• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. TINJAUAN PUSTAKA. 7 Universtas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. TINJAUAN PUSTAKA. 7 Universtas Kristen Petra"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Café

2.1.1. Pengertian Café

Kafe dari ( Bahasa Perancis : café ) secara harafiah adalah ( minuman ) kopi, tetapi kemudian menjadi tempat untuk minum – minum yang bukan hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya termasuk minuman yang beralkohol rendah. Di Indonesia, kafe berarti semacam tempat sederhana, tetapi cukup menarik untuk makan makanan ringan. Dengan ini kafe berbeda dengan warung. (Wikipedia : kafe)

Istilah café paling umum dijumpai di negara Perancis yang kemudian diadopsi oleh kota – kota di Inggris pada akhir abad ke – 19. Istilah kafe ( café ) berasal dari kata coffee yang berarti kopi. Menurut berbagai sumber sejarah, kemunculan café di Eropa untuk pertama kalinya d itandai sebagai awal munculnya kesadaran kaum terpelajar. Café dijadikan tempat berdiskusi tentang berbagai macam hal, seperti sastra, budaya, politik, tugas sekolah. Untuk itu setiap perancangan café harus menghadirkan suasana akrab yang tercipta dari hasil perancangan dari pertimbangan apakah café ini memungkinkan terjadinya interaksi social yang diharapkan.

Menurut Soekresno (15) sejarah restoran dimulai pada 1200 BC ketika suatu suku bangsa di Denmark menggunakan sebuah dapur berukuran besar untuk memasak dan menyiapkan hidangan bagi sekelompok orang guna menikmati hidangan secara bersama – sama.

Pada dasarnya kafe itu sendiri mempunyai arti harafiah ( Soekresno 58 ):  Restoran dalam tipe ukuran kecil yang melayani atau menjual makanan ringan

dan minuman, kafe biasanya digunakan orang untuk rileks ( sumber : Dictionary of English Language and Culture, Longman )

 Jam buka kafe secara umum dimulai dari pagi sampai malam ( 10.00 – 22.00 ) atau ada pula kafe yang dibuka mulai dari sore hari ( 18.00 – 02.00 )

 Tempat yang biasanya dipakai untuk membuka kafe adalah rumah yang didekorasi dan ditata dengan baik, dan terkadang shopping mall atau sebuah

(2)

pusat belanja juga unutk sebuah kafe. Tempat seperti ini biasanya lebih ramai disbanding dengan restoran karena banyak tamu yang keluar masuk. Harganya pun terjangkau.

2.1.2. Sejarah Terbentuknya Café

Kata kafe berasal dari Bahasa Perancis yaitu café yang berarti coffee dalam Bahasa Indonesia kopi atau coffeehouse dalam Bahasa Indonesia kedai kopi, istilah ini muncul pada abad ke 18 di Inggris. Kopi pertama kali masuk ke Eropa pada tahun 1669 ketika utusan sultan Mohammed IV berkunjung ke Paris, Perancis, dengan membawa berkarung – karung biji misterius yang ketika utusan Sultan meninggalkan Paris pada bulan Mei tahun berikutnya, kebiasaan menikmati kopi yang dikenalkannya pada kaum bangsawan Paris telah menjadi mode baru yang kemudian di tahun 1672 seorang pengusaha muda asal Armenia, yang dikenal dengan nama Pascal menjual secara umum, pertama – tama di sebuah pameran besar di Saint Germain dan kemudian di sebuah toko kecil yang berlokasi di Quai de Evole, dimana ia menjual kopi dengan harga dua sol, enam dernier ( sekitar dua penny Inggris ) satu cangkir.

Jean de la Rogue yang berperan penting dalam sejarah kopi di Perancis, ia menulis bahwa ketika tahun 1714 ia berjalan bergegas menuju jalan besar kea rah Jardin des Plants, dimana hampir tidak ada satu kota pun yang tidak memiliki kedai kopi / kafe. Penyerbaran kafe / coffee house di Eropa ini terjadi melalui jalur perdangan, ke wilayan Italia yang dikenal dengan sebutan caffe yang hanya berbeda penulisan saja. Lalu pada tahun 1839 muncul kata cafeteria dalam Bahasa English American yang berasal dari Bahasa Mexican Spanish untuk menyebutkan sebuah kedai kopi.

