• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKHTISAR EKSEKUTIF. Pelaporan kinerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IKHTISAR EKSEKUTIF. Pelaporan kinerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Pelaporan kinerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros melalui penyusunan Laporan Kinerja (LKj) ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan Dinas Pengendalian Pendudukdan Keluarga Berencana Kabupaten Maros untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang baik. Proses penilaian yang terukur ini menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi organisasi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan sehingga kinerjanya bisa terus ditingkatkan. LKj Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros Tahun 2020 ini merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKj dilakukan dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 di mana pelaporan capaian kinerja organisasi disusun secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros.

Analisa dan bukti-bukti pendukung pencapaian kinerja menjadi bagian dalam penyusunan LKj ini, untuk menjawab pertanyaan sejauh mana sasaran pembangunan yang ditunjukkan dengan keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama (IKU) yang telah dicanangkan pada Tahun 2020 telah berhasil dicapai. IKU

(6)

yang kinerjanya mencapai 100% atau lebih besar dari target yang ditetapkan untuk Tahun 2020 yaitu: 1 Indikator Kinerja.

Evaluasi atas data-data pendukung dan permasalahan atas setiap sasaran menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian bagi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ke depan. Pertama, walaupun beberapa IKU telah mencapai target yang sangat baik, masih terdapat beberapa persoalan-persoalan di masyarakat yang belum sepenuhnya bisa dijawab dengan baik. Tantangan ini terlihat nampak dalam kondisi terkait.

Hasil evaluasi capaian kinerja ini juga penting dipergunakan sebagai pijakan bagi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana di lingkungan pemerintah Kabupaten Maros dalam perbaikan pelayanan publik di tahun yang akan datang.

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . ... i

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 2

1.3 Gambaran Umum Organisasi ... 3

1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Perangkat Daerah ... 4

1.5 Isu Strategis ... 19

1.6 Struktur Organisasi DPPKB ... 24

1.7 Inovasi dalam Reformasi Sistem AKIP dan Pengeloaan Kinerja ... 30

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 31

2.1 Rencana Aksi DPPKB ... 31

2.2 Program Untuk Pencapaian Sasaran ... 38

2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2020 ... 39

2.4 Indikator Kinerja Utama (IKU) ... 43

2.5. Rencana Anggaran Tahun 2020 ... 46

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 49

3.1 Capaian Kinerja Organisasi ... 49

3.2 Capaian Indikator Kinerja 2020 ... 50

(8)

3.3 Perbandingan Capaian Kinerja ... 55

3.4 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ... 58

3.5 Realisasi Anggaran ... 66

3.6 Analisa Efisiensi ... 68

BAB IV PENUTUP ... 70 DAFTAR TABEL

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif. Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan kinerja pemerintah daerah.

Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah danPeraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKj dilakukan dengan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Pengendalian

(10)

Penduduk dan Keluarga Berencana.

Proses penyusunan LKj dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran bagi setiap instansi untuk mengukur pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja ini dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja setiap instansi pemerintah, yang dalam hal ini adalah Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana LKj menjadi dokumen laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung- jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Disinilah esensi dari prinsip akuntabilitas sebagai pijakan bagi instansi pemerintah ditegakkan dan diwujudkan.

Mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015, LKj tingkat OPD disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selambat-lambatnyadua bulan setelah tahun anggaran berakhir.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

LKj Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama kurun waktu 1 (satu) tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan LKj juga menjadi alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi.

(11)

Selain itu, LKj menjadi salah satu alat untuk mendapatkan masukan stakeholders demi perbaikan kinerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam LKj, menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini, LKj sebagai proses evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan di pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan publik.

1.3 GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Sesuai dengan Peraturan Bupati Maros Nomor 77 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros adalah membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah.

Dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, maka Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan urusan Pemerintahan bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;

b. Pelaksanaan kebijakan urusan Pemerintahan bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;

(12)

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;

d. Pelaksanaan administrasi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.

1.4 TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

Untuk melaksanakan urusan pemerintahan Daerah yang telah dituangkan dalam peraturan perundang – undang yang berlaku, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana memiliki tugas dan fungsi pada setiap entitas kerja yang ada dalamnya. Adapun uraian tugas dan fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

(1) Kepala Dinas sebagaimana mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah.

(2) Untuk melaksanakan tugas, Kepala Dinas mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana;

(13)

b. pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana;

c. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana;

d. pelaksanaan administrasi Dinas urusan pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.

(3) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi, Kepala Dinas mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. merumuskan program kerja pengendalian penduduk dan keluarga berencana berdasarkan rencana kerja yang telah dibuat;

b. mengoordinasikan pelaksanaan urusan yang berkaitan dengan penyelenggaraan program kegiatan Dinas;

c. membina bawahan dalam hal pelaksanaan tugas sesuai prosedur dan bidang tugasnya;

d. mengarahkan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;

e. merumuskan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana dalam perencanaan program dan kegiatan;

(14)

f. melaksanakan administrasi penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana;

g. mengoordinasikan pelaksanaan penyelenggaraan urusan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana;

h. melaksanakan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana melalui pengendalian penduduk, keluarga berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga, penyuluhan dan penggerakan;

i. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana melalui pengendalian penduduk, keluarga berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga, penyuluhan dan penggerakan;

j. melaksanakan pembinaan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana melalui pengendalian penduduk, keluarga berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga, penyuluhan dan penggerakan;

k. melaksanakan kebijakan akuntabilitas kinerja dan perjanjian Dinas;

l. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;

m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

(15)

n. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan baik lisan maupun tertulis sesuai ketentuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

2. Sekretariat Dinas

(1) Sekretariat Dinas, dipimpin oleh Sekretaris yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan administrasi dan teknis operasional serta memberikan pelayanan administrasi urusan keuangan, perencanaan dan umum, asset dan kepegawaian dalam lingkungan Dinas.

(2) Untuk melaksanakan tugas, Sekretaris mempunyai fungsi :

a. pengoordinasian pelaksanaan program kegiatan yang meliputi administrasi keuangan, perencanaan dan pelaporan serta umum, asset dan kepegawaian;

b. pengelolaan ketatausahaan yang meliputi administrasi keuangan, perencanaan dan pelaporan serta umum, asset dan kepegawaian;

c. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan yang meliputi administrasi keuangan, perencanaan dan pelaporan serta umum, asset dan kepegawaian;

d. pelaksanaan pembinaan, pengoordinasian program kegiatan seluruh unsur organisasi Dinas; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait dengan tugas dan fungsinya.

