• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMP DAN SKIPPING (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMP DAN SKIPPING (1)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

EFFECT SQUAT JUMPAND SKIPPING ROPE ABILITY TO SMASH VOLLEYBALL ON STUDENT JUNIOR HIGHT SCHOOL ISLAM GURAH

Moh. Nurkholis, S.Pd., M.Or. (University Nusantara PGRI Kediri) Irwan Setiawan, M.Pd. (University Nusantara PGRI Kediri)

ABSTRACT

This study aimed to determine the effects of exercise and workout squat - jump skipping rope on the ability spike a volleyball in junior high school students Islam Gurah 2014/2015 . This research is a field experiment involving the independent variable is the jump squat exercises and exercises skipping rope with one dependent variable is the ability to spike a volleyball .The study population was the son of junior high student's overall Nuri Samarinda . The number of samples of this study is limited to 40 male students were composed of two groups , each group consisting of 20 people that jump squat exercise group and the exercise group skipping rope , using random sampling techniques .

Data collection techniques volleyball smash ability to follow the formula of Nurhasan . Data analysis techniques were processed using computer assistance through SPSS 16.0 .

Based on the result : ( 1) The jump squat exercises a significant influence on the ability to spike a volleyball at the junior high school students Nuri Samarinda , proved the value of t = 18.174 > t table 0.975 : 38 = 2,021 . ( 2 ) skipping rope exercise a significant influence on the ability to spike a volleyball at the junior high school students Nuri Samarinda , proved the value of t = 31.251 > t table 0.975 : 38 = 2,021 .( 3 ) There are significant differences between the groups with group exercises squat jump rope skipping training on the ability spike a volleyball in junior high school students Nuri Samarinda .

Group rope skipping exercise is better than the group jump squats in enhancing the ability spike a volleyball in junior high school students Nuri Samarinda , proved the value of t = 1,871 > t table 0.95 : 38 = 1.743 .

(2)

PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMP DAN SKIPPING ROPE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI PADA SISWA SMP ISLAM GURAH

Moh. Nurkholis, S.Pd., M.Or. (University Nusantara PGRI Kediri) Irwan Setiawan, M.Pd (Universitas Nusantara PGRI Kediri)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan squat-jump dan latihan skipping rope terhadap kemampuan smash bola voli pada siswa SMP Islam Gurah 2014/2015. Penelitian ini bersifat eksperimen lapangan dengan melibatkan variabel bebas yaitu latihan squat jump dan latihan skipping rope dengan satu variabel terikat yaitu kemampuan smash bola voli. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa putera SMP Islam Gurah. Jumlah sampel penelitian ini dibatasi sebanyak 40 orang siswa laki-laki yang terdiri dari dua kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 20 orang yaitu kelompok latihan squat jump dan kelompok latihan skipping rope, dengan menggunakan teknik random

sampling. Teknik pengumpulan data kemampuan smash bola voli mengikuti formula dari

Nurhasan. Teknik analisis data diolah dengan menggunakan bantuan komputer melalui program SPSS 16.0.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil: (1) Latihan squat jump memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan smash bola voli pada siswa SMP Islam Gurah, terbukti nilai t hitung = 18,174 > t tabel 0.975:38 = 2,021. (2) Latihan skipping rope memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan smash bola voli pada siswa SMP Islam Gurah, terbukti nilai t hitung = 31,251 > t tabel 0.975:38 = 2,021. (3) Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok latihan squat jump dengan kelompok latihan skipping rope terhadap kemampuan smash bola voli pada siswa SMP Islam Gurah. Kelompok latihan skipping ropelebih baik dibandingkan dengan kelompok latihan squat jump dalam meningkatkan kemampuan smash bola voli pada siswa SMP Islam Gurah, terbukti nilai t hitung = 1,871 > t tabel 0.95:38 = 1,743.

(3)

PENDAHULUAN

Bola voli adalah permainan yang terdiri dari 2 regu, yang masing – masing memiliki 6 (enam) orang pemain. permainan ini dimainkan di atas lapangan persegi empat dengan memvoli bola tanpa menyentuh lantai atau tanah, melintasi jaring secara bergantian. Nama semula permainan bolavoli adalah mintonette cara memainkan bola hampir sama dengan permainan badminton. Permainan bola voli sangat digemari di masyarakat. Olahraga ini mampu menjadi daya tarik masyarakat karena sarana dan prasarananya yang sederhana, jika dimainkan dengan teknik tinggi terlihat pola permainan yang sangat menarik. Perkembangan olahraga bola voli bukan hanya aturan permainannya saja, tetapi juga teknik yang digunakan mengalami perkembangan yang pesat seperti diperbolehkannya menggunakan kaki dan kepala dalam memvoli bola.

Olahraga bola voli sangat digemari oleh berbagai lapisan masyarakat karena olahraga ini murah dan mudah dilakukan. Bola voli juga di kenal oleh kalangan masyarakat sebagai olahraga untuk rekreasi. Olah raga ini juga saat ini sudah menjadi olah raga yang baik bagi kesehatan baik secara mental dan rohani. Menurut Barbara (1996:1) bola voli menjadi permainan yang menyenangkan karena olahraga ini dapat dimainkan dan dinikmati oleh segala usia dan hanya membutuhkan sedikit peraturan dasar dan keahlian, hanya memerlukan sedikit perlengkapan serta dimainkan di segala bentuk permukan, rumput, kayu, pasir dan berbagai macam permukan lantai buatan.

