• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

9

A. Tinjauan Teori

1. Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas menurut Jannah (2011: 13) disebut juga masa postpartum atau puerperium, adalah masa sesudah persalinan, masa

perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat kandungan atau reproduksi, seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 40 hari pascapersalinan.

Masa nifas (puerperium) menurut Vivian dan Sunarsih (2011:

1) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat- alat kandungan kembali seperti pra hamil.

Masa nifas (puerperium) menurut Sulistyawati (2009: 1) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Menurut Anggraeni (2010: 1) Waktu masa nifas yang paling

lama pada wanita umumnya adalah 40 hari, dimulai sejak melahirkan

atau sebelum melahirkan (yang disertai tanda-tanda kelahiran). Jika

sudah selesai masa 40 hari akan tetapi darah tidak berhenti-henti atau

tetap keluar darah, maka darah itu haid. Akan tetapi jika darah keluar

(2)

terus dan tidak masa haid dan darah itu tidak berhenti mengalir perlu diperiksakan kedokter atau bidan.

b. Periode Masa Nifas

Menurut Siswosudarmo dan Emilia (2008: 152), periode masa nifas terdiri dari:

1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

3) Remote puerperium yaitu waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. waktu untuk sehat bisa berminggu- minggu, bulan atau tahunan.

c. Perubahan Fisiologi Ibu Nifas

Menurut Sarwono (2008: 122), Perubahan fisiologi yang terjadi pada ibu nifas terdiri dari:

1) Perubahan fisik

2) Involusi uterus dan pengeluaran lokhea

3) Laktasi atau pengeluaran air susu ibu

4) Perubahan sistem tubuh lainnya

5) Perubahan psikis

(3)

d. Proses Adaptasi Psikologi Ibu Masa Nifas

Menurut Ambarwati dan Wulandari (2009: 88), adaptasi psikologi ibu masa nifas terdiri tiga fase yaitu:

1) Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. pada saat itu, fokus perhatian ibu pada dirinya sendiri. Pengalaman setelah persalinan sering diceritakan berulang-ulang.

2) Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidak mampuannya dan tanggung jawab dalam merawat bayi, ibu memiliki rasa sensitif sehingga ibu mudah tersinggung.

3) Fase letting go yaitu fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan, ibu sudah dapat menyesuaikan diri. Merawat diri dan bayinya, serta kepercayaan diri sudah meningkat.

e. Involusi

Menurut Saleha, (2009: 4), adalah perubahan pada uterus setelah

persalinan yang berangsur-angsur kembali seperti semula yang sama

dengan kondisi dan ukuran dalam keadaan tidak hamil.

(4)

Tabel 2.1 Perubahan Tinggi Fundus Uteri menurut masa involusi uterus

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Uri lahir 2jari dibawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram

2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram 6 minggu Bertambah kecil atau normal 50-60 gram

8 minggu Sebesar normal 30 gram

Sumber: (vivian dan Sunarsih 2011: 57)

f. Definisi Gizi

Menurut Atika Proverawati (2009: 1) Ilmu gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan yang dimakan dengan kesehatan tubuh yang diakibatkan serta faktor- faktor yang mempengaruhinya. sedangkan gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang di konsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari oregan-organ serta menghasilkan energi.

g. Pengertian Gizi Masa Nifas

Gizi pada ibu nifas menurut Waryana (2010: 68) yaitu makanan

yang harus dikonsumsi pada masa nifas harus seimbang, bergizi dan

cukup energi. makanan yang dikonsumsi seharusnya mengandung

sumber tenaga (energi), sumber pembangun (protein), sumber pengatur

dan pelindung (mineral, vitamin, dan air). kebutuhan gizi ibu nifas

terutama pada menyusui bila menyusui akan meningkat 25%. karena

guna untuk proses penyembuhan karena habis melahirkan dan untuk

(5)

produksi ASI yang cukup untuk menyehatkan bayi. makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan makan dalam tubuh, proses produksi ASI, serta sebagai ASI itu sendiri yang akan di konsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan.

makanan seimbang yang harus di konsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas, atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin, serta bahan pengawet dan pewarna.

h. Zat Gizi Ibu Menyusui

Menurut Sulistyoningsih (2011: 154) Berikut ini beberapa zat gizi yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui yaitu:

1) Energi

Kebutuhan energi ibu terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-20%

protein, dan 20-30% lemak. kebutuhan energi yang meningkat 500- 700 kkal, dengan demikian bila ibu biasa makan 3 kali dengan porsi yang ditambah. Meningkatnya kebutuhan energi ini karena diasumsikan tiap 100cc ASI mampu memasok 67-77 kall, sedangkan ibu harus mengeluarkan 750 cc ASI pada bulan pertama dan 600 cc ASI pada bulan berikutnya. Perhitungan ini menguatkan pendapat bahwa memberikan ASI akan membuat berat badan ibu kembali normal dan menipis isu bahwa menyusui dapat menyebabkan kegemukan

.

