BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian pertama dilakukan pada tanggal 04 Mei 2011 pukul 14.00
WIB dan pengkajian lanjutan pada tanggal 05 Mei 2011 pukul 07.30 WIB
di ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang secara autoanamnesa,
observasi, perawatan ruangan, perawatan medis, dan dokumentasi.
Klien bernama Tn. M umur 79 tahun, jenis kelamin laki-laki, alamat
Mijen RT 01/ VI, agama Islam, suku Jawa bangsa Indonesia, status sudah
menikah, pendidikan SD, pekerjaan petani, tanggal masuk 25 April 2011,
nomor register 255108 dengan diagnosa hernia inguinalis lateralis sinistra.
Penanggung jawab Tn. M adalah Ny. W umur 43 tahun, jenis kelamin
perempuan, pekerjaan pegawai negeri sipil, hubungan dengan pasien ialah
menantu.
Tindakan herniorafi Tn. M dilaksanakan pada tanggal 04 Mei 2011
pukul 11.00 WIB selesai jam 12.00 WIB, dengan jenis anestesi regional.
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Nyeri pada daerah luka post operasi herniorafi.
2. Riwayat penyakit sekarang
Sejak 1 tahun yang lalu terdapat benjolan di atas lipat paha klien
sebelah kiri. Klien mengatakan tidak merasa terganggu dengan
keadaan tersebut saat itu. Benjolan muncul ketika lama berdiri, batuk
dan mengejan. Namun, akhir-akhir ini klien merasa tidak nyaman
dengan benjolan tersebut. Klien merasa benjolan bertambah besar dan
lama kembali ke posisi semula. Berdasarkan keluhan tersebut, oleh
keluarga klien dibawa ke Poli Bedah RSUD Tugurejo Semarang, lalu
pada tanggal 25 April 2011 pukul 11.10 WIB klien di rawat inap di
Ruang Anggrek kamar I.01 untuk rencana operasi herniorafi. Klien
menjalani operasi pada tanggal 4 Mei 2011 pukul 11.00 WIB dengan
regional anestesi.
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Klien
memiliki riwayat penyakit hipertensi dan tidak memiliki riwayat
penyakit diabetes mellitus dan asma.
4. Riwayat penyakit keluarga
Dalam anamnesa keluarga pasien tidak ada yang menderita
penyakit hernia. Anak klien yang pertama memiliki riwayat hipertensi.
Tidak ada yang menderita penyakit diabetes mellitus, asma ataupun
penyakit menular seperti TB paru, hepatitis, dll.
C. Pola Kesehatan Fungsional
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit klien menganggap kesehatan itu penting. Klien
mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka segera dibawa ke
pelayanan kesehatan. Klien biasa mandi dan gosok gigi 2 kali sehari.
Selama sakit klien bersedia dirawat, selalu menjaga kebersihan
diri, dan klien mematuhi program pengobatan selama dirawat. Klien
hanya mengetahui bahwa setelah operasi tidak boleh mengangkat
benda yang berat. Klien mengetahui hal ini dari keluarganya.
2. Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit klien makan 3 kali sehari (pagi, siang dan sore)
dengan komposisi nasi, lauk, sayur, ditambah makanan ringan atau
buah- buahan bila ada. 1 porsi habis. Klien biasa minum ± 1 liter air
putih sehari dan ditambah 1 gelas teh setiap pagi.
Selama sakit sebelum operasi klien tidak memiliki keluhan dalam
makan maupun minum. Klien makan 3 kali sehari dengan komposisi
nasi, lauk, sayur, dan buah. 1 porsi habis dengan menu rumah sakit.
Klien minum ± 1 liter air putih sehari ditambah 200cc teh atau susu
setiap pagi yang disediakan rumah sakit.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit klien BAB 2 hari sekali. Konsistensi kuning,
lembek, bau khas. Klien BAK 3-4 kali sehari dengan konsistensi
kuning, jernih, bau khas.
Selama sakit klien belum BAB selama 1 hari ini. Klien BAK 3-4
kali sehari. Konsistensi jernih, kuning, bau khas. Tidak terpasang
kateter.
