• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Squat dan Stoop Menggunakan Electromyography pada Pekerjaan Manual Materials Handling.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Teknik Squat dan Stoop Menggunakan Electromyography pada Pekerjaan Manual Materials Handling."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 15, No. 1,

Juni

2013

Jurrt,al

Teknik

Industri

Jurnal

Keilmuan

dan

Aplikasi Teknik

Industri

Pengembangan

Model

Consignment

Stnek

pada

Sistem

Rantai

Pasok

Dua

Eselon

dengan Permintaan

Berfluhuasi

dan

Penrbatran Ordcr

Awal

Iuan.

D. Wangsa,

Bernwwi

P.

Iskandar

Eurployee's

Job

Performance:

The

Effect

of

Attitude toward

Works, Organizational

Commitnent

and

Job Satisfaction

Arics

Sttsanty,

Rizqi Mirod,ipta.

Iftiteria

Pemilihan Pemasok Menggrurakan

Analytieal

Netutorh

Prcces

Dewi

lfiimiawat|

Henry

Yuliando, I{unmro Harto

Widado

Telorik

Squat

dan

Stoop Menggunakan

Electrcmyography

pad,a Pekerjaan

Manual

Materials

Hond,ling

IWayart Surata

Developing

a Multi-Product

Economic

Production

Quantiff

Model

to

Fuzzy Sense

Using of Signed Distance Method

Molwmmod. Klwdashenn^s,

Hamid,raa

Sal.mqd

Mojaueri, Fqtemeh

Moha.mrna.dnczhad,

Clwri

Model Dynamic

Pricing untuk

Penetapan

Harga Tlket

Pesawat

Terbang Berbasis

Waktu

dan Persediaan

Kursi

dengan Mempertimbangkan Keputusan KsynFetitor

.Ahmad Rusdifln"syah, Rescha D. A-

hfir|

NiaPwpitasari

Dampak Kompetensi Kqy

User ERP terhadap

Kinerja Inovasi dan Kinerja

Kualitas

Guna Meningkatkan Kinerja

Organisasi

hplin

Jiwa

Husdn

Tarigan, fuatrna

Roni

ksarw

ISSN

t41t-2485 (Print)

ISSN

2087-7 439 (Online)

Terakreditasi:

SK Dirjen

Dikti No. 5M)IKTIlKeplZ0l2

UNIVERSITAS

KRISTEN PETRA-SURABAYA

Jurnal

Teknik Industri Vol. 15 No.

I

Hlm.1-66

Surabaya Juni 2013

(2)

JURNAL

TEKNIK

INDUSTRI

(Jurnal Keilmuan

dan

Aplikasi Teknik Industri)

PemimpinRedaksi: Dr. Siana Halim

AnggotaRedaksi

: Ilr.NyomanSUtapa

I Gede

fuus

Widyadana,

phD.

Tanti Octavia, ST., MEng.

Drs. Jani Rahardjo, MBATech.

Dra Indriati

Bisono, M.Sc. PenyuntingAhli

:

Prof

HuiMingWee

hptmen

of Infircfiial and, Systzm Enginerilry, ChuW Yunn Christian Uniuersity

Chur6LiB20,Taiwon Dr. LiemFerryanto

Director of Six Sigma, Glabal Reseorch, Deuebpment and. EngineiW. CIBAVisian, A

Nowtis

hmpony, Atlanta Gurgio, USA Huynh 1yung Luon6 D. Eng.

IFYffi

Srytems

Erqilurhg, In&strial

Systems Erryiruering,,Asian Instifrie of

Techtwlag4Thailand,

Erwie Zahara, ph.D.

Depofimcnt of Ind,ustrial

hqineeing

and. Management

of

St. John,s [Jniuersity, Taiumn

Dr. Daniel Indarto

hajogo

nwtment

of Titowgement, Foctttty of Busirwss

&

furwmirs, Morwsh gniwrsity,

hsbvlifl

Dr. Dannyprabowo Soetanto

&hnl

of Managem,en t, Lancoster [Jniuersity, Ergland

Dr.AndreLiem

uoortnmt

of

Mud

Mign,

Noru:qim,

unhnsity

of

&imm

ond. Techrnlngy

Tfunfrwim,Norurcgin

Pelaksana TelcddAdministuasi: Sumarno

.Alamat SelaetariatlRedaksi

Pusat Penelitian - rr,nhaga Penelitian dan PengaMian kepada Masyarakat Universitas IGisten petua

Jl. Siwalankerto 1Zt_181, Surabay4 60286 TeIp. 031-2989199, 2988142, Fa:r. 081-&t8641g

Email jurnal-ti@peter.petn.ac.id; http//pusrit2.peha.acid/ejournar

Diterbitkan

:

Program studi

reheik rndushi

Fakultas Teknologi

Lrdushi

Uuiversitas Kristen

peha

Harga berlangganan: Rp 60.000,- per tahun ({alam Jawa), Rp. g0.000,.

per tahun Quar Jawa).

llln

berlangganan dikidm melalui po,

*"r"i

ry4"-rt

s"l"itui",

atau dihansfer pada Bank

/1Tn /rD lavhE wwr qrrp.vr lJ.

r/rlvr-o-

an,

RESMANA

L[M

@usat penelitian) No.

