BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Tanggal masuk
:30 Desember 2008
Bangsal Keperawatan :XII(Madrim)
No RM
:062302
Tanggal Pengkajian
:01 Januari 2009
A. IDENTITAS
Pasien bernama Ny. N, bertempat tinggal di Jepara, berumur 24 tahun, pasien
berjenis kelamin perempuan, bersuku jawa, beragama islam, pendidikan
terakhir SLTA, pasien sudah menikah, pasien di diagnosa dokter mengalami
gangguan Skizofrenia.
Penanggung jawab pasien bernama Tn. S, yang beralamat di Jepara, bekerja
sebagai buruh, hubungan dengan pasien adalah sebagai ayah.
B. ALASAN MASUK
Sebulan yang lalu klien pulang dari Arab saudi dan klien bertingkah laku
aneh, sering ngobrol sendiri atau bicara sendiri, klien sering ngamuk dan
marah-marah tanpa sebab juga sering banting-banting piring dan suka
sedikit dan itupun tidak jelas. klien bisa mandi, makan, minum dengan inisiatif
dia sendiri.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
Klien tidak pernah mengalami penyakit (gangguan jiwa) sebelumnya.
Klien hampir menjadi korban pemerkosaan oleh anak majikannya disaat klien
bekerja di Arab saudi. Keluarga klien tidak ada yang menderita gangguan jiwa
seperti ini.
D. FAKTOR PRESIPITASI.
Ketika klien pulang dari Arab saudi pada tanggal 30 November 2008 klien
mengalami musibah yaitu barang-barang dan uang gajian selama dua bulan
hilang di bandara dan klien di turunkan tidak sampai tujuan, klien pulang
dijemput oleh keluarganya di bandara.
E. PEMERIKSAAN FISIK
Pada tanggal 01 Januari 2009 saya telah melakukan pemeriksaan fisik
pada Ny. N dan di dapatkan hasilnya yaitu TD:120/80 mmhg, N :84x/menit, S
:37°C, RR:18x/menit,BB :65kg, TB : 162cm, Head to toe kepala : rambut
hitam panjang dan kotor,mata: konjungtiva tidak anemis, skera tidak ikterik,
tidak ada konjung tivis, telinga : simentris, tidak ada gangguan pendengaran,
hidung : tidak ada polip, tidak ada discharge, mulut : bibir tidak kering, tidak
tidak ada bunyi nafas tambahan, tidak ada bunyi nafas abnormal, mamae
simentris dan tidak ada benjolan, abdominal : tidak ada asetis ,perkusi timpani,
peristaltik usus normal 12x/mnt, ekstremitas
: tidak ada edema, tidak kaku
sendi atau otot, rentang normal.
F. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
. . . . : Tinggal Serumah
o
Klien tinggal satu rumah dengan orang tuanya dan kakak adiknya,
klien juga tinggal serumah dengan suami, keponakan dan anaknya
o
Keluarga klien jika ada masalah mengambil keputusannya yaitu
dengan cara musyawarah
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan bersyukur dengan kondisinya atau tubuhnya. Klien
sudah puas dengan tubuhnya tapi tubuh yang paling disukai adalah
tangannya karena bisa untuk bekerja.
b. Identitas diri
Klien sangat senang sebagai seorang wanita.
