

Menurut Fitzpatrick (2005: 28) yang dikutip oleh Hendarti(2011, p. 5): “investasi teknologi informasi terdiri biaya total lifecycle dari keseluruhan proyek atau potongan proyek yang melibatkan teknologi informasi termasuk didalamnya biaya operasi setelah proyek dari sistem yang telah diimplementasikan.”

(5)

2.1.6 Tujuan dan Manfaat Investasi Teknologi Informasi

Tujuan investasi teknologi informasi menurut Indrajit (2004: 30) yang dikutip oleh Hendarti (2011, p. 5)adalah sebagai berikut :

a. Adanya alasan kelangsungan hidup perusahaan, bahwa keberadaan teknologi informasi dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak.

b. Untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas perusahaan.

c. Keinginan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengembangkan teknologi yang belum dimiliki perusahaan lain.

Manfaat investasi teknologi informasi menurut Indrajit (2004: 41), adalah sebagai berikut:

a. Mereduksi biaya yang harus dikeluarkan (cost displacement).

b. Menghindari biaya yang harus dikeluarkan (cost avoidance).

c. Memperbaiki kualitas yang diambil (decision analysis).

2.1.7 Pengertian Evaluasi

Ahmad (2007, p. 133)mengatakan bahwa evaluasi diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, untuk kerja, proses, orang, obyek, dan lain-lain) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 384), evaluasi adalah penilaian yang hasilnya hinggga saat ini belum diperoleh, upaya penilaian teknis dan ekonomi.

Menurut Arikuntoro dan Jabar (2008, p. 2), evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

(6)

Menurut Akmal (2009, p. 9) evaluasi adalah penilaian tentang bagaimana program dijalankan, apakah proses dan dampaknya sudah sesuai dengan yang diharapkan, serta mengecek faktor-faktor penghambat yang dihadapi, dan faktor-faktor pendukung yang dimiliki untuk mencapai tujuan.

Jadi, dapat disimpulkan evaluasi merupakan suatu proses mengumpulkan dan menyediakan informasi secara sistematis yang bertujuan untuk mengetahui baik atau buruknya nilai suatu obyek.

2.1.8 Pentingnya Evaluasi

Gondodiyoto (2007, p. 150), mengemukakan "Sistem Informasi (akuntansi) terutama yang berbasis teknologi informasi perlu dievaluasi (atas efektivitas dan efisiennya) karena berbagai alasan.

Alasan pertama adalah karena lazimnya memerlukan dana investasi yang sangat besar. Alasan kedua adalah sistem tersebut melibatkan hampir seluruh posisi kunci dan bahkan mungkin seluruh anggota organisasi. Alasan lain ialah bahwa faktor resiko, kontrol internal, dan dampak bila terjadi permasalahan akan sangat vital dan kompleks."

2.1.9 Alasan Pentingnya Evaluasi Investasi Teknologi Informasi

Menurut Remenyi (2001: 23) yang dikutip oleh Hendarti (2011, pp. 5-6) alasan utama mengapa begitu banyak perusahaan yang tertarik pada evaluasi teknologi informasi, karena ada pertimbangan keragu- raguan dalam banyak siklus yang menyatakan bahwa investasi teknologi informasi membawa dampak kesuksesan yang menyeluruh secara ekonomi. Alasan lainnya evaluasi investasi teknologi informasi harus dilakukan secara cermat dan teliti dikarenakan :

a. Jumlah dana investasi yang dikeluarkan cukup besar.

b. Investasi TI merubah pola kerja perusahaan.

c. Investasi TI membawa perubahan proses bisnis perusahaan.

d. Adanya pengeluaran biaya langsung dan tidak langsung.

(7)

e. Adanya manfaat tangible dan intangible yang diperoleh perusahaan.

