LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
UNTUK SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 SEPTEMBER 2006 DAN 2005
Halaman
NERACA KONSOLIDASI 30 SEPTEMBER 2006 DAN 2005 i
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI UNTUK SEMBILAN BULAN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 SEPTEMBER 2006 DAN 2005 ii
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI UNTUK SEMBILAN BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 SEPTEMBER 2006 DAN 2005 iii
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI UNTUK SEMBILAN BULAN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 SEPTEMBER 2006 DAN 2005 iv
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 1
1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
a. Pendirian Perusahaan
PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 16 Nopember 1989 berdasarkan Akta Notaris Nyonya Siti Pertiwi Henny Shidki, SH, No. 240 yang telah diubah berdasarkan Akta Notaris yang sama No. 246 tanggal 31 Mei 1991 mengenai perubahan nama dari PT Bintang Mahkota Semestaraya menjadi PT Bintang Mitra Semestaraya. Akta pendirian dan perubahannya telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-4423.HT.01.01.Th.95 tanggal 17 April 1995, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 19 September 1997 No.
75 Tambahan No. 4209. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, SH, No. 40 tanggal 26 Maret 2004 yang antara lain mengenai perubahan anggaran dasar sehubungan dengan adanya perbedaan seri saham dan pemberian kuasa kepada komisaris untuk mengubah anggaran dasar sehubungan dengan reverse stock. Akta tersebut telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-07897.HT.01.04.Th.2004 tanggal 1 April 2004.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan, industri, percetakan, pertanian, perikanan, perkebunan, perhutanan, real estat, jasa dan angkutan. Namun untuk saat ini, kegiatan utama Perusahaan adalah melakukan investasi pada Anak Perusahaan yaitu PT Sinar Kompas Utama dan PT Alvita Sunta, masing-masing sejak tahun 1996 dan 1999.
Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung Ribens Autocars, Jalan R.S Fatmawati No.188, Jakarta Selatan.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 6 Desember 1999, Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham No. S-2449/PM/1999 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal untuk mengadakan Penawaran Umum Perdana kepada masyarakat sejumlah 130.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 500 per lembar saham dengan harga penawaran Rp 500 per lembar saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di PT Bursa Efek Jakarta pada tanggal 29 Desember 1999.
c. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan
Pada tanggal 30 September 2006 dan 2005, Perusahaan mempunyai Anak Perusahaan sebagai berikut :
Tahun Operasi
Lokasi 30 September 2006 30 September 2005 Komersial Kegiatan Usaha Utama
Rp Rp
PT Sinar Kompas Utama Bekasi 9.828.303.950 10.770.086.745 1 9 9 3 Perumahan Kompas Indah PT Alvita Sunta Jakarta 93.458.325.862 93.398.012.814 Dalam Tahap Pengembangan Tanah
Pengembangan Jumlah Aktiva
Persentase
99,60%
82,24%
Kepemilikan
d. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut :
Komisaris Utama : Richard Rachmadi Wiriahardja Komisaris Independen/Komisaris : Teguh Adhytia
Direktur Utama : Ir. Lukman Purnomosidi D i r e k t u r : Suhsih M. Boentoro
Jumlah kompensasi yang diterima dewan komisaris dan direksi Perusahaan dan Anak Perusahaan sekitar Rp 217.800.000 dan Rp 198.000.000 untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2006 dan 2005.
Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki 17 orang karyawan dan 13 orang karyawan masing-masing untuk tanggal 30 September 2006 dan 2005.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan ini telah disajikan sesuai dengan prinsip Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) bagi perusahaan Real Estat yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.
Dasar pengukuran Laporan Keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value). Laporan Keuangan disusun dengan metode akrual kecuali Laporan Arus Kas.
Laporan Arus Kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
3
Neraca Konsolidasi disajikan tanpa dikelompokkan menjadi bagian lancar dan tidak lancar (unclassified balance sheet) sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 44 mengenai “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi ini adalah Rupiah yang merupakan mata uang fungsional.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi meliputi Laporan Keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50 %, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali anak perusahaan yang pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya kepada Perusahaan.
Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan/ kerugian yang belum direalisasi, atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Hak minoritas atas laba bersih dan aktiva bersih Anak Perusahaan yang dikonsolidasi dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas Anak Perusahaan yang dikonsolidasi tersebut.
c. Akuntansi Penggabungan Badan Usaha
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 38 mengenai “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, laba atau rugi pengalihan aktiva, hutang serta saham dan akun yang berkaitan dengan ekuitas dari perusahaan-perusahaan yang berada di bawah pengendalian pemilikan yang sama tidak diakui. Selisih antara nilai pengalihan dengan jumlah tercatat atas restrukturisasi diantara perusahaan-perusahaan tersebut tidak disajikan sebagai goodwill. Selisih tersebut dicatat sebagai bagian dari ekuitas.
Perusahaan melakukan penyertaan saham pada PT Alvita Sunta yaitu pihak yang berada di bawah pengendalian pemilikan yang sama (dengan biaya perolehan sesuai dengan nilai nominal saham pada tanggal 31 Mei 1999), sehingga penggabungan usaha tersebut menggunakan metode Penyatuan Kepemilikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan tersebut di atas. Selisih antara biaya perolehan aktiva bersih dengan nilai buku PT Alvita Sunta dicatat sebagai bagian dari ekuitas di Neraca Konsolidasi dalam akun
“Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.
d. Investasi pada Perusahaan Asosiasi
Penyertaan dalam bentuk saham di mana Perusahaan mempunyai pemilikan saham kurang dari 20 % dicatat sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi.
Penyertaan dalam bentuk saham di mana Perusahaan mempunyai pemilikan saham minimal 20 %, tetapi tidak lebih dari 50 % dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana
biaya perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan serta dikurangi dengan pendapatan dividen. Bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan amortisasi atas perbedaan antara biaya perolehan penyertaan dan bagian pemilikan Perusahaan atas nilai wajar aktiva bersih (yang sama dengan nilai buku dari perusahaan asosiasi) pada tanggal akuisisi (goodwill), dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun. Selisih bagian harga wajar dengan bagian pemilikan Perusahaan atas nilai buku aktiva tetap disusutkan sesuai dengan sisa taksiran umur aktiva yang bersangkutan.
Pada saat suatu perusahaan asosiasi (yang pencatatannya dengan metode ekuitas), menjual sahamnya kepada pihak ketiga dengan harga yang berbeda dari nilai bukunya, maka nilai penyertaan bersih Perusahaan pada perusahaan asosiasi tersebut akan terpengaruh.
Perusahaan mengakui perubahan dalam penyertaan bersih pada perusahaan asosiasi tersebut dengan mengkredit akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi“.
e. P i u t a n g
Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungkinan tertagihnya piutang tersebut pada akhir periode yang bersangkutan.
f. P e r s e d i a a n
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value).
Biaya perolehan persediaan dinyatakan berdasarkan metode “identifikasi khusus” (specific identification).
Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode.
g. Aktiva Tetap
Aktiva tetap, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap adalah sebagai berikut :
Masa Manfaat
Jenis Aktiva Metode (tahun) T a r i f
Peralatan Kantor Garis Lurus 5 20%
Kendaraan Bermotor Garis Lurus 5 20%
5
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya;
pemugaran dan penambahan dalam jumlah yang signifikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam usaha periode yang bersangkutan.
Sesuai dengan PSAK No. 47 tentang “Akuntansi Tanah”, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 1999, semua biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan tanah antara lain, biaya perizinan, survei lokasi, biaya pengukuran, biaya notaris dan pajak-pajak yang berkaitan, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan tanah. Beban tangguhan tersebut diamortisasi selama masa berlaku hak atau masa manfaat tanah mana yang lebih pendek dengan menggunakan metode garis lurus.
h. Tanah yang Belum Dikembangkan
Tanah untuk pengembangan di masa mendatang dikelompokkan dalam akun “Tanah yang Belum Dikembangkan”, di mana akumulasi biaya tersebut akan diklasifikasikan ke persediaan pada saat pengembangan dimulai.
i. Penurunan Nilai Aktiva
Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terjadi indikasi penurunan nilai atas aktiva pada akhir tahun, sesuai dengan PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aktiva”. Apabila indikasi tersebut terjadi, Perusahaan harus menentukan taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) atas nilai aktiva dan mengakui penurunan nilai aktiva sebagai rugi pada laporan laba rugi.Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai laba pada tahun terjadinya pemulihan.
j. Kapitalisasi dan Metode Alokasi Biaya Proyek Pengembangan Real Estat
Biaya aktivitas pengembangan real estat yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat adalah :
1. Biaya pra-perolehan tanah;
2. Biaya perolehan tanah;
3. Biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek;
4. Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat;
5. Biaya pinjaman.
Biaya yang dialokasikan sebagai beban proyek adalah :
1. Biaya pra-perolehan tanah atas tanah yang tidak berhasil diperoleh.
2. Kelebihan biaya dari hasil yang diperoleh atas pembangunan sarana umum yang dikomersialkan, yang dijual atau dialihkan, sehubungan dengan penjualan unit.