Pada awalnya kafe hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi sesuai dengan perkembangan jaman, kafe telah memiliki banyak konsep, diantaranya sebagai tempat menikmati hidangan / dinner nantinya dikenal dengan nama coffee.

(3)

2.1.3. Persyaratan Café

Cafe memiliki sebuah prinsip yang menyangkut persyaratan, yaitu persyaratan mengenai kenikmatan manusia yang dititikberatkan pada kebutuhan ruang gerak atau individu. Kebutuhan ruang gerak bagi individu adalah 1,4 – 1,7 m2. Desain mebel, dalam perancangan desain interior sebuah café dapat mempengaruhi seorang pengunjung untuk berlama – lama duduk ataupun datang, makan lalu pergi. Standar dudukan kursi adalah 40 x 40 cm, tetapi sebaiknya dibuat 45 x 45 cm agar pengunjung merasa lebih nyaman untuk duduk atau bersantai berlama – lama.

2.1.4. Tipe – tipe restoran :

a. Table ‘D’ hote restoran adalah suatu restoran yang khusus menjual makanan menu table ‘D’ hote, yaitu suatu susunan menu yang lengkap ( dari hidangan sampai dengan hidangan penutup ) dan tertentu, dengan harga yang telah ditentukan pada.

b. Coffe shop atau Brasserie adalah suatu restoran yang pada umumnya berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu biasa mendapatkan makan pagi, makan siang dan makan malam secara cepat dengan harga yang relative murah, kadang – kadang penyajiannya dilakukan dengan cara prasmanan.

c. Cafeteria atau café adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan kue – kue, roti isi, kopi, dan the.

d. Canteen adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, atau sekolah. e. Dining room, terdapat di hotel kecil ( motel ), merupakan tempat yang tidak

lebih ekonomis dari pada tempat makanan biasa. Dining room pada dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel itu, namun juga terbuka bagi para tamu dari luar.

f. Inn travern adalah restoran dengan harga murah yang dikelola oleh perorangan di tepi kota

g. Speciality restaurant adalah restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya. Restoran semacam ini menyediakan masakan cina, jepang, india, italia, dan sebagainya.

(4)

Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tata cara negara tempat asal makanan special tersebut.

h. Family type restaurant adalah suatu restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman dengan harga yang tidak mahal, terutama disediakan untuk tamu – tamu keluarga maupun rombongan.

( Masrum , 1994 )

2.1.5. Teori Pelayanan Café

Menurut buku Restaurant Planning and Design sistem pelayanan pada sebuah café ada bermacam – macam, antara lain :

a. Self service

Yaitu sistem pelayanan dimana pengunjung melakukan pelayanan untuk dirinya sendiri. Cara ini berkesan familiar karena pengunjung datang mengambil makanan dan minuman yang mereka inginkan, kemudian menuju ke kasir untuk membayar. Setelah itu mereka dapat duduk di tempat yang telah disediakan.

b. Waiter or waitress to tables

Yaitu sistem pelayanan dimana pengunjung yang datang dan duduk ditempat yang telah disediakan dilayani oleh pramusaji. Cara ini berkesan lebih formal karena pramusaji melayani mulai dari pencatatan menu hingga mengantarkan bon pembayaran kepada pengunjung.

c. Counter service

Yaitu sistem pelayanan dimana terdapat area khusus untuk display makanan yang ada dan biasanya digunakan untuk pelayanan yang cepat. Cara ini berkesan tidak formal.

d. Automatic vending

Yaitu sistem pelayanan yang menggunakan mesin otomatis. Pengunjung memasukan koin lalu mesin mengeluarkan makanan yang dipesan.