Dari alasan diatas menjelaskan bahwa evaluasi investasi sistem informasi itu penting agar tidak terjadi kerugian serta mengantisipasi risiko yang timbul dalam perusahaan. Dengan melakukan evaluasi investasi teknologi perusahaan akan mempelajari bagaimana menggunakan dana dengan baik.

2.1.10 Kendala yang Dihadapi Dalam Mengevaluasi Manfaat Investasi Teknologi Informasi

Menurut Yuliani, Susy dan Novika (2011, pp. 8-19), dalam mengevaluasi manfaat dari investasi TI, terdapat beberapa kendala di dalam manfaat investasi TI untuk menjadikan investasinya lebih efektif dan efisien.

Adapun beberapa kendala yang dihadapi, yaitu :

1. Hal pertama dari evaluasi TI sulit dibuat karena jenis keuntungan yang didapat perusahaan berasal dari penerapan aplikasinya. Manfaat ini berasal dari peningkatan efesiensi dan efektivitas.

2. Kedua memegang peranan yang banyak dalam evaluasi investasi TI yang melibatkan pemahaman fenomena ini.

2.1.11 Teori Local Area Network

Menurut (R. Kelly Rainer, 2013) Local Area Network (LAN) menghubungkan dua atau lebih perangkat di wilayah geografis yang terbatas, biasanya dalam gedung yang sama, sehingga setiap perangkat di dalam jaringan dapat berkomunikasi dengan setiap perangkat lain. Sedangkan menurut (O'Brien, 2009), LAN menghub ungkan komputer dan perangkat pengolahan informasi lain dalam area fisik yang terbatas, seperti kantor, ruang kelas, bangunan, atau tempat kerja lainnya. LAN menyediakan kemampuan jaringan telekomunikasi yang menghubungkan pengguna akhir di kantor- kantor, departemen, dan kelompok kerja lainnya.

(8)

Jadi dapat disimpulkan bahwa Local Area Network adalah jaringan lokal yang menghubungkan dua atau lebih komputer pada perangkat pengolahan informasi lain dalam area yang terbatas yaitu hanya dalam satu ruangan maupun dua ruangan, yang mencukupi kabel dengan computer yang ada.

2.1.12 Teori Wide Area Networks

Menurut (R. Kelly Rainer, 2013) Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang mencakup area geografis yang luas. Sedangkan menurut (O'Brien, 2009), WAN adalah jaringan telekomunikasi yang mencakup wilayah geografis yang luas. Jaringan ini telah menjadi kebutuhan untuk melaksanakan hari untuk kegiatan hari banyak bisnis dan organisasi pemerintah dan pengguna akhir mereka. Jadi Wide Area Network adalah jaringan telekomunikasi yang mencakup wilayah geografis yang luas.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Overview Activity Diagram (OAD)

Menurut Jones & Rama (2006, p69) “Overview Activity Diagram presenst a high – level view of the busibess process by documenting the key events”.

Dapat diartikan bahwa, OAD menampilkan tampilan level – tinggi dari proses bisnis dengan mendokumentasikan event – event tersebut, urutan aktivitas event – event tersebut, dan arus informasi antara event – event tersebut.

(9)

Dalam mempersiapkan Overview Activity Diagram (OAD) terdapat langkah-langkah yang dapat diikuti, yaitu sebagai berikut:

1. Membaca narasi dan mengidentifikasi event-event yang penting.

2. Mencatat narasi secara jelas untuk mengidentifikasi event-event yang terlibat didalamnya.

3. Menggambarkan agen/actor yang terlibat dalam proses bisnis yang terjadi.

4. Membuat diagram masing-masing event dan menunjukkan urutan event yang terjadi.

5. Menggambarkan dokumen-dokumen yang dibuat dan digunakan dalam proses bisnis, serta menggambarkan aliran informasi dari dokumen tersebut.

2.2.2 Event Table

Event Table adalah sebuah katalog dari use case yang memuat kejadian dalam baris dan bagian penting dari informasi yang mengenai masing-masing kejadian dalam kolom (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2010: 168).