Pada kurikulum sekolah materi bola voli menjadi materi yang wajib harus dikuasai dan diikuti oleh semua siswa. Sekolah harus memberikan prioritas kepada permainan bola voli yang mungkin dilaksanakan disekolah serta bermanfaat bagi anak didik.Siswa merupakan individu yang sedang tumbuh dan berkembang, mereka harus mendapatkan bimbingan dan arahan yang sebaik – baiknya dalam melakukan olahraga. Pembinaan olahraga disekolah dilakukan melalui program kegiatan pada saat pelajaran olahraga dan program kegiatan ektrakulikuler yang merupakan kegiatan olahraga bagi siswa yang berminat atau yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu diluat sekolah.

Permainan bola voli menjadi menarik karena permainannya hanya dipisahkan oleh net,Dengan adanya tuntutan prestasi yang tinggi, maka perlu adanya latihan yang terprogram dengan baik, terutama dalam memilih cara melatih yang tepat. Masalah peningkatan prestasi dibidang olahraga sebagai bagian yang ingin dicapai dalam pembinaan olahraga di Indonesia, secara tidak langsung akan mengalami berbagai tahapan dan peningkatan yang menuju pada tujuan utama. Hal ini mengandung arti, bahwa untuk mencapai hasil yang optimal pada cabang olahraga tertentu diperlukan latihan dan pembinaan secara intensif dan lebih dini.

Salah satu teknik dasar dalam permainan ini adalah teknik smash, yang mengandung arti tindakan pukulan terhadap bola yang lurus ke bawah sehingga bola akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas jaring menuju ke lapangan/daerah lawan.

(4)

Permainan bola voli mempunyai karakteristik menyerang dengan cepat dan bertahan secara rapat, sehinga diperlukan karakteristik tubuh dan potensi tubuh yang ideal dalam menunjang penguasaan teknik dasar keterampilan bermain voli. Menurut Muhajir (2007:25) pukulan smash dalam permainan bola voli merupakan salah satu pukulan yang sering menghasilkan nilai. Sebab pukulan ini merupakan suatu gerakan ayunan tangan yang cepat, mendadak dan menghasilkan pukulan yang keras serta menerjunkan bola secara curam. Untuk mempertimbangan keterampilan bermain bola voli, teknik dasar smash sangat menentukan terutama untuk mendapatkan poin. Smash yang baik, sangat mempengaruhi seluruh jalannya pertandingan terutama pada pertandingan-pertandingan tinggi, seperti proliga di Indonesia.

Dalam proses penguasan teknik dasar smash, tidak hanya sekedar bagaimana melakukan teknik dasar secara benar, tetapi bagaimana menguasai dan mengarahkan bola kesasaran dengan cepat dan tepat. Menurut Beutelstahl (2005:21), untuk mengarahkan smash dengan tepat seseorang harus pandai mengkombinasikan kekuatan dan gerakan. Kekuatan dan lancarnya pergerakan inilah yang mempunyai ciri khas dari teknik dasar smash.Untuk dapat melakukan teknik smash diperlukan beberapa faktor-faktor penentu, yakni : langkah awalan, tolakan untuk meloncat, memukul bola saat melayang di udara, saat mendarat kembali setelah memukul bola.

OLAHRAGA BOLA VOLI

Permainan bola voli adalah suatu bentuk permainan yang termasuk dalam” Cabang Olahraga Permainan”. Voli artinya pukulan langsung atau memukul bola langsung keudara sebelum bola jatuh ketanah.

Permainan ini menggunakan batas berupa lapangan yang berukuran 18 x 9 meter. Lapangan bola voli dibagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh pembatas net dengan panjang 10 meter dan lebar satu meter. Ketinggian batang net adalah 2.43 meter untuk putra dan2.24 meter untuk puteri. Permainan bola voli sekarang ini menggunakan system rally point dengan jumlah angka yang harus dicapai oleh suatu regu yang ingin memenangkan pertandingan adalan 25 atau selisih 2 angka jika terjadi deuce.

Dalam permainan bola voli selain dapat bermain dengan baik maka di samping kemampuan fisik, faktor lain yang paling perlu dimiliki oleh setiap pemain adalah penguasan teknik dasar. Tanpa penguasaan teknik dasar yang baik, maka akan menyulitkan bagi pemain untuk melakukan kerja sama dalam regu sehingga akan sulit pula memperoleh kemenangan. Menurut Muhajir (2004 : 34) teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien sesuai dengan peraturan-peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Teknik permainan yang baik selalu berdasarkan pada teori dan hukum-hukum teknik tersebut, seperti : biomekanika, anatomi, fisiologi, kinesiologi, dan ilmu-ilmu penunjang lainnya, serta berdasarkan pula peraturan yang berlaku. ( M. Yunus, 1992 : 69 ).

(5)

mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli. Suharno HP ( 1984 : 11 ) memberikan pengertian tentang teknik adalah suatu proses melahirkan aktivitas jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli. Teknik erat sekali hubungannya dengan kemampuan gerak, kondisi fisik, taktik dan mental. Artinya hanya dengan teknik saja belum dijamin prestasi bola voli bisa baik. Teknik dasar bola voli harus dikuasai terlebih dahulu agar dapat mengembangkan mutu permainan bola voli.

LATIHAN SQUAT JUMP

Squat jump adalah lompat-lompat di tempat yang diawali dengan jongkok (squat).

