*Penulis korespendensi: ammy.sari98@gmail.com
© Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
JTRESDA
Journal homepage: https://jtresda.ub.ac.id/
Studi Perencanaan Bangunan Pelengkap Pada Boezem Di Kelurahan Blimbing Kota Malang
Ammy Fitriyasari1*, Ussy Andawayanti1, Evi Nur Cahya1
1Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono No. 167, Malang, 65145, Indonesia
*Korespondensi Email : ammy.sari98@gmail.com
Abstract: The area of Blimbing Village is one of the areas of Malang City where often having flood in rainy season. The flood in the Blimbing Village area is caused by the inadequacy of the existing drainage and also not using water absorption building or Boezem effeciently, therefore need some effort to overcome this problem.
One of the solution to tackel this problem is make use boezem more efficiently, in order to reduce flood. In the analysis results of design discharge of the study area was obtained for 3.970 m3/ sec for the two years period and 4,606 m3/ sec for five years period. In order to reduce flood at the study area, an alternative flood control is implemented. The alternative is to increase the storage capacity of the Boezem and planned support buildings specifically planning drainage channels, and planning for inlet and outlet of sluice gates. There are alternative, it can reduce flood by 30%.
Based on the results of the analysis, it is obtained that the design budget (RAB) for support buildings planning according to the main unit price for the activities of the city of Malang is IDR 146,620,000.
Keywords: Alternative Flood Control, Design Budget, Flood, Boezem, Support Buildigs
Abstrak: Kawasan Kelurahan Blimbing merupakan salah satu wilayah Kota Malang yang sering terjadi genangan ketika musim penghujan. Genangan pada kawasan Kelurahan Blimbing disebabkan oleh kurang memadainya saluran drainsae eksisting dan kurang adanya pemanfaatan pada bangunan resapan air yaitu boezem, maka dari itu dibutuhkan upaya untuk menanggulangi genangan pada kawasan tersebut yaitu salah satunya memanfaatkan bangunan boezem, guna dapat mereduksi genangan.
Pada hasil analisa perhitungan hidrologi diperoleh debit rancangan pada lokasi studi diperoleh sebesar 3,970 m3/detik untuk kala ulang 2 tahun dan 4,606 m3/detik untuk kala ulang 5 tahun. Guna mengurangi genangan pada lokasi studi, maka dilakukan alternatif penanggulangan genangan. Alternatif tersebut yaitu penambahan kapasitas tampungan bangunan boezem dan perencanaan bangunan pelengkap berupa perencanan saluran drainase, dan perencanaan pintu air inlet dan outlet. Dengan adanya alternatif tersebut dapat merduksi genangan sebesar 30%. Berdasarkan hasil analisa didapat rancangan anggaran biaya (RAB) untuk perencanaan bangunan pelengkap menurut harga satuan pokok kegitan kota malang sebesar Rp 146,620,000.
Kata kunci:Alternatif Penanggulangan Genangan, Bangunan Pelengkap, Genangan, Boezem, RAB
Fitriyasari, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 347-355
348
1. Pendahuluan
Genangan merupakan permasalahan yang selalu terjadi di daerah perkotaan salah satunya yaitu Kelurahan Blimbing Kota Malang, terutama pada saat musim penghujan. Genangan ini dengan ketinggian 0,1 hingga 0,3 meter. Permasalahan tersebut terjadi dikarenakan berbagai hal salah satunya kurang memadainya saluran drainase serta kurang adanya pemanfaatan atau kawasan penampungan untuk resapan air. Selain itu, genangan terjadi disebabkan adanya urbanisasi atau perpindahan penduduk yang tidak diseimbangi dengan persediaan sarana dan prasarana yang memadai.
