• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS (E)-3-(4-((E)-((4-HIDROKSIFENIL) IMINO)METIL)FENIL)-1-(2-METOKSIFENIL)PROP-2-EN-1-ON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS (E)-3-(4-((E)-((4-HIDROKSIFENIL) IMINO)METIL)FENIL)-1-(2-METOKSIFENIL)PROP-2-EN-1-ON"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS (E)-3-(4-((E)-((4-HIDROKSIFENIL)

IMINO)METIL)FENIL)-1-(2-METOKSIFENIL)PROP-2-EN-1-ON Mariza Hafizah Putri 1*, Adel Zamri 2

1Mahasiswa Program S1 Kimia

2Dosen Bidang Kimia Organik Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia

*mariza.hafizah5400@student.unri.ac.id

ABSTRACT

Chalcone is a compound that has two aromatic rings in its structure and connected by 3 carbon atoms which is an unsaturated α, β carbonyl system. Chalcone conjugated is the conjugation of two bioactive molecules as one of the strategies to obtain new bioactive compounds. Chalcone conjugate (E)-3-(4-((E)-((4-hydroxyphenyl)imino)methyl) phenyl)-1-(2-methoxyphenyl)prop-2-en-1-one was synthesized from (E)-4-(3-(2- methoxy phenyl)-3-oxoprop-1-en-1-yl)benzaldehyde and 4-aminophenol by microwave irradiation method. The purity of the chalcone conjugate was determined by the TLC test, determination of melting point, and HPLC analysis. The structure of the chalcone conjugate was obtained from UV, FTIR, NMR, and HRMS spectroscopic studies.

Synthesis of chalcone conjugate in this research was concluded with a yield 33,60%, and the toxicity was determined by the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method.

The value of the LC50 was showed 6,525 µg/mL. From the data above was concluded that chalcone conjugate was toxic.

Keywords: chalcone conjugate, 4-aminofenil, toxicity ABSTRAK

Kalkon merupakan merupakan senyawa yang memiliki dua cincin aromatik pada strukturnya yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang merupakan sistem karbonil α, β tak jenuh. Kalkon konjugasi adalah konjugasi dua molekul bioaktif sebagai strategi untuk mendapatkan senyawa bioaktif baru. Senyawa kalkon konjugasi (E)-3-(4-((E)-((4- hidroksifenil)imino) metil)fenil)-1-(2-metoksifenil) prop-2-en-1-on dapat disintesis dengan (E)-4-(3-(2-metoksifenil)-3-oksoprop-1-en-1-il)benzaldehid dan 4-aminofenol melalui metode iradiasi gelombang mikro. Kemurnian senyawa ditentukan dengan uji KLT, pengukuran titik leleh dan analisis HPLC. Struktur senyawa yang telah disintesis diperoleh dari studi spektroskopi UV, FTIR, 1-H-NMR, dan HRMS. Pada sintesis senyawa kalkon konjugasi diperoleh rendemen sebesar 33,60% dan uji toksisitas pada senyawa ini ditentukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Nilai LC50

yang diperoleh yaitu 6,525 µg/mL, melalui hal ini dapat disimpulkan bahwa senyawa kalkon konjugasi bersifat toksik.

Kata kunci: kalkon konjugasi, 4-aminofenol, toksisitas

(2)

2 PENDAHULUAN

Senyawa bahan alam sangat menarik bagi para peneliti kimia khusunya bidang organik sintesis untuk melakukan sintesis dan eksperimen senyawa baru. Senyawa organik dapat disintesis dan menjadi dasar perkembangan industri kimia dan farmasi untuk mendapatkan molekul target dari reaksi antar senyawa dengan berbagai metode. Senyawa organik berasal dari makhluk hidup (tanaman) yang menghasilkan metabolit sekunder.

Senyawa metabolit sekunder yang umum terdapat pada tanaman adalah alkaloid, flavonoid, steroid, saponin, terpenoid dan tannin (Harborne, 1987).