0g4_01-54451-

hnsgan

mohon dikirim ke alamat sekretariat. an

2

(dua) kari setahun pada bulan

Juni dan Desember.

(3)

Junsl Telnik Irdustui VoL 15, No. 1, Juni 2013, 1-66

ISSN 1411-245 print/ ISSN 2087-7439 online

DOt 10.9744jri. 15.1.1-66

Daftar

Isi

Pengembangan

Model Consignment

Stock pada Sistem Rantai Pasok Dua

Eselon dengan

Permintaan

Berflukuasi

dan Perubahan

Ord,er Aw

al

IuanD.Wangsa,

furmawiP.Ishardar

L-Lz

Employee's

Job

Performance:

The Effect

of

Attitude toward Works,

Organizational Commitment

and Job Satisfaction

Aries Susanty, Rizqi

Mirad,ipta

13-24

I(riteria

Pemilihan

Pemasok

Menggunakan,4nalytieal

Netutorh

Prceess

DewiKurniawari, Hmry Yulianda,

KunroroHartoWifitdn

25-32

Teknik

Squat dan

Stoop Menggunakan Electromyography pada Pekerjaan

M

anual M aterials

Handling

I

Wayon

Surata

33-38

Developing

a

Multi-Product Economic Production Quantity Model

ta

Fuzzy

Sense

Usingof Signed Distance

Method

Mohammod,Ifr.odastwnns, Hamidreza Sslmani Mojaueri, Fatemeh Mohammad.nezhad,

Chari

39'44

ModelQynamic Pricing untuk

Penetapan Harga

Tiket

Pesawat

Terbang

Ber-basis Waktu dan Persediaan

Kursi

dengan Mempertimbarrgkan Keputusan

Kompetitor

-.lhmadRusd,iansyah, ResctwDA Putri,

NinPuspita.sari

45-56

Dampak Kompetensi

Kq

User EHP terhadap

Kinerja Inovasi

dan

Kinerja

Kualitas

Guna Meningkatkan

Kinerj

a

Organisasi

(4)

Jumal Tekrrik Indushi, Vol. 15, No. 1. Jurr 2013. 33-38 ISSN 14I1-2485 prilrt / ISSN 2087-7439 online

DOL 10.9744jti. 15.1.33-38

Teknik

Squat dan

Stoop

Menggunakan

Electromryography

pada

Pekerja an Man

ual

Materials

Handling

I Wayan Suratal"

Abstract: Manual mater-ials handling has been identified as the most common cause of

work-related musculoskeletal disorders. Among the manual material handling activities, lifting has long been i'egarded as an activity associated with a high risk of lorv-back pain. Lifting studies

have mainly focused on the squat and stoop lifting techniques as an effort to improve the

plotection of w,orkers Ilom low back discomfort. Ho',,r,ever, neithel is ideal and the benefits of one

technique ovel another have proved inconclusive. The purpose of this stud-r' 'rvas to examile and

compa.re the squat and stoop liftrng techniques through analysis of muscles activation by using electromyography. Six volunteers participated rn the study, and were required to

lift

a rveight

with squat and stoop techniques, with tu,o tlpes of loading at 1,7 kg and 6,7 kg. Obserwations were made on the rectus femoris, biceps femoris, and multifidus muscles. The results of study

showed that the squat technique had higher levels of muscle activation compaled to stoop technique on rectus femoris muscle. On the contlary. squat technique had loq,er rnuscle

activation compaled to stoop technique on biceps fermoris muscle- Meanwhile, both techniques squat and stoop had the same level of muscle activation on multifidus muscle. Conclusion, squat and stoop Iifting techniques had the same opportunities to use.

Keywords: Electromyogr:aphy, squat, stoop, muscles activatiou, musculoskeletal.

Pendahuluan

Penangarrarr bahan secara rnanual atau manual ntaterials han.dlirug (l\,{MH) mengacu pada

pelaksa-naan pekeil'aar1 ),ang melibatkan manusia sebagai sumber tenaga. MMH tedfui dari mengangkat,

me-nurunkan, mendorong, menarik, membawa dan me-megang. Selama mengar-rgkat bahan, seseorang

me-mindahkan benda dari satu lokasi ke lokasi lainnya dengan melarvan gravitasi.

Ada tiga

ketinggian

dalam pekerjaan mengangkat dan menurunkan

ba-han 5,2i1s dali lantai sampai ke lutut. Iutut ke bahu,

dari bahu ke jangkauan lainn1,2. Pekerjaan meng-angkat melibatkan berat, bentuk, ukuran benda dan

postul pekerja.

