• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Strategi Minat Baca Anak Dalam Upaya Meningkatkan Tingkat Pengguna Layanan Anak Pada Dinas Perpustakaan Arsip Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Strategi Minat Baca Anak Dalam Upaya Meningkatkan Tingkat Pengguna Layanan Anak Pada Dinas Perpustakaan Arsip Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Strategi Minat Baca Anak Dalam Upaya Meningkatkan Tingkat Pengguna

Layanan Anak Pada Dinas Perpustakaan Arsip Provinsi Sumatera Utara SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang

Ilmu Perpustakaan dan Informasi

CHRISTINE NATALIA . P 120709026

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

ABSTRAK

Christine Natalia. P . 2017 Perancangan Strategi Minat Baca Dalam Upaya Meningkatkan Pengguna Pada Layanan Anak Pada Dinas Perpustakaan Dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

.. Medan: Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Layanan Anak Dinas Perpustakaan Dan Arsip Provinsi Sumatera Utara Medan dengan tujuan untuk memberikan solusi dalam menambah minat baca anak.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah pustakawan, pengambil kebijakan, dan orang tua anak, anak (user) di layanan anak pada Dinas Perpustakaan Dan Arsip Provinsi Sumatera Utara .Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam (depth interview) dan analisis data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada layanan anak diperlukan arena bermain sambil belajar untuk menarik minat anak. Proses perancangan strategi minat baca bisa diterapkan dengan dukungan layanan anak sebagai penyedia informasi untuk anak . Proses belajar sambil bermain mengikuti permintaan anak yang disampaikan oleh orang tua dan anak (users) layanan anak . Proses Perancangan Strategi Minat Baca untuk anak dapat memaksimalkan teknologi terkini serta dengan proses bermain dan belajar sehingga anak-anak mendapatkan kebebasan berekspresi. Salah satu strategi yang akan d dibahas adalah permainan edukatif berbasis digital yang mampu menarik minat baca pada anak yang bersifat offline, karena pada umumnya anak-anak pembosan sehingga harus ada kebijakan yang innovatif oleh pustakawan layanan anak. Pemanfaatan. Hanya saja perancangan permainan ini belum sempurna karena fasilitas yang belum memadai untuk layanan anak. Belum adanya staff ahli yang mendukung peningkatan kualitas layanan anak juga menjadi masalah yang harus dibenahi. Perpustakaan sebagai lembaga pengelola informasi,edukator harus lebih diberi keleluasaan untuk berperan aktif demi peningkatan minat baca pada anak-anak.

Kata Kunci: Perpustakaan, Layanan Anak, Bermain Edukatif, Minat Baca

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Perancangan Strategi Minat Baca Anak Pada Dinas Perpustakaan Dan Arsip Provinsi Sumatera Utara Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana Pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Selama penulisan skripsi ini tentunya penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing penulis. Kasih yang tulus serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Alm. Ibunda Sri lusiana adeliana S.H, M.Hum Ayahanda Drs. Edison Parulian Panjaitan , serta kedua adik saya Claudia Fransisca Panjaitan Dan Ribka ovilia Panjaitan dan seluruh keluarga besar penulis, terima kasih atas curahan kasih sayang, dorongan doa, nasihat, motivasi, dan pengorbanan materilnya selama penulis menempuh studi di fakultas ilmu budaya

2. Dr. Drs. Budi Agustono, M.S. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

3. Ishak, S.S., M.Hum. Selaku Ketua Prodi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Universitas Sumatera Utara

4. Dr. Dra. Irawaty A. Kahar, M.Pd selaku pembimbing I yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun Skripsi ini.

5. Laila Hadri Nasution, S.Sos. M.Pd. selaku dosen wali saya yang banyak mendukung selama kuliah dalam mencapai tujuan.

6. Teman-teman seperjuangan Ilmu Perpustakaan Reguler 2012, atas

dukungan dan kebersamaanya.Terutama untuk Diva Rahmadani Damanik,

Rahmi Nofita Piliang, Lily Angraini, Peronika Br.Kaban , dan Nur Rahayu

Sunarti

(4)

7. Teristimewa untukVeronika Sihita, Tety Novita Sari Panjaitan, Sisca Lavenia, Rajaguguk , Rhena Sinambela, Ewina Amidya Natasya Simbolon, Dan Fadel Muhammad Harahap

8. Buat Adik-adik junior terutama Stambuk 2014, Teristimewa Renta,Eunike,Luvitha, dan lain-lain terimaksih banyak

Rasa hormat dan terimakasih bagi semua pihak atas segala dukungan dan doanya semoga Tuhan membalas segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis, Amin. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dan semoga Tuhan melimpahkan karunianya dalam setiap amal kebaikan kita dan diberikan balasan. Amin.

Medan , Januari 2018

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 RumusanMasalah ... 8

1.3 TujuanPenelitian ... 8

1.4 ManfaatPenelitian ... 8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 PerpustakaanUmum ... 10

2.2 PengertianMinat Baca ... 14

2.2.1 Faktor-Faktor Yang MempengaruhiMinat Baca ... 18

2.2.2 IndikatorMinat Baca ... 20

2.3 PelayananAnak... ... 20

2.4 RuangPadaPerpustakaanAnak... 26

2.5 Pustakawan/ Staff LayananAnak ... 26

2.6 BermainEdukatif ... 30

2.6.1 Bermain ... 31

2.6.2 Model Pembelajaran ... 31

2.6.3 Tahapan Dan PerkembanganPermainan ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 JenisPenelitian ... 35

3.2 Lokasi Penelitian ... 35

3.3 Unit Analisis ... 35

3.4 TeknikPengumpulan Data ... 36

3.5 Jenis Dan Sumber Data ... 36

3.6 InstrumenPenelitian ... 37

3.7 Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL DANPEMBAHASAN ... 38

4.1 ProfilDinasPerpustakaan Dan ArsipProvinsi Sumatera Utara ... 38

4.1.1SejarahSingkatBerdirinyaDinasPerpustakaan Dan Arsip ... 38

4.1.2 Visi Dan MisiDinasPerpustaaan Dan ArsipProvsu ... 39

4.2 KarakteristikInforman ... 40

4.3 Kategori ... 41

4.3.1StrategiPerancanganMinat Baca Anak ... 41

4.3.2 Program BerbasisBacaan ... 44

4.3.3 Program TidakBerbasisBacaan ... 45

4.3.4FaktorPendukung Dan Penghambat ... 49

4.4 Rangkuman Penelitian ... 40

(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 57

(7)

DAFTAR TABEL

1. Karteristik informan ... 40

(8)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 4.1………. 42

2. Gambar 4.2………. 43

3. Gambar 4.3………. 44

4. Gambar 4.4………. 46

(9)

Daftar Lampiran

1. Surat Izin Penelitian ... ... 58

2. Pedoman Wawancara ... 59

3. Hasil Wawancara ... 60

(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Peran perpustakaan umum sebagai wahana mencerdaskan masyarakat sekitarnya menjadi sangat penting perpustakaan umum sering kali diibaratkan sebagai sekolah untuk rakyat, Maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum adalah bahwa perpustakaan umum berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologhi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu posisi perpustakaan umum dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sangat strategis, sebab fungsinya yang melayani semua lapisan masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan ilmu pengetahuaan. Konsep dasarnya didirikan perpustakaan umum adalah oleh masyarakat, untuk masyarakat, dan dana yang dimiliki dari masyarakat. Kegiatan utama perpustakaan adalah melayani masyarakat sebagai pengguna perpustakaan.

