• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENERAPAN INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN ENREKANG. Disusun dan diusulkan oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PENERAPAN INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN ENREKANG. Disusun dan diusulkan oleh"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

KABUPATEN ENREKANG

Disusun dan diusulkan oleh

NUR AYYUL HISBANI Nomor. Stambuk : 10561 3366 09

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(2)

ii

(3)

iii

PENERAPAN INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

KABUPATEN ENREKANG

Disusun dan diusulkan oleh

NUR AYYUL HISBANI Nomor Stambuk : 10561 3366 09

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(4)

iv

Nama Mahasiswa : Nur Ayyul Hisbani

Nomor Stambuk : 10561 3366 09

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 2015 Yang Menyatakan

Nur Ayyul Hisbani

(5)

v

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kependudukan dan pencatatan sipil. Dari sekian banyak pelayanan dalam bidang pencatatan sipil yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang, salah satu pelayanan yang diberikan adalah pelayanan Elektronik KTP (e-KTP) bagi masyarakat Kabupaten Enrekang. Kondisi penerapan inovasi pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil masih dihadapkan pada sistem pemerintahan yang belum efektif dan efisien serta kualitas sumber daya manusia aparatur yang belum memadai

Jenis penelitian adalah kualitatif dengan menggambarkan bentuk penerapan inovasi pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang. Tipe penelitian adalah studi kasus, Dalam pengumpulan data digunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik untuk menganalisis data digunakan reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data digunakan tiga triangulasi yaitu waktu, sumber, dan teknik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan inovasi pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan inovasi pelayanan publik berupa pelayanan e-KTP yang terdiri dari : 1) Relative Advantage (Keuntungan Relatif; 2)Compability (Kesesuaian); 3)Complexity (Kerumitan); 4)Triability (Kemungkinan dicoba); 5)Observability (Kemudahan diamati) dapat dikatakan berkualitas karena dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat penerima layanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang.

Kata kunci: Penerapan Inovasi, Pelayanan Publik

(6)

vi

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Inovasi Publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang.” Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abd. Jalal Ishad,S.Pd dan Ibunda Nenni yang telah mendidik dan membimbing saya dari kecil hingga dewasa dan selalu memberikan pelajaran yang berharga, serta yang terhormat Kedua pembimbing penulis yaitu Ibu Dra.Musliha Karim, M.Si sebagai pembimbing pertama dan Ibu Dr.Hj.Ihyani Malik, S.Sos,M.Si sebagai pembimbing kedua yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis walaupun disibukkan dengan aktivitas lain.Ucapan terimakasih yang tak terhingga juga saya haturkan kepada :

1. Bapak Dr. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

(7)

vii ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang tak pernah lelah memberikan masukan dan menyumbangkan ilmunya sejak memasuki perkuliahan hingga penulis menyelesaikan studi.

4. Kakak Nur Afriyani dan adik tercinta Muh. Agung Afira yang selalu memberi saya semangat dan dorongan untuk menjadi orang yang sukses dalam meraih gelar sarjana.

5. Bapak Anwar Sawati,S.Pd Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang beserta staff yang telah memberikan ijin dan turut membantu dalam kelancaran penelitian ini.

6. Sahabat-sahabat saya yang tak pernah bosan memberikan motivasi, serta seluruh rekan-rekan Ilmu Administrasi Negara UNISMUH Makassar angkatan 2009 dan Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT dan tiada manusia yang luput dari salah dan khilaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga saran dan kritik tersebut menjadi motivasi kepada penulis untuk lebih tekun lagi

(8)

viii

Makassar, 2015 Penulis,

Nur Ayyul Hisbani

(9)

ix

HALAMAN PENERIMAAN TIM ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Penerapan ... 9

B. Konsep Inovasi ... 9

C. Penerapan Inovasi Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik ... 13

D. Konsep Pelayanan Publik ... 15

E. Kerangka Pikir ... 20

F. Fokus Penelitian... ... 21

G. Deskripsi Fokus Penelitian... ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 23

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 23

C. Sumber Data ... 24

D. Informan Penelitian ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

F. Teknik Analisis Data ... 26

G. Keabsahan Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Lokasi Penelitian ... 29

B. Karakteristik Informan ... 33

C. Penerapan Inovasi Pelayanan Publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang ... 37

(10)

x

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(11)

xi

Tabel 2 Keadaan Pegawai Berdasarkan Golongan Kepangkatan... 39

Tabel 3 Sarana dan Prasarana...40

Tabel 4 Karakteristik Informan Berdasarkan Umur...44

Tabel 5 Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin... 45

Tabel 6 Karakteristik Informan Berdasarkan Masa Kerja... 45

Tabel 7 Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 46

Tabel 8 Karakteristik Informan Berdasarkan Jabatan... 47

(12)

1 A. Latar Belakang

Penerapan inovasi pelayanan publik merupakan hal, cara atau hasil dalam mempraktekkan, memasangkan sebagai kebijakan strategis untuk memulai pengembangan tata pemerintahan yang baik (good governance). Inovasi pelayanan publik selama ini menjadi ranah dimana negara yang diwakili oleh pemerintah berinteraksi dengan lembaga-lembaga non-pemerintah. Dalam ranah ini terjadi suatu interaksi yang sangat intensif antara pemerintah dengan warganya. Buruknya praktek governance dalam penyelenggaraan pelayanan publik sangat dirasakan oleh warga

dan masyarakat luas. Ini berarti jika terjadi perubahan yang signifikan pada ranah pelayanan publik dengan sendirinya dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh warga dan masyarakat luas. Oleh karena itu, harapan untuk bisa mendapatkan pelayanan yang terbaik kini mulai digantungkan kepada organisasi pemerintah (Prianto,2006:12)

Penerapan inovasi pelayanan publik bagi setiap organisasi dalam era global membawa dampak dalam setiap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, sehingga dapat mempengaruhi meningkatnya pelayanan yang baik. Salah satu instansi pemerintahan yang bergerak di bidang pelayanan publik, yaitu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang bertugas menyediakan pelayanan kepada masyarakat terkait kepengurusan kartu tanda penduduk (KTP), ataupun akte kelahiran

1

(13)

yang meningkat kebutuhannya setiap tahunnya. Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik yang baik dari birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai dengan harapan karena pada kenyataannya pelayanan publik yang terjadi selama ini masih bercirikan berbelit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan.

Kecenderungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang “melayani” bukan yang dilayani. Oleh karena itu, pada dasarnya dibutuhkan reformasi pelayanan publik dengan mengembalikan dan mendudukkan “pelayan” dan yang “dilayani” ke pengertian yang sesungguhnya. Pelayanan yang seharusnya ditujukan pada masyarakat umum terkadang dibalik menjadi pelayanan masyarakat terhadap negara, meskipun negara berdiri sesungguhnya adalah untuk kepentingan masyarakat (Sinambela, 2006:4).

Sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 pasal 7 ayat (4) huruf c, tentang pelayanan publik, maka ditetapkan pada tahun 2014 sebagai tahun inovasi pelayanan publik sebagai upaya memfokuskan kebijakan dan implementasi kebijakan terarah, mendalam dan bersinambungan dalam membangun inovasi pelayanan publik di lingkungan kementerian/lembaga/pemerintah daerah yang diharapkan akan mendorong percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi (Kepmenpan, 2013:12-15). Orientasi dari inovasi pelayanan publik adalah kepuasan masyarakat pengguna jasa pelayanan. Menurut Damanpour dalam Suwarno, (2008:9) mengatakan bahwa pelayanan inovasi dapat berupa produk atau jasa yang baru, teknologi yang baru, teknologi proses produksi yang baru, sistem struktur dan administrasi baru atau rencana baru bagi anggota organisasi. Membangaun inovasi

(14)

pelayanan yang prima harus dimulai dari mewujudkan atau meningkatkan profesionalisme SDM untuk dapat memberi pelayanan terbaik. Penerapan inovasi

pelayanan publik merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.Namun demikian kendala terbatas pada sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten harus menjadi tantangan yang mesti dihadapi, seiring dengan tuntutan masyarakat mengenai perlu dilakukannya perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik telah menjadi wacana sampai saat ini. Maraknya isu demokratisasi telah menempatkan publik pada posisi yang kuat untuk menuntut hak-hak mereka ketika berhubungan dengan birokrasi pelayanan publik yang diberikan oleh penyedia layanan, baik dari instansi pemerintah maupun swasta (Subarsono, 2006:135).

Dasar sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem dari sistem administrasi negara, yang mempunyai peranan penting dalam pemerintahan dan pembangunan penyelenggaraan administrasi kependudukan. Hak asasi setiap orang di bidang pelayanan administrasi kependudukan, peningkatan kesadaran penduduk dan kewajibannya untuk berperan serta dalam pelaksanaan administrasi kependudukan, pemenuhan data statistik kependudukan dan statistik peristiwa kependudukan, dukungan terhadap perencanaan pembangunan sistem administrasi kependudukan guna meningkatkan pemberian pelayanan publik tanpa diskriminasi.

Sejalan dengan arah penyelenggaraan administrasi kependudukan, maka pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil sebagai sub-sub sistem pilar dari administrasi kependudukan perlu ditata dengan sebaik-baiknya agar dapat

(15)

memberikan manfaat dalam perbaikan pemerintahan dan pembangunan. Kemajuan teknologi yang sangat cepat mengharuskan instansi mengikuti perkembangan teknologi. Perkembangan Teknologi Informasi yang kian pesat menimbulkan suatu revolusi baru berupa peralihan sistem kerja yang konvensional ke era digital.

Perubahan ini juga telah merubah cara pandang setiap orang dalam melakukan berbagai kegiatan salah satunya adalah pada kegiatan instansi pemerintah. Untuk itu suatu instansi membutuhkan suatu sistem informasi yang mendukung

Salah satu pelayanan terhadap masyarakat adalah pengelolaan pendaftaran penduduk yang merupakan tanggung jawab pemerintah kota/kabupaten, dimana dalam pelaksanaannya diawali dari desa/kelurahan selaku ujung tombak pendaftaran penduduk, hingga setiap warga terdaftar secara administrasi sebagai warga negara Indonesia dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan. Dalam pelayanan tersebut perlu dilakukan dengan benar dan cepat agar penduduk sebagai pelanggan merasa dapat pelayanan yang memuaskan.

Sebagai salah satu langkah untuk membantu berbagai pekerjaan mengenai pendaftaran kependudukan yang sesuai dengan berbagai standar yang diperlukan maka pemerintah mulai membuat sebuah kebijakan dengan mengadakan program yang dahulu dikenal dengan Sistem Informasi Manajemen Kependudukan (SIMDUK) yang dibuat sekitar tahun 1996. SIMDUK adalah sebuah kebijakan yang diterapkan di daerah kabupaten/kota, dan ditujukan untuk menangani status kependudukan dengan segala perubahannya. SIMDUK itu sendiri merupakan suatu

(16)

aplikasi untuk mengelola data kependudukan daerah yang meliputi Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Kelahiran, Sensus Penduduk, dan Demografi Penduduk. Aplikasinya dapat digunakan untuk mengelola data kependudukan pada kecamatan atau kelurahan yang lokasinya terpisah, akan tetapi karena didasarkan pada basis internet maka dapat dikumpulkan di satu titik yaitu Internet Data Center.

Namun pada pelaksanaannya di lapangan ternyata didapati berbagai kelemahan SIMDUK sebagai sebuah sistem untuk mengelola data kependudukan.

Dimana masih banyak terdapat pemalsuan identitas karena disebabkan kurang detailnya data-data mengenai penduduk. Seperti yang terdapat di Kabupaten Enrekang, ditemukannya berbagai identitas ganda dengan nomor identitas yang berbeda pula di Kabupaten Bulukumba. Berdasarkan berbagai evaluasi terhadap kebijakan SIMDUK ini pemerintah dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang merasa perlu menggantinya dengan sebuah inovasi yang baru. Inovasi baru itu tentunya juga lebih menjawab segala kebutuhan yang diperlukan untuk melengkapi data kependudukan.

Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Definisi dari Elektronik KTP (E-KTP) atau kartu tanda penduduk elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamananan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada pada database kependudukan nasional. Penduduk hanya di perbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor induk Kependudukan (NIK). NIK

(17)

merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. Nomor NIK yang ada di E-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan paspor, surat Izin mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya. Dengan adanya E-KTP ini tentunya masyarakat dapat mendukung peningkatan keamanan Negara melalui tertutupnya peluang adanya KTP ganda atau KTP palsu dimana selama ini para pelaku kriminal termasuk teroris, TKI illegal dan perdagangan manusia sering menggunakan KTP ganda atau KTP palsu tersebut untuk memalsukan identitas diri agar tidak teridentifikasi oleh pihak berwajib. Jumlah KTP palsu yang sangat besar tersebut dapat dipastikan bahwa dengan menggunakan KTP manual pemerintah sering mengalami kecolongan dalam mengawasi penggunaan KTP manual, karena KTP manual dapat di buat dengan mudah dimana saja, apalagi jika memiliki orang dalam disebuah instansi kecamatan. Dengan demikian masyarakat yang tidak bertanggungjawab dapat dengan leluasa melakukan kecurangan dan penyimpangan dengan menggunakan KTP manual.

Seperti yang terlihat pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang yang merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kependudukan dan pencatatan sipil. Dari sekian banyak pelayanan dalam bidang pencatatan sipil yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang, salah satu pelayanan yang diberikan adalah pelayanan E-KTP bagi masyarakat Kabupaten Enrekang. Kondisi penerapan inovasi pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil masih dihadapkan pada sistem

(18)

pemerintahan yang belum efektif dan efisien serta kualitas sumber daya manusia aparatur yang belum memadai. Oleh karena begitu pentingnya pelayanan publik bagi masyarakat, maka penerapan inovasi pelayanan publik harus semakin ditingkatkan.

Inovasi pelayanan publik masih menjadi persoalan yang perlu mendapatkan perhatian dan perbaikan secara terus menerus. Hal ini dikarenakan dengan masih banyaknya tuntutan akan perbaikan pelayanan publik sebagai tanda ketidakpuasan akan pelayanan yang diberikan oleh para birokrat. Kenyataan tersebut, menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji lebih jauh melalui penelitian ini yang berjudul Penerapan Inovasi Pelayanan Publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan inovasi pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui penerapan inovasi pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang

(19)

D. Kegunaan Penelitian

Melalui proses penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:

1. Dapat menambah wawasan bagi para peneliti yang kemudian dapat dikaji lebih dalam sebagai bahan penelitian berikutnya.

2. Sebagai bahan masukan untuk Pemerintah Daerah, khususnya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang.

3. Sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar serjana (Strata 1) pada program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Makassar

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Penerapan

Menurut Syafri, Wirman dan Setyoko dalam Israwan, (2008:47) mengatakan mengatakan bahwa penerapan adalah hal, cara atau hasil. Lebih lanjut dikatakan bahwa penerapan adalah mempraktekkan, memasangkan. Menurut Wahab, (2003:45) beberapa unsur-unsur penerapan antara lain: a) adanya program yang dilaksanakan, b)adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dan diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut, c) adanya pelaksanaan, baik organisasi atau perorangan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan maupun pengawasan dari proses penerapan tersebut.

B. Konsep Inovasi

Inovasi merupakan konsep yang relatif baru dalam literatur administrasi publik (Public administration). Menurut Zangwill dalam Ellitan dan Anatan 2009:10), inovasi merupakan suatu hal yang penting dalam mencapai keunggulankompetitif. Tanpa inovasi, perusahaan akan mati. Perusahaan yang melakukan inovasi secara terus-menerus akan dapat mendominasi pasar, dengan kreasi, model dan penampilan produk yang baru. Pada akhirnya dengan strategi inovasi akan memunculkan keunikan produk yang sulit ditiru pesaing.

Inovasi merupakan konsep yang relatif baru dalam literatur administrasi publik (public administration). Hasil penelitian Mars dalam Asropi, (2008:247)

9

(21)

mengungkapkan bahwa sampai tahun 1966 tidak ditemukan publikasi dari tulisanadministrasi Administrative Reform publik yang mengulastentang inovasi.

Adapun literatur klasikyang memuat konsep inovasi dalam konteks reformasi antara lain adalah artikel “Innovation in BureaucraticInstitutions” tulisan Alfred Diamant yang dimuat dalam jurnal Public Administration Review (PAR) pada tahun 1967.

Caiden dalam Asropi, (2008: 247) menguraikan inovasi sebagai bagian dari reformasi administrasi (administrative reform).

Beberapa tulisan tersebut menandai mulai diperhatikannya inovasi oleh para pakar administrasi publik.Hanya saja, konsep inovasi kemudian masih belum cukup popular dalam ranah administrasi publik danreformasi administrasi.Inovasi popular dalam bidang tersebut baru pada dekade terakhir. Fontana, (2011:18) mengatakan bahwa Inovasi sebagai keberhasilan ekonomi berkat adanya pengenalan cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output (teknologi) yang menghasilkan perubahan besar atau drastis dalam perbandingan antara nilai guna yang dipersepsikan oleh konsumen atas manfaat suatu produk (barang dan atau jasa) dan harga yang ditetapkan oleh produsen. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, inovasi yang berhasil adalah inovasi yang menciptakan nilai lebih besar untuk konsumen, untuk komunitas dan lingkungan pada saat yang sama.

Berikut ini beberapa definisi inovasi berdasarkan setiap inisiatif dan upaya inovasi organisasi perlu diawali dengan memahami dan menyepakati visi dan misi bersama semua anggota organisasi tentang inovasi itu sendiri termasuk kriteria keberhasilannya sebagai berikut:

(22)

Definisi-definisi Inovasi

Item Deskripsi

Menciptakan sesuatu yang baru Merujuk pada inovasi yang menciptakan pergeseran paradigma dalam ilmu, teknologi, struktur pasar, keterampilan, pengetahuan dan kapabilitas.

Menghasilkan hanya ide-ide baru

Merujuk pada kemampuan untuk menemukan hubungan hubungan baru, melihat suatu subyek dengan perspektif baru dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari konsep-konsep lama.

Menghasilkan ide, metode, alat baru

Merujuk pada tindakan menciptakan produk baru atau proses baru. Tindakan ini mencakup inovasi dan pekerjaan yang diperlukan untuk mengubah ide atau konsep menjadi bentuk akhir.

Memperbaiki sesuatu yang sudah ada

Merujuk pada perbaikan barang atau jasa untuk memproduksi besar-besaran atau produksi komersial atau perbaikan sistem.

Menyebarkan ide-ide baru Menyebar dan menggunakan praktik-praktik baru di dunia.

Mengadopsi sesuatu yang baru Merujuk pada pengadopsian sesuatu yang baru

(23)

yang sudah dicoba secara sukses di tempat lain

atau yang secara signifikan diperbaiki, yang dilakukan oleh organisasi untuk menciptakan nilai tambah, baik secara langsung untuk organisasi maupun secara tidak langsung untuk konsumen.

Melakukan sesuatu dengan cara yang baru

Melakukan tugas dengan cara yang berbeda secara radikal.

Mengikuti pasar Merujuk pada inovasi yang berbasiskan kebutuhan pasar

Melakukan perubahan Membuat perubahan-perubahan yang memungkinkan perbaikan berkelanjutan.

Menarik orang-orang inovasi Menarik/merekrut dan mempertahankan kepemimpinan dan manajemen talenta dan manajemen manusia (people management) untuk memandu jalannya inovasi

Melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda

Melihat pada suatu masalah dari perspektif berbeda.

Inovasi adalah kesuksesan ekonomi berkat diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output yang menciptakan perubahan besar dalam hubungan antara nilai guna dan harga

(24)

yang ditawarkan kepada konsumen dan atau pengguna. Perluasan definisi; Inovasi adalah kesuksesan ekonomi dan sosial berkat diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output yang menciptakan perubahan besar dalam hubungan antara nilai guna dan harga yang ditawarkan kepada konsumen dan atau pengguna, komunitas, sosietas, lingkungan.

Sumber: Goswami dan Mathew (2005); PDMA (2008); De Meyer dan Garg (2005);

Senge dkk (2008), (dalam Avanti Fontana, 2011:20)

C. Penerapan Inovasi dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik

Rogers dalam Suwarno, (2008:9) menjelaskan bahwa inovasi dalam pelaksanaannya memiliki atribut inovasi antara lain sebagai berikut:

1) Relative Advantage atau keuntungan relatif. Sebuah inovasi harus mempunyai keuntungan dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya.Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakan dengan yang lain.

2) Compability atau kesesuaian. Inovasi juga sebaliknya mempunyai sifat kompatibel atau kesesuaian dengan inovasi yang diganti. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta merta dibuang begitu saja selain karena alasan faktor biaya yang sedikit namun juga inovasi yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi baru. Selain itudapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap inovasi secara lebih cepat.

(25)

3) Complexity atau kerumitan. Dengan sifatnya yang baru maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan inovasi sebelumnya.

Namun demikian karena sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah yang penting.

4) Triability atau kemungkinan dicoba. Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama.Sehingga sebuah produk inovasi harus melewati fase uji publik dimana setiap orang atau pihak mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi.

5) Observability atau kemudahan diamati. Sebuah inovasi harus dapat diamati dari segi bagaimana iabekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Atribut seperti itu maka inovasi merupakancara baru menggantikan cara lama dalam mengerjakanatau memproduksi sesuatu. Namun demikian, inovasi mempunyai dimensi geofisik yang menempatkannya baru pada suatu tempat namun boleh jadi merupakan sesuatu yang lama dan biasa terjadi di tempat lain. Karakteristik inovasi di sektor publik juga relatif berbeda dengan inovasi di sektor bisnis. Karakterisitk atribut inovasi menurut Rogers diatas, dicoba diguanakan sebagai unit analisis untuk melihat inovasi pelayanan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil Kabupaten Enrekang. Hal ini dikarenakan inovasi yang ada tidak serta merta muncul begitu saja, melainkan terdapat suatu tahapan dan hal yang mendasari munculnya inovasi tersebut.Penerapan inovasi dimaksudkan untuk mencapai kualitas pelayanan yang

(26)

baik. Menurut Tjiptono (1997:2) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

D. Konsep Pelayanan Publik

Moenir (2002:26-27) berpendapat bahwa pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Kurniawan (2009:4) pelayanan publik diartikan, pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Menurut Boediono (2003:59), yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah pelayanan yang dilakukan oleh birokrasi atau lembaga lain yang tidak termasuk badan usaha swasta, yang tidak berorientasi pada laba (profit).

Pelayanan publik dapat diartikan pula sebagai pemenuh keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara Negara.

pelayanan publik ada lima indikator (Sampara,2000) yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Reliability yang ditandai pemberian pelayanan yang tepat dan benar.

2. Tangibles yang ditandai dengan penyediaan yang memadai sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

3. Responsiveness yang ditandai dengan keinginan melayani konsumen dengan cepat.

(27)

4. Assurance yang ditandai tingkat perhatian terhadap etika dan moral dalam memberikan pelayanan.

5. Empaty yang ditandai tingkat kemauan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen.

Menurut Sinambela (2006:56) pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidakterikat pada suatu produk secara fisik. Menurut Soetopo dalam Napitupulu, (2007:164) mendefinisikan pelayanan sebagai suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain. Sedangkan Moenir (2008:27) mendefinisikan pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem prosedur dan dengan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Hal ini menjelaskan bahwa pelayanan adalah suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada orang lain dalam hal ini pelanggan agar kebutuhan pelanggan tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan harapan mereka. Pelayanan merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.

Kotler dalam Napitupulu, (2007:164) menyebutkan sejumlah karakteristik pelayanan sebagai berikut:

(28)

1) Intangibility (tidak berwujud); tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar, dicium, sebelum ada transaksi. Pembeli tidak mengetahui dengan pasti atau dengan baik hasil pelayanan(service outcome) sebelum pelayanan dikonsusmsi.

2) Inseparability (tidak dapat dipisahkan), dijual lalu diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan karena tidak dapat dipisahkan. Karena itu, konsumen ikut berpartisipasi menghasilkan jasa layanan.Dengan adanya kehadiran konsumen, pemberi pelayanan berhati-hati terhadap interaksi yang terjadi antara penyedia dan pembeli.Keduanya mempengaruhi hasil layanan.

3) Variability (berubah-ubah dan bervariasi). Jasa beragam, selalu mengalami perubahan, tidak selalu sama kualitasnya bergantung kepada siapa yang menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan.

4) Perishability (cepat hilang,tidak tahan lama); jasa tidak dapat disimpan dan permintaannya berfluktuasi. Daya tahan suatu jasa layanan bergantung kepada situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor.

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Dalam konteks ke- Indonesiaan, penggunaan istilah pelayanan publik (public service)dianggap memiliki kesamaan arti dengan istilah pelayanan umum atau pelayanan masyarakat Oleh karenanya ketiga istilah tersebut dipergunakan secara interchangeable dan dianggap tidak memiliki perbedaan mendasar. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dinyatakan pengertian pelayanan bahwa pelayanan adalah suatu usaha untuk

(29)

membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain. Oleh karenanya pelayanan berfungsi sebagai sebuah sistem yang menyediakan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (KEPMENPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, memberikan pengertian pelayanan publik yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat.Karenanya birokrasi publik berkewajiban dan bertanggungjawab untuk memberikan layanan baik dan profesional.Dimana dalam setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan.

Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004, standar pelayanan, sekurang-kurangnya meliputi:

1) Prosedur Pelayanan. yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.

2) Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengejuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

(30)

3) Biaya Pelayanan. Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.

4) Produk pelayanan. Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

5) Sarana dan Prasarana. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.

6) Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.

Sementara itu, kondisi masyarakat saat ini telah terjadi suatu perkembangan yang sangat dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik, merupakan indikasi dari empowering yang dialami oleh masyarakat. Hal ini berarti masyarakat semakin sadar akan apa yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Masyarakat semakin berani untuk mengajukan tuntutan, keinginan dan aspirasinya kepada pemerintah.

Masyarakat semakin kritis dan semakin berani untuk melakukan kontrol terhadap apa yang dilakukan oleh pemerintahnya.Dalam kondisi masyarakat seperti digambarkan diatas birokrasi publik harus dapat memberikan layanan yang lebih profesional, efektif, sederhana, transparan/terbuka, tepat waktu, responsif dan adaptif sebagai kapasitasnya untuk memberikan layanan kepada pihak yang membutuhkannya.Selain itu, dalam kondisi masyarakat yang semakin kritis diatas, pemerintah dituntut harus

(31)

dapat mengubah posisi dan peran (revitalisasi) dalam memberikan pelayanan.Dari yang suka mengatur dan memerintah berubah menjadi suka melayani.

Penelitian ini merujuk pengertian pelayanan publik menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 menyatakan bahwa, Pelayanan publik adalah kegiatanatau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan yang diberikan pada konsumen atau pelanggan dalam hal ini adalah masyarakat tergantung pada kebutuhan, kemampuan serta keinginan dari pihak penyedia layanan.

E. Kerangka Pikir

Penerapan inovasi pelayanan publik merupakan langkah untuk meningkatkan kualitas pelayanan di lembaga pemerintahan. Inovasi memberikan jalan tengah untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses pelayanan yang diberikan oleh lembaga pemerintah.Adanya penerapan inovasi pelayanan ini diharapkan akan memberikan peningkatan kualitas pelayanan oleh pemerintah. Penerapan inovasi pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dapat dilihat melalui atribut inovasi dengan cara antara lain:1)Relative Advantage atau keuntungan relatif, 2)Compability atau kesesuaian, 3) Complexity atau kerumitan, 4)Triability atau kemungkinan dicoba, 5)Observability atau kemudahan diamati untuk mencapai kualitas pelayanan. Berikut kerangka pikir ini dapat di gambarkan sebagai berikut:

(32)

Bagan Kerangka Pikir

F. Fokus Penelitian

Penerapan inovasi pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang. Penerapan inovasi pelayanan publik diartikan, pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakatyang mempunyai kepentingan pada organisasi itusesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan G. Deskripsi Fokus Penelitian

1) Relative Advantage atau keuntungan relative yaitu; a) sebuah inovasi harus mempunyai keuntungan dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya,

PENERAPAN INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI DINAS KEPENDUDUKAN

DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN ENREKANG

Kualitas Pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil Relative

Advantage (Keuntungan

Relative)

Compability

(Kesesuaian) Complexity (Kerumitan)

Triability (Kemungkinan

dicoba)

Observability (Kemudahan

diamati)

(33)

b) selalu ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakan denganyang lain.

2) Compability atau kesesuaian yaitu;a) inovasi juga sebaliknya mempunyai sifat kompatibel atau kesesuaian dengan inovasi yang diganti, b)dapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap inovasi secara lebih cepat.

3) Complexity atau kerumitan yaitu; a) sifatnya yang baru maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan inovasi sebelumnya, b) inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalahyang penting.

4) Triability atau kemungkinan dicoba, yaitu a)inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama, b) sebuah produk inovasi harus melewati fase uji publik dimana setiap orang atau pihak mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari sebua inovasi.

5) Observability atau kemudahan diamati yaitu; a) inovasi harus dapat diamati dari segi bagaimana iabekerja, b) menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

6) Kualitas yaitu sesuai dengan yang diisyaratkan atau distandarkan. Lebih lanjut dikatakan bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya.Suatu produk dapat berkualitas apabila dapat member kepuasan sepenuhnya kepada konsumen yakni sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang behubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan

(34)

23

Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan lamanya yaitu mulai Bulan Desember 2014 sampai dengan Bulan Februari 2015. Lokasi utama penelitian ini adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang. Alasan memilih lokasi penelitian karena Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang adalah sebagai pelaksana kebijakan tentang penerapan inovasi pelayanan publik guna mendapatkan fakta yang terkait dengan pelayanan publik yang selama ini menjadi sorotan bagi masyarakat dalam kepengurusan administrasi layanan kependudukan terkait dengan E-KTP yang dirasakan belum sepenuhnya terlaksana B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong 2002:65). Lebih lanjut dikatakan bahwa kualitatif menyajikan secara langsung hakikat antara peneliti dengan sumber data. Karena itu, penelitian ini tidak berangkat dari satu kesimpulan sementara untuk diuji keberlakuannya di lapangan, melainkan peneliti mengamati di lapangan dan menyimpulkan data selengkap mungkin sesuai dengan fokus penelitian sehingga data yang diperoleh merupakan data deskriptif tentang apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan orang berkaitan langsung dengan ruang dan waktu, serta

23

(35)

makna yang diangkat dan bukan karena suatu rekayasa teori. Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Kabupaten Enrekang.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang akan dideskriptifkan secara kualitatif. Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami batasan studi kasus dalam penelitian ini.

C. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu:

1) Data primer, yaitu data empiris yang diperoleh dari observasi dan wawancara dari informa. Jenis data yang ingin diperoleh adalah mengenai inovasi pelayanan E- KTP pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang serta data-data lain yang dibutuhkan untuk melengkapi penelitian ini.

2) Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai laporan- laporan atau dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis yang digunakan dalam penelitian terkait pelayanan E-KTP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang.

D. Informan Penelitian

Berdasarkan gambaran permasalahan, fokus dan deskripsi fokus yang ada serta pendekatan penelitian yang digunakan, maka penelitian ini menentukan informan penelitian sebanyak 7 orang dengan rincian masing-masing di bawah ini:

(36)

1. Kepala Bidang Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang sebanyak 1 orang

2. Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang sebanyak 1 orang

3. Kasubag Perencanaan dan Keuangan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang sebanyak 1 orang

4. Kepala Bidang Pendataan dan Informasi Penduduk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang sebanyak 1 orang

5. Masyarakat/penduduk yang sementara mengurus E-KTP sebanyak 3 orang E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Wawancara

Melalui wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi atau fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa dilakukan melalui observasi. (Sugiyono, 2011:96).

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada Sekretaris Dinas, Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan, Kepala Bidang Data dan Informasi, Kepala Bidang Kependudukan dan masyarakat guna melengkapi dan memperdalam hasil pengamatan sehingga dapat mengungkap bagaimana inovasi pelayanan publik Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang.

(37)

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang melibatkan peneliti secara langsung dalam pengumpulan data, (Sugiyono, 2011:78). Posisi participant observer, menyediakan suatu cara yang objektif untuk mengumpulkan informasi secara natural dalam suasana di dalam ruangan/kantor.

3. Dokumentasi

Sugiyono, (2011:98) menyatakan bahwa teknik dokumentasi berupa pengambilan gambar dan rekaman digunakan untuk memperkaya pengamatan, maka pengambilan gambar dan rekaman digunakan dalam mengungkap bagaimana inovasi pelayanan publik yang terjadi di Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil di Kabupaten Enrekang.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif.

Sugiyono, (2011:125). Teknik analisis data digunakan dengan penelaahan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.langkah-langkah menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Hal penting difokuskan serta diberi susunan yang sistematis sehingga akan lebih memudahkan. Data yang direduksi adalah data hasil observasi dan wawancara yang tidak mendukung tema yang dikaji.

(38)

2. Display data

Display data adalah penyajian data atau informasi berdasarkan apa yang dapat dilihat dan apa yang diperoleh selama dalam observasi, baik itu dalam bentuk skema maupun tabel yang bertujuan agar data yang diperoleh menggambarkan keseluruhan sehingga memudahkan untuk penarikan kesimpulan.

3. Penarikan kesimpulan

Data yang terkumpul kemudian disusun dan selanjutnya diberi kesimpulan.Penarikan kesimpulan dilakukan setelah data terkumpul lalu dianalisis secara keseluruhan dan ditinjau dari konsep-konsep yang berhubungan.

G. Keabsahan Data

Pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Menurut Sugiyono (2009:368) ada tiga macam triangulasi yaitu,

1. Triangulasi Sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah di analisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member chek) dengan ketiga sumber data tersebut

(39)

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi.Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilakan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk mestikan data mana yang dianggap benar.Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara , observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.

(40)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang

Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Enrekang untuk melaksanakan urusan Kependudukan, Pencatatan Sipil dan penyelenggaraan pelayanan pelayanan sesuai bidang tugasnya.

1. Visi Dan Misi a. Visi

Untuk mewujudkan Rencana strategis tentu perlu ditunjang oleh visi dan misi yang rasional. Adapun Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Erekang yaitu:“Terwujudnya Sistem Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Yang Tertib, Akurat Dan Dinamis Menuju Penduduk Yang Berkualitas”.

b. Misi

Misi Dinas Kpendudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang yaitu:

“Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat dalam bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.”

(41)

2. Tujuan dan sasaran a. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Erekang adalah :

1) Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan yang cepat, tepat, mudah, efektif dan efisien.

2) Mewujudkan dan mengembangkan system penyelenggaraan administrasi kependudukan dan penctatan sipil yang berbasis SIAK melalui peningkatan kualitas SDM.

3) Terwujudnya pranata hukum, kelembagaan serta peran serta masyarakat yang mendukung proses pendaftaran penduduk, pencatatan sipil guna memberikan kepastian dan perlindungan sesuai hak-hak penduduk.

4) Terwujudnya perencanaan kependudukan sebagai dasar perencanaan dan perumusan pembangunan daerah yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan penduduk melalui peningkatan kesadaran masyarakatakan arti pentingnya administrasi kependudukan.

b. Sasaran

Adapun sasaran sebagai bentuk penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan di atas, adalah sebagai berikut :

1) Terciptanya iklim yang kondusif bagi terselenggaranya pelayanan administrasi kependudukan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

(42)

2) Meningkatnya kualitas pelayanan informasi dan pengembangan data base kependudukan.

3) Terciptanya peraturan perundang-undangan yang dapat memberikan kepastian dan perlindungan sesuai hak-hak penduduk.

4) Terlaksananya program sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka peningkatan kesadaran akan arti pentingnya administrasi kependudukan.

3. Strategi Dan Kebijakan

Sehubungan dengan pencapian tujuan dan sasaran tentunya dibutuhkan sebuah strategi kebijakan yang harus diterapkan, dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Erekang menerapkan strategi kebijakan sebagai berikut :

a. Menjadikan faktor kependudukan sebagai titik sentral pembangunan yang berkelanjutan, hal ini dicapai dengan pemahaman bahwa :

1) Pembangunan yang sasarannya adalah penduduk adalah kegiatan yang bersifat lintas sektoral, sehingga memerlukan strategi kebijakan kependudukan yang bersifat terpadu terhadap pengendalian kuantitas, kualitas dan pengarahan mobilitas yang didukung dengan penyediaan data dan informasi yang akurat.

2) Dalam rangka menunjang pengelolaan kependudukan pembangunan ditempuh dengan mengedepankan hak-hak penduduk dan perlindungan social serta pemberian pemahaman tentang pembangunan yang berwawasan kependudukan.

(43)

b. Menyelenggarakan administrasi kependudukan untuk mendorong terakomodirnya hak-hak penduduk serta perlindungan social, hal ini dapat dicapai dengan cara:

1) Menjadikan pelayanan pendaftaran penduduk, pencatatan sipil dan pengelolaan informasi dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.

2) Menerbitkan identitas dan dokumen kependudukan dilaksanakan untuk memberikan kepastian hukum serta kemudahan dalam pelayanan social lainnya.

3) Mencegah segala macam bentuk penyalahgunaan pelayanan yang merugikan masyarakat.

c. Menciptakan sistem administrasi kependudukanmelalui komitmen berbagai pihak dan peran serta masyarakat.

1) Dalam proses pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil melibatkan peran serta masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

2) Pembentukan forum koordinasi dan komunikasi antar berbagai pihak dalam memecahkan permasalahan administrasi kependudukan.

3) Pengembangan pusat data terpadu sebagai muara pengumpulan biodata penduduk dari hasil pendaftaran dan pencatatan kejadian vital.

d. Mengelola program dan kegiatan dengan prinsip-prinsip good governance, hal ini dicapai dengan cara :

(44)

1) Mengerjakan proses kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil serta pengelolaan informasi secara transparan dan memenuhi standar akuntabilitas kinerja.

2) Pengelolaan seluruh program dilaksanakan oleh tenaga yang memiliki integritas, dedikasi dan kompetensi serta kemampuan yang professional.

Sebagai langkah tindak lanjut dalam pelaksanaan strategi kebijakan secara teknis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Erekang berusaha melakukan analisa terhadap faktor-faktor kunci keberhasilan dengan mendekatkan analisis SWOT, sebagai media mengidentifikasi faktor-faktor internal maupun eksternal pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang.

B. Karakteristik Informan a. Umur

Tabel 4 Karakteristik Informan Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Persentasi (%)

<35 2 29%

36-45 4 57%

46-55 1 14%

Total 7 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, Desember Tahun 2014

(45)

Tabel di atas menunjukkan bahwa karakteristik informan berdasarkan umur yang paling mendominasi adalah pada kisaran 36-45 tahun sebanyak 4 orang (57%) sedangkan yang terkecil berada pada kisaran 46-55 tahun sebanyak 1 orang (14%) dan untuk informan yang berumur di atas 35 adalah 2 orang (29%)

b. Jenis Kelamin

Tabel 5 Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentasi (%)

Laki-Laki 3 43%

Wanita 4 57%

Total 7 100%

Sumber: Hasil olahan data primer, Desember Tahun 2014

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 7 orang informan yang merupakan informan terbanyak adalah yang berjenis kelamin wanita sebanyak 4 orang (57%) sedangkan laki-laki sebanyak 3 orang (43%).

c. Masa Kerja

Tabel 6 Karakteristik Informan Berdasarkan Masa Kerja

Masa kerja (tahun) Jumlah Persentasi (%)

<10 2 29%

11-20 2 29%

(Masyarakat) 3 42%

Total 7 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Primer,Desember Tahun 2014

(46)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa bahwa informan yang masa kerjanya paling rendah yaitu kurang dari atau sama dengan 10 tahun adalah sebanyak 2 orang (29%), kemudian informan dengan masa kerja antara 11-20 tahun sebanyak 2 orang (29%) dan yang merupakan jumlah terbanyak dari distribusi informan menurut masa kerja yaitu dari masyarakat yang bukan pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang sebanyak 3 orang (43%)

d. Tingkat Pendidikan

Tabel 7 Karakteristik Informan menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentasi (%)

SMA 3 43,%

Strata I 3 43%

Strata II 1 14%

Total 7 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, Desember Tahun 2014

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa informan dalam penelitian ini berdasarkan tingkat pendidikannya yaitu strata II terdiri dari 1 orang (14%) kemudian informan dengan pendidikan Strata I sebanyak 3 orang (43%), dan yang berpendidikan SMA sebanyak 3 orang (43%).

(47)

e. Jabatan

Tabel 8 Karakteristik Informan Berdasarkan Jabatan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang

Jabatan Frekuensi Persentasi (%)

Sekretaris 1 14%

Kepala Sub Bagian 1 14%

Kepala Bidang 2 29%

Tidak Ada Jabatan (Masyarakat)

3 43%

Total 7 100%

Sumber:Hasil olahan Data Primer, Desember Tahun 2014

Data informan pada tabel di atas menunjukkan bahwa informan yang mempunyai jabatan sebagai sekretaris adalah sebanyak 1 orang (14%), informan yang menjabat sebagai Kepala Sub Bagian sebanyak 1 orang (14%), informan yang bekerja sebagai Kepala Bidang sebanyak 2 orang (29%) dan informan masyarakat, dan tidak bekerja pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang sebanyak 3 orang (43%)

f. Pendapatan

Tabel 8 Karakteristik informan berdasarkan Pendapatan

Pendapatan Frekuensi Persentasi (%)

<3 Juta 4 57%

3-4 Juta 2 29%

>4 Juta 1 14%

Total 7 100

Sumber:Hasil olahan Data Primer, Desember Tahun 2014

(48)

Tabel di atas menunjukkan bahwa informan yang mempunyai pendapatan dibawah 3 juta sebanyak 4 orang (57%), informan yang berpendapatan 3-4 juta sebanyak 2 orang (29%), informan yang berpendapatan di atas 4 juta sebanyak 1 orang(14%)

B. Penerapan Inovasi Pelayanan Publik Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang

Penerapan inovasi pelayanan publik berupa program E-KTP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang terdiri dari 5 indikator yaitu: 1) Relatif Advantage (Keuntungan Relatif); 2) Compability (kesesuaian); 3) Complexity (kerumitan); 4) Triability (kemungkinan dicoba); 5) Observability

(kemudahan diamati). Untuk lebih jelasnya kelima indikator tersebut akan di paparkan lebih jauh dibawah ini:

1. Relative Advantage (Keuntungan Relatif)

Indikator pertama Relative Advantage (Keuntungan Relative) terdiri dari dua sub variabel yaitu a) Sebuah inovasi harus mempunyai keuntungan dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya dan b) Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakan dengan yang lain.

keduia sub variabel akan dijelaskan di bawah ini:

(49)

a) Sebuah inovasi harus mempunyai keuntungan dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya.

Sebuah inovasi harus mempunyai keuntungan dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya dalam arti bahwa inovasi program E-KTP harus mempunyai keuntungan dibanding inovasi sebelumnya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang. adapun keuntungan dari E-KTP. Ketika ditanyakan tentang keuntungan dari E-KTP, berikut tanggapan dari Kepala Bidang Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang:

“Dengan adanya program E-KTP ini, memudahkan bagi pemerintah dalam pendataan penduduk karena Tidak akan ada lagi orang/penduduk yang memiliki lebih dari 1 (satu) KTP walaupun berganti nama ataupun pindah di daerah lain. Maksudnya jika seseorang telah memiliki E-KTP atau telah melakukan perekaman data E-KTP di Kota Makassar, dan selanjutnya ia pindah lagi ke Kabupaten Enrekang untuk melakukan perekaman dan seterusnya mungkin pindah ke Papua, hanya sia-sia. E-KTP yang ia akan miliki hanya di Kota Makassar dan tidak akan pernah mendapatkan E-KTP di daerah lainnya.”(Wawancara TT, 46 Tahun, tanggal 18 Desember 2014 ) Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas maka dapat dianalisis bahwa keuntungan relatif dari inovasi penerapan E-KTP ini memudahkan bagi pemerintah dalam pendataan penduduk hingga mencegah adanya penduduk yang memiliki KTP ganda. Terkait keuntungan relatif dari program E-KTP ini, lebih lanjut Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mengatakan:

“Keuntungan dari E-KTP ini dapat digunakan untuk menangkap dan mencegah terorisme. Karena hanya memiliki 1 KTP maka seseorang yang akan pindah di tempat lain tidak dapat pindah seenaknya sebab harus diketahui oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Asal dan yang dituju.

Kalau ia pindah tanpa surat pindah, ia tidak akan mendapatkan E-KTP di tempat yang dituju. Selain itu, mungkin seorang teroris tidak melakukan

(50)

perekaman data E-KTP sehingga tidak memiliki E-KTP, maka dengan mengadakan razia E-KTP, teroris cepat akan tertangkap.”(Wawancara IR, 35 Tahun, tanggal 18 Desember 2014 )

Berdasarkan keterangan dari informan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan E-KTP ini memberi keuntungan bagi pemerintah dalam hal pencegahan dan penangkapan terorisme. Seperti kita ketahui di Negara kita masih banyak teroris yang belum terdeteksi oleh pemerintah, yang merupakan ancaman terbesar bagi keamanan Negara kita.

Salah satu fungsi dari E-KTP ini adalah sebagai kartu identitas seseorang.

Ketika terjadi musibah kecelakaan lalu lintas pada seseorang tentunya hal yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi korban kecelakaan. Terkait hal tersebut, Informan selaku masyarakat Kabupaten Enrekang memberikan tanggapan sebagai berikut:

“Keuntungan memiliki KTP yaitu mempermudah mengidentifikasi seseorang.

Salah satu contoh adalah seseorang yang mengalami kecelakaan dan tidak dapat dikenali lagi begitu juga walaupun KTP lama yang dimiliki orang tersebut tidak ditemukan, hanya dengan sidik jari tidak perlu pakai KTP yang bersangkutan dapat diketahui siapa orang tersebut dan dari mana asalnya.”(Wawancara KS,39 Tahun, tanggal 18 Desember 2014 )

Berdasarkan tanggapan dari Informan di atas dapat dianalisis bahwa dengan kepemilikan KTP, maka memudahkan bagi pihak kepolisian dalam mengidentifikasi seseorang yang mengalami musibah kecelakaan lalu lintas.

Sehubungan dengan dengan keuntungan-keuntungan dari E-KTP, informan dari masyarakat Kabupaten Enrekang menanggapi sebagai berikut:

“Keuntungan dari penerapan E-KTP adalah Melindungi Kreditur dan mencegah korupsi. Maksudnya adalah jika seseorang memiliki hutang kepada

(51)

orang lain atau Bank, karena mungkin tidak dapat dilunasi dan akhirnya ia melarikan diri. Walaupun ia melarikan diri, dapat diketahui dimana ia berada atau pasti akan kembali lagi ke tempat asalnya karena urusan E-KTP sebab ia tidak akan pernah memiliki E-KTP di tempat lain. Seorang koruptor tidak akan bisa lari keluar Negeri sebab penerbitan paspor akan berdasarkan pada data E-KTP dan tidak dapat menggunakan paspor orang lain atau menggunakan nama orang lain, dan masih banyak lagi keuntungan lainnya.”(Wawancara SM, 40 Tahun, tanggal 18 Desember 2014 )

Berdasarkan tanggapan dari informan di atas, dapat dianalisis bahwa salah satu keuntungan dari penerapan E-KTP yaitu melindungi kreditur dari penipuan dan mencegah seseorang melakukan tindakan korupsi. Berikut tanggapan dari Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang:

“Pemerintah Kecamatan juga harus bertanggung jawab penuh dalam mengimplementasikan program E-KTP ke setiap Desa yang berada di Kecamatan, Pemerintah Kecamatan diharapkan dapat memainkan peranan komunikasi dengan kepala Desa agar program E-KTP dapat diimplementasikan dengan baik. Karena Faktor komunikasi menjadi salah satu penentu bagi terlaksananya E-KTP. Komunikasi berkaitan dengan kemampuan menyampaikan, mensosialiasasikan dan mengkoordinasikan E- KTP. Sehingga masyarakat dapat menyadari dan memahami pentingnya dan keuntungan memiliki E-KTP.”(Wawancara SR, 30 tahun, tanggal 18 Desember 2014)

Hasil wawancara dengan informan di atas menunjukkan bahwa Pemerintah wajib menyampaikan, mensosialiasasikan dan mengkoordinasikan E-KTP. sehingga masyarakat dapat menyadari dan memahami pentingnya dan keuntungan memiliki E- KTP. Meskipun belum semua masyarakat mampu memahami fungsi dan kegunaan E- KTP, namun ada juga masyarakat yang cukup memahami. Seperti tanggapan dari

(52)

informan masyarakat Kabupaten Enrekang terkait fungsi dann kegunaan E-KTP sebagai berikut:

Dengan adanya E-KTP , diharapkan dapat menjadi sebuah terobosan baru bagi pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap data kependudukan dan meminimalisir terjadinya kecurangan-kecurangan lainnya. Ada beberapa fungsi dan kegunaan E-KTP yang saya ketahui antara lain sebagai identitas diri, Berlaku secara nasional sehingga tidak perlu membuat KTP lokal di setiap daerah untuk pengurusan izin sehingga tidak adanya duplikasi KTP dan data kependudukan, Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP sehingga adanya data kependudukan yang akurat sehingga program pembangunan oleh pemerintah menjadi jelas, Dengan adanya data kependudukan yang jelas, membuat proses pemilu menjadi lebih mudah dan transparan karena tidak adanya duplikasi pemilihan oleh orang yang sama karena tidak ada lagi KTP ganda.”(Wawancara HR, 43 Tahun, Tanggal 18 Desember 2014)

Berdasarkan tanggapan dari informan di atas, dapat disimpulkan bahwa program E-KTP dapat menjadi terobosan baru bagi pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap data kependudukan dan meminimalisir terjadinya kecurangan- kecurangan terkait data-data kependudukan, sehingga proses pemilu menjadi lebih mudah dan transparan. Terkait kegunaan E-KTP tersebut, berikut tanggapan dari Kepala Bidang Pendataan dan Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang:

“Untuk lembaga, baik pemerintah maupun swasta, jika ada warga yang berkepentingan dengan KTP, maka E-KTP Elektronik dapat digunakan sama dengan KTP reguler. Jika ada keraguan terhadap E-KTP, maka boleh ditanyakan langsung ke Kecamatan sesuai domisili, atau bisa langsung ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang.”(Wawancara NK, 37 Tahun, Tanggal 18 Desember)

Berdasarkan tanggapan dari informan di atas, dapat dianalisis bahwa KTP elektronik dapat juga berfungsi sebagai KTP reguler bagi pihak lembaga Pemerintah

(53)

maupun Swasta. Namun jika meragukan maka boleh ditanyakan langsung ke Kecamatan sesuai domisili, atau bisa langsung ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan di atas dapat dikatakan sejalan dengan teori dari Rogers pada indikator Relative Advantage (Keuntungan Relatif) bahwa sebuah inovasi harus mempunyai keuntungan dan nilai lebih dibanding dengan inovasi sebelumnya, dimana inovasi pelayanan publik dalam hal ini program E-KTP, memberikan beberapa keuntungan antara lain memudahkan pemerintah dalam pendataan penduduk dengan meminimalisir adanya masyarakat yang memiliki KTP ganda, dapat digunakan dalam pencegahan teroris, mempermudah pihak yang berwajib mengidentifikasi seseorang yang mengalami kecelakaan, melindungi kreditur dan mencegah korupsi, mempermudah proses pemilu dengan adanya data kependudukan yang akurat, dan E-KTP ini dapat menjadi dasar pembuatan Passport, SIM, dan lain-lain

b) Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakan dengan yang lain.

Setelah dievaluasi tentang maraknya KTP ganda, maka terlebih dahulu di deteksi penduduk yang mempunyai NIK ganda. Terkait hal tersebut, informan selaku Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang mengatakan:

“Dengan adanya pembagian NIK, maka akan lebih memudahkan untuk mendeteksi penduduk yang memiliki NIK ganda, karena setelah terkoneksi.

Kita bersama daerah lain akan saling konsolidasi data. Jadi semuanya akan lebih mudah. Jadi penduduk yang datanya ganda. Kita akan ubah jadi satu

Gambar

Tabel 4  Karakteristik Informan Berdasarkan Umur
Tabel  di  atas  menunjukkan  bahwa  karakteristik  informan  berdasarkan  umur   yang paling mendominasi  adalah pada  kisaran 36-45  tahun sebanyak  4 orang (57%)  sedangkan  yang  terkecil  berada  pada  kisaran  46-55  tahun  sebanyak  1  orang  (14%)
Tabel  7   Karakteristik Informan  menurut Tingkat Pendidikan
Tabel  8  Karakteristik Informan Berdasarkan Jabatan pada Dinas  Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kependudukan

BAB III : Tanggapan Masyarakat TerhadapKinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam Pelayanan Publik di Kabupaten Batu Bara. Pada bab ini nantinya akan membahas garis

Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Nomor 6 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Publik (SPP) Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Berdasarkan uraian hasil analisis mengenai kualitas pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surabaya khususnya pada pembuatan KTP-el yang sudah

Informasi Administrasi Kependudukan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten. Labuhanbatu

meberikan dampak positif dan signifikan terhadap penimngkatan kualitas pelayanan publik, maka pemerintah daerah, khususnya Dinas Kependudukan dan pencatatan Sipil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Transparansi Pegawai dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Nunukan sudah

Pengaruh Pelayanan Publik Terhadap Kepuasan Masyarakat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung Barat Pelayanan publik oleh pemerintahan daerah merupakan peran