• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN MODEL DISCOVEY LEARNING BERBANTUAN MEDIA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

TEMA EKOSISTEM SISWA KELAS VA SD NEGERI 12 PADANG SAMBIAN

Luh Asri Anggrayanthi1,Ni Wayan Suniasih2,I Made Suara3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e-mail: putuagus0704@gmail.com1, wyn_suniasih@yahoo.com, suaraimade@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui penerapan model discovery learning berbantuan media lingkungan siswa kelas VB SDN 12 Padangsambian tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah PTK yang dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VB SDN 12 Padangsambian yang berjumlah 39 siswa, terdiri dari 17 siswa perempuan dan 22 siswa laki-laki. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes untuk mengukur kompetensi pengetahuan IPA dan metode observasi untuk kompetensi keterampilan IPA dan kompetensi sikap dalam belajar IPA. Data hasil belajar IPA dianalisis menggunakan deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan kompetensi sikap dalam belajar IPA, hal ini menunjukkan seluruh siswa memiliki sikap yang baik dan bertambahnya kuantitas siswa memenuhi indikator kompetnsi sikap dalam belajar IPA. Hasil penelitian kompetensi pengetahuan IPA juga menunjukkan peningkatan dari 43,03% pada siklus I menjadi 84,61% pada siklus II dengan kata lain terjadi peningkatan 41,03%. Kemudian secara umum data hasil kompetensi keterampilan menunjukkan adanya peningkatan kuantitas siswa yang memenuhi indikator kompetensi keterampilan IPA. Peningkatan hasil belajar IPA terjadi dari pra siklus ke siklus I maupun dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model discovery learning berbantuan media lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VB SD Negeri 12 Padangsambian

Kata kunci : Hasil belajar IPA, media lingkungan, model discovery learning

ABSTRACT

This research aims to improve the learning outcomes of natural science through the application of the discovery learning, media-assisted environment model, on students of VB grade of Padangsambian primary school 12 of the academic school year 2015/2016.

This research is done in the whole classroom and is conducted in two cycles. Each cycle consists out of four stages; planning, implementation, observation, and reflection. The students of grade VB of Padangsambian primary school 12 are the research subjects, and totals a sum of 39 students. The 39 students can be divided into 17 students which are female and 22 students who are male. Data collection is done with a test method to measure the competence of knowledge of the students and an observation method for natural science competency skills and attitude in competencies in learning natural science. The data results of learning natural science were analyzed using descriptive quantitative and descriptive qualitative methods. The results showed an increase in naturals science knowledge competency of the whole class from 43.58% in the first cycle, to 84.61% in students increase and that more students meet the indicator of natural science skill competency indicator. Then, the general data results of learning natural science competencies shows that all the students have the good attitude, and that there is an increase in numbers of students who meet the competency indicator in learning

(2)

2

natural science. Increase in outcomes learning natural science occurs from the pre- cyclethe second cycle. In other words an increase of 41.03%. Research results shows that the skills competencies of the to cycle I, and from the first cycle to the second cycle.

Based on the results of data analysis it can be concluded that through the application of the discovery learning, media-assisted environment model can improve the learning outcome in natural science of VB grade students of Padangsambian primary school 12.

Keywords : Learning outcomes natural science, Media environment, Discovery learning model

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pada suatu lingkungan belajar. Pembalajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi pemerolehan ilmu dan pengetahuan, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada diri siswa. Menurut Annurahman (2012:15) mengungkapkan bahwa

“pradigma pembelajaran saat ini berimplikasi pada proses pembelajaran yang menginginkan peran aktif siswa dalam merekayasa dan memprakasai kegiatan belajarnya sendiri”. Pradigma belajar saat ini yakni pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered), guru dituntut bekerja secara profesional, membelajarkan secara sistematis,dan berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan efisien.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan yang dipelajari di Sekolah Dasar (SD). IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Siswa dalam belajar IPA bertujuan untuk mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan baik melalui penyelidikan, percobaan, pengamatan, dan lain sebagainya. Materi dalam pembelajaran IPA dapat menjadi bahan bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.

Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Dengan mengajak siswa

berinteraksi langsung dan memahami alam sekitar melalui proses mencari tahu dan berbuat, hal ini membantu siswa meperoleh pemahaman lebih mendalam.

Kegiatan pembelajaran dapat menghasilkan sesuatu yang disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar siswa tentang materi IPA penting diketahui oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Jihad (2008) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan pembelajaran.

