IMPLEMENTASI STRATEGI QUESTION NOTES DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI IPA
SISWA KELAS IV MIN BUDURAN SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh: Nurmala Sahidah
NIM. D97213121
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
IMPLEMENTASI STRATEGI QUESTION NOTES DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI IPA
SISWA KELAS IV MIN BUDURAN SIDOARJO
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Tarbiyah dan Keguruan
Oleh:
Nurmala Sahidah NIM. D97213121
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Nurmala Sahidah. 2017. Implementasi Strategi Question Notes dalam Meningkatkan
Pemahaman Materi IPA Siswa Kelas IV MIN Buduran Sidoarjo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah UIN Sunan Ampel Surabaya, Pembimbing I Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M. Ag dan Pembimbing II Dr. Hj. Jauharoti Alfin, M. Si.
Latar Belakang penelitian ini adalah karena banyak ditemukan siswa kelas IV MIN Buduran yang tidak memahami materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat pada pembelajaran tematik dikarenakan salah satu penyebabnya ialah penggunaan strategi pembelajaran yang monoton, kurang efisien dan tidak mengacu dalam pengkajian dan pemahaman konseptual materi IPA yang dipelajari. Kemudian peneliti melakukan pengkajian ulang ilmu dan teori pembelajaran tematik dan karakteristik pembelajaran IPA sehingga ditemukan strategi baru dalam mata pelajaran ini khususnya untuk meningkatkan pemahaman materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan
masyarakat yakni dengan menggunakan strategi Question Notes.
Kemudian muncul sebuah rumusan masalah yakni tentang bagaimana peningkatan pemahaman konseptual siswa kelas IV MIN Buduran Sidoarjo dalam materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan
masyarakat dengan penerapan strategi Question Notes?. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat siswa kelas IV
MI Buduran Sidoarjo dengan penerapan strategi Question Notes. Penelitian ini
menggunakan 2 siklus dan setiap siklus memiliki 4 komponen yang berisi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data diambil langsung dari obyek penelitian yakni siswa kelas IV MIN Buduran, Sidoarjo dengan jumlah 31 anak dalam satu kelas. Cara pengambilan data yaitu dengan melakukan observasi, wawancara kualitatif dengan metode kertas pena dan tes tulis.
Hasil penelitian setelah melakukan siklus I dan II menunjukkan bahwa
strategi Question Notes dapat meningkatkan pemahaman konseptual siswa kelas IV
MIN Buduran Sidoarjo terhadap materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat dengan prosentase kenaikan ketuntasan belajar siswa sebanyak 38,64 %, data ini diperoleh dari perbandingan data siklus I dengan data siklus II, dalam siklus pertama tercatat prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 45,16 % dan setelah dilakukan siklus kedua tercatat kenaikan prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 83,8 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
strategi Question Notes dapat meningkatkan pemahaman materi IPA tentang
hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat pada siswa kelas IV MIN Buduran, Sidoarjo.
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... viii
ABSTRAK ... ix
F. Signifikan Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORI ... 10
A. Strategi Question Notes ... 10
B. Pemahaman Konsep ... 17
C. Karakteristik Pembelajaran IPA ... 28
D. Implementasi Strategi Question Notes dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep ... 30
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS ... 32
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 39
C. Variabel yang Diselidiki ... 40
D. Rencana Tindakan ... 41
E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 46
F. Indikator Kinerja ... 48
G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Hasil Penelitian ... 51
B. Pembahasan ... 73
BAB V PENUTUP ... 80
A. Kesimpulan ... 80
B. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 83
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 86
RIWAYAT HIDUP ... 87
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Di era kemajuan jaman ini masih banyak sekali ditemukan berbagai
permasalahan terutama dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Indonesia dikenal
sebagai Negara berkembang, kerap kali pernyataan berkembang dihubungkan
dengan sistem pendidikan yang ada di Negara tersebut. Seperti apa yang
dikemukakan oleh Satria Dharma seorang konsultan pendidikan, dalam
seminarnya tentang literasi di MTSN Surabaya bahwa maju tidaknya sebuah
Negara itu bergantung pada pendidikannya, Negara yang maju adalah Negara yang
memiliki kualifikasi pendidikan yang baik dan bermutu dan sebaliknya. Penyataan
tersebut juga menguatkan pernyataan Jhon Dewey yang mengemukakan bahwa
pendidikan adalah metode dasar dalam melakukan reformasi dan kemajuan sosial
suatu Negara: “I believe that education is the fundamental method of social
progress and reform”.1
Secara garis besar, ada banyak hal yang melatar belakangi Indonesia masih
dalam ranah Negara berkembang. Dalam konteks pendidikan misalnya, menurut
Lubis Grafura dalam buku terbitannya yang berjudul 100 masalah pembelajaran,
ada lebih dari 100 masalah pembelajaran yang masih dijumpai dalam dunia
pendidikan di Indonesia, dan guru menjadi salah satu subyek penting yang
1
2
berperan dalam menyelesaikan masalah tersebut.2 Salah satu masalah yang dikutip
dalam buku tersebut dan yang menjadi pokok penelitian ini adalah masalah
tentang pemahaman konseptual peserta didik.
Pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu.3 Dalam aspek pembelajaran pemahaman ada berbagai macam
jenisnya, salah satunya adalah pemahaman konseptual. Pemahaman konseptual
berarti kemampuan peserta didik untuk dapat memahami dan mengerti tentang
konsep materi yang diajarkan oleh sesorang guru. Pemahaman konseptual juga
merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan seorang guru yang harus dicapai
dalam pengajaran. Jika pemahaman konseptual peserta didik baik maka guru bisa
dikatakan berhasil dalam mendidik dan mengajarkan materi.
Sedangkan satu materi yang penting dalam dunia pendidikan dan menjadi
materi wajib adalah materi tentang ilmu pengetahuan alam atau biasa disebut IPA.
Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang cukup menjadi
perhatian di Indonesia terutama bagi guru dan peserta didik. Materi IPA adalah
materi yang cukup kompleks dimana kita belajar tentang alam dari materi yang
paling kecil sampai yang paling besar.
Hasil wawancara dari guru kelas IV MIN Buduran pada tanggal 13 Oktober
2016 menyatakan bahwa materi IPA termasuk materi yag kompleks, dalam
pembelajaran membutuhkan waktu yang lama bagi peserta didik untuk dapat
2
Lubis Grafura, 100 Masalah Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), 9. 3
3
memahaminya, sedangkan mengajar dibatasi oleh jam pelajaran sehingga
waktunya sangat terbatas dan tidak maksimal, sehingga peserta didik kurang
menemukan pembelajaran yang bermakna dalam satu kali pembelajaran dan
sebagai guru harus dapat berpacu pada target yang sudah direncanakan di awal.4
Sedangkan hasil wawancara peserta didik yang berjumlah 31 siswa, 68% dari
mereka menyatakan bahwa mata pelajaran IPA cukup sulit karena banyak konsep
menggunakan kosakata ilmiah yang asing dan agak sulit untuk dihafal terutama
bagi kelas awal. Selain itu, konsep IPA yang disampaikan oleh guru juga belum
banyak digunakan oleh peserta didik dalam memecahkan masalah yang dijumpai.
