• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI STRATEGI QUESTION NOTES DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI IPA SISWA KELAS IV MIN BUDURAN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI STRATEGI QUESTION NOTES DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI IPA SISWA KELAS IV MIN BUDURAN SIDOARJO."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI STRATEGI QUESTION NOTES DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI IPA

SISWA KELAS IV MIN BUDURAN SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh: Nurmala Sahidah

NIM. D97213121

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

IMPLEMENTASI STRATEGI QUESTION NOTES DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI IPA

SISWA KELAS IV MIN BUDURAN SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

Nurmala Sahidah NIM. D97213121

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Nurmala Sahidah. 2017. Implementasi Strategi Question Notes dalam Meningkatkan

Pemahaman Materi IPA Siswa Kelas IV MIN Buduran Sidoarjo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah UIN Sunan Ampel Surabaya, Pembimbing I Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M. Ag dan Pembimbing II Dr. Hj. Jauharoti Alfin, M. Si.

Latar Belakang penelitian ini adalah karena banyak ditemukan siswa kelas IV MIN Buduran yang tidak memahami materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat pada pembelajaran tematik dikarenakan salah satu penyebabnya ialah penggunaan strategi pembelajaran yang monoton, kurang efisien dan tidak mengacu dalam pengkajian dan pemahaman konseptual materi IPA yang dipelajari. Kemudian peneliti melakukan pengkajian ulang ilmu dan teori pembelajaran tematik dan karakteristik pembelajaran IPA sehingga ditemukan strategi baru dalam mata pelajaran ini khususnya untuk meningkatkan pemahaman materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan

masyarakat yakni dengan menggunakan strategi Question Notes.

Kemudian muncul sebuah rumusan masalah yakni tentang bagaimana peningkatan pemahaman konseptual siswa kelas IV MIN Buduran Sidoarjo dalam materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan

masyarakat dengan penerapan strategi Question Notes?. Adapun tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat siswa kelas IV

MI Buduran Sidoarjo dengan penerapan strategi Question Notes. Penelitian ini

menggunakan 2 siklus dan setiap siklus memiliki 4 komponen yang berisi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data diambil langsung dari obyek penelitian yakni siswa kelas IV MIN Buduran, Sidoarjo dengan jumlah 31 anak dalam satu kelas. Cara pengambilan data yaitu dengan melakukan observasi, wawancara kualitatif dengan metode kertas pena dan tes tulis.

Hasil penelitian setelah melakukan siklus I dan II menunjukkan bahwa

strategi Question Notes dapat meningkatkan pemahaman konseptual siswa kelas IV

MIN Buduran Sidoarjo terhadap materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat dengan prosentase kenaikan ketuntasan belajar siswa sebanyak 38,64 %, data ini diperoleh dari perbandingan data siklus I dengan data siklus II, dalam siklus pertama tercatat prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 45,16 % dan setelah dilakukan siklus kedua tercatat kenaikan prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 83,8 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

strategi Question Notes dapat meningkatkan pemahaman materi IPA tentang

hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat pada siswa kelas IV MIN Buduran, Sidoarjo.

(8)

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... viii

ABSTRAK ... ix

F. Signifikan Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 10

A. Strategi Question Notes ... 10

B. Pemahaman Konsep ... 17

C. Karakteristik Pembelajaran IPA ... 28

D. Implementasi Strategi Question Notes dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep ... 30

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS ... 32

(9)

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 39

C. Variabel yang Diselidiki ... 40

D. Rencana Tindakan ... 41

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 46

F. Indikator Kinerja ... 48

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Hasil Penelitian ... 51

B. Pembahasan ... 73

BAB V PENUTUP ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 86

RIWAYAT HIDUP ... 87

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Di era kemajuan jaman ini masih banyak sekali ditemukan berbagai

permasalahan terutama dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Indonesia dikenal

sebagai Negara berkembang, kerap kali pernyataan berkembang dihubungkan

dengan sistem pendidikan yang ada di Negara tersebut. Seperti apa yang

dikemukakan oleh Satria Dharma seorang konsultan pendidikan, dalam

seminarnya tentang literasi di MTSN Surabaya bahwa maju tidaknya sebuah

Negara itu bergantung pada pendidikannya, Negara yang maju adalah Negara yang

memiliki kualifikasi pendidikan yang baik dan bermutu dan sebaliknya. Penyataan

tersebut juga menguatkan pernyataan Jhon Dewey yang mengemukakan bahwa

pendidikan adalah metode dasar dalam melakukan reformasi dan kemajuan sosial

suatu Negara: “I believe that education is the fundamental method of social

progress and reform”.1

Secara garis besar, ada banyak hal yang melatar belakangi Indonesia masih

dalam ranah Negara berkembang. Dalam konteks pendidikan misalnya, menurut

Lubis Grafura dalam buku terbitannya yang berjudul 100 masalah pembelajaran,

ada lebih dari 100 masalah pembelajaran yang masih dijumpai dalam dunia

pendidikan di Indonesia, dan guru menjadi salah satu subyek penting yang

1

(11)

2

berperan dalam menyelesaikan masalah tersebut.2 Salah satu masalah yang dikutip

dalam buku tersebut dan yang menjadi pokok penelitian ini adalah masalah

tentang pemahaman konseptual peserta didik.

Pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti atau

memahami sesuatu.3 Dalam aspek pembelajaran pemahaman ada berbagai macam

jenisnya, salah satunya adalah pemahaman konseptual. Pemahaman konseptual

berarti kemampuan peserta didik untuk dapat memahami dan mengerti tentang

konsep materi yang diajarkan oleh sesorang guru. Pemahaman konseptual juga

merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan seorang guru yang harus dicapai

dalam pengajaran. Jika pemahaman konseptual peserta didik baik maka guru bisa

dikatakan berhasil dalam mendidik dan mengajarkan materi.

Sedangkan satu materi yang penting dalam dunia pendidikan dan menjadi

materi wajib adalah materi tentang ilmu pengetahuan alam atau biasa disebut IPA.

Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang cukup menjadi

perhatian di Indonesia terutama bagi guru dan peserta didik. Materi IPA adalah

materi yang cukup kompleks dimana kita belajar tentang alam dari materi yang

paling kecil sampai yang paling besar.

Hasil wawancara dari guru kelas IV MIN Buduran pada tanggal 13 Oktober

2016 menyatakan bahwa materi IPA termasuk materi yag kompleks, dalam

pembelajaran membutuhkan waktu yang lama bagi peserta didik untuk dapat

2

Lubis Grafura, 100 Masalah Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), 9. 3

(12)

3

memahaminya, sedangkan mengajar dibatasi oleh jam pelajaran sehingga

waktunya sangat terbatas dan tidak maksimal, sehingga peserta didik kurang

menemukan pembelajaran yang bermakna dalam satu kali pembelajaran dan

sebagai guru harus dapat berpacu pada target yang sudah direncanakan di awal.4

Sedangkan hasil wawancara peserta didik yang berjumlah 31 siswa, 68% dari

mereka menyatakan bahwa mata pelajaran IPA cukup sulit karena banyak konsep

menggunakan kosakata ilmiah yang asing dan agak sulit untuk dihafal terutama

bagi kelas awal. Selain itu, konsep IPA yang disampaikan oleh guru juga belum

banyak digunakan oleh peserta didik dalam memecahkan masalah yang dijumpai.