Postur adalah konfigurasi tubuh

untuk

memulai suatu aktivitas. Perbedaan bahan 1,ang ditangani memerlukan postur tubuh yang berbeda puia-

Ben-da dapat diangkat dengan tiga cai'a yaitu teknik srTurzl (punggur-ig lulus), teknik sbop Qraki lulus). dan semi-gquat atau disebut juga free .sl-r,/e vaitu

kornbinasi

antala teknik

squat dan teknik s/oop

(A],oub anci Mital [1], Oborne [17]) Untuk

nrempre-diksi gal,s-sa-va otot yang timbui akibat variasi cara

rnengangkat

digunakan

aiat

ELet:tion4ography

(EN,IClt

I l":rkulhs 'li:kriJi. -iunrsa-n 'I'r:]urili Iianrpt:.s BLrki L,linrbaran. Bali 8(1361 [']rnail: rva-r,strlzrt(7rr ahoo com

- l)enrrlis k()reslrclt(lcnsi

\'l<:sin- Univclsitas l]datana

Inrlo:rcsia

EMG

adalah

teknik

untuk

rnengevaluasi dan

mencatat signal aktivasi otot- EMG mendeteksi

po-tensial Iistlik 5'ang dihasilkan oleh sel-sel otot ketilia

sel-sel tersebut sedang berkontraksi. EMG

meme-gang peranan J'/ang sar-rgat penting dalam

mema-hami fungsi otot. Analisis ergonomi sering meng-gunakan EMG ketiha mernbandingkan tekanan otot skeletal yang berhubungan dengan berbagai macallr sikap kerja, postru'. lo)'out ternpat kerja,.dan desain

peralatan (A4an-as [14]. Kumar and

Mital

[:11]). Ban5,2p penelitian

di

bidang ergonomi dan kese-hatan kerja yang berkaitan dengan MMH,

peran-cangan tempat keria. biomekanik. dan pekerjaan

yang

sifatnl,a

repetitif

dianalisis menggunakan

EMG (Gant et al. [5). Nou el al.176). Kumashiro [12],

Khoii'i [9], Theado et aL. [21]).

Mengangkat clan rnenurunkan benda telah lama

dipandang sebagai kegiatan yang berkaitan dengan

faktor risiko trnggi berkembangr-iya keluhan tulang belakang (Staker [19]. I(ngma et aL. [10], O'Brien

and O'Sulirvan [18]. Lee et

ol.

[13]. Mawston and

Boocock [15]). Usaha untuk meminin-rumkan cidera

tulang belakang dan mengurangi bia-r,a kompensasi

telah

dilakukan dengan uemberl instruksi cara

ntengangkat beban ],itltg anlan. Penccgahan risiktl cidera dalam nrengzLn.qkat bt:han r.nenjadi sangat

penting untuk r.nenjaga kc'sehatan pekeqa di

indus-tli

Para praktisi tlerekotlendasikan bahwa teknik squat clianggap lebih aman dihjandingkan teknik

sloop (Kingma et al. [10]. Bazrgai et al. [2]). Teknik

stoop telah dihindari kai'r:na diyakini

rnengakibat-kan resiko ciclcra 1,ang lcbih besar selama

(5)

Sruatai Tekni-triSquatdarSlooptrleneglrnalialEleclrani.r'ogt'opltyl JTI.\/ol 15.\0. l.JurLi 2013.pp. 33-38

angkat beban. Beberapa

hasil

penelitian

men-dukung hipotesis ini.

Bazlgari et

al.

[2) mengernukakan bahs,a monen neto. gay'a otot. dan gaJ,a korlpresi intei-nal atau

ga)'a geser lebih besar- pada teknik sloop dibarding-kan pada teknih squat. Jarak angkat berpengaruh

pada sudut tulang belakang dan secala signifikan

lebih rendah pada teknik squol dibandingkan teknik

sloop ketika mengangkat benda -r,ang berada 10-40 cm di depan kaki (Gill et al- 16)). Tekanan i,ntladiskal

pada lumbar lebih tinggr pada teknik sloop

diban-dingkan pada tekml sqLnt (Grandjean [7]).

Sementar:a teknik sloop umum diketahui sebagai

teknik

mengangkat 5,ang tidak benar dan selalu

dihindari, akan tetapi beberapa hasil penelitian

jus-tru

mendukung penggunaar-r teknik sloop (Straker

[20]. Wang et

al.

122)). Ban1,2[ pekerja lebih suka

teknik sloop kalena lebih mudah diiakukan. kon-surnsi energi lebih rendah pada pekeijaan 1'ang ber'--trlarrg. darr kesetinrbangan lebih baik (Baz,-gari et al. [2], Stlaker [20]). Den_tut nadi keija juga ditemukan

lebfi

tinggi pada teknik squol. clibandingkan pada

teknk

sloop, sementara pada teknil< senti-squot

denl'ut nadi berada diantara sqrzol dan sloop (Wang

et

al.