Terbukti dari hasil pre test yang dilakukan pada tanggal 16 Desember 2016
menunjukkan skala yang jauh dari harapan keberhasilan pengajaran seorang guru,
ada 97% siswa yang belum memahami materi IPA tentang hubungan sumber daya
alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
Dengan kondisi kelas ideal yang berarti tidak terlalu besar ataupun kecil,
fasilitas kelas yang memadai, kondisi lingkungan yang bersih membuat siswa
antusias, aktif dan bersemangat dalam mengeluarkan pendapat maupun
memberikan respon dalam pembelajaran, namun karena dalam 1 jam pembelajaran
terdiri dari beberapa mata pelajaran dan membuat waktu yang ditempuh terbatas
sehingga mengakibatkan materi yang diajarkan kurang maksimal di sekolah dan
memberikan kesan pembelajaran yang kurang bermakna. Hal pokok yang paling
diinginkan seorang guru yakni peserta didik dapat lebih memahami konsep materi
4
4
yang diajarkan dengan waktu yang terbatas. Berarti bukan masalah waktu, namun
bagaimana mencari strategi yang tepat guna sehingga dengan waktu yang singkat
peserta dapat memperoleh sesuatu yang bermakna.
Hendaknya apa yang peserta didik dapatkan setelah belajar IPA di sekolah
dapat menjadi sebuah pegangan dalam menjalankan kehidupan di lingkungan dan
menjadi pemecah atas berbagai permasalahan yang berhubungan dengan alam,
sehingga dengan begitu konsep yang mereka dapatkan bermanfaat dan dapat di
aplikasikan di kehidupan sehari-hari.
Konsep IPA sendiri merupakan suatu konsep yang memerlukan penalaran dan
proses mental yang kuat pada peserta didik. Sebelum masuk madrasah
ibtida’iyah/sekolah dasar dan diajarkan IPA secara formal, anak-anak biasanya
sudah membawa ide dasar berdasarkan fenomena-fenomena alam yang dilihat
dalam kehidupan sehari-hari.5 Ketika masuk usia pendidikan dasar anak-anak
diajarkan konsep-konsep dasar dalam ilmu pengetahuan alam. Dan konsep dalam
mata pelajaran IPA bukan untuk sekedar dihafal, hakikatnya belajar ipa yang baik
dan benar adalah belajar pemahaman konsep dan menemukan konsep sendiri
sebagai sebuah pengalaman ilmiah, karena hakikatnya belajar IPA adalah belajar
tentang alam sekitar yang mana dalam keseharian kita saling menguntungkan dan
membutuhkan satu sama lain.
Di Indonesia peserta didik yang mempelajari IPA relatif belum mampu
menggunakan pengetahuan IPA yang mereka peroleh dalam menghadapi
5
5
tantangan di kehidupan nyata. PISA (Program for International Student
Assesment) 2006 yang berfokus pada literasi IPA mengukuhkan peserta didik di
indonesia menempati posisi ke-50 dari 57 negara dengan skor rata-rata 393. Aspek
tersebut diukur dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik
mengidentifikasi masalah, memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta
menggunakannya untuk memahami fenomena dan perubahan pada lingkungan
hidup.6
Pernyataan tersebut memberikan fakta bahwa hasil belajar peserta didik di
Indonesia dalam memahami konsep materi IPA sangatlah rendah. Tentu saja hal
tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yakni: karakteristik peserta didik
dan keluarga, kemampuan membaca, motivasi belajar, minat dan konsep diri,
strategi belajar, tingkat kehadiran dan rasa memiliki.
Mengingat bahwa setiap pembelajaran memiliki tujuan. Dan untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan itu diciptakan sebuah indikator kinerja
yang menjadi tolak ukur keberhasilan dalam pembelajaran. Sedangkan untuk
mencapai keberhasilan itu, seorang pendidik hendaknya melakukan segala upaya
untuk mencapai keberhasilan. Guru yang merupakan ujung tombak pendidikan
seharusnya selalu berupaya melaksanakan yang terbaik dalam mendidik anak
bangsa dengan ikhlas dan menguasai pembelajaran yang efektif dalam
melaksanakan tugas mulia tersebut.7 Dari metode, pendekatan, model, strategi dan
6
Asih Widi Wisudawati, Metodologi, 11. 7
6
media yang baru dan inovatif sangat dibutuhkan untuk tercapainya tujuan
pembelajaran.
Begitu pula dengan pembelajaran IPA, jika ditemukan sebuah permasalahan,
hendaknya seorang pendidik harus cepat menyadari permasalahan itu dan segera
menemukan solusi pemecahan masalahnya, maka dari itu penelitian tindakan kelas
dilakukan guna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dan pada
penelitian ini, penulis memilih strategi Question Notes sebagai alternatif
pemecahan masalah yang ditemui dalam materi hubungan sumber daya alam,
lingkungan, teknologi dan masyarakat pada mata pelajaran IPA kelas IV MIN
Buduran, Sidoarjo.
Strategi ini dipilih dengan tujuan menciptakan suasana pembelajaran yang
bermakna sehingga nantinya peserta didik memperoleh pemahaman konseptual
yang baik, bercermin pada peneltian-penelitian terdahulu yang terbukti berhasil
menerapkan strategi yang sejenis dengan strategi yang penulis pilih dapat
meningkatkan pemahamn konseptual pada peserta didik.
Selain itu mengingat bahwa peserta didik sebagai obyek penelitian memiliki
karakteristik sebagai peserta didik yang antusias, aktif dan mudah memberikan
respon dalam pembelajaran terutama dalam materi IPA. Berkaitan dengan materi
hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat yang
esensialnya sangat penting untuk dipahami oleh peserta didik yang aktif. Strategi
ini juga mengantarkan siswa untuk berpikir secara proses dan analisis sehingga
7
strategi ini dapat melatih siswa kelas awal untuk dapat menemukan konsep sendiri
dalam pengetahuannya tentang ipa bukan hanya sekedar untuk dihafal.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa kelas IV MIN Buduran dalam
materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan
masyarakat dengan penerapan strategi Question Notes?
C.Tindakan yang Dipilih
Mengimplementasikan strategi Question Notes dalam meningkatkan
pemahaman materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan,
teknologi dan masyarakat pada siswa kelas IV MIN Buduran, Sidoarjo.
D.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini yakni:
1. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas IV MIN Buduran dalam
materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan
8
E.Lingkup Penelitian
Siswa kelas IVA MIN Buduran, Sidoarjo dengan jumlah 31 anak dalam satu
kelas. Materi hubungan sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
F. Signifikan Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian ini
yaitu:
Bagi Guru:
1. Merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan
hasil belajar siswa
2. Dapat dimanfaatkan sebagai pemilihan strategi yang tepat bagi siswa untuk
meningkatkan performa dan hasil belajar siswa.