Terbukti dari hasil pre test yang dilakukan pada tanggal 16 Desember 2016

menunjukkan skala yang jauh dari harapan keberhasilan pengajaran seorang guru,

ada 97% siswa yang belum memahami materi IPA tentang hubungan sumber daya

alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

Dengan kondisi kelas ideal yang berarti tidak terlalu besar ataupun kecil,

fasilitas kelas yang memadai, kondisi lingkungan yang bersih membuat siswa

antusias, aktif dan bersemangat dalam mengeluarkan pendapat maupun

memberikan respon dalam pembelajaran, namun karena dalam 1 jam pembelajaran

terdiri dari beberapa mata pelajaran dan membuat waktu yang ditempuh terbatas

sehingga mengakibatkan materi yang diajarkan kurang maksimal di sekolah dan

memberikan kesan pembelajaran yang kurang bermakna. Hal pokok yang paling

diinginkan seorang guru yakni peserta didik dapat lebih memahami konsep materi

4

(13)

4

yang diajarkan dengan waktu yang terbatas. Berarti bukan masalah waktu, namun

bagaimana mencari strategi yang tepat guna sehingga dengan waktu yang singkat

peserta dapat memperoleh sesuatu yang bermakna.

Hendaknya apa yang peserta didik dapatkan setelah belajar IPA di sekolah

dapat menjadi sebuah pegangan dalam menjalankan kehidupan di lingkungan dan

menjadi pemecah atas berbagai permasalahan yang berhubungan dengan alam,

sehingga dengan begitu konsep yang mereka dapatkan bermanfaat dan dapat di

aplikasikan di kehidupan sehari-hari.

Konsep IPA sendiri merupakan suatu konsep yang memerlukan penalaran dan

proses mental yang kuat pada peserta didik. Sebelum masuk madrasah

ibtida’iyah/sekolah dasar dan diajarkan IPA secara formal, anak-anak biasanya

sudah membawa ide dasar berdasarkan fenomena-fenomena alam yang dilihat

dalam kehidupan sehari-hari.5 Ketika masuk usia pendidikan dasar anak-anak

diajarkan konsep-konsep dasar dalam ilmu pengetahuan alam. Dan konsep dalam

mata pelajaran IPA bukan untuk sekedar dihafal, hakikatnya belajar ipa yang baik

dan benar adalah belajar pemahaman konsep dan menemukan konsep sendiri

sebagai sebuah pengalaman ilmiah, karena hakikatnya belajar IPA adalah belajar

tentang alam sekitar yang mana dalam keseharian kita saling menguntungkan dan

membutuhkan satu sama lain.

Di Indonesia peserta didik yang mempelajari IPA relatif belum mampu

menggunakan pengetahuan IPA yang mereka peroleh dalam menghadapi

5

(14)

5

tantangan di kehidupan nyata. PISA (Program for International Student

Assesment) 2006 yang berfokus pada literasi IPA mengukuhkan peserta didik di

indonesia menempati posisi ke-50 dari 57 negara dengan skor rata-rata 393. Aspek

tersebut diukur dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik

mengidentifikasi masalah, memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta

menggunakannya untuk memahami fenomena dan perubahan pada lingkungan

hidup.6

Pernyataan tersebut memberikan fakta bahwa hasil belajar peserta didik di

Indonesia dalam memahami konsep materi IPA sangatlah rendah. Tentu saja hal

tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yakni: karakteristik peserta didik

dan keluarga, kemampuan membaca, motivasi belajar, minat dan konsep diri,

strategi belajar, tingkat kehadiran dan rasa memiliki.

Mengingat bahwa setiap pembelajaran memiliki tujuan. Dan untuk

mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan itu diciptakan sebuah indikator kinerja

yang menjadi tolak ukur keberhasilan dalam pembelajaran. Sedangkan untuk

mencapai keberhasilan itu, seorang pendidik hendaknya melakukan segala upaya

untuk mencapai keberhasilan. Guru yang merupakan ujung tombak pendidikan

seharusnya selalu berupaya melaksanakan yang terbaik dalam mendidik anak

bangsa dengan ikhlas dan menguasai pembelajaran yang efektif dalam

melaksanakan tugas mulia tersebut.7 Dari metode, pendekatan, model, strategi dan

6

Asih Widi Wisudawati, Metodologi, 11. 7

(15)

6

media yang baru dan inovatif sangat dibutuhkan untuk tercapainya tujuan

pembelajaran.

Begitu pula dengan pembelajaran IPA, jika ditemukan sebuah permasalahan,

hendaknya seorang pendidik harus cepat menyadari permasalahan itu dan segera

menemukan solusi pemecahan masalahnya, maka dari itu penelitian tindakan kelas

dilakukan guna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dan pada

penelitian ini, penulis memilih strategi Question Notes sebagai alternatif

pemecahan masalah yang ditemui dalam materi hubungan sumber daya alam,

lingkungan, teknologi dan masyarakat pada mata pelajaran IPA kelas IV MIN

Buduran, Sidoarjo.

Strategi ini dipilih dengan tujuan menciptakan suasana pembelajaran yang

bermakna sehingga nantinya peserta didik memperoleh pemahaman konseptual

yang baik, bercermin pada peneltian-penelitian terdahulu yang terbukti berhasil

menerapkan strategi yang sejenis dengan strategi yang penulis pilih dapat

meningkatkan pemahamn konseptual pada peserta didik.

Selain itu mengingat bahwa peserta didik sebagai obyek penelitian memiliki

karakteristik sebagai peserta didik yang antusias, aktif dan mudah memberikan

respon dalam pembelajaran terutama dalam materi IPA. Berkaitan dengan materi

hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat yang

esensialnya sangat penting untuk dipahami oleh peserta didik yang aktif. Strategi

ini juga mengantarkan siswa untuk berpikir secara proses dan analisis sehingga

(16)

7

strategi ini dapat melatih siswa kelas awal untuk dapat menemukan konsep sendiri

dalam pengetahuannya tentang ipa bukan hanya sekedar untuk dihafal.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa kelas IV MIN Buduran dalam

materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan

masyarakat dengan penerapan strategi Question Notes?

C.Tindakan yang Dipilih

Mengimplementasikan strategi Question Notes dalam meningkatkan

pemahaman materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan,

teknologi dan masyarakat pada siswa kelas IV MIN Buduran, Sidoarjo.

D.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini yakni:

1. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas IV MIN Buduran dalam

materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan

(17)

8

E.Lingkup Penelitian

Siswa kelas IVA MIN Buduran, Sidoarjo dengan jumlah 31 anak dalam satu

kelas. Materi hubungan sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

F. Signifikan Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian ini

yaitu:

Bagi Guru:

1. Merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan

hasil belajar siswa

2. Dapat dimanfaatkan sebagai pemilihan strategi yang tepat bagi siswa untuk

meningkatkan performa dan hasil belajar siswa.

