• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.2 Perangkat Permendikbud K2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "1.2 Perangkat Permendikbud K2013"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

2015

KURIKULUM 2013

(2)

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

PERANGKAT PERMENDIKBUD

KURIKULUM 2013

(3)

DAFTAR PERMENDIKBUD

KURIKULUM 2013

1

Permendikbud No. 34 Tahun 2014 tentang Pembelian Buku Kurikulum 2013 oleh Sekolah

2

Permendikbud No. 38 Tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk

Sekolah Dasar

3

Permendikbud No. 40 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Atas Luar Biasa

4

Permendikbud No. 51 Tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk

Sekolah Menengah Atas Luar Biasa

5

Permendikbud No. 53 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pembelian Buku Kurikulum 2013 oleh Sekolah

6

Permendikbud No. 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

7

Permendikbud No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/

Madrasah Tsanawiyah

(4)

(

lanjutan)

DAFTAR PERMENDIKBUD

KURIKULUM 2013

9

Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

10

Permendikbud No. 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

11

Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menengah

12

Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan

Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

13

Permendikbud No. 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah

14

Permendikbud No. 65 Tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru

Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan Pendidikan Menengah yang Memenuhi Syarat

Kelayakan untuk Digunakan dalam Pembelajaran

15

Permendikbud No. 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi

dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dalam Implementasi Kurikulum

2013

(5)

(

lanjutan)

DAFTAR PERMENDIKBUD

KURIKULUM 2013

1

7

Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013

18

Permendikbud No. 98 Tahun 2014 tentang Standar Kualifikaso Akademik dan Kompetensi

Penilik

19

Permendikbud No. 100 Tahun 2014 tentang Penyediaan Buku Kurikulum 2013 Semester II

Tahun Ajaran 2014/2015

20

Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Dikdasmen

21

Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

22

Permendikbud No. 105 Tahun 2014 tentang Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013

pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

23

Permendikbud No. 107 Tahun 2014 tentang Konversi Nilai Hasil Belajar dan Matrikulasi Mata

Pelajaran Bagi Peserta Didik dari Sistem Pendidikan Negara Lain atau Sistem Pendidikan

Internasional ke dalam Sistem Pendidikan Nasional pada Jenjang Dikdasmen

24

Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan pada Dikdasmen

(6)

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

PENJELASAN PERMENDIKBUD

KURIKULUM 2013

(7)

DAFTAR ISI

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER (PERMENDIKBUD NO. 62) KEGIATAN EKSTRAKURIKULER (PERMENDIKBUD NO. 62)

KURIKULUM SD/MI, SMP/MTs. SMA/MA, dan SMK/MAK (PERMENDIKBUD NO.57,58,59,60) KURIKULUM SD/MI, SMP/MTs. SMA/MA, dan SMK/MAK (PERMENDIKBUD NO.57,58,59,60)

11

33

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN (PERMENDIKBUD NO. 63) PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN (PERMENDIKBUD NO. 63)

44

MUATAN LOKAL (PERMENDIKBUD NO. 79) MUATAN LOKAL (PERMENDIKBUD NO. 79) PEMINATAN (PERMENDIKBUD NO. 64) PEMINATAN (PERMENDIKBUD NO. 64)

55

66

77

88

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (PERMENDIKBUD NO. 61) KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (PERMENDIKBUD NO. 61)

22

PENDAMPINGAN (PERMENDIKBUD NO. 105) PENDAMPINGAN (PERMENDIKBUD NO. 105)

99

BIMBINGAN DAN KONSELING (PERMENDIKBUD NO. 111) BIMBINGAN DAN KONSELING (PERMENDIKBUD NO. 111)

10

10

11

11

SISTEM KREDIT SEMESTER (PERMENDIKBUD NO. 158) SISTEM KREDIT SEMESTER (PERMENDIKBUD NO. 158)

EVALUASI KURIKULUM (PERMENDIKBUD NO. 159) EVALUASI KURIKULUM (PERMENDIKBUD NO. 159)

PEMBERLAKUAN KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013 (PERMENDIKBUD NO. 160) PEMBERLAKUAN KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013 (PERMENDIKBUD NO. 160)

(8)

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

KURIKULUM SD, SMP, SMA, SMK

(9)

TANTANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL

PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013

TANTANGAN INTERNAL

Kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif . Perlu mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

TANTANGAN

EKSTERNAL

Arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern

Pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan

(10)

POLA PIKIR PENYEMPURNAAN KURIKULUM 2013

1

Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama;

2

Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);

3

Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

4 • Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);

5 • Penguatan pembelajaran berbasis multimedia

6

Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

(11)

PENGUATAN TATA KELOLA DAN MATERI

KURIKULUM 2013

PENGUATAN TATA

KELOLA

Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;

Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

MATERI

Pengurangan materi yang tidak relevan

(12)

KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013

1

Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

2

Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

3

Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

4

Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

5

Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi Inti;

6

(13)

TUJUAN KURIKULUM

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan

manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup

sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,

produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu

berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

(14)

KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013

Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang.

Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.

Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan

intelektual dan kecemerlangan akademik.

Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,

kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).

LANDASAN FILOSOFIS

LANDASAN FILOSOFIS

Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat

LANDASAN SOSIOLOGIS

(15)

KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013

Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi pendidikan

yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya

sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya. Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi

ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.