3. Timbulnya budaya meneliti yang terkait dengan prinsip sambil bekerja dapat
melakukan penelitian di bidang yang ditekuninya
Bagi Siswa:
1. Meningkatkan pemahaman konsep IPA tentang hubungan sumber daya alam,
lingkungan, teknologi dan masyarakat
2. Meningkatkan kreatifitas siswa dalam membuat teknologi yang bermanfaat
bagi manusia dari pemanfatan sumber daya alam
3. Meningkatkan keterampilan bertanya siswa terhadap materi yang akan
9
4. Timbulnya kesadaran pada subyek yang diteliti sebagai akibat adanya
tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas terutama dalam mencapai tujuan
pembelajaran
Bagi Peneliti:
1. Memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan dalam dunia
pendidikan dan pengajaran
2. Melatih kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah yang ditemukan
dalam proses penelitian
3. Mengkaji ilmu pendidikan sebagai usaha peningkatan kualitas pendidikan
4. Memperoleh pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan usaha peningkatan
BAB II KAJIAN TEORI
A.Strategi Question Notes
Strategi merupakan suatu cara yang sengaja dibuat dan direncanakan untuk
mencapai tujuan yang ditentukan. Menurut margono, strategi belajar mengajar
adalah kegiatan guru dalam proses belajar mengajar yang dapat memberikan
kemudahan atau fasilitas kepada peserta didik agar dapat mencapai tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan.8 Strategi pembelajaran berawal dari suatu proses
belajar mengajar yang bertujuan untuk membuat peserta didik belajar dan berubah
tingkah lakunya. Sedangkan strategi pembelajaran IPA adalah suatu cara yang
sengaja dibuat dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara
efektif dan efisien dalam pembelajaran IPA.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru untuk
mengembangkan strategi-strategi pembelajaran yang berorientasi pada
peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses
pembelajaran. Strategi pembelajaran diartikan sebagai a plan, methode, or series
of activities designed to achieves particular education goal yaitu sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Dick dan Carey menyatakan bahwa
strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan
8
11
prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan guru dalam rangka
membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Guru yang efektif adalah mereka yang mampu menerapkan beragam strategi
pembelajaran, mulai dari pendekatan-pendekatan teacher-centered hingga
pendekatan-pendekatan yang lebih student-centered.9 Strategi pembelajaran terdiri
dari cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar
yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan
karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.
Question Notes merupakan sebuah strategi pengembangan dari strategi
Learning Start with a Question dan strategi Question Student Have. Tujuan dari
strategi ini tidak jauh berbeda dari dua strategi diatas, perbedaannya hanya terletak
pada proses penerapan strategi dalam pembelajaran. Strategi bertanya sebelum
pelajaran dimulai merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif (active
learning) yang dapat meningkatkan beberapa kemampuan siswa dalam proses
pembelajaran antara lain pemahaman konsep, kemampuan mengerjakan tes,
kepuasan siswa, kerjasama, dan strategi pemecahan masalah seperti yang
dikemukakan Pundak, Hershkowitz, Shacham, dan Wiser Biton, “most
researchers who examined active learning identified an improvement in the
following indices: conceptual understanding, test achievements, reduced dropout
9
12
rates, student satisfaction, teamwork, and problem solving”.10 Selain kemampuan
diatas strategi pembelajaran aktif juga dapat memacu penerapan ide-ide yang
kreatif melalui perubahan sikap siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang
dikemukakan oleh Lightner, Benander, dan Kramer,“Active learning strategies
encourage creative application of knowledge by changing attitudes about the
variety of opportunities to use the material from class”.11
Strategi-strategi pembelajaran aktif mendorong penerapan ide-ide kreatif yang
dilakukan dengan merubah sikap yang berkaitan dengan macam-macam peluang
untuk menggunakan materi yang telah didapatkan di dalam kelas. Teknik bertanya
merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk mengajukan sejumlah pertanyaan
kepada siswanya dengan memperhatikan karakteristik dan latar belakang siswa.
Dengan mengajukan pertanyaan yang menantang, siswa akan terangsang untuk
berimajinasi sehingga dapat mengembangkan gagasan-gagasan barunya yang
berisi tentang informasi yang lengkap. Dalam proses belajar mengajar, bertanya
memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik
penyampaian yang tepat akan:
1. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang
sedang dibicarakan.
10
Pundak, et al., Journal of E-Learning and Learning Objects, (2009), Vol 5, 215-229. 11
13
3. Mengembangkan pola pikir dan cara belajar aktif dari siswa, sebab berpikir itu
sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
4. Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu
peserta didik dalam menentukan jawaban yang baik.
5. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.12
Sedangkan pertanyaan siswa adalah cara siswa mengungkapkan rasa
keingintahuan akan jawaban yang tidak/belum diketahui. Rasa ingin tahu
merupakan dorongan atau rangsangan yang efektif untuk belajar dan mencari
jawaban. Kualitas hidup seseorang ditentukan oleh kualitas pertanyaannya,
semakin progresif sebuah pertanyaan semakin sukses orang tersebut menjalani
kehidupannya. Bertanya merupakan bagian pembelajaran dalam meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Tidak hanya bertanya, keaktifan-keaktifan lain dari peserta didik juga dapat
digali melalui teknik tersebut. Penyampaian materi pelajaran yang diberikan guru
dapat dilakukan dengan efektif dan melibatkan peserta didik secara aktif. Guru
memberi bacaan yang sesuai dengan materi berupa modul pelajaran dan meminta
peserta didik mempelajari modul tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan secara
individu maupun kelompok kecil oleh peserta didik. Peserta didik memberi tanda
pada bagian materi yang dapat dipahami dan menuliskan pertanyaan tentang
materi yang belum dipahami. Peserta didik mengumpulkan pertanyaan yang
12
14
ditulis, kemudian guru hanya menyampaikan pelajaran dengan menjawab
pertanyaan yang telah diajukan peserta didik.
Question Notes mempunyai kekuatan dalam pembelajaran yakni peserta didik
terpancing untuk berfikir dan bertanya, pembelajaran menjadi lebih menarik dan
interaktif, kualitas pembelajaran dapat ditingkatan, dan meningkatkan sikap positif
peserta didik terhadap materi pembelajaran. Strategi ini mempunyai beberapa
kelemahan seperti halnya strategi Learning Starts with A Question yakni
pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan dengan kreatif dan vokal yang mampu
mencakup kelas, dan guru harus mampu menjadi moderator dan fasilitator yang
baik.
Peluang yang dimiliki dalam pembelajaran adalah dapat menarik perhatian
peserta didik, membantu mempercepat pemahaman materi, pembelajaran lebih
produktif dan komunikatif, peserta didik dapat mengungkapkan berbagai
pendapatnya dengan karakter peserta didik yang berbeda-beda, dan meningkatkan
keaktifan/keterlibatan peserta didik selama proses pembelajaran. Sedangkan
tantangan yang harus dihadapi adalah peserta didik dituntut untuk responsif
terhadap proses pembelajaran, peserta didik dituntut untuk berani dan tidak malu,
dan menyediakan fasilitas yang sesuai dengan pokok bahasan materi.