(16)

(3) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi, Sekretaris mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. merencanakan operasional kegiatan Sekretariat sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b. membagi tugas kepada bawahan berdasarkan tugas dan fungsi sesuai ketentuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

c. memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai prosedur dan bidang tugasnya;

d. menilai bawahan sesuai pelaksanaan pekerjaan agar tercapai tingkat kinerja yang diharapkan;

e. mengoordinir penyusunan SOP setiap kegiatan yang telah disusun oleh Kepala Subbagian;

f. mengoordinir penyusunan LAKIP sebagai landasan laporan kinerja pegawai;

g. menyusun rencana program kegiatan dan penganggaran Sekretariat sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

h. mengoordinasikan pelaksanaan program kegiatan yang meliputi administrasi keuangan, perencanaan dan pelaporan serta umum, asset dan kepegawaian;

i. melaksanakan administrasi ketatausahaan yang meliputi administrasi keuangan, perencanaan dan pelaporan serta umum, asset dan kepegawaian;

(17)

j. melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan yang meliputi administrasi keuangan, perencanaan dan pelaporan serta umum, asset dan kepegawaian;

k. melaksanakan pembinaan dan mengoordinasikan program kegiatan seluruh unsur organisasi Dinas;

l. mengoordinasikan pelaksanaan, pengendalian dan penyusunan kebijakan

m. kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan n. akuntabilitas kinerja dan perjanjian kinerja Dinas;

o. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan serta memberikan penilaian prestasi kerja;

p. melaporkan hasil pelaksanaan tugas Sekretaris dan memberikan saran pertimbangan melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

3. Bidang Pengendalian Penduduk

(1) Bidang Pengendalian Penduduk, dipimpin oleh Kepala Bidang Pengendalian Penduduk mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk di kabupaten dan kota.

(2) Untuk melaksanakan tugas, Kepala Bidang Pengendalian Pendudukmempunyai fungsi :

(18)

a. perumusan kebijakan daerah di bidang pengendalian penduduk dan sistem informasi keluarga;

b. pelaksanaan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) di bidang pengendalian penduduk dan sistem informasi keluarga ;

c. pelaksanaan kebijakan daerah di bidang sistem informasi keluarga ; d. pelaksanaan pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pemerintah daerah

dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk;

e. pelaksanaan pemetaan perkiraan (parameter) pengendalian penduduk di kabupaten dan kota ;

f. pemantauan dan evaluasi kegiatan di bidang pengendalian penduduk;

g. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk; dan

h. pelaksanaan koordinasi dalam pelaksanaan tugasnya.

(3) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. merencanakan operasional kegiatan Bidang Pengendalian Penduduk sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b. membagi tugas tertentu dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai ketentuan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;

c. memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai prosedur dan bidang tugasnya agar terhindar dari kesalahan;

(19)

d. memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan sesuai prosedur dan bidang tugasnya;

e. menilai bawahan sesuai pelaksanaan pekerjaan agar tercapai tingkat kinerja yang diharapkan;

f. mengoordinir penyusunan SOP setiap kegiatan yang telah disusun oleh Kepala Seksi;

g. menyiapkan bahan LAKIP sebagai landasan laporan kinerja pegawai;

h. merumuskan kebijakan daerah di bidang pengendalian penduduk dan sistem informasi keluarga;

i. melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengendalian penduduk dan sistem informasi keluarga;

j. melaksanakan kebijakan daerah di bidang sistem informasi keluarga;

k. melaksanakan pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pemerintah daerah dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk;

l. melaksanakan pemetaan perkiraan (parameter) pengendalian penduduk di Kabupaten Maros;

m. melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di bidang pengendalian penduduk;

n. memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk;

o. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan serta memberikan penilaian prestasi kerja;

(20)

p. membuat laporan hasil pelaksanaan tugas Bidang Pengendalian Penduduk dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

q. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan baik lisan maupun tertulis sesuai ketentuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

4. Bidang KB

(1) Bidang KB sebagaimana, dipimpin oleh Kepala Bidang KB mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kebijakan teknis di bidang pelaksanaan keluarga berencana di kabupaten.

(2) Untuk melaksanakan tugas, Kepala Bidang KB mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis daerah di bidang KB;

b. pelaksanaan kebijakan teknis daerah di bidang KB;

c. pelaksanaan penyelenggaraan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang KB;

d. pelaksanaan Penerimaan, penyimpanan, pengendalian dan pendistribusian alat obat kontrasepsi di Kabupaten dan kota;

e. pelaksanaan Pelayanan KB di Kabupaten /Kota ;

f. pelaksanaan pembinaan kesertaan Ber KB di Kabupaten/Kota;

g. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang KB;

h. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang KB; dan i. pelaksanaan koordinasi dalam pelaksanaan tugasnya.

(21)

(3) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi, Kepala Bidang KB mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. merencanakan operasional kegiatan Bidang KB sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b. membagi tugas tertentu dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai ketentuan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;

c. memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai prosedur dan bidang tugasnya;

d. menilai bawahan sesuai pelaksanaan pekerjaan agar tercapai tingkat kinerja yang diharapkan;

e. mengoordinir penyusunan SOP setiap kegiatan yang telah disusun oleh Kepala Seksi;

f. menyusun LAKIP sebagai landasan laporan kinerja pegawai;

g. melaksanakan kebijakan teknis daerah di bidang KB;

h. melaksanakan penyelenggaraan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang KB;

i. melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pengendalian dan pendistribusian alat obat kontrasepsi;

j. melaksanakan pelayanan KB;

k. melaksanakan pembinaan kesertaan ber KB;

(22)

l. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan serta memberikan penilaian prestasi kerja;

m. membuat laporan hasil pelaksanaan tugas Bidang KB dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

n. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan baik lisan maupun tertulis sesuai bidang tugasnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

5. Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga

(1) Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, dipimpin oleh Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kebijakan teknis di bidang ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

(2) Untuk melaksanakan tugas, Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis daerah di bidang ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

b. pelaksanaan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) di bidang ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

c. pelaksanaan kebijakan teknis daerah di bidang bina keluarga balita;

d. pelaksanaan kebijakan teknis daerah di bidang pembinaan ketahanan remaja;

(23)

e. pelaksanaan kebijakan teknis daerah di bidang bina keluarga dan rentan remaja;

f. pelaksanaan kebijakan teknis daerah di bidang pemberdayaan keluarga sejahtera melalui usaha mikro keluarga;

g. pemantauan dan evaluasi di bidang ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

h. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang kesejahteraan dan ketahanan keluarga; dan

i. pelaksanaan koordinasi dalam pelaksanaan tugasnya.

