2/15/2010
1
Hanif Santoso (3505 100 033)
S e m i n a r T u g a s A k h i r
2
Indonesia salah satu negara paling berpotensi
bencana. Baik disebabkan faktor alam mapun non alam (kecelakaan akibat kegagalan teknologi dan ulah manusia).
Kabupaten Situbondo termasuk daerah potensi bencana banjir yang menyebabkan kerugian jiwa dan materi dalam jumlah besar.
Teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG) memberikan kontribusi strategis untuk
menyajikan informasi fundamental dalam kajian
resiko bencana.
2/15/2010
3
Wilayah studi adalah daerah sepanjang jalur DAS Sampean, Kabupaten Situbondo.
Peta yang digunakan adalah peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) tahun 1999 dengan skala 1 : 25.000 terbitan Bakosurtanal.
Citra yang digunakan adalah citra satelit Spot 5 tahun 2008.
Hasil penelitian adalah peta jalur
evakuasi bencana banjir.
4
Untuk membuat peta jalur evakuasi
bencana banjir, sehingga dapat diperoleh informasi jalur evakuasi yang tercepat menuju daerah aman.
Penduduk di sekitar DAS Sampean dapat mencapai jalur tercepat menuju zona aman sebagai upaya antisipasi maupun meminimalisir korban saat terjadi
bencana banjir.
2/15/2010
5
Lokasi
Empat kecamatan yang berada di sepanjang DAS Sampean:
1. Kec. Situbondo 2. Kec. Panarukan 3. Kec. Kendit 4. Kec. Panji
K a b . S i t u b o n d o
6
Data & Peralatan
•
Data:
1. Citra satelit Spot 5 tahun 2008.
Penggunaan data untuk menghasilkan informasi tata guna lahan, jaringan jalan, jaringan DAS.
2. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) tahun 1999 skala 1 : 25.000 terbitan BAKOSURTANAL yang digunakan sebagai data acuan dalam koreksi geometrik dan referensi dalam pembuatan kontur.
3. Data DEM (digitasi dari titik tinggi pada peta RBI).
4. Data histori banjir.
•
Peralatan:
Perangkat Keras (Hardware) 1. PC Pentium IV, memori RAM
1 Gb, Hard Disk 160 Gb 2. Printer Epson C90
3. Kamera Canon EOS Kiss N 4. GPS handheld Garmin eTrex 5. Scanner
Perangkat Lunak (Software) 1. Sistem Operasi Windows XP 2. Autodesk Land Desktop 2004 3. ER Mapper 7.0
4. ArcGIS 9.2
5. Corel DRAW Graphics Suite 12
6. Microsoft Word 2007 7. Microsoft Excel 2007
2/15/2010
7
Metodologi Tahap Penelitian
Penyusunan Laporan Analisa
Pengolahan Data
Studi Literatur
Identifikasi Masalah
8
Metodologi Tahap Pengolahan Data
2/15/2010
9
Pengolahan citra:
• mozaiking
10
• Jaring titik kontrol (SoF)
Jumlah Titik : 20 titik Jumlah Baseline : 42 baseline N ukuran = Baseline x 3
= 42 x 3 = 126 N Parameter = Titik x 3
= 20 x 3 = 60
U = N ukuran – N Parameter
= 126 – 60 = 66 Besar SoF = trace {( [A] x [A]T)-1}
U
= 0, 00018
2/15/2010
11
• Koreksi Geometrik
• Nilai rata-rata RMSerrorsebesar 0.032
• Pergeseran rata-rata setelah dilakukan rektifikasi adalah sebesar 0.032 x 10 m
= 0.32 meter/32 cm.
• Nilai ini memenuhi batas toleransi yang disyaratkan untuk koreksi
geometrik citra SPOT 5 dengan resolusi 10 m, toleransi kesalahan yang
diperbolehkan adalah maksimal 1 piksel (10 m).