Perpustakaan umum amat penting bagi kehidupan cultural dan kecerdasan bangsa,

karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan

yang dijangkau oleh umum. Perpustakaan umum memiliki beberapa jenis layanan

antara lain sebagai berikut : Layanan Sirkulasi, Layanan Refrensi, Layanan

Pendidikan Pemakai, Layanan Anak dan Remaja, Layanan Terbitan Berseri, dan

Layanan Digital. Perpustakaan di amerika pada abad ke-19 sudah mulai

memberikan layanan berupa permainan-permainan atau disebut dengan game

didalam perpustakaan permainan itu berupa board game seperti ; Ular tangga,

(11)

catur, monopoli seiring berjalan waktu pada abad ini mereka mulai memakai game pada layanan digitalnya bila pada awalnya perpustakaan hanya menyediakan buku non fiksi yang berupa novel, komik, majalah entertaint lalu berkembang menjadi penyediaan kaset dan cd untuk music dan film , dan sekarang memakai game.

Pada era informasi sekarang ini, Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan

pembangunan disegala bidang. Adapun tujuan pembangunan di negara kita,

seperti yang dipaparkan oleh Dian Sinaga (2005:9), yaitu diarahkan untuk

mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritualnya

berdasarkan landasan Idiil Pancasila dan Landasan Konstitusional Undang-undang

Dasar 1945. Hal ini misalnya dituangkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara

1978: “Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat

adil dan makmur yang merata material dan spiritualnya berdasarkan pancasila

dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka”. Salah satu

aspek yang turut menunjang lajunya pembangunan tersebut adalah bidang

pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia sehat jasmani dan

rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, mampu mengembangkan

kreatifitas, kecerdasan dan budi pekerti yang luhur. Mengingat pendidikan sangat

penting, untuk itu kualitas pendidikan dalam menunjang proses belajar mengajar

harus senantiasa diperhatikan oleh semua pihak. Untuk mencapai tujuan tersebut,

perlu adanya menyempurnakan kurikulum, perbaikan kualitas guru dan

memaksimalkan pemanfaatan sarana penunjang pendidikan, salah satunya adalah

perpustakaan sekolah. Perpustakaan merupakan gudangnya ilmu pengetahuan.

(12)

Oleh karena itu, perpustakaan diharapkan mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada setiap pemakai perpustakaan sekolah. Dengan adanya perpustakaan sekolah yang baik dan koleksinya yang memadai, diharapkan dapat membantu siswa berprestasi dan menguasai ilmu pengetahuan di sekolah. Adapun pelayanan perpustakaan sekolah yang potensial terhadap para siswanya, meliputi:

pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi, jam buka perpustakaan sekolah, dan bimbingan pembaca.

Kata perpustakaan itu sendiri, berasal dari kata pustaka, yang berarti buku.

Setelah mendapatkan awalan per dan akhiran an menjadi perpustakaan, yang berarti kitab atau kumpulan buku-buku yang kemudian disebut koleksi bahan pustaka. Istilah ini berlaku untuk perpustakaan tradisional atau konvensional.

Untuk perpustakaan modern, dengan paradigma baru (kerangka berfikir atau

model teori ilmu pengetahuan), koleksi perpustakaan tidak hanya terbatas

berbentuk buku-buku majalah, Koran, atau barang tercetak (printed matter)

lainnya. Koleksi perpustakaan telah berkembang dalam bentuk terkam, dan digital

(recorded matter). Kemudian buku-buku dan bahan pustaka lain tersebut ditata

dan disusun rapi di rak dan tempat-tempat yang sudah ditentukan di dalam

ruangan atau gedung tersendiri. setelah diolah atau diproses menurut sistem

tertentu. Salah satu sistem pengelompokan koleksi menurut subjek, misalnya

menurut Dewey Decimal Classification (DDC). Kemudian dibuatkan kartu-kartu

katalog, sebagai wakil dari koleksi perpustakaaan, untuk pedoman penyusunan

dan menemukan kembali. Selanjutnya perpustakaan tersebut dikelola oleh

petugaspetugas yang telah dipersiapkan dengan dibekali kemampuan, ilmu

(13)

pengetahuan dan keterampilan tertentu. Mereka bertugas melayani pemakai perpustakaan. Setelah proses itu, akhirnya perpustakaan tersebut dipergunakan.

Secara sederhana, pengertian perpustakaan adalah suatu tempat atau gedung yang menyimpan koleksi buku-buku yang diorganisasikan dengan sistem tertentu, untuk dipergunakan sebagai keperluan studi, penelitian, membaca dan lain-lain.

Secara populer, perpustakaan dapat diartikan sebagai tempat terkumpulnya ilmu pengetahuan, baik berupa koleksi buku-buku ataupun bahan-bahan lainnya.

Dengan demikian, koleksi suatu perpustakaan tidak terbatas pada buku-buku saja.

Menurut M. Idris Suryana K.W (1974:1) Seperti yang dikutip Dian Sinaga (2005:21) “Perpustakaan adalah suatu tempat untuk menggali ilmu pengetahuan, menyimpan, menampung, dan memelihara serta kemudian menyebarluaskan atau meneruskan ilmu pengetahuan atau informasi itu dari satu generasi kegenerasi selanjutnya”. Dari pengertian diatas, maka jelaslah bahwa maksud didirikannya perpustakaan adalah melestarikan ilmu pengetahuan atau gagasan manusia dari jaman ke jaman, agar dapat dimanfaatkan oleh generasi ke generasi berikutnya.

Untuk itu, koleksi perpustakaan perlu diatur atau diorganisasikan sedemikian rupa

untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Sedangkan sebuah perpustakaan

dibangun berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain: 1. Untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat 2. Atas keinginan masyarakat tertentu 3. Atas prakarsa

pemerintah (pusat atau pemerintah daerah) 4. Atau atas kemauan lembaga

tertentu, baik pemerintah atau swasta 5. Untuk mendukung suau kegiatan seperti

pendidikan atau sekolah guna memfasilitasi program penelitian. (Sutarno,

2006:255)

(14)

Kesan yang tertanam selama ini tentang perpustakaan memang tidak jauh dari bangunan fisik tempat buku dikumpulkan, dimana dalam ruangan tersebut terkadang buku berdebu, rak atau lemari buku reot, susunan buku yang tidak teratur, dan sebagainnya. Hal-hal itulah yang akhirnya membuat anak-anak malas berkunjung ke perpustakaan, meski bukan berarti berarti mereka malas membaca buku. Orangtua pun memilih supaya anaknya menjauh dari perpustakaan akibat bayangan lama itu. Akan tetapi itu dulu. Kini sudah banyak perpustakaan yang kondisinya betul-betul terbalik dari kesan lama tersebut. Sebagian perpustakaan sekarang sudah memiliki kondisi ruangan yang nyaman. Kehidupan adalah sesuatu yang terus dinamis, berjalan, berubah dan berproses. Perpustakaan anakpun telah bermetamorfosis. yang memiliki pendingin ruangan, lantai kayu dan dilengkapi bantal besar serta sofa, juga area yang bersih dan terang, sehingga membuat anak nyaman. Membaca merupakan kebutuhan yang fundamental pada zaman modern seperti sekarang ini. Kita sering mendengar bahwa dalam masyarakat perkembangan minat dan budaya bacanya masih relatif rendah. Ini bisa dikatakan benar, namun dapat juga dikatakan salah. Jadi sifatnya relatif.

Benar untuk sebagian masyarakat, salah untuk sebagian masyarakat lainnya.

Terpenting, adalah bagaimana mencari solusi tersebut. Ada peran perpustakaan dalam menjawab permasalahan diatas. Ketika seseorang masih usia anak-anak, biasanya tumbuh rasa keingintahuan yang besar terhadap segala sesuatu disekitarnya.

Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Sumatera Utara (BPAD-

PROVSU ),yang sekarang baru berganti nama menjadi Dinas Perpustakaaan Dan

(15)

Arsip Medan yang beralamat pada Jln. Brigjen Katamso No.45 K , Sei Mati ,

Medan Maimun, Kotamadya Medan merupakan salah satu perpustakaan umum

yang memiliki layanan anak dan remaja kemudian diubah menjadi layanan anak

karena sedikitnya pengunjung remaja yang datang kesana sehingga dibuat

kebijakan layanan anak dipisahkan dengan pengunjung remaja sedangkan

pengunjung remaja digabungkan pada layanan umum.Pada layanan anak memiliki

koleksi bahan pustaka 4.117 judul dengan 11.941 eksemplar dan jumlah ini masih

belum memadai untuk pengguna. Koleksi yang terdapat pada layanan anak yaitu

buku dongeng, cerita rakyat, buku berhitung, buku bergambar, dan lain-lain.Pada

observasi awal layanan anak pada perpustakaan ini sangat sedikit pengunjungnya

menurut buku data pengunjung perpustakaan Dinas Perpustakaan Arsip dan

Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara hanya beberapa dari rombongan sekolah

siswa-siswa PAUD, TK, dan SD. Layanan anak adalah pelayanan yang ditunjukan

oleh anak yang berumur 6-12 tahun. Dan didalamnya terdapat pengembangan

koleksi maupun fungsi dari perpustakaan itu sendiri yaitu : fungsi penyimpanan,

fungsi edukatif, fungsi informatif, fungsi penelitian, fungsi cultural, dan fungsi

rekreasi.Dinas Perpustakaan Arsip Daerah Sumatera Utara memiliki target yang

harus dicapai pada setiap tahunnya pada layanan umum target yang harus dicapai

adalah 7000 orang per tahun dan pada layanan anak memiliki target 3.800 anak

pertahun tapi pada layanan anak dari data pengunjung yang diperoleh pada tahun

2016 hanya 2.400 anak per tahun yang berkunjung kesana.Pada Dinas

Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi juga memiliki layanan internet dan digital

yang tidak dapat dikunjungi oleh anak-anak padahal pada era digital sekarang

(16)

anak-anak lebih sering memainkan smartphonenya dan gadget mereka ketimbang

membaca ataupun sekedar mengunjungi perpustakaan, Dan mencari informasi

ataupun tugas yang dibutuhkan oleh anak. Pada hal seperti yang diketahui selain

fungsi informasi dan edukasi perpustakaan juga memiliki fungsi rekreasi yang

dapat menarik simpati baik empati anak agar mau secara berkesinambungan

berkunjung ke perpustakaan dan perpustakaan dapat dijadikan alternatif tempat

rekreasi yang edukatif yang dapat mendukung perubahan mindset anak tentang

perpustakaan tersebut. Dari latar belakang masalah diatas penulis tertarik menulis

judul “Perancangan Strategi Minat Baca Dalam Upaya Meningkatkan Pengguna

Pada Layanan Anak Pada Dinas Perpustakaan Dan Arsip Provinsi Sumatera

Utara”

(17)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah meningkatkan minat baca anak serta menjadikan perpustakaan sebagai tempat media belajar yang menyenangkan dan edukatifpada Dinas Perpustakaan Dan Arsip Provinsi Sumatera Utara ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuat perancangan strategi sebagai solusi untuk menarik pengguna layanan anak serta menjadikan perpustakaan sebagai tempat media belajar yang menyenangkan dan edukatif pada Dinas Perpustakaan Dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :

1. Bagi Perpustakaan Badan Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam menarik minat anak untuk berkunjung ke perpustakaan.

2. Bagi Pustakawan layanan anak Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara, penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk menarik pengunjung layanan anak

3. Bagi Peneliti Selanjutnya, Penelitian ini dapat dijadikan acuan ataupun

pedoman untuk penelitian selanjutnya.

(18)

4. Bagi Penulis, penelitian ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dan menambah wawasan.

1.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini meliputi Layanan Anak, Kebijakan

Pustakawan Layanan Anak Untuk menarik dan meningkatkan minat baca pada

anak Pada Dinas Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera

Utara

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Umum

Perpustakaan Umum merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. Perpustakaan yang diperuntukkanbagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran yang terbuka untuk masyarakatumum tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras,pekerjaan, keturunan, serta memberikan layanan tempat memperoleh informasimengenai berbagai masalah, tempat rekreasi intelektual serta tempat belajarberkesinambungan.

Menurut Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009 ; 77) perpustakaanumum adalah “A library or library system that provides unrestricted access tolibrary resources and services free of charge to all the resident of a givencommunity, district, or geograpich region, supported wholly or in part by publicfunds”. Dalam pengertian sederhana definisi di atas menyatakan bahwaPerpustakaan Umum adalah sebuah perpustakaanatau sistem perpustakaan yangmenyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya perpustakaan danlayanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang

didukung penuh atau sebagian dari dana masyarakat.Menurut Sutarno

(2006 : 37) Perpustakaan Umum sering diibaratkansebagai universitas rakyat,

karena perpustakaan umum menyediakan semua jeniskoleksi bahan pustaka dari

berbagai displin ilmu, dan penggunaanya oleh seluruhlapisan masyarakat dan

memeberikan kesempatan dan akses layanan bagi semua orang untuk

memanfaatkannya.Menurut Sjahrial - Pamuntjak (2000 ; 30) Perpustakaan umum

adalahperpustakan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman

lainuntuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri

sebagailembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga

(20)

dapatmempergunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan,kebudayaan dan agama. Menurut Siregar (2011 ; 38) Perpustakaan umum didefenisikan sebagai suatu organisasi yang didirikan, didukung dan didanai oleh masyarakat baik melalui pemerintah lokal,regional maupun nasional atau melalui berbagai bentukorganisasi masyarakat.Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, perpustakaan umum merupakan sumber ilmu pengetahuan yang memiliki peran sebagai penyebar informasi bagi seluruh lapisan masyarakat.

Perpustakaan umum menyediakan dan melayani segala informasi yang dibutuhkan oleh pengguna di suatu daerahtertentu tanpa membedakan penggunanya. Perpustakaan umum didanai oleh umum serta jasa yang diberikan pada dasarnya cuma-cuma sebagai media mencerdaskan kehidupan bangsa.Tujuan perpustakaan umum adalah sebagai sumber belajar dan bagianintegral dari pusat informasi lainnya yang bersama - sama bertujuan mendukungproses kegiatan belajar-mengajar demi tercapainya suatu masyarakat yang terinformasi.Secara teknis, tujuan perpustakaan umum adalah melayani semua lapisan masyarakat untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan. Lebih jauh lagi perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat umum tanpa membeda - bedakan usia, jenis kelamin, agama,ras, pekerjaan, serta layanan cuma - cuma bagi umum.Menurut Hermawan (2006 : 31) perpustakaan umum mempunyai 5 tujuan utama yaitu :

a) Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan kesejahteraannya.

b) Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna

bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.

(21)

c) Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan infornasi.

d) Bertindak selaku agen kultur, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

e) Memfasilitasi masyarakat untuk berlajar sepanjang hayat. Menurut Siregar (2011 : 39), menyatakan bahwa:

“Tujuan utama perpustakaan umum adalah memberikan sumberdaya dan pelayanan dalam berbagai bentuk media kepada penduduk yang membutuhkan,

baik untuk kebutuhan pendidikan, informasi, dan pengembangan individu/pribadi,

termasuk rekreasi dan mengisi waktu luang.Dilihat dari uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa,Perpustakaan umum memberikan kesempatan bagi masyarakat umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan lebih baik. Perpustakaan umum menyediakan sumber informasi yang cepat, murah dan tepat mengenai topik-topik yang sedang hangat dalam masyarakat maupun topik yang berguna bagi mereka.