(3) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi, Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. merencanakan operasional kegiatan Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b. membagi tugas tertentu dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai ketentuan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;

c. memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai prosedur dan bidang tugasnya;

d. menilai bawahan sesuai pelaksanaan pekerjaan agar tercapai tingkat kinerja yang diharapkan;

e. mengoordinir penyusunan SOP setiap kegiatan yang telah disusun oleh Kepala Seksi;

f. menyusun LAKIP sebagai landasan laporan kinerja pegawai;

(24)

g. merumuskan kebijakan teknis daerah di bidang ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

h. melaksanakan norma standar, prosedur dan kriteria di bidang ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

i. melaksanakan kebijakan teknis daerah di bidang bina keluarga balita;

j. melaksanakan kebijakan teknis daerah di bidang pembinaan ketahanan remaja;

k. melaksanakan kebijakan teknis daerah di bidang bina keluarga lansia dan rentan;

l. melaksanakan kebijakan teknis daerah di bidang pemberdayaan keluarga sejahtera melalui usaha mikro keluarga;

m. melakukan pemantauan dan evaluasi di bidang ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

n. memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang kesejahteraan dan ketahanan keluarga;

o. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan serta memberikan penilaian prestasi kerja;

p. membuat laporan hasil pelaksanaan tugas Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

(25)

q. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan baik lisan maupun tertulis sesuai ketentuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

6. Bidang Penyuluhan dan Penggerakan

(1) Bidang Penyuluhan dan Penggerakan, dipimpin oleh Kepala Bidang Penyuluhan dan Penggerakan yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kebijakan teknis di bidang penyuluhan dan penggerakan.

(2) Untuk melaksanakan tugas, Kepala Bidang Penyuluhan dan Penggerakan mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis daerah di bidang penyuluhan, advokasi dan penggerakan dibidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana.

b. pelaksanaan kebijakan teknis daerah di bidang penyuluhan, advokasi dan penggerakan dibidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana.

c. Pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan di tingkat kabupaten/kota dibidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana.

d. pelaksanaan pendayagunaan tenaga penyuluh kb (pkb/plkb)

e. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang penyuluhan, advokasi dan penggerakan dibidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana.

(26)

(3) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi, Kepala Bidang Penyuluhan dan Penggerakan mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. merencanakan operasional kegiatan Bidang Penyuluhan dan Penggerakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b. membagi tugas ke bawahan berdasarkan tugas dan fungsi sesuai ketentuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

c. memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai prosedur dan bidang tugasnya agar terhindar dari kesalahan;

d. menilai bawahan sesuai pelaksanaan pekerjaan agar tercapai tingkat kinerja yang diharapkan;

e. mengoordinir penyusunan SOP setiap kegiatan yang telah disusun oleh Kepala Subbidang ;

f. menyusun LAKIP sebagai landasan laporan kinerja pegawai;

g. melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria di Bidang Penyuluhan dan Penggerakan;

h. melaksanakan kebijakan teknis daerah di bidang Penyuluhan dan Penggerakan;

i. melaksanakan kebijakan teknis daerah di bidang Penyuluhan dan Penggerakan;

j. melaksanakan kebijakan teknis daerah di bidang bina keluarga lansia dan rentan;

k. melaksanakan kebijakan teknis daerah di bidang pemberdayaan keluarga sejahtera melalui usaha mikro keluarga;

(27)

l. melakukan pemantauan dan evaluasi di bidang Penyuluhan dan Penggerakan;

m. memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang Penyuluhan dan Penggerakan;

n. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan serta memberikan penilaian prestasi kerja;

o. membuat laporan hasil pelaksanaan tugas Bidang Penyuluhan dan Penggerakan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

p. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan baik lisan maupun tertulis sesuai ketentuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

1.5 ISU STRATEGIS

Isu Strategis yang dihadapi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang dituangkan dalam Renja Tahun 2020 yang dikelompokkan menurut aspek manajemen meliput : Perencanaan dan Evaluasi Kinerja, Pelaksanaan dan Pengendalian, Sumber Daya Manusia, Kebijakan Pemerintah atau Regulasi, dan Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.

1. Perencanaan dan Evaluasi Kinerja ( Sekretaris) a. Perencanaan Umum

• Pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur yang mempunyai kapasitas

(28)

memadai di bidang pelayanan administrasi perkantorandan pengelolaan keuangan.

• Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor yang memadai untuk

mendukung kelancaran dan efektifitas kegiatan operasional internal organisasi.

• Penyediaan pedoman operasional (standar operasionalprosedur) yang mengatur mekanisme kerja antar bidang internal organisasi.

• Penyediaan software system informasi manajemen asset,

kepegawaian, dan keuangan, untuk mendukung kelancaran tugas2 internal organisasi.

b. Perencanaan Kinerja

• Pemenuhan SDM aparatur perencanaan dan teknis pelaksana bidang

yang profesional mutlak yang diperlukan di DPPKB untuk seluruh bidang pembanguna, serta terwujudnya sinkronisasi perencanaan pembangunan lingkup Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana secara Komprehensif.

• Ketersediaan statistik data terpilah dan data base baik lintas program

maupun lintas sector terkait untuk masukan perencanaan di seluruh bidang pembangunan, melalui analisis situasi, guna mendorong implementasi strategi PUG, pengendalian penduduk, keluarga berencana dan meningkatkan keluarga sejahtera di Kabupaten Maros.

(29)

c. Evaluasi Kinerja

• Penyusunan dokumen perencanaan dan pengukuran kinerja kegiatan

yang memuat indikator,standa, dan rencana capaian sehingga dapat diketahui hubungan antara perencanaan dengan evaluasi kinerja dengan indikator (outcome) seperti: penurunan laju pertumbuhan penduduk, penurunan angka kelahiran (TFR), peningkatan jumlah pasangan usia subur peserta KB anktif, penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita, serta angka vertilitas penduduk Kabupaten Maros.

Dampak (impact) arah kebijakan yang diharapkan yaitu terwujudnya ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga, terbangunnya sistem pengendalian penduduk dan kaitan dengan program lain.