4. Pola aktivitas dan olahraga
Sebelum sakit klien melakukan kegiatan rutin sebagai kepala
rumah tangga dan mengikuti kegiatan kemasyarakatan seperti kerja
bakti, pengajian. Waktu luang klien gunakan untuk berkebun dan
berjualan hasil kebun, seperti nangka, pisang dan ketela pohon. Pasien
tidak pernah berolahraga.
Selama sakit, dalam memenuhi kebutuhan diri seperti mandi,
makan, buang air besar, buang air kecil masih dibantu.
5. Persepsi dan kognitif
Sebelum sakit tidak ada gangguan kognitif dalam diri klien, klien
dapat berfikir rasional dan memiliki daya tangkap yang baik, tidak ada
gangguan
yang berarti
dalam panca idera atau sensori baik
pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan dan perabaan.
Selama sakit setelah operasi, klien merasa nyeri pada bekas operasi
yaitu diatas lipat paha sebelah kiri/ kuadran kiri bawah. Terasa
senut-dan batuk. Nyeri dirasakan kurang lebih 3-5 menit. Pasien mengetahui
penyakitnya hernia. Wajah pasien meringis ketika menahan nyeri.
6. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit klien tidur sekitar 2 jam pada siang hari (pukul
13.00-14.00) dan 7 jam pada malam hari (pukul 21.00-04.00). Tidak
ada keluhan dalam tidur. Tidak pernah mengonsumsi obat tidur.
Selama sakit, klien tidur sekitar 1-2 jam pada siang hari dan 2-3
jam pada malam hari. Waktu tidur tidak tentu, klien mengeluh sulit
memulai tidur dan merasa tidak puas, sering terbangun saat tengah
malam karena nyeri.
7. Pola hubungan dengan orang lain
Sebelum sakit pola hubungan dengan orang lain baik. Hubungan
terjalin harmonis antara klien dengan istri dan ketujuh anaknya. Tidak
ada hambatan dalam interaksi. Klien ramah dengan semua orang.
Selama sakit, hubungan dengan keluarga baik. Hubungan dengan
sesama pasien dan perawat juga baik.
8. Pola reproduksi dan seksual
Klien berjenis kelamin laki-laki. Klien memiliki 7 orang anak, 2
laki-laki dan 5 orang anak perempuan. Anak-anak Tn. M sudah
berkeluarga dan tinggal terpisah dari Tn. M.
9. Persepsi diri dan konsep diri
Gambaran diri
: klien tidak merasa minder dan malu dengan keadaan
dirinya.
Identitas diri
: klien seorang kepala rumah tangga dan telah
memiliki 7 orang anak.
Peran diri
:
klien
sebagai
seorang
suami
yang
bertugas
menjalankan dan mengatur rumah tangga serta
menghidupi keluarganya.
Harga diri
: klien tidak merasa takut dan minder dalam
berinteraksi dengan siapapun.
Ideal diri
: klien mengatakan bahwa harapannya sekarang
adalah cepat sembuh sehingga bisa beraktivitas,
seperti berkebun, berjualan, dan ikut pengajian di
rumahnya.
10. Pola mekanisme koping
Klien mengatakan jika ada masalah didiskusikan dengan istrinya.
Namun, bila masalahnya belum bisa diselesaikan maka klien
berdiskusi dengan anak–anaknya.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Klien pemeluk agama Islam dan ia taat beribadah. Ia yakin bahwa
Allah SWT akan memberi kesembuhan pada dirinya. Sebelum dirawat
di rumah sakit pasien taat beribadah yaitu selalu menjalankan sholat 5
waktu dalam sehari, kadang di rumah dan kadang di masjid. Selama di
rawat di rumah sakit sebelum operasi, klien tetap menjalankan ibadah
shalat 5 waktu di atas tempat tidur dan berdzikir.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
: baik
2. Tingkat kesadaran : composmentis
3.
Tanda-tanda vital : tekanan darah 140/ 90 mmHg, nadi 74 x/
menit,
suhu 37, 2
0C ,
respiratory rate
21 x/ menit.
4. Kepala
Bentuk mesochepal, rambut tidak rontok, rambut hitam dan beruban,
lurus. Kulit kepala bersih dan tidak ada luka.
5. Mata
Kemampuan penglihatan baik, tidak ada secret, sklera tidak ikterik,
konjungtiva tidak anemis.