[22). Straker'

[20]).

Selain

itu

teknili squol

tidak

selalu

clapat drlakukan

kalena

tnasilt

tergantung pada posisi angkat dan ukuran ltenda

5'ang diangkat. Kelihatannl,a masih kontroversi, karena tidak satupun dari kedua teknik ini memilil<i

bukti-bukti 5,ang knat )rarlg menyatakan satu teknik

Iebih baik dari 1,ang iailrn1,a (Dieen et al. l4), Straker

[20], O'Brien and O'Sullivalr [18]. Bazrgan et al.l2),

Mawston and Boocock [15]).

Tujual penelitian uri adalah untuk mempelajari dan

membandingkan

tekruk squat

dan

teknik

sloop

dalam mengangkat beban rnelalui analisis tingkat aktivasi otot menggunakan alat electro m7, ography.

Metode

Penelitian

Subyek

Enam relar.van iaki-laki clengan umur antara 20-30

tahun berpartisipasi sebagai sr,rb.1ek pada penelitian

ini. Sen-iua sr-rbjek tidak pernah mengalami keluhan tulang belakang. atau kondisi patologi pada lutut. Teknik squat ditandai der-rgan posisi

awai

.sudut

Iutut

,45,, dan ptrnggung

ke

depatl .dEngar-r suclut

lebilr kecrl darr 30, flVang et

al

[22]. Sti'akei' [19])

Pemegangan cl-rlakLrkan dengan u'rer-ieklrk kaki.

se-mentara punggltng dijaga tetalt lur-r-rs dan aksi lteng

angkatan utama tei-1adi sel.ragai

iiasil

melur"usnva

lutut 1,2ng dikenal dengan mer-rgangkat dengan kaki

(leg

ltft;

sepefti ditunjukkan lrada pacla Gambar 1.

Garnbarl. Postul mengangkat dengan teknik squol

Gambar 2. Posttrr mengangkat dcngan teknik sloop

Teknik sloop dicirikan dengan posisi awal punggung

membungkuk sekitar 90u

dan

sudut

lutut

lebih besar

dari

35,, (Wang et

al.

122),

Stlaker

[19]).

Lutut dijaga lulus, sernentara pinggang dan lengrrn

ke arah depan untuk memegang benda.

Pengang-katan dilakukan

dengan meluluskan

daerah

Iumbar tulang belakang darl sendi pinggul, cara ini dikenal dengan mengakat dengan ptnggang (bark

l/l)

seperti dituniukkan pada Gambar 2.

Instrumentasi

Pengukuran aktivasi

otot

rnenggpnakan Surface El.ectrotni,ogroph.l (SEMG) dengan sistem telemetri.

Unit

peralatan

terdiri

clari

komputer:. perekam.

penedn-ra.

unit

transmisi, amplifier. elektrode, dan

kabel-kabei penghul)ung, seperti ditunjukkan pada

Garnbar 3.

Prosedur Penelitian

Sebelunr llemasangan elekti'ode. lokasi kulit ten-rpat menernpeLn-\'a elektrode digosok dengan amplas klrtrsus ker.r.rudial clibersihkan dengan alkohol untuk

rnengruangr-tzrhar-ran kuJit agal teaadi kontak

per-rnukaan 1,ang baik. Selanjtrtnl.a dilaktrkan peng-a r.r.r b ilan clata nt ax i r t t t t. t tt r-, o I u n, ta r

l

c o nlr ac t i.o r t
(6)

Sln'at / Tekriili Sqzuat dan Sloop tr{enggrnakan Electronytographll JII. \rol. 15. No. 1. Jturi 2013. pp 33-38

Garnbar 3. Su.rfoce clectron4'og'apln'

MVC) terhadap otot yang menjacli sasararl peneli-tian clalam hal ini adalah otat ntu.lti.iidus, otot rectlts

Tabel 1. Data tingkat aktivasi otot pacla beban angkat 1.7 kg

femoris- dan otot biceps fentons. Ketiga jenis otot ini

terpapal saat

melalir-rkan gerakan mengangkat

beban baik der-rgan teknik -squol maupr-rn dengan

teknik sioop. Subiek dii,nsh'i,rksikal memegang kotak

pada pegangan J-ang ada pada kedua sisinya secara

simetris. Kotak I'ang dipakai ber-dimensi 39 cmx27 cm

r

23 cm (panjang

r

lebal x tinggi). Kotak

diletak-kan 10 cm cli depan ibu

jali

kaki. sehingga kotak

tidak

menl'er-rtuh

kaki

ketika

diangkat- Subjek rnelaksanakan angkatan dengan teknik squat dan

sloop dar-i lantai sampai setilggi lutut dalam u,aktu

5

detik. Pelcobaar-r dilakukan dengan dua valiasi

pembebanan ),aitu beban dengan berat 1.7 kg yang merupakan berat kotak dalam keadaan kosong, dan

beban dengan

belat

6.7

kg, yaitu

berat

kotak

ditambah berat pirirrgarr baja

5

kg. Sinyal EN1G

direkanr dan diolah menggrnakan fungsi root nteant

square (RMS). Setiap aktivasi otot dinonnalisasikan

terhadap hasil percobaan MVC-n5,s.