Event table terdiri dari event, trigger, source, use case, response, dan destination. Pada Gambar 3 yang terdapat pada halaman lampiran menjelaskan kegiatan yang terjadi pada event table, seperti : Event adalah sebuah kejadian pada suatu waktu dan tempat yang spesifik dan dapat digambarkan serta mudah untuk diingat.

Trigger adalah sebuah tanda yang memberitahu sistem mengenai suatu kejadian yangterjadi pada saat data dibutuhkan. Source adalah user eksternal yang menyuplai data ke sistem. Response adalah sebuah output yang dihasilkan oleh sistem untuk mencapai sebuah tujuan. Destination adalah user eksternal yang menerima data dari sistem (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2010: 169).

Event table digambarkan dalam bentuk tabel yang berisi kolom dan baris, yang menjelaskan kejadian beserta dengan masing-masing detilnya.

(10)

Gambar 2.1 Contoh Event Table

Sumber : (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2010 : 170)

2.2.3 Rich Picture Diagram

Rich Picture Diagram yaitu sebuah gambar karikatur (kartun) yang merangkumkan semua yang diketahui oleh pengamat (observer) tentang situasi yang dipelajari (Daellenbach, 1994). Situasi aktual diekspresikan oleh sejumlah simbol grafis yang saling dihubungkan sehingga membentuk suatu cerita.

Dalam penggambaran, rangkaian simbol itu harus mempu menginformasikan gap yang membantu merumuskan masalah utama sebagai objek analisis pada proses pemodelan selanjutnya, yaitu mengidentifikasikan sistem yang relevan dengan permasalahan yang diamati dan merumuskan faktor-faktor yang berkaitan dengan permasalahan dalam batasan sistem.

Gambaran interaksi faktor-faktor tersebut disajikan menggunakan influence diagram yaitu suatu model konseptual yang menyajikan struktur atau rangkaian proses yang dilakukan untuk

(11)

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pada dasarnya diagram ini membantu para pemodel untuk memformulasikan konstruk solusi model yang relevan baik dalam bentuk rumusan matematis, algoritma, atau bentuk lainnya yang mudah untuk diimplementasikan oleh penggunanya.

Proses pemodelan ini menjadi faktor penting bagi berbagai pihak mengingat kemampuannya untuk mengefisienkan sumberdaya dan membantu memberikan pemahaman yang lebih sederhana dan representatif terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Dalam hal ini, model dapat menyediakan informasi tentang perilaku sistem di waktu yang akan datang (prediktif) sehingga tindakan preventif dapat dipersiapkan lebih awal guna meminimalkan resiko yang mungkin akan terjadi.

2.2.4 Pengertian Cost Benefit Analysis

CBA adalah mengukur efek dari rencana dengan membandingkan manfaat yang diharapkan dan biaya yang dikeluarkan, dapat diukur dengan kuantitatif dan kualitatif. (Selto, hal. 18)

(Schniederjans, 2010)“Cost benefit analysismelibatkan identifikasi biaya dan manfaat untuk setiap investasi, dan memilih alternatif terbaik menurut kriteria yang sudah ditetapkan. Cost benefit analysis dapat digunakan untuk mengevaluasi investasi independen dan untuk memilih satu atau beberapa di antara satu set investasi independen.”

Menurut Schniederjans, Hamaker dan Schniederjans(2010, p.

144),”Cost Benefit Analysis (CBA) melibatkan perhitungan dan evaluasi dari keuntungan bersih yang terhubung dengan program alternatif. Teknik ini sering memerlukan perbandingan nilai sekarang dari keuntungan yang terkait dengan investasi nilai sekarang dari biaya dalam investasi yang sama.”

(12)

Menurut Schniederjans, Hamaker dan Schniederjans (2010, p.

145), ada 4 tahapan yang dilakukan dalam Cost Benefit Analysis (CBA), yaitu :

1. Mengidentifikasikan Masalah (Define Problem)

Mengidentifikasikan masalah mencakup pada spesifikasi tujuan untuk investasi TI dan rencana untuk mencapai tujuan tersebut.

Sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi TI, terlebih dahulu harus menganalisa dan mendefinisikan masalah-masalah apa saja yang terkait. Setelah itu, dilakukan identifikasi dengan membuat beberapa solusi alternatif untuk menangani masalah tersebut.

2. Mengidentifikasi dan Menghitung dari Biaya dan Manfaat (Identify and Quantify Costs and Benefits)

Setelah masalah didefinisikan dan memilih alternatif yang cocok, maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan identifikasi serta menghitung seluruh biaya yang relevan dan manfaat/keuntungan yang akan diperoleh apabila melakukan investasi TI tersebut.

Ada 2 jenis manfaat/keuntungan yang dapat diperoleh organisasi, yaitu:

a. Tangible Benefit : manfaat/keuntungan yang dapat dilihat nilainya.

b. Intangible Benefit : manfaat/keuntungan yang tidak dapat dilihat nilainya dengan uang, tetapi dapat dirasakan manfaatnya oleh organisasi.

Ada 2 jenis biaya yang dikeluarkan oleh organisasi, yaitu :

a. Tangible Cost : biaya nyata yang berhubungan langsung dengan sistem.

b. Intangible Cost : biaya yang tidak dapat diprediksikan nilai dan kapan akan dikeluarkan.

(13)

Intangible asset menurut (Gillis, 2003) sebagai asset yang dikenal dengan intellectual assets, intellectual capital, intellectual property, atau knowledge capital. Contoh-contohnya meliputi copyrights, patents, intellectual property, goodwill, brands, trademarks, ideas, dan relationships. Daftar ini dengan mudah dapat diperluas sehingga mencakup elemen-elemen seperti creativity, innovation, professionalism, dan loyalty. Intangible assets umumnya memiliki dua karakteristik utama, yaitu :

a. Ketiadaan eksistensi fisik

b. Tingkat ketidakpastian yang tinggi terkait dengan manfaat masa depannya.

3. Membandingkan Alternatif (Compare Alternative)

Setelah semua biaya dan manfaat teridentifikasikan dan terukur menjadi satu unit umum pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah menggunakan alternatif yang kemudian dibandingkan satu sama lain berdasarkan kriteria umum. Berikut ini merupakan beberapa metode yang digunakan dalam melakukan evaluasi dengan metode Cost Benefit Analysis (CBA), diantaaranya yaitu :

a. Return on Investment (ROI) b. Net Present Value (NPV) c. Payback Period

4. Melakukan Sensitifitas (Perform Sensitify)

Analisa sensitifitas merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesalahan yang ada dalam perkiraan. Tahap ini termasuk kegiatan dalam memilih biaya, manfaat/keuangan, atau parameter lainnya dalam perhitungan NPV dengan jumlah kesalahan yang besar dan menentukan efeknya.

(14)

2.2.5 Return of Investment (ROI)

2.2.5.1 Pengertian Return of Investment (ROI)

Return of Investment (ROI) is another technique traditionally used in capital budgeting decisions where the rate of return of an investment is compared to opportunity cost of capital (Schniederjans, p. 129)

Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa ROI adalah teknik yang digunakan dalam penganggaran modal dimana tingkat pengembalian investasi dibandingkan dengan biaya modal investasi awal.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa ROI merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi serta menilai kesuksesan atau prestasi perusahaan secara keseluruhan.

2.2.5.2 Rumus Return of Investment (ROI)

Rumus untuk menghitung ROI adalah :

Kriteria ROI untuk suatu proyek TI adalah :

a. Jika hasil perhitungan ROI lebih dari 1 ( > 1), maka proyek tersebut dapat diterima oleh organisasi.

b. Jika hasil perhitungan ROI kurang dari 1 ( < 1), maka proyek tersebut tidak dapat diterima atau ditolak oleh organisasi.