(5)

2.1.6. Elemen Pembentuk Ruang pada Cafe

Macam – macam elemen yang membentuk sebuah ruang dalam café : a. Lantai

Lantai merupakan sebuah bidang datar yang dapat menunjang fungsi atau kegiatan yang terjadi didalam ruangan, dapat juga memberikan serta menjelaskan sifat ruang, misalnya dengan memberikan permainan pada permukaan lantai. Lantai harus daya tahan yang kuat terhadap beban, kelembapan, dan perembesan air karena apabila lantai bocor, hal tersebut dapat mengakibatkan ruang / dinding menjadi lembab.

Lantai yang berada pada sebuah kafe haruslah fungsional dan dekoratif. Pemilihan material lantai juga sangat menentukan dalam hal cara pembersihan serta perawatannya. Penampilan adalah sebuah kebutuhan yang utama pada sebuah café, dimana dengan begitu dapat menggambarkan sebuah kenyamanan, ketenangan, dan kehangata. Dalam situasi ini kebersihan menjadi pertimbangan kedua. (Fred 40) b. Dinding

Ciri – ciri dinding yang sesuai dengan café :

 Dinding diberi bahan yang dapat menyerap suara atau pengedap suara, dimana hal ini bertujuan agar suara atau kebisingan yang keras dapat teratasi.

 Dinding harus bersifat mudah untuk dibersihkan dan tahan terhadap pemakaian bahan sobekan.

 Dinding juga merupakan pola yang dapat diolah sebagai focal point, sumber pencahayaan, dan interaksi dengan dunia luar.

c. Plafon

Plafon merupakan bagian dari interior atau bangunan. Meskipun prinsip atau fungsi umum dari plafon tetap dipertahankan, pada jaman sekarang plafon sering mengalami perubahan fungsi dan bentuk. Dengan adanya perkembangan teknologi yang maju dapat memberi kesan ruang yang baik pula. Kuantitas cahaya yang sesuai dengan kebutuhan manusia perlu diperhatikan agar diperoleh sistem pencahayaan yang baik. .

(6)

2.1.7. Sirkulasi dan Penataan Fasilitas Makanan 2.1.7.1. Sirkulasi Ruang

a. Sirkulasi Melewati Ruang

Sirkulasi pergerakan atau ruang lingkup gerak yang berfungsi sebagai penghubung ruang satu dengan ruang lainnya. Kesatuan tiap – tiap ruang dipertahankan. Konfigurasi jalan pada ruang tersebut bersifat fleksibel. Ruang – ruang perantara dapat dipergunakan, dan berfungsi untuk menghubungkan jalan dengan ruangannya.

Gambar 2.1. Pola sirkulasi melewati ruang

Sumber : https://helena-hapsari.blogspot.com/2010/02/sirkulasi-adalah-elemen-yang-sangat.html

b. Sirkulasi Menembus Ruang

Sirkulasi pergerakan atau ruang lingkup gerak yang berfungsi sebagai penghubung ruang satu dengan ruang lainnya melalui atau menembus ruangan yang lain. Jalanan pada ruang tersebut dapat menembus sebuah ruangan yang menurut pada sumbunya atau sepanjang sisinya. Pada sirkulasi tersebut, memotong sebuah ruang, suatu jalan dapat menimbulkan pola – pola istirahat dan gerak di dalamnya.

Gambar 2.2. Pola sirkulasi menembus ruang

Sumber : https://helena-hapsari.blogspot.com/2010/02/sirkulasi-adalah-elemen-yang-sangat.html

(7)

c. Sirkulasi Berakhir Dalam Ruang

Sirkulasi tersebut merupakan suatu pergerakan atau ruang lingkup gerak yang berfungsi sebagai pemfokus akses penghubung ruang yang dianggap penting dan berakhir pada suatu ruang. Pada sirkulasi ini, lokasi ruang menjadi penentu jalan pada ruang tersebut. Hubungan jalan pada ruangan ini digunakan untuk pendekatan dan jalan – jalan masuk ruang – ruang.

