• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Model Pembelajaran IPS Berbasis Portofolio (Portofolio Based Learning) Studi Kasus SMP Muhammadiyah 17 Ciputat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Model Pembelajaran IPS Berbasis Portofolio (Portofolio Based Learning) Studi Kasus SMP Muhammadiyah 17 Ciputat."

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

DISUSUN OLEH:

NURUL HIDAYANTI 1111015000016

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

Aplikasi model pembelajaran IPS berbasis portofolio(Portofolio Based Learning)

dapat menggambarkan keaktifan belajar siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor sampai mengintegrasikan pada kecakapan hidup atau life skill, Sehingga dalam penelitian ini akan diterapkan aplikasi model pembelajaran IPS berbasis portofolio dalam kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui pengembangan model pembelajaran IPS berbasis portofolio. Observasi dengan lembar pedoman pengamatan digunakan untuk mengetahui penerapan aplikasi model pembelajaran IPS berbasis portofolio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran IPS berbasis portofolio adalah model pembelajaran yang dikembangkan dari teori belajar konstruktivistik yang lebih menekankan pada aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran. Model pembelajaran ini juga mampu memunculkan kemampuan siswa dalam bekerjasama, kemampuan menyelesaikan soal secara kelompok, memunculkan keberanian siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan soal di depan kelas. Menurut siswa dalam pelajaran ini guru lebih mengutamakan aktivitas siswa dan guru sering memberi motivasi siswa.

(7)

v

i

The application of social sciences learning model basis portofolio or portofolio based learning can describe student learning activity included cognitive, affective and psychomotor domains to integrate life skill there fore, in this research will be applied about application of social sciences learning model basis portofolio to know developing of sciences social learning models basis portofolio. Observation using obsever letter is used for knowing apply about application of social sciences learning models basis portofolio. This research snowed that social sciences learning models basis portofolio is learning models was developed from constructivist learn theory more increase student activity in process. This learning models can increase student ability in cooperative, student ability to solve problem in a group, student more courage in ask a question. Student’s glue their opinion’s that teacher most important student activity and teacher always give motivate to student’s.

(8)

vii

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Aplikasi Model Pembelajaran IPS Berbasis Portofolio (Portofolio Based Learning) Studi Kasus

SMP Muhammadiyah 17 Ciputat. Shalawat serta salam senantiasa terucap kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga sepanjang masa.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini. Namun berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak maka penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan saya nikmat sehat yang telah melimpahkan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Kedua Orang Tua Penulis yang saya sangat sayangi Bapak Sugito dan Ibu Sri

Kadarsih, serta Adik-adikku sayang yang paling tersayang Toha Mustofa, Annas Azhari, Tsabita Shobiroh, dan Auliya Farhana.

(9)

viii

6. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dengan sabar, tulus ikhlas dan mengarahkan hingga menyelesaikan Skripsi ini.

7. Bapak Moch Noviadi N, M.Pd selaku dosen penasehat akademik UIN Jakarta. 8. Bapak Drs. Sayuti Sufriatna, MM Selaku Kepala Sekolah SMP

Muhammadiyah 17 Ciputat Tangerang Selatan beserta Dewan Guru dan staf. 9. Bapak Drs. H. Ahmad Mulyadi Selaku Guru Mata pelajaran IPS dan Wakil

Sekolah Bidang ISMUBA di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat.

10. Buat Murid-murid kelas VII D SMP Muhammadiyah 17 Ciputat terima kasih sudah membantu dalam penelitian Skripsi ini.

11. Buat Muhammad Sahlan, Seseorang yang selalu memberikan semangat, Terimakasih telah memperhatikan, mendukung, membantu dan memotivasi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Buat Ibu Sarifah dan Bapak Dudum yang selalu mendoakan penulis sehingga tercapai nya penulisan skripsi ini dan Bapak Cece Setiawan, Ibu Nurlela, dan Adik Chandra yang selalu menghibur penulis ketika sedang gundah gulana. 13. Teman-teman Prodi Pendidikan IPS Angkatan 2011 khususnya Nurhayani

yang sudah menjadi teman baik susah maupun bahagia juga telah menjadi semangat dan inspirasi penulis.

14. Buat NH Amalia, NH Amalina dan Dian Permatasari terimakasih atas tempat untuk mencurahkan semua inspirasi dalam penulisan skripsi ini.

15. Buat Dewi Anzani Terimakasih sudah memberikan seluruh candaan dan tawaan yang sangat sangat menyemangati penulis.

(10)

ix

18. Buat Teman-teman PPKT Mega Anjar Sari, Siti Anisah, Siti Aisyah, Nurhayani, Masroyah dan Muhammad Iskak, banyak moment yang kita lewati bersama, semua terekam tak pernah mati, walau waktu dan tempat pisahkan kita namun kita akan selalu bersama.

19. Buat semua temen IPS 2011 Kelas 1-A Nurlela, Afaf Nazihah, Annisa Wihastin, Dae Nuri Ridwan, Anita Putri Pertiwi dan Alfian Novrizal terimakasih berkat kalian sampai selesainya skripsi ini.

20. Buat Dian Eka Putri, Arsilla Miranti, Muhammad Syarif Hidayatullah, Fifin Yuningsih, Sherly Efendi, Sri Haryati, dan Siti Nurhasanah terimakasih buat kalian semua sudah menemani hari-hari penulis ketika sedang gundah gulana dalam menyusun skripsi ini.

Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 24 Juni 2015

(11)

x

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK Halaman

ABSTRACT

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xv

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR GAMBAR... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Perumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS A. Deskripsi Teori ... 13

1. Pengertian Aplikasi ... 13

2. Pengertian model pembelajaran berbasis portofolio ... 13

3. Keunggulan model pembelajaran berbasis portofolio ... 14

4. Kelemahan portofolio ... 16

(12)

xi

10. Karakteristik penilaian ... 28

11. Tipe-tipe ... 28

12. Portofolio sebagai model pembelajaran ... 28

13. Pengertian belajar ... 30

14. Pengertian Pembelajaran ... 31

15. Tujuan pembelajaran ... 31

16. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 31

17. Karakteristik pelajaran IPS ... 32

18. Mata pelajaran IPS di SMP/MTs ... 35

B. Hasil penelitian yang relevan ... 37

C. Kerangka berpikir... 39

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian ... 41

B. Metode dan desain penelitian ... 42

C. Populasi dan sampling ... 42

D. Teknik pengumpulan data ... 43

E. Instrument penelitian ... 47

F. Teknik Analisis Data ... 53

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambar umum sekolah 1. Sejarah singkat berdirinya ... 57