• Perencanaan harus tidak bias gender, bersifat antisipatif, perlu

pemantauan dan evaluasi respon (pemahaman, sikap dan prilaku) masyarakat terhadap kebijakan dan realisasi program, untuk masukan kegiatan sosialisasi dan diseminasi pada keluarga dan masyarakat.

2. Pelaksanaan dan Pengendalian

• Kejelasan rumusan program dan kegiatan lingkup Dinas Pengendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana yang berperspektif gender dimasing- masing sektor terkait yang sinkron dan sinergi.

• Kejelasan struktur yang menangani teknis layanan KB di tingkat Kabupaten Maros, yang akan menjadi acuan kejelasan wewenang dan alokasi anggaran program KB di Kabupaten Maros.

(30)

• Perluasan advokasi, sosialisasi serta publikasi informasi dan edukasi

tentang Pengendalian Penduduk, KB dan KS bagi lintas stakeholders tingkat Kabupaten Maros.

• Pengukuran kinerja kegiatan yang memuat indikator, standar dan rencana

capaian, sehingga dapat diketahui hubungan antara perencanaan dengan evaluasi kinerja dengan indikator (outcome) seperti : Penurunan laju pertumbuhan penduduk, penurunan angka kelahiran (TFR), Peningkatan jumlah pasangan usia subur KB aktif, penurunan angka kematian ibu,

bayi dan balita, serta angka vertilitas penduduk Kabupaten Maros.

3. Sumber Daya Manusia

Ada 3 karakteristik sumber daya manusia yang menjadi kunci atau focal poin bagi peningkatan kinerja DPPKB.

• Diperlukan tenaga pengelola administrasi umum, kepegawaian, dan

keuangan serta tenaga perencanaan yang mampu menyusun rencana kegiatan berbasis kinerja dengan optimalisasi anggaran yang tersedia, dan mampu melaksankan secara profesional.

• Untuk penyebarluasan program DPPKB di masyarakat di perlukan tenaga fasilitator dan tenaga penyuluh.

• Efektifnya inplementasi Program Pengendalian Penduduk dan KB sangat

ditentukan oleh peran semua stakeholder secara terpadu khususnya dalam advokasidan sosialisasi Program Pengendalian Penduduk dan Keluaraga Berencana.

(31)

4. Kebijakan Pemerintah atau Regulasi

• Kebijakan nasional tentang pengendalian kependudukan dan keluarga

berencana memerlukan kebijakan pemerintah daerah tentang aturan pelaksanaan sesuai karakteristik kondisi daerah.

• Penetapan kebijakan pemerintah daerah untuk menjamin sinergitas

fungsional program nasional dengan program pemerintah daerah, untuk mendapatkan jaminan kepastian hukum bagi pelasanaannya dan kinerja yang diharapkan, dukungan anggaran dan keberlanjutan program pengendalian penduduk, keluarga berencana dan pembangunan keluarga di Kabupaten Maros.

5. Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga

• Dengan semakin kompleksnya permasalahan kependudukan, diperlukan

perencanaan pengendalian penduduk dalam mengatasi masalah-masalah kependudukan di Kabupaten Maros untuk 5 Tahun kedepan.

• Masih tingginya perkawinan dibawah usia 20 tahun, ditentukan melalui

kerjasama lintas sector terkait dengan mensosialisasikan undang-undang perkawinan oleh KUA.

• Tingkat kemiskinan yang masih relatif tinggi, diperlukan kerja keras

dalam mengatasinya, untuk itu peran DPPKB sangat penting di dalam memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat melalui pelanan keluarga berencana dan keluarga sejahtera dalam menciptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

(32)

• Dampak pelayanan keluarga berencana yang tidak antisipatif adalah:

masih tingginya Unmatneed (PUS yang ingin ber KB tidak terpenuhi) yang dipengaruhi tidak terjangkaunya pelayanan KB atau petugas tidak ada di tempat dan ketersediaan alat kontrasepsi yang diinginkan.

1.6 STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

Sesuai dengan Peraturan Bupati Maros Nomor 77 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros adalah:

(33)

Struktur Organisasi Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros

Keterangan :

: Garis Komando

: Garis Koordinasi

SUB BAGIAN KEUANGAN MOHAMMAD SAID, SH.

SEKRETARIS NENI FATMAH, S.Sos.

KEPALA DINAS Ir. H. BURHANUDDIN, MM

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN PELAPORAN IWAN KURNIAWAN, SE.,M.Si

BIDANG PENYULUHAN DAN PENGGERAKAN MUHAMMAD SAID DJALIL, SKM., M.Kes.

BIDANG KETAHANAN DAN KELUARGA SEJAHTERA Dra. MAR’ANI GAFFAR, M.Ap

SEKSI PENYULUHAN DAN KIE

Hj. ANDI RASMAWATY RASJID, SKM., M.Kes SEKSI PEMBERDAYAAN KELUARGA SEJAHTERA

MURMIWATY, SH

SEKSI PENDAYAGUNAAN PKB/PLKB DAN IMP SITTI FATIMAH, S.Sos SEKSI BINA KETAHANAN KELUARGA

BALITA, ANAK, DAN LANSIA Drs. ANDI PABENTENG ANDI ARIF BIDANG PENGENDALIAN

PENDUDUK H. M. JUFRI, SE, MM

SEKSI PEMADUAN DAN SINKRONISASI KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENDUDUK

Drs. HASAN, MM

SEKSI PEMETAAN PERKIRAAN PENGENDALIAN PENDUDUK

RUSLI, S.Kep

SUB BAGIAN UMUM, ASSET, DAN EPEGAWAIAN ARNY AMIRULLAH, SE

BIDANG KELUARGA BERENCANA Dra. MU’MINING

SEKSI PENGENDALIAN DAN DISTRIBUSI ALOKON MUH. ARIEF KASIM, S.Sos

SEKSI DATA DAN INFORMASI AHMAD FAISAL, STP

SEKSI JAMINAN PELAYANAN KB ATIFAH RAHMAN, S.Sos

SEKSI PEMBINAAN DAN PENINGKATAN KESERTAAN

KB Drs. H. SYAFARUDDIN

SEKSI BINA KETAHANAN REMAJA SRIYANTY, S.Sos

SEKSI ADVOKASI DAN PENGGERAKAN

SUBAEDAH, S.Sos

(34)

