BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum PT BIO FARMA (Persero)
PT BIO FARMA (Persero) adalah perusahaan yang memberikan nilai-nilai kemanusiaan pada setiap produk yang diproduksi, jasa yang diberikan, dan kemanusia yang perusahaan karyakan adalah wujud nyata komitmen perusahaan bagi kemanusiaan secara global.
Tidak hanya bagi Indonesia, tapi juga bagi dunia, khususnya negara berkembang yang pada saat ini masih memiliki tingkat penularan penyakit yang tinggi terutama pada anak-anak.
Profit bukan menjadi tujuan utama bagi PT BIO FARMA (Persero), tapi yang terpenting adalah memberikan nilai tambah bagi kemanusiaan, perusahaan dan negara.
Dengan menjunjung tinggi prinsip profesionalisme, PT BIO FARMA (Persero) bercita-cita untuk mengembangkan perusahaan serta meningkatkan penerimaan pendapatan negara.
Nama dan alamat perusahaan
Nama Perusahaan : PT BIO FARMA (Persero)
Alamat Perusahaan
: Jl. Pasteur 28, Bandung – 40161, P.O BOX 1136 Tel. (022) 2033755, Fax. (022) 20141306,
E-mail : mail@biofarma.co.id,
home page: http://www.biofarma.co.id
2.2 Sejarah Umum PT. Bio Farma (Persero)
PT. Bio Farma (Persero) adalah Badan Umum Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam usaha penyediaan produk biologi dan farmasi, yaitu memproduksi vaksin dan serum yang berada dibawah Departemen Kesehatan.
ditempatkan dibeberapa ruangan dari Rumah Sakit Tentara di daerah Weltevreden (daerah Gambir) Jakarta. Tujuan pembentukan lembaga ini, pada saat itu adalah untuk melakukan kegiatan produksi vaksin cacar dan sekaligus imunisasinya.
Dengan bertambahnya bagian rabies pada tahun 1895, lembaga ini kemudian berganti nama menjadi PARC VACCINOGENE EN INSTITUUT PASTEUR yang pada tahun 1902 namanya berganti lagi menjadi LANDSKOEPOK INRICTING EN INSTITUUT PASTEUR. Ketika pecah Perang Dunia ke-1 (1914 – 1918), mulai dipikirkan untuk memindahkan lembaga ini dari Jakarta. Maka pada bulan Januari 1923 lembaga ini pindah ke Bandung untuk menempati gedungnya yang baru sampai sekarang di Jl. Pasteur No. 28 dan pada tahun 1924-1942 dipimpin oleh L. Otten. Kegiatannya pun bertambah dengan dibukanya Laboratorium Diagnostik Bakteriologi dan Seralogi.
Pada jaman pendudukan Jepang dalam Perang Dunia ke-II (1942-1945) nama lembaga ini berubah menjadi BANDUNG BOEKI KENKYUSHO dan setelah Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945, dilakukan serah terima lembaga ini dari Direktur berbangsa Jepang kepada Direktur bangsa Indonesia. Nama lembaga ini berubah menjadi Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur yang dipimpin oleh Kikuo Kurauchi.
Ketika Belanda berusaha kembali menjajah Indonesia, dan keadaan di Bandung menjadi tidak aman, pada tahun 1946 kegiatan lembaga ini dipindahkan ke Klaten. Belanda yang menduduki Bandung tetap melanjutkan kegiatannya, lembaga berubah nama lagi menjadi LANDSKOEPOK INRICHTING EN INSTITUUT PASTEUR. Pada periode ini lembaga dipimpin oleh R. M Sardjito (1945-1946) dan dia merupakan orang Indonesia pertama yang memimpin lembaga ini.
1953 lembaga ini mendapat tambahan tanah didaerah Cisarua terletak diantara Cimahi dan Lembang seluas 282.441 m² yang lahannya dipergunakan untuk peternakan hewan-hewan percobaan, kuda dan juga untuk ditanami rumput makanan hewan.