2. Keadaan guru ... 61

3. Keadaan siswa ... 63

(13)

xii

C. Deskripsi Hasil Penelian ... 71

1. Observasi ... 71

2. Pengumpulan Portofolio ... 79

3. Deskripsi Wawancara ... 82

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA... 86

(14)

xiii

TABEL HALAMAN

Tabel 2.1 Dimensi Dalam Kehidupan Manusia ... 34

Tabel 3.1 Perencanaan Waktu Penelitian ... 41

Tabel 3.2 Rubrik Skor Kriteria ... 50

Tabel 3.3 Penilaian Keaktifan Siswa ... 51

Tabel 3.4 Konversi Skor LKS dan Ulangan Harian ... 51

Tabel 3.5 Uraian dan Skor Akhir Portofolio ... 52

Tabel 4.1 Nama-nama Guru ... 61

Tabel 4.2 Keadaan Jumlah Siswa ... 62

Tabel 4.3 Keadaan Jumlah Rombongan Belajar ... 63

Tabel 4.4 Nama-nama Karyawan dan Staff ... 65

Tabel 4.5 Keadaan Sarana dan Prasarana... 67

Tabel 4.6 Lembar Observasi Sekolah ... 71

Tabel 4.7 Lembar Observasi Guru ... 71

Tabel 4.8 Lembar Observasi Siswa Kelas VII D ... 72

Tabel 4.9 Aktivitas Peserta Didik Kelas VII D ... 73

Tabel 4.10 Aktivitas Guru IPS di Kelas VII D ... 74

(15)

xiv

Tabel 4.14 Daftar Nilai Hasil Ujian Akhir Kelas VII D ... 79

Tabel 4.15 Penilaian Artikel Portofolio Kelas VII D... 80

Tabel 4.16 Penilaian Keaktifan Siswa Kelas VII D ... 82

Tabel 4.17 Penilaian Koversi LKS dan Ulangan Harian Kelas VII D ... 84

(16)

xv

Lampiran 3 Penilaian Keaktifan Siswa

Lampiran 4 Konversi Skor LKS dan Ulangan Harian Lampiran 5 Uraian dan Skor Akhir Portofolio Lampiran 6 Nama Guru

Lampiran 7 Keadaan Jumlah Siswa

Lampiran 8 Keadaan Jumlah Rombongan Belajar Lampiran 9 Nama Karyawan dan Staff

Lampiran 10 Keadaan Sarana dan Prasarana Lampiran 11 Lembar Observasi Sekolah Lampiran 12 Lembar Observasi Guru

Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Kelas VII D Lampiran 14 Aktivitas Peserta Didik Kelas VII D Lampiran 15 Aktivitas Guru IPS di Kelas VII D

Lampiran 16 Perilaku Harian Keseluruhan Peserta Didik SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

(17)

xvi

Lampiran 22 Penilaian Koversi LKS dan Ulangan Harian Kelas VII D Lampiran 23 Penilaian Akhir Portofolio Kelas VII D

Lampiran 24 Model Pembelajaran Portofolio

Lampiran 25 Komponen Analisis Data Model Mengalir Lampiran 26 Keadaan Struktur Organisasi

Lampiran 27 Keadaan Struktur Tata Usaha dan Staff SMP

Lampiran 28 Pedoman Wawancara dengan Guru Bidang Studi Pelajaran IPS Lampiran 29 Pedoman Wawancara dengan Peserta Didik (3 Sampel)

Lampiran 30 Dokumentasi-dokumentasi Lampiran 31 Lembar Uji Referensi Lampiran 32 Surat Pengesahan Referensi Lampiran 33 Surat Bimbingan Skripsi

(18)

xvii

(19)

xviii

Gambar 1 Keadaan Sekolah SMP Muhammadiyah 17 Ciputat Gambar 2 Keadaan Siswa/i Sedang Melakukan Pembelajaran Gambar 3 Keadaan Peserta Didik Sedang Menerapkan Aplikasi

(20)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan1. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat2. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indoneisa Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengembangkan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalaam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional3.

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efesiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesematan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkaan mutu pendidikan diarahkn untuk meningkatkaan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah batin (Aspek Transendensi), olah pikir (Aspek Kognisi),olah

1

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama,2008) Edisi ke 4,h. 326

2

Nana Syaodih Sukmadinata.Pengembangan Kurikulum Teori dan praktek, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012) Edisi Cet ke 15, h. 1

3

(21)

rasa (Aspek Afeksi), dan olah kinerja (Aspek Psikomotoris) agar memiliki daya saing menghadapi tantangan global4.

Tujuan model pembelajaran terpadu sesuai karakternya, maka pembelajaran terpadu selalu menggunakan tema yang relevan dan berkaitan yang sekaligus sebagi isu sentral dalam konteks pembahasannya. Melalui tema tersebut kemudian dikembangkan indikator-indikator dari SK/ KD masing-masing bidang ilmu yang terkait. Materi yang dipadukan sebaiknya masih dalam lingkup bidang kajian ilmu-ilmu yang sebidang. Tujuan pengembangan model pembelajaran terpadu untuk jenjang pendidikan menengah ini pada dasarnya sebagai kerangka acuan bagi guru dan pihak terkait. Secara rinci, pengembangan model ini diantaranya bertujuan untuk: 1.) memberikan wawasan bagi guru tentang apa, mengapa, dan bagaimana pembelajaran terpadu pada tingkat pendidikan menengah; 2.) memberikan bekal keterampilan kepada guru untuk dapat menyusun rencana pembelajaran (memetakan kompetensi, menyusun silabus, dan menjabarkan silabus menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran) dan penilaian; 3.) memberikan bekal kemampuan kepada guru agar memiiki kemampuan melaksanakan pembelajaraan terpadu; 4.) memeberikan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman bagi pihak terkait (misalnya kepala sekolah dan pengawas) sehingga mereka dapat memberikaan dukungan terhadap kelancaran dan ketetapan pelaksanaan pembelajaran terpadu5.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlansung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa sesorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan Kognitif dan keterampilan Psikomotorik maupun yang menyangkut nilai dan sikap

4

Ibid, h. 3-4

5

(22)

Afektif6. Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi yang berkaitan dengan segala usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Yang pada dasarnya pembelajaran dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa sebagai hasil belajar.

Arnie Fajar menyebutkan untuk terjadi belajar pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun eksternal. kondisi internal merupakan peningkatan Arising memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu. Memori siswa yang terdahulu merupakan komponen kemampuan yang baru, dan ditempatkan bersama-sama. Kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran. Dari proses pembelajaran diatas tersebut bertujuan antara lain merangsang ingatan siswa, menginformasikan tujuan pembelajaran, membimbing siswa belajar materi yang baru, memberikan kesempatan kepada siswa menghubungkan pengetahuan yang telah ada dengan informasi yang baru.7

Tujuan belajar bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan saja, tetapi tujuan belajar ialah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual para peserta didik dan dapat memacu rasa keingintahuan para peserta didik dan memotivasi kemampuan peserta didik.

Pembelajaran merupakan serangkai kegiatan yang merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam UU No 20 Tahun 2003 Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan belajar dengan berbagai model pembelajaran sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal. Pada hakikatnya, manusia tidak terlepas dari penelitian, penelitian tindakan kelas diperlukan bagi guru

6

Arief S Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2007), h.2

7

(23)

dalam rangka mengevaluasi proses pembelajaran yang dilakukan baik dari segi metode, materi yang disampaikan, maupun kondisi/ suasana pembelajaran8.