6. Telinga
Simetris, bersih, tidak ada serumen maupun alat bantu pendengaran,
pendengaran pasien masih dalam batas normal dan saat diajak bicara
pasien mudah menangkap dengan intensitas suara sedang.
7.
Hidung
Simetris, bersih, ada rambut hidung, tidak ada polip maupun secret,
tidak terpasang nasal kanul ataupun masker oksigen, pernafasan cuping
hidung tidak ada.
8. Mulut
Mulut bersih, tidak menggunakan gigi palsu dan tidak ada caries gigi.
Namun, gigi klien sudah ada yang tanggal sekitar 50 %. Mukosa bibir
lembab dan tidak sianosis.
9. Leher
Tidak ada massa, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe,
tonsil dan tidak ada nyeri telan.
10. Dada
Bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada luka maupun penggunaan
otot bantu pernapasan.
Paru :
Inspeksi
: bentuk kanan dan kiri simetris, irama nafas
regular, frekuensi 21 x/ menit.
Perkusi
: sonor di seluruh lapang paru.
Palpasi
: stem fremitus kanan dan kiri sama.
Auskultasi
: suara dasar vesikular, tidak ada ronchi dan
wheezing.
Jantung :
Inspeksi
: ictus cordis tidak tampak.
Perkusi
: konfigurasi.
Palpasi
: ictus cordis teraba di costa ke-8 dan 9
batas kanan line parasternal kanan, batas
kiri linea mid klavikula sinistra costa ke-5.
Auskultasi
: terdengar bungi jantung I dan II (lup, dup).
Abdomen : Inspeksi
: bentuk datar, ada luka bekas operasi (area
inguinal), balutan kering dan bersih.
Auskultasi
: ada bising usus, 18 x/ menit.
Perkusi
: bunyi timpani.
Palpasi
: nyeri tekan di kuadran kiri bawah.
11. Genetalia
Tidak ada hemoroid dan tidak terpasang kateter.
12. Ekstremitas
Atas
: tidak tremor, tidak ada edema, tidak ada lesi, ekstremitas atas
tangan kiri terpasang infus Ringer Laktat.
Bawah : tidak ada edema.
13. Kulit
Warna sawo matang, turgor kulit baik, dapat merasakan sentuhan,
CRT < 2 detik.
Pengkajian nyeri :
P : provokatif
Penyebab nyeri yaitu luka bekas operasi pada kuadran kiri bawah,
yang
dapat
mengurangi
atau
memperlambat
rasa
sakit
yaitu
menganjurkan tehnik distraksi antara lain : bernafas perlahan-lahan,
alihkan perhatian dengan cara mengajak bercerita.
Q : kualitas atau kwantitas
Gejala yang dirasakan pada kuadran bagian kiri bawah dan nyeri
senut-senut seperti ditusuk-tusuk.
R : regional
Gejala terasa pada kuadran bagian kiri bawah.
S : skala
Skala nyeri 6 (skala numeric 0-10), termasuk nyeri sedang.
T : time
Terjadi setiap waktu, hilang timbul, nyeri bertambah ketika banyak
bergerak dan batuk.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium tanggal 26 April 2011
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hematologi PTT APTT Darah rutin Leukosit Eritosit Hemoglobin Hematokrit MCV MCH MCHC Trombosit RDW Kimia klinik Glukosa sewaktu Ureum Creatinin SGOT SGPT Total protein 11,9 detik 28,4 detik 8,0 103/ul 4,1 106/ul 12,6 g/dl 38,7 % 95,6 fL 31,1 pg 32,6 g/dl 220 103/ ul 12,3 % 89 mg/dl 30 mg/dl 0,8 mg/dl 20 u/l 16 u/l 7,0 g/dl 10,8 - 14,4 26,4 - 37,6 3,8 - 10,6 4,4 - 5,9 13,2 - 17,3 40 - 52 80 - 100 26 - 34 32 - 36 150 - 440 11,5 - 14,5 < 125 10 - 50 0,7 - 1,1 0 - 35 0 - 35 6,1 - 8,2
2. Pemeriksaan USG dilakukan pada tanggal 26 April 2011
Hepar
:
ukuran normal, permukaan
rata,
parenkim homogen, vena porta, vena
hepatika tak melebar, tak ada nodul.