c. Peran diri
Sebelum sakit :Klien adalah seorang ibu
Sesudah sakit :Klien sebagai seorang pasien yang perlu perawatan di
rumah sakit
d. Ideal diri
Klien ingin segera pulang karena klien ingin bersama dengan anaknya
dan keluarganya dan klien juga bisa bekerja lagi
e. Harga diri
Klien merasa rendah diri dengan keadaannya sekarang karena klien
tidak dapat bekerja
Masalah utama Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang paling berarti adalah orang tuanya dan anaknya jika ada
masalah klien suka berbagi atau bercerita kepada ibunya
b. Klien mengatakan sebelum dirawat di RS klien memiliki banyak
dan jarang berinteraksi dengan pasien lain selama berinteraksi klien
tidak bisa mempertahankan kontak mata
4. Spiritual
a. Klien beragama islam dan selalu menjalankan sholat 5 waktu
b. selama di RS klien tetap menjalankan sholat 5 waktu
G. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Kebersihan dan kerapihan baik, klien mengenakan seragam dari RS
2. Pembicaraan
Klien berbicara lambat yaitu pada saat ngobrol klien berbicara
pelan-pelan. Klien tidak dapat mempertahankan kontak mata
3. Aktivitas motorik
Klien tampak tegang dan gelisah, klien sering mondar-mandir dan ekspresi
wajah tegang
4. Alam perasaan
Klien merasa sedih dan putus asa karena klien tidak dapat bekerja lagi
karena klien sekarang berada di RS untuk melakukan perawatan
5. Afek
Afek klien tumpul bereaksi bila ada stimulus yang kuat
6. Interaksi selama wawancara
Klien kurang mampu mempertahankan kontak mata selama wawancara,
7. Persepsi :Halusinasi pendengaran
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang memanggil
namanya, mengajaknya bermain dan klien di suruh menikah lagi, klien
sering mendengarnya pada waktu pagi hari dan bila sedang sendirian
Masalah
keperawatan
:
Gangguan
persepsi
sensori:
Halusinasi
pendengaran
8. Proses pikir
Proses pikir klien blocking yaitu pembicaraan yang berhenti secara
tiba-tiba
9. Isi pikir
Klien merasa ada yang mengajak ngobrol dan merasa ada yang
mengajaknya bermain.
10. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien baik, orientasi tempat, waktu, dan orang baik,
klien mengetahui sekarang berada di Rumah Sakit Jiwa, klien mengetahui
hari, tanggal, jam klien dapat membedakan pagi, siang, dan malam klien
dapat mengenali orang lain.
11. Memory
Daya ingat jangka panjang klien masih bagus dan daya ingat jangka
pendek juga masih bagus, gangguan daya ingat saat ini tidak ada masalah
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
ketika di wawancarai klien tingkat konsentrasinya kurang baik,klien
klien dapat berhitung dengan baik saat diberi soal pengurangan klien dapat
menjawabnya dengan benar, contoh 3X5-5=10.
13. Daya tilik diri
Klien menyadari saat ini dia sedang sakit jiwa dan di rawat di rumah sakit
jiwa daerah Dr.Amino Gondohutomo Semarang
14. Kemampuan penilaian
Klien dapat mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan orang lain
misalnya: selesai klien makan, klien langsung cuci piring.
15. Kebutuhan perencanaan pulang
a) Makan
Makan dan membersihkan alat makan di lakukan sendiri secara
mandiri
b) BAB dan BAK
Klien dapat mengontrol BAB dan BAK
c) Mandi
Klien dapat mandi sendiri atas inisiatif sendiri menggunakan sabun
dan gosok gigi
d) Berpakaian
Klien memakai pakaian seragam RS. klien memakai pakaian tanpa
bantuan orang lain, menyisir rambut juga dilakukan atas inisiatif
e) Istirahat dan tidur
Klien dapat tidur siang dan tidur malam secara teratur biasanya tidur
siang dilakukan setelah makan siang secara bersama-sama
f) Penggunaan obat
Klien bersedia minum obat sesuai aturan
g) Aktivitas dalam ruangan
Klien dapat melakukun aktivitas sehari-hari secara mandiri
H. ASPEK MEDIS
Therapi
Program ECT konversional 3 kali.
Medicamentosa
- Premortil
1x100 mg
- Haloperidol
2x5 mg
- Trihexyphenidine 1x2 mg
Laboratorium (Tanggal 01 januari 2009)
Kolesterol
8.400 mg/100ml
GDS
5.250 mg/100ml
10-50
SGPT
4.500 unit/l
Lk s/d37
Pr s/d31
SGOT
4.500 unit/l
Lk s/d42
Pr s/d32
Ureum
5.500 mg/100ml
Lk 0,6-11
Pr 0,5-0,9
Creatinin
5.781 mg/100ml
150-220
Urie acid
8.251 mg/100ml
Trigliserid
9.751 mg/100ml
Protein total 4.000 mg/100ml
6,3-8,0
Albumin
4.000 mg/100ml
3,8-5,1
I. ANALISA DATA
NO TGL DATA FOKUS MASALAH
KEPERAWATAN
1 01 jan 09 Ds:Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang memanggil namanya, mengajaknya bermain dan klien disuruh untuk menikah lagi, sering terjadi di pagi hari
Do:-Klien tertawa sendiri -Klien sering melamun
-Klien sering ngobrol sendiri
Gangguan persepsi sensori :Halusinasi pendengaran
2 01 Jan 09 Ds:klien mengatakan sering ngamuk-ngamuk karena klien tidak suka dengan suara-suara yang memanggil namanya, mengajak dia bermain dan klien disuruh menikah lagi.