Gambar 2.3. Pola sirkulasi berakhir dalam ruang

Sumber : https://helena-hapsari.blogspot.com/2010/02/sirkulasi-adalah-elemen-yang-sangat.html

2.1.7.2. Jenis – jenis sirkulasi ruang, antara lain : a. Sequential Circulation ( linier )

Sirkulasi yang terbentuk berdasarkan ruang yang telah dilalui dan pengunjung diarahkan ke satu tujuan dengan satu jalan, pengunjung diharuskan melewati jalan tersebut.

Gambar 2.4. Squential circulation Sumber : Ilustrasi 2000

b. Random Circulation

Sirkulasi dimana pengunjung dapat memilih jalan yang mereka inginkan. Pengunjung bergerak bebas untuk menuju tempat yang diinginkan tanpa ada batasan – batasan dinding pemisah.

(8)

Gambar 2.5. Random circulation Sumber : Ilustrasi 2000 c. Radial Circulation

Pada sirkulasi ini, para pengunjung tidak diarahkan untuk menuju ke suatu tempat.

Gambar 2.6. Radial circulation Sumber : Ilustrasi 2000

2.1.7.3. Teori tentang sirkulasi cafe

Teori menurut successful restaurant planning tentang sirkulasi dalam café, antara lain :

a. Sirkulasi antara pengunjung dan karyawan tidak boleh terjadi bersilangan. Bersilangan ialah jika sirkulasi antara pelayan dan pengunjung saling bertemu tanpa adanya sirkulasi alternatif yang lainnya, sehingga bias terjadi peristiwa saling menunggu atau bertabrakan antar pengguna. Pelayan sebaiknya mempunyai sirkulasi sendiri sehingga ketika sekali melayani suatu tempat dapat sekaligus melayani tempat – tempat yang lain.

b. Sirkulasi dalam kafe dapat dilewati pengunjung, kereta makanan, dan pelayan ketika melayani. Kebutuhan akan meja dan tempat duduk yang ideal untuk aktifitas maknaan dan minuman di area makanan.

(9)

2.1.8. Organisasi Ruang pada Café

Dalam perencanaan desain interior, ada hal – hal yang perlu diperhatikan oleh seorang perancang dimana, salah satunya ada organisasi ruang pada café. Dimana setiap bagian ruang harus dapat menampilkan konsep ruang masing – masing yang digunakan. Pada fasilitas makan umunya terbagi menjadi 2 bagian area, yaitu : a. The Front Of The House ( area bagian depan, yang langsung berhubungan

dengan pengunjung ), meliputi :

 Entry and Waiting Areas

Pintu masuk merupakan area transisi dari area luar dan area dalam sehingga desain pada pintu masuk akan membentuk kesan pertama pengunjung ketika memasuki ruang. Area tunggu umumnya digunakan untuk mengatasi keramaian pada pintu masuk.

 Dining Areas

Konsep desain pada area makan harus terlihat dengan jelas mulai dari penataan, jumlah kapasitas, bentuk, dan kombinasi tempat duduk yang digunakan

 Restrooms

Pada fasilitas makan harus terdiri atas kamar mandi pengunjung dan kamar mandi untuk karyawan. Ukuran kapasitas kamar mandi tergantung pada jumlah kapasitas tempat duduk pada area makan. Kamar mandi dapat diletakkan di bagian depat dekat area masuk maupun pada area belakang. Standar dimensi area yang dibutuhkan pada publik restroom berkisar 2 m2 dengan fasilitas WC dan wastafel.

b. The Back Of The House ( Area bagian belakang yang tidak langsung berhubungan dengan pengunjung atau area operasional ), meliputi :

 Kitchen

Umunya kitchen terbagi atas 3 area, yaitu pre-preparation area tempat mencuci dan menyiapkan bahan makanan ), cold-food preparation ( tempat membuat makanan dingin, seperti dessert atau appetizer ), hot-food preparation ( makanan berat yang membutuhkan proses memasak ), dan area cuci ( tempat mencuci peralatan makan ). Material – material interior yang digunakan pada

(10)

kitchen biasanya berbahan stainless steel, keramik , atau fiberglass yang mudah dibersihkan. Penggunaan lampu fluorescent sangat baik digunakan untuk aktivitas kerja di kitchen.