Pembelajaran saat ini perlu lebih menekankan how (bagaimana membelajarkan) dari pada What (apa yang dibelajarkan). Guru tidak lagi hanya bertugas memberikan informasi kepada siswa. Tugas guru saat ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk mencari informasi baru diluar kelas di sekolah. Belajar tidak hanya disekolah, belajar juga dapat dilakukan diluar sekolah. Guru tidak harus menyampaikan pelajaran sesuai dengan kurikulum, tetapi dituntut dapat mengembangkan potensi siswanya. Artinya, pembelajaran tidak lagi terikat dan dibatasi dinding-dinding kelas. Guru dituntut mengembangkan metode secara kreatif dan inovatif. Guru bukan lagi sebagai pusat pembelajaran, melainkan sebagai fasilitator. Sumber pembelajaran bisa berupa buku, lingkungan, dan masyarakat, termasuk internet. Dengan demikian, siswa akan menyukai materi yang diberikan, bahkan akan terus menuntut untuk maju serta menemukan hal-hal baru pada bidang yang diminati untuk membangun kompetensi diri. Waktu pembelajaran dikelas sangat terbatas, mustahil siswa dapat memahami seluruh materi yang diajarkan dalam waktu yang terbatas tersebut. Akan lebih baik jika para siswa diberi garis besar materi lalu ditunjukkan manfaat dari materi yang dipelajarinya dan diberikan alat-alat untuk mendalami materi lebih jauh diluar kelas. Jadi dalam pembelajaran terjadi proses membangun atau mengkonstruksi pengetahuan, yang melibatkan diri siswa yang sedang belajar dengan pengetahuan yang sedang dipelajarinya Setelah itu diadakan diskusi untuk membahas materi tersebut. Setiap bentuk pembelajaran diharapkan dapat menghasilkan produk dalam bentuk sumber daya manusia sesuai dengan tingkat tujuan pendidikannya, serta kebutuhan masyarakat.

8

(24)

Pembelajaran IPS di SMP/MTs secara umumnya masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan masih berpusat pada guru sehingga siswa cenderung pasif. Pendidikan IPS yang diterapkan disekolah sering kali berkesan kurang menarik bahkan membosankan. Model serta tehnik pengajarannya kurang menarik, biasanya guru memulai pelajaran bercerita, atau bahkan membacakan apa yang tertulis dalam buku ajar dan akhirnya langsung menutup pelajaran begitu bel akhir pelajaran berbunyi. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi IPS masih rendah. Berdasarkan hasil pengamatan guru mata pelajaran IPS pada waktu tahun pelajaran 2014/ 2015 menerangkan bahwa daya serap tingkat pemahaman siswa atau peserta didik khususnya kelas VII di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat terhadap mata pelajaran IPS masih rendah dari pengamatan guru selama pembelajaran berlangsung, terlihat bahwa hanya sekitar 45 % siswa kelas VII yang mendapat nilai≥ 70.9 Hasil tersebut masih jauh dari

tingkat keberhasilan siswa dengan kriteria ketuntasan belajar minimal KKM yaitu 70. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPS karena selama ini guru mengajar menggunakan metode ceramah langsung. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio merupakan alternatif cara belajar siswa aktif CSBA dan cara mengajar guru aktif CMGA. Karena sebelum, selama dan sesudah proses pembelajaran guru dan siswa dihadapkan pada sejumlah kegiatan10. Diharapkan siswa akan mnedapatkan banyak manfaat baik hasil belajar utama maupun hasil pengiring akademik dan sosial.

Model pembelajaran portofolio merupakan suatu bentuk dari praktik belajar, yaitu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik. Praktik belajar ini menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi

9

Informasi dari Drs. H. Ahmad Mulyadi, Wakil Kepala Sekolah Bidang ISMUBA Selaku Guru Bidang Studi IPS Kelas VII SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, Penelitian Bulan Februari, 2015

10

(25)

siswa, belajar menilai, dan mempengaruhi kebijakan umum, memberikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antar siswa, antar sekolah, dan antar anggota masyarakat11.

Trianto menyebutkan bahwa Portofolio lebih dari sekadar folder penyimpanan hasil karya peserta didik. Portofolio lebih dari sekadar map penyimpanan hasil karya siswa yaitu Portofolio berisi sampel terpilih dari karya-karya peserta didik untuk memperlihatkan perkembangan dan pertumbuhan siswa dalam mencapai tujuan kurikulum tertentu12.

Sebagai suatu inovasi, model pembelajaran berbasis portofolio tidak memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru laksana botol kosong yang diisi dengan ilmu pengetahuan. Melalui model pembelajaran berbasis portofolio siswa diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (Learning To Do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial, mapun budaya, sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia di sekitarnya (Learning To Know).

Diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya itu dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya (Learning To Be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi

(Learning To Live Together) akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup.

Dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

(Portofolio Based Learning) pada pokok bahasan ini seluruh hasil karya siswa dapat direfleksi dalam portofolio sehingga setiap pertemuan dapat dilihat perkembangannya dan juga diharapkan dapat menjadikan siswa aktif. Karena Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai mata pelajaran yang pada hakikatnya merupakan suatu integrasi utuh dari disiplin ilmu-ilmu

11

Azhar Fakhri Khalid,Penerapan Model Pembelajaran Portofolio Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Pada Kelas XI Akuntansi di SMP Nusantara Ciputat, Skripsi pada Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: 2013 Nim 108015000095.

12

(26)

sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk tujuan pendidikan. Artinya, berbagai tradisi dalam ilmu sosial termasuk konsep, struktur, cara kerja ilmuwan sosial, aspek metode maupun aspek nilai yang dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial, dikemas secara psikologis, pedagogis, dan sosial-budaya untuk kepentingan pendidikan. IPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang bersifat terpadu Integrated,

Interdisipliner, MultidimensionalbahkanCross-Disiplinary.

Mata Pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.

Seorang guru harus menentukan ranah domain dan tingkatanya

(Level)dimana yang harus dicapai para siswa. Setiap ranah merefleksikan seperangkat kepercayaan dan asumsi mengenai bagaimana siswa belajar dan berperilaku. Setiap ranah menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dari mulai tingkatan yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Pengajaran

(27)

memperhitungkan dan mengatisipasinya. Karena pembelajaran berbasis portofolio (Portofolio Based Learning) ini merupakan suatu model pembelajaran alternatif yang sangat efektif dan efisien, diharapkan mampu melibatkan peserta didik dalam keseluruhan proses pembelajaran dari keseluruhan aspek kognisi, afeksi, dan psikomotor, baik secara fisik maupun mental, serta melibatkan semua pihak dalam pembelajaran sehingga peserta didik memiliki kebebasan berpikir, berpendapat, aktif dan kreatif dan membentuk perubahan konsep berpikir seperti suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik dalam memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik empirik. Praktik belajar ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab dan partisipasi siswa, belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum, memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antar siswa, antar sekolah dan antar anggota masyarakat.

Model Pembelajaran portofolio merupakan salah satu landasan teori pendidikan modern konstruktivisme, karena pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Menurut Yager, dalam buku Arnie Fajar, Penerapan kostruktivisme dalam pembelajaran, berarti menempatkan siswa pada posisi sentral dalam keseluruhan program pembelajaran13.

Pembelajaran Berbasis Portofolio dapat juga dikatakan sebagai upaya mendekatkan siswa kepada objek yang dibahas. Pengajaran yang menjadikan materi pelajaran yang dibahas secara langsung dihadapkan kepada siswa atau siswa secara langsung mencari informasi tentang hal yang dibahas kealam atau masyarakat sekitarnya. Pada hakikatnya dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio, disamping memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran, siswa juga memperoleh

13

(28)

pengalaman atau terlibat secara mental. Pengalaman fisik dalam arti melibatkan siswa yaitu mempertemukan siswa dengan objek pembelajaran. Pengalaman mental dalam arti memperhatikan informasi awal yang telah ada pada diri siswa, dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyusun merekonstuksi sendiri-sendiri informasi yang diperolehnya14.

Dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

Portofolio Based Learning pada pokok bahasan ini seluruh hasil karya siswa dapat direfleksi dalam portofolio sehingga setiap pertemuan dapat dilihat perkembangannya dan juga diharapkan dapat menjadikan siswa aktif.