Bentuk latihan kekuatan otot kaki yaitu latihan squat jump yaitu gerak melompat ke atas sehingga kedua kaki lurus dan saat turun kedua lutut agak ditekuk dengan posisi pinggul hanya sedikit diturunkan. (Roji 2004:100). Menurut Nurhasan (2001:53) bahwa squat jump

merupakan bentuk latihan untuk melatih dan meningkatkan dan meningkatkan komponen daya tahan, power otot tungkai.

Karena daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi yang berturut-turut untuk waktu yang lama. Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Oleh karena itu, latihan-latihan yang cocok untuk mengembangkan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan. Latihan squat jump

dirancang sedemikian rupa dengan memenuhi prinsip-prinsip ilmiah latihan agar dapat dijadikan satu latihan untuk memperoleh dan meningkatkan kekuatan (strength)otot. Latihan

squat jump merupakan bentuk latihan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai.

Tentang latihan squat jump, yaitu latihan squat jump dimulai dengan posisi tegak lurus dengan kaki ditempatkan selebar bahu, sambungkan jari-jari tangan dan tempatkan telapak tangan ke belakang kepala, gerakan ini menekan lutut dan pangkal paha. Adapun rangkaian gerakan dan dimulai dengan tekanan ke bawah secara cepat dengan posisi setengah jongkok. Dengan segera bergerak ke bawah dan dengan cepat melompat ke atas sama tingginya kemungkinan dengan pendaratan dengan posisi setengah jongkok. Rodecliff dan Forentinos

(1985:54).

LATIHAN SKIPPING ROPE

Skipping sesungguhnya merupakan olahraga yang mengunakan seutas tali untuk melakukan lompatan. dengan melakukan olahraga skipping ini dapat meningkatkan kekuatan,kelincahan, keseimbangan, kecepatan, dan masih banyak lagi yang didapat dengan melakukan olahraga skipping ini.Zaman dahulu skipping digunakan hanya untuk meloncat satu atau dua macam loncatan saja namun sekarang variasi penggunaan skipping sangat variatif dan berkembang berbagai macam variasi, selain itu bahan yang digunakan untuk membuat skipping pada zaman dulu hanya tali saja dan pegangannya Cuma dari kayu, namun sekarang dengan berkembangnya zaman bahan skipping bisa dari plastik yang bahannya ringan dan mudah digunakan. Cara melakukan skipping rope :

(6)

b. Pegang serta handle tali, posisi lengan atau rapat dengan tubuh dan siku sejajar pinggang. Berdirilah dengan posisi agak jinjit dan lutut sedikit ditekuk.

c. Gerakan pergelangan untuk memutar tali

d. Jangan melompat tinggi saat tali menyentuh lantai. Tinggi lompatan maksimal 2,5 cm dari lantai, agar tali dapat lewat dibawah kedua kaki jinjit saat mendarat, jangan sampai tumit menyentuh lantai.

e. Jika lompatan gagal atau tali terbelit, lakukan jalan ditempat sambil mencoba untuk memulai lagi.

f. Lakukan latihan ini secara bertahap. Mulailah dengan 30 lompatan setiap set, melakukan 10 set lompat tali yang dikombinasikan dengan body toning merupakan latihan efisien yang baik untuk ketahanan kardiovaskular & kekuatan otot (http;skipping rope/olahraga-untuk-membakar-kalori.htm 11.000 WITA, 21 April 2014).

Skipping rope atau lompat tali berguna untuk memanjang dalam berlatih lompat jauh.

Latihan intensif, akan membuat footwork (pergerakan kaki) menjadi lincah, fisik bertambah, nafas, kecepatan yang maksimal dan kemampuan ledak otot tungkai juga baik. Banyak atlit dari berbagai cabang olahraga melakukan lompat tali sebagai bagian dari latihan. Hal ini karena lompat tali bermanfaat untuk meningkatkan kelincahan kaki serta kemampuan koordinasi antar anggota badan, selain memperkuat system kardiovaskuler dan stamina, berlatih lompat tali juga sekaligus melatih otot betis, paha, abdominal, dada dan bahu.Berbeda dengan berlari, lompat tali tidak mungkin menyebabkan kerusakan lutut karena dampak dari setiap langkah melompat akan diserap oleh bola dari kedua kaki dari pada tumit. Lompat tali juga memeperkuat lengan dan bahu.

SPIKE ATAUSMASH

Spike atau smash adalah pukulan yang utama dalam melakukan penyerangan ke

daerah lawan. Variasi serangan atau smash dari teknikgerakannya ada berbagai macam, dapat dilakukan dengan tangan kanan atau kiri. Namun proses gerakannya secara umum terdiri dari:

a. Fase Run Up

Fase run up atau tahap lari meghampiri. Ini tergantung dari jenis bola dan jatuhnya bola. Kita mulai lari menghampiri kira-kira pada jarak 2,5-4 meter dari jatuhnya bola. Kedua langkah terakhirlah yang paling menentukan. Pada waktu kita take off (mulai melompat), kita harus memperhatikan baik-baik kedudukan kaki. Kaki yang akan take off harus berada di tanah lebih dahulu, dan kaki yang lain menyusul di sebelahnya. Karena itu kadang kala kita harus merubah lebih dahulu langkah kita sebelum melakukan dua langkah terakhir itu. Arah yang diambil harus diatur sedemikian rupa, sehingga pemain akan berada di belakang bola pada saatia akan melakukan take off. Dengan kata lain, tubuhnya pada saat itu berada pada posisi menghadap net. Lengan yang menjalur ke depan diayunkan ke belakang dan keatas sesudah langkah pertama, kemudian diayunkan ke depan sedemikian rupa sehingga pada saat take off kedua lengan itu tergantung ke bawah di depan tubuh pemain.