Senyawa kalkon dan turunannya merupakan salah satu dari golongan senyawa flavonoid yang memiliki struktur aromatik terkonjugasi dengan gugus C=C dan C=O (Prabawati et al., 2017). Senyawa kalkon telah banyak diteliti dan termasuk kedalam metabolit sekunder yang memiliki berbagai aktivitas biologis seperti antijamur, antikanker, antimikroba, anti-inflamasi dan antioksidan. Beberapa gugus fungsi seperti fluoro, kloro, bromo, nitro dan metoksi juga memiliki peranan penting dalam kimia obat (Kalsum, 2011). Cincin fenil yang mengandung gugus fungsi tersebut juga menunjukkan aktivitas biologis yang signifikan (Sharma, et al., 2014). Kalkon yang tersebar di alam jumlahnya terbatas karena senyawa ini termasuk dalam kategori minor flavonoid serta variasi strukturnya relatif sedikit.

Kalkon dalam jumlah yang cukup serta variasi struktur yang banyak dapat diperoleh melalui sintesis di laboratorium (Eryanti et al., 2009). Dalam sintesis

laboratorium kalkon dapat dibuat dengan menggunakan reaksi Claisen-Schmidt dengan mereaksikan turunan senyawa asetofenon dengan turunan senyawa benzaldehid dengan menggunakan katalis basa kuat maupun asam kuat di dalam pelarut polar (Hery et al., 2014).

Penambahan variasi subtituen pada kedua cincin aromatik (A dan B) senyawa kalkon diharapkan dapat meningkatkan aktivitas senyawa kalkon.

Pada cincin aromatik A biasanya terdapat gugus alkil, hidroksi dan alkoksi. Cincin B biasanya mengandung gugus halogen, nitro dan siano (Suirta, 2016). Untuk menjadikan senyawa kalkon lebih menarik dapat dilakukan dengan melakukan sintesis antara kalkon dengan 4-aminofenol yang menghasilkan kalkon konjugasi. Konjugasi dari molekul bioaktif ini bermaksud sebagai pencarian molekul baru yang dapat memperkuat bioaktifitas.

Kalkon konjugasi sebelumnya telah disintesis oleh Jambak (2018) yang juga menggunakan 4-aminofenol. Namun pada penelitian Jambak (2018) tidak dilakukan uji aktivitas, sehingga penulis pada penelitian ini ingin mengetahui aktivitas kalkon konjugasi hasil reaksi kalkon dengan 4-aminofenol. Oleh sebab itu, sintesis kalkon konjugasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan antara 2-metoksiasetofenon dengan tereptaldialdehid yang selanjutnya direaksikan dengan 4-aminofenol menggunakan metode iradiasi gelombang mikro untuk mendapatkan senyawa kalkon konjugasi. Kalkon konjugasi hasil sintesis diuji bioaktivitasnya melalui uji toksisitas menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

(3)

3 METODOLOGI PENELITIAN

a. Alat dan bahan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan neraca analitik, pengaduk magnet, corong buchner, pompa vakum, kromatografi kolom, oven microwave (Samsung ME109F), lampu UV (Cole-Parmer 254 dan 366 nm), alat penentu titik leleh Fisher John (SMP 11-Stuart), ultrasonik (Ney), spektrofotometer UV-Visible (Agilent Technologies Cary 60 UV-Vis), spektrofotometer FTIR (FTIR Shimadzu, IR Prestige-21), serta peralatan gelas yang umum digunakan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Riau.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tereptaldialdehid (Merck), 2-metoksiasetofenon (Sigma- Aldrich), 4-aminofenol (Sigma-Aldrich), natrium hidroksida (NaOH) (Merck), asam asestat glasial (Merck), dimetil sulfoksida (DMSO) (Merck), pelat KLT GF254 (Merck), metanol, n-heksana, etanol absolut, etilasetat, kloroform, asetonitril, akua DM dan kertas saring.

b. Sintesis senyawa K1O

Sebanyak 10 mmol (1,341 g) tereptaldialdehid ditimbang dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian dilarutkan dengan 25 mL etanol absolut dan campuran diaduk menggunakan stirrer ± 30 menit didalam penangas es pada suhu 0-5 0C.