Vesika velea
:
ukuran normal, dinding tak menebal,
tidak ada batu.
Pankreas
:
ukuran normal, parenkim normal.
Kelenjar paraaorta
:
tak membesar.
Lien
:
ukuran normal, parenkim normal, vena
lienalis tak melebar, tidak ada nodul.
Ginjal kanan
:
ukuran normal, parenkim normal.
Ginjal kiri
:
ukuran normal, parenkim normal.
Vesika urinaria
:
dinding tak menebal, tidak ada batu.
Kesan
:
tak tampak pembesaran kelenjar prostat.
3. Diit
Bubur halus
4. Terapi medis yang diterima pada tanggal 04 Mei 2011
a. Injeksi
Cefazolin 2x1 vial
( 1 gram/ vial)
Ketorolac 2x1 ampul ( 30 mg/ amp)
Tramadol 3x1 ampul (100 mg/ amp)
b. Parenteral
F. Analisa Data
No Data (DS dan DO) Masalah Etiologi
1. DS :
- Klien mengeluh nyeri di area operasi dengan skala nyeri 6 (skala 0-10), selama 3-5 menit, hilang timbul, bertambah nyeri ketika banyak bergerak dan batuk.
DO :
- Klien meringis ketika merasakan nyeri. - TD 140/90 mmHg; N 74 x/ menit RR 21 x/ menit. Gangguan rasa nyaman : nyeri Diskontinuitas jaringan akibat tindakan operasi 2. DS : -DO :
- Klien telah dilakukan tindakan herniorafi pada pukul 11.00 WIB, terdapat luka insisi selebar 10 cm dengan jahitan subkutikular di daerah kuadran kiri bawah.
- Kondisi umum klien baik, tingkat kesadaran composmentis, tekanan darah 140/90 mmHg; Nadi 74 x/ menit. Risiko tinggi terhadap komplikasi: perdarahan Pembedahan 3. DS :
- Klien mengatakan balutan kering dan bersih.
DO :
- Suhu 37, 2oC
- Terdapat luka post operasi lebar 10 cm, dibalut dengan kassa, balutan kering, rapi, dan bersih.
Risiko terjadi infeksi
4. DS :
- Klien mengatakan sulit memulai tidur ketika malam hari, tidur hanya 2-3 jam, sering terbangun di malam hari karena tidak nyaman dan merasakan nyeri. DO :
- Tampak lelah, mata terlihat sayu.
Gangguan pola tidur
Nyeri post operasi
5. DS :
- Klien mengatakan sudah diberitahu keluarganya jika setelah operasi tidak boleh angkat benda berat.
- Klien bertanya apa saja yang tidak boleh dilakukan setelah dirawat di rumah sakit. - Klien mengatakan belum
mengetahui tentang risiko yang bisa terjadi setelah operasi. DO: -Kurang pengetahuan Kurang informasi tentang tindakan pencegahan kekambuhan
G. Pathway Keperawatan Kasus
Aquisita
degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut
defek pada dinding otot ligamen inguinal melemah
penonjolan isi perut di lateral pembuluh
epigastrika inferior
fenikulus spermatikus
Hernia Inguinalis lateralis
Penatalaksanaan
Herniorafi
Post herniorafi
Luka post operasi
Kurang pengetahuan
Insisi bedah
risiko perdarahan
spasme otot dan pembuluh darah
Terputusnya kontinuitas
Jaringan
pelepasan mediator kimia
(bradikinin, serotonin, histamin)
Penurunan
Nyeri
transmisi ke korteks serebri
pertahanan primer
tubuh
Gangguan rasa nyaman : Nyeri
Risiko tinggi infeksi
rangsang Reticular Activating System (RAS)
Stimulus kantuk berkurang
H. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan diskontinuitas
jaringan akibat tindakan operasi.
2. Risiko tinggi terhadap komplikasi : perdarahan berhubungan dengan
pembedahan.
3. Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
tindakan pencegahan kekambuhan.
I. Intervensi Keperawatan
No.
Dx Waktu
Tujuan dan
Kriteria Hasil Rencana Keperawatan Rasional
1 04 Mei 2011 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, gangguan rasa nyaman : nyeri dapat teratasi. Kriteria hasil : - Klien mengungkapkan nyeri berkurang - TTV normal - Pasien tenang/ rileks 1. Pantau tanda-tanda vital.