LANDASAN PSIKOPEDAGOGIS

LANDASAN PSIKOPEDAGOGIS

“pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education). Standar nasional sebagai

kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Teori ini memberikan

pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

LANDASAN TEORETIS

(16)

KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional;

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala

ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional;

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19

LANDASAN YURIDIS

(17)

I

II

III

1. Menerima dan menjalankan ajaran

agama yang dianutnya 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia 

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

(18)

IV

V

VI

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam

gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis, dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis, dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

(19)

VII

VIII

IX

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama

yang dianutnya 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur,

disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori

(20)

X

XI

XII

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

(21)

X

XI

XII

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,

disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

(22)

KOMPETENSI DASAR

(23)

STRUKTUR KURIKULUM

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU PER MINGGU

I II III IV V VI Kelompok A (Umum)

1 PA dan BP 4 4 4 4 4 4 2 PPKN 5 5 6 5 5 5 3 B. Indonesia 8 9 10 7 7 7 4 MTK 5 6 6 6 6 6 5 IPA - - - 3 3 3 6 IPS - - - 3 3 3 Kelompok B (Umum)

1 SBdP 4 4 4 4 4 4 2 PJOK 4 4 4 4 4 4 Jumlah jam

pelajaran per

minggu 30 32 34 36 36 36

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU PER MINGGU VII VIII IX Kelompok A (Umum)

1 PA dan BP 3 3 3 2 PPKN 3 3 3

3 B. Indonesia 6 6 6

4 MTK 5 5 5 5 IPA 5 5 5 6 IPS 4 4 4

7 B. Inggris 4 4 4 Kelompok B (Umum)

1 Seni Budaya 3 3 3 2 PJOK 3 3 3

3 Prakarya 2 2 2

Jumlah jam

pelajaran per minggu 38 38 38

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU PER MINGGU X XI XII Kelompok A (Umum)

1 PA dan BP 3 3 3 2 PPKN 2 2 2 3 B. Indonesia 4 4 4 4 MTK 4 4 4 5 IPA 2 2 2 6 B. Inggris 2 2 2 Kelompok B (Umum)

1 Seni Budaya 2 2 2 2 PJOK 3 3 3

3 Prakarya dan

KWU 2 2 2 Jumlah jam pelajaran

Kelompok A dan B per

minggu 24 24 24

Peminatan SMA/MA 18 20 20 Peminatan SMK/MAK 24 24 24

SD/MI

SMP/MTs

SMA/SMK

(24)

BEBAN BELAJAR

merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu

minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran

Kegiatan Terstruktur dan Mandiri

Maksimal 40% dari Kegiatan

Tatap Muka

(25)

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

KTSP

(26)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing

satuan pendidikan. Pengembangan KTSP dikdasmen mengacu pada SNP,

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan pedoman implementasi

Kurikulum

berisi rencan a pelaksanaan pemb elajara n yang disusu

n sesuai poten

si, minat, bakat, dan kemam

puan peserta didik

di lingku ngan b elajar. SILA BUS SILA BUS

beris

i sek

uran

g-kura

ngny

a vis

i,

misi,

tuju

an,

mua

tan,

peng

atura

n

beba

n be

lajar

,

dan

kalen

der

(27)

MUATAN KTSP

Mata Pelajaran Mata Pelajaran K e r a n g k a D a s a r K e r a n g k a D a s a r St ru kt ur K ur ik ul um [d is tr ib us i j am m in /m ak s] St ru kt ur K ur ik ul um [d is tr ib us i j am m in /m ak s] Kalender Akademik Kalender Akademik Beban Belajar Beban Belajar

TINGKAT NASIONAL TINGKAT DAERAH TINGKAT SEKOLAH

1. Visi 1. Visi KTSP KTSP 2. Misi 2. Misi 3. Strategi 3. Strategi

5. Struktur & Muatan Kurikulum:

[Jam pelajaran

real”] 5. Struktur &

Muatan Kurikulum:

[Jam pelajaran

real”]

6. Waktu & Beban Belajar

6. Waktu & Beban Belajar 7. Kalender Akademik 7. Kalender Akademik RPP dan Kegiatan Pembelajaran RPP dan Kegiatan Pembelajaran

Penyesuaian Event Daerah

4. Tujuan Pendidikan

4. Tujuan Pendidikan

Koordinasi dan Supervisi Koordinasi dan Supervisi

KO M PE TE N SI

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial Bahasa Inggris

Pend Agama dan Budi Pekerti

Bahasa Indonesia

Matematika

PPKn

Seni Budaya (termasuk Mulok)

Prakarya dan Kewirausahaan (termasuk Mulok) Penjasorkes (termasuk Mulok)

A

B

(28)

Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN

1. Minggu efektif semester ganjil tahun terakhir

setiap satuan pendidikan (Kelas VI, IX, dan XII) Minimal 36 minggu Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan 2. Minggu efektif semester ganjil tahun terakhir

setiap satuan pendidikan (Kelas VI, IX, dan XII) Minimal 18 minggu ~ s . d . a ~ 3. Minggu efektif semester genap tahun terakhir

setiap satuan pendidikan (Kelas VI, IX, dan XII Minimal 14 minggu ~ s . d . a ~ 4. Jeda tengah semester Maksimal 2 minggu Satu minggu setiap semester

5. Jeda antarsemester Maksimal 2 minggu Antara semester I dan II

(29)

Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN

7. Hari libur keagamaan Maksimal 2 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat

mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

8. Hari libur umum/ nasional Maksimal 2 minggu Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

9. Hari libur khusus Maksimal 2 minggu Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing

10. Kegiatan khusus satuan pendidikan Maksimal 2 minggu Digunakan untuk kegiatan yang

(30)
(31)

PRINSIP DAN PROSEDUR OPERASIONAL

PENGEMBANGAN KTSP

1.Berpusat pada potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.