1.6.1 KOMPOSISI SDM ORGANISASI

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, berdasarkan struktur organisasi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros Tahun 2020 didukung dengan jumlah pegawai sebanyak 60 orang. Jumlah Pegawai Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros Tahun 2020 berdasarkan tingkat pendidikannya sesuai dengan jenis kelamin dapat dilihat pada table di bawah:

Tabel 1.6.1a

Komposisi Pegawai Berdasarkan Gender

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki- laki 25 Orang

2 Perempuan 35 Orang

Jumlah 60 Orang

Komposisi Pegawai Berdasarkan Gender

Laki-laki Perempuan

(35)

Tabel 1.6.1b

Komposisi SDM Berdasarkan Gender

Golongan Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

I - - -

II 12 15 27

III 6 15 21

IV 7 5 12

Jumlah 25 35 60

1.6.2 Komposisi PNS Menurut Jenjang Pendidikan

Dalam Tingkat atau jenjang pendidikan menurut komposisi PNS dimulai dari Strata Dua (S2) sampai dengan Tingkat SMP pada Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana KabupatenMaros Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel di bawah :

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Golongan II Golongan III Golongan IV

Komposisi SDM Berdasarkan Gender

Laki-laki Perempuan

(36)

Tabel 1.6.2

Komposisi PNS Menurut Jenjang Pendidikan

NO PENDIDIKAN Laki - Laki Perempuan Jumlah

1 Strata Tiga (S3) - - -

2 Strata Dua (S2) 5 2 7

3 Strata Satu (S1) 8 16 24

4 Diploma Tiga (D III) 1 1 2

5 SMA/SMK/Sederajat 11 16 27

6 SMP/Sederajat - - -

JUMLAH TOTAL 25 35 60

1.6.3 Komposisi PNS Menurut Jenjang Eselon

Dalam Pelaksanaan Tugas Pokok Komposisi PNS Menurut Jenjang Eselon yang terdiri dari Eselon II/b, Eselon III/a, Eselon III/b dan Eselon IV/a pada Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana KabupatenMaros Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel di bawah :

0 2 4 6 8 10 12 14 16

S2 S1 D III SMA / SMK /

Sederajat

SMP / Sederajat Komposisi PNS Menurut Jenjang Pendidikan

Laki-Laki Perempuan

(37)

Tabel 1.6.3

Komposisi PNS Menurut Jenjang Eselon

NO JABATAN Laki - Laki Perempuan Jumlah 1 STRUKTURAL

1. ESELON II B 1 0 1

2. ESELON III A - 1 1

3. ESELON III B 2 2 4

4. ESELON IV A 8 7 15

5. ESELON IV B - - -

2 FUNGSIONAL

1. FUNGSIONAL UMUM - - -

JUMLAH TOTAL 11 10 21

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Eselon II B Eselon III A Eselon IIIB Eselon IV A

Komposisi PNS Menurut Jenjang Eselon

Laki-Laki Perempuan

(38)

1.7 INOVASI DALAM REFORMASI SISTEM AKIP DAN PENGELOLAAN KINERJA

Inovasi menjadi kunci dalam reformasi birokrasi dan perbaikan kinerja pelayanan publik. Karenanya, berbagai inovasi juga telah dikembangkan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah One day full Action yang mana pembinaan KKBPK dan 47 OPD termasuk DEPAG dan TNI POLRI telah melaksanakan kegiatan perubahan dari jam 06:00 sampai dengan jam 18:00 WITA.

(39)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. RENCANA STRATEGIS DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

Rencana Strategis (RENSTRA) merupakan kerangka pembangunan strategis Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana untuk periode 5 tahun. Sebagai dokumen perencanaan yang memuat penjabaran visi, misi, tujuan, sasaran dan program OPD, RENSTRA berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Sebagai penerjemahan kebijakan politik Gubernur sebagai Kepala Daerah yang tertuang dalam RPJMD, RENSTRA menjadi pijakan bagi perencanaan strategis OPD, termasuk hingga ke level perencanaan tahunan. Bagian berikut akan menguraikan visi dan misi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang tertuang dalam RENSTRA tersebut

2.1.1 VISI DAN MISI VISI :

Dengan mempertimbangkan arah dan tahapan pembangunan jangka panjang daerah, hasil-hasil yang sudah dicapai pada tahap sebelumnya dan permasalahan yang dihadapi serta isu-isu strategis yang berkembang maka dirumuskan Visi Bupati/Wakil Bupati Maros periode 2016-2021 adalah

“ MAROS LEBIH SEJAHTERA 2021”. Kondisi masyarakat Kabupaten Maros pada tahun 2021 yang lebih baik dari kondisi sekarang pada semua aspek kehidupan, yang ditandai dengan terpenuhinya hak dasar masyarakat, tersedianya

(40)

infrastruktur dasar pendukung pelayanan publik dan pembangunan daerah yang lebih berkualitas dan merata, serta terjaminnya penyelenggaraan pemerintahan dalam kerangka Good Governance and Clean Government.

MISI :

I. MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAERAH

Pembangunan pada aspek ekonomi daerah yang mengarah pada penguatan kemandirian ekonomi daerah sebagai akibat dari kinerja perekonomian Daerah yang berkualitas melalui tata kelola pemanfaatan seluruh sumberdaya yang kreatif, inovatif, dan profesional.

II. MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

Suatu proses birokrasi yang mencerminkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang mencakup berbagai sistem yang saling berkaitan, saling mendukung, dan saling menentukan untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas, berupa:

1. Pelayanan barang publik.

2. Pelayanan jasa publik.

2. Pelayanan administrasi publik.

III. MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

Pembangunan pada bidang sosial budaya yang menitikberatkan pada pembangunan sumber daya manusia guna menjadi lebih sehat, cerdas, produktif, kompetitif, dan kreatif melalui pelayanan yang maksimal, berupa:

1. Peningkatan kualitas pembangunan sumberdaya manusia.

2. Peningkatan kreatifitas dan prestasi masyarakat.

(41)

3. Peningkatan ketersediaan pangan berkualitas.

4. Peningkatan ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat.

5. Peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak.

6. Pemeliharaan stabilitas kehidupan masyarakat yang aman, tertib, tentram dan dinamis.

7. Pertumbuhan penduduk yang sesuai dengan daya dukung lingkungan.a manusia masyarakat yang meliputi pendidikan kesehatan serta daya beli.

2.1.2 TUJUAN

Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah, sebagai berikut:

Misi I : Meningkatkan Perekonomian Daerah Tujuan :

1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencan.

Misi II : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Tujuan :

1. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Manajemen DPPKB.