(6)

2) Protein

Setiap ASI mengandung 1,2 gram, sehingga selama menyusui ibu membutuhkan tambahan protein sebanyak 20 gram per hari.

meningkatnya kebutuhan protein ini, selain untuk membentuk protein susu juga dibutuhkan untuk sintesis hormon yang dibutuhkan dalam produksi ASI (prolaktin) dan hormon yang mengeluarkan ASI (oksitosin). Pemenuhan kebutuhan protein yang meningkat dapat dipenuhi dengan cara menambah satu potong lagi makanan sumber protein yang bisa dikonsumsi. Sumber protein yang dapat diperoleh dari ikan, daging, ayam, daging sapi, telur, susu, dan juga tahu, tempe, serta kacang-kacangan. Jika kebutuhan protein tidak terpenuhi dari makanan maka protein diambil dari protein ibu yang berada di otot. Hal ini mengakibatkan ibu menjadi kurus dan setelah menyusui akan meras lapar.

3) Lemak

Lemak jenuh ganda diperlukan dalam pembentukan ASI karena asam lemak tak jenuh ganda diperlukan dalam perkembangan otak dan pembentukan retina. Asam lemak tak jenuh ganda dapat diperoleh dari minyak jagung, minyak biji kapas serta ikan salmon dan ikan haring.

4) Vitamin dan Mineral

Vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah yang sedikit.

Kebutuhan vitamin dan mineral ibu menyusui seperti Vitamin A,

(7)

Thiamin, Riboflavin, Niasin, Vitamin C, Zat besi, Kalsium, Asam folat. Vitamin yang perlu mendapatkan diperhatikan khusus diantaranya Vitamin A, Vitamin D, Vitamin C dan Vitamin B.

i. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Kebutuhan Dasar Ibu Nifas menurut Saleha (2009: 71) yaitu sebagai berikut:

1) Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kkal 2) Makanan diet berimbang, cukup protein, mineral, dan vitamin.

3) Minum sedikitnya 3 liter / hari, terutama setelah menyusui.

4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.

5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

2. Pantang Makan

a. Pengertian pantang makan

Pantang makanan menurut blok Suparyanto (2010) adalah bahan makanan atau masakan yang tidak boleh dimakan oleh para individu dalam masyarakat karena alasan yang bersifat budaya

Menurut Suhardjo,ddk. (1987), dalam Kartasapoetra dan

Marsetyo. (2010: 12) Dalam survey konsumsi pangan tentang adanya

pantangan-pantangan tersebut mengemukakan bahwa Sehubung

dengan pangan yang biasanya dipandang pantas untuk dimakan,

dijumpai banyak pola pantangan, takhayul dan larangan pada beragam

kebudayaan dan daerah yang berlainan didunia. Pola pantangan dianut

(8)

oleh suatu golongan masyarakat atau oleh bagaian yang lebih besar dari penduduk. Pola lain yang berlaku untuk kelompok dalam suatu penduduk tertentu pada suatu waktu tertentu dalam hidupnya. Bila pola pantangan makanan berlaku untuk seluruh penduduk sepanjang hidupnya, kekuranga zat gizi tidak akan berkembang. Apapun sebab dari penolakan itu, kalau pola pantang makan hanya berlaku sebagian penduduk tertentu dan jika sub kelompok ini, karena sebab-sebab lain, sudah rawan gizi, kemungkinan lebih besar kekurangan gizi akan timbul. Pada ibu yang menyusui, di Indonesia banyak wanita yang mengurangi makan sesudah melahirkan anak untuk menjaga bentuk tubuhnya. Di jawa, makan telur dipantangkan selama ibu sedang menyusui anaknya, karena diduga telur bisa menyebabkan perdarahan.