Hasil

dan Pernbahasan

Data pengukuran turgkat aktivasi masing-masing

otot target telah drnormalisasikan terhadap

l,I\rC-nya. Hasil pengukuran untuk beban angkat 1,7 kg

disajikan dalam Tabel 1. dan untuk beban angkat

6.7 kg clisajikan dalarn Tabel2.

X{engangkat beban der-rgtrn teknik squol

menghasil-kan tingkat aktivasi otot lebih tinggi dibandingmenghasil-kan

dengan telali< stoop pada otot rectus fetnoris, balk

pada beban kategJori ringan 1.7 kg (Tabei 1), mau-pun pada beban kategoi'i sedang 6,7 kg (Tabel 2).

Teknik sqzol (",'" XryC) Teknik stoop (%,NNC)

No

Rectus

femoiis

Biceps

femoris \{ultificlus

Rectus

femoris

Biceps

femoris

Muitifidus

6 Rerata 32.00 36.33 22.00 30.00 38.00 23.00 47.00 72.00 38.66 18.86 60.00 75.00 64.00 56.00 55.00 56.00 6r.00 7.61 5,00 8.00 7.00 5.00 8.00 8,00 6.83 50.00 58.00 52.00 44.00 46.00 55.00 ;0.80 5.30 80.00 60,00 65,00 55,00 58,00 59,00 62.80 9.02

r

51.00

2

49.00

3

41.00

4

2t.00

5

24,00

sD

1267 r.47

Tabel 2. Data tingkat aktivzrsi otot pacla beltan angkat 6.7 kg

'lbknik sr/ziol (')6tr,IVCl) Telo'rik .slooTr (i';\AiC)

_ No

Reclus

fenrt,r'is

Biccps fcrroris \lr-rltilidr-rs Ptectus

femoris

Bicctrs fcrnoris N,lrrltifidrrs

6

Relatzr SD

70.00

52 0o

60.00

42.()o

.13-00

34.00 a0. r t)

l:i.2t

3:1.00 -12.00

t800

--

(x) 70.t)0

2a.oo

10 l)t) I9.4 r

72.00 ?r.0t) 71.0o 78.00 71.00 68.0t1 14.00 u a:, 12.00 2.80 4.20

.q 00

1.50

11.(X)

7.0,5 . )-O-)

70 00 68 00

/0 Ofl

80.(x)

60 00

,0.()()

66 ?,ll 10.2'?,

80.00 64.00 6200 84.00

61 00

(7)

Surata / Telarik Squal dan Stoop N'lenggr:nakarL Electroml'ogt'aplryl JfT.Yol 15. No, 1, Juni 2013. pp. 33-38

-.e-I .u

B(b-ln ll,(l

Garnbar 4. Al<tivasi otot rectus femoris

l. ri

-€F

) ,''.) ', t j

8( bin (lt;l

Gambar 5. Altivasi otot biceps ientoris

--€F

Bcb)n (r.El

Gambar 6. Aktivasi otot tnultifklus

Sebaliknl,a

teknik

$qual

mengha,siikan tingkat aktivasi otot lebih rendah dibandingkan teknik stoop

pada otot biceps fentot'ls. Pada otot nuilttfid.rus ticlak

acla perbedaan tingkat aktivast c.rtot sccrtra

ber-mak-na

antara

teknik

squal dan teknik stcnp. Ketiga

jenis otot yaug diteliti memiliki kecendcmngan --vang

sama, -vaitu tingkat aktivasi otot menngkat clengalt

betambahnya beban yang diangkat. Perbedaan

tek-nik yang digunakan pada saat mengangkat beban.

membclikan hasrl aktivasi otot yang berbeda pula.

Otot Rectus Femoris

Otot

rectus fentoris

mer.upakan

bagian

dari

kelompok otot qLrndriceps. Rerata tingkat aktivasi

otat rectus fentoris

untuk

beban angkat 1.? kg

dengan teknik squat 36,33

+

12.67- dan dengan

teknik stoop 6,83 + I.47, nilai ini ber-beda berma-kna.

Untuk beban angkat 6,7

kg

dengan teknik sqrzot

50,10 + 13.21 dan dengan teknik stoop 7,08 + 3,83,

pei-bedaan

ini

bermakna. Secara grafrk hubungan

antara tingkat aktivasi or,nt rectuts femorb terhadap beban 5,ang diangkat ditunjukkan pada Gambar 4.

Gradien peningkatan aktivasi

otot

pada teknik

sqrzol lebih besar dibandingkan pada teknik sloop 1,ang cendrung datar, artinya penambahan bel.rirr-r

yang kecil saja akan mengakibatkan aktivasi utot

sangat tinggi pada teknik squat.