Selain itu perpustakaan umum membantu warga mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perpustakaan umum harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan secara umum

menurut Hasugian (2000:82) yakni : 1. Penyimpanan

2. Pendidikan 3. Penelitian 4. Informasi 5. Kultural

6. Fungsi rekreasi

Menurut Sutarno (2006 ; 68), peranan sebuah perpustakaan adalah bagian

tugas pokok yang harus dijalankan di dalam perpustakaan. Peranan

tersebut

(22)

berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan, peranan yang

dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain:

a.Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi,pendidikan, penelitian, perservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.

b.Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan pemakainya.

c.Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

d.Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, dan budaya baca, kegemaran membaca, dan yang membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan - lahan dan hilang semangatnya.

e.Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.

f.Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan sejarah, pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan.

g.Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan non formal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri, melakukan penelitian, menggali,memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

h.Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai, dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagiorang banyak.

i.Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tidak ternilai harganya.

j.Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran atau kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Sebab masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang maju pula, sebaliknya masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki

perpustakaan yang memadai representatif.

k.Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah dimanfaatkan dengan sebaik - baiknya, dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan obat - obat terlarang, dan indispliner.Sedangkan Sutarno (2003: 55), menjelaskan bahwa beberapa peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan umum antara lain:

1. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan

sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi

perpustakaan dengan para pemakainya.

(23)

2. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalindan mengembangkan komunikasi antara semua pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayaninya.

3. Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

4. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan

5. mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya 6. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai agen perubahan, agen 7. pengembangan dan agen pembangunan kebudayaan manusia.

8. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi 9. anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan

10. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum dapat 11. berperan aktif sebagai fasilator, mediator, dan motivator bagi mereka yang

ingin

12. mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.

Pelayanan perpustakaan merupakan tugas penting dari setiap perpustakaan untuk melayani masyarakat umum. Pelayanan perpustakaan berarti kesibukanyang tak ada akhirnya, kecuali perpustakaan menyatakan jam layanan ditutup.Menurut Sumantri (2006 : 78) Layanan merupakan semua jenis kegiatanyang pelaksanaannya dilakukan dengan hubungan baik secara langsung kepada

pengguna, maka koleksi harus cukup variasinya sehingga dapat menjawab semua

pertanyaan dari pemakai jasa perpustakaan.Sedangkan Darmono (2001:

134) menyatakan bahwa:“layanan perpustakaan adalah menawarkan semua

bentuk koleksi yang memilikiperpustakaan kepada pemakai yang datang ke

perpustakaan dan memintainformasi yang dibutuhkannya”.Berdasarkan uraian di

atas dapat disimpulkan bahwa pelayananperpustakaan adalahpemberian informasi

kepada pengguna.

(24)

2.2 Pengertian Minat Membaca

Minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keiinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikannya lebih lanjut. Minat timbul karena adanya perhatian yang mendalam terhadap suatu obyek, di mana perhatian tersebut menimbulkan keinginan untuk mengetahui, mempelajari serta membuktikan lebih lanjut. Hal itu menunjukkan, bahwa dalam minat di samping perhatian, juga terkandung suatu usaha untuk mendapatkan sesuatu dari obyek minat tersebut.

Sardiman AM menyatakan, bahwa minat seseorang terhadap suatu obyek akan lebih kelihatan apabila obyek sasaran bekaitan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan (Sardiman AM, 1988 : 76).

Pendapat ini memberikan pengertian, bahwa minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila berhubungan dengan keinginan atau kebutuhan sendiri, dengan kata lain ada kecenderungan apa yang dilihat dan diamati seseorang adalah sesuatu yang berhubungan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang tersebut.

Kaitannya dengan anak , apabila membaca adalah sesuai dengan minatnya,

maka ia akan berhubungan dengan semua fasilitas yang dapat memberikan

kemungkinan dan kemudahan bagi dirinya untuk melakukan kegiatan membaca,

seperti perpustakaan, taman bacaan, dan tempat-tempat yang nyaman untuk

membaca. Pendapat lain mengatakan, bahwa minat adalahsebagai kecenderungan

hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Sedangkan Cony Semiawan

(25)

mengatakan, bahwa minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya. Dengan demikian, minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimuli khusus sesuai dengan keadaan tersebut (Paimun dkk, 1998 : 48).

Pengertian minat di atas dapat dipahami, bahwa seseorang menaruh minat terhadap suatu obyek karena adanya rangsangan, stimulus, atau dorongan.

Rangsangan atau dorongan tersebut, dapat berasal dari kekuatan minat itu sendiri, sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang tidak dapat dikatakan mempunyai minat terhadap suatu obyek tanpa adanya respon atau dorongan terhadap obyek tersebut. Bilamana obyek yang dimaksud adalah membaca, maka tinggi rendahnya minat baca siswa dapat diketahui dari aktivitas dalam menggunakan fasilitas-fasilitas sebagaimana tersebut di muka atau keterlibatannya dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan menuntut ia melakukan aktivitas membaca, baik yang berkaitan dengan aktivitas belajar atau penggarapan tugas- tugas belajarnya. Minat menunjukkan arah perhatian seseorang pada suatu obyek yang menarik perhatian bagi dirinya, yang selanjutnya akan terdorong untuk lebih aktif berusaha mendapatkan sesuatu dari obyek minatnya.

Sejalan dengan pendapat di atas, S. Nasution menyatakan bahwa minat

merupakan pernyataan psikis yang menunjukkan adanya pemusatan pikiran,

perasaan, dan kemauan terhadap suatu obyek, karena obyek tersebut menarik

perhatian (S. Nasution, 1987 : 66).Pendapat ini bila dikaitkan dengan minat baca,

maka adanya tanda-tanda kesungguhan dalam menggunakan fasilitas

(26)

perpustakaan dan membaca bahan bacaan yang relevan dengan mata pelajaran, sebagai refleksi psikis yang merupakan pemusatan pikiran, perasaan, dan kemauan untuk membaca, karena dengan membaca memberikan nilai lebih baginya. Kesungguhan dalam menggunakan fasilitas perpustakaan ini, dapat dilihat dari kecenderungan untuk berkunjung ke perpustakaan disaat anak memiliki waktu luang, yakni waktu istirahat, waktu ada tugas ke perpustakaan.

Demikian juga, kesungguhannya dalam mempelajari dan menelaah buku-buku yang berkaitan dengan mata pelajaran.

Di samping ruang baca perpustakaan yang ada untuk memperdalam dan memperkaya pengetahuan yang telah diperolehnya, juga mengerjakan tuga-tugas sehingga mengadakan penelaahan dan pemecahan berbagai pokok persoalan yang berkaitan dengan mata pelajaran. Sehingga minat dalam kegiatan membaca adalah sebagai kegiatan yang dipilih dan dilakukan dalam aktivitas sehari-hari, dengan kata lain bahwa siswa yang mempunyai minat baca tinggi akan menempatkan membaca dalam kelompok kegiatan yang disukainya sebagai aktivitas sehari-hari.

Proses terjadinya minat, ditandai dengan menghayati nilai-nilai obyek

sehingga dapat menimbulkan perasaan senang (dapat berupa rasa puas, gembira,

simpati, tenang, kerasan, dsb). Seseorang akan cenderung menerima apabila

obyek tersebut memberikan perasaan senang, karena adanya penerimaan obyek

tersebut, dapat menimbulkan sikap positif, yang selanjutnya membangkitkan

minat seseorang terhadap obyek sasaran. Ini nampak jelas, bahwa minat

berpangkal pada nilai rasa yang bersifat psikis, sedangkan perhatian berpangkal

pada persepsi yang lebih dipengaruhi oleh kemampuan indera seseorang dalam

(27)

melihat suatu obyek. Meskipun adanya minat pada seseorang harus ditandai dengan adanya kesadaran orang tersebut pada obyek tertentu, tetapi tidak tertutup kemungkinan timbulnya minat itu dipengaruhi oleh rangsangan atau dorongan- dorongan yang berasal dari luar dirinya. Hal ini karena minat tidaklah sekedar faktor bawaan seseorang sejak lahir, melainkan minat juga bisa diperoleh melalui pengamatan dan pemahaman terhadap suatu obyek. Minat juga bisa ditandai dengan perasaan senang atau tidak senang pada pekerjaan berdasarkan pengalaman masa lalu, dan dapat ditandai dengan adanya reaksi seseorang untuk menerima atau menolak pekerjaan atau tugas tertentu. Kaitannya dengan minat baca, dapat disimpulkan bahwa minat baca merupakan kesadaran perserta didik membaca buku-buku sebagai media belajar, kerelaan menerima tugas-tugas yang menuntut ia harus membaca, yang ditandai rasa senang, sungguh-sungguh aktif dan ajang dalam melakukan aktivitas membaca disertai harapan akan memperoleh pengetahuan dan hasil belajar yang tinggi