Berdasarkan penjelasan diatas, Maka dari itu penulis merasa perlu mengadakan suatu penelitian untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan kendala-kendalanya dengan judul “Aplikasi Model Pembelajaran IPS Terpadu Berbasis Portofolio Portofolio Based Learning

di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat Tangerang Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang timbuldilihat dari berbagai aspek, diantaranya:

1. Pada mata pelajaran IPS umumnya masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan masih berpusat pada guru sehingga siswa cenderung pasif.

2. Proses belajar mengajar yang membosankan.

3. Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

4. Penilaian pembelajaran IPS melalui tes tertulis belum cukup, sehingga perlu dilakukan penilaian dengan cara lain, salah satunya penilaian portofolio.

14

(29)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti akan melakukan pembatasan ruang lingkup masalah, diantaranya:

1. Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan proses belajar mengajar yang membosankan.

2. Penilaian pembelajaran IPS melalui tes tertulis belum cukup, sehingga perlu dilakukan penilaian dengan cara lain, salah satunya penilaian portofolio.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masala yang telah kemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran portofolio di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan peserta didik pada kelas VII D dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian sebagai sumber bahan yang penting bagi para peneliti bidang pendidikan.

2) Konsep yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan masukan bagi dunia pendidikan.

(30)

4) Sebagai bahan pustaka bagi peserta didik Program Pendidikan Ilmu Pengetahauan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri UIN Jakarta.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

1) Bagi sekolah yang menerapkan model pembelajaran ini, agar dapat meningkatkan sumber pembelajaran peserta didik dan dapat memotivasi peserta didik agar belajar lebih kreatif.

2) Memberikan sumbangan pemikiran, dan meningkatkan kualitas pendidikan.

3) Memberikan peningkatan kualitas model pembelajaran dan mencerminkan kualitas pendidikan disekolah tersebut.

4) Hasil penelitian ini dapat menjadikan masukan bagi para guru SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, sebagai bahan untuk menentukan kebijakan dan langkah-langkah efektif bidang pendidikan, terutama yang berhubungan dengan model pembelajaran berbasis portofolio.

b. Bagi Pendidik

1) Melalui penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatnya sebagai sumber pembelajaran bagi pendidik dalam kegiatan belajar mengajar lingkungan pendidikan.

2) Diharapkan dapat bermanfaat secara langsung, khususnya dapat memberikan pengetahuan bagi para pendidik bahwa penerapan model pembelajaran ini sangat efektif dan efisien.

3) Sebagai bahan masukan atau referensi bagi pendidik.

c. Bagi Peserta Didik

(31)

d. Bagi Peneliti

1) Dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya, serta untuk saya sebagai peneliti agar dapat menambah pengetahuan bahwa sumber pembelajaran tidak hanya mengacu pada buku pedoman saja. 2) Menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan peneliti

khususnya yang terkait dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran ini dalam kegiatan belajar-mengajar.

(32)

13

A. Deskripsi Teori

Aplikasi Model Pembelajaran Berbasis Portofolio 1. Pengertian Aplikasi

Aplikasi adalah program yang memiliki aktifitas pemrosesan perintah yang diperlukan untuk melaksanakan permintaan penguna dengan tujuan tertentu16. Jadi, Aplikasi dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran kepada siswa meningat dalam suatu proses pembelajaraan seharusnya terdapat antara interaksi dengan komponen-komponen pembelajaran. Dalam model pembelajaran ini merupakan salah satu penerapan atau mengenai penggunaan serta mengaplikasikan suatu model pembelajaran dalam mata pelajaran IPS.

2. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

Merupakan alternatif cara belajar siswa aktif dan cara mengajar guru aktif. Karena sebelum, selama dan sesudah proses belajar mengajar guru dan siswa dihadapkan pada sejumlah kegiatan17. Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan satu bentuk dari praktek belajar ilmu pengetahuan sosial, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik. Merupakan suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami materi perkulihan secara mendalam dan luas melalui pengembangan materi yang telah dikaji di kelas dengan menggunakan berbagai sumber bacaan atau refeerensi. Pengembangan materi dapat

16

Aji Supriyanto,Pengantar Teknologi Informasi,(Jakarta: PT Salemba Infotek, 2005), h. 117

17

(33)

ditempuh dengan meninjau materi yang disajikan oleh dosen dari berbagai perspektif. Model pembelajaran berbasis portofolio memiliki prinsip dasar yang kuat seperti prinsip belajar siswa aktif, kelompok belajar kooperatif, dan pembelajaran partisipatorik. Di samping itu, model pembelajaran ini memiliki landasan pemikiran yang kuat, yaitu membelajarkan kembali (Re-edukasi), dan merefleksi pengalaman belajar. Model pembelajaran berbasis portofolio ialah semua tugas-tugas siswa, laporan kegiatan siswa, di catat serta didokumentasikan dalam satu bundel. Dan pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar sehingga memiliki kemampuan mengorganisir informasi yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaan / tugas-tugasnya18.

Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tahun 2004 menyebutkan Pengertian lain model pembelajaran berbasis portofolio merupakan suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami materi secara mendalam dan luas melalui pengembangan materi yang telah dikaji dikelas dengan menggunakan berbagai sumber bacaan atau referensi. Pengembangan materi dapat ditempuh dengan meninjau materi yang disajikan oleh guru dari berbagai perspektif.19

3. Keunggulan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

Penggunaan portofolio sebagai pembelajaran dan sebagai penilaian metode memiliki keunggulan lain, antara lain: 1) dapat menutupi kekurangan proses pembelajaran IPS selama ini, yakni dalam mengembangkan keterampilan atau kecakapan sebagai warga Negara.

18

Ibid, h.47

19

(34)

Seperti keterampilan memecahkan masalah, mengemukakan pendapat, berdebat, menggunakan berbagai sumber informasi, mengumpukan data, membuat laporan dan sebagainya. 2) mendorong adanya kolaborasi (komunikasi dan hubungan) antar siswa dan antara siswa dan guru. 3) memungkinkan guru mengakses kemampuan siswa membuat/ menyusun laporan, menulis dan menghasilkan berbagai tugas akademik. 4.) meningkatkan dan mengembangkan wawasan siswa mengenai isu atau masalah-masalah kemasyarakatan atau linkungannya, dapat memotivasi adanya rasa peduli atau peka terhadap lingkungan masyarakat dari yang paling dekat hingga ke masalah nasional dan bahkan masalah internasional. 5.) mendidik siswa memiliki kemampuan merefleksikan pengalaman belajarnya, sehingga siswa termotifasi untuk belajar lebih baik dari yang sudah mereka lakukan. 6.) pengalaman belajar yang tersimpan dalam memorinya akan lebih tahan lama karena telah melakukan serangkaian proses belajar dari mengetahui, memahami diri sendiri, melakukan aktifitas dan belajar bekerjasama dengan rekan-rekannya dalam kebersamaan hidup dimasyarakat20.

Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun 2004 menyebutkan Model pembelajaran berbasis portofolio memiliki beberapa keunggulan, seperti: (1) mampu mendorong keaktifan mahasiswa apabila pengembangan materi ditugaskan kepada mahasiswa secara mandiri atau kelompok kecil; (2) mendorong eksplorasi materi yang relevan dengan pokok bahasan sehingga dapat diperoleh sejumlah dokumen bahan pembelajaran sebagai upaya perluasan pengetahuan peserta didik dan pendidik; (3) mudah dilakukan apabila tersedia perpustakaan yang memadai, Compact Disk (CD) maupun internet; (4) sangat menguntungkan dalam keluasan pengetahuan karena melalui pengembangan materi yang bergam atas satu topic sejenis akan diperoleh sejumlah besar materi namun memiliki sudut pandang berbeda-beda; (5) dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab dan partisipasi peserta didik, seperti belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum (Public Policy), memberanikan diri untuk

20

(35)

berperan serta dalam kegiatan antara peserta didik, antara sekolah dan antara anggota masyarakat; (6) mengacu pada sejumlah prinsip dasar pembelajaran, yaitu prinsip belajar peserta didik aktif

(Student Active Learning), kelompok belajar Kooperatif

(Cooperative Learning), belajar dan mengajar yang aktif (Active Teaching)21.