 Receiving Area

Receiving area merupakan tempat penerimaan bahan – bahan makanan, dimana umumnya terhubung dengan loading dock area.

 Warewashing Area

Merupakan tempat mencuci perlatan makan kotor dan peraltan masak yang telah digunakan. Pada area ini dibutuhkan area untuk meletakkan peralatan yang telah dicuci.

 Food Storage Area

Storage area terbagi menjadi 3 jenis penyimpanan, yaitu dry, refrigerated, and frozen. Dry storage digunakan untuk menyimpan peralatan umum, seperti kain lap, seragam karyawan. Refrigerated storage digunakan untuk menyimpan bahan – bahan makanan.

 Office

Office umumnya digunakan oleh owner, manager, dan chef untuk melakukan pekerjaannya dan sebagai tempat penyimpanan berkas. Biasanya office terletak di area bagian belakang yang jauh dari area public.

2.1.9. Pencahayaan kafe

Standarisasi pencahayaan dalam kafe, antara lain : ( John F. Pile ).

a. Pencahayaan yang terlalu terang atau kurang dapat mengakibatkan mata menjadi sakit. Hal ini berkaitan dengan waktu penggunaan yang cukup lama. b. Pencahayaan yang terlalu tajam menyebabkan makanan terlihat tidak nikmat

untuk dimakan. Pencahayaan yang kurang tepat dapat mengubah warna makanan menjadi kurang memancing selera pengunjung untuk menyantapnya. c. Pencahayaan yang seragam membuat atmosfer terasa membosankan.

d. Pencahayaan mencerminkan tingkat harga kualitas dan kecepatan pelayanan. e. Untuk tingkat aktivitas yang tinggi seperti di dapur, gudang, dan kasir

(11)

2.1.10. Material yang digunakan di dalam kafe

Material – material yang digunakan di dalam kafe, guna untuk mendukung konsep yang digunakan dalam interior kafe tersebut :

a. Kayu Jati

Kayu jati merupakan kayu premium yang berasal dari hutan tropis di Asia Tenggara sehingga banyak digunakan oleh penggiat hobi kayu atau pengrajin kayu baik untuk produk interior – dalam ruangan ataupun eksterior – luar ruangan.

Macam – macam karakter dari kayu jati :

 Karakter kayu jati memiliki lapisan minyak pada galih kayunya yang tahan air, yang membuat kayu jati tampak selalu bersinar dan tahan dalam rentang waktu yang lama.

 Berwarna cokelat kemerahan, bila terkena sinar matahari berubah menjadi warna cokelat muda.

 Anti bakteri, tidak mudah lapuk.  Perawatan mudah.

 Serat kayu jati tebal, sehingga memudahkan pengerjaan dalam pembuatan furniture.

 Tahan terhadap benturan. b. Kayu mahoni

Kayu mahoni dalam wujud utuh atau gelondongan harganya lebih murah jika dibandingkan dengan harga dari kayu jati. Harga yang nantinya dihasilkan dari olahan akhir kayu mahoni ketika sudah menjadi sebuah furniture akan menjadi lebih mahal disbanding dengan kayu jati.

Kayu mahoni memiliki karakter sendiri, seperti :  Memiliki serat dan pori – pori halus.

 Kayu mahoni memiliki warna merah kecoklatan. c. Beton

Beton merupakan sebuah bahan bangunan yang terbuat dari campuran aggregate dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari sebuah beton adalah beton semen. Bahan dasar ini digunakan dalam sebuah interior tanpa difinishing dengan tujuan menciptakan kesan alam dan industrial dalam interior.

(12)

 Beton memiliki harga murah yang bisa dimanfaatkan untuk menahan beban tekan.