Bio Farma sampai dengan tahun 1954 adalah sebuah jawaban dalam lingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Mulai tahun 1955 dengan adanya perubahan status menjadi Badan Umum Milik Negara (BUMN) namanya diganti Perusahaan Negara (PN) Pasteur.
Melalui Peraturan Pemerintah No. 80 tahun 1961 (Lembaga Negara Tahun 1961 No. 101) PN Pasteur diubah lagi menjadi Perusahaan Negara (PN) Bio Farma, lembaga ini bersama-sama Perusahaan Negara lainnya, PN Bhineka Kimia Farma, PN Raja Farma, PN Nuraini Farma, PN Nakula Farma, PN Sari Husada, berada dalam lingkungan Badan Pimpinan Umum (BPU) Farmasi Negara dibawah Departemen Kesehatan.
Dengan adanya tatanan baru mengenai badan-badan usaha milik negara dalam bentuk Perjan, Perum dan Persero, maka BPU Farmasi dan PN Farmasi lainnya dijadikan sebuah persero yang dikenal dengan nama Perusahaan Terbatas (PT) Kimia Farma, sedangkan PN Bio Farma dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1978 berubah bentuk dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum) Bio Farma. Periode itu Prof. Dr. Kanosuke Fukai telah mengawali upaya transfer teknologi produksi vaksin polio dan campak.
Setelah hampir 20 tahun berstatus sebagai Perum, melalui Peraturan Pemerintah no. 1 tahun 1997 perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang selanjutnya dikenal dengan PT. Bio Farma (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia, pada tahun 2002 Bio Farma mendapatkan penghargaan BUMN Award sebagai The Best Operational.]
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2003, disusun sesuai dengan ketentuan dalam :
Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
Peraturan Pemerintah No. 1 1997 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Bio Farma menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan Akte Notaris Muhani Salim, SH nomor 1 tanggal 3 Februari tahun 1997. Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan
(Persero).
Peraturan Pemerintah No.64 Tahun 2001 tanggal 13 September 2001 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan Pada Perusahaan Perseroan (Persero), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Jawatan (Perjan) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara.
Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-100/ MBU/2002 tanggal 04 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara.
Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-101/ MBU/2002 tanggal 04 Juni 2002 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Badan Usaha Milik Negara.
Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/ M-MBU/2002 tanggal 01 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara.
2.2.2 Visi PT. Bio Farma (Persero)
Visi perusahaan adalah “BIO FARMA produsen vaksin, serum dan produk-produk biologi lainnya yang mengemban komitmen global untuk kemanusiaan”.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1997 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Bio Farma menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), bahwa misi perusahaan adalah menyelenggarakan usaha dalam bidang penyediaan produk biologi dan farmasi dalam arti seluas-luasnya untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan program kesehatan, dengan sifat usaha yang mengutamakan kemanfaatan umum sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan, agar perusahaan dapat tumbuh dan berkembang sehingga dapat memberikan kontribusi kepada Pemerintah dalam bentuk pajak dan deviden. Misi perusahaan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
Memproduksi dan menyediakan vaksin dan serum yang berkualitas tinggi, untuk kebutuhan pemerintah dalam rangka program imunisasi nasional.
Memproduksi vaksin untuk kebutuhan imunisasi pada negara-negara berkembang sebagai perwujudan komitmen global BIO FARMA untuk kemanusiaan.
Mengelola perusahaan agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan prinsip-prinsip perusahaan dalam rangka meningkatkan penerimaan pendapatan negara.
2.2.4 Strategi PT. Bio Farma (Persero)
Strategi usaha perusahaan adalah sebagai berikut :
Meningkatkan koordinasi internal perusahaan dalam rangka kerjasama Pemasaran Internasional dengan UNICEF, WHO, GAVI dan agen-agen internasional lainnya.
Meningkatkan kapasitas produksi untuk vaksin-vaksin yang sudah prequalified WHO.