(7)

Fase take off atau tahan melompat. Pergerakan harus berlangsung dengan lancer dan kontinu, tanpa terputus-putus. Pada waktu take off , kedua lengan yang menjulur harus digerakkan ke atas. Bersaman dengan diluruskan. Kaki yang dipakai untuk melompat inilah yang membrikan kekuatan pada take off tersebut. Lengan yamg dipakai memukul, juga sisi tubuh bagian tersebut diputar sedikit sehingga menjauhi bola. Punggung agak membungkuk dan lengan pemukul ditekuk sedikit. Lengan yang lain dipertahankan setinggi kepala lengan inilah yang mengatur keseimbangan secara keseluruhan.

c. Fase Hit

Fase Hit atau tahap memukul. Sesusai dengan jenis smash yang ada, cara

memukul pun terbagi dalam beberapa jenis pukulan diantaranya adalah:

1. Frontal smash/smash depan

2. Frontal smash dengan twist/ smash dengan putaran

3. Smash dari pergelangan tangan

4. Dump/smash tipuan

Namun dalam penelitian ini hanya akan dijelaskan teknik dasar smash

depan/frontal smash yang umum digunakan, teknik pelaksanannya sesuai dengan pendapat Beutelsthal (2005:26) sebagai berikut:

1. Tubuh sudah berada pada posisi membungkuk sedikit, otot-otot perut, bahu dan lengan berkontraksi pada saat yang bersamaan. Kontraksinya kyat dan terulang beberapa kali berturut-turut. Kerjasama antara otot-otot inilah yang meyebabkan langan terjulir, menyentuh bola dam memukulnya.

2. Pergelangan tangan tidak boleh kaku dan jari-jari tangan terbuka sedikit. 3. Bola dipukul pada bagian atasnya. Kaki diarahkan ke depan untuk mempertahankan keseimbangan. Pemain mendarat pada kedua kakinya, lutut ditekukkan sesuai dengan kebutuhan pendarat tersebut.

Sebagai contoh proses gerakan secara umum dalam smash bagi pemukul tangan kanan dari posisi empat (4) yaiti:

1. Sikap permulan berdiri rileks dan seseorang Kira-kira 45 derajat dengan net sejauh 3-4 meter dari net.

(8)

raihan tertinggi dengan tangan terbuka, dan juga keseimbangan badan agar terdorong ke net.

Ada beberapa ciri dalam melakukan samsh ada perlu diperhatikan diantaranya:

1. Umpan bola cukup tinggi, di atas 3 meter

2. Lintasan bola yang diumpankan antara 20-50 meter dari net

3. Jatuhnya bola yang diumpankan berada ditengah-tengah antara pengumpan dan pemukul

4. Langkah awalan di mulai setelah bola lepas dari tangan pengumpan dan mendekati titik tertingi

5. Memukul bola pada titik tertinggi dari raihan. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian pada dasarnya adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Untuk memecahkan masalah ini maka digunakan jenis penelitian experimen lapangan, dalam artian mengadakan suatu pengamatan, pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap obyek dilapangan.

VARIABEL PENELITIAN

Menurut Arikunto Suharsimi (1992 : 54) mengatakan bahwa : “Variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian” . Sedangkan menurut Sudjana, Nana (1998 : 48) bahwa : “variabel secara sederhana dapat diartikan ciri dari individu, obyek, gejala dan peristiwa yang dapat diukur secara kuantitatif atau kualitatif”.Adapun variabel penelitian yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel bebas, terdiri dari : - Latihan Squat - Jump - Latihan Skipping Rope b. Variabel terikat yaitu :

- Kemampuan smash bola voli

DESAIN PENELITIAN

Desain Penelitian atau rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”Randomized Pre-test dan Post-test Design” secara sederhana rancangan penelitian digambarkan sebagai berikut :

A X Posttest(Y)

R S Pre-test

B Y Posttest(Y)

Gambar 3.1 Desain penelitian Keterangan :

(9)

S = Sampel

X = Perlakuan latihan squat jump

Y = Perlakuan latihan naik turun bangku A = Kelompok A (latihan squat jump) B = Kelompok B (latihan skipping rope)

DEFINISI OPERASIONAL

1. Latihan squat -jump adalah latihan yang dilakukan dengan berada pada posisi jongkok dengan salah satu tumit kaki menyentuh pantat, dan kaki yang lainnya berada didepan, sedangkan kedua tangan saling berkait diletakkan dibelakang kepala, pandangan kedepan.

2. Skipping Rope merupakan gerakan melatih kekuatan otot tungkai dengan cara melompat menggunakan kedua kaki bersamaan saat seutas tali di mainkan

3. Kemampuan smashadalah sebagai kecakapan sampel dalam bergerak melakukan serangan ke arah lawan menggunakan bola voli dengan peraturan yang telah ditetapkan.

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi menurut Sugiyono ( 2008 : 117 ) memberi pengertian bahwa: populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Objek/ Subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Islam Gurah.

Menurut Sugiyono ( 2008 : 118 ) bahwa : Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa putera SMP Islam Gurah sejumlah 40 orang yang terpilih untuk menjadi sampel. Setelah terpilih maka dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B, masing masing kelompok berjumlah 20 orang.