Sesuai dengan persepsi dan pendapat para ahli pada pembahasan sebelumnya
mengenai strategi diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam teknik tersebut peserta
didik dibimbing dan difasilitasi oleh guru untuk menentukan kebutuhannya,
15
memberi arti pada informasi baru, dan mampu memodifikasi pengetahuan yang
baru saja diterima dengan pengalaman dan pengetahuan yang pernah dimilikinya.
Stategi ini sangat cocok untuk pembelajaran IPA mauapun pembelajaran
tematik terpadu. Dalam pembelajaran IPA/tematil terpadu, Untuk memperkuat
pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar matapelajaran), dan
tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong
kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual
maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning).13 Sehingga strategi ini sangat relevan untuk diterapkan dan
diaplikasikan dalam pemebalajaran IPA maupun tematik terpadu. Tahap-tahap
penerapan strategi Question Notes yakni:
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan menentukan ketua
kelompok
2. Guru membagikan LK dan kebutuhan yang sudah disediakan untuk tiap
kelompok
3. Siswa mencermati LK yang diberikan guru dan menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami kepada guru
4. Siswa melakukan diskusi secara berkelompok untuk mengerjakan LK
13
16
5. Guru meminta siswa untuk membuat sebuah pertanyaan, ditulis di kertas pos
it kemudian di tempel di kertas plano yang sudah disediakan
6. Siswa membuat produk yang sudah ditentukan guru sesuai dengan langkah –
langkah yang ada di dalam LK
7. Setelah semuanya selesai masing-masing siswa mengamati hasil karyanya
secara kelompok kemudian menuliskan hasilnya dalam LK
8. Hasil diskusi kelompok ditempel di kertas plano, kemudian melakukan
kunjung karya ke kelompok lain dengan membawa kertas pos it
9. Dalam kegiatan kunjung karya, setiap siswa dalam satu kelompok mejawab
pertanyaan yang ditulis oleh masing-masing siswa kelompok lain di kertas pos
it yang sudah disediakan kemudian jawaban ditempel dibawah pertanyaan
siswa
10. Kemudian kelompok yang lain memberikan pendapatnya berupa saran atau
kritikan terhadap karya dan jawaban dari kelompok lain
11. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil karyanya dan kelompok lain
mendengarkan dan boleh memberikan saran
17
B.Pemahaman Konsep
Pemahaman berasal dari kata “paham” yang mempunyai arti benar, sedangkan
pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami.14 Pemahaman berasal
dari kata paham yang artinya:
1. Pengertian, pengetahuan yang banyak
2. Pendapat, pikiran
3. Aliran, pandangan
4. Mengerti benar (akan), tahu benar (akan)
5. Pandai dan mengerti benar.
Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti: mengerti benar
(akan); mengetahui benar, memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe- an
menjadi pemahaman, artinya proses, perbuatan, cara memahami atau
memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham).15 Sehingga dapat diartikan
bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami dan cara mempelajari
baik-baik supaya paham dan memiliki pengetahuan banyak.
Pemahaman merupakan salah satu daerah ranah kognitif Dari taksonomi
bloom. Sudijono menyatakan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang
untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.16
Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan
penjelasan atau memberi uraian lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan
14
Em Zul, et al., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Difa Publisher, 2008). 607-608. 15
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. 74. 16
18
kata-katanya sendiri. Tahap pemahaman sifatnya lebih kompleks dari pada tahap
pengetahuan. Untuk dapat mencapai tahap pemahaman terhadap suatu konsep IPA
siswa harus mempunyai pengetahuan terhadap konsep tersebut.
Menurut Poerwodarminto, “pemahaman merupakan proses berfikir dan
belajar”. Dikatakan demikian karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu
diikuti dengan belajar dan berfikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan
cara memahami. Pemahaman adalah bagaimana seorang mempertahankan,
membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan, memberikan
contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan. Dengan pemahaman, siswa
diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di
antara fakta – fakta atau konsep.
Bahri menyatakan pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep
mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga
objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam
kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri
pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).
Sedangkan menurut Singarimbun dan Effendi, pengertian konsep adalah
generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk
menggambarkan barbagai fenomena yang sama. Konsep merupakan suatu
19
merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita
memakainya.
Secara garis besar pemahaman merupakan proses, perbuatan, cara memahami
atau memahamkan.17 Dengan demikian, pemahaman merupakan rangkaian proses
berfikir dan belajar, karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti dengan
berfikir dan belajar. Pemahaman merupakan bentuk utama belajar, menurut
Brunner seseorang dikatakan memahami suatu konsep belajar apabila ia
mengetahui semua unsur belajar seperti, pengertian, menjelaskan, memberikan
contoh-contoh baik yang positif maupun negatif, karakteristik, rentangan
karakteristik dan kaidah- kaidah yang ada.18 Dalam kaitannya dengan
pembelajaran lebih lanjut Sudirman berpendapat, pemahaman adalah kemampuan
memahami arti suatu bahan pelajaran, seperti menafsirkan, menjelaskan, dan
meringkas sesuatu.19 Jika diterapkan pada materi hubungan sumber daya alam,
lingkungan, teknologi dan masyarakat pada matapelajaran IPA siswa kelas IV
maka pemahaman konsep dalam pembelajaran yang dimaksud adalah bagaimana
siswa dapat berfikir dan belajar serta memberikan timbal balik dan dapat
menciptakan sebuah inovasi baru yang bermanfaat bagi sumber daya alam,
lingkungan, teknologi dan masyarakat, sehingga terdapat peningkatan
kesejahteraan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat sebagai
hasil dari pemahaman konsep pada mata pelajaran IPA di sekolah.
17
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), 174. 18
Sudirman, et al., Ilmu Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), 52. 19
20
Dalam pembelajaran, pemahaman sebagai kemampuan siswa untuk dapat
mengerti apa yang telah diajarkan oleh guru. Dengan kata lain, pemahaman
merupakan hasil dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang mengarahkan pada
upaya pemberian pemahaman pada siswa adalam pembelajaran yang mengarahkan
agar siswa memahami apa yang mereka pelajari. Indikator pemahaman
menunjukkan bahwa pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam
dari pengetahuan. Dengan pengetahuan, siswa belum tentu memahami sesuatu
yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa
menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan pemahaman,
seorang tidak hanya bisa menghafal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga
mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatuyang dipelajari juga
mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut.