Apabila akumulasi biaya ke proyek pengembangan lebih rendah dari realisasi pendapatan pada masa depan maka selisihnya akan dibebankan pada laba rugi tahun berjalan, atas perbedaan yang terjadi Perusahaan dan Anak Perusahaan akan melakukan penyisihan secara periodik. Jumlah penyisihan tersebut akan mengurangi nilai tercatat proyek dan dibebankan ke laba rugi tahun berjalan.
Biaya yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat dialokasikan ke setiap unit real estat dengan metode Identifikasi Khusus.
Pengkajian atas estimasi dan alokasi biaya dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial, jika terjadi perubahan mendasar perusahaan akan melakukan revisi dan realokasi biaya.
Beban yang diakui pada saat terjadinya adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proyek real estat.
k. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang dimaksud dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Seluruh transaksi signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dilakukan dengan maupun tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak di luar hubungan istimewa telah diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi.
l. Tambahan Modal Disetor - Bersih
Biaya Emisi Saham
Pos ini merupakan biaya yang terjadi dalam rangka penawaran umum dan penjualan sejumlah saham kepada masyarakat yang dibukukan sebagai Biaya Emisi Saham.
Sejak tanggal 1 Januari 2000, biaya emisi saham disajikan sebagai bagian ekuitas sesuai dengan Peraturan Nomor VIII.G.7 yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.
m. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan Real Estat diakui berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 44 “Akuntansi Pengembangan Real Estat“. Berdasarkan pernyataan tersebut maka :
1) Penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh karena telah memenuhi seluruh kriteria berikut ini:
a. Proses penjualan telah selesai;
b. Harga jual akan tertagih;
c. Tagihan penjual terhadap pembeli pada masa yang akan datang bebas dari subordinasi; dan
7
d. Penjual telah mengendalikan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.
2) Penjualan kavling tanah tanpa bangunan diakui dengan metode akrual penuh karena pada saat pengikatan jual beli, seluruh kriteria berikut ini telah dipenuhi :
a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;
b. Harga jual akan tertagih;
c. Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang; dan
d. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kavling tanah tersebut.
Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian aktivitas pengembangan adalah berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan total biaya yang harus dikeluarkan (cost to cost basis).
Seluruh penerimaan hasil penjualan rumah dan tanah yang belum memenuhi persyaratan tersebut, dikelompokkan sebagai “Uang Muka Penjualan”. Sedangkan penerimaan administrasi atas penjualan rumah dan tanah dikelompokkan sebagai “Pendapatan Administrasi”.
Beban diakui atas dasar Akrual (Accrual basis).
n. Segmen Usaha
Efektif 1 Januari 2002, Perusahaan menerapkan revisi PSAK No. 5 tentang “Pelaporan Segmen” yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Berdasarkan revisi PSAK ini, Perusahaan mengklasifikasikan pelaporan segmen sebagai segmen geografis (sekunder) di mana Perusahaan membagi segmen geografisnya berdasarkan lokasi perumahan.
o. Pajak Penghasilan
Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan” yang mensyaratkan adanya pencatatan akuntansi untuk menghitung pengaruh pajak dari pemulihan aktiva dan penyelesaian kewajiban pada nilai tercatatnya, serta pengakuan dan pengukuran aktiva dan kewajiban pajak tangguhan untuk pengaruh pajak di masa mendatang atas kejadian-kejadian yang sudah diakui dalam laporan keuangan, termasuk akumulasi rugi fiskal. Pengaruh pajak dari beda waktu dan akumulasi rugi fiskal, yang dapat berupa aktiva ataupun kewajiban, disajikan dalam jumlah bersih.
p. Rugi Bersih Per Saham
Rugi bersih per saham dihitung dengan membagi rugi bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama periode yang bersangkutan.
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar adalah sebanyak 336.000.000 saham.
q. Imbalan Kerja
Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat kewajiban imbalan kerja yang tidak didanai berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU No.13”).
Sebelum tanggal 1 Januari 2005, Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat kewajiban imbalan kerja berdasarkan perhitungan aktuaria dan mengamortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui selama lima tahun.