Adapun tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan kelompok, kemudian dilakukan tehnik undian. Sedangkan kelompok penelitian dibentuk berdasarkan pretest dan selanjutnya dilakukan tehnik machid ordinat yang digambarkan sebagai berikut :

Kelompok A Kelompok B

1 2

4 3

5 6

8 7

9 dst

Sumber: Sugiyono ( 2008 : 118 )

(10)

INSTRUMEN TES

Teknik dan alat yang digunakan dalam pengumpulan data sudah disiapkan sebelum melakukan pengambilan atau pengumpulan data. Data yang diperoleh merupakan hasil dari instrumen yang digunakan tes smash dalam permainan bola voli. Tes kemampuan smash dalam permainan bola voli yang digunakan adalah test yang sudah baku oleh Muhajir (2004 : 199) yaitu ”tes smash”.

TEKNIK ANALISIS DATA

1. Mean untuk menghitung rata – rata ¯

X=

X n

Keterangan : ¯

X = Rata – rata sampel

 X = Jumlah skor dalam sampel n = Banyak skor

( Martini, 2005: 10 )

2. Standar Deviasi SD=

(X− ¯X)

2

n−1

Keterangan :

SD = Standart Deviasi ¯

X = Rataan Sampel

n = Banyak Sampel ( Martini, 2005: 16 )

3. Prosentase Prosentase X =

f n x 100 Keterangan :

F = Jumlah Frekwensi n = Jumlah Sampel

HASIL PENELITIAN

(11)
(12)

1 Deni saputra 1 1 0 0 1 3 0.90 1.10 0.75 0.95 0.88 4.58

No Nama siswa Skor melakukan smash jumlah Skor kecepatan smash jumlah

(13)

2 David D. 2 2 1 1 0 6 1.10 1.05 0.70 0.85 1.05 4.75

DATA TES AKHIR kelompok A (Squat Jump)

No Nama siswa Skormelakukans

mash Jumlah Skor kecepatan smash jumlah

(14)

2 joni 1 0 1 2 1 5 0.88 0.70 0.81 0.95 0.96 4.30

(15)

Kelompok latihan

squat jump N Mean Std. Deviation Variance

Tes awal skor smash

20 4.85 1.31 1.71

Tes awal kecepatan smash 4.94 0.23 0.05 Tes akhir skor smash

20 7.15 2.15 4.66

Tes akhir kecepatan smash 4.58 0.20 0.04 Sumber: Data tahun 2012

Setelah data mentah kemampuan smash diketahui, selanjutnya menggabungkan jumlah skor smash dan jumlah kecepatan smash dengan menggunakan pendekatan statistik dengan teknik T-Score yaitu mengubah data skor mentah menjadi data skor yang sudah dibakukan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Hasil analisis deskriptif data T-Score kemampuan smash bola voli pada kelompok latihan squat jump

Kelompok latihan

squat jump N Mean Std. Deviation Variance

Tes awal 20 100.10 13.65 186.56

Tes akhir 20 191.11 21.74 472.91

Sumber: Data tahun 2012

Tabel 2 di atas menunjukkan penghitungan rata-rata, simpangan baku dan varians skor tes awal dan tes akhir kemampuan smash bola voli pada kelompok latihan squat jump. Pada kelompok latihan squat jump skor tes awal diperoleh rata-rata sebesar 100,10, simpangan baku 13,65 dan varians 186,56. Sedangkan pada skor tes akhir kelompok latihan squat jump

diperoleh rata-rata sebesar 191.11, simpangan baku 21,74 dan varians 472,91.

Tabel 3. Data mentah kemampuan smash bola voli kelompok latihan skipping rope

Kelompok latihan

Skipping rope N Mean Std. Deviation Variance Tes awal skor smash

20 4.95 1.27 1.62

Tes awal kecepatan smash 4.92 0.32 0.11 Tes akhir skor smash

20 7.70 1.49 2.22

Tes akhir kecepatan smash 4.53 0.31 0.09 Sumber: Data tahun 2012

(16)

Tabel 4. Hasil analisis deskriptif data T-Score kemampuan smash bola voli pada kelompok latihan skipping rope

Kelompok latihan

Skipping rope N Mean Std. Deviation Variance

Tes awal 20 100.19 13.64 186.29

Tes akhir 20 202.55 16.56 274.28

Sumber: Data tahun 2012

Tabel 4 di atas menunjukkan penghitungan rata-rata, simpangan baku dan varians skor tes awal dan tes akhir kemampuan smash bola voli pada kelompok latihan skipping rope. Pada kelompok latihan skipping rope skor tes awal diperoleh rata-rata sebesar 100,19, simpangan baku 13,64 dan varians 186,29. Sedangkan pada skor tes akhir kelompok latihan skipping rope diperoleh rata-rata sebesar 202,55, simpangan baku 16,56 dan varians 274,28.

Tabel 5. Hasil Pengujian Normalitas Liliefors Kedua Kelompok

Kelompok Lo tes awal Lo tes akhir L tabel Kesimpulan

Latihan squat jump 0,051 0,200 1,90 Normal

Latihan skipping

rope 0,200 0,200 1,90 Normal

Berdasarkan Tabel 5 tersebut di atas dapat diketahui bahwa Nilai L dari daftar = 1.90. Nilai Lo tes awal kelompok latihan squat jump = 0.051 dan tes akhir = 0.200. Sedangkan nilai Lo tes awal latihan skipping rope = 0.200 dan tes akhir = 0.200. Kriteria pengujiannya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima. Dengan demikian data kedua kelompok sampel, baik data tes awal maupun tes akhir berdistribusi normal, sehingga pengujian hipotesis penelitian menggunakan pendekatan parametrik.