Klasifikasi Material Interior Terdiri Atas : a. Material Alami

Material yang terbuat dari bahayn yang didapat dari alam dan digunakan dalam bidang konstruksi sebagaimana adanya di alam. Pengolahannya hanya mengalami pemotongan dan pembentukkan saja. Terdapat dua penglompokan material alami, yaitu hayati dan non hayati. Hayati adalah bahan yang berasal dari alam yang hidup, contohnya kayu, bamboo, rotan, dan lain – lain. Non – hayati adalah bahan yang berasal dari alam yang tidak hidup, contohnya batu, pasir, dan lain – lainnya. b. Alami Olahan

Material alam – alami adalah bahan yang sebelum digunakan di bidang konstruksi mengalami pengolahan terlebih dahulu sehingga berubah bentuk, sifat, ukuran tidak seperti adanya di alam. Contohnya seperti plywood, gypsum board, keramik, metal, tekstil, anyam dan lain – lain.

c. Material Sintetis

Material sintetis adalah bahan yang awalnya tidak ada di alam lalu dibuat bahan baru dengan teknologi proses kimia. Contohnya adalah kaca, karet, polimer ( plastic ), thermoset plastic ( thermohardening ), alkyde, melamines, epoxies, phenolics, polyester, ureas, elastomers, dan untuk thermoplastik, akrilik, polyethylene, polypropelen, polystyrene / Copalymers, PVC ( polyvinyl clorine ).

( Subkiman 15 )

2.2. Antropometri café

Berikut adalah gambar dari human dimension, ada beberapa standar ukuran untuk membuat sebuah desain didalam café :

(13)

Gambar 2.7. Ukuran standar dalam kafe

Sumber : https://dedylondong.blogspot.com/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html

Gambar 2.8. Ukuran standard dalam kafe

Sumber : https://dedylondong.blogspot.com/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html

(14)

Gambar 2.9. Ukuran standard dalam kafe

Sumber : https://dedylondong.blogspot.com/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html

Gambar 2.10. Ukuran standard dalam kafe

Sumber : https://dedylondong.blogspot.com/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html

(15)

Gambar 2.11. Ukuran standard dalam kafe

Sumber : https://dedylondong.blogspot.com/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html

Gambar 2.12. Ukuran standard dalam kafe

Sumber : https://dedylondong.blogspot.com/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html

(16)

Gambar 2.13. Ukuran standard dalam kafe

Sumber : https://dedylondong.blogspot.com/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html

Gambar 2.14. Ukuran standard dalam kafe

Sumber : https://dedylondong.blogspot.com/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html

Gambar 2.15. Ukuran standard dalam kafe

Sumber : https://dedylondong.blogspot.com/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html

(17)

Gambar 2.16. Ukuran standard dalam kafe

Sumber : https://dedylondong.blogspot.com/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html

2.3. Gaya Desain Café 2.3.1. Natural Café Style

Konsep desain interior alami sangat mirip dengan gagasan transterior, berusaha menghilangkan sekat antara eksterior dengan interior, terutama dengan menggunakan teknik pendingin pasif untuk menciptakan suasana ruang yang santai dan sehat. ( https://interiordesign.id/ , 20 desember 2018 )

Gaya interior natural ini lebih ke arah mempersatukan desain yang berada didalam ruang dengan suasana alam. Konsep tersebut lebih menonjolkan karakteristik dari bahan bangunan yang diterapkan pada interior. Ditonjolkan warna hijau, karena warna hijau memberikan suasana yang tenang, sejuk, santai, segar, dan menyatu dengan alam. Disisi lain dengan menonjolkan warna hijau, konsep ini juga bisa diwujudkan dengan menonjolkan pada bagian material – material elemen interior atau pada perabot – perabot yang berada di dalam ruang tersebut.

Penggunaan material – material yang menyatu dengan alam seperti kayu, semen yang di unfinished, dan lain – lain. Menyatu dengan alam disini dimaksudkan adalah pada interior nantinya selain dari segi perabot dan finisihing yang dominan hijau, akan ditambahkan dengan tumbuhan – tumbuhan hias maupun hidup dan peneduh, seperti papan kayu sehingga memperkuat kesan natural.