3. Timbulnya budaya meneliti yang terkait dengan prinsip sambil bekerja dapat

melakukan penelitian di bidang yang ditekuninya

Bagi Siswa:

1. Meningkatkan pemahaman konsep IPA tentang hubungan sumber daya alam,

lingkungan, teknologi dan masyarakat

2. Meningkatkan kreatifitas siswa dalam membuat teknologi yang bermanfaat

bagi manusia dari pemanfatan sumber daya alam

3. Meningkatkan keterampilan bertanya siswa terhadap materi yang akan

(18)

9

4. Timbulnya kesadaran pada subyek yang diteliti sebagai akibat adanya

tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas terutama dalam mencapai tujuan

pembelajaran

Bagi Peneliti:

1. Memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan dalam dunia

pendidikan dan pengajaran

2. Melatih kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah yang ditemukan

dalam proses penelitian

3. Mengkaji ilmu pendidikan sebagai usaha peningkatan kualitas pendidikan

4. Memperoleh pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan usaha peningkatan

(19)

BAB II KAJIAN TEORI

A.Strategi Question Notes

Strategi merupakan suatu cara yang sengaja dibuat dan direncanakan untuk

mencapai tujuan yang ditentukan. Menurut margono, strategi belajar mengajar

adalah kegiatan guru dalam proses belajar mengajar yang dapat memberikan

kemudahan atau fasilitas kepada peserta didik agar dapat mencapai tujuan

pengajaran yang telah ditetapkan.8 Strategi pembelajaran berawal dari suatu proses

belajar mengajar yang bertujuan untuk membuat peserta didik belajar dan berubah

tingkah lakunya. Sedangkan strategi pembelajaran IPA adalah suatu cara yang

sengaja dibuat dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara

efektif dan efisien dalam pembelajaran IPA.

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru untuk

mengembangkan strategi-strategi pembelajaran yang berorientasi pada

peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses

pembelajaran. Strategi pembelajaran diartikan sebagai a plan, methode, or series

of activities designed to achieves particular education goal yaitu sebagai

perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Dick dan Carey menyatakan bahwa

strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan

8

(20)

11

prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan guru dalam rangka

membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Guru yang efektif adalah mereka yang mampu menerapkan beragam strategi

pembelajaran, mulai dari pendekatan-pendekatan teacher-centered hingga

pendekatan-pendekatan yang lebih student-centered.9 Strategi pembelajaran terdiri

dari cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar

yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan

dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan

karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran tertentu.

Question Notes merupakan sebuah strategi pengembangan dari strategi

Learning Start with a Question dan strategi Question Student Have. Tujuan dari

strategi ini tidak jauh berbeda dari dua strategi diatas, perbedaannya hanya terletak

pada proses penerapan strategi dalam pembelajaran. Strategi bertanya sebelum

pelajaran dimulai merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif (active

learning) yang dapat meningkatkan beberapa kemampuan siswa dalam proses

pembelajaran antara lain pemahaman konsep, kemampuan mengerjakan tes,

kepuasan siswa, kerjasama, dan strategi pemecahan masalah seperti yang

dikemukakan Pundak, Hershkowitz, Shacham, dan Wiser Biton, “most

researchers who examined active learning identified an improvement in the

following indices: conceptual understanding, test achievements, reduced dropout

9

(21)

12

rates, student satisfaction, teamwork, and problem solving”.10 Selain kemampuan

diatas strategi pembelajaran aktif juga dapat memacu penerapan ide-ide yang

kreatif melalui perubahan sikap siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang

dikemukakan oleh Lightner, Benander, dan Kramer,“Active learning strategies

encourage creative application of knowledge by changing attitudes about the

variety of opportunities to use the material from class”.11

Strategi-strategi pembelajaran aktif mendorong penerapan ide-ide kreatif yang

dilakukan dengan merubah sikap yang berkaitan dengan macam-macam peluang

untuk menggunakan materi yang telah didapatkan di dalam kelas. Teknik bertanya

merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk mengajukan sejumlah pertanyaan

kepada siswanya dengan memperhatikan karakteristik dan latar belakang siswa.

Dengan mengajukan pertanyaan yang menantang, siswa akan terangsang untuk

berimajinasi sehingga dapat mengembangkan gagasan-gagasan barunya yang

berisi tentang informasi yang lengkap. Dalam proses belajar mengajar, bertanya

memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik

penyampaian yang tepat akan:

1. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang

sedang dibicarakan.

10

Pundak, et al., Journal of E-Learning and Learning Objects, (2009), Vol 5, 215-229. 11

(22)

13

3. Mengembangkan pola pikir dan cara belajar aktif dari siswa, sebab berpikir itu

sendiri sesungguhnya adalah bertanya.

4. Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu

peserta didik dalam menentukan jawaban yang baik.

5. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.12

Sedangkan pertanyaan siswa adalah cara siswa mengungkapkan rasa

keingintahuan akan jawaban yang tidak/belum diketahui. Rasa ingin tahu

merupakan dorongan atau rangsangan yang efektif untuk belajar dan mencari

jawaban. Kualitas hidup seseorang ditentukan oleh kualitas pertanyaannya,

semakin progresif sebuah pertanyaan semakin sukses orang tersebut menjalani

kehidupannya. Bertanya merupakan bagian pembelajaran dalam meningkatkan

kualitas proses dan hasil pembelajaran.

Tidak hanya bertanya, keaktifan-keaktifan lain dari peserta didik juga dapat

digali melalui teknik tersebut. Penyampaian materi pelajaran yang diberikan guru

dapat dilakukan dengan efektif dan melibatkan peserta didik secara aktif. Guru

memberi bacaan yang sesuai dengan materi berupa modul pelajaran dan meminta

peserta didik mempelajari modul tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan secara

individu maupun kelompok kecil oleh peserta didik. Peserta didik memberi tanda

pada bagian materi yang dapat dipahami dan menuliskan pertanyaan tentang

materi yang belum dipahami. Peserta didik mengumpulkan pertanyaan yang

12

(23)

14

ditulis, kemudian guru hanya menyampaikan pelajaran dengan menjawab

pertanyaan yang telah diajukan peserta didik.

Question Notes mempunyai kekuatan dalam pembelajaran yakni peserta didik

terpancing untuk berfikir dan bertanya, pembelajaran menjadi lebih menarik dan

interaktif, kualitas pembelajaran dapat ditingkatan, dan meningkatkan sikap positif

peserta didik terhadap materi pembelajaran. Strategi ini mempunyai beberapa

kelemahan seperti halnya strategi Learning Starts with A Question yakni

pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan dengan kreatif dan vokal yang mampu

mencakup kelas, dan guru harus mampu menjadi moderator dan fasilitator yang

baik.

Peluang yang dimiliki dalam pembelajaran adalah dapat menarik perhatian

peserta didik, membantu mempercepat pemahaman materi, pembelajaran lebih

produktif dan komunikatif, peserta didik dapat mengungkapkan berbagai

pendapatnya dengan karakter peserta didik yang berbeda-beda, dan meningkatkan

keaktifan/keterlibatan peserta didik selama proses pembelajaran. Sedangkan

tantangan yang harus dihadapi adalah peserta didik dituntut untuk responsif

terhadap proses pembelajaran, peserta didik dituntut untuk berani dan tidak malu,

dan menyediakan fasilitas yang sesuai dengan pokok bahasan materi.