Berdasarkan Kementerian Pekerjaan Umum tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan bahwa ketinggian genangan 0,1 hingga 0,3 meter digolongkan sebagai prioritas penenganan genangan dikarenkan memiliki prioritas nilai sebesar 50%. Akan tetapi, pada daerah tersebut memiliki saluran drainase yang kurang memadai. Sedangkan berdasarkan Kementerian Pekerjaan Umum, saluran drainase yang layak merupakan saluran drainase yang memiliki kapasitas lebih besar dari debit banjir rancangan. Hal ini dikarenakan drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu [1]. Serta adanya bangunan resapan air atau disebut dengan boezem yang kurang efektif dalam penggunaannya. Maka dari itu, dilakukan pemanfaatan bangunan resapan air yang dapat melayani beberapa rumah atau kawasan yang lebih luas [2].
Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang solusi penanggulangan genangan pada daerah Blimbing Kota Malang. Solusi tersebut berupa pengavaluasian pada saluran drainase eksisting dan bangunan resaapan air (boezem) serta perencanaan dalam perbaikan bangunan resapan air (boezem).
Adapun tujuan dari studi adalah mengetahui kefektifan saluran drainase dan bangunan resapan air terhadap genangan pada daerah tersebut. Sedangkan manfaat yang diharapkan yaitu mengetahui kefektifan saluran drainase dan bangunan resapan air dalam mengurangi genangan yang ada pada daerah tersebut saat musim penghujan
2. Bahan dan Metode
Bagian bahan dan metode, atau dikenal sebagai metodologi penelitian, menjelaskan semua informasi yang diperlukan untuk mendapatkan hasil penelitian
2.1 Bahan A. Lokasi Studi
Lokasi studi ini berlokasi pada Kota Malang dengan titik koordinat 112,06o – 112,07o BT dan 7,06o - 8,02o LS. Dengan berada pada ketinggian 445-526 m di atas permukaan laut. Sedangkan untuk lokasi bangunan boezem terletak di Jalan A. Yani Gang III, RW 09, Kelurahan Blimbing, Kecamatan Blimbing. Bangunan boezem ini berfungsi sebagai kolam resapan yang mana untuk menampung air hujan sementara di wilayah tersebut. Lokasi bangunan boezem ini terletak pada koordinat 112o38’26,728” BT dan 7o56’21,141” LS.
349 Gambar 1: Peta Lokasi Studi
B. Data Penelitian
Dalam studi ini dibutuhkan data guna menunjang studi kali ini, dan berikut data yang dibutuhkan:
• Data curah hujan
Data curah hujan yang digunakan selama 11 tahun dari tahun 2009 – 2019. Data hujan ini meliputi Stasiun Blimbing, Stasiun Laboraturium Hidrologi Teknik Pengairan UB dan Stasiun Klimatologi Malang.
• Peta Tata Guna Lahan
Peta ini berguna sebagai penentuan koefisien pengaliran (run off) pada catcthment area.
• Peta Topografi
Digunakan sebagai penggambaran arah aliran pada saluran drainase.
• Data Jumlah Penduduk
Data ini berguna sebagai acuan jumlah penduduk yang berada di daerah catcthment area. Data yang digunakan adalah jumlah penduduk pada tahun 2018.
• Data Teknis Boezem dan Saluran Draianse Eksisiting
Data ini digunakan sebagai pengevaluasi untuk solusi penangan genangan pada wilayah studi.
2.2 Metode
Sebelum perhitungan debit rancangan dilakukan analisa hidrologi berupa uji kelayakan data berupa konsistensi data, uji outlier dan uji stasioner guna mengetahui apakah data layak digunakan atau tidak.
Jika data hujan dapat digunakan, maka dilakukan perhitungan analisa curah hujan rancangan menggunakan metode Log Pearson III. Selanjutnya uji kelayakan distribusi yaitu uji kesesuain distribusi berupa uji Chi Square dan uji Sminorv Kolmogorof. Maka, didapat hasil debit rancangan yang diperoleh dari debit limpasan air hujan dengan metode rasional dan debit air kotor. Debit air kotor didapat dari jumlah air kotor yang dibuang oleh setiap penduduk. Lalu, dilakukannya pengevaluasian pada kapasitas tampungan eksisting yaitu saluran drainase dan boezem. Hal ini bertujuan untuk membandingkan kapasitas eksisiting dapat menampung debit rancangan dengan kala ulang 2 dan 5 tahun.