2. Anjurkan klien istirahat. 3. Berikan posisi yang
nyaman. 4. Ajarkan tehnik relaksasi. 5. Kolaborasi pemberian analgetik. - Memudahkan melakukan tindakan keperawatan yang tepat. - Mengurangi intensitas nyeri.
- Posisi tepat mencegah ketegangan otot. - Perasaan lebih nyaman. - Mengurangi nyeri. 2 04 Mei 2011 Tujuan : Setelah dilakukan
1. Pantau tanda-tanda vital. - Merupakan indikator dari volume sirkulasi
tindakan keperawatan selama 2x24 jam, komplikasi perdarahan tidak terjadi. Kriteria hasil : - Kulit tidak sianosis - TTV normal - Pasien tenang/ rileks
2. Observasi daerah insisi bedah.
3. Pantau balutan dan kaji luka untuk terjadinya pembengkakan. 4. Pantau suhu kulit, palpasi denyut perifer.
dan fungsi organ adekuat.
- Distensi daerah bedah mengindikasikan perdarahan internal. - Pembengkakan lokal mungkin mengindikasikan formasi hematoma. - Kulit dingin, denyut
nadi lemah indikasi penurunan sirkulasi perifer. 3 04 Mei 2011 Tujuan : Setelah melakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, infeksi tidak terjadi. Kriteria hasil : - Tidak ada
tanda-tanda infeksi - Luka bersih - Tanda-tanda vital normal 1. Pantau tanda-tanda vital. 2. Lakukan perawatan luka aseptik dan lakukan pencucian tangan yang baik. 3. Lakukan perawatan
terhadap prosedur invasif (infus).
4. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.
- Jika ada peningkatan kemungkinan infeksi - Mencegah risiko infeksi. - Mengurangi infeksi nosokomial. - Mencegah perkembangan mikroorganisme patogen. 4 05 Mei 2011 Tujuan : Setelah dilaku-kan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam klien dapat istirahat dengan tepat Kriteria hasil : - Klien tidur 6-8 jam setiap malam - Secara verbal
1. Beri kesempatan untuk beristirahat/ tidur.
2. Evaluasi tingkat stress.
3. Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat.
- Aktivitas fisik dan mental yang lama mengakibatkan kelelahan. - Peningkatan
kebingungan dapat melanggar pola tidur yang mencapai tidur pulas.
- Meningkatkan
relaksasi dengan perasaan mengantuk.
dapat istirahat. - Tanda vital dalam batas normal - Aktivitas Meningkat sebelum tidur. 5. Dukung kelanjutan kebiasaan ritual sebelum tidur. 6. Berikan analgesik, sedatif saat tidur sesuai indikasi.
malam hari. - Meningkatkan
relaksasi dan kesiapan untuk tidur. - Nyeri mempengaruhi kemampuan pasien untuk tidur. 5 05 Mei 2011 Tujuan : Setelah dilaku-kan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam klien dapat memenuhi tindakan yang diprogramkan untuk pencegahan Kriteria hasil : - Klien mengungkapkan tanda gejala komplikasi - Klien melaksanakan tindakan yang diprogramkan.
1. Kaji ulang pembatasan aktivitas pasca operasi, contoh mengangkat berat, mengejan, olahraga, seks, latihan. 2. Dorong aktivitas sesuai
toleransi dengan periode istirahat periodik. 3. Diskusikan perawatan insisi, termasuk mengganti balutan, pembatasan mandi, dan kembali ke dokter untuk mengangkat jahitan atau pengikat.
4. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi diit rendah sisa.
5. Ajarkan klien mekanika tubuh tepat untuk
bergerak dan
mengangkat. (kontraindikasi
mengangkat berat lebih dari 4,5 kg dan mengejan selama sekitar 6 minggu)
- Memberikan
informasi pada pasien untuk merencanakan kembali rutinitas biasa tanpa masalah. - Mencegah kelemahan, meningkatkan penyembuhan. - Pemahaman meningkatkan kerjasama dengan program terapi, meningkatkan penyembuhan dan proses perbaikan. - Mencegah konstipasi. - Mencegah kekambuhan.