4. Kelemahan Penggunaan Portofolio

1.) Menggunakan waktu yang relatif lama

2.) Memerlukan ketekunan, kesabaran, dan keterampilan guru 3.) Memerlukan biaya

4.) Memerlukan adanya jaringan komunikasi yang erat antara siswa, guru, sekolah, keluarga, masyarakat dan lembaga/ instansi pemerintah maupun swasta22.

5. Pengertian Portofolio

Merupakan terjemahan dari bahasa Inggris ‘Portfolio’, yang berarti

kumpulan berkas atau arsip yang disimpan dalam kemasan berbentuk jilid (Bundle) ataupun arsip dalam file khusus (Map)23. Sementara menurut Depdiknas tahun 2004 portofolio sebagai instrument penilaian, difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang

produktif, yaitu ‘bukti’ tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa,

bukan apa yang tidak dapat dikerjakan (dijawab atau dipecahkan) oleh siswa24.

Apabila portofolio dikaitkan dengan pembelajaran, dapat diartikan sebagai kumpulan hasil karya (artifact) yang dimiliki anak didik baik yang berbentuk tertulis, maupun berbagai penampilan yang tersimpan dengan rapi, yang menggambarkan perkembangan belajar ataupun menunjukkan prestasi terbaik yang dihasilkan peserta didik di dalam

21

Ibid, h.8-9

22

Ibid, h. 99

23

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h.275

24

(36)

kelas ataupun diluar kelas selama mengikuti program pembelajaran, berdasarkan indikator dan kriteria yang ditetapkan25.

Bagi guru, portofolio menyajikan wawasan tentang banyak segi perkembangan siswa dalam belajarnya, cara berpikirnya, pemahamannya atas atas pelajaran yang bersangkutan, kemampuannya mengungkapkan gagasan-gagasannya, sikapnya terhadap mata pelajaran yang bersangkutan, dan sebagainya26.

Sebagai salah satu alat penilaian autentik, telah dianjurkan untuk digunakan di Amerika Serikat sejak tahun 1985, dengan beberapa alasan, yakni: (a) memungkinkan siswa melakukan refleksi terhadap kemajuan belajarnya, (b) memungkinkan siswa memilih sendiri hasil karya yang menjadi isi Portofolionya dan memberi alasan mengapa hasil karya tersebut penting, (c) siswa harus mampu menunjukkan kemampuan berpikir dan keterampilannya, (d) memberi gambaran atas apa yang diketahui dan apa yang dapat dilakukan siswa, (e) memungkinkan guru mengetahui hasil belajar yang penting menurut siswa, (f) menjadi bukti otentik hasil belajar siswa bagi siswa, orang tua dan masyarakat.

Portofolio bagi siswa merupakan bukti autentik dari hasil belajarnya, dan bagi guru dapat digunakan sebagai alat penilaian ketercapaian kompetensi siswa dan kompetensi diri sendiri, sedangkan bagi orang tua dan masyarakat merupakan merupakan bukti hasil belajar siswa secara nyata. Pada Kurikulum 2004, portofolio diposisikan sebagai tugas yang terstruktur. Portofolio berisi hasil karya siswa yang diberikan guru dan penyelesaiannya membutuhkan kemandirian dan keberanian siswa mencari dan bertanya mengenai tugas yang diberikan. Dengan demikian Portofolio hendaknya memenuhi tiga kriteria utama, yaitu: (1) pada dasarnya disusun oleh

25

Ibid, h. 275

26

(37)

siswa, (2) memiliki kriteria penilaian yang jelas (Explicit Criteria), dan (3) menggambarkan pencapaian Kompetensi Dasar tertentu.

Portofolio adalah koleksi dokumen atau tugas-tugas yang diorganisasikan dan dipilih untuk mencapai tujuan dan sebagai bukti nyata dari seseorang yang memiliki pertumbuhan dalam bidang pengetahuannya, disposisi, dan keterampilan27. Portofolio dapat digunakan untuk mendokumentasikan perkembangan siswa. Karena menyadari proses belajar sangat penting untuk keberhasilan hidup, portofolio dapat digunakan oleh siswa untuk melihat kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal perkembangan, sikap keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu. Secara umum, portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang dibuat siswa.

Portofolio biasanya merupakan karya terpilih dari seorang siswa, tetapi dapat juga berupa karya terpilih dari satu kelas secara keseluruhan yang bekerja sama secara kooperatif dalam memecahkan masalah. Karya terpilih dari portofolio yang harus menjadi kumpulan karya siswa harus yang dapat menggambarkan usaha terbaik siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan atau kata lain Portofolio bukanlah kumpulan bahan-bahan yang tidak relefan atau kurang signifikan dengan bahan atau topik pembelajaran.

Pembelajaran berbasis portofolio bisa juga dikatakan merupakan hal yang relatif baru dikelas tetapi, sebenarnya portofolio telah dikenal

27

(38)

lama. Portofolio tersebut biasanya merupakan karya utama/ topic utama pada berbagai diskusi/ presentasi28.

6. Landasan Pemikiran Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

Model pembelajaran berbasis portofolio, merupakan salah satu hasil inovasi di dalam model pembelajaran yang antara lain dilandasi pemikiran sebagai berikut:

1. Empat Pilar Pendidikan

Menurut UNESCO tahun 1999 dalam buku Tukiran Taniredja 2013, jika ingin berhasil melaksanakan tugas-tugasnya, maka pendidikan hendaknya diatur disekitar empat jenis belajar yang fundamental sifatnya yang sepanjang kehidupan seseorang. Yang meliputi:29

a.) Belajar mengetahui (Learning to know) yaitu mendapatkan instrumen atau pemahaman. Jenis belajar ini bukanlah persoalan memperoleh informasi yang sudah dirinci, dikodifikasi (disusun dengan suatu sistem) melainkan instrumen-instrumen itu sendiri.

b.) Belajar berbuat (Learning to do) sehingga mampu bertindak kreatif di lingkungannya. belajar mengetahui dan belajar berbuat sampai batas yang luas bukanlah dua hal yang tidak berhubungan, namun belajar berbuat terkait lebih dekat dengan pertanyaan pelatihan kejuruan: bagaimana kita mengajar anak-anak untuk mempratikkan apa yang sudah dipelajarinya dan bagaimana pendidikan dapat diadaptasikan dengan pekerjaan dimasa depan jika tidak mungkin untuk meramal dengan tepat bagaimana pekerjaan berkembang? Berbuat untuk dapat memperoleh bukan hanya suatu kerja, tetapi juga lebih luas sifatnya, kompetensi untuk berurusan dengan banyak situasi dan bekerja dalam regu-regu.