Teknik squot menghasilkan aktivasi otot sebesar

509'" MVC, dan dengan teknik sloop menghasilkan

7%

NNC

pada otot rectus femor-rs,

untuk

beban

angkat 6,7 kg. Tingkat aktivasi otot vang lebih tinggi akan menyebabkan otot Iebih cepat mengalami

l<e-lelahan. Kelelahan otot dikaitan dengan

menurun-nya kekuatal dan kapasitas kerja otot skeletal, dan

berpoter-rsi meningkatnya risiko cidera (Hassanlouei

et

al.

l8)). Dengan demikian

teknik

sqtnt

akan

mengakibatkan otot recttts fernons lebih cepat

meng-alami keielahan dibandingkan teknik stoop. Straker [20] menl,atakan bahwa teknik sqzrof rnembebani

lutut

lebih besal dan lebih melelahkan

dibandilig-kan

teknik stoop pada otat quadriceps, dan oleh

sebab itu teknik stoop lebih disukai.

Otot Biceps Fernoris

Otot

biceps

femoris merupakan bagian

dari

kelonrpok otot hantstrazgs. Tingkat aktivasi otot

biceps fentoris untuk beban angkat 1,7 kg dengan

teknik squat 38,66 + 18,86, dan dengan teknik stoop

50,80

+

5.30.

nilai

ini

berbeda

tidak

bermakna.

Untuk beban angkat 6,7

kg

dengan teknlk squat

-10.50 +19.41 dan dengan teknik stoop 66,38 + 70,28,

nilai ini berbeda bermakna. Hubungan tingkat

akti-vasj otot biceps fentoris dengan beban yang diangkat clitunjukkan pada Gambar 5. Gradien penrngkatan

pada teknrk stoop lebih besar dibandingkan pada

teknik sqLmt yang cendmng datar, artin_ya

penam-bahan beban sedi,krt saja, tekr-iik stoop akan

rnening-katkan aktivasi otot 1'ang lebih besai..

'Ieknik

sclual rnenghasillian aktivasi otot sebesar

40'ri, tr/NC,

dan

dengan teknili stnop menghasilkan

66i'2, I.{VC pada otot btccps fermoris r-rntuk beban

angkat 6.7

kg.

Dali

data

ilri

teknik

stoop akart' menS,sbsfkrn otnt biceps fertnoris lebih cepat

meng-alanri kelelahan dibandrngkan teknik squat. Strake,.*

[20] menl,atakan teknik stoop mengakibatkan akti

o

i.:i, It

o t:t

o

.F I ..,

o .,,

J o

o

rlii

t,0 0 E 5TJ

:: 1 .rrt

o

i

i lri

,

(8)

Stu'at / Teknik SqLol dar Sroop Nlengg;r-rnaliar E/ectrontrogt'opln'l JfI, \rol 15. No. 1. Jturi 2013. pp 33-38

vasi otot semitendinouszs dan biceps ferntoris lebih besar dibandingkan teknik squol, sehingga teknik

squatleblh disukai.

Otot

Multifidus

Tingkat aktivasi otnt multifidus\mtuk beban angkat

1,7 kg dengan teknik squat

6l

+ 7,64, dan dengan

teknik stoop 62,80 + 9,20. perbedaan

ini

tidak

ber'-makna. Untuk beban angkat 6,7 kg dengan squol

74,00 + 3,63 dan dengan stoop 67.80

+

11.35, per-bedaan ini juga tidak bei-rnakna. Hubungan tingkat aktivasi otot

nrultifidus

dengan beban yang

di-angkat ditunjukkan

pada Gambar

6.

Gradien peningkatan pada teknik squat ,-elattf lebih besar di-bandingkan pada teknik s/oop.

Kedua

teknik

mengangkat,

baik

squol

maupun sloop, menghasilkan aktivasi otot yang sar-na pada

otot

multifidus (luntbar region), dengar kisaran 6l%

-

63% MVC untuk beban angkat 1,7

kg,

dan n-retringkat rnenjadi 68%

-

74% MVC untuk beban

angkat 6,7kg. Delitto and Rose [3] melaporkan ter-jadi peningkata,n aktivasi otat erector spinai (luntbar

regioru) secara lineal dengan bertambahnl,a beban

ketika mengangkat dengan teknik squat. Analisis berdasalkan momen dan ga5.'a yang bekeija pada

tulang belakang diperoleh hasil yang sama untuk teknik squat dan sloop (Straker [20]). Akan tetapi menumt Dieen el o/. [4] momen neto dan gaya

kom-presi

lebih tinggi

pada squat. Gaya geser pada

lumbar jauh lebih rendah pada teknik squat @ieen

ct ol. [4]. Straker [20]).