2.Belajar sepanjang hayat

3.Menyeluruh dan berkesinambungan 1.Berpusat pada potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.

2.Belajar sepanjang hayat

3.Menyeluruh dan berkesinambungan

1.Analisis mencakup:

a. analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;

b. analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; dan

c. analisis ketersediaan sumber daya pendidikan. 2. Penyusunan mencakup:

a. perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan; b. pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan; c. pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja

pendidik tingkat kelas;

d. penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan; e. penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran

muatan lokal; dan

f. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pembelajaran.

3. Penetapan dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah. 4. Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai

dengan kewenangannya. 1.Analisis mencakup:

a. analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;

b. analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; dan

c. analisis ketersediaan sumber daya pendidikan. 2. Penyusunan mencakup:

a. perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan; b. pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan; c. pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja

pendidik tingkat kelas;

d. penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan; e. penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran

muatan lokal; dan

f. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pembelajaran.

3. Penetapan dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah. 4. Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai

dengan kewenangannya.

PRINSIP PENGEMBANGAN PRINSIP PENGEMBANGAN

(32)

MEKANISME

(33)

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

(34)

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan

intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan

satuan pendidikan

diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,

kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara

optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.

(35)

TAHAPAN PENGEMBANGAN

a. identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik;

b. analisis sumber daya yang diperlukan untuk penyelenggaraannya;

c. pemenuhan kebutuhan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau

menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya;

d. penyusunan program Kegiatan Ekstrakurikuler; dan

(36)

SISTEMATIKA PROGRAM

sekurang-kurangnya memuat:

a. rasional dan tujuan umum;

b. deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler;

c. pengelolaan;

(37)

BENTUK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

1. Krida, Misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS),

Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),

Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Dan Lainnya;

2. Karya Ilmiah, Misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan

Penguasaan Keilmuan Dan Kemampuan Akademik, Penelitian, Dan

Lainnya;

3. Latihan Olah-bakat Latihan Olah-minat, Misalnya: Pengembangan

Bakat Olahraga, Seni Dan Budaya, Pecinta Alam, Jurnalistik, Teater,

Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Rekayasa, Dan Lainnya;

4. Keagamaan, Misalnya: Pesantren Kilat, Ceramah Keagamaan, Baca

Tulis Alquran, Retreat; Atau

(38)

PELAKSANAAN DAN DAYA DUKUNG

Pelaksanaan

Penjadwalan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di awal tahun pelajaran oleh

pembina di bawah bimbingan kepala sekolah/madrasah atau wakil kepala

sekolah/madrasah. Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat

pelaksanaan kegiatan intra dan kokurikuler.

Daya Dukung

1. Kebijakan Satuan Pendidikan

2. Ketersediaan Pembina

(39)

PENILAIAN

1. Kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler perlu mendapat penilaian dan

dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan

pencapaian kompetensi peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler yang

dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif.

2. Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” pada Pendidikan

Kepramukaan pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada Pendidikan

Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta

didik yang belum mencapai nilai minimal perlu mendapat bimbingan terus

(40)

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

(41)
(42)

EKSTRAKURIKULER WAJIB

BLOK SD

(18 JAM) BLOK SMP (36 JAM) BLOK SMA/K (36 JAM)

KO-KURIKULER (PENUGASAN MATA PELAJARAN)

INTRAKURIKULER (PELAKSANAAN MATAPELAJARAN TERJADWAL)

1. Tujuan

Pendidikan

Nasional

2. SKL (SD/MI,

SMP/MTs,

SMA/MA,

SMK/MAK)

3. KI Kelas I -XII

MODEL AKTUALISASI (120 menit /minggu)

PARADIGMA PENGELOLAAN KEGIATAN PENDIDIKAN

(43)

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TUJUAN

DIKNAS

GERAKAN PRAMUKA

TUJUAN GERAKAN PRAMUKA

KURIKULUM 2013

UU No. 20/2003

UU No. 12/2010

Kepramukaan sbg kegiatan ekstra kurikuler

GUGUS DEPAN SATDIK

(44)
(45)

1. Beriman 2. Kebhinneka-tunggalikaan 3. Toleransi 4. Kebersamaan 5. Syukur 6. Disiplin 7. Tanggung-jawab 8. Percaya diri 9. Berani