Do: Klien marah-marah, klien sering membanting-banting piring dan klien sering memecahkan kaca. Klien tampak tegang dan gelisah, klien sering mondar-mandir dan ekspresi wajah tegang
Resiko Perilaku kekerasan
3 01 Jan 09 Ds:Klien mengatakan malas bergaul karena teman-temannya yang lain sudah pulang Do:Klien tampak menyendiri dan jarang berinterasi dengan pasien selama berinteraksi klien tidak bisa mempertahankan kontak mata
Masalah utama
1.Gangguan persepsi sensori :Halusinasi
2.Resiko perilaku kekerasan
3.Isolasi sosial
J. POHON MASALAH
Resiko perilaku kekerasan
Isolasi sosial
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori:Halusinasi
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Isolasi sosial
K. Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan klien dengan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
Perencanaan Tgl/jam Diagnosa Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan TTD
2 Jan‘09 Gangguan Sensori Persepsi:Halusinasi Pendengaran
Klien dapat mengontrol halusinasinya yang dialaminya
1.Klien dapat membina hubungan saling percaya
1. Setelah 2X interaksi klien menunjukkan tanda-tanda kepada perawat: Ekspresi wajah bersahabat Menunjukan rasa senang
Ada kontak mata Mau berjabat
tangan Mau menyebut
nama
1. Bina hubungan saling percayadengan menggunakan prinsip
komunikasiterapeutik:
Sapa klien dengan ramah baik verbal atau non verbal
Perkenalkan nama, nama panggilan, dan tujuan perawat berkenalan Tanyakan nama lengkap dan nama
panggilan yang disukai klien Buat kontrak yang jelas
Tunjukkkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
2:Klien dapat mengenal halusinasinya Mau menjawab salam Mau duduk berdampingan dengan perawat bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi.
2. Setelah 2X interaksi klien menyebutkan :
-isi -waktu -frekuensi
-situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasinya 3. Setelah 3X interaksi klien menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi :
-marah -takut -sedih
Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya
Beri perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien Tanyakan perasaan klien dan masalah
yang dihadapi klien
Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
2.1 Adakan kontrak sering dan singkat secara bertahap
2.2.Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasi pendengaran
-Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu (halusinasi pendengaran)
-Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya
-katakan bahwa perawat percaya klien
mengalami hal tersebut, namun perawat sedang tidak mengalaminya (dengan nada bersabat tanpamenuduh
/menghakimi)
3:Klien dapat mengontrol halusinasinya
-cemas -jengkel
3.Setelah 3X interaksi klien menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan
halusinasinya
yang sama
-Katakan bahwa perawat akan membantu klien Jika klien sedang tidak berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi,
didiskusikan dengan klien: Isi, waktu, frekuensi terjadinya
halusinasinya(pagi, sore, malam/sering dan kadang-kadang)
Situasi dan kondisi yang menimbulkan/tidak menimbulkanhalusinasi
2.3.Diskusikan klien apa yang di rasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan
2.4. diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi tersebut
2.5.diskusikan tentang dampak yang dialaminya bila klien menikmati halusinasinya
3.1.identifikasi bersama klien cara/tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri dll)
3.2.Diskusikan cara yang digunakan klien -jika cara yang digunakan adaptif beri pujian
3.2.Setelah beberapa kali interaksi klien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasinya
3.3.Setelah beberapa kali interaksi klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi
halusinasi(dengar/ lihat/ penghidu/ raba/ kecap) 3.4.Setelah beberapa kali interaksi klien melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan
halusinasinya
3.5.Setelah beberapa kali pertemuan klien mengikuti terapi aktivitas kekompok
-jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut 3.3.diskusikan cara baru untuk
memutus/mengontrol timbulnya halusinasi: oKatakan pada diri sendiri bahwa ini tak nyata (“saya tidak mau dengar/ lihat/ penghidu/ raba/ kecap pada saat halusinasi tsb)
oMenemui orang lain (perawat/ teman/ anggota keluarga) untuk menceritakan tentang halusinasinya
oMembuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari yang telah disusun oMeminta keluarga/ teman/ perawat menyapa klien sedang berhalusinasi 3.4.Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya
3.5.Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih
3.6.Pantau pelaksanaan yang telah dipilih/latih, jika berhasil berikan pujian
3.7.Anjurkan klien mengikutiterapi aktifitas kelompok orientasi realita, stimulasi persepsi
4:Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
5:Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
4.1.Setelah beberapa kali pertemuan keluarga, keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat
4.2.Setelah beberapa kali interaksi keluarga menyebutkan pengrtian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendali klien halusinasi
5.1.Setelah beberapa klien interaksi klien menyebutkan: -manfaat minum obat -kerugian tidak minum obat
4.1.Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu, tempat, dan topik)
4.2.diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan keluarga/ kunjungan rumah)
Pengertian halusinasi Tanda dan gejala halusinsi Proses terjadinya halusinasi
Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi Obat-obatan halusinasi
Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah (beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama, memantau obat-obatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinasi) Beri informasi waktu kontrol ke RS dan
bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi di rumah 5.1.diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi, dan efek samping
-nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping obat 5.2.Setelah beberapa kali interaksi klien
mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
5.3.Setelah beberapa kali intraksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan
penggunaan obat
5.2.Pantau klien saat penggunaan obat
5.3.Beri pujian klien menggunakan obat dengan benar
5.4.diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan Doktor
5.5.anjurkan klien untuk konsulasi kepada dokter/ perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
L. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TGL danjam
Diagnosa
keperawatan Implementasi Evaluasi TTD
02/1’09 09.00 03/1’09 09.30 Gangguan persepsi sensori:Halusinasi pendengaran SpIp:
1.Membina hubungan saling percaya
2.Mengidentifikasikan jenis halusinasi pasien 3.Mengidentifikasi isi halusinasi
4.Mengidentifikasi waktu halusinasi
5.Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien 6.Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasinya
7.Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi 8.Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan menghardik
9.Membimbing pasien memasukkan jadwal kegiatan harian
SpIp:
1.Membina hubungan saling percaya
2.Mengidentifikasikan jenis halusinasi pasien 3.Mengidentifikasi isi halusinasi pasien 4.Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
S:-O : -Ekspresi wajah klien sedih -Tidak ada kontak mata
-Tertawa sendiri -Menangis sendiri A : BHSP Belum terjalin P: Klien : Jalin BHSP
Perawat:Ulangi SpIp
S: Klien mengatakan nama saya
Ny.N.Tinggal di jepara.Ny.N mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan yang mengatakan “Klien disuruh menikah lagi”suara-suara itu datang setiap pagi
5.Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien 6.Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasinya
7.Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi
halusinasi timbul saat klien sendirian -Klien menuruti isi dari halusinasi tersebut
O: -Ekspresi wajah klien tegang -Kontak mata kurang -Tertawa sendiri
A: Ny. N mampu mengidentifikasi jenis halusinasi.
-Ny. N mampu mengidentifikasi isi halusinasi
-Ny. N mampu mengidentifikasi waktu halusinasi
-Ny. N mampu mengidentifikasi frekuensi halusinasi
-Ny. N mampu mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
-Ny. N mampu mengidentifikasi respons terhadap halusinasi
P: klien: Latih cara menghardik jika halusinasi datang
04/1’09 10.00
SpIp:
8. Melatih pasien cara kontrol halusinasi klien dengan cara menghardik
S: Klien mengatakan suara-suara itu sudah tidak muncul lagi
O: -Ekspresi wajah klin tenang -Sudah tidak tertawa sendiri, sudah tidak bicara sendiri
A: Ny. N mampu melakukan kontrol halusinasi dengan cara menghardik
P: Klien: Latih cara kontrol halusinasi yang ke II