Misi III : Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Tujuan :

1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

(42)

Indikator kinerja dan target kinerja untuk masing-masing tujuan strategis diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1.2

Tujuan dan Indikator Kinerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

TUJUAN INDIKATOR SATUAN KONDISI

AWAL

TARGET AKHIR RENSTRA

Meningkatkan kualitas pelayanan pengendalian penduduk dan keluarga berencana

1. Total Fertility Rate

(TFR) 2,39 2,31

2. Persentase Perangkat Daerah Dinas/Badan) yang berperan aktif dalam pembangunan Daerah melalui Kampung KB

Persen 0,00 27,27

3. Persentase Perangkat Daerah (Dinas/

Badan) yang menyusun dan memanfaatkan Rancangan Induk Pengendalian Penduduk

Persen

11,36 100

4. Jumlah kebijakan (Peraturan Daerah/

Peraturan Kepala Daerah) yang mengatur tentang pengendalian

kuantitas dan kualitas penduduk

Persen 0 3

5. Jumlah sektor yang menyepakati dan memanfaatkan data profil (parameter dan proyeksi penduduk) untuk perencanaan dan pelaksanaan program

pembangunan

Persen 7 7

(43)

6. Jumlah kerjasama penyelenggaraan pendidikan formal, non formal, dan informal yang melakukan pendidikan kependudukan

Kerjasa

ma 0 2

7. Rata-rata jumlah anak

per keluarga 0,29 0,14

8. Ratio Akseptor KB Persen 56,43 58,86 9. Angka pemakaian

kontrasepsi/CPR bagi perempuan menikah usia 15 - 49

Persen 60,26 65,26

10. Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15–19) per 1.000 perempuan usia 15–

19 tahun (ASFR 15–

19)

Persen 90,02 74,09

11. Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang istrinya dibawah 20 tahun

Persen 51,26 27,07

12. Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet need)

Persen 28,68 22,63

13. Persentase Penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Persen 9,31 16,85

14. Persentase tingkat keberlangsungan pemakaian kontrasepsi

Persen 72,41 70,59

15. Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB

Persen 13,59 14,22 16. Cakupan anggota

Bina Keluarga Remaja (BKR) ber- KB

Persen 5,50 18,56

(44)

17. Cakupan anggota Bina Keluarga Lansia (BKL) ber-KB

Persen 4,32 5,25

18. Pusat Pelayanan Keluarga sejahtera (PPKS) di setiap Kecamatan

Persen 14,29 100

19. Cakupan Remaja dalam Pusat Informasi Dan Konseling

Remaja/ Mahasiswa

Persen 100 100

20. Cakupan PKB/PLKB yang didayagunakan Perangkat Daerah KB untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah di bidang

pengendalian penduduk

Persen 0 100

21. Cakupan PUS peserta KB anggota Usaha Peningkatan

Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri

Persen 19,18 27,57

22. Rasio petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap desa/kelurahan

Persen 100 100

23. Cakupan ketersediaan dan distribusi alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat

Persen 96,47 131,34

24. Persentase Faskes dan jejaringnya (diseluruh tingkatan wilayah) yang bekerjasama dengan BPJS dan memberikan pelayanan KBKR sesuai dengan

Persen 100 100

(45)

standarisasi pelayanan Desa (PPKBD) setiap desa/kelurahan 25. Cakupan penyediaan

Informasi Data Mikro Keluarga di setiap desa

Persen 100 100

26. Persentase remaja yang terkena Infeksi Menular Seksual (IMS)

Persen 0.000 0,000

27. Cakupan kelompok kegiatan yang

melakukan pembinaan keluarga melalui 8 fungsi keluarga

Persen 23,56 24,13

28. Cakupan keluarga yang mempunyai balita dan anak yang memahami dan melaksanakan pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak

Persen 1,06 2,11

29. Rata-rata usia kawin

pertama wanita Persen 25,17 27,61

30. Persentase

Pembiayaan Program Kependudukan, Keluarga Bencana dan Pembangunan

Keluarga melalui APBD dan APBDes

Persen 0,68 0,91

31. Persentase Keluarga Prasejahtera dan Sejahtera 1

Persen 81,95 21,67

(46)

2.1.3 SASARAN

Mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan, maka sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan adalah sebagai berikut:

• Tujuan1 : Meningkatkan kualitas pelayanan pengendalian penduduk dan

keluarga berencana

Sasaran : Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga

• Tujuan 2 : Meningkatkan kualitas pengelolaan manajemen DPPKB Sasaran : Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja DPPKB

• Tujuan 3 : Meningkatkan kualitas pengelolaan manajemen DPPKB

Sasaran : 1. Meningkatkan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga;

2. Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk.

2.2 PROGRAM UNTUK PENCAPAIAN SASARAN

Berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang yang telah ditetapkan dalam RENSTRA, maka upaya pencapainya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program-program. Adapun program-program untuk mendukung masing-masing sasaran Tahun 2020 sebagai berikut:

(47)

Tabel 2.2

Program Untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2020

2.3 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020

Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen pernyataan/kesepakatan antara atasan dan bawahan untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan satu instansi. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja dan target kinerja beserta program dan anggaran. Penyusunan PK 2020 dilakukan dengan mengacu kepada RENSTRA, RENCANA KERJA (RENJA) 2020, IKU dan APBD.

SASARAN PROGRAM PENDUKUNG

Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Organisasi DPPKB

1. Program Penyediaan Dukungan Manajemen Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana

Prasarana Kerja Aparatur

Terkendalinya Pertumbuhan

Penduduk dan Persebaran Penduduk

3. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana 4. Program Penyuluhan dan Pembinaan

Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan

5. Program Pengembangan Kelembagaan dan Pengendalian Penduduk

Meningkatnya Kualitas Hidup Masyarakat

6. Program Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga

(48)

Dokumen penetapan kinerja sebagaimana diatur dalam peraturan menteri Negara pendayagunaan aparatur Negara dan reformasi birokrasi nomor 29 tahun 2010 tentang pedoman penyusunan penetapan kinerja dan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan sumber daya yang dimiliki instansi.

Penetapan kinerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros tahun 2020 ditetapkan dengan mengacu pada program dan kegiatan berdasarkan Renstra Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros Tahun2016 – 2021 yang merupakan implementasi RPJMD Kabupaten Maros 2016 – 2021. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 7 tahun 2016, bertugas membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah, sehingga dalam menyusun rencana program dan kegiatan tetap memperhatikan kebijakan Nasional antara lain penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga yang bertujuan melakukan pengendalian penduduk melalui Keluarga Berencana dalam rangka menciptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Untuk mencapai sasaran strategis instansi menetapkan indikator sasaran strategis.