10. Cinta tanah air 11. Pemaaf

12. Jujur 13. Ksatria

14. Rela berkorban 15. Teladan 16. Sadar kewajiban dan hak 17. Demokratis 18. Cakap 19. Peduli 20. Santun Kritis 21. Sopan 22. Cekatan 23. Peka 24. Tanggap 25. Komunikatif 26. Mandiri 27. Cermat 28. Taat aturan 29. Rasa ingin tahu 30. Pantang

menyerah 31. Berpikir logis 32. Kreatif 33. Inovatif 34. Produktif 35. Menghargai 36. Ilmiah 37. Tekun 38. Hati-hati 39. Terbuka 40. Bijaksana 41. Bersahaja 42. Rasa kebangsaan 43. Estetis 44. Gotong-royong 45. Partisipatif 46. Imajinatif 47. Citra diri 48. Sadar bahaya 49. Kerjasama 50. Sadar 51. Berbagi 52. Sportif 53. Cinta tradisi

1. Keimanan kepada Tuhan YME

2. Ketakwaan kepada Tuhan YME

3. Kecintaan pada alam 4. Kecintaan kepada

sesama manusia 5. Kecintaan kepada

tanah air Indonesia 6. Kecintaan kepada

bangsa Indonesia 7. Kedisiplinan 8. Keberanian 9. Kesetiaan

10. Tolong menolong

11. Bertanggungjaw ab

12. Dapat dipercaya 13. Jernih dalam

berpikir 14. Jernih dalam

berkata 15. Jernih dalam

berbuat 16. Hemat 17. Cermat 18. Bersahaja 19. Rajin 20. Terampil

(46)

Pola, Rincian Kegiatan, Metoda, dan Teknik Penerapan

1. Upacara pembukaan dan penutupan : • Perindukan Siaga

• Pasukan Penggalang • Ambalan Penegak

2. Keterampilan Kepramukaan (Scouting Skill)

• Simpul dan Ikatan (Pioneering) • Mendaki Gunung (Mountenering) • Peta dan Kompas (Orientering) • Berkemah (Camping)

• Wirausaha • Belanegara • Teknologi • Komunikasi

Catatan: Disesuaikan dengan kondisi di sekolah masing-masing

1. Upacara pembukaan dan penutupan : • Perindukan Siaga

• Pasukan Penggalang • Ambalan Penegak

2. Keterampilan Kepramukaan (Scouting Skill)

• Simpul dan Ikatan (Pioneering) • Mendaki Gunung (Mountenering) • Peta dan Kompas (Orientering) • Berkemah (Camping)

• Wirausaha • Belanegara • Teknologi • Komunikasi

Catatan: Disesuaikan dengan kondisi di sekolah masing-masing

POLA KEGIATAN

POLA KEGIATAN

• Berbaris • Menolong • Jelajah

• Memimpin • Berempati • Peta

• Berdoa • Bersikap adil • Kompas • Janji • Cakap berbicara • Memasak • Memberi hormat • Cakap motoric • Tenda • Pengarahan • Kepemimpinan • PPGD • Refleksi • Konsentrasi

• KIM • Dinamika • Sportivitas • Menaksir kelompok • Simpul • Halang rintang • Permainan ikatan • TTG • Menghargai • Tanda jejak • Bakti teman • Sandi • Lomba • Hastakarya • Berbaris • Menolong • Jelajah

• Memimpin • Berempati • Peta

• Berdoa • Bersikap adil • Kompas • Janji • Cakap berbicara • Memasak • Memberi hormat • Cakap motoric • Tenda • Pengarahan • Kepemimpinan • PPGD • Refleksi • Konsentrasi

• KIM • Dinamika • Sportivitas • Menaksir kelompok • Simpul • Halang rintang • Permainan ikatan • TTG • Menghargai • Tanda jejak • Bakti teman • Sandi • Lomba • Hastakarya

RINCIAN KEGIATAN

RINCIAN KEGIATAN

Metode mencakup:

1) Pengenalan dan pengamalan kode kehormatan Pramuka

2) Belajar sambil melakukan (Learning by Doing) 3) Sistem kelompok (beregu)

4) Kegiatan di alam terbuka yg mengandung pendidikan yg sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik.

5) Kemitraan dengan anggota Dewasa 6) Sistem tanda kecakapan

7) Sistem satuan terpisah putra dan putri 8) Kiasan dasar

Teknik Penerapan mencakup:

1) Praktik Langsung, 2) Permainan, 3) Perjalanan 4) Diskusi, 5) Produktif, 6) Lagu, 7) Gerak,

8) Widya Wisata, 9) Simulasi, dan 10) Napak Tilas Metode mencakup:

1) Pengenalan dan pengamalan kode kehormatan Pramuka

2) Belajar sambil melakukan (Learning by Doing) 3) Sistem kelompok (beregu)

4) Kegiatan di alam terbuka yg mengandung pendidikan yg sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik.

5) Kemitraan dengan anggota Dewasa 6) Sistem tanda kecakapan

7) Sistem satuan terpisah putra dan putri 8) Kiasan dasar

Teknik Penerapan mencakup:

1) Praktik Langsung, 2) Permainan, 3) Perjalanan 4) Diskusi, 5) Produktif, 6) Lagu, 7) Gerak,

8) Widya Wisata, 9) Simulasi, dan 10) Napak Tilas

METODA DAN TEKNIK PENERAPAN

(47)

PROSEDUR PELAKSANAAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

a. Peserta Didik dibagi dalam beberapa

kelompok, setiap kelompok didampingi

oleh seorang Pembina Pramuka dan atau

Pembantu Pembina.

b. Pembina Pramuka melaksanakan Kegiatan

Orientasi Pendidikan Kepramukaan.

c. Guru kelas/Guru Mata Pelajaran yang

bukan Pembina Pramuka membantu

pelaksanaan kegiatan Orientasi Pendidikan

Kepramukaan.

a. Peserta Didik dibagi dalam beberapa

kelompok, setiap kelompok didampingi

oleh seorang Pembina Pramuka dan atau

Pembantu Pembina.

b. Pembina Pramuka melaksanakan Kegiatan

Orientasi Pendidikan Kepramukaan.

c. Guru kelas/Guru Mata Pelajaran yang

bukan Pembina Pramuka membantu

pelaksanaan kegiatan Orientasi Pendidikan

Kepramukaan.