Sesuai dengan persepsi dan pendapat para ahli pada pembahasan sebelumnya

mengenai strategi diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam teknik tersebut peserta

didik dibimbing dan difasilitasi oleh guru untuk menentukan kebutuhannya,

(24)

15

memberi arti pada informasi baru, dan mampu memodifikasi pengetahuan yang

baru saja diterima dengan pengalaman dan pengetahuan yang pernah dimilikinya.

Stategi ini sangat cocok untuk pembelajaran IPA mauapun pembelajaran

tematik terpadu. Dalam pembelajaran IPA/tematil terpadu, Untuk memperkuat

pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar matapelajaran), dan

tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis

penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong

kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual

maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan

pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project

based learning).13 Sehingga strategi ini sangat relevan untuk diterapkan dan

diaplikasikan dalam pemebalajaran IPA maupun tematik terpadu. Tahap-tahap

penerapan strategi Question Notes yakni:

1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan menentukan ketua

kelompok

2. Guru membagikan LK dan kebutuhan yang sudah disediakan untuk tiap

kelompok

3. Siswa mencermati LK yang diberikan guru dan menanyakan hal-hal yang

kurang dipahami kepada guru

4. Siswa melakukan diskusi secara berkelompok untuk mengerjakan LK

13

(25)

16

5. Guru meminta siswa untuk membuat sebuah pertanyaan, ditulis di kertas pos

it kemudian di tempel di kertas plano yang sudah disediakan

6. Siswa membuat produk yang sudah ditentukan guru sesuai dengan langkah –

langkah yang ada di dalam LK

7. Setelah semuanya selesai masing-masing siswa mengamati hasil karyanya

secara kelompok kemudian menuliskan hasilnya dalam LK

8. Hasil diskusi kelompok ditempel di kertas plano, kemudian melakukan

kunjung karya ke kelompok lain dengan membawa kertas pos it

9. Dalam kegiatan kunjung karya, setiap siswa dalam satu kelompok mejawab

pertanyaan yang ditulis oleh masing-masing siswa kelompok lain di kertas pos

it yang sudah disediakan kemudian jawaban ditempel dibawah pertanyaan

siswa

10. Kemudian kelompok yang lain memberikan pendapatnya berupa saran atau

kritikan terhadap karya dan jawaban dari kelompok lain

11. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil karyanya dan kelompok lain

mendengarkan dan boleh memberikan saran

(26)

17

B.Pemahaman Konsep

Pemahaman berasal dari kata “paham” yang mempunyai arti benar, sedangkan

pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami.14 Pemahaman berasal

dari kata paham yang artinya:

1. Pengertian, pengetahuan yang banyak

2. Pendapat, pikiran

3. Aliran, pandangan

4. Mengerti benar (akan), tahu benar (akan)

5. Pandai dan mengerti benar.

Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti: mengerti benar

(akan); mengetahui benar, memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe- an

menjadi pemahaman, artinya proses, perbuatan, cara memahami atau

memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham).15 Sehingga dapat diartikan

bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami dan cara mempelajari

baik-baik supaya paham dan memiliki pengetahuan banyak.

Pemahaman merupakan salah satu daerah ranah kognitif Dari taksonomi

bloom. Sudijono menyatakan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang

untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.16

Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan

penjelasan atau memberi uraian lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan

14

Em Zul, et al., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Difa Publisher, 2008). 607-608. 15

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. 74. 16

(27)

18

kata-katanya sendiri. Tahap pemahaman sifatnya lebih kompleks dari pada tahap

pengetahuan. Untuk dapat mencapai tahap pemahaman terhadap suatu konsep IPA

siswa harus mempunyai pengetahuan terhadap konsep tersebut.

Menurut Poerwodarminto, “pemahaman merupakan proses berfikir dan

belajar”. Dikatakan demikian karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu

diikuti dengan belajar dan berfikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan

cara memahami. Pemahaman adalah bagaimana seorang mempertahankan,

membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan, memberikan

contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan. Dengan pemahaman, siswa

diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di

antara fakta – fakta atau konsep.

Bahri menyatakan pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili

sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep

mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga

objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam

kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri

pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).

Sedangkan menurut Singarimbun dan Effendi, pengertian konsep adalah

generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk

menggambarkan barbagai fenomena yang sama. Konsep merupakan suatu

(28)

19

merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita

memakainya.

Secara garis besar pemahaman merupakan proses, perbuatan, cara memahami

atau memahamkan.17 Dengan demikian, pemahaman merupakan rangkaian proses

berfikir dan belajar, karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti dengan

berfikir dan belajar. Pemahaman merupakan bentuk utama belajar, menurut

Brunner seseorang dikatakan memahami suatu konsep belajar apabila ia

mengetahui semua unsur belajar seperti, pengertian, menjelaskan, memberikan

contoh-contoh baik yang positif maupun negatif, karakteristik, rentangan

karakteristik dan kaidah- kaidah yang ada.18 Dalam kaitannya dengan

pembelajaran lebih lanjut Sudirman berpendapat, pemahaman adalah kemampuan

memahami arti suatu bahan pelajaran, seperti menafsirkan, menjelaskan, dan

meringkas sesuatu.19 Jika diterapkan pada materi hubungan sumber daya alam,

lingkungan, teknologi dan masyarakat pada matapelajaran IPA siswa kelas IV

maka pemahaman konsep dalam pembelajaran yang dimaksud adalah bagaimana

siswa dapat berfikir dan belajar serta memberikan timbal balik dan dapat

menciptakan sebuah inovasi baru yang bermanfaat bagi sumber daya alam,

lingkungan, teknologi dan masyarakat, sehingga terdapat peningkatan

kesejahteraan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat sebagai

hasil dari pemahaman konsep pada mata pelajaran IPA di sekolah.

17

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), 174. 18

Sudirman, et al., Ilmu Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), 52. 19

(29)

20

Dalam pembelajaran, pemahaman sebagai kemampuan siswa untuk dapat

mengerti apa yang telah diajarkan oleh guru. Dengan kata lain, pemahaman

merupakan hasil dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang mengarahkan pada

upaya pemberian pemahaman pada siswa adalam pembelajaran yang mengarahkan

agar siswa memahami apa yang mereka pelajari. Indikator pemahaman

menunjukkan bahwa pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam

dari pengetahuan. Dengan pengetahuan, siswa belum tentu memahami sesuatu

yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa

menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan pemahaman,

seorang tidak hanya bisa menghafal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga

mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatuyang dipelajari juga

mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut.

Siswa dapat dikatakan memahami suatu materi jika memenuhi beberapa

indikator. Indikator dari pemhaman itu sendiri yaitu:

1. Mengartikan

2. Memberikan contoh

3. Mengklasifikasi

4. Menyimpulkan

5. Menduga

(30)

21

7. Menjelaskan.20

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan belajar

siswa dilihat dari segi kemampuan pendidikan adalah sebagai berikut:21

1. Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar

mengajar. Perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang

dilakukan oleh guru dan akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

2. Guru

Guru adalah pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan

kepada peserta didik. Sehingga peserta didik akan mencapai tujuan yang

diharapkan.

3. Peserta Didik

Peserta didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah untuk

belajar bersama guru dan teman-temannya. Dan memiliki karakteristik dan

gaya belajar yang berbeda satu dengan lainnya.