Berdasarkan pernbahasan dan kajian pustaka di atas, terlihat hasil

yang

kontradiksi antara peng-gunaa-n teknik squat dan teknik sfoop. Pada

pene-litian ini teknik squat menghasilkan tingkat aktivasi otot lebih tinggi dibandingkan dengan teknik stoop

pada otot rectus t'emoris. berarti penggunaan teknik squnt harus dihindari karena

otot lebih

mudah mengalami kelelahan dan risiko cidera. Sebaliknya

teknik squat

menghasilkan

tingkat

aktivasi otot lebih rendah dibandingkan teknik stoop pada otot biceps fetnorrb, yang

berafti teknik

sloop

haits

dihindari. Sementara itu pada otnt nrultifidas tidak

ada perbedaan aktivasi otot secara bermak-r-ra antara teknik squat dan teknrk stoop,5,ang berarti memiliki peluang yang sarra untuk digLrnakan. Kondisi ini rlembcri pemaharnan bahwa ada kornplorni antala teknik sqtrut dan teknik stoop.karena fuk acla vang tanpa lisiko.

Bazrgan et al. 12) melallorkan ga],a internal ber.upa

Ba)/a tekan dan gaya ge.ter lebih besar pada sloop

dibandingkan

pada

squat. sehingga dianlurkan tnenggunakan teknrk squat. Beban tulang belakang bagian

atas

(thoracic spine) meningkat seiama

mengangkat dengan tei<rrik squof, dibandingkan

dengal teknik

stoop. sebaliknl'a beban tuJang

belakang bagian bari'ah (lttntbar sprne) berktuang

selama squat; kondisi ini rnenandakan adanl,a kom-plonri antala mengangkat dengan teknik squat dart teknik sloop ka:'ena kedua-duan1,a rnemiJiki risiko

Q,,ee et ol. [13]). Sebagai hasil kompromi Wang el ol.

[22] mer-ekomendasikan untuk n-rengangkat beban

berat disarankan menggrnakan teknik squaL dan untuk beban r-ingan menggr,rnakan teknik s/oop.

Sirnpulan

Teknik squat dan teknik sloop memiliki peluang )'ang sama

untuk

digunakan dalam megangkrit

beban. trutama beban rrngarl sampai dengan beban

sedang.

Untuk

mengangkat beban 1'ang berat

di-salankan menggunakan telarik sqtnt.

IJcapan

Terirna Kasih

Perrulis menplrctrpkan telirlrakasih kepada

Direk-torat

Jenderal Pendidikar-r Tinggi Repubiik Indo nesia atas dukungan finansialnya. Ucapan telinra kasih juga disampaikan kepada Professor Masaharu Kumashiro. I{etua Department of Ergonornics. Insti-tute of Industrial Ecologicai Sciences. UOEH Japan. atas bimbingannva.

Dafrbar

Pustaka

1-

A},otrb, M. N4.. and N'Iital, A.. Marurct] Materinls Handlirug, Tai,loi- & Francis Publishers. London,

1989.

2.

Bazrgai, B.. Shirazi-Adl, A., and Arjmand, N..

Analysis of Squat and Stoop Dynamic Lifting: Muscle Folces

and

Intei'nal Spinal

l-oads,

Journal of Eur Spine, 16.2007, pp. 687-699.

3.

Delitto, R. S., and Rose, S. J-, An

Electromyogra-phic

Analysis

of

Two

Techniques

for

Squat

Lifting and

lo.vering.

Jountal

of

Physical

Therapy,72, 1992, pp. 438-448.

1.

Dieen,

J.

H.

\/..

Hoozernans. N{.

J.

M. V., and Toussaint- H. M. V.. A Revicw of Biomechanical Sttrdies on Stooir ancl Squat Lifting, Proceedings

of the Huntan Factors ortd Ergonontics Society

Annual Meeting. 44. 2000. pp. 643-646.

5.

Gant,

L.,

Fethke.

N..

and Gerr.

F.,

Spectral

Anall.sis of Root-Mean Squar-e Processed

Sui{a-ce

lllectron-r1'og3'aphr, Data

as

a

Measure of Repctitir.e Mtrsculal Exertion. F\'oceedirugs of tha

I{utnan litr:lrtrs and Ergr.tnartilcs Socie[' ,Anrrual

MeetLng. 56, 20L2. pp. 1 140 1 144.

(;.

C;ilI,

K

P.. Bennett. S.

J.

Savelsbergh. G. J. P..

and van Dieen.

J

H.. Regionhl Changes in Sprnc

Posture

at Ltft

Outset

u,ith

Changes

in

Lift

Distance ancl LrJt St7,le- ,IourtruL of

Eur

Spine,

32,2007, pp.1599 1604.

(9)

Surata / Tekrrik Squar dan Sloop l\fenggunal<an Electroml,ographll JTI, VoL 15, No 1. Jtirri 2013. pp. 33-38

i.

Grandjean.

8., Fitting

the Toslz

to the Man.

Taylor & Francis Publishers, Ipndon, 2000.

8.

Hassan-louei, H., Nieisen, L. A.. Kersting. U. G..