MODEL BLOK

MODEL BLOK

a. Guru kelas/Guru Mata Pelajaran

mengidentifikasi muatan-muatan

pembelajaran yang dapat diaktualisasikan

di dalam kegiatan Kepramukaan.

b. Guru menyerahkan hasil identifikasi

muatan-muatan pembelajaran kepada

Pembina Pramuka untuk dapat

diaktualisasikan dalam kegiatan

Kepramukaan.

c. Setelah pelaksanaan kegiatan

Kepramukaan, Pembina Pramuka

menyampaikan hasil kegiatan kepada Guru

kelas/Guru Mata Pelajaran.

a. Guru kelas/Guru Mata Pelajaran

mengidentifikasi muatan-muatan

pembelajaran yang dapat diaktualisasikan

di dalam kegiatan Kepramukaan.

b. Guru menyerahkan hasil identifikasi

muatan-muatan pembelajaran kepada

Pembina Pramuka untuk dapat

diaktualisasikan dalam kegiatan

Kepramukaan.

c. Setelah pelaksanaan kegiatan

Kepramukaan, Pembina Pramuka

menyampaikan hasil kegiatan kepada Guru

kelas/Guru Mata Pelajaran.

(48)

PENILAIAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

a.Penilaian dilakukan secara kualitatif. b.Kriteria keberhasilan lebih ditentukan

oleh proses dan keikutsertaan peserta didik.

c.Peserta didik diwajibkan untuk

mendapatkan nilai minimal baik pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.

d.Nilai yang diperoleh pada kegiatan Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. e.Bagi peserta didik yang belum

mencapai nilai minimal perlu

mendapat bimbingan terus menerus a.Penilaian dilakukan secara kualitatif. b.Kriteria keberhasilan lebih ditentukan

oleh proses dan keikutsertaan peserta didik.

c.Peserta didik diwajibkan untuk

mendapatkan nilai minimal baik pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.

d.Nilai yang diperoleh pada kegiatan Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. e.Bagi peserta didik yang belum

mencapai nilai minimal perlu

mendapat bimbingan terus menerus

CAKUPAN PENILAIAN

CAKUPAN PENILAIAN

a.Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik. b.Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui demonstrasi keterampilannya. a.Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik. b.Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui demonstrasi keterampilannya. TEKNIK PENILAIAN TEKNIK PENILAIAN

a.Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari di dalam proses pembelajaran.

b.Proses penilaian Pendidikan Kepramukaan sebagai c.Ekstrakurikuler Wajib menitikberatkan pada ranah nilai

sikap. Keterampilan kepramukaan merupakan pendukung terhadap penilaian pendidikan kepramukaan itu sendiri. d.Proses penilaian sikap dilaksanakan dg metode observasi. e.Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan

dengan Kompetensi Dasar dari masing-masing Tema dan Matapelajaran sebagai penguatan yang bermuatan Nilai Sikap dan Keterampilan dalam Kurikulum 2013.

f. Proses Penilaian dilakukan oleh Teman, Guru Kelas/Guru Matapelajaran, pemangku kepentingan dan/atau Pembina Pramuka.

g.Rekapitulasi Penilaian dilakukan oleh Guru Kelas/Guru a.Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap

hari di dalam proses pembelajaran.

b.Proses penilaian Pendidikan Kepramukaan sebagai c.Ekstrakurikuler Wajib menitikberatkan pada ranah nilai

sikap. Keterampilan kepramukaan merupakan pendukung terhadap penilaian pendidikan kepramukaan itu sendiri. d.Proses penilaian sikap dilaksanakan dg metode observasi. e.Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan

dengan Kompetensi Dasar dari masing-masing Tema dan Matapelajaran sebagai penguatan yang bermuatan Nilai Sikap dan Keterampilan dalam Kurikulum 2013.

f. Proses Penilaian dilakukan oleh Teman, Guru Kelas/Guru Matapelajaran, pemangku kepentingan dan/atau Pembina Pramuka.

g.Rekapitulasi Penilaian dilakukan oleh Guru Kelas/Guru

(49)

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN NOMOR 64 TAHUN 2014

(50)

M atriku

lasi

 RAPORT  UN  BK

SMA

SMK

PEMINATAN PADA PENDIDIKAN MENENGAH

Peminatan adalah program kurikuler untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.

Pindah Minat

Lintas Minat adalah program kurikuler untuk mengakomodasi perluasan pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran keilmuan di luar pilihan minat.