Fitriyasari, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 347-355
Setelah melakukan pembandingan kapasitas eksisiting dengan debit rancangan dilanjutkan dengan penggunaan alternatif penanggulangan genangan, guna mereduksi genangan pada daerah studi.
Alternatif tersebut yaitu penambahan kedalaman boezem dan perencanaan bangunan pelengkap berupa perencanaan saluran draianse serta perencanaan pintu air.
Selanjutnya, setelah mendapatkan desain untuk alternatif penanggulangan genangan dilakukan perhitungan rancangan anggran biaya, yang disesuaikan dengan harga satuan pokok kegiatan Kota Malang.
2.3 Persamaan
2.3.1 Uji Kelayakan Data Hujan
Tujuan dari uji ini adalah mengetahui apakah data yang diolah dan data yang digunakan layak atau tidak.
2.3.1.1 Uji Konsistensi Data
Pada sudi ini untuk uji konsistensi data hujan menggunakan lengkung massa ganda. Uji ini membandingkan komulatif stasiun yang diuji dengan komulatif rerata stasiun hujan sekitarnya. Untuk mengetahui apakah data tersebut konsisten atau tidak [3].
2.3.1.2 Uji Outlier
Dalam pengujian outlier menggunakan metode Grubbs and Beck. Dimana tujuan dari uji ini yaitu mengetahui data tersebut layak untuk digunakan atau tidak dengan menetapkan dua batas ambang bawah (XL) dan batas ambang atas (XH) [4].
XH = exp(𝑥 + Kn. S) Pers. 1
XL = exp(𝑥 − Kn. S) Pers. 2
Kn = −3,62201 + 6,28446. n0,25 − 2,49835. n0,5 + 0,491436. n0,75 − 0,037811. n Pers. 3 2.3.1.2 Uji Stasioner
Uji stasioner bertujuan untuk menguji kestabilan nilai varian dan rata-rata dari deret berkala.
Dalam pengujian ini menggunakan 2 uji yaitu Uji-F dan Uji-t [5].
2.3.2 Analisa Curah Hujan Rerata Daerah
Dalam analisa ini untuk mencari hujan rerata daerah menggunakan metode Poligon Thiessen.
Metode ini bertujuan untuk mengakomodasi ketidakseragaman jarak dengan memberikan proposi luasan pada daerah pengaruh pos hujan [6].
Pers. 4 2.3.3 Uji Log Pearson III
Uji Log Pearson III digunakan sebagai uji untuk menghitung curah hujan rancangan. Uji ini digunakan dikarenakan uji tersebut memiliki nilai koefisien kemencengan dan koefisien kurtosis yang bebas.
Y = ̅Y − k. S Pers. 5
351
A
n
2.3.4 Uji Kesesuain Distribusi
Pengujian kesesuaian distribusi ini dimaksudkan untuk menguji kesesuain atau kecocokan distribusi frekuensi sampel data terhadap fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat mengambarkan atau mewakili distribusi frekuensi tersebut. Dalam pengujian ini menggunakan 2 uji yaitu Uji Chi Square dan uji Sminorv Kolmogorof.
2.3.5 Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk bertujuan untuk memperhatikan pertumbuhan penduduk guna mengetahui proyeksi kebutuhan air bersih pada setiap daerah. Untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada masa mendatang dapat menggunakan metode Eksponensial. Metode ini dikarenakan dapat menggambarkan pertambahan penduduk yang terjadi secara sedikit-sedikit sepanjang tahun [7].
Pn = Po.ert Pers. 6
Pers. 7
2.3.6 Debit Banjir Rancangan
Debit banjir rancangan merupakan penjumlahan antara besarnya debit air hujan dengan debit air kotor pada kala ulang tertentu [8]. Perhitungan ini digunakan sebagai penentuan kapasitas saluran drainase.