4. Kegiatan Pengajaran

Kegiatan pengajaran adalah proses terjadinya interaksi antara guru dan

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

20

Wowo Sunaryo K., Taksonomi Kognitif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), 117. 21

(31)

22

5. Suasana Evaluasi

Suasana atau keadaan kelas menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat pemahaman siswa. Dan berkaitan dengan konsentrasi

dan kenyamanan peserta didik dalam belajar.

6. Bahan dan Alat Evaluasi

Bahan dan alat evaluasi merupakan salah satu komponen di dalam

kurikulum yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa. Alat evaluasi

meliputi cara-cara dalam menyajikan bahan evaluasi, contohnya dengan butir

soal bentuk benar salah, pilihan ganda, menjodohkan maupun melengkapi.

Jika siswa dapat mengerjakan alat evaluasi dengan baik maka siswa

dinyatakan faham terhadap materi yang diajarkan.

Langkah-langkah dalam meningkatkan pemahaman siswa diantaranya:

1. Memperbaiki Proses Pengajaran

Langkah ini merupakan langkah dalam meningkatkan proses pemahaman

siswa dalam belajar. Perbaikan proses pengajaran tersebut meliputi:

Memperbaiki tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, metode dan media dalam

proses pembelajaran, serta evaluasi belajar yang mana evaluasi ini bertujuan

untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman terhadap materi yang

diajarkan.

2. Adanya Kegiatan Bimbingan Belajar

Adanya tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu

(32)

23

setiap murid dapat belajar dengan efisien dan efektif sesuai dengan

kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai perekmbangan yang optimal.22

3. Pemahaman Waktu Belajar dan Pengadaan Feed Back (Umpan Balik dalam

Belajar)

Berdasarkan penemuan John Challor (1936:113) dalam observasinya

mengatakan bahwa bakat untuk bidang studi tertentu ditentukan oleh tingkat

belajar siswa menurut waktu yang disediakan pada tingkat tertentu.23 Ini

mengandung arti bahwa seorang siswa dalam belajarnya harus diberi waktu

yang sesuai dengan bakat mempelajari pelajaran, tugas kemampuan siswa

dalam memahami pelajaran dan kualitas pelajaran itu sendiri. Dengan

demikian siswa akan dapat belajar dan mencapai pemahaman yang optimal.

Guru juga harus selalu mengadakan Feed back (Umpan balik) sebagai

pemantapan belajar.

Umpan balik merupakan observasi terhadap akibat perbuatan (tindakan)

dalam belajar. Hal ini dapat memberikan kepastian kepada siswa apakah

kegiatan belajar telah atau belum mencapai tujuan. Jika menjadi kesalahan

pada anak, maka anak akan segera memperbaiki kesalahannya.24

4. Motivasi Belajar

Motivasi adalah Usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan

motif-motif pada diri peserta didik atau pelajar yang menunjang kegiatan

22

Abu Ahmadi, et al., Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991). 105. 23

Mustaqim, et al., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991). 113. 24

(33)

24

kearah tujuan belajar ada pendapat dari Prof. S. Nasution yang mengatakan

bahwa, motifasi atau penyebab peserta didik dalam belajar ini ada 2 yaitu:

a) Ia belajar karena didorong oleh kegiatan untuk mengetahui dalam belajar

ini untuk menambah wawasan pengetahuan.

b) Ia belajar supaya mendapatkan angka yang baik, naik kelas, mendapatkan

ijazah.

Adapun pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami

motivasi adalah:

a) Motivasi dipandang sebagai suatu proses pengetahuan tentang proses ini

dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diajarkan dan

meramalkan tingkah laku orang lain.

b) Menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk

tingkah laku seseorang.

5. Adanya Kemauan Belajar

Kemauan belajar merupakan hal yang terpenting dalam belajar, karena

kemauan merupakan fungsi jiwa untuk dapat mencapai tujuan dan merupakan

kekuatan dari dalam jiwa seseorang.25 Artinya seseorang siswa dituntut harus

mempunyai sesuatu kekuatan dari dalam jiwanya untuk melakukan aktivitas

belajar.

25

(34)

25

6. Remedial Teaching (Pengajaran Perbaikan)

Remedial Teaching adalah suatu pengajaran yang bersifat menimbulkan

(pengajaran yang membuat jadi baik). Dalam proses belajar mengajar siswa di

harapkan dapat mencapai pemahaman (hasil belajar) yang optimal, jika

ternyata siswa masih belum berhasil dalam belajar, maka diadakan bimbingan

khusus yaitu, remedial teaching dalam rangka membantu dalam pencapaian

hasil belajar.26

Adapun sasaran pokok dari tindakan remedial teaching adalah:

a) Siswa yang prestasinya dibawah minimal, diusahakan dapat memenuhi

kriteria keberhasilan minimal.

b) Siswa yang sedikit kurang atau bahkan tidak mencapai bakat maksimal

dalam keberhasilan akan dapat disempurnakan atau diperkaya, bahkan

mungkin ditingkatkan kepada kegiatan yang lebih tinggi.27

7. Keterampilan Mengadakan Variasi

Variasi adalah Suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi belajar

mengajar yang ditunjukkan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam

situasi belajar-mengajar, murid-murid senantiasa menunjukkan ketekunan,

antusiasme, serta penuh partisipasi.

26

Abin Syamsuddin Makmum, Psikologi pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya), 234. 27

(35)

26

Berhasil atau tidaknya seorang guru dalam meningkatkan pemahaman kognitif

peserta didik dapat diukur menggunakan indikator kompetensi. Indikator tersebut

dibuat sendiri oleh seorang guru dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

sebelum pembelajaran yang sesungguhnya berlangsung. Namun indikator yang

dibuat tersebut juga harus disertai dengan acuan pengukuran yang valid. Dalam

teori pendidikan, ada dua acuan yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat

prestasi atau keberhasilan belajar peserta didik sebagai hasil keberhasilan guru

dalam meningkatkan pemahaman kognitif peserta didik yakni acuan norma dan

acuan patokan.28

Penilaian dengan acuan norma yaitu penilaian prestasi dan hasil belajar siswa

yang diukur dengan acuan rata-rata kelas. Acuan ini biasa digunakan dalam

menentukan derajat keberhasilan siswa dibandingkan dengan rata-rata kelasnya.

Maka dari itu akan diperoleh kategori prestasi siswa dengan ketentuan diatas

rata-rata, sekitar rata-rata dan dibawah rata-rata. Sedangkan penilaian dengan acauan

patokan adalah penilaian yang diukur dari acuan tujuan instruksional atau

indikator kompetensi yang harus dikuasai siswa.