Siswa dapat dikatakan memahami suatu materi jika memenuhi beberapa
indikator. Indikator dari pemhaman itu sendiri yaitu:
1. Mengartikan
2. Memberikan contoh
3. Mengklasifikasi
4. Menyimpulkan
5. Menduga
21
7. Menjelaskan.20
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan belajar
siswa dilihat dari segi kemampuan pendidikan adalah sebagai berikut:21
1. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. Perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang
dilakukan oleh guru dan akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
2. Guru
Guru adalah pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan
kepada peserta didik. Sehingga peserta didik akan mencapai tujuan yang
diharapkan.
3. Peserta Didik
Peserta didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah untuk
belajar bersama guru dan teman-temannya. Dan memiliki karakteristik dan
gaya belajar yang berbeda satu dengan lainnya.
4. Kegiatan Pengajaran
Kegiatan pengajaran adalah proses terjadinya interaksi antara guru dan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
20
Wowo Sunaryo K., Taksonomi Kognitif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), 117. 21
22
5. Suasana Evaluasi
Suasana atau keadaan kelas menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat pemahaman siswa. Dan berkaitan dengan konsentrasi
dan kenyamanan peserta didik dalam belajar.
6. Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan dan alat evaluasi merupakan salah satu komponen di dalam
kurikulum yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa. Alat evaluasi
meliputi cara-cara dalam menyajikan bahan evaluasi, contohnya dengan butir
soal bentuk benar salah, pilihan ganda, menjodohkan maupun melengkapi.
Jika siswa dapat mengerjakan alat evaluasi dengan baik maka siswa
dinyatakan faham terhadap materi yang diajarkan.
Langkah-langkah dalam meningkatkan pemahaman siswa diantaranya:
1. Memperbaiki Proses Pengajaran
Langkah ini merupakan langkah dalam meningkatkan proses pemahaman
siswa dalam belajar. Perbaikan proses pengajaran tersebut meliputi:
Memperbaiki tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, metode dan media dalam
proses pembelajaran, serta evaluasi belajar yang mana evaluasi ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman terhadap materi yang
diajarkan.
2. Adanya Kegiatan Bimbingan Belajar
Adanya tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu
23
setiap murid dapat belajar dengan efisien dan efektif sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai perekmbangan yang optimal.22
3. Pemahaman Waktu Belajar dan Pengadaan Feed Back (Umpan Balik dalam
Belajar)
Berdasarkan penemuan John Challor (1936:113) dalam observasinya
mengatakan bahwa bakat untuk bidang studi tertentu ditentukan oleh tingkat
belajar siswa menurut waktu yang disediakan pada tingkat tertentu.23 Ini
mengandung arti bahwa seorang siswa dalam belajarnya harus diberi waktu
yang sesuai dengan bakat mempelajari pelajaran, tugas kemampuan siswa
dalam memahami pelajaran dan kualitas pelajaran itu sendiri. Dengan
demikian siswa akan dapat belajar dan mencapai pemahaman yang optimal.
Guru juga harus selalu mengadakan Feed back (Umpan balik) sebagai
pemantapan belajar.
Umpan balik merupakan observasi terhadap akibat perbuatan (tindakan)
dalam belajar. Hal ini dapat memberikan kepastian kepada siswa apakah
kegiatan belajar telah atau belum mencapai tujuan. Jika menjadi kesalahan
pada anak, maka anak akan segera memperbaiki kesalahannya.24
4. Motivasi Belajar
Motivasi adalah Usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan
motif-motif pada diri peserta didik atau pelajar yang menunjang kegiatan
22
Abu Ahmadi, et al., Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991). 105. 23
Mustaqim, et al., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991). 113. 24
24
kearah tujuan belajar ada pendapat dari Prof. S. Nasution yang mengatakan
bahwa, motifasi atau penyebab peserta didik dalam belajar ini ada 2 yaitu:
a) Ia belajar karena didorong oleh kegiatan untuk mengetahui dalam belajar
ini untuk menambah wawasan pengetahuan.
b) Ia belajar supaya mendapatkan angka yang baik, naik kelas, mendapatkan
ijazah.
Adapun pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami
motivasi adalah:
a) Motivasi dipandang sebagai suatu proses pengetahuan tentang proses ini
dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diajarkan dan
meramalkan tingkah laku orang lain.
b) Menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk
tingkah laku seseorang.
5. Adanya Kemauan Belajar
Kemauan belajar merupakan hal yang terpenting dalam belajar, karena
kemauan merupakan fungsi jiwa untuk dapat mencapai tujuan dan merupakan
kekuatan dari dalam jiwa seseorang.25 Artinya seseorang siswa dituntut harus
mempunyai sesuatu kekuatan dari dalam jiwanya untuk melakukan aktivitas
belajar.
25
25
6. Remedial Teaching (Pengajaran Perbaikan)
Remedial Teaching adalah suatu pengajaran yang bersifat menimbulkan
(pengajaran yang membuat jadi baik). Dalam proses belajar mengajar siswa di
harapkan dapat mencapai pemahaman (hasil belajar) yang optimal, jika
ternyata siswa masih belum berhasil dalam belajar, maka diadakan bimbingan
khusus yaitu, remedial teaching dalam rangka membantu dalam pencapaian
hasil belajar.26
Adapun sasaran pokok dari tindakan remedial teaching adalah:
a) Siswa yang prestasinya dibawah minimal, diusahakan dapat memenuhi
kriteria keberhasilan minimal.
b) Siswa yang sedikit kurang atau bahkan tidak mencapai bakat maksimal
dalam keberhasilan akan dapat disempurnakan atau diperkaya, bahkan
mungkin ditingkatkan kepada kegiatan yang lebih tinggi.27
7. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi adalah Suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi belajar
mengajar yang ditunjukkan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam
situasi belajar-mengajar, murid-murid senantiasa menunjukkan ketekunan,
antusiasme, serta penuh partisipasi.
26
Abin Syamsuddin Makmum, Psikologi pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya), 234. 27
26
Berhasil atau tidaknya seorang guru dalam meningkatkan pemahaman kognitif
peserta didik dapat diukur menggunakan indikator kompetensi. Indikator tersebut
dibuat sendiri oleh seorang guru dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
sebelum pembelajaran yang sesungguhnya berlangsung. Namun indikator yang
dibuat tersebut juga harus disertai dengan acuan pengukuran yang valid. Dalam
teori pendidikan, ada dua acuan yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
prestasi atau keberhasilan belajar peserta didik sebagai hasil keberhasilan guru
dalam meningkatkan pemahaman kognitif peserta didik yakni acuan norma dan
acuan patokan.28
Penilaian dengan acuan norma yaitu penilaian prestasi dan hasil belajar siswa
yang diukur dengan acuan rata-rata kelas. Acuan ini biasa digunakan dalam
menentukan derajat keberhasilan siswa dibandingkan dengan rata-rata kelasnya.
Maka dari itu akan diperoleh kategori prestasi siswa dengan ketentuan diatas
rata-rata, sekitar rata-rata dan dibawah rata-rata. Sedangkan penilaian dengan acauan
patokan adalah penilaian yang diukur dari acuan tujuan instruksional atau
indikator kompetensi yang harus dikuasai siswa.