Efektif tanggal 1 Januari 2005, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No.24 (Revisi 2004), mengenai “Imbalan Kerja” yang diterapkan secara retrospektif dan mengubah metode akuntansi yang dipakai sebelumnya ke metode yang diwajibkan berdasarkan PSAK ini.
Berdasarkan hasil perhitungan aktuaria, jumlah kewajiban pada saat penerapan pertama kali dengan kewajiban yang telah diakui Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal yang sama, tidak terdapat selisih yang material. Oleh karenanya selisih perubahan prinsip akuntansi tersebut dibebankan pada operasi tahun berjalan.
Berdasarkan PSAK No.24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja sesuai dengan UU No.13 dihitung berdasarkan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar di antara 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut.
Besarnya keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja yang akan dijalani para pekerja dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.
r. Penggunaan Estimasi
Penyajian laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi pada nilai yang dilaporkan dalam periode laporan sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, sehingga terdapat kemungkinan hasil realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan estimasi yang telah dilaporkan sebelumnya.
9 3. KAS DAN SETARA KAS
Akun ini terdiri dari :
Rp Rp
K a s Rp 4.139.775 Rp 4.139.775
Setara Kas
PT Bank Victoria International Tbk. 631.630.368 856.809.335
PT Bank Panin Tbk. 76.395.666 64.579.749
PT Bank Tabungan Negara (Persero) 62.447.119 2.170.182
Jumlah 770.473.153 923.559.266
Jumlah Kas dan Setara Kas Rp 774.612.928 Rp 927.699.041
2 0 0 6 2 0 0 5
Tidak ada pembatasan terhadap penggunaan dana kas Perusahaan.
4. PIUTANG USAHA
Akun ini terdiri dari :
Tipe Rumah Sederhana Sehat 270.215.915 250.632.761
Tipe Rumah Sederhana 150.653.000 389.777.877
Tanah Kavling - 349.514.250
J u m l a h Rp 420.868.915 Rp 989.924.888
2 0 0 6 2 0 0 5
Seluruh piutang usaha dilakukan dengan pihak ketiga.
Rincian umur piutang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :
Sampai dengan 1 bulan Rp 158.905.079 Rp 465.514.250
> 1 bulan - 3 bulan 109.387.572 131.500.000
> 3 bulan - 6 bulan 52.068.597 18.600.000
> 6 bulan - 1 bulan 67.266.020 154.700.000
> 1 tahun 33.241.647 219.610.638
J u m l a h Rp 420.868.915 Rp 989.924.888
2 0 0 6 2 0 0 5
Sebagian piutang usaha merupakan piutang angsuran rumah dengan jangka waktu berkisar antara 1 sampai dengan 3 tahun.
Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa piutang usaha tersebut dapat tertagih seluruhnya, sehingga Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak membuat penyisihan piutang ragu-ragu.
5. PAJAK DIBAYAR DI MUKA
Akun ini terdiri dari :
Pajak Penghasilan Pasal 21 Rp 5.120.614 Rp 12.994.746 Pajak Penghasilan Pasal 25 - 697.500 J u m l a h Rp 5.120.614 Rp 13.692.246
2 0 0 6 2 0 0 5
6. P E R S E D I A A N
Akun ini terdiri dari :
T a n a h Rp 333.552.877 Rp 814.753.908
B a n g u n a n 362.697.594 391.793.600
J u m l a h Rp 696.250.471 Rp 1.206.547.508
2 0 0 6 2 0 0 5
Perusahaan belum mengasuransikan persediaannya.
7. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
Akun ini terdiri dari :
Akumulasi Bagian atas Bagian atas Laba (Rugi) Bersih Laba Bersih
Persentase Biaya Perusahaan Perusahaan Nilai
Pemilikan Perolehan Asosiasi Asosiasi Tercatat
% Rp Rp Rp Rp
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. 44,08 63.186.255.600 (115.752.563) 4.674.268.154 67.860.523.754 PT Laksayudha Abadi 23,27 34.900.000.000 135.979.739 7.026.545.138 41.926.545.138 J u m l a h 98.086.255.600 20.227.176 11.700.813.292 109.787.068.892
2 0 0 6
11
Akumulasi Bagian atas Bagian atas Laba (Rugi) Bersih Laba Bersih
Persentase Biaya Perusahaan Perusahaan Nilai
Pemilikan Perolehan Asosiasi Asosiasi Tercatat
% Rp Rp Rp Rp
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. 44,08 63.186.255.600 (389.160.337) 5.334.403.839 68.520.659.439 PT Laksayudha Abadi 23,27 34.900.000.000 139.197.079 6.816.340.177 41.716.340.177 J u m l a h 98.086.255.600 (249.963.258) 12.150.744.016 110.236.999.616
2 0 0 5
8. AKTIVA TETAP
Akun ini terdiri dari :
2 0 0 6 Nilai Tercatat Pemilikan Langsung :
Peralatan Kantor Rp 78.917.750 Rp - Rp - Rp 78.917.750 Kendaraan Bermotor 832.075.000 - - 832.075.000 Jumlah Nilai Tercatat 910.992.750 - - 910.992.750 Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung :
Peralatan Kantor 76.342.755 2.502.500 - 78.845.255 Kendaraan Bermotor 632.575.016 99.750.000 - 732.325.016
Jumlah Akumulasi
Penyusutan 708.917.771 102.252.500 - 811.170.271
Nilai Buku Rp 202.074.979 Rp 99.822.479
Saldo Akhir Perubahan Selama Periode Berjalan
Saldo Awal Penambahan Pengurangan
2 0 0 5 Nilai Tercatat Pemilikan Langsung :
Peralatan Kantor Rp 78.917.750 Rp - Rp - Rp 78.917.750 Kendaraan Bermotor 832.075.000 - - 832.075.000 Jumlah Nilai Tercatat 910.992.750 - - 910.992.750 Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung :
Peralatan Kantor 71.357.588 3.882.667 - 75.240.255 Kendaraan Bermotor 493.908.348 105.416.668 - 599.325.016
Jumlah Akumulasi
Penyusutan 565.265.936 109.299.335 - 674.565.271
Nilai Buku Rp 345.726.814 Rp 236.427.479
Saldo Akhir Perubahan Selama Periode Berjalan
Saldo Awal Penambahan Pengurangan
Penyusutan yang dibebankan ke beban umum dan administrasi sebesar Rp 102.252.500 dan Rp 109.299.335 masing-masing untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2006 dan 2005.
Berdasarkan hasil penelaahan, manajemen tidak melihat indikasi terjadinya peristiwa atau perubahan keadaan yang dapat menyebabkan turunnya nilai aktiva Perusahaan, sehingga Perusahaan tidak melakukan penyisihan penurunan untuk aktiva tetap.
Perusahaan belum mengasuransikan aktiva tetapnya.
9. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN
Akun ini merupakan tanah untuk dikembangkan pada masa mendatang seluas 28.847 M2 untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2006 dan 2005. Tanah yang belum dikembangkan terletak di Arteri Simprug, Jakarta.
10. HUTANG USAHA
Akun ini merupakan hutang usaha kepada CV Sagung Seto dalam mata uang Rupiah sebesar Rp 222.480.000 per 30 September 2005.
13
Pada tanggal 30 September 2005, rincian umur hutang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :
Sampai dengan 1 bulan Rp 134.550.000
> 1 Bulan - 3 Bulan 7.740.000
> 6 Bulan - 1 Tahun 80.190.000
J u m l a h Rp 222.480.000
11. HUTANG LAIN-LAIN
Akun ini merupakan hutang kepada Rachmat Badruddin, pihak yang mempunyai hubungan istimewa atas pembelian tanah.
12. HUTANG PAJAK
Akun ini terdiri dari :
Pajak Pe n g h as ilan :
Pa s al 21 Rp 820.800 Rp 3.880.844
Pa s al 23 2.250.000 25.609.095
Pa s al 25 9.202.894 52.426.898
Pajak Pe rtamb a h an Nila i 20.700.000 254.021.705
J u m l a h Rp 3 2 .9 7 3 .6 9 4 Rp 3 3 5 .9 3 8 .5 4 2
2 0 0 6 2 0 0 5
Berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, laba atau kerugian Perusahaan serta rekonsiliasi perhitungan perpajakannya dilakukan sendiri oleh wajib pajak dalam SPT tahunannya (self asessment system). Pihak fiskus dapat memeriksa perhitungan perpajakan tersebut dalam jangka waktu 10 tahun. Apabila dalam jangka waktu tersebut terhadap perhitungan perpajakan di atas tidak dilakukan pemeriksaan, maka SPT tahunan Perusahaan dianggap rampung.
Apabila ada kewajiban perpajakan lainnya akan diselesaikan oleh Perusahaan pada saat jatuh temponya.
13. HUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA
Rincian saldo hutang dari transaksi di luar usaha pokok yaitu transaksi atas penerimaan modal kerja dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan tidak dikenakan bunga, serta tidak terdapat jaminan dan jangka waktu pengembalian, dengan rincian sebagai berikut :
Richard Rachmadi Wiriahardja Rp 14.074.968.103 Rp 12.829.846.085
Alfo Jusuf Tjahaja 5.360.316.500 5.360.316.500
Rachmat Badruddin 390.000.000 390.000.000
J u m l a h Rp 19.825.284.603 Rp 18.580.162.585
2 0 0 6 2 0 0 5
14. HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
Akun ini terdiri dari :
a. Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang dikonsolidasi
PT Sinar Kompas Utama Rp 37.382.599 Rp 35.924.434
PT Alvita Sunta 13.094.407.300 13.328.695.521
J u m l a h Rp 13.131.789.899 Rp 13.364.619.955
2 0 0 6 2 0 0 5
b. Hak Minoritas atas Laba (Rugi) Bersih Anak Perusahaan yang dikonsolidasi
PT Sinar Kompas Utama Rp (2.399) Rp (530.372)
PT Alvita Sunta 66.294.111 33.214.677
J u m l a h Rp 66.291.712 Rp 32.684.305
2 0 0 6 2 0 0 5
15 15. MODAL SAHAM
Susunan pemegang dan pemilikan saham pada tanggal 30 September 2006 dan 2005 berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek adalah sebagai berikut :
PT Artha Era Primayasa 70.000.000 Lembar 20,84 % Rp 35.000.000.000 Sharehaven Finance, Ltd 67.150.000 19,99 33.575.000.000 Aussie Properties Limited 41.966.400 12,49 20.983.200.000 Richland Allbright ncorporation 34.305.600 10,21 17.152.800.000 Brownstone Strategic Investment 32.356.800 9,63 16.178.400.000 Vancouver Newest Investment 24.371.200 7,25 12.185.600.000
DPK Bank Panin 22.000.000 6,55 11.000.000.000
Maria Florentina Tulolo 1.000.000 0,30 500.000.000 Richard Rachmadi Wiriahardja
( Komisaris Utama ) 1.000.000 0,30 500.000.000 Thomas Wiriahardja 1.000.000 0,30 500.000.000 Masyarakat (masing-masing
pemilikan saham di bawah 5 %) 40.850.000 12,14 20.425.000.000 J u m l a h 336.000.000 Lembar 100,00 % Rp 168.000.000.000
Ditempatkan dan Disetor Persentase
Pemegang Saham S a h a m Pemilikan Jumlah Modal
30 September 2006
PT Artha Era Primayasa 203.000.000 Lembar 60,42 % Rp 101.500.000.000 Sharehaven Finance, Ltd 67.150.000 19,99 33.575.000.000
DPK Bank Panin 22.000.000 6,55 11.000.000.000
Maria Florentina Tulolo 1.000.000 0,30 500.000.000 Richard Rachmadi Wiriahardja 1.000.000 0,30 500.000.000 Thomas Wiriahardja 1.000.000 0,30 500.000.000 Masyarakat (masing-masing
pemilikan saham di bawah 5 %) 40.850.000 12,14 20.425.000.000 J u m l a h 336.000.000 Lembar 100,00 % Rp 168.000.000.000
Ditempatkan dan Disetor
Pemegang Saham S a h a m
Persentase
Pemilikan Jumlah Modal
30 September 2005
Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya pada Bursa Efek Jakarta dan menerapkan perdagangan saham tanpa warkat (Scriptless Trading).
16. SALDO LABA
Berdasarkan Rapat Umum Tahunan Para Pemegang Saham pada tahun 2003 dan 2002, Perusahaan mengalokasikan laba bersih tahun 2002 dan 2001 untuk tujuan pembentukan cadangan umum masing-masing sebesar Rp 150.000.000 dan Rp 1.400.000.000.
Berdasarkan Rapat Umum Tahunan Para Pemegang Saham pada tahun 2001 dan 2000, Perusahaan mengalokasikan laba bersih tahun 2000 dan 1999 untuk tujuan pembentukan cadangan umum masing-masing sebesar Rp 100.000.000.