28

Tukiran Taniredja Dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.6

29

(39)

c.) Belajar hidup bersama (Learning to live together), sehingga mampu berperan serta dan bekerja sama dengan orang-orang lain dalam semua kegiatan manusia.

d.) Belajar menjadi seseorang Learning to be) suatu kemajuan penting yang merupakan kelanjutan dari ketiga sendi diatas. Pendidikan hendaknya menyumbang perkembangan seutuhnya dari setiap orang-jiwa dan raga, inteligensi, kepekaan, rasa estetika, tanggung jawab pribadi, dan nilai-nilai spiritual. 2. Pandangan Konstruktivisme

Merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi/ bentukan kita sendiri. Pandangan kontruktivisme sebagai filosofi pendidikan mutakhir menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan/ pengetahuan ini sering kali naïf dan miskonsepsi30.

Menurut Boediono 2002 dalm buku Tukian Taniredja 2013, landasan berpikir konstruktivisme agak berbeda dengan pandangan kaum bjektivis, yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran. 3. Democratic Teaching

Democratic Teaching adalah suatu bentuk upaya untuk menjadikan sekolah atau kampus sebagai pusat kehidupan demokrasi melalui proses pembelajaran yang demokratis. Dengan kata lain Democtratic Teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oelh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keragaman peserta didik sebagi insane yang harus dihargai kemampuannya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya31.

30

Ibid, h.12

31

(40)

7. Prinsip-prinsip Dasar Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

Dalam Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No 71 Tahun 2004 berpendapat

bahwa, “Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan suatu

inovasi pemebelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami materi perkuliahan Civic Education secara mendalam dan luas melalui pengembangan materi yang telah dikaji di kelas dengan menggunakan berbagai sumber bacaan atau referensi. Model ini memiliki beberapa keunggulan, seperti : (1) mampu mendorong keaktifan mahasiswa apabila pengambangan materi ditugaskan kepada mahasiswa secara mandiri atau kelompok kecil; (2) mendorong eksploasi materi yang relevan dengan pokok bahasan sehingga adapat diperoleh sejumlah dokumen bahan kuliah sebagai upaya perluasan pengetahuan mahasiswa dan dosen; (3) mudah dilakukan apabila tersedia perpustakaan yang memadahi, Compact Disc (CD) maupun internet; (4) sangat menguntungkan dalam keluasan pengetahuan karena melalui pengembangan materi yang beragam atas satu topik sejenis akan diperoleh sejumlah besar materi namun memiliki sudut pandang berbeda-beda; (5) dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab dan partisipasi peserta didik, seperti belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum (public policy), memberanikan diri untukberperan serta dalam kegiatan antara mahasiswa, antar-sekolah dan antar-anggota masyarakat; (6) mengacu pada sejumlah prinsip dasar pembelajaran, yaitu prinsip belajar mahasiswa aktif, (student active learning), kelompok belajar kooperatif (cooperative learning), pembelajaran partisipatorik dan mengajar yang reaktif (reactive teaching)”32.

32

(41)

Budimansyah menyebutkan, terdapat empat prinsip-prinsip dasar model pembelajaran berbasis portofolio, yaitu:

1.) Prinsip belajar siswa aktif

Proses pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio (MPBP) berpusat pada siswa. Dengan demikian model ini menganut prinsip belajar siswa aktif. Aktifitas siswa hampir seluruh proses pembelajaran dari mulai fase perencanaan kelas, kegiatan lapangan, dan pelaporan33.

2.) Kelompok Belajar Kooperatif

Prinsip ini merupakan pembelajaran yang berbasis kerjasama. Kerja sama antar siswa dan antar komponen-komponen lain di sekolah, termasuk kerja sama sekolah dengan orang tua siswa dan lembaga terkait. Kerja sama antar siswa jelas terlihat pada saat kelas sudah memilih satu masalah untuk bahan kajian bersama. Semua pekerjaan disusun, oarng-orangnya ditentukan, siapa mengerjakan apa, merupakan satu bentuk kerjasama itu34.

3.) Pembelajaran Partisipatorik

Model pembelajalaran portofolio melatih siswa belajar sambil melakoni (Learning by doing). Salah satu bentuk pelakonan itu adalah siswa belajar hidup berdemokrasi. Sebab dalam tiap langkah dalam model ini memiliki makna yang ada hubungannya dengan praktik hidup demokrasi35.

4.) Reactive Teaching

Dalam menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio, guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang seperti itu akan tercipta jika guru dapat menyakinkan siswa akan kegunaan materi bagi kehidupan nyata. Demikian juga guru harus dapat menciptakan situasi sehingga materi pelajaran selalu menarik, tidak membosankan. Guru harus punya sensitivitas yang tinggi untuk segera mengetahui apakah kegiatan pembelajaran sudah membosankan siswa. Jika hal ini terjadi, guru harus segera mencari cara untuk menanggulanginya. Inilah cirri guru yang reaktif. Ciri guru yang reaktif antara lain; a) menjadikan siswa sebgai pusat kegiatan belajar, b) pembelajaran dimulai denan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa, hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, c) selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan membuat materi pelahran sebagai susuatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, dan d) segera mengenali materi atau metode pembelajartan yang membuat siswa bosan, bila hal ini ditemui, ia segera menangggulanginya36.

33

Tukiran Taniredja Dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, h. 14

(42)

8. Langkah-langkah portofolio sebagai model pembelajaran

1. Mengidentifikasi masalah yang ada dimasyarakat.

Pada tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan guru bersama siswa yaitu: mendiskusikan tujuan, mencari masalah apa saja yang siswa ketahui tentang masalah-masalah dimasyarakat, dan memberi tugas Pekerjaan Rumah tentang masalah-masalah yang ada dilingkungan masyarakat yang mereka anggap sangat berarti/ penting sesuai dengan kemampuan siswa, seperti:

a.) Masalah umum di masyarakat b.) Masalah-masalah di sekolah

c.) Masalah-masalah yang menyangkut standar masyarakat d.) Masalah-masalah lingkungan

e.) Masalah-masalah yang berkaitan dengan usia anak-anak muda, dan lain-lain

Dalam mengerjakan Pekerjaan Rumah tersebut siswa diharapkan untuk mnecari informasi tentang masalah yang akan dikaji dengan cara:

a.) Mewawancarai orang tua/ keluarga, teman, tetangga, dan orang lain yang dianggap mneguasai masalah yang dikaji,

b.) Melalui sumber-sumber cetak seperti majalah, Koran dan tabloid,

c.) Melalui elektronika seperti radio, TV, dan internet.

Pada tahap ini guru membagi kelompok kelas kedalam kelompok-kelompok kecil (4-5 orang siswa), dan setiap kelompok mengambil undian untuk menentukan pokok pembahasan apa yang harus dikaji. Berikutnya supaya mereka (kelompok kecil) mencari dan mendiskusikan masalah-masalah yang sesuai dengan pokok pembahasan yang diperolehnya.

(43)

memahami masalah yang sedang dikaji. Disamping itu kelompok kecil ini juga harus mencari informasi-informasi dari media cetak dan elektronik lainnya37.

2. Memilih masalah untuk kajian kelas.

Sebelum memilih masalah yang akan dipelajari atau dikaji, hendaknya para siswa (kelas) mengkaji terlebih dahulu pengetahuan yang telah mereka miliki tentang masalah-masalah di masyarakat, dengan langkah sebagai berikut:

a.) Mengkaji informasi yang telah dikumpulkan, selanjutnya menuliskannya dipapantulis/ white board atau kertas gambar lebar yang dijepit masalah yang akan mereka kaji (beberapa siswa menuliskan),

b.) Mengadakan pemilihan secara demokratis tentang permasalahan yang akan mereka kaji dengan cara memilih undian yang sudah disediakan oleh guru.

c.) Melakukan penelitian lanjutan tentang masalah yang terpilih untuk dikaji dengan mengumpukan informasi38.