(51)

PEMINATAN AKADEMIK SMA/MA

MATA PELAJARAN X ALOKASIXI XII I. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

1 Matematika 3 4 4 2 Biologi 3 4 4

3 Fisika 3 4 4

4 Kimia 3 4 4

II. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial

1 Geografi 3 4 4 2 Sejarah 3 4 4 3 Sosiologi 3 4 4 4 Ekonomi 3 4 4 III. Peminatan Bahasa dan Budaya

1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4 2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4 3 Bahasa dan Sastra Asing Lain (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, Perancis) 3 4 4 4 Antropologi 3 4 4 Mata pelajaran Pilihan

Pilihan lintas minat dan/atau pendalaman minat 6 / 9 4 / 8 4 / 8

Program kurikuler untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan

akademik peserta didik dengan orientasi penguasan kelompok mata pelajaran keilmuan

SMA wajib menyelenggarakan ketiga kelompok peminatan akademik.

MA wajib menyelenggarakan ketiga kelompok peminatan akademik dan Peminatan Keagamaan (diatur oleh Kemenag RI)

PILIHAN MINAT

LINTAS/PENDALAMAN

MTK

BIO

FIS

3 JAM

3 JAM

3 JAM

PILIHAN MINAT

LINTAS/PENDALAMAN
(52)

Program kurikuler untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan

vokasional peserta didik dengan orientasi penguasan kelompok mata pelajaran kejuruan.

[image:52.720.11.711.216.435.2]

1. Teknologi & Rekayasa FISIKA KIMIA GAMBAR TEKNIK 2. Teknologi Informasi & Komunikasi FISIKA PEMROGRAMA N DASAR SISTEM KOMPUTER 3. Kesehatan FISIKA KIMIA BIOLOGI

4. Agribisnis & Agroteknologi

FISIKA

KIMIA

BIOLOGI

5. Perikanan & Kelautan

FISIKA

KIMIA

BIOLOGI

(53)

lanjutan

6. Bisnis &

Manajemen

PENGANTAR EKONOMI DAN

BISNIS

PENGANTAR AKUNTANSI

PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN

7. Pariwisata

IPA TERAPAN

PENGANTAR PARIWISATA

8. Senirupa &

Kriya

DASAR-DASAR DESAIN

PENGETAHUAN BAHAN

9. Seni

Pertunjukan

WAWASAN SENI PERTUNJUKAN

TATA TEKNIK PENTAS

MANAJEMEN PERTUNJUKAN

(54)

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

MUATAN LOKAL

(55)

UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 77N PP 32/2013 tentang Perubahan atas PP 19/2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan

Muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan berisi muatan dan

proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal;

Muatan lokal dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap satuan

pendidikan.

Permendikbud No 79 Tthn 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013

(56)

Pasal 77P PP 32/2013

Pemerintah daerah provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan

muatan lokal pada pendidikan menengah;

Pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan koordinasi dan supervisi

pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar;

Pengelolaan muatan lokal meliputi penyiapan, penyusunan, dan evaluasi

terhadap dokumen muatan lokal, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru;

dan

Dalam hal seluruh kabupaten/kota pada 1 (satu) provinsi sepakat menetapkan 1

(satu) muatan lokal yang sama, koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum

pada pendidikan dasar dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi.

(57)

Muatan Lokal

Pasal 1, ayat (1) dan Pasal 2, ayat (1)

Pengertian Muatan Lokal

MUATAN LOKAL

Potensi dan Keunikan daerah

Keunggulan dan Kearifan Daerah

Analisis Konteks

Identifikasi

Muatan Lokal

Lingkungan Sekitar (dan Warisan):

(Alam, Sosial-Ekonomi, Budaya,...)

Bahan Kajian atau Mata

Pelajaran

(58)

Tujuan Muatan Lokal

Pasal 2, ayat (2)

Muatan lokal

sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1)

diajarkan dengan tujuan membekali peserta didik dengan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan

MUATAN LOKAL

PEMBELAJARAN MUATAN

LOKAL

PEMBELAJARAN MUATAN

LOKAL

Sikap

Sikap PengetahuanPengetahuan KeterampilanKeterampilan

Peserta Didik

Peserta Didik

Mengenal dan mencintai

Mengenal dan mencintai Melestarikan dan

mengembangkan keunggulan

Melestarikan dan

(59)

Prinsip Pengembangan Muatan Lokal

(Pasal 3)

MUATAN LOKAL

Kesesuaian

Perkembangan Siswa

Kesesuaian

Perkembangan Siswa

Keutuhan Kompetensi

Keutuhan Kompetensi

Fleksibelitas jenis, bentuk,

dan pengaturan waktu

penyelenggaraan

Fleksibelitas jenis, bentuk,

dan pengaturan waktu

penyelenggaraan

Kebermanfaatan terhadap

kepentingan nasional dan

tantangan global

Kebermanfaatan terhadap

kepentingan nasional dan

tantangan global

Muatan Lokal

(60)

Jenis Muatan Lokal

Pasal 4, ayat (1)

Muatan Lokal terdiri dari

MUATAN

LOKAL

MUATAN

LOKAL

Seni Budaya

Seni Budaya

Prakarya

Prakarya

Pendidikan Jasmani,

Olahraga, dan Kesehatan

Pendidikan Jasmani,

Olahraga, dan Kesehatan

(61)

Jenis Muatan Lokal

Muatan Lokal terdiri dari

(62)

Dokumen Muatan Lokal

(Pasal 5)

Muatan lokal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

dirumuskan dalam bentuk dokumen.