Sasaran strategis Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros ditetapkan untuk mendukung pencapaian sasaran RPJMD.

(49)

Sasaran strategis Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros dan rencana pencapaiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3

Perjanjian Kinerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros Tahun 2020

SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET

TAHUN 2020

Meningkatnya Kapasitas dan akuntabilitas kinerja DPPKB

1. Cakupan fungsi manajemen OPD yang terlaksana dengan baik

Persen 100

2. Cakupan Ketersediaan

Sarana Prasarana Aparatur Persen 100

Meningkatkan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga

3. Rasio petugas pembantu pembina KB desa (PPKBD) Setiap desa/kelurahan

Persen 100

4. Cakupan PUS peserta KB anggota usaha peningkaan pendapatan kelaurga

sejahtera (UPPKS) yang ber KB mandiri

Persen 27,57

5. Cakupan keluarga yang mempunyai balita dan anak yang memahami dan melaksanakan pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak

Persen 1,89

6. Cakupan remaja dalam pusat informasi dan konseling remaja/mahasiswa

Persen 100

(50)

7. Cakupan PK/PLKB yang didayagunakan perangkat daerah KB untuk

perencanaan pelaksanaan pembangunn daerah di bidang pengendalian penduduk

Persen 100

Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk

8. Jumlah sektor yang menyepakati dan

memanfaatkan data profil (Parameter dan proyeksi penduduk) ntuk perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan

Persen 7

9. Jumlah kerjasama

penyelenggaraan pendidikan formal, non formal dan informal yang melakukan pendidikan kependudukan

Kerjasama 2,32

10. Persentase Perangkat Daerah Dinas/Badan) yang berperan aktif dalam pembangunan Daerah melalui Kampung KB

Persen 27,27

11. Cakupan penyediaan data

mikro keluarga di setiap desa Persen 100 12. Cakupan anggota bina

keluarga balita (BKB) ber- KB

Persen 14,22 13. Cakupan anggota bina

keluarga lansia (BKL) ber- KB

Persen 5,29

14. Pusat pelayanan keluarag sejahtera (PPKS) di setiap kecamatan

Persen 78,57 15. Cakupan ketersediaan dan

distribusi alat dan 0bat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat

Persen 131,34

16. Rasio akseptor KB Persen 58,86 17. Persentase tingkat

keberlangsungan pemakaian kontrasepsi

Persen 70,59

(51)

2.4 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan merupakan ikhtisar hasil berbagai Program dan Kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi organisasi. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana telah menetapkan IKU sebagai berikut:

18. Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi perempuan menikah usia 15- 49 tahun

Persen 65,26

19. Persentaee penggunaan kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

Persen 16,85

20. Rata-Rata jumlah anak per

keluarga Persen 0,14

21. Angka kelahiran remaja (Perempuan usia 15-19 tahun) per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun

Persen 100

22. Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)

Persen 1,1

23. Persentase Keluarga pra

Sejahtera dan Sejahtera 1 Persen 21,67

(52)

Tabel 2.4

IKU Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros

SASARAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN FORMULASI PERHITUNGAN SUMBER

DATA

1

Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja DPPKB

Nilai Akuntabilitas Kinerja DPPKB

Persen

1. PERENCANAAN KINERJA (30 %), yang terdiri dari sub komponen:

Bappeda a. Renstra (10 %)

b. Rencana Kerja Tahunan (Renja) (20 %)

2. PENGUKURAN KINERJA (25 %), yang terdiri dari sub komponen:

a. Pemenuhan Pengukuran (5%) b. Kualitas Pengukuran (12,5%) c. Implementasi Pengukuran (7,5%)

3. PELAPORAN KINERJA (15 %), yang terdiri dari sub komponen:

a. Pemenuhan Pelaporan (3%) b. Kualitas Pelaporan (7,5%) c. Pemanfaatan Pelaporan (4,5%)

4. EVALUASI INTERNAL (10 %), yang terdiri dari sub komponen:

a. Pemenuhan Evaluasi (2%) b. Kualitas Pelaporan (5%) c. Pemanfaatan Hasil Evaluasi (3%)

5. CAPAIAN KINERJA (20 %), yang terdiri dari sub komponen:

a. Kinerja Output Yang Dilaporkan (5%) b. Kinerja Outcome Yang Dilaporkan (10%) c. Kinerja tahun berjalan (benchmark) Yang

Dilaporkan (5%)

Nilai hasil akhir dari penjumlahan komponen- komponen akan dipergunakan untuk menentukan tingkat akuntabilitas instansi terhadap kinerjanya, dengan kategori sebagai berikut:

a. Kategori AA (>90 -100 = Sangat Memuaskan).

b. Kategori A (>80 – 90 = Memuaskan) c. Kategori BB (>70 – 80 = Sangat Baik) d. Kategori B (>60 – 70 = Baik) e. Kategori CC (>50 – 60 = Cukup) f. Kategori C (>30 – 50 = Kurang)

Penilaian Akuntabilitas Kinerja OPD tersebut dilakukan oleh Tim Penilai

(53)

Nilai Kapasitas Organisasi (Survey Internal)

Persen

1. Persepsi pegawai terhadap pelaksanaan pelayanan

Perkantoran, yang meliputi:

a. 8 (delapan) area perubahan dalam road map reformasi birokrasi telah dilaksanakan dan

berjalan dengan baik.

b. Para pimpinan konsisten dalam mendorong dan menjadi rule model dalam pelaksanaan

reformasi birokrasi.

c. Seluruh anggota organisasi telah dilibatkan dalam penyusunan arah kebijakan reformasi birokrasi dan berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan organisasi.

Hasil Survey Internal

d. Budaya kerja dan pola pikir di lingkungan organisasi telah mendukung pelaksanaan

reformasi birokrasi.

e. Terdapat mekanisme ataupun media untuk mensosialisasikan dan menampung saran anggota organisasi dalam perumusan kebijakan dan implementasi reformasi birokrasi.

f. Terdapat monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan reformasi birokrasi oleh

manajemen.

g. Telah dilakukan tindak lanjut atas hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan reformasi

birokrasi.