17. PENDAPATAN USAHA
Rincian pendapatan usaha adalah sebagai berikut :
Tipe Rumah Sederhana Sehat Rp 255.100.000 Rp 202.000.000 Tipe Rumah Sederhana - 283.000.000
Tanah Kavling - 1.000.000.000
Jumlah Pendapatan Usaha Rp 255.100.000 Rp 1.485.000.000
2 0 0 6 2 0 0 5
Seluruh penjualan dilakukan dengan pihak ketiga.
18. BEBAN POKOK PENJUALAN
Rincian dari beban pokok penjualan sebagai berikut :
T a n a h Rp 53.263.681 Rp 558.193.422
B a n g u n a n 61.200.000 435.150.000
J u m l a h Rp 114.463.681 Rp 993.343.422
2 0 0 6 2 0 0 5
17 19. BEBAN USAHA
Rincian beban usaha adalah sebagai berikut :
Beban Penjualan
Sumbangan dan Jamuan Rp 13.250.000 Rp 69.800.000 Iklan dan Promosi - 15.000.000
13.250.000
84.800.000 Beban Umum dan Administrasi
Gaji dan Tunjangan 318.645.750 311.164.000
P a j a k 176.228.680 137.246.898
Honorarium Pihak Ketiga 64.850.000 120.550.000
Penyusutan 102.252.500 109.299.335
Iuran dan Perijinan 196.222.100 102.691.500
Keperluan Kantor 22.673.440 44.339.200
Penyisihan untuk imbalan kerja 43.922.250 41.459.250 Perbaikan dan Pemeliharaan 77.632.500 28.292.400
S e w a 22.500.000 22.500.000
Perjalanan Dinas 27.984.600 12.404.200
Telepon, Faksimile dan Teleks 1.454.720 1.309.917
Listrik dan Air 1.052.300 807.200
Lain-lain 65.598.355 1.994.750
1.121.017.195
934.058.650
J U M L A H Rp 1.134.267.195 Rp 1.018.858.650
2 0 0 6 2 0 0 5
20. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Akun ini terdiri dari :
Pendapatan Bunga Rp 37.824.870 Rp 40.578.408
Pendapatan Administrasi Penjualan 78.500.000 59.400.000
Bagian Laba (Rugi) Bersih Perusahaan Asosiasi - bersih 20.227.176 (249.963.258)
Beban Administrasi Bank (2.248.515) (2.670.168)
Lain-lain - bersih (5.454.500) 4.046.172
J u m l a h Rp 128.849.031 Rp (148.608.846)
2 0 0 6 2 0 0 5
21. BAGIAN LABA ( RUGI) BERSIH PERUSAHAAN ASOSIASI - BERSIH
Akun ini terdiri dari :
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. (Lihat Catatan 7) Rp (115.752.563) Rp (389.160.337)
PT Laksayudha Abadi 135.979.739 139.197.079
J u m l a h Rp 20.227.176 Rp (249.963.258)
2 0 0 6 2 0 0 5
22. MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Akun ini terdiri dari :
Pajak Tahun Berjalan
A n ak Perus ah aan Rp (14.928.500) Rp (57.988.100) Pajak Tangg uhan
A n ak Perus ah aan (2.202.525) 5.188.950
P e r u s a h a a n 166.033.746 130.442.691
J u m l a h Rp 1 48 .9 02.72 1 Rp 7 7.64 3.54 1
2 0 0 6 2 0 0 5
Pajak Tahun Berjalan
Rekonsiliasi antara laba komersial sebelum taksiran pajak penghasilan dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut :
19 Rugi Komersial Perusahaan dan Anak -
Perusahaan Sebelum Taksiran Pajak Penghasilan
menurut Laporan Laba Rugi Konsolidasi Rp (864.781.845) Rp (675.810.918) Laba Sebelum Taksiran Pajak Penghasilan
Anak Perusahaan Setelah Eliminasi 355.480.461 1.594.221 Bagian atas Laba (Rugi) bersih Perusahaan
Asosiasi - Bersih (20.227.176) 249.963.258
Rugi Komersial Perusahaan Sebelum
Taksiran Pajak Penghasilan (529.528.560) (424.253.439) Ditambah (Dikurangi) Beda Tetap
Pendapatan Bunga yang dikenakan Pajak Final Rp (36.609.085) Rp (40.152.840)
Sumbangan dan Jamuan 1.800.000 10.800.000
P a j a k 10.611.825 18.647.308
Lain-lain 280.000 150.000
Jumlah (23.917.260) (10.555.532)
Ditambah (Dikurangi) Beda Waktu
Penyisihan untuk imbalan kerja karyawan 43.922.250 24.162.750