3. Mengumpulkan Informasi tentang masalah yang akan dikaji

oleh Kelas.

Pada langkah ini, masing-masing kelompok kecil bermusyawarah dan berdiskusi serta mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang akan memberikan banyak informasi sesuai dengan masalah yang akan dikaji. Setelah menentukan sumber-sumber informasi, kelompok membagi kedalam tim-tim peneliti, yang tiap-tiap tim peneliti hendaknya mengumpulkan informasi dari salah satu sumber yang telah diidentifikasikan.

Guru hendaknya membimbing siswa dalam mendiskusikan sumber-sumber informasi berkenaan dengan masalah yang dikaji, misalnya mencari sumber-sumber informasi melalui perpustakaan,

37

Ibid, h. 18-19

38

(44)

kantor penerbit surat kabar, pakar, professional (hakim,dokter, pengacara), organisasi masyarakat dan kelompok kepentingan, kantor legislative, lembaga pemerintahan dan jaringan informasi elektronik serta membuat dan menyebarkan angket atau polling39.

Paduan untuk mencari informasi dari media cetak (buku, mjalah, Koran, tabloid, hasil printer internet dan lain-lain) memuat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Nama siswa pencari informasi

2. Tanggal pelaksanaan pencarian informasi

3. Nama media seperti buku, majalah, koarn, tabloid, dan lain-lain 4. Waktu penerbitan

5. Pokok masalah atau artikel

6. Hal-hal penting apa saja yang ditulis oleh sumber informasi berkenaan dengan masalah yang dikaji?

7. Siapakah (individu, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah/ swasta) yang bertanggung jawab terhadap masalah tersebut?

8. Dari mana saya dapat memperoleh informasi lebih banyak mengenai masalah tersebut?40

4. Mengembangkan/ membuat portofolio kelas

Pada tahap ini siswa hendaknya telah menyelesaikan penelitian yang memadai untuk memulai membuat portooio kelas. Langkah selanjutnya sebagai berikut: Masing-masing kelompok dibagi menjadi empat kelompok dan setiap kelompok akan bertanggung jawab untuk membuat satu bagian portofolio. Keempat kelompok tersebut adalah:

Kelompok 1 bertugas: menjelaskan serta mengidentifikasikan masalah yang dikaji.

39

Ibid, h. 67

40

(45)

Kelompok 2 bertugas: menjelaskan berbagai kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah.

Kelompok 3 bertugas: mengusulkan kebijakan untuk mengatasi masalah.

Kelompok 4 bertugas: membuat rencana tindakan yang dilakukan untuk pemecahan masalah41.

5. Penyajian Portofolio(Show Case)

Penyajian portofolio Show Casedilaksanakan setelah kelas menyelesaikan portofolio tampilan (tayangan) maupun portofolio dokumentasinya42. Pelaksanaan ini dapat dilakukan pada akhir semester satu atau semester dua bersamaan denan kenaikan kelas (tergantung situasi dna kondisi sekolah). Kegiatan ini akan memberikan pengalaman yang sangat berharga kepada siswa dalam menyajikan gagasan-gagasan kepada orang lain, dan belajar meyakinkan mereka agar dapat memahami dan menerima gagasan tersebut43.

6. Merefleksi Pada Pengalaman Belajar

Dalam melakukan refleksi pengalaman belajar siswa, guru melakukan upaya evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah mempelajari berbagai hal yang berkenaan dengan topik yang dipelajari sebagai upaya pembelajaran kooperatif44. Penyajian portofolio kelas kepada audien yang telah dilakukan, sangat bermanfaat dalam pelaksanaan refleksi ini, sebab pertanyaan-pertanyaan dan reaksi-reaksi dari audien memberikan umpan balik yang penting bagi kelas.

9. Elemen Penilaian Berbasis Portofolio

Yang dimaksud dengan elemen penilaian dalam ini adalah unsur-unsur pokok yang dapat menjelaskan kemamuan peserta didik (siswa)

41

Arnie Fajar,Portofolio dalam Pembelajaran IPS,h. 71

42

Ibid, h. 79

43

Taniredja Dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, h.20

44

(46)

yaitu setelah siswa mengikuti proses pembelajaran IPS selama satu semester. Sebenarnya cukup banyak elemen yang dipandang cukup senitif dan penting, meliputi:

1. Perilaku harian di sekolah.

Perilaku harian disekolah siswa baik yang positif mupun yang negatif yang dapat diamati oleh peneliti selama siswa berada disekolah yang meliputi akhlak kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak kepada sesame manusia, daan akhlak terhadap makhluk lain/ lingkungan. Sedangkan sikap demokratis siswa secara garis besar meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan berkelompok, kebebasan berpartisipasi, kesetaraan antar warga, dan rasa percaya.(instrument terampir)

2. Perubahan sikap dan perilaku siswa.

Diharapkan setelah siswa selesai mengikuti proses pembelajaran IPS selama satu semester terjadi perubahn sikap yang positif, yang meliputi tanggapan siswa terhadap pembelajarn IPS, bersikap demokratis, berrakhlak mulia, memiliki prestasi hasil belajar IPS yang baik, terdapatnya peningkatan kualitas siswa sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, serta sebagai warga Negara yang baik dan bertaggung jawab.(instrument terampir)

3. Ujian tengah semester dan ujian akhir semester.

Ujian tengah semester dilaksanakan setelah siswa mengikuti proses pembelajran IPS selama setengah semester. Sedangkan ujian akhir semester dilaksanakan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran IPS Selama satu semester. Kedua ujian ini dilaksanakaan secara tertulis dan soalnya dibuatkan oleh guru IPS.(instrument terampir)

4. Tugas-tugas terstruktur.

(47)

ini siswa diberikan tugas terstruktr, berupa membuat lporan buku/

book reportdari sebuah buku yang menunjang pembelajaran IPS. Tugas terstruktur lainnya adalah membuat portofolio secara kelompok, yang berisi karangan/ karya terbaik mahasiswa, kliping surat kabar/ majah/ internet/, laporan tertulis hasil wawancara dengan anggota masyarakat, aporan tertulis ulasan radi/ televise, catatan dari komunikasi dengan kelompok-kelompok lainny dalam masyarakat, dan lain-lain.(instrument terampir)45

10. Karakteristik Penilaian Portofolio sebagai berikut:

1. Merupakan hasil karya siswa yang berisi kemajuan dan penyelenggaraan tugas-tugas secara terus menerus (Continue)

dalam usaha pencapaian kompetensi pembelajaran.

2. Mengukur setiap prestasi siswa secara individual dan menyadari perbedan diantar siswa.

3. Merupakan suatu pendekatan kerjasama 4. Mempunyai tujuan untuk menilai diri sendiri 5. Memperbaiki dan mengupayakan prestasi

6. Adanya keterkaitan antara penilaian dan pembelajaran46

11. Tipe-tipe Portofolio, sebaagai berikut:

1. Pengembangan portofolio = dokumen perkembangan individu 2. Bedah kasus portofolio = mengajukan arguentasi-argumentasi

terbaik

3. Kelengkapn portofolio = keseluruhan hasil dari awal sampai akhir 4. Diluar portofolio = kumpulan dari kompetensi47

12. Portofolio Sebagai Model Pembelajaran IPS

Berdasarkan kurikulum 2004 dalam buku Kerangka Dasar, peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya,

45

Taniredja Dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, h. 21-22

46

Arnie Fajar,Portofolio dalam Pembelajaran IPS,h. 91

47

(48)

yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi peketi, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni48.