Mengadakan hubungan baik dengan Donor-Donor Agencies, seperti JICA, AUSAID, UNIDO, Rotary Club, GAVI serta badan-badan dunia lain untuk mendapatkan bantuan finansial.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM melalui kerjasama dengan lembaga pendidikan di luar negeri dan dalam negeri.
Berperan aktif dalam badan-badan dunia per vaksinan, seperti IVI (International Vaccine Institut), GTN (Global Training Network), WHO dan sebagainya dalam upaya mengikuti perkembangan teknologi vaksin dan perluasan pasar.
Memantapkan implementasi nilai-nilai dinamis budaya perusahaan. Mempertahankan proses produksi yang sudah berwawasan lingkungan.
2.2.5 Kebijakan PT. Bio Farma (Persero)
Kebijakan perusahaan adalah sebagai berikut :
Memberikan prioritas untuk menunjang Program Pemerintah dalam bidang imunisasi dasar.
Memperluas pasar ekspor secara maksimal untuk meningkatkan revenue perusahaan dan devisa negara.
Tetap melaksanakan komitmen yang sudah disepakati dengan berbagai pihak.
Menyediakan produk minimal 125 % dari kebutuhan pasar.
Mempertahankan implementasi GMP serta Sosialisasi SOP Produksi dan ISO 9001-2000.
Pendanaan investasi rutin semaksimal mungkin mengandalkan kepada kemampuan pendanaan internal.
Peningkatan kompetensi SDM secara berkesinambungan, mengikuti perkembangan teknologi.
2.2.6 Kegiatan PT. Bio Farma (Persero)
mengindahkan prinsip-prinsip ekonomi dan terjaminnya keselamatan kekayaan negara, PT. Bio Farma menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut :
Pengadaan produk biologi dan farmasi.
Pemasaran, perdagangan, distribusi produk biologi dan farmasi.
Penelitian dan pengembangan produk biologi dan farmasi baik yang dilakukan sendiri maupun kerjasama dengan pihak lain, dikaitkan dengan penyakit menular dimasa mendatang.
Pengawasan mutu produk biologi dan farmasi.
Menghasilkan produk khusus lainnya yang ditugaskan oleh Menteri Kesehatan.
Laboratorium Kesehatan Masyarakat yang meliputi kegiatan pemeriksaan / isolasi mikroorganisme, diagnosa, serta pengamatan penyakit menular pada masyarakat.
Laboratorium reference untuk beberapa macam mikroorganisme.
2.3 Struktur Organisasi PT. Bio Farma (Persero)
Struktur organisasi PT. Bio Farma (Persero) berbentuk garis dan staff yang mencerminkan pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab dan hubungan kerja yang terdiri dalam organisasi. Berikut struktur organisasi PT. Bio Farma (Persero) beserta tugas dari masing-masing bagian :
1. Susunan Komisaris dan Direksi A. Komisaris
Susunan Dewan Komisaris berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN atau Badan Pembina BUMN nomor Kep 206/M-PBUMN/ 1999 tanggal 30 Agustus 1999 adalah sebagai berikut :
Komisaris Utama : Dr. Rusmono, SKM Komisaris : -. Dr. Achmad Sujudi, MHA
Dewan Komisaris memiliki status diluar jabatan Komisaris sebagai berikut :
Mayjend. (Purnawirawan TNI AD) Dr. Rusmono SKM. Dr. Achmad Sujudi, MHA : Menteri Kesehatan RI.
Prof. Dr. Umar Fahmi Achmadi, MPH, Ph.D : Direktur Jenderal P2M. PL.
Prof. Dr. H.A. Himendra Wargahadibrata : Rektor UNPAD-Bandung. Ir. Chaizi Nasucha, MPKN : Kepala Pusat Diklat Pajak Departemen
Keuangan.