Muatan

Lokal

Muatan

Lokal

Kompetensi

Dasar

Kompetensi

Dasar

Silabus

Silabus

Buku Teks

Pelajaran

(63)

Tahapan Pengembangan Muatan Lokal

(Pasal 6)

Pengembangan Muatan Lokal

PENGINTEGRASIA N KOMPETENSI DASAR PENGINTEGRASIA N KOMPETENSI DASAR PENENTUAN TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PENENTUAN TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR IDENTIFIKASI MUATAN LOKAL IDENTIFIKASI MUATAN LOKAL ANALISIS KONTEKS ANALISIS KONTEKS PENETAPAN MUATAN LOKAL PENETAPAN MUATAN LOKAL PENYUSUNAN SILABUS PENYUSUNAN SILABUS PENYUSUNAN BUKU TEKS PELAJARAN PENYUSUNAN BUKU TEKS PELAJARAN

- Lingkungan Alam - Sosial

- Budaya

- Seni Budaya - Prakarya - PJOK - Bahasa - Teknologi - ...

- Terintegrasi dengan SB, P, atau PJOK - Terpisah sebagai muatan akademik atau

peminatan vokasi

- Sebagai konteks pembelajaran

(64)

Satuan Pendidikan

Pasal 20, ayat 1

Satuan Pendidikan mengajukan usulan muatan lokal

berdasarkan hasil analisis konteks (Pasal 6a) dan

identifikasi muatan lokal (Pasal 6b) kepada

pemerintah kabupaten/kota.

SATUAN PENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Hasil Analisis Konteks

Usulan Mulok

Usulan Mulok

(65)

Usulan Mulok

Pemerintah Kabupaten/Kota

Pasal 7 ayat (2), (3), (4)

Wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota dalam usulan

muatan lokal dari satuan pendidikan.

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

PEMERINTAH

KABUPATEN/KOTA PEMERINTAH PROVINSI

PEMERINTAH PROVINSI

a. Analisis dan Identifikasi

b. Perumusan Kompetensi Dasar, Penyusunan Silabus,

Penyusunan Buku Teks Mulok c. Penentuan Tingkat Satuan

Pendidikan

d. Menetapkan Muatan

(66)

Pemerintah provinsi menetapkan muatan lokal yang

diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk

diberlakukan di wilayahnya serta memiliki wewenang

terkait kebijakan usulan mulok.

Pemerintah Provinsi

Pasal 7 ayat (5), (6)

PEMERINTAH PROVINSI PEMERINTAH PROVINSI SatPe n SatPe n SatPe n Pemkab/P emkot SatPe n SatPe n SatPe n SatPe n Pemkab/ Pemkot SatPe n SatPe n SatPe n SatPe n Pemkab/P emkot SatPe n MULOK MU

LOK MULOK

(67)

Lingkungan

Pengembangan Muatan Lokal Tingkat Satuan Pendidikan

Muatan Lokal A

Muatan Lokal A

SATUAN PENDIDIKAN

A

Muatan Lokal B

Muatan Lokal B

SATUAN PENDIDIKAN

B

Muatan Lokal C

Muatan Lokal C

SATUAN PENDIDIKAN

(68)

Lingkungan

Pengembangan Muatan Lokal Tingkat

Kabupaten/Kota

SATUAN PENDIDIKAN

Muatan Lokal A

Muatan Lokal A

SATUAN PENDIDIKAN SATUAN

PENDIDIKAN

Kabupaten/Kota

SATUAN PENDIDIKAN

Muatan Lokal B

Muatan Lokal B

SATUAN PENDIDIKAN SATUAN

PENDIDIKAN

(69)

Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan

Pengembangan Muatan Lokal Tingkat Provinsi

(70)

Mekanisme Rapat Koordinasi Muatan Lokal

PENENTUAN RENCANA TINDAK LANJUT PER DAERAH PENENTUAN RENCANA TINDAK LANJUT PER DAERAH PAPARAN HASIL PERUMUSAN PAPARAN HASIL PERUMUSAN KERJA MANDIRI DAN ASISTENSI PERUMUSAN KERJA MANDIRI DAN ASISTENSI PERUMUSAN ANALISIS KESESUAIAN DENGAN RANGKA KERJA ANALISIS KESESUAIAN DENGAN RANGKA KERJA PAPARAN CONTOH HASIL PERUMUSAN OLEH DAERAH PAPARAN CONTOH HASIL PERUMUSAN OLEH DAERAH

Daerah

Daerah

Puskurbuk

Puskurbuk

Daerah +

Puskurbuk

Daerah +

(71)

Pihak yang Terlibat

(pasal 10)

Kurikulum

Satuan

Pendidikan

Komite Sekolah / Madrasah Komite Sekolah / Madrasah Narasumber Narasumber Pihak yang Terkait Pihak yang Terkait

Kurikulum

Daerah

Provinsi Provinsi Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Satuan Pendidikan Satuan Pendidikan Narasumber Narasumber Pihak Yang Terkait Pihak Yang Terkait

Koordinasi

dan

Supervisi

Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Kantor Kementerian Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kantor Kementerian Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota.
(72)

Pengembangan Muatan Lokal

Dapat berupa:

Seni Budaya;Prakarya;

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

MUATAN LOKAL

 SD/MI

SMP/MTsSMA/MASMK/MAK

SATUAN PENDIDIKAN

PEMERINTAH KAB./KOTA

PEMERINTAH PROVINSI

(73)

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

PENYELENGGARAAN

SISTEM KREDIT SEMESTER

(74)

Sistem Kredit Semester (SKS)

adalah

bentuk penyelenggaraan pendidikan yang peserta

didiknya menentukan jumlah beban belajar dan mata

pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan

pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan

kemampuan/kecepatan belajar

.