Di kalimantan tengah ada berbagai jenis ikan tertentu yang dipandang karena bisa menyebabkan air susu berbau amis dan bayinya sakit perut.

b. Bahan makanan yang harus dihindari ibu menyusui

Menurut Istiany dan Rusilanti (2013: 77) bahan makanan yang harus dihindari atau tidak boleh di konsumsi oleh ibu menyusui antara lain:

1) Bahan makanan yang berbau merangsang seperti petai, bawang, jengkol.

2) bahan makanan yang merangsang seperti cabe, merica, jahe, karena

dapat menyebabkan bayi mengalami diare.

(9)

3) Bahan makanan yang manis dan berlemak, karena bisa menyebabkan ibu menjadi gemuk

4) Bahan makanan atau minuman yang mengandung kafein dan alkohol.

c. Hal-hal yang harus dihindari selama masa nifas

Menurut Dewi Kurnia, pujiastuti, dan Fajar (2013: 35) hal-hal yang harus dihindari selama menyusui antara lain:

1) Mengonsumsi kafein yang berlebihan karena mengakibatkan sering buang air kecil, padahal ibu hamil butuh banyak cairan.

2) Penggunaan obat-obatan karena beberapa zat yang terkandung didalam obat dapat meresap kedalam air susu.

3) Nikotin pada rokok karena nikotin dalam rokok meresap dalam ASI.

Ditubuh bayi, zat ini akan mengendap di ginjal dan hati yang bisa menyebabkan bayi keracunan.

d. Jenis makanan yang dipantang ibu nifas

Menurut blok Suparyanto (2010) jenis makanan yang dipantang ibu nifas anatara lain:

1) Ibu melahirkan pantang makan telur karena akan mempersulit penyembuhan luka dan pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Jika ibu alergi dengan telur maka makanan pengganti yang dianjurkan adalah tahu, tempe dsb 2) Buah-buahan seperti pepaya, mangga, semua jenis pisang, semua jenis

buah-buahan yang asam atau kecut seperti jeruk, cerme, jambu air,

(10)

karena dianggap akan menyebabkan perut menjadi bengkak dan cepat hamil kembali

3) Semua jenis makanan yang licin antara lain daun talas, daun kangkung, daun genjer, daun kacang, daun seraung, semua jenis makanan yang pedas tidak boleh dimakan karena dianggap akan mengakibatkan kemaluan menjadi licin

4) Semua jenis buah-buahan yang bentuknya bulat, seperti nangka, durian, kluih, talas, ubi, waluh, duku dan kentang karena dianggap akan menyebabkan perut menjadi gendut seperti orang hamil

5) Jenis makanan yang dipantang adalah roti, kue apem, makanan yang mengandung cuka, ketupat dan makanan yang ditusuk seperti sate dengan alasan bahwa semuanya dianggap akan menyebabkan perut menjadi besar.

6) Hanya boleh makan lalapan pucuk daun tertentu, nasi, sambel oncom dan kunyit bakar. Kunyit bakar sangat dianjurkan agar alat reproduksi cepat kembali pulih dan sepet.

7) Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare.

Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar.

8) Ibu melahirkan tidak boleh makan ikan sepert ikan mujair, udang, ikan

belanak, ikan lele, ikan basah karena dianggap akan menyebabkan

perut menjadi sakiti

(11)

9) Ibu nifas minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan asam diminumkan supaya ASI banyak.

e. Bahan pangan yang baik untuk ibu Nifas

Menurut Istiany dan Rusilanti, (2013: 77) bahan pangan yang baik untuk ibu menyusui meliputi:

1) Karbohidrat a) Nasi Merah

Kandungan nasi merah memberikan tubuh kalori yang memadai untuk memproduksi ASI dengan kualitas yang terbaik, dan serat yang baik bagi pencernaan ibu selama masa menyusui.

b) Roti gandum dan Pasta

Kedua jenis pangan ini diperkaya dengan folat dan sangat baik untuk ibu menyusui. Roti gandum juga memberikan dosis yang sehat dari serat dan zat besi.

c) Ubi

Ubi juga menjadi sumber energi untuk memproduksi ASI. Rasanya yang manis memberikan cukup energi dalam memenuhi kebutuhan kalori selama masa menyusui.