Tabel 6. Hasil pengujian homogenitas (Kesamaan Dua Variansi) Kedua Kelompok

Kelompok F hitung awal

F hitung

(17)

Latihan squat jump

dan latihan

skipping rope

1,001 1,724 2,16 Homogen

Kriteria pengujian homogenitas tersebut adalah terima hipotesis Ho jika, F (1-α)(n-1) < F < F ½ α (n1 - 1, n2 - 1) dan tolak Ho jika, F > F ½ α (V1, V2). Atas dasar hasil pengujian

kesamaan dua variansi pada Tabel 4 di atas, diketahui bahwa hasil F-hitung awal = 1,001 dan F-hitung akhir = 1,724 yang lebih kecil dari F-tabel = 2,16 pada dk = (19,19) dengan taraf nyata α = 0,05. Kesimpulan dari hasil pengujian kesamaan dua variansi adalah kedua kelompok sampel homogen.

Tabel 7. Hasil penghitungan dan uji signifikansi kemampuan smash bola voli kedua kelompok

Kelompok t-hitung t-tabel

(0.975:38) Signifikansi Latihan squat jump 18,174 2,021 Signifikan Latihan skipping rope 31,251 2,021 Signifikan

Penghitungan dan uji signifikansi kemampuan smash bola voli kedua kelompok sampel dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi kesamaan dua rata-rata uji dua pihak yaitu uji t. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh bahwa t hitung kelompok latihan squat jump = 18,174 yang lebih besar dari t-tabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk (n1 + n2 – 2) = 38, harga t (0,975) dari daftar distribusi t diperoleh 2,021. Kriteria pengujian adalah, terima Ho jika -t1–½α < t < t1– ½α. Maka t hitung berada pada daerah penolakan Ho, jadi Ho ditolak. Kesimpulannya adalah latihan squat jump memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan smash bola voli siswa. Sedangkan dari hasil pengujian kedua diperoleh t hitung latihan skipping rope = 31,251 yang lebih besar dari t-tabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk (n1 + n2 – 2) = 38, harga t (0,975) dari daftar distribusi t diperoleh 2,021. Kriteria pengujian adalah, terima Ho jika -t1–½α < t < t1– ½α. Maka t hitung berada pada daerah penerimaan Ho, jadi Ho diterima. Kesimpulannya adalah latihan skipping rope memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan smash bola voli siswa.

Tabel 8. Hasil penghitungan dan uji signifikansi perbedaan kemampuan smash bola voli kedua kelompok

Kelompok

X

S

t-hitung t-tabel (0.95:38)

(18)

Latihan squat jump 191.11 21,74

1,871 1,743 Signifikan Latihan skipping

rope 202,55 16,56

Pada hasil pengujian kedua untuk kelompok latihan squat jump dan latihan skipping rope diperoleh t hitung = 1,871 lebih besar dari t-tabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk (n1 + n2 – 2) = 38, harga t (0,975) dari daftar distribusi t diperoleh 1,743. Kriteria pengujian adalah, terima Ho jika -t1–½ α < t < t1– ½ α. Maka t hitung berada pada daerah penerimaan Ho, jadi Ho diterima. Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan kemampuan smash bola voli yang signifikan antara kelompok latihan squat jump

dengan latihan skipping rope. Dalam hal ini, latihan skipping rope memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan smash bola voli dibanding dengan latihan squat jump.

Begitu pula dengan perbedaan rata-rata dari kedua latihan tersebut.

PEMBAHASAN

1. Pembahasan hasil latihan squat jump terhadap kemampuan smash bola voli pada siswa SMP Islam Gurah

Ada pengaruh yang signifikan latihan squat jump terhadap kemampuan smash bola voli pada siswa SMP Islam Gurah. Terbukti bahwa nilai tobesrvasi lebih besar dari nilai ttabel

0,05 atau pada taraf signifikan 95%, di samping itu nilai rata-rata tes akhir lebih besar dari nilai rata-rata tes awal.

Dapat diuraikan bahwa salah satu kemampuan fisik yang diperlukan dalam cabang olahraga bola voli adalah kemampuan power otot tungkai. Power otot tungkai diperlukan dalam melakukan semua gerakan teknik dalam permainan bola voli. Salah satu latihan yang dipersyaratkan untuk digunakan dalam meningkatkan power otot tungkai adalah dengan melakukan latihan squat jump.

Latihan squat jump merupakan latihan pliometrik untuk melatih tubuh bagian bawah. Latihan ini menargetkan otot paha depan, paha belakang dan betis. Latihan ini tidak memerlukan peralatan ekstra, bisa dilakukan di mana saja. Yang unik dari latihan ini karena betis ikut bekerja mendorong ujung kaki di awal melompat.

Squat jump merupakan bentuk latihan untuk melatih dan meningkatkan komponen

daya tahan kekuatan otot tungkai dan power otot tungkai. Oleh Rodecliff dan Forentinos(1985:54) tentang latihan squat jump, mengemukakan bahwa latihan squat jump

(19)

dengan posisi setengah jongkok. Dengan segera bergerak ke bawah dan dengan cepat melompat ke atas sama tingginya kemungkinan dengan pendaratan dengan posisi setengah jongkok.

Karakteristik gerakan squat jump hampir menyerupai gerakan awal melakukan smash yaitu, pada saat melakukan tolakan untuk meloncat, dan mendarat kembali setelah memukul bola.

Yang nampak kelihatan pada efek latihan squat jump pada siswa adalah siswa mendapatkan daya tahan kekuatan otot tungkai dan power dalam penguasaan teknik dasar pada olahraga bola voli, yaitu melakukan loncatan dengan baik pada saat ingin melakukan smash bola voli.