Dari kedua acuan tersebut seorang guru dapat mengetahui tingkat

keberhasilan belajar yang dicapai siswa dengan beberapa bentuk:

28

(36)

27

1. Pengukuran dan penilaian menggunakan angka-angka. Dapat digambarkan

dalam rentangan 1 sampai dengan 10 atau 1 sampai dengan 100 atau 0 sampai

dengan 4. 29

2. Pengukuran penilaian dengan menggunakan kategori.

3. Pengukuran dan penilaian dengan menggunakan uraian atau narasi.

4. Pengukuran dan penilaian dengan menggunakan kombinasi.

Pada kurikulum berbasis kompetensi tingkat keberhasilan belajar siswa

dinyatakan dengan angka untuk aspek kognitif dan psikomotor disertai dengan

narasi, sedangkan untuk aspek afektif digunakan kategori kualitatif A, B, C, D dan

E yang disertai dengan narasi. Keempat bentuk penilaian tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut:

A = 89 – 100 A = 4 A = Baik Sekali

B = 70 – 88 B = 3 B = Baik

C = 59 – 69 C = 2 C = Cukup

D = 49 – 58 D = 1 D = Kurang

E = < 48 E = 0 E = Gagal

Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul prinsip-prinsip dan teknik

evaluasi pengajaran menyatakan rentangan nilai dengan prosentase berikut:

29

(37)

28

90% - 100% = A (Sangat Baik)

80% - 89% = B (Baik)

65% - 79% = C (Cukup)

55% - 64% = D (Kurang)

< 55% = TL (Tidak Lulus atau Gagal)30

Sehingga dari beberapa acuan tersebut seorang guru dapat menetukan tingkat

ketercapaian indikator kompetensi dan dapat juga digunakan sebagai tolak ukur

pemahaman peserta didik.

C.Karakteristik Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah.

30

(38)

29

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah

(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan

bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan

hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah. Banyak hasil penelitian yang menyatakan

keunggulan inkuiri sebagai model pembelajaran IPA. Sebagaimana diamanatkan

dalam kurikulum 2004 dan standar isi BSNP (Bandan Standar Nasional

Pendidikan) yang mencantumkan inkuiri sebagai produk yang diterapkan secara

terintegrasi di kelas.

Pembelajaran inkuiri menekankan pada semua pendidik agar menerapkan

kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses dalam pemahaman materi

pelajaran. Pendidik seyogyanya memahami bahwa inkuiri menjadi inti dari

pembelajaran IPA. Alberta menyatakan “the essence of scietifict interprise, and

inquiry as a strategy for teaching and learning.” Pemahaman bahwa inkuiri

sebagai inti pembelajaran IPA ini adalah bahwa inkuiri memiliki sintaks dimana

siswa memiliki kemampuan menarik kesimpulan sebagai suatu hasil dari berbagai

kegiatan penyelidikan sederhana dalam pembelajaran IPA. Proses pembelajaran

inkuiri yang diawali dengan pertanyaan dapat menumbuhkan keingintahuan siswa

dalam melihat fenomena alam.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan

(39)

30

Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk

terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran

Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada

pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui

penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

D.Implementasi Strategi Question Notes dalam Meningkatkan Pemahaman

Konsep

Dari data hasil beberapa penelitian terdahulu diketahui bahwa penerapan

strategi bertanya sebelum pembelajaran dimulai menunjukkan peningkatan hasil

belajar kognitif. Seperti pada penelitian Adhi Tya Restu Nugroho dan Sukiswo

Supeni Edi tahun 2015 dengan judul “Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar

Siswa Melalui Metode Learning Start With a Question pada Siswa Kelas XI

SMAN 1 Kendal”. Selain itu. berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian

tersebut juga dapat diketahui bahwa penerapan strategi bertanya sebelum

pembelajaran dimulaidapat meningkatkan minat siswa.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Riswani & Widayati tahun

2012 yang berjudul “Model Active Learning dengan Teknik Learning Start With A

Question dalam Peningkatan Keaktifan Peserta Didik pada Pembelajaran

Akuntansi Kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran

2011/2012”. Sama halnya dengan hasil penelitian yang lain yang menyatakan

(40)

31

dapat meningkatkan minat dan keaktifan peserta didik kelas XI IS 1 SMA Negeri

7 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian ini juga mendukung

penelitian dari Kusuma & Parta tahun 2013 yang berjudul “Peningkatan Keaktifan

Siswa Melalui Pembelajaran dengan Strategi Learning Start With A Question pada

Materi Segitiga dan Segiempat untuk Siswa kelas VII-H SMPN 1 Blitar. FMIPA

Universitas Negeri Malang: 7-8.”. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

melalui strategi Learning Start With A Question (LSQ) guru dapat meningkatkan

minat dan keaktifan siswa kelas VII-H SMPN 1 Blitar.

Pembelajaran dengan penerapan strategi bertanya sebelum pembelajaran

dimulai dibuat dengan desain yang menarik agar siswa senang dan bersemangat

dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran yang menarik, siswa akan

bersungguh-sungguh dalam belajar. Pembelajaran yang aktif dan menarik akan

membangkitkan minat anak dalam belajar. Pembelajaran tidak hanya sebatas guru

menjelaskan materi yang ada di buku, tetapi guru mengajak semua siswa untuk

ikut berpartisipasi dalam pembelajaran. Guru menjelaskan dengan berbagai

demonstrasi sederhana, membuat siswa belajar berkelompok, mengajak siswa

melakukan berbagai praktikum, serta memberikan apresiasi kepada siswa yang

(41)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A.Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu

masalah untuk mencari bukti dalam penelitian tersebut. Seperti yang dijelaskan

oleh Sumadi Suyabrata, penelitian dilakukan karena ada hasrat ingin tahu manusia

yang berawal dari kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya baik alam

besar maupun kecil. 31

Dari pengertian tersebut, sudah jelas bahwa metode penelitian senantiasa

dibutuhkan di dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan penelitian sendiri secara umum

ada tiga macam, yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan.

Sedangkan, kegunaannya adalah untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikemukakan

metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan

dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan

untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

pendidikan.32

31

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 2. 32

(42)

33

Metode penelitian yang digunakan adalah classroom action research atau

penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini memadukan antara

penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif

partisipan. Sedangkan penelitian kuantitatif menggunakan data berupa

angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita

ketahui. Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini didesain untuk membantu

guru mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di kelas, informasi ini bermanfaat

untuk mengambil keputusan yang tepat untuk menentukan media yang seharusnya

digunakan dalam proses pembelajaran, demi peningkatan profesionalisme guru,

prestasi belajar, kelas dan sekolahan.

PTK meliputi tiga kata yaitu “penelitian”, “tindakan”, dan “kelas”. Penelitian

adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu

untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau

orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas di berbagai bidang.

Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang senagaja dilakukan dengan tujuan

tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan.

Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa/mahasiswa yang dalam waktu yang

sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang

guru/dosen yang sama.33

33

(43)

34

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam

kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.34 Menurut Suyanto,

PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan

praktik-praktik pembelajaran di kelas.35

Karakteristik utama penelitian tindakan adalah bahwa penelitian dilakukan

melalui refleksi diri. Artinya, dalam penelitian tindakan, pelaku praktik, seperti

pendidik, merupakan pelaku utama penelitian. Karakteristik lainya adalah adanya

latar belakang permasalahan praktis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari pendidik,

diselenggarakan secara kolaboratif antara peneliti, pendidik, kepala sekolah atau

ketua penyelenggara, peserta didik dan orang tua dan adanya peran ganda pendidik

sebagai praktisi sekaligus sebagai peneliti praktisinya sendiri. Selain itu terdapat

prinsip penelitian tindakan yang merujuk pada berbagai ketentuan atau arahan

dasar agar penelitian tindakan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan

memberikan hasil yang optimal.36

Ada beberapa model yang dapat digunakan untuk penelitian tindakan kelas

dan masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sedangkan dalam

penelitian tindakan kelas ini peneliti memilih menggunakan model Kemmis Tagart

34

Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), 14. 35

Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 26. 36

(44)

35

yang terdiri dari empat tahapan, yaitu: a) perencanaan (planning), b) tindakan

(acting), c) pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting). Hubungan

keempat tahapan tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan

(45)

36

Secara keseluruhan, empat tahapan dalam bentuk PTK tersebut membentuk

suatu siklus PTK. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari

satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua,

dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil di siklus pertama. Siklus

ketiga, dilaksanakan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga

silkus-siklus berikutnya.