Tugas Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :
Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan perseroan yang dilakukan Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi, termasuk mengenai rencana pengembangan Perseroan, rencana kerja dan anggaran tahunan Perseroan, pelaksanaan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
Untuk melaksanakan kepentingan Perseroan dengan memperhatikan kepentingan para pemegang saham dan bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pegang Saham.
Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tersebut.
B. Direksi
Indonesia Nomor : KEP-19/M-BUMN/2001 tanggal 15 November 2001 adalah sebagai berikut :
Direktur Utama : Drs. Marzuki Abdullah, MBA Direktur Keuangan : Drs. T. Djoharsjah
Direktur Produksi : Drs. A. Isa Mansyur Direktur Perencanaan
dan Pengembangan : Drs. Maman Hidayat
Direktur Pemasaran : Sarimuddin Sulaeman, SH, M.Hum
Tugas pokok Direksi adalah sebagai berikut :
Memimpin dan mengurus perseroan sesuai maksud dan tujuan perseroan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas perseroan.
Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perseroan.
2. Bagian Pengelolaan Persediaan
A. Susunan Organisasi Bagian Pengelolaan Persediaan a. Ka. Bag Pengelolaan Persediaan : Amar Yuliar S, S.E b. Ka. Sie Gudang Bahan Baku : Dadan Darmawan c. Ka. Sie Gudang Bahan Kemasan : Dodi A Mulyawan d. Plk. Gudang Bahan Baku 1 : Aswin Kurniawan e. Plk. Gudang Bahan Baku 2 : Arsani
f. Plk. Gudang Bahan Kemasan 1 : Rohim Supriatna g. Plk. Gudang Bahan Kemasan 2 : Tayudin Anas h. Plk. Gudang Bahan Kemasan 3 : Cece
B. Tugas Pokok Karyawan Bagian Pengelolaan Persediaan a. Kepala Bagian Pengelolaan Persediaan
Mengkoordinasikan dan mengendalikan setiap prosedur-prosedur yang menyangkut pemesenan bahan persediaan dan barang langsung.
Mengatur dan mengendalikan penerimaan barang persediaan maupun barang langsung.
Mengatur dan mengendalikan permohonan uji mutu bahan baku dan kemasan.
Mengatur dan mengendalikan setiap pengeluaran barang persediaan maupun barang langsung untuk Bagian-bagian terkait maupun pengeluaran lainnya.
Mengatur dan mengendalikan pemeliharaan dan penyimpanan barang sedimikian rupa sehingga mudah diawasi, mudah dicari dan terhindar dari kemungkinan rusak dan hilang.
Mengatur dan mengendalikan pemakaian peralatan di Bagian Pengelolaan Persediaan.
Mengatur dan mengendalikan pengadministrasian persediaan maupun barang langsung.
Mengkoordinasikan usulan anggaran biaya dan investasi Bagian Pengelolaan Persediaan.
Menilai dan mengusulkan prestasi kerja per semester personil Bagian Pengelolaan Persediaan.
b. Kepala Seksi Gudang Bahan Baku
Membuat Bon Pesanan Barang untuk persediaan, yang besarnya berdasarkan RKAP.
Membuat Bon Pesanan Barang dari Gudang untuk Bagian-bagian berdasarkan Bon Permintaan Pembelian dari Bagian. Membuat Laporan Penerimaan dan Pemeriksaan Barang
Membuat Laporan Barang Langsung, untuk selanjutnya diinformasikan ke Bagian-bagian yang memesan.
Memeriksa setiap kedatangan barang, baik barang persediaan maupun barang untuk Bagian.
Melakukan pengisian mutasi masuk dan keluar ke kartu stok untuk setiap barang persediaan gudang.
Melaporkan PPIC jenis Persediaan Gudang Bahan Baku. Melaporkan tingkat stok bahan baku.
Membuat surat permohonan pengujian kepada Divisi Pengawasan Mutu.
Memeriksa pesanan-pesanan yang sudah diinput ke buku besar. c. Kepala Seksi Gudang Bahan Kemasan
Membuat Bon Pesanan Barang untuk persediaan yang besarnya berdasarkan RKAP.