GCP Koordinat Citra Koordinat UTM RMS
X Y X Y
1. 2343.70 21149. 8 825525.28E 9143648.62N 0.71 2. 1964.02 1851.30 829580.94E 9144322.55N 0.47 3. 2269.34 1775.85 827341.28E 9144516.16N 0.73 4. 1713.49 1254.96 828952.77E 9145824.34N 0.63 5. 2315.87 1425.66 826454.56E 9145395.85N 0.72 6. 1916.62 785.76 827457.48E 9147011.57N 0.84 7. 2823.35 1358.50 821718.13E 9145567.84N 0.39 8. 2403.66 850.19 820670.01E 9146847.16N 0.69 9. 2118.55 1028.39 829960.99E 9146400.17N 0.66 10. 2772.92 1761.89 821595.32E 9144553.13N 0.67 11. 2249.64 1339.77 825024.46E 9147878.76N 0.75 12. 2895.90 1697.52 826625.02E 9146963.80N 0.61 13. 2119.27 1963.04 824668.05E 9146329.69N 0.99 14. 2821.72 2269.23 826415.56E 9145547.54N 0.93 15. 1589.22 1442.27 823365.45E 9147645.37N 0.69 16. 2258.82 2563.98 824991.74E 9144831.10N 0.66 17. 1613.81 2053.95 823398.50E 9146126.82N 0.97 18. 2902.09 1097.32 826669.25E 9148456.14N 0.29 19. 2288.58 884.37 825141.75E 9149008.46N 0.26 20. 1794.98 1129.07 823891.09E 9148417.84N 0.97
12
No. Jenis Tutupan Lahan Area (Ha) Area (%)
1. Sawah 1217.74 37.43
2. Lahan Terbuka 74.67 2.30
3. Tegalan 628.66 19.32
4. Tambak 392.25 12.05
5. Permukiman 492.12 15.12
6. Bukit 448.01 13.77
Total 3253.45 100
Klasifikasi Citra
Peta tutupan lahan diklasifikasi menjadi 6 kelas:
a. Sawah
b. Lahan Terbuka c. Tegalan d. Tambak e. Permukiman f. Bukit
2/15/2010
13
Pembuatan DEM
o Pembuatan DEM ini merupakan hasil penurunan dari data kontur peta RBI skala 1:25.000 yang didapat dengan memasukkan sejumlah titik tinggi yang tersebar di daerah studi.
o Berdasarkan peta RBI skala 1 : 25.000, maka didapatkan kontur yang memiliki interval 10 meter.
KONTUR
14
o Kontur dikonversikan menjadi jaringan-jaringan segitiga yang dikenal dengan Triangulated Irregular Network (TIN).
o Hasil TIN ini dibuat menjadi sebuah pemodelan yang dikenal dengan DEM.
o DEM tersebut memiliki ketinggian mulai dari 0-243 m. DEM diklasifikasi menjadi 9 kelas dengan interval 27 m.
TIN
2/15/2010
15
Analisa Pemodelan Banjir
o Parameter yang diperhatikan adalah nilai elevasi, kerapatan vegetasi, kondisi kepadatan bangunan, dan data histori banjir (bersumber dari Bappeda dan penduduk setempat).
o Dalam menentukan pembagian zona dibedakan berdasarkan kedua sungai yang mengalirkan air bah yaitu Sungai Sampean dan Sungai Pagedungan.
o Jarak limpasan banjir 750 meter tegak lurus dari kedua sungai tersebut.
16
Penentuan Titik Evakuasi
o Penentuan tempat evakuasi banjir ini dibedakan menurut kecamatan. Sedikitnya terdapat empat kecamatan yang terkena limpasan air bah yaitu, Kecamatan Panarukan, Kecamatan Situbondo, Kecamatan Kendit, dan Kecamatan Panji.
o Pemilihan titik evakuasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya:
a. Titik evakuasi minimal berada di zona 2 yaitu, berjarak 750-1500 meter tegak lurus dari sungai.
b. Titik evakuasi yang dipilih merupakan lahan terbuka seperti lapangan, tegalan, dan area persawahan kering.
c. Titik evakuasi bukan berada di daerah permukiman padat.
d. Penempatan titik evakuasi disesuaikan dengan sebaran area permukiman.
e. Titik evakuasi berada pada daerah yang memiliki ketinggian melebihi ketinggian rata- rata daerah aliran sungai yang melintasinya.