2.2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca

Minat seseorang timbul karena adanya rasa senang dan sikap positif

terhadap obyek yang menarik perhatian bagi dirinya, sehingga semakin senang

seseorang tersebut terhadap obyek yang menarik baginya akan semakin tinggi

minatnya. Kaitannya dengan minat baca siswa terhadap buku-buku yang

berhubungan dengan pelajaran di sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

sebagai berikut:

(28)

a. Minat baca dipengaruhi oleh masing-masing kebutuhan anak.

b. Minat baca dari setiap anak dipengaruhi oleh kebutuhan dasarnya, yaitu rasa aman, status dan kedudukan tertentu kepuasan efektif dan kebebasan yang sesuai kenyataan serta tingkat perkembangan.

c. Minat baca didorong oleh status sosial ekonomi keluarga

d. Minat baca timbul terdorong oleh kebiasaan kesenangan anggota keluarga terhadap jumlah dan ragam bacaan.

e. Sarana perpustakaan sekolah yang lengkap dapat mempengaruhi minat baca anak.

f. Kegiatan pengajaran membaca yang intensif sangat mendorong dalam pembinaan, pengembangan dan peningkatan minat baca anak.

g. Kegiatan diskusi kerja kelompok, baik yang bimbingan guru maupun tidak, akan mendorong minat baca anak.

h. Minat baca dipengaruhi juga oleh kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar membaca.

i. Perbedaan jenis kelamin secara psikologis mempengaruhi minat baca anak. (Sidik Wacana, 1996 : 36).

Pendapat lain mengatakan, bahwa faktor-faktor yang mendasari adanya minat baca adalah sebagai berikut:

a. Faktor dorongan dari dalam, yaitu yang berhubungan erat dengan dorongan fisik yang merangsang individu untuk mempertahankan dirinya yang berkaitan dengan kebutuhan fisik.

b. Faktor motif sosial, yaitu merupakan faktor yang dapat membangkitkan minat untuk melakukan aktivitas tertentu demi memenuhi kebutuhan sosialnya.

c. Faktor emosional, yaitu faktor emosi perasaan yang erat hubungannya dengan obyek tersebut dan kemudian berhasil sehingga dapat menimbulkan perasaan senang dan puas (Sidik Wacana, 1996 : 36).

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

minat baca secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

(29)

a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak, meliputi kecerdasan, pengetahuan bahasa yang dimiliki, kebutuhan dasar anak, jenis kelamin dan faktor psikologis anak.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri anak, meliputi faktor sosial ekonomi keluarga dan faktor lingkungan sekolah anak.

2.2.2 Indikator Minat Baca

Minat baca sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi siswa, melalui minat baca dapat diketahui melalui sikap siswa terhadap bacaan, sarana membaca serta penyelesaian tugas-tugas atau kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas membaca. Ada beberapa indikator untuk mengetahui adanya minat baca siswa, yaitu sebagai berikut:

a. Senang membaca buku-buku pelajaran.

b. Membaca merupakan kebutuhan bukan paksaan.

c. Menggunakan perpustakaan sekolah untuk membaca atau meminjam buku- buku pelajaran.

d. Memanfaatkan waktu luang untuk membaca.

e. Melaksanakan tugas mendiskusikan atau mempelajari suatu bacaan.

f. Adanya keinginan untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan baru.

g. Adanya keinginan untuk membuktikan informasi atau pengetahuan yang telah dipelajari (Ujang, 1990 : 21).

2.3 Pelayanan Anak

Layanan seperti ini biasanya diselenggarakan oleh perpustakaan umum.

Sesuai dengan tugas dan fungsi perpustakaan umum yaitu memberikan pelayanan

kepada masyarakat melalui pendayagunaan koleksi bahan pustaka untuk

(30)

keperluan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan, dan rekreasi, maka salah satu

layanan yang diselenggarakan oleh perpustakaan umum adalah layanan anak atau

juga dikenal dengan seksi anak-anak. Berbagai kegiatan disiapkan untukkebutuhan anak-anak dari pemilihan bahan pustaka sampai kepada pelayananyadisesuaikan untuk anak menurut usia dan selera anak-anak.Bahan bacaan anak usia balita lebih ditekankan pada gambar (picturebooks) tanpa teks.

Anak balita banyak tertarik pada gambar dan warna-warnayang menyolok.

Setelah usia sekolah dasar anak diperkenalkan dengan huruf danangka. Oleh karena itu koleksi untuk anak usia ini adalah buku-buku yang banyakgambar dan berwarna-warni, namun sudah mulai ada sedikit teks. Anak-anaktumbuh dan berkembang sehingga mereka membutuhkan bacaan-bacaan.Penyediaan bacaan yang tepat adalah menjadi tanggung jawab pustakawan agaranak tertarik dan gemar membaca. Anak-anak harus menemukan kepuasan dalammembaca, karena itu pustakawan tidak boleh mengabaikan selera anak. Anak-anakmembutuhkan bacaan hiburan, informasi, dan hal-hal yang menarik darilingkungannya. Televisi dan teknologi informasi telah banyak mengubahkehidupan anak-anak di era digitalisasi seperti sekarang ini termasuk bahan bacaannya.Oleh karena itu bacaan anak-anak perlu disesuaikan dengan dunia anak-anak saatini.

Menurut Joan M. Reitz layanan anak adalah pelayanan perpustakaan

yangditujukan untuk anak sampai anak berumur 12-13 tahun, di dalamnya

termasukpengembangan koleksi anak muda, lapsit services, mendongeng,

(31)

membantupengajaran dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, program summerreading, biasanya disediakan oleh pustakawan anak di ruang anak yang ada diperpustakaan umum (ibid., 137).

Menurut Bowler (2000:24) seperti yang dikutip oleh Sri Sumekar tujuanutama layanan anak di perpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan koleksi berbagai macam bahan pustaka yang disajikan secara menarik dan mudah digunakan oleh anak-anak

2. Memberi bimbingan kepada anak-anak dalam memilih bukudan bahan pustaka lainnya

3. Membina, mengembangkan, dan memelihara kesenanganmembacasebagai suatu hobi dan mendidik untuk belajarmandiri

4. Memberi dukungan dalam masyarakat sebagai kekuatan sosialbersama- sama dengan lembaga lain yang berhubungan dengankesejahteraan anak 5. Menunjang pendidikan seumur hidup dengan menggunakansemua sumber

yang ada di perpustakaan

6. Membantu anak dalam mengembangkan kecakapannya danmenambah pengetahuannya

7. Membantu anak dalam mengerjakan tugas-tugas yangdiberikan sekolah.

Layanan anak di perpustakaan adalah pelayanan yang ditujukan khususuntuk anak-anak. Pelayanan yang diberikan bervariasi, antara lain koleksi,mendongeng, membimbing kesenangan membaca, mendidik untuk belajarmandiri, membaca bersama, dan sebagainya. Koleksi anak-anak agak berbedadengan koleksi orang dewasa. Memilih buku bacaan untuk anak-anak bukanlahtugas yang mudah. Kriteria bacaan anak-anak harus sesuai dengan usia dantingkat kecerdasannya.