Qr = Qah + Qak Pers. 8
Qah = 0,278.C.I.A Pers. 9
Qak =Pn.q Pers. 10
Dengan :
Qr = debit banjir rancangan (m3/dt) Qah = debit banjir rancangan (m3/dt) C = koefisien pengaliran
I = intensitas hujan (mm/jam) A = luas daerah pengaliran (km2) Qak = debit air kotor (lt/dt/km2) Pn = jumlah penduduk (orang)
q = jumlah air buangan (lt/orang/hari) A = luas daerah (km2)
2.3.7 Evaluasi Saluran Draianse
Evaluasi ini bergunakan untuk mengetahui kondisi saluran yang ada saat ini untuk melihat seberapa besar debit yang dapat ditampung oleh saluran tersebut. Saluran drainase dapat dikatakan layak apabila kapasitas saluran tersebut lebih besar dari debit rencana dan sebaliknya dapat dikatakan tidak layak [9].
Q = Asal.Vsal Pers. 11
V𝑠𝑎𝑙 = 1 . R2⁄3. S1⁄2 Pers.12
Fitriyasari, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 347-355
352 Dengan :
Q = debit yang ditampung (m3/dt) Asal = luas saluran (m2)
Vsal = kecepatan aliran (m/dt) n = koefisien manning R = jari-jari hidrolis (m) S = kemiringan saluran
2. 3.7 Debit Pintu Air
Pada perhitungan ini bertujuan untuk menghitung besar debit yang mengalir pada bawah pintu air. Dalam perencanaan hidrolis berupa perhitungan debit pintu sorong dapat menggunakan rumus berikut [10].
Q = K µ a b √ 2g h1 Pers. 13
3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Analisa Hidrologi
Analisa hidrologi merupakan tahap analisis awal dalam mendapatkan data-data hidrologi seperti data curah hujan rerata, data distribusi frekuensi, intensitas hujan, dan debit banjir rancangan. Data-data tersebut nantinya akan digunakan untuk mengetahui kondisi hidrologi pada wilayah studi.
Tabel 1: Uji Kelayakan Data Hujan
Nama Pos St. Hujan Uji Kelayakan
Massa Ganda Uji Outlier Uji Stasioner
St. Blimbing Diterima Diterima Homogen
St. Klimatologi Malang Diterima Diterima Homogen St. Lab Hidrologi Pengairan UB Diterima Diterima Homogen
Berdasarkan hasil analisa curah hujan rancangan dengan menggunakan metode Log Pearson III didapat data curah hujan rancangan sebagai berikut :
Tabel 2: Rekapitulasi Curah Hujan Rancangan
Tr (tahun)
Pr
(%) K Sd
Log X
X Rerata
Log Xrancangan
(mm)
Xrancangan (mm)
2 50 0.028 0.079 1.921 1.924 83.890
5 20 0.849 0.079 1.921 1.988 97.324
Pada tabel diatas didapat curah hujan rancangan pada kala ulang 2 tahun sebesar 83,890 mm dan kala ulang 5 tahun sebesar 97,324 mm. selanjutnya, yaitu melakukan uji kesesuain distribusi berupa uji Chi square dan uji Smirnov Kolmogorof sebagai berikut :
7 Tabel 3: Uji Kesesuain Distribusi
Metode
Distribusi Peluang
Uji Smirnov- Kolmogorof
Uji Chi -
Square Keterangan
∆max ∆cr Xh2 Xcr2
Log Pearson III 5% 0.193 0.391 0.27 3.841 Diterima
Setalah dilakukan perhitungan uji kesesuain distribusi berupa uji Chi Square dan uji Smirnov Kolmogorof dengan peluang 5% diperoleh bahwa uji Log Pearson dapat diterima. Hal ini dikarenakan
∆max < ∆cr dan Xh2 < Xcr2. Maka, data uji Log Pearson III dapat digunakan.