Dengan melakukan latihan squat jump yang berkesinambungan dalam suatu program latihan yang dilaksanakan selama dua bulan maka terdapat peningkatkan daya tahan kekuatan otot tungkai dan power. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Roji (2004:100), bahwa “latihan squat jump” adalah gerak melompat ke atas sehingga kedua kaki lurus dan saat turun kedua lutut agak ditekuk dengan posisi pinggul hanya sedikit diturunkan, dimulai dengan posisi tegak lurus dengan kaki ditempatkan selebar bahu, sambungkan jari-jari tangan dan tempatkan telapak tangan ke belakang kepala, dengan segera bergerak ke bawah dan dengan cepat melompat ke atas sama tingginya kemungkinan dengan pendaratan dengan posisi setengah jongkok, gerakan ini menekan lutut dan pangkal paha. Manfaatnya untuk meningkatkan daya tahan kekuatan otot tungkai dan power tungkai pada saat melakukan

smash bola voli.

Dengan demikian implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya melatih power otot tungkai dengan latihan squat jump untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan smash

bola voli. Hal ini akan menjadi berarti apabila latihan squat jump ini diberikan secara berkesinambungan dalam suatu program latihan. Hal ini berarti latihan squat jump

merupakan unsur yang penting dan perlu mendapatkan perhatian, khususnya dalam meningkatkan kemampuan smash dalam permainan bola voli.

B. Pembahasan hasil latihan skipping rope terhadap kemampuan smash bola voli pada siswa SMP Islam Gurah

Ada pengaruh yang signifikan latihan skipping rope terhadap kemampuan smash bola voli pada siswa SMP Islam Gurah. Terbukti bahwa nilai tobesrvasi lebih besar dari nilai ttabel

0,05 atau pada taraf signifikan 95%, di samping itu nilai rata-rata tes akhir lebih besar dari nilai rata-rata tes awal.

Dapat diuraikan bahwa latihan skipping rope memberikan pengaruh yang positif dalam mengembangkan kemampuan smash bola voli. Latihan skipping rope dalam mengembangkan kemampuan smash lebih menarik dilakukan oleh siswa karena adanya alat khusus yang digunakan dan dalam pelaksanaannya ada kesesuaian irama antara lompatan dan alat yang digunakan (tali skipping), sehingga lompatan menjadi teratur, baik dari ketinggian melompat dan pendaratannya.

(20)

pada saat melakukan lompatan. Dan ini hampir meyerupai pada saat melakukan smash, yaitu adanya timing yang tepat untuk melompat sebelum melakukan smash.

Yang nampak kelihatan pada efek latihan skipping rope pada siswa adalah siswa mendapatkan daya tahan kekuatan otot tungkai, power, dan timing yang lebih efektif dan efisien dalam melakukan salah satu teknik dasar pada olahraga bola voli.

Dengan melihat pola gerakan tersebut maka latihan skipping rope merupakan faktor yang menunjang pada saat melakukan smash bola voli. Artinya pengarahan gaya dan tenaga pada saat melakukan smashlebih efektif dan efisien, orang yang terlatih otot tungkainyalebih baik dibandingkan dengan orang yang memiliki kekuatan otot tungkai yang kurang, sehingga besarnya tenaga yang dilepaskan pada saat melakukan smash lebih kecil dibandingkan orang yang tidak memiliki otot tungkai yang kuat.

Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh ... (ahli yg ada dibab 2).... bahwa latihan skipping rope adalah memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala dan kakisambiI melompatinya.

Dengan demikian implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya melatih power otot tungkai dengan latihan skipping rope untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan

smah bola voli. Hal ini sejalan dengan pendapat Harsono, (1988:119) yang mengatakan bahwa, “Power adalah force kali velocity, di mana force sepadan dengan kekuatan dan

velocity sepadan dengan speed”. Perpaduan antara kekuatan dan kecepatan menghasilkan

tenaga atau force yang dikerahkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Oleh sebab itu daya ledak dinyatakan sebagai kerja yang dilakukan per unit waktu, sehingga secara fungsional terdapat hubungan antara daya, energi dan kerja. Energi atau tenaga yaitu kemampuan melakukan kerja dan kerja adalah pemakaian kekuatan atau force melalui jarak tertentu. Sedangkan daya adalah kerja maksimal per unit waktu atau daya sama dengan

force kali kecepatan.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa latihan skipping rope dapat meningkatkan power atau daya ledak yaitu perpaduan unsur kekuatan dan kecepatan secara stimultan. Maksudnya dalam meningkatkan daya ledak kedua unsur fisik kekuatan dan kecepatan diberikan secara bersamaan. Dengan cara demikian tentunya menggunakan pembebanan sedang yang memberikan pengaruh terhadap nilai dinamis. Menurut Lutan (1988:36) bahwa, “Latihan kekuatan dan kecepatan secara bersamaan diberikan dengan pembebanan sedang. Latihan kekuatan dan kecepatan secara bersamaan ini memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap nilai dinamis jika dibandingkan dengan latihan kekuatan saja”.

C. Pembahasan hasil antara latihan squat jump dan latihan skipping rope terhadap kemampuan smash bola voli pada siswa SMP Islam Gurah

Terdapat perbedaan yang nyata antara pengaruh latihan squat jump dan latihan

skipping rope terhadap kemampuan smash bola voli pada siswa SMP Islam Gurah. Terbukti

bahwa nilai tobesrvasi lebih besar dari nilai ttabel 0,05 atau pada taraf signifikan 95%.