Dari kedua acuan tersebut seorang guru dapat mengetahui tingkat
keberhasilan belajar yang dicapai siswa dengan beberapa bentuk:
28
27
1. Pengukuran dan penilaian menggunakan angka-angka. Dapat digambarkan
dalam rentangan 1 sampai dengan 10 atau 1 sampai dengan 100 atau 0 sampai
dengan 4. 29
2. Pengukuran penilaian dengan menggunakan kategori.
3. Pengukuran dan penilaian dengan menggunakan uraian atau narasi.
4. Pengukuran dan penilaian dengan menggunakan kombinasi.
Pada kurikulum berbasis kompetensi tingkat keberhasilan belajar siswa
dinyatakan dengan angka untuk aspek kognitif dan psikomotor disertai dengan
narasi, sedangkan untuk aspek afektif digunakan kategori kualitatif A, B, C, D dan
E yang disertai dengan narasi. Keempat bentuk penilaian tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
A = 89 – 100 A = 4 A = Baik Sekali
B = 70 – 88 B = 3 B = Baik
C = 59 – 69 C = 2 C = Cukup
D = 49 – 58 D = 1 D = Kurang
E = < 48 E = 0 E = Gagal
Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul prinsip-prinsip dan teknik
evaluasi pengajaran menyatakan rentangan nilai dengan prosentase berikut:
29
28
90% - 100% = A (Sangat Baik)
80% - 89% = B (Baik)
65% - 79% = C (Cukup)
55% - 64% = D (Kurang)
< 55% = TL (Tidak Lulus atau Gagal)30
Sehingga dari beberapa acuan tersebut seorang guru dapat menetukan tingkat
ketercapaian indikator kompetensi dan dapat juga digunakan sebagai tolak ukur
pemahaman peserta didik.
C.Karakteristik Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah.
30
29
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah. Banyak hasil penelitian yang menyatakan
keunggulan inkuiri sebagai model pembelajaran IPA. Sebagaimana diamanatkan
dalam kurikulum 2004 dan standar isi BSNP (Bandan Standar Nasional
Pendidikan) yang mencantumkan inkuiri sebagai produk yang diterapkan secara
terintegrasi di kelas.
Pembelajaran inkuiri menekankan pada semua pendidik agar menerapkan
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses dalam pemahaman materi
pelajaran. Pendidik seyogyanya memahami bahwa inkuiri menjadi inti dari
pembelajaran IPA. Alberta menyatakan “the essence of scietifict interprise, and
inquiry as a strategy for teaching and learning.” Pemahaman bahwa inkuiri
sebagai inti pembelajaran IPA ini adalah bahwa inkuiri memiliki sintaks dimana
siswa memiliki kemampuan menarik kesimpulan sebagai suatu hasil dari berbagai
kegiatan penyelidikan sederhana dalam pembelajaran IPA. Proses pembelajaran
inkuiri yang diawali dengan pertanyaan dapat menumbuhkan keingintahuan siswa
dalam melihat fenomena alam.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
30
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran
Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui
penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
D.Implementasi Strategi Question Notes dalam Meningkatkan Pemahaman
Konsep
Dari data hasil beberapa penelitian terdahulu diketahui bahwa penerapan
strategi bertanya sebelum pembelajaran dimulai menunjukkan peningkatan hasil
belajar kognitif. Seperti pada penelitian Adhi Tya Restu Nugroho dan Sukiswo
Supeni Edi tahun 2015 dengan judul “Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar
Siswa Melalui Metode Learning Start With a Question pada Siswa Kelas XI
SMAN 1 Kendal”. Selain itu. berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian
tersebut juga dapat diketahui bahwa penerapan strategi bertanya sebelum
pembelajaran dimulaidapat meningkatkan minat siswa.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Riswani & Widayati tahun
2012 yang berjudul “Model Active Learning dengan Teknik Learning Start With A
Question dalam Peningkatan Keaktifan Peserta Didik pada Pembelajaran
Akuntansi Kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran
2011/2012”. Sama halnya dengan hasil penelitian yang lain yang menyatakan
31
dapat meningkatkan minat dan keaktifan peserta didik kelas XI IS 1 SMA Negeri
7 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian ini juga mendukung
penelitian dari Kusuma & Parta tahun 2013 yang berjudul “Peningkatan Keaktifan
Siswa Melalui Pembelajaran dengan Strategi Learning Start With A Question pada
Materi Segitiga dan Segiempat untuk Siswa kelas VII-H SMPN 1 Blitar. FMIPA
Universitas Negeri Malang: 7-8.”. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
melalui strategi Learning Start With A Question (LSQ) guru dapat meningkatkan
minat dan keaktifan siswa kelas VII-H SMPN 1 Blitar.
Pembelajaran dengan penerapan strategi bertanya sebelum pembelajaran
dimulai dibuat dengan desain yang menarik agar siswa senang dan bersemangat
dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran yang menarik, siswa akan
bersungguh-sungguh dalam belajar. Pembelajaran yang aktif dan menarik akan
membangkitkan minat anak dalam belajar. Pembelajaran tidak hanya sebatas guru
menjelaskan materi yang ada di buku, tetapi guru mengajak semua siswa untuk
ikut berpartisipasi dalam pembelajaran. Guru menjelaskan dengan berbagai
demonstrasi sederhana, membuat siswa belajar berkelompok, mengajak siswa
melakukan berbagai praktikum, serta memberikan apresiasi kepada siswa yang
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A.Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu
masalah untuk mencari bukti dalam penelitian tersebut. Seperti yang dijelaskan
oleh Sumadi Suyabrata, penelitian dilakukan karena ada hasrat ingin tahu manusia
yang berawal dari kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya baik alam
besar maupun kecil. 31
Dari pengertian tersebut, sudah jelas bahwa metode penelitian senantiasa
dibutuhkan di dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan penelitian sendiri secara umum
ada tiga macam, yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan.
Sedangkan, kegunaannya adalah untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikemukakan
metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan
dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang
pendidikan.32
31
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 2. 32
33
Metode penelitian yang digunakan adalah classroom action research atau
penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini memadukan antara
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif
partisipan. Sedangkan penelitian kuantitatif menggunakan data berupa
angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita
ketahui. Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini didesain untuk membantu
guru mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di kelas, informasi ini bermanfaat
untuk mengambil keputusan yang tepat untuk menentukan media yang seharusnya
digunakan dalam proses pembelajaran, demi peningkatan profesionalisme guru,
prestasi belajar, kelas dan sekolahan.
PTK meliputi tiga kata yaitu “penelitian”, “tindakan”, dan “kelas”. Penelitian
adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu
untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau
orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas di berbagai bidang.
Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang senagaja dilakukan dengan tujuan
tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan.
Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa/mahasiswa yang dalam waktu yang
sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang
guru/dosen yang sama.33
33
34
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.34 Menurut Suyanto,
PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran di kelas.35
Karakteristik utama penelitian tindakan adalah bahwa penelitian dilakukan
melalui refleksi diri. Artinya, dalam penelitian tindakan, pelaku praktik, seperti
pendidik, merupakan pelaku utama penelitian. Karakteristik lainya adalah adanya
latar belakang permasalahan praktis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari pendidik,
diselenggarakan secara kolaboratif antara peneliti, pendidik, kepala sekolah atau
ketua penyelenggara, peserta didik dan orang tua dan adanya peran ganda pendidik
sebagai praktisi sekaligus sebagai peneliti praktisinya sendiri. Selain itu terdapat
prinsip penelitian tindakan yang merujuk pada berbagai ketentuan atau arahan
dasar agar penelitian tindakan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan
memberikan hasil yang optimal.36
Ada beberapa model yang dapat digunakan untuk penelitian tindakan kelas
dan masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sedangkan dalam
penelitian tindakan kelas ini peneliti memilih menggunakan model Kemmis Tagart
34
Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), 14. 35
Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 26. 36
35
yang terdiri dari empat tahapan, yaitu: a) perencanaan (planning), b) tindakan
(acting), c) pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting). Hubungan
keempat tahapan tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan
36
Secara keseluruhan, empat tahapan dalam bentuk PTK tersebut membentuk
suatu siklus PTK. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari
satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua,
dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil di siklus pertama. Siklus
ketiga, dilaksanakan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga
silkus-siklus berikutnya.
Prosedur penelitian ini tersusun atas persiapan, pelaksanaan, dan penulisan
laporan. Diawali sejak menemukan ide, menentukan tujuan, kemudian
merencanakan proses penelitian yang mencakup perencanaan permasalahan,
merumuskan, menentukan tujuan penelitian, mencari sumber informasi,
melakukan kajian dari berbagai pustaka, menentukan metode yang digunakan,
analisis data dan menguji hipotesis kerja guna mendapatkan hasil penelitian.
Pada tahap awal, peneliti menjajaki keadaan dan kemampuan siswa melalui
observasi. Di dalamnya mencakup keadaan kelas, perilaku siswa sehari-hari,
perhatian terhadap pelajaran dan hasil belajarnya selama ini dalam kelas. Untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan dan penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran terutama pemahamannya dalam memahami materi hubungan sumber
daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat, peneliti mengadakan uji
kompetensi siswa dengan instrumen lembar kerja siswa. Penjajagan kedaan awal
ini sangat diperlukan untuk dijadikan dasar kriteria untuk mengukur ada tidaknya
perbaikan dan peningkatan setelah dilaksanakannya tindakan oleh peneliti dalam
37
Dan dari hasil observasi pembelajaran dan wawancara intensif dengan guru
kelas di MIN Buduran pada tanggal 13 Oktober 2016 telah ditemukan: (1 97%
siswa kelas IV tidak memahami materi hubungan sumber daya alam, lingkungan,
teknologi dan masyarakat; (2 68% siswa mengalami kesulitan dalam menghafal
kosakata ilmiah pada mata pelajaran IPA; (3 10% siswa kelas pasif dalam
pembelajaran di kelas dan sulit diatur.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti kemudian menyadari betul
bahwa jika keadaan tersebut tidak diperbaiki, maka akan menyebabkan timbulnya
masalah yang lebih besar lagi, baik bagi siswa maupun guru itu sendiri. Tahap
berikutnya, peneliti merancang tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Kemudian guru
melakukan penelitian tindakan kelas untuk melakukan perubahan dan perbaikan
proses pembelajaran.
Perbaikan yang diinginkan itu adalah siswa menjadi lebih semangat belajar
dan mengkaji Ilmu Pengetahuan Alam dengan memahami konsep-konsep dalam
mata pelajaran IPA. Selain itu, diupayakan ada peningkatan secara keseluruan
sebagai dampak dari perubahan strategi yakni kelas menjadi lebih aktif, dinamis,
siswa lebih bergairah, siswa berani bertanya atau mengemukakan pendapatnya,
siswa berani menjawab pertanyaan, atau bahkan berani tampil di depan kelas
untuk menyampaikan ringkasan bacaan yang ditugaskan oleh guru.
Suasana kelas yang diharapkan tersebut dikaji dan dijadikan dasar untuk
38
dirumuskan dengan matang, guru melaksanakan tindakan kelas. Selama kegiatan
pemberian tindakan kelas berlangsung, peneliti mengamati perubahan perilaku dan
sikap yang terjadi pada diri siswa serta mencatatnya dengan cermat. Guru juga
membuat catatan tentang tindakan yang dilakukan dan dampak dari tindakan itu
terhadap perubahan perilaku siswa. Hasil catatan pemantauan guru tersebut
merupakan bahan untuk melakukan refleksi. Peneliti mengkaji kembali dampak
tindakanya itu terhadap perubahan perilaku siswa dan membandingkannya dengan
keadaan sebelum dilakukan tindakan kelas yaitu:
Berikut pertanyaan yang perlu diajukan oleh guru/peneliti yang dapat
digunakan untuk melakukan refleksi yaitu:
Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MIN Buduran sebagai
bentuk peningkatan pemahaman materi hubungan sumber daya alam, lingkungan,
teknologi dan masyarakat setelah mendapat perlakuan/tindakan dari guru/peneliti
dalam penelitian tindakan kelas dibandingkan dengan sebelumnya?
Apakah siswa kelas IV MIN Buduran menunjukkan perubahan sikap dan dan
perilaku setelah mendapat perlakuan/tindakan dari guru/peneliti dalam penelitian
tindakan kelas dibandingkan dengan sebelumnya?
Pertanyaan-pertanyaan yang menjadi indikator kinerja sebagai tolak ukur
keberhasilan penelitian ini. Apabila indikator kinerjanya belum terpenuhi, maka
39
B.Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dan dilakukan untuk
memecahkan masalah pembelajaran di kelas di MIN Buduran, Sidoarjo. MIN
Buduran merupakan lembaga pendidikan negeri yang beralamat di Jl. Balai Desa
Banjarkemantren, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Kelas konservasi
penelitian ini adalah kelas IV dengan jumlah keseluruhan siswa 31 anak dalam
satu kelas dengan proporsi jumlah siswa sebanyak 14 anak dan siswi 17 anak.
Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 13 Oktober 2016 sampai 24 Januari
2017. Berawal dari kegiatan observasi kelas, wawancara dan penggalian data pra
siklus. Kemudian pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, yakni penerapan strategi dan
uji kompetensi siswa menggunakan instrumen yang telah di validasi guna
mengetahui ketercapaian indikator kinerja (tolak ukur keberhasilan penelitian).
Latar belakang peserta didik bermacam-macam, ada yang berasal dari
keluarga ekonomi rendah, menengah dan atas. Ada yang berasal dari keluarga
yang berpendidikan tinggi ada pula yang berpendidikan rendah. Ada yang berasal
dari keluarga yang agamis ada pula yang kurang atau tidak agamis. MIN Buduran
tidak membatasi siapa pun untuk mendaftar sekolah ke MIN, hal ini menyebabkan
ada beberapa anak berkebutuhan khusus yang ikut belajar di MIN Buduran.