Empat unsur dalam suatu layanan anak di bawah ini, yaitu : 1.Koleksi

Bahan pustaka untuk anak tentu saja berbeda dengan orang dewasa. Yang dimaksud dengan bahan pustaka untuk anak ialah beragam materi yang tersedia

untuk anak, baik materi berbentuk buku maupun non-buku (kaset,

CD,VCD,

(32)

DVD, film, games computer, dan lai-lain). Menurut Kamus Ilmu Perpustakaan

dan Informasi buku anak adalah buku yang ditulis dan diilustrasikan secara spesifik untuk anak sampai dengan umur 12-13 tahun. Beberapa macam buku

untuk anak antara lain bacaan fiksi dan nonfiksi, board books, sajak anak, buku

alphabet, buku berhitung, buku bergambar, easy books, bacaan untuk pemula,

buku cerita bergambar dan buku cerita.Berdasarkan isi kandungannya, materi untuk anak dibedakan menjadi dua, yakni fiksi dan non-fiksi :

1. Fiksi untuk anak adalah semua bentuk prosa naratif yang mengandung unsur rekaan yang ditujukan (dalam beberapa materi bahkandiciptakan oleh anak) untuk anak dengan mengikuti kriteria-kriteriatertentu. Namun dapat juga karya tersebut, mungkin pada awalnyaditujukan untuk orang dewasa tetapi karena dapat memenuhi kriteria-kriteriakarya fiksi untuk anak maka karya tersebut juga dapat dibacaoleh anak.

2. Materi non fiksi adalah segala materi yang tidak berupa rekaan,

yangmengandung pengetahuan mengenai suatu aspek

kehidupannyata/ilmiah/religi dan disampaikan dengan menggunakan gaya

bahasadan penulisan serta penjelasan yang dapat dipahami anak

tanpamengurangi nilai-nilai kandungan ilmiah/kenyataan/religi

materitersebut.Materi anak, bila dipilih dan digunakan dengan baik akan

(33)

memberikanbanyak manfaat. Secara umum materi untuk anak selain menjadi hiburan bagianak, juga dapat memberikan pengetahuan (baik materi fiksi maupun nonfiksi) mengenai dunianya pada anak. Selain itu materi tersebut juga dapatdijadikan stimulant bagi rasa ingin tahunya akan dunianya, lingkungan dansegala hal yang ada di sekitarnya dan juga merangsang kemampuan bahasadan sebagainya. Di negara Barat, materi tertentu bahkan digunakan dalampengobatan trauma pada anak-anak korban kekerasan fisik ataupun mental(bibliotherapy).Fasilitas

Masa anak-anak merupakan masa terpenting karena dimasa inilah seorang anak mulai peka menerima informasi di sekitarnya. Pentingnya masa anak-anak ini perlu diisi dengan berbagai kegiatan yang menarik minat mereka sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka. Oleh karena itu, diperlukan fasilitas yang mendukung dalam meningkatkan kemampuan tersebut. Tak terkecuali dengan perpustakaan. Suatu perpustakaan perlu dilengkapin dengan berbagai fasilitas dalam mendukung kegiatan yang berlangsung di dalamnya. Fasilitas yangmendukung dalam pemberian pelayanan anak antara lain meja baca dan belajar,papan tulis, komputer, karpet, mainan, ruang bermain, peralatan dan perlengkapanbelajar.

2.Jasa

Jasa yang diberikanPerpustakaan bukan hanya merupakan tempat membaca, namun dalam suatuperpustakaan juga tersedia berbagai jasa yang diberikan. Jasa perpustakaan anakantara lain :

1. Peminjaman

(34)

Jasa ini hampir ada di setiap perpustakaan. Salah satu tujuan datang keperpustakaan adalah untuk membaca buku dan apabila perlu buku tersebutakan dipinjam untuk dibaca di rumah atau di tempat lain.

Peminjamandapat dilakukan apabila peminjaman telah menjadi anggota suatuperpustakaan. Membaca merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan olehpengguna suatu perpustakaan. Mungkin ia memiliki suatu tujuan dalammembaca buku.Menurut Sulistyo-Basuki (2005 : 3 – 7) Tujuan membacaialah:

a. Membaca untuk kesenangan, kegembiraan, dan santai b. Membantu untuk memperoleh informasi

c. Membaca untuk memperoleh pengetahuan (belajar) d. Membaca untuk kombinasi di atas

2. Jasa bimbingan pembaca

Jasa ini berkaitan dengan bimbingan bacaan bagi perorangan mengenaiapa yang baik dibaca. Tujuan bimbingan pembaca ini adalah menemukanbuku yang sesuai bagi pengguna untuk kepentingan pendidikan atauhiburan mereka (ibid., 11 -7)

3. Menjawab pertanyaan (referens)

Penyediaan jasa referens merupakan salah satu layanan penting yang ada Dalam suatu perpustakaan. Layanan referensmenjawab pertanyaan yangditanyakan oleh pengguna perpustakaan.

4. Pinjam antar perpustakaan

Pinjaman antar perpustakaan adalah transaksi peminjaman

materiperpustakaanyang melibatkan dua perpustakaan. “pola pinjam

antarperpustakaan perlu dimanfaatkan mengingat harga buku semakin

(35)

mahal,anggaran belanja perpustakaan amat terbatas, geografi Indonesia yang luasserta menghindari duplikasi yang tidak perlu” (ibid., 11 - 5). Pinjam antar

perpustakaan sejenis dilakukan untuk mengatasi kebosanan akan koleksibuku yang itu-itu saja.

5. Layanan Belajar

Salah satu fungsi perpustakaan adalah belajar. Pengguna dapatmemanfaatkan fasilitas yang ada dalam suatu perpustakaan untuk mendukung belajar atau tugas mereka.Proses-proses perkembangan yangdipandang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan belajar siswa meliputi (syah, 2007 : 12 ):

a) Perkembangan motor (motor development), yakni prosesperkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehanangka ragam keterampilan fisik anak (motor skills)

b) Perkembangan kognitif (cognitive development), yakni perkembanganfungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan/

kecerdasanotak anak

c) Perkembangan social dan moral (social and moral development), yakniproses perkembangan mental yang berhubungan dengan perubahan- perubahananak dalam berkomunikasi dengan obyek atau orang lain,baik sebagai individu maupun sebagai kelompok

6. Bercerita

Pustakawan atau staf perpustakaan dapat bercerita atau mendongeng sebagai hiburan untuk anak. Mendongeng terkadang dilakukan dengan alat

7. Mainan

(36)

Mainan sangat membantu anak dalam proses belajar dengan cara yang menyenangkan. Jenis mainan yang dapat disediakan di bagian layanan anak, misalnya seperti catur, lego, puzzle dan bahkan games berbentuk digital agar . 2.4 Ruang pada Perpustakaan Anak

Berdasarkan Standar IFLA (International Federation of Library Associations and Institutions), menyarankan empat kebutuhan utama untuk akomodasi perpustakaan anak, yaitu: Penyediaan fasilitas dan ruang peminjaman, Penyediaan bahan referensi dan ruang belajar, Ruang Audio-Visual, Dan sebagai akomodasi untuk perpustakaan yang disponsori kegiatan seperti layanan bercerita, pertunjukkan film, diskusi dan display.

2.5. Pustakawan/ staf layanan anak

Bukan hanya koleksi yang berperan dalam suatu perpustakaan, namun staf perpustakaan juga tak kalah pentingnya. Agar kegiatan perpustakaan berjalan dengan efektif dan efisien, diperlukan staf perpustakaan yang mengerti akan kebutuhan penggunanya. Dalam Children’s Guidelines, perpustakaan anak memerlukan pustakawan anak yang terlatih dan berkomitmen dalam menjalankkan suatu perpustakaan. Keterampilan yang dimiliki antara lain :

1. Memiliki antusiasme yang besar

2. Kemampuan berkomunikasi, interpersonal, kerja tim, dan keterampilan memecahkan masalah

3. Kemampuan untuk membuat jaringan dan bekerja sama

4. Kemampuan memulai, fleksibel, dan terbuka untuk perubahan

(37)

5. Kemampuan mengnalisis kebutuhan pengguna, merencanakan, mengelolah dan mengevaluasi pelayanan ataupun program

6. Hasrat yang besar untuk terus belajar keterampilan baru danmengembangkan diri.

Pustakawan anak juga membutuhkan pengetahuan dan pemahaman mengenai :

a. Psikologi dan perkembangan anak b. Teori belajar dan promosinya

c. Artistik dan kesempatan kebudayaan

d. Literatur untuk anak dalam bentuk tercetak (buku) dan media lain.