Membuat Bon Pesanan Barang dari Gudang untuk Bagian-bagian berdasarkan Bon Permintaan Pembelian dari Bagian. Membuat Laporan Penerimaan dan pemeriksaan Barang
Gudang.
Membuat Laporan Barang Langsung, untuk selanjutnya diinformasikan ke Bagian-bagian yang memesan.
Memeriksa setiap kedatangan barang, baik barang persediaan maupun barang untuk Bagian.
Melakukan pengisian mutasi masuk dan keluar ke kartu stok untuk setiap barang persediaan gudang.
Melaporkan PPIC jenis Persediaan Gudang Bahan Kemasan. Memeriksa pesanan-pesanan yang sudah diinput ke buku besar. d. Pelaksana Gudang Bahan Baku 1
Mencatat keluar masuk barang kemasan (cetakan dan dus). Mencatat temperatur pada ruangan kemasan.
Melayani pemberian barang kemasan.
Operator program Aplikasi Komputer PPIC. e. Pelaksana Gudang Bahan Baku 2
Mencatat keluar masuk barang pada kartu barang. Mencatat temperatur pada ruangan-ruangan kimia. Melayani pemberian barang kimia persediaan. Menjaga, merawat dan membersihkan ruang kimia. Operator Program Aplikasi Komputer PPIC. f. Pelaksana Gudang Bahan Kemasan 1
Mencatat keluar masuk barang pada kartu barang.
Mencatat temperatur pada ruangan ATK dan alat Laboratorium.
Melayani pemberian barang ATK dan alat Laboratorium. Menjaga, merawat dan membersihkan ruangan ATK dan alat
Laboratorium.
g. Pelaksana Gudang Bahan Kemasan 2
Mencatat keluar masuk barang kemasan Rubber Stopper Al Cap, Blister dan Dropper.
Mencatat temperatur pada ruangan kemasan. Melayani pemberian barang kemasan.
Menjaga, merawat dan membersihkan ruang kemasan. h. Pelaksana Gudang Bahan Kemasan 3
Mencatat keluar masuk barang kemasan (cetakan dan dus). Mencatat temperatur pada ruangan-ruangan kemasan. Melayani pemberian barang kemasan.
Menjaga, merawat dan membersihkan ruang kemasan. i. Non Staf Pengelolaan Persediaan
Membuat pesanan Barang Teknik, Hewan dan ATK.
Membuat Laporan Penerimaan Barang Teknik, Hewan dan ATK.
Mendistribusikan barang kepada user.
2.4 Produk Yang Dihasilkan PT. Bio Farma (Persero)
1. Vaksin
Vaksin adalah produk biologi yang bersifat antigenic, apabila diberikan kepada manusia atau hewan akan merangsang terbentuknya kekebalan (imunitas).
Dalam proses produksi vaksin khususnya vaksin untuk keperluan EPI, Bio Farma mengikuti “Seed Lot System”, seperti dalam pembuatan vaksin BCG. Bio Farma menggunakan bibit (strain) yang disarankan oleh WHO, yaitu seed lot 1173 P2 dari Institut Pasteur Paris.
Proses Pembuatan Vaksin :
A. Vaksin yang dibuat dari bakteri secara utuh : a. Bakteri yang hidup
Bakteri dari bibit (strain) tertentu dikembangbiakkan secara murni, tetapi sudah tidak membahayakan (attenuated) kepada orang yang divaksinasi.
Contoh : - Vaksin BCG - Vaksin Sampar b. Bakteri yang dimatikan
Bakteri dari bibit (strain) tertentu dikembangbiakkan secara murni kemudian dimatikan.