2/15/2010
17
Pembuatan Jalur Evakuasi
o Dalam proses pembuatannya terdapat beberapa faktor pertimbangan pemilihan jalur evakuasi. Faktor-faktor pertimbangan itu antara lain:
a. Jalur evakuasi dirancang menjauhi garis pantai dan menjauhi aliran sungai.
b. Jalur evakuasi diusahakan tidak melintangi sungai atau jembatan.
c. Untuk daerah permukiman padat dirancang jalur evakuasi berupa sistem blok.
Dengan begitu pergerakan massa setiap blok tidak tercampur dengan blok lainnya untuk menghindari kemacetan.
d. Jalur yang dipilih merupakan jenis jalan nasional, jalan propinsi, dan jalan kabupaten.
Hal ini untuk memudahkan proses evakuasi.
18
No. Titik Awal Titik Evakuasi Jarak Waktu
Tempuh
1. Pasir Klatakan Gundil 2.93 Km 4.2 menit
2. Krajan Utara Semekan Selatan 1.33 Km 1.8 menit
3. Krajan Kelompangan 1.32 Km 1.8 menit
4. Karanganyar Kelompangan 1.57 Km 2.3 menit
5. Pesisir Selatan Kotabedah 4.17 Km 6 menit
6. Bukkolan Paowanindah 3.57 Km 4.8 menit
7. Baratkebon Kotabedah Timur 2.48 Km 3.6 menit
8. Sumberkolak Perumahan Panorama Indah 3.84 Km 5.4 menit 9. Pareyaan Perumahan Panorama Indah 2.25 Km 3 menit 10. Karang Asem Stadion Abdurrachman Saleh 2.02 Km 3 menit 11. Plaosan Stadion Abdurrachman Saleh 0.75 Km 0.6 menit 12. Dambantongan SMAN 2 Situbondo 1.95 Km 2.4 menit
13. Kampungbaru SMAN 2 Situbondo 1.87 Km 2.4 menit
14. Mimbaan Utara Olehan Tengah 2.05 Km 3 menit
15. Kotakan Utara Kotakan Tengah 1.52 Km 1.8 menit
16. Kotakan Kotakan Tengah 1.30 Km 1.8 menit
17. Kotakan Selatan Kotakan Cangkring 0.70 Km 0.6 menit
18. Kampungbaru Mimbaan Tengah 2.19 Km 3 menit
19. Capore Mimbaan Tengah 1.42 Km 1.8 menit
20. Mimbaan Barat Mimbaan Timur 2.91 Km 4.2 menit
Waktu Tempuh Jalur Evakuasi
o Rata-rata waktu tempuh jalur evakuasi menuju titik aman adalah 2.87 menit/ 3 menit.
2/15/2010
19
Kesimpulan:
• Identifikasi penutup lahan untuk menentukan jaringan jalan dan informasi lainnya yang diperoleh dari citra SPOT 5 dapat diintegrasikan dengan data histori banjir, sehingga dihasilkan informasi hazard. Serta dapat digunakan dalam pembuatan peta jalur evakuasi banjir.
• Titik rawan yang dipilih merupakan titik yang terdekat dekat Sungai Sampean dan Sungai Pagedungan yaitu, titik yang berjarak 0-750 meter tegak lurus dari kedua sungai tersebut.
Kebanyakan titik rawan berada di Kecamatan Panarukan dan Kecamatan Situbondo.
• Terdapat 14 titik evakuasi yang tersebar di empat kecamatan sepanjang sungai yang mengalirkan air bah (Sungai Sampean dan Sungai Pagedungan).
• Sebagian besar titik evakuasi berupa area persawahaan dan tegalan. Hal ini dikarenakan memang sebagian besar tutupan lahan di Kabupaten Situbondo didominasi oleh persawahaan.
• Jalur evakuasi yang dapat ditempuh menuju tempat titik evakuasi sebanyak 20 jalur yang juga tersebar di lima kecamatan.
20
Saran:
• Untuk mendapatkan permodelan banjir yang lebih akurat sebaiknya menggunakan data elevasi yang bersumber dari SRTM (Shuttle Radar Topographic Mission).
• Dalam setiap jalur evakuasi diberikan rambu-rambu evakuasi untuk menuju tempat aman serta diadakan sosialisasi secara menyeluruh.
• Pemerintah melalui instansi terkait memberlakukan sistem peringatan dini terhadap bencana banjir. Agar proses evakuasi menuju titik aman dapat berjalan dengan lancar.
2/15/2010
21