(15)

2.2.6 Net Present Value (NPV)

2.2.6.1 Pengertian Net Present Value (NPV)

Menurut Schniederjans, Hamaker dan Schniederjans (2010, p.

123) “Net Present Value (NPV) merupakan sebuah metode yang melibatkan present value analysis. NPV adalah nilai masa arus kas saat ini setelah dikurangi dengan arus kas keluarnya (biaya awal investasi).”

Rumus Net Present Value (NPV) Rumus untuk menghitung NPV adalah :

Keterangan :

B = Manfaat dalam jangka waktu n C = Biaya dalam jangka waktu n n = Jangka waktu

r = Tingkat suku bunga

Kriteria untuk menerima dan menolak rencana investasi dengan metode NPV adalah sebagai berikut :

a. Proyek akan diterima, jika NPV lebih besar dari nol (>0).

b. Proyek akan ditolak jika NPV kurang dari nol ( < 0).

c. Kemungkinan untuk suatu proyek diterima, jika NPV sama dengan nol ( = 0).

2.2.7 Payback Period

2.2.7.1 Pengertian Payback Period

Menurut Schniederjans, Hamaker dan Schniederjans(2010, p.

111), “Payback Period adalah suatu teknik sederhana dimana periode

(16)

waktu yang diperlukan untuk dapat menutup investasi awal, dihitung dan digunakan untuk mengevaluasi investasi.

2.2.7.2 Rumus Payback Period

Rumus yang digunakan untuk menghitung Payback Period suatu proyek TI, yaitu :

2.2.8 Teknik Pengumpulan Data

Menurut (Sugiyono, p. 193), teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kusioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.

2.2.8.1 Wawancara

Menurut (Sugiyono, pp. 194-197), wawancara terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dengan wawancara terstruktur ini, setiap responden diberi pernyataan yang sama, dan pengumpulan data mencatatnya.

b. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

(17)

2.2.8.2 Kuesioner

Menurut Sugiyono (2008, p. 119)kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, maupun internet.

2.2.8.3 Observasi

Menurut Sugiyono (2008, pp. 203-205), Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik wawancara dan kuesioner. Dalam wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan narasumber secara langsung, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek yang lain.

Observasi dapat dilihat dari segi proses pengumpulan data dan segi instrumentasi. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation.

a. Participant observation (observasi berperan serta)

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang mengamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

(18)

b. Non participant observation

Dalam observasi partisipan, peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi non partisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.

Dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

a. Observasi terstruktur.

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, dimana tempatnya.

Jadi, observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Pedoman wawancara terstruktur atau angket tertutup dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi.

b. Observasi tidak terstruktur

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu- rambu pengamatan.

2.2.9 Mengukur Keberhasilan Pengembangan Sistem Informasi

Sistem Informasi (SI) adalah sesuatu yang memiliki bagian- bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu diantaranya adalah input, processing, dan output. Input merupakan sekumpulan data mentah dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi untuk diproses dalam suatu SI. Processing adalah pemindahan manipulasi dan analisis input mentah menjadi bentuk yang

(19)

lebih berarti bagi manusia. Output adalah distribusi informasi yang sudah diproses ke anggota organisasi dimana ouput tersebut segera digunakan.

Informasi dalam hal ini juga membutuhkan umpan balik (feedback) yaitu ouput yang dikembalikan ke anggota organisasi yang berkepentingan untuk membantu mengevaluasi atau memperbaiki input (Husein dan Wibowo, 2000). Sistem memiliki arti luas yang dapat diartikan sebagai cara, sedangkan Informasi merupakan suatu data yang berguna yang diolah, sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat (Bodnar dan Hopwood, 2005).