Hasil belajar yang baik tidak hanya diukur melalui pengetahuan siswa saja namun juga memberikan perubahan prilaku secara menyeluruh ke arah lebih baik.

Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, salah satunya faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor ekternal) yaitu guru. Menurut pradigma pembelajaran saat ini, salah satu peran guru dalam kegiatan pembelajaran ialah sebagai fasilitator.

Sanjaya (2006) menyebutkan bahwa sebagai fasilitator, guru berperan memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Agar guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator, maka guru perlu memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan sebagai, media dan sumber belajar. Guru perlu menyediakan media dan sumber belajar sesuai dengan beragam dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi siswanya.

Berdasarkan hasil observasi awal di SD Negeri 12 Padangsambian, khususnya pada kegiatan pembelajaran muatan materi IPA kelas VA.

Pembelajaran yang dilaksanakan

(3)

3 cenderung menekankan pada aspek mengingat, siswa jarang untuk diajak mencoba menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari dan didalam pembelajaran pemanfaatan lingkungan sangat terbatas.

Model Discovery Learning dalam pelaksanaannya dipilih dengan Media Lingkungan yang merupakan salah satu model memenuhi karakteristik dasar suatu model yang kondusif bagi pengimplentasian kontruktivisme, yakni pengetahuan itu tumbuh dan berkembang melalui pengalaman. Dalam mengaplikasikan model Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin mengubah kegiatan belajar siswa yang teacher orinted (berorientasi pada guru) menjadi student oriented (berorientasi pada siswa).

Mengkolaborasikan model pembelajaran discovery learning dengan berbantuan media lingkungan dirasa semakin efektif, karena melatih siswa menggali dan memanfaatkan lingkungan di luar kelas sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya. Pembelajaran dengan menggunakan suasana di luar kelas sebagai media transformasi konsep- konsep yang disampaikan dalam pembelajaran (Vera, 2012). Di sisi lain, pembelajaran di luar kelas merupakan upaya mengarahkan para siswa untuk melakukan aktivitas yang bisa membawa

mereka dapat memecahkan

permasalahan dlam pembelajaran dengan melakukan penyelidikan guna mencari jawaban maupun memecahkan masalah.

Sehingga pembelajaran di luar kelas mengacu pada pengalaman siswa secara langsung dengan lingkungan sekitarnya.

Model discovery learning berbantuan media lingkungan menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan dibantu dengan pemanfaatan lingkungan belajar di luar kelas. Dengan ungkapan lain, model pembelajaran ini menempatkan sisswa sebagai subjek

belajar. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pembelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi juga berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pembelajaran tersebut serta pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar di luar kelas menjadi salah satu upaya sehingga pembelajaran menjadi bermakna, efektif, dan menyenangkan.

Berdasarkan teori dan kenyataan yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model discovery learning berbantuan media lingkungan dalam pembelajaran, menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung untuk menjadikan pembelajaran bermakna bagi siswa, sehingga siswa akan memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Untuk itu dipandang perlu diadakan penelitian tentang Penerapan Model Discovery Learning Berbantuan Media Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas VB Tema Ekosistem SD Negeri 12 Padangsambian.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan unutuk meningkatkan hasil belajar dalam kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa. Berdasarkan tujuan tersebut maka rancangan penelitian yang digunakan adalah desain penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research dilakukan secara berkolaboratif yaitu kerjasama dengan berbagai pihak untuk memperoleh pemecahan masalah dalam suatu kelas maupun peningkatan terhadap proses dan hasil belajar.

Berdasarkan dengan analisis terhadap permasalahan yang ditemukan, pada penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Adapun tahapan setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Pada setiap siklus dilaksanakan 4 kali pertemuan, yang terdiri dari 3 kali pertemuan untuk pemberian tindakan, dan 1 kali pertemuan untuk tes akhir siklus.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 12 Padangsambian, Denpasar Barat. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Negeri 12

(4)

4 Padangsambian tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 39 orang siswa.

Terdiriatas 17 siswa perempuan dan 22 siswa laki–laki. Dan objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas VB SD Negeri 12 Padangsambian tahun ajaran 2015/2016, dengan menerapkan model discovery learning berbantuan media lingkungan.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah data tentang kompetensi pengetahuan, kompetensi sikap dan kompetensi keterampilan. Untuk mengukur kompetensi pengetahuan metode yang digunakan adalah metode tes yaitu jenis tes objektif dalam bentuk soal pilihan ganda biasa. Sedangkan untuk mengukur kompetensi sikap dan keterampilan metode yang digunakan adalah metode non tes yaitu observasi dengan instrumen lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik penilaian. Dalam penelitian ini metode tes dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran dengan menggunakan tes yang telah disesuaikan dengan kisi-kisi tes. Bentuk tes yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif. Tes objektif yang dipilih adalah tes pilihan ganda biasa berjumlah 20 soal yang berkaitan dengan muatan materi pembelajaran IPA.

Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sampai tercapainya hasil penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa memilki presentase rata-rata 86-100 dengan katagori sangat baik.

Hasil Penelitian dan pembahasan Data yang dikumpulkan sebelum penelitian menunjukkan bahwa ditemukan masalah penguasaan kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan kelas VB SD Negeri 12 Padangsambian yang masi kurang optimal. Adapun hasil yang tercatat dari kegiatan sebelum penelitian didapat hasil serperti Tabel 1.

Tabel 1 Tabel Data Hasil Refleksi Awal

Kriteria Deskripsi Data

A. Kompetensisikap 1. Sikap spiritual

Secara umum teramati berdelum semua siswa berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, masih banyak siswa yang tidak khusuk dan masih ada yang lain-lain pada saat berdoa.

2. Sikap sosial Selain itu terdapat banyak siswa yang memiliki sikap sosial cenderung kurang baik dalam pembelajaran masih kepada ada anak yang tertawa dan berbicara temannya pada saat pembelajaran dilaksanakan.

B. Kompetensipengetahuan 1. Rata-rata

nilaikompetensipengetahuan 2. Indikatorpencapaian

Dari 39 orang siswa terdapat 7 siswa yang perlu

bimbingan, 10 siswa baru mencapai predikat cukup, 20 siswa mencapai predikat baik, dan 2 siswa mencapai predikat sangat baik.

C. KompetensiKeterampilan 1. Mengamati

2. Menanya

3. Mengumpulkaninformasi 4. Mengasosiasi

5. Mengomunikasikan

Secara umum teramati masih sedikit siswa yang terampil dalam mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Presentase rata-rata kompetensi sikap, dari hasil pengamatan yang dilakukan secara umum teramati belum semua

siswa siswa melakukan doa sebelum dan sesudah pelajaran. Hanya terlihat 19 atau 48,71% siswa yang khusuk dalam berdoa.

(5)

5 Presentase rata-rata kompetensi keterampilan dari, proses pembelajaran muatan pelajaran IPA kelas VB teramati proses pembelajaran masih didominasi oleh guru, sehingga muatan pelajaran IPA yang dilaksanakan belum dapat mengoptimalkan keterampilan siswa.

Kurang adanya interaksi siswa dalam bertanya saat pembelajaran membuat

siswa menjadi pasif. Dan presentase rata- rata dari kompetensi pengetahuan, dari Dari 39 orang siswa terdapat 7 siswa yang perlu bimbingan, 10 siswa baru mencapai predikat cukup, 20 siswa mencapai predikat baik, dan 2 siswa mencapai predikat sangat baik.

Tabel 2 Tabel Data Hasil siklus I

Kriteria Deskripsi Data

D. Kompetensisikap 3. Sikap spiritual

Teramati perubahan sikap spiritual yakni 31 atau 94,82% siswa yang memejamkan mata saat berdoa, 31 atau 79,48% siswa yang tidak mengganggu teman, 31 atau 94,82%

siswa yang tidak menoleh kanan kiri, dan 23 atau 58,97% siswa yang posisi tubuhnya benar saat berdoa.

4. Sikap sosial Sikap sosial teramati 34 atau 87,17% siswa sudah mendengarkan pendapat teman dan tidak mencelanya namun baru terdapat 5 atau 12,82% siswa yang menanggapinya.

Selain itu teramati 25 atau 64,10% siswa

yang mau bekerjasama dan

bertanggungjawab dalam melakukan percobaan.

E. Kompetensipengetahuan

3. Rata-rata nilaikompetensipengetahuan 4. Indikatorpencapaian

Dari 39 orang siswa terdapat ketuntasan klasikal 43,58% atau 17 dari 39 siswa mencapai predikat sangat baik.