Selanjutnya 5 mmol (0,750 g) 2- metoksiasetofenon ditimbang dan 5 mL NaOH 1 N yang dilarutkan dengan 5 mL etanol absolut ditambahkan ke dalam campuran tetes demi tetes. Campuran diaduk dalam penangas es pada suhu 0-5

0C selama 5 jam dan dilakukan kontrol reaksi setiap 1 jam menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

Setelah reaktan habis bereaksi, campuran reaksi ditambahkan akua DM dingin sebanyak 10 mL dan didiamkan selama 24 jam di dalam lemari pendingin untuk memaksimalkan terbentuknya endapan. Endapan yang terbentuk disaring menggunakan corong buchner dan dicuci dengan akua DM dan n-heksana dingin lalu dikeringkan pada suhu ruang. Padatan senyawa kalkon yang didapatkan belum murni, sehingga senyawa dimurnikan dengan kromatografi kolom.

c. Sintesis senyawa KK-AF-2OMe Sebanyak 0,75 mmol (0,199 g) senyawa kalkon K1O ditimbang dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian dilarutkan dengan 10 mL etanol absolut dan ditambahkan 4 tetes katalis asam asetat glasial. Selanjutnya 1,5 mmol (0,163 g) 4-aminofenol yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam campuran. Campuran diiradiasi dengan gelombang mikro selama 10 menit dengan daya 180 watt dan dilakukan kontrol reaksi setiap 2 menit menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Setelah reaktan habis bereaksi, campuran reaksi yang diperoleh didiamkan selama 24 jam di dalam lemari pendingin untuk memaksimalkan terbentuknya endapan. Endapan yang terbentuk disaring menggunakan corong buchner dan dicuci dengan akua DM, heksana dan metanol dingin lalu dikeringkan pada suhu ruang. Padatan senyawa kalkon konjugasi yang terbentuk belum murni, sehingga

(4)

4 dilakukan rekristalisasi dengan pelarut

yang sesuai. Selanjutnya, padatan yang diperoleh diuji kemurniannya dengan uji KLT, pengukuran titik leleh dan analisis HPLC.

d. Karakterisasi senyawa KK-AF- 2OMe

Senyawa KK-AF-2OMe murni yang telah diperoleh dikarakterisasi melalui analisis spektroskopi FTIR dan UV yang dilakukan di Jurusan Kimia FMIPA UR.

e. Uji toksisitas dengan metode BSLT

Masing-masing vial uji dikalibrasi sebanyak 5 mL. Sampel KK-AF-2OMe sebanyak 5 mg dilarutkan dalam 5 mL etil asetat (larutan induk, konsentrasi 1000 µg/mL), kemudian dari larutan induk dibuat konsentrasi yang berbeda melalui pengenceran bertingkat yaitu 100, 10, 1 dan 0,1 µg/mL. Larutan sampel dipipet kedalam masing-masing vial sebanyak 0,5 mL, lalu pelarut diuapkan hingga kering. Selanjutnya, kedalam masing-masing vial ditambahkan 50 µL DMSO dan ditambahkan sedikit air laut, selanjutnya masing-masing ditambahkan larva udang Artemia salina Leach sebanyak 10 ekor dan ditambahkan air laut sampai batas kalibrasi. Vial lain yang telah dikalibrasi sebanyak 5 mL disiapkan sebagai kontrol, vial tersebut diisi dengan 50 µL DMSO menggunakan pipet mikro tanpa senyawa uji dan ditambahkan sedikit air laut sebelum batas kalibrasi, kemudian ditambahkan larva udang Artemia salina Leach sebanyak 10 ekor dan ditambahkan air laut sampai batas kalibrasi. Selanjutnya

vial uji dan kontrol dibiarkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, larva udang yang masih mati dihitung dan dicatat.

Tingkat toksisitas diukur dengan melihat persentase larva yang mati.

Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan dengan perlakuan sama untuk masing-masing konsentrasi. Data yang diperoleh dianalisis untuk menentukan nilai LC50 dengan perangkat lunak Graphpad Prism 8.2 (Graphpad Software, Inc).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Senyawa kalkon konjugasi KK- AF-2OMe disintesis dengan mereaksikan antara senyawa kalkon K1O dan 4-aminofenol dengan katalis asam asetat glasial dan direaksikan menggunakan iradiasi gelombang mikro dengan daya 180 Watt. Senyawa murni diperoleh berwarna coklat kehitaman dengan rendemen sebesar 33,60 % dapat dilihat pada Gambar 1. Senyawa K1O disintesis dari senyawa 2-metoksi asetofenon dan tereptaldialdehid yang disintesis pada suhu 0-5 °C dan distirrer selama 5 jam. Senyawa K1O murni yang diperoleh berwarna putih kekuningan dengan rendemen sebesar 18,09%.