Tabel 4: Rekapitulasi Debit Banjir Rancangan
Qr total (m3/dtk)
Q2 Q5
3.970 4.606
Dari tabel tersebut didapat besar debit banjir rancangan pada wilayah studi sebesar 3,970 m3/dtk dan 4,606 m3/dtk. Dengan perhitungan vilume banjir rancangan sebesar 8816,75 m3 dan 10244, 40 m3. Dengan kala ulang 2 dan 5 tahun.
3.2 Evaluasi Bangunan Eksisting
Tabel 5: Rekapitulasi Evaluasi Kapasitas Drainase Eksisting
Saluran Keterangan
Saluran Keterangan
Q2 Q5 Q2 Q5
A1 Memenuhi Memenuhi A25 Memenuhi Memenuhi
A2 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi A26 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
A3 Memenuhi Memenuhi A27 Memenuhi Memenuhi
A4 Memenuhi Memenuhi A28 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi A5 Memenuhi Tidak Memenuhi A29 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
A6 Memenuhi Memenuhi A30 Memenuhi Memenuhi
A7 Memenuhi Memenuhi A30a Memenuhi Memenuhi
A8 Memenuhi Memenuhi A30b Memenuhi Memenuhi
A9 Memenuhi Memenuhi A31 Memenuhi Memenuhi
A10 Memenuhi Memenuhi A32 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
A11 Memenuhi Memenuhi A33 Memenuhi Tidak Memenuhi
A12 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi A34 Memenuhi Memenuhi
A13 Memenuhi Memenuhi A35 Memenuhi Memenuhi
A14 Memenuhi Memenuhi A36 Memenuhi Memenuhi
A15 Memenuhi Memenuhi A37 Memenuhi Memenuhi
A16 Memenuhi Memenuhi A38 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi A17 Memenuhi Memenuhi A39 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi A18 Memenuhi Memenuhi A40 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
A19 Memenuhi Memenuhi A41 Memenuhi Memenuhi
A20 Memenuhi Memenuhi A42 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi A21 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi A43 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi A22 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi A44 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi A23 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi A45 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
A24 Memenuhi Memenuhi
Fitriyasari, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 347-355
354
Berdasarkan tabel 5 didapat beberapa dari saluran draianse eksisting tidak dapat memenuhi debit racangan. Maka dapat dikatakan pada daerah hulu boezem telah terjadi pelimpasan air di beberapa titik saluran drainase eksisting.
Dari hasil peritungan untuk evaluasi boezem dengan luas bangunan sebesar 836,9 m2 dan kedalam efektif sebesar 1,1 m dan memiliki volume tampungan sebesar 920,6 m3, maka diperoleh bahwa boezem hanya dapat mereduksi genangan sebesar 10%.
3.3 Alternatif Penanggulangan Genangan
• Penambahan kedalam boezem sebesar 3 meter menjadi kedalaman efektif 3,5 meter dengan luas banguanan sebesar 836,9 m2 dan volume tampungan sebesar 2929 m3.
• Perencanaan pintu air pada inlet dan outlet dengan menggunakan pintu sorong baja dengan lebar pintu 0,5 meter dan berjumlah 3 pintu terdiri dari 2 inlet serta 1 outlet. Pada inlet memiliki besar debit sebesar 0,628 m3/dtk dengan bukaan pintu untuk masaing-masing pintu sebesar 0,3 meter. Sedangkan, besar debit pada pintu outlet sebesar 0,349 m3/dtk dengan bukaan pintu sebesar 0,2 meter.
• Perencanaan saluran draianse yang bertujuan sebagai penghubung saluran drainase sebelumnya dengan boezem. Perencanaan ini terdapat 2 saluran yaitu saluran pada inlet dan oultet. Dengan dimensi lebar saluran sebesar 1,3 meter dan kedalaman sebesar 0,5 meter untuk saluran pada inlet. Dan saluran pada outlet memiliki dimensi dengan lebar saluran sebesar 0,5 meter dan kedalaman sebesar 0,5 meter.
Sehingga, berdasarkan hasil alternatif penanggulangan genangan diperoleh bahawa boezem dapat mereduksi genangan sebesar 30%.