F. KompetensiKeterampilan 6. Mengamati

7. Menanya

8. Mengumpulkaninformasi 9. Mengasosiasi

10. Mengomunikasikan

Secara umum teramati peningkatan siswa yang terampil dalam mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Presentase rata-rata kompetensi sikap, teramati perubahan sikap spiritual yakni 31 atau 94,82% siswa yang memejamkan mata saat berdoa, 31 atau 79,48% siswa yang tidak mengganggu teman, 31 atau 94,82% siswa yang tidak menoleh kanan kiri, dan 23 atau 58,97% siswa yang posisi tubuhnya benar saat berdoa. Presentase rata-rata kompetensi keterampilan, secara

umum teramati peningkatan siswa yang terampil dalam mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.Presentase rata- rata kompetensi pengetahuan, Dari 39 orang siswa terdapat ketuntasan klasikal 43,58% atau 17 dari 39 siswa mencapai predikat sangat baik.

(6)

6 Tabel 3 Tabel Data Hasil siklus II

Kriteria Deskripsi Data

G. Kompetensisikap 5. Sikap spiritual

Pada siklus dua yakni teramati 37 atau 94,87% siswa yang memejamkan mata saat berdoa, 38 atau 97,43% siswa yang tidak mengganggu teman, 37 atau 94,87% siswa yang tidak menoleh kanan kiri, dan 32 atau 82,05% siswa yang posisi tubuhnya benar saat berdoa.

6. Sikap sosial untuk kompetensi sikap sosial siswa pada siklus dua teramati 36 atau 92,17% siswa sudah mau untuk mendengarkan pendapat teman dan tidak mencelanya, dan 8 atau 20,15% siswa sudah berani menanggapi pendapat temannya. Selain itu teramati sudah 30 atau 76,92% siswa telah bekerjasama dalam berdiskusi maupun melakukan percobaan dan 37 atau 94,87% siswa disiplin dalam berdiskusi maupun melakukan percobaan.

H. Kompetensipengetahuan 5. Rata-rata

nilaikompetensipengetahuan 6. Indikatorpencapaian

Dari 39 orang siswa terdapat ketuntasan klasikal 84,61%

atau 33 dari 39 siswa mencapai predikat sangat baik.

I. KompetensiKeterampilan 11. Mengamati

12. Menanya

13. Mengumpulkaninformasi 14. Mengasosiasi

15. Mengomunikasikan

Secara umum teramati peningkatan siswa yang terampil dalam mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat telah terjadi peningkatan pada nguasaan kompetensi pengetahuan IPA, kompetensi keterampilan IPA, kompetensi sikap IPA.

Presentase rata-rata kompetensi sikap, pada siklus dua yakni teramati 37 atau 94,87% siswa yang memejamkan mata saat berdoa, 38 atau 97,43% siswa yang tidak mengganggu teman, 37 atau 94,87%

siswa yang tidak menoleh kanan kiri, dan 32 atau 82,05% siswa yang posisi tubuhnya benar saat berdoa. Presentase rata-rata kompetensi keterampilan, secara umum teramati peningkatan siswa yang terampil dalam mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Presentase rata- rata kompetensi pengetahuan, Dari 39 orang siswa terdapat ketuntasan klasikal 84,61% atau 33 dari 39 siswa mencapai predikat sangat baik. Dengan demikian, penelitian ini berhasil meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA, kompetensi keterampilan IPA, dan kompetensi sikap IPA siswa kelas VB SD

Negeri 12 Padangsambian pada tema ekosistem tahun ajaran 2015/2016.

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini terdiri dari 2 siklus saja, yaitu siklus I dan siklus II.

Pembahasan

Penerapan discovery learning berbantuan media lingkungan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VB SD Negeri 12 Padangsambian pada tema ekosistem.

Peningkatan terjadi dari siklus I ke silkus II. Dimana pada siklus I ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu minimal 80% dari jumlah siswa dalam kelas belum berhasil karena adanya kendala-kendala dalam pembelajaran seperti siswa kurang mampu mengemukakan ide untuk memecahkan masalah yang diajukan dan hanya beberapa orang siswa saja yang mau bertanya dan mengomunikasikan pada saat pembelajaran berlangsung, permasalahan yang dikemukakan guru belum sepenuhnya dimengerti siswa,

(7)