2) Protein

a) Protein nabati

Protein nabati merupakan kacang-kacanga, terutama yang berwarna

gelap seperti kacang hitam dan kacang ginjal, kacang kedelai

(12)

dengan hasil olahan berupa (tahu dan tempe), kacang hijau, kacang merah, kacang polong, dan lain-lain

b) Protein Hewani

Protein hewani merupakansegala bentuk produk olahan dari hewani meliputi:

(1) Daging sapi dianjurkan yang memiliki lemak sedikit atau tanpa lemak, bisa didapatkan pada bagian daging khas dalam, karena selain menyediakan protein, daging juga kaya akan zat bezi.

(2) Susu selain menyediakan protein, vitamin B, dan vitamin D, produk susu adalah salah satu sumber kalsium yang terbaik.

Kalsiuum dapat membantu perkembangan tulang bayi.

(3) Ayam 100 gram daging ayam megandung 74% air, 22%

protein, 13 miligram zat kalsium, 190 miligramzat fosfor dan 1,5 miligram zat besi sehingga cukup baik di konsumsi oleh ibu menyusui.

(4) Telur, kuning telur adalah salah satu dari beberapa sumber alami vitamin D. selain itu, telur juga serbaguna untuk memenuhi kebutuhan protein sehari-hari.

(5) Ikan menjadi sumber protein hewani yang sangantt dianjurkan untuk setiap hari, karena alas an sebagai berikut:

(a) Daging putih mengandung asam lemak tak jenuh omega 3

dan protein yang berisi asam amino taurin dan sepuluh jenis

asam amino esensial.

(13)

(b) Daging merah mengandung asam lemak tak jenuh omega 3, protein vitamin A dan B.

(c) Kulit ikan mengandung vitamin A dan B2.

(d) Tulang ikan mengandung mineral, terutama kalsium dan fosfor.

(e) Isi perut mengandung vitamin dan mineral

(f) Kepala dan mata mengandung polisakarida yang berperan dalam kelembutan kulit dan pembuluh darah.

3) Lemak

Lemak adalah kompenen terbesar didalam ASI, agar terpenuhi aman, dan menunjang untuk mengaja kualitas ASI.beberapa makanan tinggi kandungan asam lemak tak jenuh yaitu kacang kedelai, kacang tanah, alpukat, minyak ikan, minyak kacang kedelai, minyak kacang tanah, minyak kanola, dan minyak zaitun menjadi pilihan yang baik dalam memenuhi kebutuhan akan lemak dalam ASI.

a) Vitamin larut lemak

Vitamin larut lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K. untuk

memperkaya kandungan ASI, konsumsi vitamin A tersebut

bisa di dapat dari susu, mentega, telur, minyak ikan, wortel,

sayuran hijau, kacang polong, buah warna kuning, dan minyak

sawit. Tidak ada perbedaan terhadap asupan vitamin D, E, dan

(14)

K pada masa sebelum menyusui, sayuran hijau kaya dengan vitamin A, ibu menyusui perlu mendapatkan.

b) Vitamin larut air

Vitamin larut air adalah vitamin B komplek dan C. kelebihan vitamin larut air adalah tidak tidak disimpan dalam bentuk cadangan, melainkan akan terbuang melalui air seni. Pada dasarnya vitamin larut air ini sudah terdapat pada pangan yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak, karena sifat dasarnya sebagai mikro nutrient.

c) Mineral

mineral dalam ASI berkontribusi banyak pada osmolalitas ASI.

Kandungan mineral dalam ASIa sesuai dengan laju pertumbuhan manusia, sehingga konsentrasinya lebih rendah disbanding susu hewan. Rendahnya konsentrasi mineral pada ASI ditujukan untuk mengurangi beban pada ginjal bayi.

Kecuali mineral penting seperti magnesium, kalsium, besi dan seng.bahan pangan penunjang kebutuhan akan mineral bagi ibu menyusui biasanya didampingi denagn zat makro nutrient lain.

d) Air

Kompenen ASI pertama adalah air. ASI adalah cairan yang yang

sifatnya isotonikdengan plasma ibu. Ibu menyusui dianjurkan agar

lebih banyak mengonsumsi air, minimal sepuluh gelas sehari.

(15)

Pemenuhan akan kebutuhan air bisa didapat dari air mineral, jus buah, air sayur, air kacang hijau, dan susu. Mengonsumsi cairan yang mengandung sari makanan tertentu lebih dianjurkan, karena memiliki fungsi ganda dalam memenuhi produksi ASI.

f. Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan

Menurut Sulistyaningsih, (2011: 52), faktor yang mempengaruhi pola makan yaitu sebagai berikut :

1) Faktor Ekonomi

Variabel ekonomi yang masih cukup dominan dalam mempengaruhi konsumsi pangan adalah pendapatan keluarga dan harga.

Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kualitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli secara kualitas dan kuantitas.

2) Faktor Sosial Budaya

Pantang makan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu dapat

dipengaruhi oleh faktor budaya atau kepercayaan. Pantangan yang

didasari oleh kepercayaan pada umumnya mengandung perlambang

atau nasihat yang dianggap baik maupun tidak baik yang lambat laun

akan menjadi kebiasaan atau adat. Kebudayaan suatu masyarakat

mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi

seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang akan

dikonsumsi.

(16)

3) Faktor Agama

Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut haram dan individu yang melanggar hukumnya dosa. Adanya pantangan makanan atau minuman tertentu dari sisi agama dikarenakan makanan atau minuman tersebut membahayakan jasmani dan rohani bagi yang mengonsumsinya. Konsep halal dan haram sangat mempengaruhi pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi.

4) Pendidikan

Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Salah satu contoh, prinsip yang dimiliki seseorang dengan pendidikan rendah biasanya yang penting mengenyangkan, sehingga porsi bahan makanan sumber karbohidrat lebih banyak dibandingkan dengan kelompok bahan makanan lain. Sebaliknya, kelompok orang dengan pendidikan tinggi memiliki kecenderungan memilih bahan makanan sumber protein dan berusaha menyeimbangkan dengan kebutuhan zat gizi lain.

5) Lingkungan

Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan

perilaku makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan

keluarga, sekolah, serta adanya promosi melalui media elektronik

maupun cetak. Kebiasaan makan dalam keluarga sangat berpengaruh

besar terhadap pola makan seseorang, kesukaan seseorang terhadap

(17)

makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang terdapat dalam keluarga.

3. Perilaku

a. Pengertian Perilaku

Perilaku menurut Notoadmodjo (2010: 20) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati langsung maupun tidak langsung dapat diamati pihak luar.

Menurut Wawan dan Dewi ( 2010: 56) Perilaku pada dasarnya adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.

b. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan (healthy behavior) menurut Notoadmodjo (2010: 23) adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati (observable) atau yang tidak dapat di amati (unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

Tabel 2.4 Perilaku Kesehatan Positif dan Perilaku Kesehatan Negatif

Perilaku Positif Perilaku Negative

Makan tiga kali sehari Tabu atau berpantang terhadap makanan tertentu yang tidak sesuai dengan konsep ilmu gizi.

Makan berdasrkan prinsip menu seimbang

Pengolahan makanan yang keliru,seperti memotong sayur dahulu, baru mencucinya, bukan sebaliknya

Ibu hamil makan lebih banyak dari biasanya

Pengaruh jumlah makanan pada saat hamil Pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada

anak sampai umur 2 tahun

Tidak mau memberikan ASI dan diganti dengan susu formula.

Sumber: ( Supariasa, 2012: 19) .

(18)

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang itu berperilaku positif atau negatif antara lain: tingkat pendidikan, kepercayaan, pandangan hidup, nilai-nilai yang ada, norma-norma, serta adat-istiadat yang ada dimasyarakat dan sosial ekonomi.

c. Ranah Perilaku

Menurut Bloom dalam buku Notoadmojo (2010: 27), ranah perilaku meliputi:

1) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dsb). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra penglihatan dan pendengaran secara garis besar pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu:

a) Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. untuk mengetahui seseorang itu tahu sesuatu dapat menggunakan perrtanyaan-pertanyaan.

b) Memahami (comprehension)

Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap obyek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang obyek yang

diketahui.

(19)

c) Aplikasi (apllication)

Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahi obyek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan dengan prinsip yang sudah diketahui dengan stimulasi yang lain.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemempuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan, kemudian mencari kompenen-kompenen yang terdapat dalam suatu masalah atau obyek yang diketahui.

tingkatan analisis adalah apabila seseorang tersebut telah dapat membedakan, memilsahkan, mengelompokan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas obyek.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari kompenen-kompenen pengetahuan yang dimiliki. dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan penelitian terhadap suatu obyek tertentu. penilaian

didasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan oleh norma-norma

yang berlaku di masyarakat.

(20)

2) Sikap (attitude)

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulasi atau obyek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang, tidak senang, setuju, tidak setuju, baik, tidak baik, dan sebagainya)

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkatan berdasarkan intensitasnya sebagai berikut :

a) Menerima (feceiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subyek mau menerima stimulasi yang diberikan (obyek).

b) Menanggapai (responding)

Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau obyek yang dihadapi.

c) Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subyek atua seseorang memberikan nilai yang positif terhadap obyek atau stimulasi dalam arti membahasnya.

d) Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab

terhadap apa yang diyakininnya, harus berani mengambil resiko

bila ada orang lain mencemooh atau ada resiko lainnya.

(21)

3) Tindakan atau Praktik (practice)

Seperti telah disebutkan diatas bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud tindakan perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.

Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya yaitu

a) Praktik terpimpin (guided response)

Subyek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.

b) Praktik secara mekanisme

Subyek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.

c) Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang, artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi atau tindakan atau prilaku yang berkualitas.

d. Latar Belakang Perilaku

Perilaku dilatarbelakangi tiga faktor menurut Lawrence Green (1980:

117), yaitu:

(22)

1) Faktor presdiposisi merupakan anteseden terhadap perilaku menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. yang meliputi pengetahuan, sikap , keyakinan, nilai, persepsi.

2) Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Yang termasuk sumber daya pribadi di samping sumber daya komuniti yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak bersedianya fasilitas – fasilitas atau sarana – sarana kesehatan. Misalnya fasilitas pelayanan kesehatan, personalia, sekolahan, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban.

3) Faktor penguat merupakan faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak yaitu terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Misalnya teman sejawat, keluarga, perawat. Dokter, pasien, bidan.

4. Karakteristik

a. Pengertian Karakteristik

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia karakteristik adalah ciri-ciri khusus yang mempunyai sifat khas sesuai dengan perwataan tertentu.

b. Macam-macam karakteristik menurut Wawan dan Dewi (2010: 16 ) Macam-macam karakteristik yaitu sebagai berikut :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tentu yang

(23)

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatam dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalm pembangunan Nursalam (2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin

cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan berkerja. Dari segi kepercayaan

masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang

(24)

belum tinggi kedewasaan. Hal ini akan sebagai dari pengalaman

jiwa.

(25)

B. Kerangka Teori

Bagan 2.4 Kerangka Teori

Sumber : Teori Perilaku Lawrence W. Green (1980: 120) . Suliastiyoningsih (2011: 52)

Wawan dan Dewi (2010: 16)

Faktor Predoposisi 1. Pengetahuan 2. Keyakinan 3. Nilai 4. Sikap 5. Pendidikan 6. Pengalaman 7. Pekerjaan 8. Ekonomi 9. Budaya

Faktor Pemungkin

1. Ketersediaan sumber daya kesehatan

2. Keterjangkauan sumber daya kesehatan

3. Prioritas dan komeitmen masyarakat atau pemerintah terhadap kesehatan

4. Keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan

Perilaku

Faktor penguat 1. Keluarga 2. Teman sebaya 3. Guru

4. Majikan

5. Petugas kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana menerapkan sistem pendukung keputusan prioritas investasi dalam upaya

“Dalam hal suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat secara atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata

Dengan memanjatkan syukur yang sedalam-dalamnya kehadhirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah dan inayah-Nya, maka penulis dapat

Cabang Malang pada pembiayaan mudharabah meliputi: pengumpulan data (menyusun rencana pengum- pulan data, melaksanakan pengumpulan data, menyeleksi data yang diperoleh

Sehingga kepala sekolah dan bendahara mengambil kebijakan penggajian tenaga dan guru honorer yang mendapat gaji dari anggaran dana Bantuan Operasional Nasional (BOSNA) untuk

Dari analisis yang dilakukan akan didapat masalah yang lebih spesifik dan terfokus yang selanjutnya akan dijadikan substansi atau materi muatan yang kemudian

Melalui pelaksanaan kegiatan usaha, seorang pengusaha juga akan memperoleh umpan balik yang dapat digunakan untuk melakukan pebaikan dalam pelaksanaan kegiatan usaha, penetapan

Pamerdi Giri Wiloso, M.Si, Phd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Satya Wacana Salatiga, sekaligus dosen pembimbing utama, yang dengan penuh apresiasi dan