Gambar 1. Senyawa KK-AF-2OMe

(5)

5 Analisis kemurnian senyawa KK-

AF-2OMe dilakukan dengan menggunakan uji KLT dan pengukuran titik leleh. Hasil uji KLT senyawa KK- AF-2OMe menunjukkan satu noda pada plat dalam tiga sistem perbandingan eluen yang menunjukkan senyawa telah murni. Adapun titik leleh senyawa KK- AF-2OMe adalah 152-154 ⁰C yang menunjukkan range titik leleh dari mulai meleleh hingga meleleh seluruhnya ≤ 2⁰C yang juga nenunjukkan senyawa telah murni.

Senyawa KK-AF-2OMe yang telah disintesis dikarakterisasi menggunakan spektroskopi UV dan FTIR. Hasil analisis spektroskopi UV senyawa KK-AF-2OMe menunjukkan dua puncak serapan maksimum pada panjang gelombang (λ) 220 dan 240 nm.

Serapan maksimum pada λ 220 nm menunjukkan adanya transisi elektron dari π→π* pada sistem terkonjugasi cincin fenil yang tersubsitusi p-hidroksi, sedangkan serapan pada panjang gelombang 240 nm menunjukkan transisi elektronik π→π* pada cincin fenil yang tersubstitusi o-metoksi.

Spektrum UV senyawa KK-AF-2OMe dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Spektrum UV senyawa KK- AF-2OMe.

Hasil analisis dengan spektroskopi FTIR senyawa KK-AF-

2OMe terdapat serapan pada bilangan gelombang 3401 cm-1 yang menunjukkan adanya vibrasi ikatan O- H. Pada bilangan gelombang 3013 dan 2834 cm-1 yang masing-masing menunjukkan adanya vibrasi ikatan C-H aromatik dan C-H alifatik. Serapan pada bilangan gelombang 1649 cm-1 menunjukkan vibrasi ikatan C=O dan pada bilangan gelombang 1604 cm-1 menunjukkan vibrasi ikatan C=N.

Selanjutnya serapan pada bilangan gelombang 1585 dan 1485 cm-1 masing- masing menunjukkan adanya vibrasi ikatan C=C alkena dan C=C aromatik.

Pada bilangan gelombang 1331 cm-1 menunujukkan vibrasi ikatan C-O, sedangkan serapan pada bilangan gelombang 1212 cm-1 menunjukkan vibrasi ikatan C-N. Spektrum IR senyawa KK-AF-2OMe dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Spektrum IR senyawa KK- AF-2OMe

Senyawa KK-AF-2OMe

menunjukkan hasil uji toksisitas dengan nilai LC50 = 6,525 µg/mL dapat dilihat pada Gambar 4. Nilai ini didapatkan dari analisa menggunakan perangkat lunak Graphpad Prism 8.2. Pada metode BSLT, suatu tanaman atau hasil isolasi dianggap menunjukkan aktivitas toksisitas bila memiliki nilai LC50 kecil dari 1000 ppm, sedangkan untuk senyawa murni dianggap menunjukkan

0 1 2 3 4

200 300 400

Absorbansi

λ (nm)

450 750 900 1200 1500 1800 2100 2400 2700 3000 3300 3600 3900 4200 4500

1/cm -0

7,5 15 22,5 30 37,5 45 52,5 60 67,5 75 82,5 90 97,5 105 112,5 120

%T

3401,61 3013,90 2834,52 1649,211604,841584,591485,25 1331,90 1212,31

KK-2OMe-Smooth

(6)

6 aktivitas toksisitas bila mempunyai nilai

LC50 kecil dari 200 ppm (Meyer et al., 1982). Nilai LC50 yang didapatkan lebih kecil dari 200 ppm, yang menunjukkan bahwa senyawa KK-AF-2OMe bersifat toksik.

-2 -1 1 2 3 4

-50 50 100 150

Log Konsentrasi

Mortalitas%

R2= 0.9663 LC5 0= 6.525 µg/mL KK-2-OMe

Gambar 4. Kurva regresi non linear antara mortalitas vs log konsentrasi

KESIMPULAN

Senyawa kalkon konjugasi KK- AF-2OMe dapat disintesis dengan iradiasi gelombang mikro dari senyawa kalkon K1O, 4-aminofenol dan asam asetat glasial dengan rendeman sebesar 33,60%. Senyawa KK-AF-2OMe hasil sintesis sesuai dengan senyawa yang diharapkan berdasarkan data hasil karakterisasi spektroskopi UV dan FTIR.

Senyawa KK-2OMe memiliki nilai LC50

sebesar 6,525 µg/mL yang digolongkan senyawa bersifat toksik.

DAFTAR PUSTAKA

Eryanti, Y., Zamri, A., Jasril., &

Rahmita. 2009. Sintesis turunan 2’-hidroksi kalkon melalui kondensasi claisen-schmidt dan uji aktivitasnya sebagai antimikroba. Jurnal Natur Indonesia, 12: 223-227.

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Institus

Teknologi Bandung, Bandung.

Hery, S., Jumina., Mustofa., Alfinda, N.

K., & Ni, N. T. P. 2014.

Chalcones: synthesis, structure diversity and pharmacological aspects. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 6(5):

1078-1088.

Jambak, N. A. 2018. Sintesis senyawa konjugasi kalkon (E)-3-(4-(E)- ((4-

hidroksifenil)imino)metil)fenil)- 1-(p-tolil)prop-2-en-1-on.

Skripsi. FMIPA Universitas Riau, Pekanbaru.

Kalsum, U. 2011. Sintesis pirazolin dari kalkon dan uji aktivitasnya sebagai antimikroba. Skripsi.

FMIPA Universitas Riau, Pekanbaru.

Meyer, B. N., Ferrigni, N. R., Putman, J.

E., Jacobsen, L. B., Nichols, D.

E., & McLaughiin, J. L. 1982.

Brine shrimp: aconvencient general bioassay for active plants consistuent. J. Plant Medical, 45:

31-34.

Prabawati, S.Y., Khusnuryani, A., &

Khamidinal. 2017. Sintesis senyawa calcon bebas pelarut sebagai zat antibakteri. Jurnal ALCHEMY, 13(1): 95-102.

Sharma, S., Kaur, S., Bansal, T., &

Gaba, J. 2014. Review on synthesis of bioactive pyrazoline derivatives. Journal Chemical Science Transactions, 3(3): 861- 875.

Suirta, I. W. 2016. Sintesis senyawa kalkon serta uji aktivitas sebagai antioksidan. Jurnal Kimia, 10(1) : 75-80.

Referensi

Dokumen terkait

Para PNS lingkungan Kecamatan dan Kelurahan wajib apel pagi setiap hari senin di Halaman Kantor Kecamatan Kebayoran Baru, dan akan diberikan teguran kepada yang tidak ikut apel

R DENGAN HERNIA REPAIR PADA HERNIA INGUINAL LATERAL DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA”. Penyusun Laporan Komprehensif ini merupakan

penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal. d) Apakah anggota keluarga ada yang mengalami gangguan jiwa. e)

plat KLT dalam tiga eluen berbeda yang menunjukkan bahwa senyawa A-4OH- 3OMe. Selanjutnya uji kemurnian pengukuran titik leleh menggunakan alat Fisher John SMP

WLD2 Bulak Banteng-Dukuh Kupang PP

solusi yang dapat meminimalisir segala kekurangan dalam proses isolasi yaitu dengan cara sintesis kimia, karena sintesis merupakan upaya yang terbaik untuk menyiapkan

Pada penelitian ini, senyawa kalkon (E)-1-(3-bromofenil)-3-(4-klorofenil) prop-2-en-1-on telah disintesis menggunakan metode iradiasi microwave dengan katalis basa (KOH) dan

Senyawa kalkon yaitu ((E)-3-(2-Bromo fenil)-1-(Naftalenil)-2- Propenon telah disintesis melalui kondensasi Clasein-Schmidt dengan mereaksikan 1-asetilnaftalen