7 siswa masih kesulitan membagi tugas pada saat dilakukannya kegiatan kelompok dikarenakan siswa jarang melakukan kegiatan kelompok pada saat pembelajaran, dalam kegiatan kelompok terdapat beberapa siswa yang tidak ikut serta atau tidak bekerjasama dalam kelompok. Masih ada siswa yang lebih suka untuk berpikir sendiri, kurang tertarik untuk berbagi ide, gagasan atau pendapat dengan temannya, pada saat perwakilan kelompok diminta untuk mewakili anggota kelompoknya menyampaikan hasil pekerjaannya, hanya siswa yang sama yang selalu mewakilinya, sedangkan siswa lainnya diam. Dan cenderung guru harus menunjuk terlebih dahulu tanpa ada inisatif dari siswa tersebut, pada saat refleksi, hanya beberapa siswa yang aktif dalam kegiatan refleksi dan siswa lain sibuk dengan kegiatannya sendiri.

Hasil refleksi dari kendala-kendala yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus I dijadikan pedoman guna perbaikan pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II sehingga kendala-kendala pada siklus I tidak muncul lagi dan dapat teratasi pada siklus II. Berdasarkan kendala-kendala yang dialami pada siklus I peneliti bersama dengan guru kelas melakukan diskusi mencari solusi/perbaikan dari kendala tersebut sehingga dapat teratasi pada siklus II.

Perbaikan yang dilakukan pada siklus II setelah diadakan diskusi antara lain.Dalam memberikan permasalahan, guru memilih permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan nyata siswa dan pemecahan masalah yang dikemukakan memang pemecahan masalah yang memang siswa gunakan dalam kehidupan sehari-hari atau dekat dengan kehidupan siswa, guru memberi bimbingan kepada setiap kelompok dan meminta setiap anggota kelompok memiliki tugas masing-masing agar pekerjaan cepat selesai. Dan tidak ada lagi anggota kelompok yang diam dan hanya menggangu jawaban dari teman yang lain, dalam kegiatan kelompok, guru menjelaskan bahwa kegiatan kelompok menuntut adanya kerjasama antar kelompok, yang pekerjaan sulit akan terasa mudah dan lebih cepat selesai.

Selain itu guru membimbing setiap

kelompok agar setiap siswa benar-benar melakukan diskusi dan setiap anggota kelompok menyampaikan pendapat dan gagasannya masing-masing, guru memberikan motivasisi kepada siswa untuk mengemukakan ide, bertanya, maupun mengomunikasikan sehingga kesempatan yang diberikan bisa digunakan oleh siswa seoptimal mungkin.

Dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar tidak takut berpendapat, dalam tugas kelompok terdapat kelompok yang lambat dalam pengerjaannya serta masih terdapat anggota kelompok yang tidak bekerja, guru membimbing setiap kelompok agar kegiatan diskusi kelompok berjalan maksimal, dalam kegiatan penyampaian hasil diskusi atau laporan guru meminta siswa untuk bergantian menyampaikan hasil diskusi dari setiap kelompok. Dan diharapkan pada saat penyampaian hasil diskusi tidak hanya siswa kelompok saja yang maju melainkan bergantian, pada saat refleksi guru memberi perhatian yang lebih kepada siswa dan penegasan agar siswa lain mendengarkan dan memperhatikan refleksi yang dilakukan agar pembelajaran bisa berjalan optimal.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II sehingga hasil yang diperoleh pada siklus II bisa optimal dan mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan pemaparan tersebut, penerapan discovery learning berbantuan media lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri 12 Padangsambian, hal ini dikarenakan model discovery learning sesuai dengan kurikulum 2013 yang menggunakan berbagai media yang ada di lingkungannya dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat menggali sendiri informasi mulai dari mengamati hingga mengomunikasikan hasil pengamatannya.

Selain itu dengan model discovery learning siswa dapat lebih menyiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran dan menguji kesiapan siswa dalam penguasaan materi pembelajaran, melatih siswa untuk membaca dan memahami dengan cepat materi yang telah disampaikan, siswa lebih giat belajar karena siswa tidak pernah tau tongkat

(8)