Tujuan pelajaran pengetahuan sosial dan ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi dan lain-lain antara lain:

1. Pengembangan kemamuan intelektual siswa, yang berorentasi pada pengembangan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri siswa dan kepentingan ilmu. Tujuannya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir dan memahami disiplin ilmu-ilmu sosial serta kemampuan prosesual dalam mencari informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan hasil temuan. Adapun tujuaan utaamanya adalah kepentingan disiplin ilmu-ilmu sosial.

2. Pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat yang dinamakan kemampuan sosial.

3. Pengembangan diri sebagai pribadi, berorientasi pada pengembangan pribadi siswa baik untuk kepentingan dirinya, masyarakt maupun ilmu.

4. Untuk menumbuhkan warga Negara yang baik dengan menempatkan siswa dalam konteks kebudayaannya, sehingga pengajaran IPS diorganisasikan secara ilmiah dan psikologi dan menghendaki agar program pengajaran mengkorelasi bahkan mungkin harus mengintegrasi beberapa disiplin ilmu sosial. 5. Untuk mempelajari bahan pelajaran yang sifatnya “tertutup”

Closed Areas, maksudnya bahwa dengan mempelajari bahan pelajaran yang untuk dibicarkan. Para siswa akan memperoleh kesempatan untuk memecahkan konlik intrapersonal maupun antar-personal49.

Jadi Model pembelajaran berbasis portofolio sebagai salah satu inovasi model pembelajaran yang sedang dikembangkan memiliki

48

Ibid, h. 103

49

(49)

banyak ide-ide baru dalam pembelajaran. Model ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sehingga siswa lebih aktif dan kreatif. Juga yang menawarkan suatu terobosan baru pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang saat ini diterapkan dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Setelah siswa diberi kebebasan belajar nantinya siswa akan lebih kreatif dan dapat berfikir kritis tentang fenomena yang ada disekitarnya yang merupakan lahan belajar bagi siswa. Siswa akan belajar dari lingkungan dimana ia berada, konsep pembelajaran yang telah tertanam dalam persepsi siswa akan sangat membantu dalam pembelajaran selanjutnya.

13. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlansung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa sesorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan Kognitif dan keterampilan Psikomotorik maupun yang menyangkut nilai dan sikap Afektif50. Juga merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang memadai untuk melakukan proses tersebut51. Secara garis besar artinya memberikan waktu yang cukup untuk berpikir ketika siswa mengahadapi masalah sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya.

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu, berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku yang menerangkan bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami proses

50

Arief S Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya., (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2007)

51

(50)

perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengert menjadi mengerti, ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. Keberhasilan dalam belajar ini ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar52.

14. Pembelajaran

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/ pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksnakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek pembeajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dna efisien53. Jadi pembelajaran itu merupakan suatu dari sejumlah komponen yang terdiri dari tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran.

15. Tujuan Pembelajaran

Menggambarkan proses seseorang dalam mengenali dan mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu menjadi pedoman dalam bertingkah laku54.

16. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Merupakan mata pelajaran yang memang sudah diterapkan dari jenjang SD/MI, sampai tingkat sekolah menengah baik SMP maupun SMA. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran pada jenjang pendidikan di tingkat sekolah, yang dikembangkan secara terintegrasi dengan mengambil konsep-konsep esensial dari Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora. IPS mengkaji berbagai masalah-masalah dan fenomena sosial yang ada di masyarakat. Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi perpaduan dari berbagai cabang disiplin ilmu pengetahuan, antara lain seperti ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi,

52

Syarif Hidayat,Profesi Kependidikan Teori dan Praktek di Era Otonomi,(Tangerang: PT Pustaka Mandiri, 2012), h.83

53

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), Cet ke 3, h. 3

54

(51)

politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sossiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kuriklum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial55. Ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan terpadu yang kemudian menjadi suatu disiplin ilmu yang tidak dapat dipecah-pecah lagi karena telah terintegrasi dalam ilmu pengetahuan sosial56. Jadi kesimpulannya, Dalam penelitian ini Portofolio sebagai proses belajar mengajar merupakan suatu kumpulan pekerjaan peserta didik berupa karya terpilih dari satu kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari data, dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang dikaji.

17. Karakteristik Mata Pelajaran IPS

Karakteristik mata pelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisiplinerdari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial tersebut.

Mata pelajaran IPS di SMP/ MTs memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:

1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur - unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama. 2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas

55

Trianto,Model Pembelajaran Terpadu,(Jakara: Bumi Aksara,2010), h. 171, cet ke-2

56

(52)

sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

Pendidikan IPS merupakan padanan dari Social Studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut perrtama kali digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Social Studies yang mengembangkan kurikulum di AS. Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan tahun 1990 dalam buku Trianto tahun 2010, merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu, sedangkan menurut Martoella tahun 1987 mengatakan bahwa pembelajaran pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek “Pendidikan” daripada “Transfer Konsep”, karena dalam pembelajaran pendidikan IPS peserta didik diharapkan memperoleh pemhaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan seta melatih sikap, nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Pembelajaran pendidikan IPS harus diformulasikan pada aspek kependidikan.

Adapun konsep-konsep IPS, yaitu: 1.) interaksi, 2) saling ketergantungan, 3.) kesinambungan dan perubahan, 4.) keragaman/ kesamaan/ perbedaan, 5.) konflik dan konsesus, 6.) pola, 7.) tempat, 8.) kekuasaan, 9.) nilai kepercayaan, 10.) keadilan dan pemerataan, 11.) kelangkaan, 12) kekhususan, 13.) budaya dan 14.) nasionalisme. Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada peserta didik57.

Karakteristik mata pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Pengetahuan Sosial (IPS) Merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial yang memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:

57

(53)

a. ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur- unsure geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, endidikan dan agama. b. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS bersal dar struktur

keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

c. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbgai masalh sosial yang dirumuskan dengan pendekaan interdisipliner dan multidisipliner.

d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peritiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses, dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup manusia seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan58.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS mengunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut:59

Gambar

Tabel 4.13 Daftar Nilai Hasil Ujian MID Semester Kelas VII D ..............
Gambar 3Keadaan Peserta Didik Sedang Menerapkan Aplikasi
Tabel 2.1 Dimensi dalam kehiduan manusia
Gambar tersebut diatas, menjelaskan dengan strategi model
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai kelanjutan proses pelelangan ini, kami mengundang saudara untuk menghadiri tahapan verifikasi dan pembuktian kualifikasi paket pekerjaan Pembangunan Jembatan Alue Sungai

Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana respon peserta didik pada perkuliahan Struktur Beton I dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat.. Dalam hal

Untuk Pekerjaan: PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN SUNGAI KANAN.. Pagu Anggaran : Rp 340.000.000,00 Nilai Total HPS: Rp

Hasil analisis SWOT kualitatif terhadap faktor internal dan eksternal untuk menganalisis kesiapan Kota Medan menghadapi MEA, maka strategi yang tepat adalah strategi ST

Thermophysical properties of

Penulisan melihat dengan munculnya banyak software pendukung pembuatan gambar dan animasi, program exe dalam bentuk multimedia bisa dikreatifitaskan lebih interaktif lagi. Salah

Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.Uji coba instrumen tersebut

Consumer Response to Price: An attitudinal, Information Processing Perspective in Moving Ahead with Attitude Research.. England: Open