(21)

koordinasi yang tepat, yaitu adanya kesesuaian alat yang digunakan (tali skipping) dengan irama pada saat melompat, artinya antara lompatan dan ayunan tali skipping harus seirama, untuk memudahkan pelaksanaan gerakan yang dibuat.

Yang nampak diawal-awal latihan skipping rope, siswa masih harus beradaptasi dengan alat latihan yang digunakan, sehingga banyak siswa mendapatkan kesulitan dalam melakukan latihan skipping rope, dibandingkan dengan latihan squat jump siswa begitu mudah beradaptasi karena tidak menggunakan alat sehingga tidak mendapatkan kesulitan pada saat melakukannya. Meskipun terdapat perbedaan yang nyata pengaruh dari kedua bentuk latihan yang dieksperimenkan terhadap kemampuan melakukan smash, namun secara analisis gerakan kedua bentuk latihan dalam penelitian ini adalah ketinggian lompatan yang dihasilkan dan irama gerakan yang dilakukan oleh siswa pada saat latihan.

Pada latihan squat jump siswa melompat keatas secara berulang-ulang tanpa menggunakan media, sehingga kadangkala yang nampak adalah variasi ketinggian lompatan yang berbeda-beda. Diawal-awal latihan lompatan siswa bisa maksimal tapi setelah beberapa menit selanjutnya menjadi terbatas. Begitu juga irama gerakan pada saat melompat juga ikut mempengaruhi, karena siswa hanya fokus pada waktu yang tersedia dan melupakan irama gerakan pada saat melompat (tidak terkontrol).

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa siswa yang selama ini belum pernah menerima atau melakukan program latihan yang berkesinambungan selama 2 bulan secara teratur dan berkesinambungan dan terprogram sangat mempengaruhi hasil kemampuan

smash bola voli pada siswaSMP Islam Gurah.

2. Latihan skipping rope memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan

smash bola voli siswa SMP Islam Gurah.

3. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok latihan squat jump

dengan latihan skipping rope terhadap kemampuan smash bola voli siswaSMP Islam Gurah. Latihan skiping rope labih baik dibandingkan dengan latihan squat jump

dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan smash pada permainan bola voli.

B. Saran

Dengan hasil kesimpulan yang diperoleh, maka saran-saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kemampuan smash bola voli siswa di SMP Islam Gurah perlu diberikan latihan skipping ropedalam aktivitas kesehariannya.

(22)

3. Agar kiranya hasil penelitian ini menjadi acuan bagi pembinaan bola voli siswa, terutama perbaikan dalam hal proses belajar-mengajar/berlatih terhadap peningkatan kemampuan smash di SMP Islam Gurah.

4. Perlu ada penelitian lanjutan terhadap hasil yang diperoleh, untuk membuktikan keterandalan dari hasil penelitian ini, salah satu yang disarankan adalah penelitian terhadap siswa puteri atau dengan jumlah sampel yang berbeda dan populasi yang lebih luas lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Beutelstahl, dieter, 2007, Belajar Bermain Bola Volley, Bandung: CV. Pionir Jaya Muhajir, 2004, Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek SMA, Erlangga.

Muhajir,2007, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, jakarta:Erlangga.

Nurhasan, 2001, Tes dan Pengukuran dalam pendidikan jasmani. Direktorat Jendral Olah raga : Jakarta Pusat

Roji, 2007, Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jilid II, Jakarta: Erlangga

Sajoto, 1995, Peningkatandan Pembinaan kekutan Kondisi Fisik Dalam Olahraga, Semarang: Dahara Prize

Suharno, HP. 1992. Dasar-dasar Permainan Bolavoli. Jogjakarta : FPOK IKIP. Sugiyono, 2008. Statistik untuk Penenlitian. Cv Alfabeta : Bandung

Soekarman,1987, Dasar Olahraga, bola voli Tingkat Pemula Untuk Pembinaan Pelatih dan Atlet, Jakarta: Intidayu Press

Gambar

Tabel 2. Hasil analisis deskriptif data T-Score kemampuan smash bola voli pada kelompoklatihan squat jump
Tabel 4. Hasil analisis deskriptif data T-Score kemampuan smash bola voli pada kelompoklatihan skipping rope
Tabel 8. Hasil penghitungan dan uji signifikansi perbedaan kemampuan smash bola volikedua kelompok

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan informasi perbedaan pengaruh latihan Split Squat Jump dengan Squat Jump terhadap peningkatan power otot tungkai dan hasil

Hasil Penelitian: Ada pengaruh pemberian latihan half squat jump terhadap peningkatan kekuatan otot punggung bawah atlet taekwondo setelah dilakukan uji statistik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan knee tuck jump, squat jump dan split jump terhadap hasil power otot tungkai atlet bola putri club TVRI Sumut tahun 2016

Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan rope jump dan squat jump dengan metode interval terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain bola

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh dari latihan squat jump plyometric jump to box terhadap peningkatan power otot tungkai Metode

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan, antara latihan squat jump dan latihan skipping terhadap peningkatan power tungkai pada tendangan

Penulis menarik kesimpulan untuk latihan pogo jump dan latihan hand up squat jump berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan power tungkai pada pemain bola voli Panji Kusumah

Setelah itu dilakukan uji hipotesis menggunakan Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh latihan Squat jump dan Jump to box terhadap daya ledak otot tungkai pemain bolavoli SMA N