Terkadang ditemukan seorang yang menjadi relawan atau seseorang yangsedang magang dalam suatu perpustakaan baik perpustakaan uumum maupunperpustakaan khusus. Dalam perpustakaan layanan anak peran mereka pun sangat besar. Menurut Kamus Ilmu Perpustakaan dan Informasi relawan adalah seseorang yang bekerja untuk sebuah perpustakaan atau organisasi lain tanpa imbalan berupa materi. Staf perpustakaan layanan anak termasuk ke dalam pekerja sosial. Pekerja sosial adalah seorang professional yang bekerja membantu dengan fokus kepada dirinya dan lingkungan sekitarnya. Pada umumnya mereka memiliki akreditasi pendidikan Jenis layanan anak-anak di perpustakaan umum meliputi:

1. Layanan membaca

Selain meminjamkan bahan pustaka anak-anak, perpustakaan umum

menyediakan layanan anak-anak Balita dan anak-anak sampai usia 12

(38)

tahun.Mereka diarahkan untuk mengembangkan imajinasi, meningkatkanminat baca dan gemar belajar serta rekreasi yang mendidik.

2. Bimbingan membaca

Layanan ini diperlukan bagi anak-anak yang membutuhkan bacaan khusus namun sulit untuk mendapatkannya. Anak-anak diperkenalkan kepada buku secara bertahap yaitu dengan memberikan buku bergambar tanpa teks. Setelah mengenal huruf mereka diberi buku bergambar dengan teks sederhana dan mudah dibaca. Setelah lancar membaca maka mereka diberi buku dengan teks yang lebih banyak daripada gambar sampai kepada buku yang hanya terdiri dari teks saja. Untuk acara bimbingan membaca ini perlu dilakukan secara terencana dengan jadwal yang teratur sehingga tidak mengganggu jam pelajaran sekolah.

3. Layanan referens anak

Layanan kepada anak-anak perlu juga dilengkapi dengan layanan referens.Anak-anak perlu diperkenalkan kepada buku-buku referens sejak dini.Bahan referens untuk anak-anak mencakup ensiklopedia, kamus, atlas dan lain-lain. Pustakawan yang bertugas di bagian referens anak-anak dapat memberi bimbingan bagaimana mencari informasi, cara menggunakan buku referens dan menjawab pertanyaan anak-anak.

4. Acara mendongeng

Layanan mendongeng ini biasanya sangat digemari anak-anak

terutamausia balita dan usia awal sekolah dasar. Pada usia ini anak-anak

memilikirasa ingin tahu. Karena itu sangat tepat bila pada usia ini

(39)

diperkenalkan buku-buku yang sesuai dengan alam pikiran anak-anak.

Buku tersebut dapat dibacakan oleh pustakawan dengan cara seperti mendongeng. Pustakawan (atau dapat bekerjasama dengan guru TK atau SD) harus menggunakan koleksi dan alat peraga yang ada di perpustakaan dalam mendongeng. Pembawa cerita harus mempunyai pengetahuan tentang bacaan anak-anak yang akan disampaikan.Waktu untuk melaksanakan acara mendongeng harus disesuaikan dengan waktu berkunjung anak ke perpustakaan, biasanya waktu libur. Jadwal acara mendongeng tersebut harus diumumkan di bagian pelayanan sehingga anak-anak tahu kapan mereka harus berkunjung apabila inginmendengarkan dongeng tersebut.

5. Pertunjukan atau pemutaran film

Perpustakaan umum yang memiliki berbagai kegiatan untuk layanan anak-anak sebaiknya melaksanakan pertunjukan film anak-anak.

Untukmenyelenggarakan acara pemutaran film ini perpustakaan dapat

bekerjasama dengan perpustakaan lain yang lebih besar yang memiliki

koleksi film yang lebih lengkap dan memiliki peralatan pemutar film. Saat

ini pemutaran film dapat menggunakan alat pemutar VCD atau DVD yang

diproyeksikan ke layar melalui LCD proyektor. Beberapa film anak-anak

juga tersedia dalam bentuk VCD atau DVD.Beberapa jenis film dengan

tema sejarah, flora dan fauna, alam, pengenalan tentang negara, penemuan

ilmiah dan ruang angkasa dapat menjadi pilihan untuk diputar.

(40)

2.6 Bermain Edukatif 2.6.1 Bermain

Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan atas keputusan anak itu sendiri. Bermain selayaknya dilakukan dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada anak. Anak-anak belajar melalui permainan mereka. Pengalaman bermain yang menyenangkan dengan bahan, benda, anak lain, dan dukungan orang dewasa membantu anak-anak berkembang secara optimal. Bermain dapat menjadi sumber belajar, karena memberi kesempatan untuk belajar berbagai hal yang tidak diperoleh anak di sekolah maupun di rumah. Di samping itu, akan menimbulkan pengaruh yang sangat penting bagi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Karena dengan bermain, anak belajar untuk bermasyarakat, berinteraksi dengan teman lainnya, belajar dalam membentuk hubungan sosial, belajar berkomunikasi dan cara menghadapi serta memecahkan masalah yang muncul dalam hubungan tersebut. Bermain merupakan hal yang esensial bagi kesehatan anak-anak, meningkatkan afiliasi dengan teman sebaya, mengurangi tekanan, meningkatkan perkembangan kognitif, meningkatkan daya jelajah, dan memberi tempat berteduh yang aman bagi perilaku yang secara potensial berbahaya.

Permainan meningkatkan kemungkinan bahwa anak-anak akan berbicara dan

berinteraksi dengan satu sama 12 lain. Selama interaksi ini anak-anak

mempraktikkan peran-peran yang mereka akan laksanakan dalam kehidupan masa

depannya. (Mutiah, 2010).

(41)

2.6.2 Model Pembelajaran

Berdasarkan Sudut-Sudut Kegiatan Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan, menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang mirip dengan model pembelajaran area, karena memperhatikan minat anak. (Mutiah, 2010) Sudut-sudut kegiatan yang dimaksud adalah:

a. Sudut Ketuhanan Alat-alat yang ditempatkan adalah maket tempat ibadah, peralatan ibadah, gambar-gambar, dan alat lainnya yang sesuai dengan keagamaan.

b. Sudut Keluarga Alat-alat pada sudut keluarga terdiri dari kursti tamu, meja makan, perlatan dapur, peralatan ruang kamar tidur, boneka berbagai jenis, dan peralatan lain di ruang tamu.

c. Sudut Alat Sekitar dan Pengetahuan Alat-alat pada sudut alam sekitar dan pengetahuan terdiri dari akuarium, meja/rak untuk benda-benda objek pengetahuan, kulit kerang, biji-bijian, batu-batuan, kaca pembesar, timbangan, magnet, dan alat-alat untuk menyelidiki alam sekitar.

d. Sudut Pembangunan Alat-alat yang ditempatkan pada sudut ini adalah alat-alat untuk permainan konstruksi, seperti balok, keping geometri, alat pertukangan, dan miniatur/model berbagai jenis kendaraan.

e. Sudut Kebudayaan Alat-alat yang ditempatkan pada sudut kebudayaan adalah peralatan musik/perkusi, rak-rak buku, buku perpustakaan, alat untuk pengenalan bentuk, warna, konsep bilangan, simbol-simbol.

2.6.3 Tahapan dan Perkembangan Permainan

Mildred Parten (1982) mengembangkan suatu klasifikasi permainan

anak, yang didasarkan atas observasi pada anak-anak dalam permainan

bebas di sekolah asuhan, yang kategorinya adalah (Mutiah, 2010):

(42)

1. Unoccupied play, yaitu anak hanya melihat anak lain bermain, tetapi tidak ikut bermain pada tahap ini hanya mengamati ke sekitar ruangan dan berjalan, tetapi tidak terjadi interaksi dengan anak yang bermain.