Untuk mengetahui keadaan peserta didik apakah termasuk Anak
Berkebutuhan Khusus atau tidak, maka dilakukan identifikasi dan asesmen secara
tepat dan dapat dipertanggungjawabkan (bekerjasama dengan Pusat Sumber
40
Namun khusus ABK diprioritaskan kepada peserta didik berkebutuhan khusus
yang tempat tinggalnya paling dekat dengan madrasah tanpa membedakan
status sosial dan ekonomi. Dan untuk memberikan layanan pendidikan yang
optimal bagi masyarakat juga, maka madrasahpun hanya menerima peserta didik
yang berkebutuhan khusus kategori ringan saja. Dan bila dijumpai pendaftar
adalah ABK kategori berat, maka pihak madrasah mengarahkan untuk sekolah di
SLB.
Tingkat kemampuan peserta didik juga beragam, namun peneliti telah
merangkum hasil observasi, wawancara dan pre test yang menyatakan bahwa
ketrampilan membaca dan menulis siswa baik, kemampuan akademik siswa dalam
hafalan cukup dan pemahaman materi siswa kurang.
C.Variabel yang Diselidiki
Variabel Input : Siswa kelas IVa MIN Buduran Sidoarjo
Variabel Proses : Penerapan Strategi Question Notes
Variabel Output : Tingkat pemahaman siswa terhadap konsep hubungan
sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan
41
D.Rencana Tindakan
Dalam rencana tindakan ini, proses penelitian memiliki 4 komponen penting
dalam pelaksanaannya, masing-masing komponen ada dalam 1 siklus. 4 komponen
tersebut ialah:
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang tersusun dan dari
segi definisi harus mengarah pada tindakan, yaitu bahwa rencana itu harus
memandang ke depan. Rencana itu harus mengakui bahwa semua tindakan
sosial dalam batas tertentu tidak dapat diramalkan, dan oleh sebab itu agak
mengadung resiko. Rencana umumnya harus fleksibel untuk dapat
diaaptasikan dengan pengaruh yang tak dapat terduga dan kendala yang
sebelumnya tidak terlihat. 37
Seperti halya pada proses belajar mengajar, proses belajar mengajar
merupakan interaksi edukatif yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam
situasi tertentu. Mengajar atau lebih khusus lagi melaksanakan proses
pembelajaran bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan dapat terjadi begitu
saja tanpa direncanakan sebelumnya, akan tetapi mengajar merupakan sesuatu
kegiatan yang semestinya direncanakan dan didesain sedemikian rupa
mengikuti langkah-langkah dan prosedur tertentu.38
37
Daryanto, Panduan Operasional Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), 40.
38
42
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan pembelajaran.
Mengenai perlu dan pentingnya perencanaan pembelajaran itu dipersiapkan
dan direncanakan. Agar bahan pelajaran dapat disajikan kepada siswa dalam
jam pelajaran tertentu guru harus membuat persiapan pelajaran yang
dilakukannya berdasarkan pedoman instruksional tersebut. Tiap pengajar
harus membuat persiapan pelajaran dengan penuh tanggung jawab sebelum ia
memasuki kelas.39
2. Pelaksanaan (action)
Tindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang dilakukan secara
sadar dan terkendal, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan
bijaksana, jadi tindakan itu mengandung inovasi tau pembaharuan, betapapun
kecilnya, yang berada dengan yang biasa dilakukan sebelumnya. Sehubungan
dengan hal itu, praktik diakui sebagai pijakan bagi penembangan
tindakan-tindakan berikutnya, yaitu tindakan-tindakan yang disertai niat untuk memperbaiki
keadaan.40
3. Pengamatan (Observating)
Kegiatan pengamatan diaksanakan saat kegiatan kedua dilaksanakan.41
Observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah
mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan jenis data
43
yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrument
pengumpulan data (angket/wawancara/observasi, dan lain-lain).42
4. Reflesi (reflection)
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengungkapakan kembali apa yang telah
dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah mengobservasi kelemahan dan
kekurangan kegiatan pada siklus I, menyusun rencana perbaikan pada siklus
II. 43
Dalam penelitian ini, persoalan yang ditemukan di kelas IV MIN Buduran,
Sidoarjo pada mata pelajaran IPA adalah rendahnya pemahaman materi hubungan
sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh
banyak faktor, salah satunya adalah penggunaan strategi yang monoton. Maka dari
itu strategi Question Notes digunakan sebagai upaya peningkatan pemahaman
materi hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat pada
mata pelajaran IPA. Kemudian dalam penelitian ini, proses dan hasilnya akan
dipaparkan dalam 2 siklus.
Siklus 1 memuat 4 komponen dan di dalamnya terdiri dari runtutan tugas
seorang peneliti, yaitu:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti menyusun rencana pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran Question Notes, mempersiapkan
42
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, (Jogjakarta: DIVA Press, 2015), 63. 43
44
instrumen untuk penilaian serta menganalisis proses dan hasil tindakan seperti
lembar observasi untuk guru dan siswa, serta mempersiapkan sarana prasarana
yang dibutuhkan.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
penerapan strategi pembelajaran Question Notes.
3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai
semua proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung untuk melakukan proses
perbaikan pembelajaran dengan strategi Question Notes. Pengamatan yang
dilakukan di antaranya, sebagai berikut:
a) Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah atau
kekurangan pada pembelajaran dengan strategi Question Notes.
b) Meneliti data yang diperlukan dalam penelitian seperti lembar observasi
yang meliputi lembar pengamatan siswa, lembar pengamatan guru, dan
lembar kerja siswa.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus 1. Peneliti
melakukan evaluasi, yang mana agar dapat diketahui kekurangan dalam siklus
1 seperti apakah kegiatan siklus 1 dapat meningkatkan atau tidaknya
pemahaman materi IPA tentang hubungan sumber daya alam, lingkungan,
45
Jika meningkat dan memenuhi target peneliti, maka tidak perlu
melanjutkan siklus kedua. Namun apabila pada pelaksanaan siklus 1 yang
telah diketahui hambatan sehingga target peneliti belum tercapai akibat
kekurangan pada proses pembelajaran maka perlu adanya pengulangan yakni
dengan melanjutkan ke siklus II. Pada umumnya kegiatan siklus ke II
memiliki banyak tambahan, karena siklus II adalah untuk memperbaiki siklus
1 yang belum berhasil.
Berikut merupakan langkah-langkah dalam pelaksanaan siklus II:
1. Perencanaan
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan refleksi
pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
b) Pengembangan program tindakan dari siklus I.
2. Tindakan
Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi Question
Notes sesuai rencana pelaksanaan pembelajara (RPP) hasil refleksi siklus I.
3. Pengamatan
a) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
pada siklus II.