2 0 0 6 2 0 0 5
Kerugian Fiskal (509.523.570) (410.646.221)
Kompensasi Kerugian Fiskal (7.344.522.263) (6.660.301.402)
Rugi menurut Fiskal sesudah Kompensasi
Kerugian Fiskal Rp (7.854.045.833) Rp (7.070.947.623)
Taksiran Pajak Penghasilan Tahun Berjalan
Anak Perusahaan Rp (14.928.500) Rp (57.988.100)
Pajak Tangguhan
Pengaruh Beda Waktu pada Tarif Maksimum (30 %) Anak Perusahaan
Penyisihan untuk imbalan kerja karyawan Rp (2.202.525) Rp 5.188.950 P e r u s a h a a n
Penyisihan untuk imbalan kerja karyawan 13.176.675 7.248.825
Rugi Fiskal 152.857.071 123.193.866
J u m l a h Rp 163.831.221 Rp 135.631.641
2 0 0 6 2 0 0 5
Pengaruh pajak atas beda waktu yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut :
Aktiva Pajak Tangguhan Anak Perusahaan
Penyisihan untuk imbalan kerja karyawan Rp (23.760.525) Rp 98.844.150 Perusahaan
Penyisihan untuk imbalan kerja karyawan 51.939.975 128.541.939 Rugi Fiskal 2.588.812.523 2.243.122.080 J u m l a h Rp 2.616.991.973 Rp 2.470.508.169
2 0 0 6 2 0 0 5
Aktiva pajak tangguhan komersial dari perbedaan dasar pencatatan menurut pembukuan dan pelaporan pajak karena perbedaan metode atau dasar penentuan yang digunakan untuk tujuan pelaporan komersial dan pelaporan pajak.
23. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA
Transaksi Hubungan Istimewa terdiri dari hutang hubungan istimewa dan hutang lain-lain dengan rincian sebagai berikut :
Hutang Lain-lain
Rachmat Badruddin Rp 862.150.752 Rp 862.150.752 4,04 % 4,11 % Hutang Hubungan Istimewa
Richard Rachmadi Wiriahardja Rp 14.074.968.103 Rp 12.829.846.085 66,00 % 61,23 % Alfo Jusuf Tjahaja 5.360.316.500 5.360.316.500 25,14 25,58 Rachmat Badruddin 390.000.000 390.000.000 1,83 1,86 J u m l a h Rp 19.825.284.603 Rp 18.580.162.585 92,97 88,67
J u m l a h
Persentase terhadap Total Kewajiban
2 0 0 6 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 5
21 24. INFORMASI SEGMEN USAHA
Informasi-informasi segmen usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi adalah sebagai berikut :
a. Penjualan Bersih
PT Sinar Kompas Utama Rp 255.100.000 Rp 1.485.000.000
2 0 0 6 2 0 0 5
b. Laba (Rugi) Usaha
PT Sinar Kompas Utama Rp. (55.559.546) Rp. 122.489.799 PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk. (564.945.130) (463.418.579)
PT Alvita Sunta (373.126.200) (186.273.292)
J u m l a h Rp. (993.630.876) Rp. (527.202.072)
2 0 0 6 2 0 0 5
c. Jumlah Aktiva
PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk. Rp 173.632.155.906 Rp 184.993.870.505
PT Alvita Sunta 93.458.325.862 93.398.012.814
PT Sinar Kompas Utama 9.828.303.950 10.770.086.745
Jumlah Sebelum Dieliminasi 276.918.785.718 289.161.970.064
E l i m i n a s i (68.944.333.348) (79.572.473.485)
Jumlah Setelah Eliminasi Rp 207.974.452.370 Rp 209.589.496.579
2 0 0 6 2 0 0 5
Persentase kepemilikan Perusahaan pada masing-masing Anak Perusahaan di atas dapat dilihat pada Catatan 1c.
25. RUGI PER SAHAM
Rugi bersih per saham dihitung dengan membagi rugi bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama periode yang bersangkutan.
Rugi bersih per saham untuk masing-masing periode adalah sebagai berikut :
2 0 0 6 2 0 0 5
Rugi Bersih Rp (649.587.412) (565.483.072)
Jumlah Rata-rata Tertimbang dari Saham yang
Ditempatkan dan Disetor Penuh Lembar 336.000.000 336.000.000 Rugi Bersih Per Saham Rp (1,93) (1,68)