2. Kepuasan dan motivasi pegawai atas kebijakan, yang

meliputi:

a. Menurut saya tentang kesesuaian pekerjaan yang saya jalani dengan tugas dan fungsi yang seharusnya.

b. Menurut saya tentang tugas/jabatan yang saya kerjakan dengan minat dan kompetensi yang saya miliki.

c. Menurut saya tentang pembagian kerja.

d. Menurut saya tentang apresiasi dan feedback pimpinan terhadap hasil kerja saya.

e. Menurut saya tentang fleksibilitas dan ketersediaan fasilitas kantor seperti kertas, komputer, telepon, dll.

f. Menurut saya tentang kerjasama antar staf/pegawai baik didalam unit, maupun lintas unit kerja.

g. Menurut saya tentang komunikasi antar staf dan

pimpinan.

h. Menurut saya tentang pembinaan dan strategi pimpinan dalam mencapai tujuan.

i. Menurut saya tentang kesempatan mengikuti

pendidikan dan pelatihan.

(54)

j. Menurut saya tentang kesempatan dan peluang karir di lingkungan organisasi.

k. Menurut saya tentang dukungan pimpinan terhadap kesempatan promosi, dikaitkan dengan sasaran kinerja pegawai saya.

Jumlah seluruh target responden adalah seluruh pegawai DPPKB Yang terdaftar masih aktif dalam daftar kepegawaian DPPKB (tidak termasuk cuti dan tugas belajar). Nilai survei pada rentang antara 0-4.

Nilai tersebut menunjukkan bahwa semakin mendekati 4 maka kapasitas organisasi DPPKB semakin baik. Sebaliknya jika nilainya mendekati nol, maka kapasitas organisasi diartikan semakin buruk.

2

Meningkatka n ketahanan dan

kesejahteraan keluarga

Persentase Keluarga pra sejahtera dan sejahtera I

Bidang Pengendali an Penduduk Persen Jumlah Keluarga

Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I

Realisasi Target diharapkan mengalami penurunan sehingga sasaran meningkatnya ketahanan dan kesejahteraan keluarga dapat tercapai

3

Menurunnya laju

pertumbuhan penduduk

Laju

pertumbuhan penduduk (LPP)

Persen

r = laju pertumbuhan penduduk Pt = Jumlah penduduk pada tahun t Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar

t = selisih tahun Pt dengan P0

Pt = Po + (B - D) + (Mi - Mo)

Pt = Jumlah penduduk pada tahun ke t Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar (0) B (birth) = Jumlah kelahiran selama periode 0 - t D (death) = Jumlah Kematian selama periode 0- t Mo = Jumlah migrasi keluar selama periode 0 - t Mi = Jumlah migrasi masuk selama periode 0 – t Realisasi Target menunggu Data Kabupaten (Sumber Data Maros Dalam Angka)

2.5 RENCANA ANGGARAN TAHUN 2020

Berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros maka jumlah pendanaan yang dimungkinkan untuk dibelanjakan pada tahun Anggaran 2020. Anggaran belanja

=

(55)

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Maros TA 2020 terdiri dari Belanja Langsung sebesar Rp. 5.584.146.405,- dan Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 3.645.245.200,- dengan Total Anggaran TA 2020 sebesar Rp. 9.229.391.605,-.

Dari keseluruhan anggaran program/kegiatan yang direncanakan DPPKB Kab. Maros ternyata realisasi serapan anggaran menurut perhitungan pada akhir TA 2020 adalah sebesar Rp. 8.638.920.711,- (93,6%) dengan perincian Belanja Tidak Langsung Rp. 3.613.925.444,- (99,14%) (untuk gaji DPPKB Kab.

Maros dan tambahan penghasilan pegawai DPPKB Kab. Maros) dan Belanja Langsung sebesar Rp. 5.024.995.267,- (89,99%) sehingga terdapat Sisa Anggaran untuk belanja langsung sebesar Rp. 559.151.138,- (4,5%) dan sisa Anggaran Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 31.319.756,- (1,6%)

Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas serapan kinerja keuangan masing-masing kegiatan maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.5.1

Rencana Anggaran Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros Tahun 2020

No Uraian Rencana

(Rp) %

1 Belanja Tidak Langsung 3.645.245.200 39,5

2 Belanja Langsung 5.584.146.405 60,5

Jumlah 9.229.391.605 100

(56)

Tabel 2.5.2

Alokasi per Sasaran Tahun Anggaran 2020

Pada tabel di atas, jumlah anggaran untuk program/kegiatan sebesar Rp. 5.584.146.405,- dengan prosentase terbesar anggaran untuk mendukung sasaran Menurunnya laju pertumbuhan penduduk dengan besaran 62,96%. Sasaran lain Meningkatnya Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga yaitu sebesar 16,21%.

Sementara itu, sasaran dengan anggaran yang relatif kecil adalah sasaran Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja DPPKB sebesar 10,26% dari total anggaran belanja langsung.

SASARAN INDIKATOR ANGGARAN

(Rp)

PERSENTASE ANGGARAN Meningkatnya

Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja DPPKB

Nilai Akuntabilitas Kinerja

DPPKB 572.815.888 10,26%

Nilai Kapasitas Organisasi 590.048.000 10,57%

Meningkatnya ketahanan dan kesejahteraan keluarga

Persentase Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I

905.410.000 16,21%

Menurunnya laju pertumbuhan penduduk

Laju Pertumbuhan Penduduk

(LPP) 3.515.872.517 62,96%

TOTAL 5.584.146.405 100%

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Strategis Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2016-2021, merupakan penjabaran teknis dari Rencana

Unit Kerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Musi Banyuasin..

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka hasil penelitian ini selayaknya dapat digunakan oleh manajemen perbankan syariah agar memperhatikan penentuan nisbah dan tingkat suku bunga

O: ekspresi wajah tampak tenang ketika obat masuk, tidak ada bengkak dan puss pada luka post operasi.. Nunung 08.05 WIB 1 Memberikan injeksi intravena ketorolac

3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Perencanaan Strategis Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tana Toraja Tahun 2016-2021,

Waluyo (2011:99) menyatakan pajak masukan adalah pajak pertambahan nilai yang dibayar oleh pengusaha kena pajak karena perolehan barang kena pajak dan/atau

Pada tahun 2000 Mulyono melakukan penelitian tentang kajian sifat permesinan kayu kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terkompregnasi sebagai bahan bangunan dan perabot rumah

DPA - SKPD 2.1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah DPA - SKPD 2.2 Rekapitulasi Belanja Langsung Menurut Program dan Per