2. Solitary play, yaitu terjadi ketika anak bermain sendirian dan mandiri dari orang lain. Anak asyik sendiri dan tidak peduli terhadap apa pun yang sedang terjadi. Anak usia 2-3 tahun sering terlibat dalam solitary play.

3. Onlooker play, yaitu terjadi ketika anak menonton orang lain bermain.

Berbicara dan menanyakan tetapi tidak ikut dalam permainan.

4. Parallel play, yaitu anak bermain terpisah dari anak-anak lain, dengan mainan yang sama dengan cara meniru cara mereka bermain.

5. Assosiative play, terjadi ketika permainan melibatkan interaksi sosial dengan sedikit organisasi. Mereka cenderung tertarik dan terjadi tukar- menukar mainan. Meminjam atau meminjamkan mainan dan mengikuti atau mengajak anak-anak antri adalah contoh-contoh assosiative play.

6. Cooperative play, meliputi interaksi sosial dalam suatu kelompok yang memiliki suatu rasa identitas kelompok dan kegiatan yang terorganisasi.

Dalam buku yang berjudul “Optimalkan Potensi Anak Dengan Game”

yang dituliskan oleh AL-Tridhonanto (2011) dijelaskan bahwa game sebenarnya sudah ditemukan sejak tiga dawarsa lalu kemunculannya pertama kali atas prakarsa Steven Russel dalam proyek yang bernama Computer games pada tahun 1962 produk andalannya bernama Star wars.Dalam bahasa indonesia “ Games “ dapat diartikan sebagai permainan. Permainan adalah sebuah sistem dimana pemain terdapat dalam konflik buatan , disini pemain berinteraksi dengan sistem dan konflik dalam permainan yang merupakan rekayasa dan buatan (Lestari, D.

2012) . Didalam permainan terdapat peraturan yang bertujuan untuk membatasi perilaku pemain dalam permainan dan ada target-target yang harus dicapai oleh pemainnya.Game atau permainan adalah sesuatu yang dapat dimainkan dengan aturan tertentu sehingga ada yang menang dan ada yang kalah , biasanya dalam konteks tindakserius dengan tujuan refreshing (Anggra ; 2010 )

Dalam buku yang berjudul “Langkah Mudah Membuat Game 3d” yang

ditulis oleh Ivan C. Sibero; 2009 dijelaskan bahwa genre game adalah

klasifikasigame yang didasari interaksi pemainnya. Visualisasi juga menjadi

(43)

klasifikasi genre ini. Namun untuk beberapa kasus pengembangan game membuat kompilasi antara berbagai genre ini.Adapun berbagai jenis genre dan tema permainan yang selama ini banyak dinikmati adalah :

1. Aksi

Genre ini merupakan macam game yang paling popular. Game jenis ini membutuhkan kemampuan refleks pemain. Salah satunya subgenre action yang popular adalah first person shooter (FPS) diperlukan kecepatan bepikir game ini dibuat seolah-olah pemain berada pada susasana tersebut.Aksi PetualanganGenre ini memadukan game play aksi dan petualangan. Contohnya pemain diajak untuk menelusuri gua bawah tanah sambil mengalahkan musuh sambil mencari artefak kuno, atau menyebrangi sungai untuk mencari harta karun yang tersembunyi

2. Role play game

Genre ini menitik beratkan pada kemampuan berpikir dan organisasi.Game strategi dibagikan menjadi dua yaitu turn based strategy dan real time strategy. Jika real time strategi mengharuskan pemain membuat keputusan dan secara bersama pihak yang berlawanan juga beraksi hingga menimbulkan serangkaian kejadian dalam waktu yang sebenarnya , sedangkan turn based strategi pemain bergantian menjalankan taktiknya saat pemain mengambil langkah, pihak lawan menuggu. Demikian juga sebaliknya.

3. Simulasi, Kontraksi, Manajemen

Pemain dalam game ini diberi keluasan untuk membangun proyek tertentu dengan bahan baku terbatas.

4. Sport

Genre ini membawa olahraga kedalam sebuah komputer atau konsol biasanya game play dibuat semirip mungkin dengan kondisi olahraga yang sebenarnya.

5. Puzzle

Genre puzzle adalah penyanyian teka-teki, menyamakan warna bola, perhitungan matematika, menyusun balok, atau mengenal huruf dan gambar.

6. Permainan Kata

Genre ini sering disebut dengan Word games sering dirancang untuk kemampuan dengan bahasa atau mengeksplorasi sifat-sifatnya. Word game umumnya digunakan untuk melayani tujuan pendidikan.

game pun sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang tidak bisa

ditinggalkan.jadi manusia memiliki kebutuhan untuk bermain ,dan perpustakaan

menyediakannya dan terwujudlah game dalam layanan perpustakaan. Bedasarkan

(44)

uraian diatas game adalah salah satu hasil proses multimedia berupa alat untuk

bersenang-senang atau rekreasi dan dapat digunakan sebagai media dalam

pembelajaran.

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis konten. Menurut sugiyono (2012, 86) “Metode deskriptif adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri atau lebih tanpa membuat perbandingan antara variable satu dengan yang lain”. Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan analisis konten.

Dalam penelitian ini peneliti memaparkan rancangan strategi minat baca dalam upaya yang akan dipergunakan untuk menarik pengunjung pada layanan anak pada Dinas Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi. Peneliti akan langsung melihat unsur-unsur yang dapat mendukung pembuatan rancangan strategi minat bac pada layanan anak. Selanjutnya peneliti akan merancang strategi dari beberapa unsur yang telah dikelolah.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara yang beralamat pada Jln. Bridgen Katamso No. 45 K, Sei mati, Medan Maimun, Kotamadya Medan.

3.3. Unit Analisis

Menurut Arikunto (2006, 143) “Unit analisis merupakan satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian”.Dari pernyataan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa unit analisis diartikan sebagai sesuatu yang diberikan dengan fokus/komponen yang diteliti (subjek peneltian).

Penelitian ini menggunakan unit analisis sistem perancangan strategi yang meliputi subjek penelitiannya meliputi layanan anak, pustakawan, layanan anak, orang tua ataupun wali anak.

3.4 Teknik Pengumpulan data

Menurut Sugiono (2012, 308) “Teknk pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Selain menerapkan strategi bersaing, secara internal PT. Multi Garmenjaya berusaha melakukan tata kelola sumber daya yang ada secara efektif dan efisien dengan menerapkan

Bentuk topografi antara tempat satu dengan yang lainnya tentu saja ada perbedaan. Hal tersebut tergantung dari daya tahan tanaman yang akan dibudidayakan terhadap

Berdasarkan analisis data hasil validasi oleh para validator terhadap media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif untuk SMA kelas XI materi

Jenis masalah yang timbul dalam penelitian ini : adakah Hubungan Antara Pengelolaan Koperasi Sekolah Dengan Budaya Menabung Siswa di MTs Negeri Kawunglarang

ثحبلا عاونأ جهنلا اذى في ببسلا نوثحابلا مدختسا ،يعون جنه مادختسبا ةساردلا هذى تيرجأ دقو نيدشرلداو سرادلدا يريدم يى ةسردلدا في مى نيذلا سانلا وب

dianggarkan melalui APBN/APBD, dan pada saatnya harus dikeluarkan melalui Kas Negara/Kas Daerah. Dalam APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat dibedakan menjadi Pengeluaran untuk

analisis sidik ragam atau ANOVA (Lampiran 8) menggunakan program SAS V 9.1.3 (Statistical Analysis System) menunjukkan bahwa perlakuan pengukusan dan pembebanan pada kayu karet

Ta'i Pendidikan tidak harya digrmakan rmhrk menari di aias pentas saje nBntul bagaima n gru sra$pu firenciptakan berkeorbangrya d4.'a imqiinasi emk dengan properti