3.4 Rancangan Anggaran Biaya
Rancangan anggaran biaya diperlukan untuk mengetahui besar anggaran biaya yang akan dikeluarkan dalam perncanaan bangunan pelengkap pada boezem. Dalam perhitungan RAB berdasarkan analisa harga satuan pekerjaan Kota Malang.
Tabel 6: Rekapitulasi Rancangan Anggaran Biaya
No Uraian Kegiatan Volume Satuan Harga
Satuan (Rp)
Jumlah Harga (Rp) A Boezem
1 Galian Tanah 2510.82 m3 53,755 134,969,129
Jumlah 134,969,129 B Pintu Air
Pemasangan Pintu 3 buah 13,567,422 40,702,267
Pelumasan Pintu 3 buah 278,027 834,082
Jumlah 41,536,350 C Saluran Drainase pada Inlet
1 Galian Tanah 2.76 m3 53,755 148,364
2 Pasir Urug 0.345 m3 226,165 78,027
3 Bekesting 2 Sisi 2.3 m2 2,201,736 5,063,993
4 Beton 0.621 m3 1,124,193 698,124
Jumlah 5,988,507 D Saluran Drainase pada Outlet
1 Galian Tanah 1.288 m3 53,755 69,236
2 Pasir Urug 0.161 m3 226,165 36,413
3 Bekesting 2 Sisi 2.3 m2 2,201,736 5,063,993
4 Beton 0.437 m3 1,124,193 491,272
Jumlah 5,660,914 Jumlah Anggaran 146,618,550
Pembulatan 146,620,000
355 Berdasarkan tabel tersebut didapat untuk total rancangan anggaran biaya pada perencanaan bangunna pelengkap sebesar Rp 146,620,000. Dimana total anggaran ini didapat dari perencanaan saluran drainase, penambahan tampungan boezem, dan perencanaan pintu air
4. Kesimpulan
a. Debit rancangan yang mengalir pada boezem sebesar 3,970 m3/dtk pada Q2 tahun dan 4,606 m3/dtk pada Q5 tahun.
b. Hasil evaluasi pada drainase eksisting terdapat limpasan air pada beberapa saluran drainase dan boezem dengan ukuran 836,9 m2 dengan kedalaman efektif 1,1 m dapat mereduksi genagan sebesar 10%.
c. Alternatif penanggulangan genangan dilakukan dengan penambahan kedalaman boezem sebesar 3 m dengan luas bangunan 8,36,9 m2 dan perencanaan bangunan pelengkap yaitu perencanaan pintu air pada inlet dan oulet dengan lebar pintu 0,5 m. serta perencanaan saluran drainase pada inlet dan outlet. Sehingga, boezem dapat mereduksi genangan sebesar 30%.
d. Total rancangan anggran biaya (RAB) sesuai dengan analisan harga satuan pokok kegiatan Kota Malang didapar sejumlah Rp. 146,620,000.
Daftar Pustaka
[1] Hasmar, Halim H. A. Drainase Perkotaan. Yogyakarta: UII Press. 2002.
[2]
Saktyanu, P. Prinsip-Prinsip Dan Permasalahan Penanganan Drainase Jalan Yang
Berkelanjutan. Jakarta: SIMANTU Kementerian PUPR. 2016.[3] Soemarto, Cd. Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional. 1987.
[4]
Kementerian Pekerjaan Umum. Buku Jilid IA - Tata Cara Penyusunan Rencana Induk
Sistem Drainase Perkotaan. Jakarta: Direktorat Pengembangan PenyehatanLingkungan Permukiman. 2012.
[5] Soewarno. Hidrologi Jilid 2: Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisis Data. Bandung: Nova.
1995.
[6] Suripin. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi Offset. 2004.
[7] Adioetomo, S. M., & Samosir, O. B. Dasar-Dasar Demografi edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. 2010.
[8] Suhardjono. Drainase Perkotaan. Malang: Universitas Brawijaya. 2013.
[9]
Chow, Ven Te. Hidrolika Saluran Terbuka. Jakarta: Erlangga. 1997
[10]