Pada umumnya dikatakan bahwa informasi yang bernilai paling tinggi adalah informasi yang mengandung ketidakpastian paling rendah, akan tetapi informasi tidak dapat terbebas sama sekali dari unsur ketidakpastian. Menurut Loudon (1996) dalam Husein dan Wibowo (2000) dari sudut pandang bisnis, SI berbasis komputer adalah pemecahan masalah manajemen dan organisasi berlandaskan pada teknologi informasi untuk menghadapi tantangan dari lingkungan.

Sehingga sistem informasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa, biasanya para pemakai membentuk suatu entitas organisasi formal perusahaan/sub unit dibawahnya. Didalam sistem informasi terdapat pengendalian pengolahan informasi yang mencakup penyiapan suatu rencana induk untuk pengembangan sistem informasi.

Dapat dikatakan bahwa suatu entitas yang kuat secara ekonomis adalah entitas yang menguasai informasi. Dengan informasi tersebut, dapat mengambil keputusankeputusan yang objektif, sehingga hasilnya akan sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Kini dapat dikatakan bahwa pihak yang unggul dalam persaingan adalah pihak yang menguasai informasi. Dengan prinsip ini, semua pihak yang terlibat dalam persaingan akan berlomba untuk meningkatkan kemampuan sistem informasi.

(20)

2.2.10 Dasar-dasar Kuesioner

Sistem Informasi menurut DeLone and Mclean (2003) yang baik adalah yang lengkap tetapi sederhana. Model SI semacam ini disebut dengan model yang parsimony. Berdasarkan teori sistem informasi DeLone and Mclean, Model SI yang diusulkan ini merefleksi ketergantungan dari enam pengukuran kesuksesan sistem informasi. Keenam elemen atau faktor atau komponen atau pengukuran dari model ini adalah :

Dimensi Pengukur – pengukur

Kualitas Sistem (Quality System)

Akurasi Data (Data Accuracy) Kekinian Data (Data Currency) Isi-isi Basis Data (Database Contents) Kemudahan Penggunaan (Ease Of Use) Kemudahan Dipelajari (Ease Of Learning) Kenyamanan Akses (Convinience Of Access) Faktor Manusia (Human Factor)

Integrasi dari Sistem-sistem (Integration Of Sistems) Realisasi dari kebutuhan-kebutuhan pemakai (Realization Of User Requirements)

Kegunaan fitur-fitur dan fungsi-fungsi sistem (Userfulness Of Sistem Features and Functions) Akurasi Sistem (Sistem Accuracy)

Keluwesan Sistem (Sistem Flexibility) Keandalan Sistem (Sistem Reliability) Kecanggihan Sistem (Sistem Sophistication) Pemanfaatan Sumber-sumber Daya (Resources Utilization)

Waktu Respon (Response Time) Waktu Pembalikan (Turnaround Time)

Kualitas Informasi (Information Quality)

Kepentingan (Importance) Relevan (Relevance) Kegunaan (Usefulness)

Keinformatifan (Informativeness) Kegunaan (Usableness)

Kepahaman (Understandability) Keterbacaan (Readability) Kejelasan (Clarity)

Bentuk (Format) Wujud (Appearance) Isi (Content)

Akurasi (Accuracy) Presisi (Precision) Ketepatan (Conciseness) Keandalan (Reliability) Kekinian (Currency)

Ketepatwaktuan (Timeliness) Keunikan (Uniqueness)

Komparabilitas (Comparability)

(21)

Dimensi Pengukur – pengukur

Kekuantitasan (Quantitativeness)

Kebebasan dari bias (Freedom From Bias)

Penggunaan Informasi (Information Use)

Banyaknya penggunaan/ durasi penggunaan (Amount Of Use/ Duration Of Use)

Jumlah pencarian-pencarian (Number Of Inquiries) Lama Waktu Koneksi (Amount Of Connect Time) Jumlah Fungsi-fungsi Digunakan (Number Of Functions Used)

Jumlah Record Diakses (Number Of Records Accessed)

Frekuensi Dari Akses (Frequency Of Access)

Frekuensi Dari Laporan-laporan Diminta ( Frequency Of Reports Request)

Jumlah Laporan-laporan Dihasilkan (Number Of Reports Generated)

Pembebanan Penggunaan Sistem (Charges For Sistems Use)

Kerutinan Penggunaan (Regularity Of Use)

Digunakan Oleh Siapa? Penggunaan Langsung atau tidak? (Used By Whom? Direct vsChauffeured Of Use?)

Penggunaan Binary: Digunakan Lawan atau Tidak Digunakan (Binary Use: Use vs.Nonuse)

Kenyataan Lawan Penggunaan Dilaporkan (Actual vs. Reported Use)

Sifat dari Penggunaan: (Nature Of Use :)

1. Digunakan Untuk Maksud Dinginkan (Use For Intended Purpose)

2. Ketepatan Penggunaan (Appropriate Use) 3. Tipe Informasi (Type Of Information) 4. Maksud Penggunaan (Purpose Of Use)

Tingkat Penggunaan: Umum Lawan Spesifik (Levels Of Use:General vs. Specific)

Pengulangan Penggunaan (Recurring Use) Institusionalisasi/ Kerutinan Penggunaan (Institutionalization/ Routination Of Use) Laporan Penerimaan (Report Acceptance)

Persentase Penggunaan Lawan Kesempatan Untuk Menggunakan (Percentage Used vs. Opportunity For Use)

Kesukarelaan Penggunaan (Voluntariness Of Use) Motivasi Penggunaan (Motivation ToUse)

Kepuasan Pemakai (User Satisfaction)

Kepuasan dengan Kekhususan (Satisfaction With Specifics)

Kepuasann Menyeluruh (Overall Satisfaction) Pengukuran Item-Tunggal (Single-Item Measure) Pengukuran Item-Banyak (Multi-Item Measure) Kepuasan Informasi:Perbedaan Antara Informasi Dibutuhkan Dengan Yang Diterima (Information Satisfaction:Difference Between Information Needed And Received)

(22)

Dimensi Pengukur – pengukur Kesenangan (Enjoyment)

Kepuasan Perangkat Lunak (Software Satisfaction) Kepuasan Pengambilan-Keputusan (Decision-Making Satisfaction)

Dampak-dampak Individual (Individual

Impacts)

Pemahaman Informasi (Information Understanding) Pembelajaran (Learning)

Akurasi Interpretasi (Accurate Interpretation) Kesadaran Informasi (Information Awareness) Pengambilan Informasi (Information Recall) Identifikasi Masalah (Problem Identification) Efektivitas Keputusan (Decision Effectivreness) 1) Kualitas Keputusan (Decision Quality) 2) Peningkatan Analisis Keputusan (Improved Decision Analysis)

3) Kebenaran Keputusan (Correctness Of Decision) 4) Waktu Untuk Membuat Keputusan (Time To Make Decision)

5) Keyakinan Di Keputusan (Confidence In Decision) 6) Partisipasi-partisipasi Pengambilan Keputusan (Decision-Making Participations)

Peningkatan Produktivitas Individual (Improved Individual Productivity)

Perubahan di Keputusan (Change In Decision) Penyebab-penyebab tindakan Manajemen (Causes Management Action)

Kekuasaan atau pengaruh individual (Individual Power Or Influence)

Kinerja Tugas (Task Performance)

Kualitas Rencana-rencana (Quality Of Plans) Valuasi Personal dari SI (Personal Valuation Of IS) Kerelaan Untuk Membayar Informasi (Willingness To Pay For Information)

Dampak-Dampak Organisasi (Organization

Impacts)

Portofolio Aplikasi : (Application Portfolio : )

1. Jangkauan dan Lingkup Aplikasi-aplikasi (Range &

and Scope Of Applications)

2. Jumlah dari Aplikasi-aplikasi Kritikal (Number Of Critical Applications)

Pengurangan Biaya-biaya Operasi (Operating Costs Reduction)

Pengurangan Staff (Staff Reduction)