Prosedur penelitian ini tersusun atas persiapan, pelaksanaan, dan penulisan

laporan. Diawali sejak menemukan ide, menentukan tujuan, kemudian

merencanakan proses penelitian yang mencakup perencanaan permasalahan,

merumuskan, menentukan tujuan penelitian, mencari sumber informasi,

melakukan kajian dari berbagai pustaka, menentukan metode yang digunakan,

analisis data dan menguji hipotesis kerja guna mendapatkan hasil penelitian.

Pada tahap awal, peneliti menjajaki keadaan dan kemampuan siswa melalui

observasi. Di dalamnya mencakup keadaan kelas, perilaku siswa sehari-hari,

perhatian terhadap pelajaran dan hasil belajarnya selama ini dalam kelas. Untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan dan penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran terutama pemahamannya dalam memahami materi hubungan sumber

daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat, peneliti mengadakan uji

kompetensi siswa dengan instrumen lembar kerja siswa. Penjajagan kedaan awal

ini sangat diperlukan untuk dijadikan dasar kriteria untuk mengukur ada tidaknya

perbaikan dan peningkatan setelah dilaksanakannya tindakan oleh peneliti dalam

(46)

37

Dan dari hasil observasi pembelajaran dan wawancara intensif dengan guru

kelas di MIN Buduran pada tanggal 13 Oktober 2016 telah ditemukan: (1 97%

siswa kelas IV tidak memahami materi hubungan sumber daya alam, lingkungan,

teknologi dan masyarakat; (2 68% siswa mengalami kesulitan dalam menghafal

kosakata ilmiah pada mata pelajaran IPA; (3 10% siswa kelas pasif dalam

pembelajaran di kelas dan sulit diatur.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti kemudian menyadari betul

bahwa jika keadaan tersebut tidak diperbaiki, maka akan menyebabkan timbulnya

masalah yang lebih besar lagi, baik bagi siswa maupun guru itu sendiri. Tahap

berikutnya, peneliti merancang tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki

dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Kemudian guru

melakukan penelitian tindakan kelas untuk melakukan perubahan dan perbaikan

proses pembelajaran.

Perbaikan yang diinginkan itu adalah siswa menjadi lebih semangat belajar

dan mengkaji Ilmu Pengetahuan Alam dengan memahami konsep-konsep dalam

mata pelajaran IPA. Selain itu, diupayakan ada peningkatan secara keseluruan

sebagai dampak dari perubahan strategi yakni kelas menjadi lebih aktif, dinamis,

siswa lebih bergairah, siswa berani bertanya atau mengemukakan pendapatnya,

siswa berani menjawab pertanyaan, atau bahkan berani tampil di depan kelas

untuk menyampaikan ringkasan bacaan yang ditugaskan oleh guru.

Suasana kelas yang diharapkan tersebut dikaji dan dijadikan dasar untuk

(47)

38

dirumuskan dengan matang, guru melaksanakan tindakan kelas. Selama kegiatan

pemberian tindakan kelas berlangsung, peneliti mengamati perubahan perilaku dan

sikap yang terjadi pada diri siswa serta mencatatnya dengan cermat. Guru juga

membuat catatan tentang tindakan yang dilakukan dan dampak dari tindakan itu

terhadap perubahan perilaku siswa. Hasil catatan pemantauan guru tersebut

merupakan bahan untuk melakukan refleksi. Peneliti mengkaji kembali dampak

tindakanya itu terhadap perubahan perilaku siswa dan membandingkannya dengan

keadaan sebelum dilakukan tindakan kelas yaitu:

Berikut pertanyaan yang perlu diajukan oleh guru/peneliti yang dapat

digunakan untuk melakukan refleksi yaitu:

Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MIN Buduran sebagai

bentuk peningkatan pemahaman materi hubungan sumber daya alam, lingkungan,

teknologi dan masyarakat setelah mendapat perlakuan/tindakan dari guru/peneliti

dalam penelitian tindakan kelas dibandingkan dengan sebelumnya?

Apakah siswa kelas IV MIN Buduran menunjukkan perubahan sikap dan dan

perilaku setelah mendapat perlakuan/tindakan dari guru/peneliti dalam penelitian

tindakan kelas dibandingkan dengan sebelumnya?

Pertanyaan-pertanyaan yang menjadi indikator kinerja sebagai tolak ukur

keberhasilan penelitian ini. Apabila indikator kinerjanya belum terpenuhi, maka

(48)

39

B.Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dan dilakukan untuk

memecahkan masalah pembelajaran di kelas di MIN Buduran, Sidoarjo. MIN

Buduran merupakan lembaga pendidikan negeri yang beralamat di Jl. Balai Desa

Banjarkemantren, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Kelas konservasi

penelitian ini adalah kelas IV dengan jumlah keseluruhan siswa 31 anak dalam

satu kelas dengan proporsi jumlah siswa sebanyak 14 anak dan siswi 17 anak.

Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 13 Oktober 2016 sampai 24 Januari

2017. Berawal dari kegiatan observasi kelas, wawancara dan penggalian data pra

siklus. Kemudian pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, yakni penerapan strategi dan

uji kompetensi siswa menggunakan instrumen yang telah di validasi guna

mengetahui ketercapaian indikator kinerja (tolak ukur keberhasilan penelitian).

Latar belakang peserta didik bermacam-macam, ada yang berasal dari

keluarga ekonomi rendah, menengah dan atas. Ada yang berasal dari keluarga

yang berpendidikan tinggi ada pula yang berpendidikan rendah. Ada yang berasal

dari keluarga yang agamis ada pula yang kurang atau tidak agamis. MIN Buduran

tidak membatasi siapa pun untuk mendaftar sekolah ke MIN, hal ini menyebabkan

ada beberapa anak berkebutuhan khusus yang ikut belajar di MIN Buduran.

Untuk mengetahui keadaan peserta didik apakah termasuk Anak

Berkebutuhan Khusus atau tidak, maka dilakukan identifikasi dan asesmen secara

tepat dan dapat dipertanggungjawabkan (bekerjasama dengan Pusat Sumber

(49)

40

Namun khusus ABK diprioritaskan kepada peserta didik berkebutuhan khusus

yang tempat tinggalnya paling dekat dengan madrasah tanpa membedakan

status sosial dan ekonomi. Dan untuk memberikan layanan pendidikan yang

optimal bagi masyarakat juga, maka madrasahpun hanya menerima peserta didik

yang berkebutuhan khusus kategori ringan saja. Dan bila dijumpai pendaftar

adalah ABK kategori berat, maka pihak madrasah mengarahkan untuk sekolah di

SLB.