(18)

2.3.2. Ciri – ciri Interior Alam

Ciri ciri yang menandakan interior yang berkonsep alam : a. Warna

Gordon ( 1995 ) menyatakan bahwa warna yang tercipta berkat adanya cahaya merupakan bentuk energi yang dapat mempengaruhi pikiran ( mood ) dan emosi. Dalam desain grafis, warna mempunyai peran yang sangat penting, karena mempunyai nilai Bahasa karakter ( language character ) dan efek psikologis terhadap yang melihatnya dan dapat memberikan makna dan kesan tertentu. b. Material

Material yang bersifat natural seperti kayu, batu, bambu, dan vegetasi dapat menghasilkan efek psikologis yang mempengaruhi indera manusia seperti penglihatan dan peraba.

2.4. Bentuk Ruang

Macam – macam bentuk interior ruang : a. Tertutup

Bentuk ruang tertutup ini membentuk koridor yang berkaitan dengan ruang – nraung yang dihubungkan melalui pintu – pintu masuk pada bidang dinding.

Gambar 2.17. Bentuk Ruang Tertutup

Sumber : Sumber : https://dedylondong.blogspot.com/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html

b. Terbuka Pada Satu

Bentuk ruang ini berfungsi untuk memberikan kontinuitas visual atau ruang dengan ruang – ruang yang dihubungkan.

(19)

Gambar 2.18. Bentuk ruang terbuka pada satu

Sumber : https://dedylondong.blogspot.com/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html

c. Terbuka Pada Kedua

Bentuk ruang tersebut menjadi perluasan fisik dari ruang yang ditembusnya. Bentuk ruang ini juga memberi deretan kolom untuk jalan lintas yang menjadi sebuah perluasan fisik dari ruang yang ditembusnya.

Gambar 2.19. Bentuk Ruang Terbuka Pada Kedua

Sumber : https://dedylondong.blogspot.com/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html

2.5. Tanaman

2.5.1. Hal penting dalam merawat tanaman interior a. Suhu

b. Air

c. Kelembapan d. Cahaya

(20)

e. Pemupukan f. Pot

Gambar

Gambar 2.2. Pola sirkulasi menembus ruang
Gambar 2.8. Ukuran standard dalam kafe
Gambar 2.9. Ukuran standard dalam kafe
Gambar 2.11. Ukuran standard dalam kafe
+5

Referensi

Dokumen terkait

Maka juga tidak heran, kalau disebut ada Putri Champa yang menjadi istri Brawijaya, sebagaimana disebut berbagai Babad, adalah sesuatu yang lebih mungkin,

Mula-mula dilakukan penandaan 10 malai setiap total; nisbah bunga jantan/bunga total tertinggi terdapat pohon pada saat anthesis (bila lebih dari 95% bunga pada mangga kultivar

Dengan menggunakan metode Naïve Bayes, sistem pakar dapat mendiagnosis hama- penyakit tanaman sedap malam dengan menghitung nilai probabilitas prior dari setiap

J.Co merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang restaurant yang menawarkan produk olahan kopi (Coffee), donat, dan yoghurt beku. Kata Kunci: kualitas pelayanan,

Pond’s sering menggunakan karakteristik perempuan yang memiliki bentuk menampilkan mata bulat yang mendominasi di dalam setiap TVC jenis iklan produk

Karakter siswa yang tidak aktif dengan menggunakan LKS berbasis masalah ini siswa akan terlibat aktif untuk menyelesaikan masalah dengan langkah- langkah yang ada

Between the ages of three and six, learners are in the developmental sensitive period for language (vocabulary, writing, and reading), good manners, order, and

Jumlah buah yang muncul dari perkembangan bunga tanaman cabai yang ditanam pada tanah terdegradasi bekas tambang batu bata merah yang diberi PCO bersama NPK pada