J. Tindakan Keperawatan
Hari /
tanggal No.Dx Implementasi Respon Klien
Tanda Tangan
04 Mei 2011
15.30 WIB 1, 2
Mengukur tanda-tanda vital dan mengobservasi kondisi umum klien
S :
-O : TD 140/90 mmHg; N 74 x/ menit; RR 21 x/ menit, akral hangat, KU baik, tingkat kesadaran composmentis.
Nunung
15.45 WIB 1 Memberikan posisi yang nyaman (head-up).
S : klien mengatakan posisinya nyaman dan tidak merasakan mual atau muntah.
O : klien mengikuti intruksi, posisi klien semifowler, irama nafas klien teratur.
Nunung
16.00 WIB 1
Mengajarkan tehnik relaksasi.
S : klien mengatakan nyeri belum terasa.
O : klien mengikuti intruksi dan ekspresi wajah tampak rileks/ tenang. Nunung 16.00 WIB 1 Memberikan injeksi tramadol 100 mg (drip RL 20 tpm). S :
-O: wajah klien tidak tampak kesakitan ketika obat masuk.
Nunung
15.30 WIB 3 Mengukur suhu S: klien mengatakan tidak panas.
O: Suhu 37,20C Nunung
16.10 WIB 3 Merawat daerah tusukan infus.
S :
-O : daerah tusukan infus bersih, tidak merah dan tidak ada udema ataupun nyeri tekan.
Nunung
16.15 WIB 3 Mengobservasi luka bedah.
S : klien mengatakan boleh melihat bekas operasi.
O: balutan bersih, rapi, dan kering.
Nunung 20.00 WIB 3 Memberikan injeksi intravena antibiotik cefazolin 1 gram. S :
-O : wajah klien rileks ketika obat masuk, tidak alergi obat, klien
07.30 WIB kotor dengan linen yang baru.
O: klien kooperatif dan ramah, linen bersih terpasang rapi.
08.00 WIB 3
Memberikan injeksi intravena antibiotik cefazolin 1 gram.
S: klien mengatakan badannya tidak panas.
O: ekspresi wajah tampak tenang ketika obat masuk, tidak ada bengkak dan puss pada luka post operasi. Nunung 08.05 WIB 1 Memberikan injeksi intravena ketorolac 30 mg.
S: klien mengatakan skala nyeri berkurang menjadi 2.
O: ekspresi wajah klien tenang ketika obat masuk, klien tampak segar.
Nunung
11.00 WIB 4
Menganjurkan untuk makan yang teratur dan minum susu hangat ketika sore.
S: pasien mengatakan makanan habis 1 porsi.
O: klien menyetujui intruksi, klien minum 1 gelas susu setiap sore.
Nunung
11.10 WIB 4
Menganjurkan untuk mengurangi input cairan menjelang tidur pada malam hari.
S: klien mengatakan bahwa jarang minum pada malam hari. O: klien minum kurang lebih 1 liter/
hari.
Nunung
11.20 WIB 5
Menganjurkan klien untuk membatasi aktivitas pasca operasi, seperti : mengangkat berat (> 4,5 kg), mengejan dikontraindikasikan selama kira-kira 6 minggu.
S: klien mengatakan bahwa dirinya tidak akan bekerja berat seperti dulu (memikul hasil tani) O: klien mendengarkan dan
memperhatikan saran dari penulis.
Nunung
11.30 WIB 5
Menjelaskan pada klien tentang tanda infeksi yang memerlukan intervensi medis, yaitu : demam, kemerahan, bengkak, hangat lokal, nyeri tekan, adanya puss dan bau busuk.
S: klien mengatakan luka post operasinya kering dan tidak bau.
O: klien memperhatikan penjelasan
yang diberikan. Nunung
13.10 WIB 4 Memberikan kesempatan tidur
S:
-O: klien tampak memejamkan mata. Nunung 06 Mei 2011
08.00 WIB 1
Memberikan injeksi intravena ketorolac 30 mg.
S: klien mengatakan skala nyeri 2, nyeri hilang timbul dan rasanya seperti ditusuk-tusuk.
O: wajah klien rileks ketika obat masuk. 08.05 WIB 3 Memberikan injeksi intravena cefazolin 1 gram. S:
-O: wajah klien rileks ketika obat masuk dan tidak alergi.