Tingkat kemampuan peserta didik juga beragam, namun peneliti telah

merangkum hasil observasi, wawancara dan pre test yang menyatakan bahwa

ketrampilan membaca dan menulis siswa baik, kemampuan akademik siswa dalam

hafalan cukup dan pemahaman materi siswa kurang.

C.Variabel yang Diselidiki

Variabel Input : Siswa kelas IVa MIN Buduran Sidoarjo

Variabel Proses : Penerapan Strategi Question Notes

Variabel Output : Tingkat pemahaman siswa terhadap konsep hubungan

sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan

(50)

41

D.Rencana Tindakan

Dalam rencana tindakan ini, proses penelitian memiliki 4 komponen penting

dalam pelaksanaannya, masing-masing komponen ada dalam 1 siklus. 4 komponen

tersebut ialah:

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang tersusun dan dari

segi definisi harus mengarah pada tindakan, yaitu bahwa rencana itu harus

memandang ke depan. Rencana itu harus mengakui bahwa semua tindakan

sosial dalam batas tertentu tidak dapat diramalkan, dan oleh sebab itu agak

mengadung resiko. Rencana umumnya harus fleksibel untuk dapat

diaaptasikan dengan pengaruh yang tak dapat terduga dan kendala yang

sebelumnya tidak terlihat. 37

Seperti halya pada proses belajar mengajar, proses belajar mengajar

merupakan interaksi edukatif yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam

situasi tertentu. Mengajar atau lebih khusus lagi melaksanakan proses

pembelajaran bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan dapat terjadi begitu

saja tanpa direncanakan sebelumnya, akan tetapi mengajar merupakan sesuatu

kegiatan yang semestinya direncanakan dan didesain sedemikian rupa

mengikuti langkah-langkah dan prosedur tertentu.38

37

Daryanto, Panduan Operasional Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), 40.

38

(51)

42

Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan pembelajaran.

Mengenai perlu dan pentingnya perencanaan pembelajaran itu dipersiapkan

dan direncanakan. Agar bahan pelajaran dapat disajikan kepada siswa dalam

jam pelajaran tertentu guru harus membuat persiapan pelajaran yang

dilakukannya berdasarkan pedoman instruksional tersebut. Tiap pengajar

harus membuat persiapan pelajaran dengan penuh tanggung jawab sebelum ia

memasuki kelas.39

2. Pelaksanaan (action)

Tindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang dilakukan secara

sadar dan terkendal, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan

bijaksana, jadi tindakan itu mengandung inovasi tau pembaharuan, betapapun

kecilnya, yang berada dengan yang biasa dilakukan sebelumnya. Sehubungan

dengan hal itu, praktik diakui sebagai pijakan bagi penembangan

tindakan-tindakan berikutnya, yaitu tindakan-tindakan yang disertai niat untuk memperbaiki

keadaan.40

3. Pengamatan (Observating)

Kegiatan pengamatan diaksanakan saat kegiatan kedua dilaksanakan.41

Observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah

mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan jenis data

(52)

43

yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrument

pengumpulan data (angket/wawancara/observasi, dan lain-lain).42

4. Reflesi (reflection)

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengungkapakan kembali apa yang telah

dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah mengobservasi kelemahan dan

kekurangan kegiatan pada siklus I, menyusun rencana perbaikan pada siklus

II. 43

Dalam penelitian ini, persoalan yang ditemukan di kelas IV MIN Buduran,

Sidoarjo pada mata pelajaran IPA adalah rendahnya pemahaman materi hubungan

sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh

banyak faktor, salah satunya adalah penggunaan strategi yang monoton. Maka dari

itu strategi Question Notes digunakan sebagai upaya peningkatan pemahaman

materi hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat pada

mata pelajaran IPA. Kemudian dalam penelitian ini, proses dan hasilnya akan

dipaparkan dalam 2 siklus.

Siklus 1 memuat 4 komponen dan di dalamnya terdiri dari runtutan tugas

seorang peneliti, yaitu:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti menyusun rencana pembelajaran dengan

menggunakan strategi pembelajaran Question Notes, mempersiapkan

42

Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, (Jogjakarta: DIVA Press, 2015), 63. 43

(53)

44

instrumen untuk penilaian serta menganalisis proses dan hasil tindakan seperti

lembar observasi untuk guru dan siswa, serta mempersiapkan sarana prasarana

yang dibutuhkan.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan

penerapan strategi pembelajaran Question Notes.

3. Pengamatan

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai

semua proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung untuk melakukan proses

perbaikan pembelajaran dengan strategi Question Notes. Pengamatan yang

dilakukan di antaranya, sebagai berikut:

a) Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah atau

kekurangan pada pembelajaran dengan strategi Question Notes.

b) Meneliti data yang diperlukan dalam penelitian seperti lembar observasi

yang meliputi lembar pengamatan siswa, lembar pengamatan guru, dan

lembar kerja siswa.

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus 1. Peneliti

melakukan evaluasi, yang mana agar dapat diketahui kekurangan dalam siklus

1 seperti apakah kegiatan siklus 1 dapat meningkatkan atau tidaknya

pemahaman materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan,

(54)

45

Jika meningkat dan memenuhi target peneliti, maka tidak perlu

melanjutkan siklus kedua. Namun apabila pada pelaksanaan siklus 1 yang

telah diketahui hambatan sehingga target peneliti belum tercapai akibat

kekurangan pada proses pembelajaran maka perlu adanya pengulangan yakni

dengan melanjutkan ke siklus II. Pada umumnya kegiatan siklus ke II

memiliki banyak tambahan, karena siklus II adalah untuk memperbaiki siklus

1 yang belum berhasil.

Berikut merupakan langkah-langkah dalam pelaksanaan siklus II:

1. Perencanaan

a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan refleksi

pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

b) Pengembangan program tindakan dari siklus I.

2. Tindakan

Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi Question

Notes sesuai rencana pelaksanaan pembelajara (RPP) hasil refleksi siklus I.

3. Pengamatan

a) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

pada siklus II.

Gambar

Gambar 3.1
Grafik Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Tabel 4.15
Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk

Selain itu/ penolakan Hizbut Tahrir Indonesia – HTI- juga melakukan demonstrasi/ untuk menolak kedatangan Obama ke Indonesia di sejumlah kota/// Juru Bicara HTI

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1997 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Bio Farma menjadi Perusahaan Perseroan

Bagi masyarakat : sebaiknya pengelola keuangan meningkatkan kecerdasan spiritual dengan belajar banyak tentang agama yang dianut agar menjadi orang yang dapat

Almari ini cukup untuk menyimpan buku-buku literasi yang berasal dari sekolah, pinjaman, dan milik siswa sendiri.. Keberadaan buku di almari memungkinkan siswa untuk mengambil

Manfaat yang dimaksud disini adalah manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim

.Surat Penugasan/ljin ini dibui t untuk dapat dipergLnakan sebagaimana mestinya dan selelah selesailuoas dimrhon untuk daoat melaoorkan hasilnva1. Agar rnenjadikan

Memahami garis besar pembelajaran praktikum Fisiologi Manusia berupa : capaian pembelajaran, metode yang digunakan, tugas dan penilaian yang akan diberikan 3.. Materi