Keseluruhan Keuntungan-keuntungan Produktivitas (Overall Productivity Gains)

Peningkatan Pendapatan-pendapatan (Increased Revenues)

Peningkatan Penjualan-penjualan (Increased Sales) Peningkatan Pangsa Pasar (Increased Market Share)

Peningkatan Laba (Increased Profits)

Return Pada Investasi (Return Of Investment) Return Pada Aktiva-aktiva (Return Of Assets)

(23)

Dimensi Pengukur – pengukur

Rasio Pendapatan Bersih Terhadap Pengeluaran- pengeluaran Operasi (Ratio Of Net Income To Operating Expense)

Rasio Biaya/ Manfaat (Cost/ Benefit Ratio) Harga Saham (Stock Price)

Peningkatan Volume Pekerjaan (Increased Work Volume)

Kualitas Produk (Product Quality)

Kontribusi di Pencapaian Tujuan-tujuan (Contribution In Achieveing Goals)

Efektivitas Pelayanan (Service Effectiveness)

2.1 Tabel Pengukuran Kuesioner

Model kesuksesan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari dimensi-dimensi di model. Model ini tidak mengukur ke enam dimensi pengukuran kesuksesan sistem informasi secara independent tetapi mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya.

Pertimbangan proses berargumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari beberapa proses, yaitu satu proses mengikuti proses lainnya.

Suatu model proses mengusulkan bahwa suatu sistem informasi terdiri dari beberapa proses, yaitu sebagai berikut : 1). Suatu sistem informasi mula- mula dibuat berisi dengan banyak fitur, yang dapat memperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan kualitas informasinya 2). Pemakai-pemakai dan manajer-manajer mempunyai pengalaman dengan fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya,entah puas atau tidak puas dengan sistemnya atau produk informasinya 3). Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai dampak atau pengaruh (influence) di pemakai individual di dalam melakukan pekerjaannya, dan dampak-dampak individu ini secara kolektif akan berakibat pada dampak-dampak organisasional.

Berbeda dengan model proses, model kausal (Causal Model) atau disebut juga dengan model varian (Varience Model) berusaha untuk menjelaskan kovarian (covariance) dari elemen-elemen model untuk menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi dari elemen-elemen lainnya atau dengan kata lain untuk menentukan apakah terjadi hubungan kausal diantara mereka.

Gambar

Gambar 2.1 Contoh Event Table

Referensi

Dokumen terkait

Pada kasidah Hadrah seperti gambar diatas tentu mempunya banyak kesamaan seperti halnya, lirik atau puji-pujian dimainkan dengan duduk atau bersila, jenis kasidah

kan, merawat dan menga suh anak yang dem i kia n banyak, seh ingg. Gikap suami te rhadap program keluarga b e rencana ber- hubungan erat den gan tingkat umur me

Peran lembaga amil zakat sangat penting sekali, oleh sebab itu LAZISNU Kota Metro sebagai lambaga pengelolaan dan pendistribusian zakat, infak dan sedekah harus bisa

Daljnje poboljšanje u postupku dimenzioniranja lamelarnih taložnika vidim u modeliranju procesa padanja mulja s lamela, osiguravanja jednolikosti raspodjele

Tabel Hubungan antara Berat Bayi Lahir Rendah dengan Kematian Neonatal di Rumah Sakit PHC Surabaya 1 Januari sampai dengan. 31

Keberadaan perempuan dalam media periklanan telah menjadi terget kekuasaan dari pemilik modal, sehingga apa yang dikatakan oleh pengiklan mereka rela melakukannya

REHBERLİK VE ÖZEL EĞİTİM DERSİ İLE İLGİLİ ORTAK SORU.. Sınıfta sürekli olarak üzgün ve huzursuz görünen bir öğrenciye yardım etmek için öğretmenin

Informasi ketersediaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) merupakan aspek yang penting dalam pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan baik di tingkat Pusat,