Nunung
09.00 WIB 3
Melakukan perawatan luka aseptik dan melakukan pencucian tangan yang baik.
S: Klien mengatakan bekas operasinya kering.
O: luka post operasi selebar 10 cm dengan kondisi kering, tidak bengkak, tidak ada puss, luka sudah dibalut kassa steril.
Nunung
10.00 WIB 4
Mengobservasi keadaan umum klien sehubungan dengan kebutuhan tidur.
S: klien mengatakan semalam bisa tidur lebih lama, tidur jam 20.00 WIB dan bangun jam 04.00 WIB, tapi masih terbangun sebentar pada tengah malam .
O: kondisi umum baik, ekspresi wajah klien rileks, tidak ada lingkar hitam di sekitar mata, tidak tampak menguap.
Nunung
10.10 WIB 4
Menganjurkan untuk minum susu hangat ketika sore dan mengurangi minum ketika menjelang tidur.
S: klien mengatakan kemarin sore minum susu, pada saat malam hanya minum 1 gelas air putih (150 cc)
O: klien melaksanakan intruksi dan kooperatif.
Nunung
11.30 WIB 5
Mendiskusikan cara mengganti balutan dan motivasi klien untuk kembali ke dokter dalam mengangkat jahitan pada luka post operasi
S: Klien mengatakan tidak pernah membasahi luka post operasi. Klien akan ke Poli Bedah RS Tugurejo ketika mengangkat jahitan operasi.
O: klien memenuhi program pengobatannya dan kooperatif selama perawatan.
K. Catatan Perkembangan
Hari/
Tgl No. Dx Catatan Perkembangan Paraf
06 Mei 2011
1 S : klien mengatakan skala nyeri berkurang menjadi 2, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan dirasakan selama 1-3 menit di area bekas operasi. Nyeri hilang timbul, terasa sekali saat batuk.
O : TD 130/80 mmHg N 84 x/ menit
RR 20 x/ menit dan S 36,20C A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan intervensi:
Anjurkan untuk melakukan tehknik relaksasi/ distraksi ketika klien merasakan nyeri.
Nunung
06 Mei 2011
2 S : Klien mengatakan balutan bersih.
O : Luka post operasi kering, tidak terdapat darah dalam kassa, tekanan darah stabil : 130/80 mmHg dan denyut nadi teratur 84 x/ menit, akral hangat, tidak ada sianosis, daerah insisi tidak bengkak, tidak terjadi distensi abdomen, klien rileks.
A : Masalah teratasi. P : Pertahankan intervensi:
a. Pantau tanda-tanda vital dan kondisi umum klien. b. Observasi daerah insisi bedah.
Nunung
06 Mei 2011
3 S : Klien mengatakan luka tidak terasa gatal atau panas. O : Luka post operasi kering, tidak bengkak, tidak ada
puss dan tidak berbau, balutan rapi, tertutup kassa steril, klien kooperatif.
A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan intervensi:
a. Tingkatkan perawatan luka dan anjurkan untuk tetap menjaga kebersihan dan kekeringan luka post operasi.
b. Berikan terapi antibiotik sesuai advis dokter.
06 Mei 2011
4 S : Klien mengatakan bisa tidur lebih lama, mulai tidur jam 20.00 WIB dan bangun sekitar jam 04.00 WIB, tapi masih terbangun pada malam hari.
O : Kondisi umum baik, ekspresi wajah klien rileks, tidak tampak lingkar hitam di sekitar mata, tidak tampak menguap.
A : Masalah teratasi. P : Pertahankan intervensi.
Ciptakan lingkungan yang nyaman.
Nunung
06 Mei 2011
5 S: Klien mengatakan tidak pernah membasahi luka post operasi. Klien akan ke Poli Bedah RS Tugurejo ketika mengangkat jahitan operasi.
O: Klien memenuhi program pengobatannya dan kooperatif selama perawatan.
Klien bersedia untuk membatasi aktivitas dengan beban berat dan mengejan.
A: Masalah teratasi sebagian. P: Lanjutkan intervensi:
a. Jelaskan mengenai pentingnya pembatasan aktivitas dan perawatan luka.
b. Anjurkan keluarga untuk selalu memantau kesehatan dan kebiasaan klien dalam beraktivitas.