Contoh : - Vaksin Pertusis
- Vaksin Kolera, Tifus, Paratifus - Vaksin Sterptokok, Stafilokok
B. Vaksin yang dibuat dari virus a. Virus yang hidup
Virus dari bibit (strain) tertentu dikembangbiakkan secara murni, tetapi tidak membahayakan orang yang divaksinasi.
b. Virus yang dimatikan Contoh : - Vaksin Rabies
C. Vaksin yang dibuat dari produk mikroorganisme
a. Produk dari bakteri, yaitu toksin (racun) yang dihasilkan oleh bakteri dihilangkan sifat toksisitasnya (racunnya), sehingga tidak membahayakan orang yang menerimanya.
Vaksin yang dibuat dari toksin yang dilemahkan ini namanya toksoid. Contoh : - Tetanus Toksoid
- Difteri Toksoid
b. Vaksin yang dibuat dari produk dari virus, terdiri atas protein yang terdapat pada kulit virus dan bersifat antigenic (HBsAG).
Contoh : - Vaksin Hepatitis B 2. Serum
Serum disebut juga anti serum, adalah suatu hiperimun serum berasal dari kuda yang sebelumnya telah diberikan imunisasi. Hiperimun serum tersebut mengandung fraksi immunoglobulin yang dipisahkan dari darah kuda kemudian dimurnikan. Karena berasal dari darah kuda maka serum tersebut merupakan serum yang heterolog.
Bio Farma memproduksi empat macam hiperimun serum, yaitu:
a. Anti Tetanus Serum (ATS), diberikan kepada orang yang sakit kejang-kejang karena terinfeksi dengan basil tetanus, atau pada kecelakaan dengan luka tajam.
b. Anti Difteri Serum (ADS), diberikan kepada penderita penyakit difteria. c. Anti Rabies Serum (ARS), diberikan kepada orang yang digigit anjing gila
(rabies).
d. Serum Anti Bisa Ular (SABU), yang merupakan campuran dari tiga macam serum terhadap bisa ular dari :
Secara umum proses dihasilkannya produk vaksin dan serum melalui empat tahap berikut, yaitu :
a. Bulk, yaitu Wadah yang digunakan sebagai tempat untuk melakukan pencampuran (formulasi) antara bahan dasar dari virus, bakteri maupun hiperimun serum dengan bahan-bahan kimia.
b. Blending, yaitu proses pencampuran (formulasi) antara bahan dasar dari virus, bakteri maupun hiperimun serum dengan bahan-bahan kimia yang telah disiapkan.
c. Testing, yaitu proses pengujian hasil produksi vaksin maupun serum yang dilakukan oleh Bagian Pengawasan Mutu (Quality Control) berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh BPPOM, atau dilakukan uji coba terhadap hewan-hewan percobaan khusus seperti marmut atau kelinci, untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan tersebut memenuhi standard yang telah ditetapkan untuk dipasarkan.
d. Filling, proses pengisian vaksin maupun serum dari hasil produksi yang telah diterima (release) kedalam vial-vial ataupun wadah-wadah lain yang telah disiapkan.
Gambar 2.3
Tahap – Tahap Proses Produksi Vaksin dan Serum
Tabel 2.1
Produk – Produk Yang Dihasilkan PT. Bio Farma (Persero) No. Produk – Produk
Yang Dihasilkan
Jenis – Jenis Produk Yang Dihasilkan
1. Produk Vaksin Kolera
Tifoid 2. Produk Serum Serum Anti Difteri
Serum Anti Tetanus
Serum Anti Bisa Ular
Serum Anti Rabies
Keterangan Istilah Biologi dan Farmasi :
Diagnostika : Menegakkan pemeriksaan suatu penyakit. Reagensia : Pereaksi.
Seed Lot System : Sistem pembibitan. Strain : Bibit.
Toksin : Racun.
Toksoid : Racun yang dilemahkan. Hiperimun : Kekebalan yang berlebihan. Heterolog : Heterogen.
Formulasi : Pencampuran. Purified Protein
Derivative : Protein Murni. Blood Grouping
Sera : Golongan Darah. Bacterial