8 akan sampai pada gilirannya. Penerapan talking stick dalam pendekatan saintifik akan membuat siswa lebih giat lagi belajar dan mencari informasi darimana saja, tidak hanya dari guru.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut (1) Penerapan Model Discovery Learning berbantuan media lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar IPA kompetensi pengetahuan siswa kelas VB SD Negeri 12 Padangsambian. Hal tersebut terlihat dari penguasaan kompetensi pengetahuan IPA pada siklus I dan siklus II telah mengalami peningkatan. (1) Penerapan model discovery learning berbantuan media lingkungan dapat menumbuhkan kompetensi sikap siswa dalam belajar IPA siswa kelas VB SD Negeri 12 Padangsambian. Hal tersebut teramati dari bertambahnya kuantitas siswa dari pra siklus ke siklus I dan siklus II yang mencapai indikator kompetensi sikap yang ditetapkan dan secara umum seluruh siswa memiliki sikap yang baik. (2) Ketuntasan klaksikal kompetensi pengetahuan IPA siswa pada siklus I 43.58% siswa mencapai ≥ 86 atau predikat Sangat Baik (A). Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II, ketuntasan klasikal kompetensi pengetahuan IPA siswa pada siklus II 84,61% siswa mencapai ≥ 86 atau predikat Sangat Baik. Dengan demikian ketuntasan klaksikal kompetensi pengetahuan IPA siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 41,03%. (3) Melalui penerapan model discovery learning berbantuan berbantuan media lingkungan pada siswa kelas VB SD Negeri 12 Padangsambian terjadi peningkatan kuantitas siswa yang memenuhi indikator kompetensi keterampilan IPA. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada setiap siklus diketahui bertambahnya kuantitas siswa dari pra siklus ke siklus I dan siklus II yang memenuhi indikator kompetensi keterampilan IPA. Hal ini berarti bahwa model discovery learning berbantuan media lingkungan membentuk kompetensi

keterampilan siswa. (3) Jadi, penerapan model discover learning berbantuan media lingkungan secara efektif dapat meningkatkan hasi belajar siswa kelas VB SD Negeri 12 Padangsambian Tahun Ajaran 2015/2016.

Mengacu pada temuan penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. (1) Bagi sekolah, discovery learning berbatuan media lingkungan dapat dijadikan salah satu alternatif plihan model pelajaran inovatif yang sesuai untuk membelajarkan pembelajaran tematik dengan muatan materi IPA di sekolah dasar (SD).

Penerapan model discovery learning berbantuan media lingkungan merupakan upaya untuk mendukung kurikulum 2013 dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang mencakup kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.(2) Bagi Guru umumnya agar selalu mencari inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai pembaharuan guna mencapai kualitas pembelajaran yang lebih baik. (3) Bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian mengenai model discovery learning berbantuan media lingkungan pada pembelajaran muatan materi IPA maupun muatan materi pelajaran lain yang sesuai, agar memperhatikan hambatan-hambatan yang dialami pada penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan penelitian.

Daftar Pustaka

Agung, A.A Gede. 2012 Metode Penelitian Pendidikan. Singaraja:Undiksha.

Annurahman, 2012. Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Alfabeta Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2008.

Evaluasi Pembelajaran. Jakarta:

Multi Presindo.

Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas.

Jagakarsa: Raja Grafindo Persada.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014.

Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

(9)

9 Vera, Adealia. 2012. Metode Mengajar

Anak di Luar Kelas (Outdoor Study).

Jogjakata: Diva Press.

(10)

10

(11)

11

Gambar

Tabel 1 Tabel Data Hasil Refleksi Awal
Tabel 2 Tabel Data Hasil siklus I

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan berbagai variasi minyak pelumas bekas dengan 0,03% styrofoam pada campuran beton aspal menyebabkan viscositas campuran jauh lebih rendah daripada beton

bekerja di sektor minyak dan gas bumi secara umum memiliki ketentuan yang dengan karyawan yang bekerja di sektor industri lain. Dengan dasar ini, terdapat kewajiban bagi

Kontribusi antar Indikator dalam IPG Indikator yang paling berpengaruh terhadap nilai IPG di Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 1999, 2002, 2005 adalah indeks kesehatan

Pak Chenris : Pada laporan EITI tahun sebelumnya IA mendapatkan data pembayaran dari perusahaan selengkap-lengkapnya sampai dengan NTPN, karena untuk rekonsliasi

[r]

Akan tetapi jika dibandingkan dengan cara pengujian sambungan menggunakan multimeter, alat uji sambungan kabel UTP ini mempunyai daya guna yang lebih baik terutama dalam

Untuk menghasilkan hasil cluster dengan tingkat similarity terbaik secara umum tahapan dan kerangka kerja penelitian yang digunakan adalah dengan

Perlu ditingkatkan dalam pengelolaan mengeluarkan jadwal mahasiswa ( akademik) Lebih meningkatkan dan lebih baik lagi dalam kemajuan universitas 'aisyiyah yogyakarta Bisa