Falla, D., Effect of Exercise-Induced Fatigue on Postula-l Control of the Knee, Jornal of Electro-ml,ography

and

Kinesi.oloey, 22(3), 2072, pp. 342-347.

9-

Khoiri,

M., Tinjauan Aplikasi Elektromiografi

dalam Ergonomi. Seminar Nosional IV SDM Tehrnlogi

Nuklir, Yogyakarta, 2008, pp.

217-223.

10. Kingma, I., Boch, T., Bruins, L., and van Dieen. J. H., Foot Positioning Instruction, Initial Verti cal Load Position arrd Lifting Technique: Effects on I-ow Back I-oading, Journal of Ergonomics, 47, 2004. pp. 1365-1385.

11. Kunrar, S., and Mital, A., Electromyographl, in Ergonomics, Taylor

&

Francis

Publisher, London, 1996.

12. Kumashiro, M., Eualuatinn of Hutnan Worlz:

Practical Meosurement of Psychophysinlogical Functiotts for Determining Worhloads, Ta5,lor & Francis Pubhshers, london,2005, pp. 605-627. 13. Lee, P. J., Lee, E. L., arrd Hayes, W. C.,

Biome-chanical Tlade-Offs in Manual Material Hand-ling: Some Tasks Reduce Lumbar Loading but Increase Thoracic I-oading, Proceedings

of

the Human Factors and Ergonomics Socie.ty Annual

Meeting, 56, 2012, pp. 1 192- 1 195.

14. Marras,

W'

Selected Topics

in

Surface Electro-myograplty for Use in the Occupational Setting: Expert Perspectiues, U.S. Department of Health

and

Human Services, National Institute for Occupational Safety and Hea-lth, 1992.

15. Mawston, G. A.. and Boocock, M. G., The Effect of Lumbar Postule on Spinal Loading and the Function of the Erectol Spinae: Implications for Exercise and Vocational RehabilitaLion, Journal

of Phystothcrapl, 40(3), 2012, pp. 135- 140.

16. Nou, D., Miller, B. J.. and Fathallah, F. A., Inw Back Muscle Fatigue Measruements

of

Cl,clic and Prolonged Stooped Work, h'oceedings of the Human Fortors and Ergornmics Society Annual

Meeting, 56, 2072, pp. 1996- 1200.

17. Oborrre, D. J., Ergonomics at Wor&, John Wiley & Sons. 1988.

18. O'Brien, A., and O'Sullivan, L., A Biomechanical, Physiological and Psychophysical Study of the Squat, Stoop, and Semi-squat Lifting Techni-ques, Proceedings

of

the lrish

Ergonotrtics

Society Annunl Conference,2005, pp. 24-31. 19. Straker, L., Evidence to Support Using Squat,

Semi-squat and Stoop Techniques to Lift I,ow-lying Objects, Journal of Industriol Ergonomics, 31,2003a, pp. 149-160.

20. Straker, L. M., A Review of Research on Tech-niques for Lilting Lor.r,-lying Objects: 2. Evidence for a Correct Technique, IOS Press, 20, 2003b, pp.83-96,

21. Theado, E- W., Knapik, G. G., Maras, W. S.,

Modification of an EMG-Assisted Biomechanical Model

for Pushing

and Pulling, Internatiorutl

Journnl of Industrial Ergonnmics,

37(71-12),

2007. pp.825-831.

22. Wang,Z.,Wu, L., Sun, J., He, L., Wang, S.. and Yang, L., Squat, Stop, or Semi-Squat: A Compa-rative Experiment on Lifting Technique.

Jorzr-nal of Huazhang Uniuersity

of

Scieruces and Technology, 32(4), 2012, pp. 630-636.

Gambar

Gambar 2. Posttrr mengangkat dcngan teknik sloop
Tabel 1. Data tingkat aktivasi otot pacla beban angkat 1.7 kg
Gambar 5. Altivasi otot biceps ientoris

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan mengenai suplemen Kesehatan terhadap perilaku penggunaan suplemen kesehatan pada masyarakat

Kun kahden renkaan kuormitus on sama, suuri-ilmatilaisen renkaan ilmanpaine voi olla pienempi kuin pieni-ilmatilaisen.. Osittain tähän perustuu matalaprofiilirenkaissa

Demikian halnya dengan daftar perguruan tinggi (universitas) terbaik edisi tahun 2015/2016 yang dilansir www.webometrics.info bahwa mayoritas masih didominasi oleh

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), retribusi daerah, serta jumlah penduduk terhadap Pendapatan

Episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal,

Keuntungan yang diperoleh dari pemberian hijauan bersama pakan penguat adalah adanya kecenderungan mikroorganisme rumen memanfaatkan pakan penguat terlebih dahulu sebagai

Jika pada Beauvoir, transendensi sepenuhnya adalah usaha manusia (secara khusus perempuan) untuk keluar dari belenggu budaya patriarki lewat tiga strategi

9.1   Transportasi.