Indeks Prestasi (IP ) adalah

nilai akhir capaian pembelajaran peserta didik pada

akhir semester yang mencakup nilai kompetensi

pengetahuan dan kompetensi keterampilan.

(75)

Fleksibel

Keunggulan

Maju berkelanjutan

Keadilan

(76)

SKS diselenggarakan melalui

Pengorganisasian

pembelajaran

bervariasi

Pengelolaan

waktu belajar yang

fleksibel

(77)

Satuan pendidikan yang memiliki

akreditasi A dari Badan Akreditasi

Nasional

Dilakukan secara bertahap mulai Kelas

VII pada SMP/MTs atau Kelas X pada

SMA/MA/SMK/MAK.

(78)

Guru Pembimbing Akademik

Penyelenggara SKS wajib menyediakan guru

pembimbing akademik.

Guru pembimbing akademik bertanggung jawab

terhadap aspek akademik bagi peserta didik sejak

semester pertama sampai dengan semester akhir.

Satuan pendidikan dapat mengganti guru

(79)

Pengambilan beban belajar

prestasi yang dicapai pada satuan

pendidikan sebelumnya untuk pengambilan

beban belajar pada semester 1; atau

IP yang diperoleh pada semester

(80)

Pengambilan Beban Belajar

SMP

Pada semester 2 dan seterusnya dapat mengambil

beban belajar berdasarkan IP semester

sebelumnya, dengan ketentuan sebagai berikut:

IP PENGAMBILAN BEBAN BELAJAR

IP < 2,67 paling banyak 40 jam pelajaran 2,67 ≤ IP ≤ 3,33 paling banyak 48 jam pelajaran

(81)

IP PENGAMBILAN BEBAN BELAJAR

IP < 2,67 paling banyak 46 jam pelajaran 2,67 ≤ IP ≤ 3,33 paling banyak 54 jam pelajaran

3,34 ≤ IP ≤ 3,66 paling banyak 62 jam pelajaran IP > 3,66 paling banyak 70 jam pelajaran

Pengambilan Beban Belajar

SMA

(82)

IP PENGAMBILAN BEBAN BELAJAR

IP < 2,67 paling banyak 50 jam pelajaran 2,67 ≤ IP ≤ 3,33 paling banyak 57 jam pelajaran

3,34 ≤ IP ≤ 3,66 paling banyak 64 jam pelajaran IP > 3,66 paling banyak 72 jam pelajaran

Pengambilan Beban Belajar SMK

(83)

Selain ketentuan nilai kompetensi pengetahuan dan

kompetensi keterampilan, pengambilan jumlah jam

pelajaran dapat dilakukan dengan syarat nilai

kompetensi sikap paling rendah Baik (B).

Kegiatan tatap muka dalam beban belajar bagi peserta

didik yang memiliki kecepatan bel`ajar di atas rata-rata

yang ditunjukkan dengan IP > 3,55 durasi setiap satu

jam pelajaran dapat dilaksanakan selama 30 menit

(84)

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

EVALUASI KURIKULUM

(85)

Evaluasi Kurikulum adalah serangkaian kegiatan terencana, sistematis, dan

sistemik dalam mengumpulkan dan mengolah informasi, memberikan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menyempurnakan

kurikulum.

Pendekatan evaluasi kurikulum adalah cara pandang dalam mengevaluasi

kurikulum.

Strategi evaluasi kurikulum adalah langkah-langkah sistematik dan sistemik yang

digunakan untuk mengevaluasi kurikulum secara efektif dan efisien.

Model evaluasi kurikulum adalah kerangka konseptual dan operasional yang

digunakan untuk mengevaluasi perangkat dokumen, buku, pelatihan,

pendamp

Gambar

GAMBAR SISTEM

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara, sebanyak 78,95% siswa merasa peer assessment dan self assessment pada tes formatif dapat memberikan feedback yang efektif kepada

Kertas yang digunakan untuk koran, surat kabar, majalah, dan buku bacaan dan sebagainya merupakan salah satu media cetak yang telah menyertai kehidupan masyarakat di seluruh

[r]

[r]

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) sebagian besar responden mempunyai tingkat komitmen pada perkawinan sedang sebesar 59.09 % (52 orang); (2)

Sehubungan dengan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung oleh Pejabat. Pengadaan Dinas Pasar Kebersihan dan Keindahan Kota Kabupaten Empat

Guru pamong mata pelajaran Penjas di SMP N 1 Batang sangat membantu praktikan dalam proses pelaksanaan PPL I. Beliau membimbing dan mengarahkan praktikan dalam proses

PERSEPSI REMAJA TENTANG PENGASUHAN ORANG TUA DI RUMAH SUSUN SARIJADI KOTA BANDUNG. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |