• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DEPOK DALAM MEMBANGUN CURRENT IMAGE Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI PUBLIC RELATIONS DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DEPOK DALAM MEMBANGUN CURRENT IMAGE Skripsi"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM MEMBANGUN CURRENT IMAGE Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos.)

Oleh:

Agustiana 11170510000007

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021 M / 1442 H

(2)
(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Agustiana

NIM : 11170510000007

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi yang berjudul STRATEGI PUBLIC RELATIONS DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DEPOK DALAM MEMBANGUN CURRENT IMAGE ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karena ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Depok, 23 Maret 2021

Agustiana

(4)
(5)

ABSTRAK

AGUSTIANA 11170510000007

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DEPOK DALAM MEMBANGUN CURRENT IMAGE

Komunikasi pada umumnya dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan tujuan tersampainya sebuah pesan. Dalam suatu lembaga dapat dikatakan level komunikasi organisasi, yang mempunyai tujuan untuk dicapainya, dan untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya strategi begitu juga di lembaga Dinas Komunikasi dan Informatika Depok khusunya strategi yang akan dilakukan oleh bagian public relations atau bidang Informasi dan Komunikasi Publik dalam membangun citra lembaga. Sehingga Diskominfo Depok dapat memiliki citra yang baik bagi stakeholder internal maupun eksternal seperti masyarakat.

Dari permasalahan diatas, sebagai tujuan dari penelitian ini dapat diajukan sebuah rumusan masalah. Pertama, Bagaimana Strategi Public Relations Dinas Komunikasi dan informatika Kota Depok dalam membangun Citra? Kedua, Apa Indikator Keberhasilan Strategi Public Relations Dinas Komunikasi dan informatika Kota Depok dalam membangun current image kaitannya dengan Teori Manajemen Citra Organisasi?

Strategi public relations Dinas Komunikasi dan Informatika Depok dalam membangun Citra dianalisis menggunakan teori Manajemen Citra Organisasi yang dikemukakan oleh Joseph Eric Massey, dimana bagaimana menciptakan dan memelihara citra

(6)

organisasi secara strategis dengan para pemangku kepentingan untuk mendukung citra yang diinginkan dan mencegah yang tidak diinginkan.

Dari penelitian yang dilakukan dapat ditemukan strategi public relations Diskominfo Depok dalam membangun citra dan indikator keberhasilan public relations Depok dalam membangun citra melalui teori Manajemen Citra Organisasi khususnya ketika suatu lembaga mengalami suatu masalah yang menurunkan citra lembaga.

Kata Kunci : Diskominfo Depok, Strategi Public relations, Citra Lembaga, Teori Manajemen Citra Organisasi

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Alhamdulillah, segala puji serta syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kenikmatan, keberkahan, kekuatan dan kecerdasan sehingga Peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shawalat serta salam senantiasa semuanya tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wa salam yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang menderang seperti saat ini.

Dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan dan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini izinkan Peneliti untuk mengucapkan terima kasih kepada:

1. Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Wakil Dekan I Bidang Akademik Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, BSW. MSW., Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Dr. Sihabudin Noor, M.Ag., Serta Wakin Dekan III Bidang Kemahasiswaan Dr. Cecep Castrawijaya, M.A.

2. Dr. Armawati Arbi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Dr. Edi Amin, M.A.

selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

(8)

3. Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Dosen pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan kepada Peneliti.

4. Pia Khoirotun Nisa, M.I.Kom selaku Dosen pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dan ilmu untuk memberikan dukungan, masukan dan arahan sehingga Peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang membekali Peneliti dengan berbagai ilmu dan pengetahuan selama Peneliti mengikuti perkuliahan

6. Pimpinan dan seluruh pengelola Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah menyediakan buku serta fasilitas lainnya, sehingga peneliti dapat banyak referensi dalam penelitian ini.

7. Dr. Ir. Sidik Mulyono,M.Eng selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Depok, Nasrudin, SH.

Selaku Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Depok, Rita Nurlita, S.Sos., M.I.Kom., selaku Staff Seksi Pengelolaan Informasi Diskominfo Depok yang berkenan menjadi narasumber penelitian skripsi ini.

8. Dosen Public Relations Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang (UNIS) Bapak Adib Miftahul S.Sos., M.I.Kom. dan Dosen Public Relations Institut Ilmu

(9)

Sosial dan Ilmu Politik Jakarta (IISIP) Bu Nurlina Bangun, M.Si. yang berkenan menjadi narasumber ahli dibidang public relations.

9. Kedua orang Tua Peneliti Bapak Samsir dan Ibu Jumini yang selalu memberikan semangat dan mendoakan untuk selama menempuh pendidikan hingga selesainya skripsi ini.

10. Mbak Lia, Mas Doni, dan Adik Adi yang selalu mendukung demi kelancaran skripsi ini.

11. Teman-teman KPI angkatan 2017, khususnya KPI A 2017, D’Project Management yang senantiasa mendengarkan suka duka selama proses skripsi ini.

Demikian ucapan terima kasih yang dapat Peneliti sampaikan, semoga Allah membalas kebaikan serta memberikan keberkahan dalam hidup. Pada akhirnya peneliti menyadari bahwa skripsi ini terdapat ketidaksempurnaan.

Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya untuk peneliti selanjutnya.

Depok, 23 Maret 2021 Agustiana

(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Batasan Masalah... 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 11

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 12

G. Metodologi Penelitian ... 16

1. Paradigma Penelitian ... 16

2. Pendekatan Penelitian ... 16

3. Metode Penelitian... 17

4. Subjek dan Objek Penelitian ... 17

5. Teknik Pengumpulan Data ... 18

6. Teknik Analisis Data ... 19

H. Sistematika Penulisan ... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 22

A. Landasan Teori ... 22

(11)

1. Teori Manajemen Citra Organisasi ... 22

2. Tahap Citra Organisasi ... 28

B. Kajian Pustaka ... 34

1. Strategi ... 34

2. Ruang Lingkup Public Relations ... 37

3. Strategi Public Relations ... 45

4. Ruang Lingkup Citra ... 50

C. Kerangka Berpikir ... 57

BAB III GAMBARAN UMUM... 58

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 70

A. Srategi Public Relations Dinas Komunikasi dan Informatika Depok dalam Membangun Citra ... 71

B. Indikator Keberhasilan Public Relations Dinas Komunikasi dan Informatika Depok dalam membangun current image kaitannya dengan Teori Manajemen Citra Organisasi ... 85

BAB V PEMBAHASAN ... 98

A. Srategi Public Relations Dinas Komunikasi dan Informatika Depok dalam Membangun Citra ... 98

B. Indikator Keberhasilan Public Relations Dinas Komunikasi dan Informatika Depok dalam membangun current image kaitannya dengan Teori Manajemen Citra Organisasi ... 112

BAB VI PENUTUP ... 120

A. Kesimpulan ... 120

B. Implikasi ... 124

C. Saran ... 124

(12)

DAFTAR PUSTAKA ... 126 LAMPIRAN ... 133

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tinjauan Kajian Terdahulu ... 12 Tabel 3.1 Daftar Kepala Diskominfo dari Awal berdiri

Diskominfo Depok ... 61 Tabel 5.1 Isi Media Sosial Diskominfo Depok ... 108

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 spanduk pejabat tampak janggal ... 7

Gambar 2.1 relationship between reputaion, identity, and image (hubungan antara reputasi, identitas dan citra organisasi) ... 26

Gambar 2.2 empat langkah proses public relations ... 46

Gambar 2.3 kerangka berpikir... 57

Gambar 3.1 struktur organisasi dalam Diskominfo Depok ... 68

Gambar 4.1 jalan santai Tim Diskominfo Depok ... 74

Gambar 4.2 aplikasi DSW dalam playstore ... 76

Gambar 4.3 informasi memuat aplikasi DSW ... 76

Gambar 4.4 wesite resmi Diskominfo Depok ... 79

Gambar 4.5 instagram Diskominfo Depok ... 80

Gambar 4.6 twitter Diskominfo Depok ... 80

Gambar 4.7 grafik hasil media monitoring ... 84

Gambar 4.8 spanduk pejabat tampak janggal ... 87

Gambar 4.9 komentar negatif masyarakat ... 88

Gambar 4.10 klarifikasi Kadiskominfo dalam artikel berita online ... 92

Gambar 5.1 tampilan aplikasi Depok Single Window ... 106

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertukaran informasi atau pesan yang dilakukan antara pengirim pesan ke penerima pesan baik secara langsung maupun melalui media yang dikatakan berhasil dengan tersampainya pesan yang ingin disampaikan. Dengan kata lain Komunikasi merupakan segala bentuk penyampaian informasi baik verbal maupun nonverbal dengan menggunakan kata-kata, simbol, ataupun gambar.1 Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan orang lain, karena dengan interaksi kita dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan mengungkapkan keinginannya.

Komunikasi pada umumnya dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan tujuan tersampainya sebuah pesan. Dalam suatu lembaga dapat dikatakan level komunikasi organisasi, yang mempunyai tujuan untuk dicapainya, dan untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya strategi. Organisasi juga telah dikenal pada masa Nabi Muhammad SAW, seperti Firman Allah dalam surat As-Shof ayat 4 sebagai berikut:

ِ إ

ُِه َّن َ

أَكِ ا ًّف َصِ ۦ ه لي ب َسِى فِ َنوُل تََٰقُيِ َني ذَّلٱِ ُّب حُيِ َ َّللَّٱِ َّن

ِ نَََٰٰيُُِْ م

ِِ

ِ صو ُصير َّم

ِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ

1 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h.12

(16)

Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti bangunan yang tersusun kukuh”. (Q.S As-Shof,61:4)2

Dalam kandungan ayat tersebut menjelaskan bahwa orang-orang yang berperang diibaratkan sebagai orang yang bekerja, karena orang yang bekerja sama dengan berjihad dijalan Allah untuk mencari nafkah. Berperang dalam barisan yang teratur sama dengan bekerja dalam satu lembaga atau perusahaan (organisasi). 3 Sedangkan, keberadaan public relations dalam suatu perusahaan atau lembaga adalah sebuah indikasi bahwa public relations memiliki peran penting dalam perputaran sistem dan manajemen yang ada dalam perusahaan atau lembaga.

Dalam praktiknya, ilmu komunikasi dengan public relations memiliki keterkaitan karena, keduanya satu kesatuan yang utuh dalam menunjang kegiatan public relations dan metode dalam public relations adalah ilmu komunikasi dengan salah satu kegiatan yang memiliki kepentingan dengan suatu organisasi.4 Salah satu tugas public relations adalah sosialisasi yang membutuhkan proses komunikasi yang handal, agar efek yang dirasakan diterima oleh masyarakat atau individu. Melalui public relations,

2 Amalee Irfan, Tafsir dan Terjemahan Al-Qur’an: I Love My Al-Qur’an, (Bandung: Pelangi Mizan, 2009), h. 551

3 Alkautsar.co/?p=1187, diakses pada 31 Juli 2020 pukul 18.50 WIB

4Onong Uchjanan Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 1999), cet. XII, h.131

(17)

proses sosialisasi akan jauh lebih mudah karena menjangkau kepada masyarakat luas.

Kemudian salah satu fungsi internal PR ialah mengadakan perbaikan dan pembenahan melalui corporate culture building (membangun budaya perusahaan) berbentuk disiplin, memotivasi, meningkatkan pelayanan, dan produktivitas kerja yang diharapkan tercipta sense of belonging terhadap perusahaan atau lembaga. Sedangkan peran eksternal PR menurut Rosady Ruslan ialah berupaya menciptakan kepercayaan dan citra perusahaan (corporate image) yang sekaligus mempertahankan citra produknya (product and brand image).5

Citra merupakan gambaran atau pandangan tentang reputasi, identitas, karakter, dan prestasi. Penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan menampilkan citra positif, agar strategi dan tujuan perusahaan tercapai. Public relations dituntut untuk membangun dan menjaga sebuah citra perusahaan dengan melakukan beberapa strategi dalam menjalin hubungan dengan pihak luar, baik masyarakat, lembaga, dan pemerintah. M. Linggar Anggoro berpendapat citra perusahaan ini terbentuk dari berbagai macam hal, antara lain yaitu riwayat atau sejarah perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan dibidang keuangan yang pernah diraih dan lain sebagainya.6 Frank Jefkins

5 Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2008), h.9

6 M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2005), Cet. 4, h. 62

(18)

menyebutkan bahwa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Ada beberapa citra yang dikemukakannya yakni citra bayangan, citra berlaku, citra dirapkan, citra perusahaan dan majemuk.7

Lembaga selaku pelaku dakwah harus menyampaikan pesan dan berdakwah secara professional mereka menekuni dan mendalaminya, hal ini terlihat karena setiap orang memiliki pendalaman atau ketertarikan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan yang berbeda.

Dalam islam terdapat anjuran bahwa setiap yang memperdalam suatu ilmu pengetahuan termasuk bagian ke medan perang dan jihad, tetapi islam juga tidak menganjurkan bahwa semua orang harus memperdalam ilmu yang sama. Berikut ayat yang menjelaskan hal tersebut.

ِ فِ ل ُكِن مِ َرَفَنِ َلَيوَلَفًِِۚةَّفٓاَكِ۟اوُر فَْي لِ َنوُْ ميؤُ يلْٱِ َناَكِاَمَو

ِيم ُهيْ مِ ة ََير

ا ََ إِ يم ُِه َم يو ََِ ۟ا ِوُر ذُْي لَوِ ني دلٱِى فِ ۟اوُهَّقَفَتَي لِ ةَف ئٓاَط ِ

ِ َِنوُر َذ يحَيِ يم ُهَّلَع َ

لِ يم هيي َ

ل إِ ۟آوُعَجَر

Artinya : “tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang), mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali

7 Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Kelima, (Jakarta:Erlangga, 2003), h, 20-22

(19)

kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” Q.S At-Taubah (9):1228

Firman Allah diatas menyajikan dakwah yang professional. Pesan dikemas, dibentuk menjadi program-program dan rubric-rubrik yang menarik. Dalam sebuah lembaga Reputasi dan prestasi yang baik adalah hal yang ingin dicapai oleh sebuah perusahaan melalui public relations, untuk itu memerlukan strategi yang tepat untuk membangun dan memelihara citra perusahaan yang positif.

Citra yang positif sama halnya dengan dakwah yang mengajak dan mendorong pada kebaikan sama halnya dalam Q.S Ali Imran (3):104.

ِيعَ ي

لْٱ ُِ َنوُرُميأَيَوِ ريََٰخ يلٱِىَل إِ َنوُعيدَيِ ةَّمُأِيم ُكْ مِنُكَتيلَو

ُِر

ِو ُح ل يفُ يلْٱُِم ُهِ َك ئ ل ۟و ََٰٓ ُ ِ َن يو َهيَْي َو ِ أ َوِِۚ ر َكُْ يلْٱِ نَع

َِن

Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”9

Strategi yang digunakan untuk menjalankan tugas PR dengan baik dan memudahkan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan perusahaan. Karena strategi menjadi pedoman segala tindakan yang dilakukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi merupakan rencana yang

8 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan Special for Woman, (Bandung : PT Sygma Examedia Arkanleema, 2009), h. 206

9 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan Special for Woman, h. 63

(20)

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.10 Hasil yang diraih oleh strategi yang tepat akan membuat tujuan-tujuan perusahaan atau lembaga dapat diraih dan perusahaan atau lembaga mendapat keuntungan dengan dukungan dari publik.

Menurut Sam black mengklasifikasikan humas menjadi “humas pemerintahan pusat” (central government) dan “humas pemerintahan daerah” (local goverment).

Selanjutnya Sam black mengemukakan tugas humas pemerintahan pusat,yaitu menyebarkan informasi secara teratur mengenai kebijaksanaan,perencanaan,dan hasil yang telah dicapai serta menerangkan dan mendidik publik mengenai perundang-undangan, peraturan-peraturan dan hal-hal yang bersangkutan dengan kehidupan rakyat sehari-hari.11

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok (Diskominfo Depok) merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terbentuk karena ada pengembangan dari kantor lama yaitu kantor arsip, perpustakaan dan Telematika Kota Depok yang dibentuk sesuai peraturan Daerah Kota Depok nomor 16 Tahun 2003 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah. Dalam Diskominfo Depok terdapat tupoksi bidang yaitu Bidang Informasi dan Komunikasi publik, Bidang

10 Tim Penyusunan Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2007), h.192

11 Onong Uchyana dan Effendy, Dasar-dasar Public Relations, ( PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2010), h. 37

(21)

Aplikasi Informatika dan Bidang Statistik dan Persandian.

Bidang Informasi dan Komunikasi Publik yang memiliki tugas melaksanakan urusan pemerintahan dan Tugas pembantuan di bidang, pengelolaan informasi dan komunikasi publik. Fungsi bidang ini salah satunya penyusunan rencana kerja Bidang Informasi dan komunikasi publik mengacu pada rencana strategi Dinas, pelaksanaan kegiatan Bidang pengelolaan Informasi dan komunikasi publik, penyediaan informasi dan bahan komunikasi public guna perumusan kebijakan dalam penyusunan perencanaan dan mengevaluasi program-program, dan lain sebagainya.12 Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) sebagai public relations Dinas Komunikasi dan Informatika Depok menghadapi sebuah permasalahan sebagaimana berbagai opini negatif yang timbul dari masyarakat dimana citra lembaga tersebut terbentuk atas banyak sedikitnya informasi bagi yang mempercayainya sehingga citra yang berlaku (current image) Diskominfo Depok sempat berada dalam krisis citra.

Terdapat sebuah artikel berita online dengan judul

“Foto Pejabat Depok di Spanduk tampak Janggal, Pemkot akui itu Hasil Editan”, dalam artikel tersebut terdapat informasi spanduk bertuliskan ucapan selamat Idul Fitri oleh beberapa pejabat menampilkan kejanggalan dengan hasil editan yang tak presisi karena diantara semua pejabat dalam

12 Tentang Profil, Tupoksi Bidang. Artikel diakses pada 2 Mei 2020 pukul 15.00 WIB dari diskominfo.depok.go.id

(22)

spanduk terdapat satu pejabat yang tidak menggunakan masker yitu Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Depok Bapak Asnawi di Gerbang Terminal Jatijajar Depok, Jawa Barat.

Gambar 1.1: Spanduk Pejabat Tampak Janggal sumber : Artikel berita online

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/09/14494501/foto-pejabat -depok-di-spanduk-tampak-janggal-pemkot-akui-itu-hasil-editan

Melihat artikel berita online diatas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok mengakui foto untuk spanduk tersebut benar hasil editan yang memberikan hasil tampak menggunakan masker pada salah satu pejabat Kota Depok, beliau juga memberikan tanggapan bahwa pembuatan desain baliho tersebut menggunakan pustaka foto yang ada dalam Diskominfo Depok sehingga pihak

(23)

Diskominfo Depok melakukan editing pemasangan masker dengan Photoshop.13

Dengan adanya pemberitaan itu tentu membuat sedikit goyah citra Diskominfo Depok karena menunjukkan kecerobohan yang dilakukan dalam pengeditan foto pejabat public untuk spanduk, hal tersebut tentu harus dipertanggungjawabkan karena berkaitan dengan publik dan masyarakat yang ada di Kota Depok. Untuk membangun citra positif lembaga dibutuhkannya strategi yang tepat dan handal didukung dengan konsep yang matang, ide yang inovatif guna mewujudkan harapan lembaga.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait Strategi Public Relations Diskominfo Kota Depok dalam sebuah judul penelitian

“Strategi Public Relations Dinas Komunikasi dan informatika Depok dalam membangun current image”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang ada, seperti sebagai berikut:

1. Bentuk Strategi Komunikasi Public Relations Diskominfo Kota Depok.

13 Tentang Artikel Spanduk Pejabat Depok Tampak Janggal Hasil Editan,

Artikel Diakses 2 Februari 2021 pukul 20.00 dari

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/09/14494501/foto-pejabat-dep ok-di-spanduk-tampak-janggal-pemkot-akui-itu-hasil-editan

(24)

2. Persoalan dalam masyarakat yang dapat ditangani oleh Public Relations Diskominfo Kota Depok.

3. Persepsi publik tentang citra Diskominfo Kota Depok.

4. Opini negatif terhadap Diskominfo Depok semakin meningkat terkait masalah spanduk yang janggal C. Batasan Masalah

Penelitian ini akan mengkaji tentang strategi public relations Diskominfo Kota Depok dalam tingkatan organisasi. Supaya penelitian ini lebih terarah inti dari permasalahannya, maka penulis membatasi hanya Strategi Public Relations Diskominfo Kota Depok dalam membangun Citra Positif dan Diskominfo Depok menangani masalah foto di spanduk pejabat Kota Depok yang Tampak janggal menggunakan masker.

D. Rumusan Masalah

Merujuk pada batasan masalah diatas tersebut, maka rumusan masalah mencakup sebagai berikut:

1. Bagaimana Strategi Public Relations Dinas Komunikasi dan informatika Kota Depok dalam membangun Citra?

2. Apa Indikator Keberhasilan Strategi Public Relations Dinas Komunikasi dan informatika Kota Depok dalam membangun current image kaitannya dengan Teori Manajemen Citra Organisasi?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Merujuk pada rumusan masalah diatas, maka peneliti memiliki tujuan penelitian sebagai berikut:

(25)

1. Mengetahui dan memahami Strategi Public Relations Dinas Komunikasi dan informatika Kota Depok dalam membangun Citra Lembaga.

2. Mengetahui dan memahami indikator keberhasilan Strategi Public Relations Dinas Komunikasi dan informatika Kota Depok dalam membangun current image kaitannya dengan Teori Manajemen Citra Organisasi

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dari segi akademis dan praktis, yakni:

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bentuk kontribusi penelitian terapan dan memperkarya dibidang ilmu komunikasi, khususnya public relations. Karena memiliki hubungan dan keterkaitan dengan peran penting dalam kecakapan kehidupan berkomunikasi. Serta mendalami konsep hubungan masyarakat dan sebuah organisasi atau lembaga yang saling berkaitan.

2. Manfaat Praktis

Pemikiran ini memberikan penambahan, pengetahuan, dan wawasan pada bidang komunikasi public relations organisasi atau lembaga, dan untuk mengetahui strategi public relations yang terdapat dalam organisasi atau lembaga, serta memberikan masukan dan informasi untuk penelitian serupa dimasa mendatang.

(26)

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan pengecekan di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi agar tidak terjadi kesamaan yang signifikan dalam judul maupun konten isi penelitian. Dalam pencarian penulis menemukan skripsi yang membahas tentang Strategi Public Relations, antara lain dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.1

Tinjauan Kajian Terdahulu No Peneliti Judul

Penelitian

Isi Penelitian Perbedaan

1 Anggia Herlangga (111105100001 2)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Strategi Public Relations radio 96,7 Hitz FM Dalam Membangun Citra Positif

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui strategi tim public relations radio 96.7 Hitz FM dalam membangun citra positif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi public relations DISKOMINFO Depok dalam membangun citra.

Kemudian untuk mengetahui indikator

keberhasilan tim

(27)

Kemudian untuk mengukur keberhasilan dari strategi public relations 96.7 Hitz FM dalam mengenalkan radio hits kepada publik.

publi relations DISKOMINFO Depok dalam membangun citra kaitannya dengan teori yang digunakan yaitu Teori Manajemen Citra Organisasi dari Joseph Eric Massey.

2 Musfiah Saidah (111305100003 0)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Public Relations politik tim Komunikasi Presiden Republik Pemerintah Indonesia dalam Pengelolaan Isu-isu Publik

Penelitian tersebut membahas bagaimana tim

Komunikasi Presiden Republik Pemerintah Indonesia dalam pengelolaan

Penelitian ini membahas bagaimana tim public relations DISKOMINFO Depok dalam membangun citra.

Penggunaan teori dalam penelitian ini adalah Teori

(28)

isu-isu Publik.

Penggunaan teori dalam penelitian tersebut adalah Teori Performa Komunikatif dari Michael Pacanowsky dan Nick O’Donnel Trujillo

Manajemen Citra Organisasi dari Joseph Eric Massey.

3 Gilang Sucahyo (111505100009 8)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Strategi Public Relations Kementrian Komunikasi dan

Informatika Republik Indonesia dalam mengelola

Penelitian tersebut bertujuan mengetahui sisi strategi dari public relations KOMINFO untuk mengelola hoax dan

Penelitian ini menggunakan teori yang berbeda yaitu Teori

Manajemen Citra Organisasi dari Joseph Eric Massey.

Subjek yang diteliti dalam

(29)

Hoax solusinya yang digunakan terkait dengan Teori Strategi Public Relations dari Ronald D. Smith

penelitian yaitu DISKOMINFO Depok.

4 Frans Surya (2010-41-151) Universitas Prof.

DR. Moestopo (Beragama)

Strategi Humas dalam memperta- hankan Citra Pemerintahan Kota

Tangerang sebagai Kota Peraih Adipura

Penelitian tersebut bertujuan mengetahui bagaimana strategi Humas dalam mempertaha nkan Citra pemerintah Tangerang dalam Peraih kota

Adipura.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana public relations DISKOMINFO Depok dalam membangun Citra.

(30)

G. Metodologi penelitian 1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah kumpulan dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dalam penelitian.14 Dalam penelitian ini menggunakan paradigma penelitian Konstuktivisme yaitu paradigma yang menganggap bahwa kenyataan itu hanya bisa dipahami dalam bentuk jamak, berupa konstruksi mental yang dapat diraba, berbasis sosial, dan pengalaman yang bersifat lokal dan spesifik.

Karakteristik konstruktivis adalah metodologi empiris logis dalam pengertian luas dan ajakan untuk menerapkan kerangka tersebut kedalam penelitian manusia. Konstruktivis menyatakan bahwa manusia tidak menemukan atau mendapatkan pengetahuan namun menyusus dan membentuknya.15

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari

14 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 40

15 Denzin and Lincoln, Hanbook of Qualitative Research, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009), h. 156-157

(31)

orang-orang atau perilaku yang diamati.16 Sedangkan menurut Sukmadinata yaitu suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas soaial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu atau kelompok.17

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus, yaitu bagaimana suatu penelitian menekankan eksplorasi dari suatu “sistem yang berbatas” pada sebuah kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai dengn penggalian data secara mendalam yang melibatkan beragam sumber (informasi) yang kita butuhkan sesuai dengan kebutuhan penelitian.18 secara lebih dalam studi kasus merupakan suatu model penelitian kualitatif yang terperinci yang bersifat komprehensif, intens, dan mendalam sertaa lebih diarahkan kepada upaya-upaya dalam menelaah fenomena atau masalah yang bersifat kontemporer (berbatas waktu)

4. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok.

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah strategi

16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 3

17 Nana Syaodih Sukmadinata Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 60

18 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), Cet ke-III, h. 76

(32)

public relations yang digunakan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok dalam membangun citra.

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian masalah ini yaitu terdapat beberapa teknik:

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan Tanya jawab yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber yang berhubungan dan menguasai tema yang relevan dengan substansi utama penelitian agar mendapatkan data yang lengkap.

b. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.19 Observasi memiliki tujuan untuk mendapat data tentang masalah penelitian, sehingga diperoleh pemahaman dan sebagai alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.

19 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 115

(33)

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan mencari data terkait hal-hal penelitian dengan melakukan pencarian data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Pada bagian dokumentasi menjadi bagian instrumen dimana pengumpulan data sering digunakan dengan dokumentasi dari penggunaan metode observasi yang kemudian menjadi bukti penguat dalam penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisis, menggambarkan peristiwa dalam kata-kata tertulis atau lisan dari kata-kata yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara serta dokumentasi seperti catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya.

Kemudian setelah mengamati dan mendapatkan berbagai data yang dibutuhkan, selanjutnya melakukan analisis data, dimana proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari

(34)

serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.20

H. Sistematika penulisan

Sistematika dalam penulisn skripsi ini merujuk kepada pedoman umum karya ilmiah yang tercantum dalam pedoman akademik program strata 1 tahun 2017/507 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Agar penulisan skripsi ini bersift sistematis dan mempermudah tahapan demi tahapan maka penulis membaginya menjadi lima bab dimana setiap babnya terdiri dari beberapa subab, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat menelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Teoritis

Bab ini akan menguraikan landasasan teori yang digunakan dalam penulisan yaitu Teori Manajemen Citra Organisasi, konseptualisasi Public Relations serta pengertian dan konsep citra.

BAB III : Gambaran Umum

Bab ini membahas tentang profil, Visi, Misi serta Struktur manajemen Lembaga Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok.

BAB IV : Hasil Temuan Penelitian

20 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Alfabeta, 2010), h. 89

(35)

Dalam bab ini akan diuraikan hasil temuan dilapangan yang menjawab rumusan masalah berupa strategi Public Relations dalam membangun Citra Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok serta analisis indikator keberhasilannya dalam membangun citra lembaga kaitannya dengan Teori Manajemen Citra Organisasi.

BAB V : Analisis Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan hasil analisis penelitian terkait temuan penelitian yang menjawab rumusan masalah berupa strategi Public Relations dalam membangun Citra Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok serta analisis indikator keberhasilannya dalam membangun citra kaitannya dengan Teori Manajemen Citra Organisasi.

BAB VI : Penutup

Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan dan pembahasan keseluruhan bab dan temuan hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Kemudian juga menambahkan saran serta mencantumkan daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan rujukan.

(36)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Manajemen Citra Organisasi (Joseph Eric Massey)

Joseph Eric Massey memaparkan bahwa teori ini menjelaskan bagaimana menciptakan dan memelihara citra organisasi. Organisasi berkomunikasi secara strategis dengan para pemangku kepentingan untuk mendukung citra yang diinginkan dan mencegah yang tidak diinginkan.

Perubahan pada lingkungan organisasi, dan perubahan pada organisasi itu sendiri menimbulkan tantangan pada pengelolaan citra. Tantangan tersebut terletak pada kemampuan organisasi memahami perubahan yang terjadi dan terus menyesuaikan citra organisasi untuk mengantisipasi dan atau merespon perubahan lingkungan.21

Teori Manajemen Citra Organisasi ini menjelaskan dua alasan mengapa mengelola citra organisasi sangat penting. Pertama, citra menentukan tanggapan stakeholder terhadap organisasi secara kognitif, afektif, dan dalam perilaku. Kedua, citra yang tersampaikan (shared images) memungkinkan hubungan saling ketergantungan antara

21 Joseph Eric Massey, A Theory of Organizational Image Management:

Antecedents, Processes & Outcomes, (Orlando: International Academy of Business Disciplines Annual Conference, 2003), h.17-18

(37)

organisasi dengan para stakeholder. Lebih lanjut lagi Massey mengatakan bahwa meskipun persepsi tiap orang pada perusahaan sangat khas, citra kolektif pada perusahaan (collectively shared image) pada sebagian besar stakeholder, apabila dikelola dengan baik akan memungkinkan untuk mengkoordinasikan kegiatan organisasi yang konsisten dengan harapan para stakeholder.22

Pada teori ini Massey juga menjelaskan bahwa terdapat tiga tahap citra organisasi, yang pertama tahap penciptaan citra, tahap pemeliharaan citra, dan tahap memperbaiki citra organisasi.23

a. Tahap pertama, bagi organisasi yang baru didirikan atau tidak dikenali harus menciptakan suatu citra organisasi pada berbagai pemaku kepentingan.

b. Pada tahap kedua, ketika organisasi berhasil menciptakan suatu citra, yang harus dilakukan adalah memelihara citra tersebut. Pemeliharaan citra adalah proses yang berkelanjutan yang membutuhkan komunikasi dengan para stakeholder. Demi keberhasilan maintenance, organisasi harus mencari feedback dari stakeholder lalu menyesuaikan strategi komunikasi dengan kepentingan dan menyesuaikan strategi komunikasi mereka sesuai temuan tersebut.

22 Joseph Eric Massey, A Theory of Organizational Image Management:

Antecedents, Processes & Outcomes, h.16

23 Joseph Eric Massey, A Theory of Organizational Image Management:

Antecedents, Processes & Outcomes, h.6-9

(38)

Hal ini oleh Massey disebut proses dialogis. Ketika organisasi secara strategis berkomunikasi dengan stakeholder dalam rangka mempengaruhi persepsi mereka, di sisi lain mereka membentuk ide-ide mereka sendiri tentang citra organisasi. Jika sebuah organisasi gagal untuk memantau dan menyesuaikan diri dengan feedback dari stakeholder, keberhasilan manajemen citra organisasi terancam gagal.

c. Selanjutnya, tahap ketiga, yang tidak harus selalu dilalui, adalah pemulihan citra. Tahap ini terjadi ketika perusahaan menghadapi krisis citra yang telah menjadi suatu ancaman bagi keberlangsungan organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu, perlu dirancang komunikasi yang strategis dengan para stakeholder untuk mengembalikan citra. Apabila upaya tersebut berhasil, maka langkah berikutnya adalah kembali ke tahap kedua yaitu pemeliharaan citra. Namun apabila tidak berhasil, perusahaan akan terancam gagal atau berhenti beroperasi (failure), atau terpaksa melakukan restrukturisasi organisasi.

Setidaknya restrukturisasi ini akan melibatkan pengembangan identitas baru, dan dalam kasus yang lebih serius akan dapat menyebabkan merger (bagi perusahaan), perubahan nama atau tindakan lainnya yang membutuhkan proses untuk kembali ke tahap pertama, yaitu penciptaan citra (image creation).

(39)

Manajemen citra ini menurut Akh Muwafik Saleh adalah suatu proses kegiatan untuk menggerakan dan mengendalikan suatu usaha kerja sama dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan yaitu berupa kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari sebuah objek, orang atau suatu organisasi yang telah ditentukan24

Proses manajemen citra ini merupakan salah satu tugas utama dari departemen public relations atau Humas dalam sebuah organisasi atau perusahaan atau lembaga.

Menurut Sutojo citra perusahaan akan terlihat baik apabila memiliki manfaat dengan meliputi hal-hal berikut ini:25 1) Memberikan daya saing jangka menengah dan panjang

yang mantap (mid and long term sustainable competitive position).

2) Menjadi perisai selama masa krisis (an insurance for adverse times).

3) Menjadi daya tarik eksekutif handal (attracting the best executives available).

4) Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran (increasing the effectiveness of marketing instruments).

24 Akh Muwafik Saleh, Public Service Communication, (Malang: Umm Press, 2010), h. 188

25 Sendi Triwilopo, “Pengaruh Comunity Social Responsibility (CSR) Terhadap Citra Perusahaan”, Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02 No. 01, 2016, h. 93

(40)

5) Dapat memberikan penghematan biaya operasional (cost saving).

Hal yang penting dalam citra perusahaan menurut teori ini adalah komunikasi secara strategis dengan para stakeholder untuk mendukung citra yang diinginkan dan mencegah yang tidak diinginkan. Konsep tentang citra perusahaan atau organisasi dalam teori ini memandang sebuah citra organisasi atau perusahaan yang di-person-kan, jadi kesan yang terbentuk pada pembentukan citra tidak berbeda dengan kesan yang timbul pada seseorang. Massey menjelaskan pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Relationship Between Reputation, Identity and Image (hubungan Antara Reputasi, Identitas, dan Citra

Organisasi)

Sumber: Joseph Eric Massey, A Theory of Organizational Image Management: Antecedents, Processes & Outcomes, h. 28

(41)

Massey menyebutkan ada perbedaan antara Organizational identities (identitas organisasi), dengan Organizational reputations (reputasi organisasi) dan dengan citra organisasi (Organizational images). Identitas organisasi didasarkan pada nilai-nilai inti organisasi; dan tindakan yang diambil dan persepsi yang dimiliki oleh internal stakeholders.

Sedangkan reputasi organisasi adalah hal yang dikembangkan oleh external stakeholders dan didasarkan pada tindakan organisasi. Reputasi organisasi tidak statis, mereka dinamis, tetapi mereka lebih menetap dan tidak mudah berubah ketimbang citra organisasi. Adapun citra organisasi adalah persepsi para stakeholders atas tindakan organisasi, dan kurang tahan lama atau tidak menetap, dibandingkan dengan reputasi organisasi. Menurut Massey “organizational image are the perseptions of stakeholder of organizational actions, and are less durable than organizational reputations”.26 Dengan kata lain reputasi dalam perusahaan jauh lebih stabil karena dibangun seiring waktu dibanding citra perusahaan. Dalam pengertian ini citra lebih berkaitan dengan apa yang dibangun atau digambarkan di benak publik eksternal dan sifatnya lebih mudah berubah. Karenanya mengelola citra organisasi membutuhkan dialog yang tanggap atas lingkungan perusahaan.

26 Joseph Eric Massey, A Theory of Organizational Image Management:

Antecedents, Processes & Outcomes, (Orlando: International Academy of Business Disciplines Annual Conference, 2003), h.12

(42)

2. Tahap Citra Organisasi a. Tahap Penciptaan Citra

Proses pembentukkan citra atau penciptaan citra adalah tahap awal dimana public relations harus bekerja keras untuk menentukan kearah mana citra lembaga atau organisasi akan dibentuk. Menurut Salomon dan Rakhmat sikap seseorang bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Tidak akan ada teori sikap atau aksi sosial yang tidak didasarkan pada penyelidikan tentang dasar-dasar kognitif. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang.27

Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang.

Komunikasi tidak akan secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.

Public relations digambarkan sebagai input–output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus. yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu.

27 Witri Cahyati, “implementasi Corporate Social Responsibility dalam Pembentukan Citra PT Pertamina UP III Bandung”, Mimbar Vol. XXIX No.

2, 2008, h. 171

(43)

Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi kognitif-motivasi-sikap.28

Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus (rangsang) yang diberikan kepada individu dapat diterima maupun ditolak. Jika rangsangan ditolak proses selanjutnya tidak akan berjalan, hal ini menunjukkan bahwa rangsang tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi individu karena tidak ada perhatian dari individu tersebut. Sebaliknya, jika rangsangan itu diterima oleh individu, berarti terdapat komunikasi dan terdapat perhatian dari organisme, dengan demikian proses selanjutnya dapat berjalan.29 Empat komponen persepsi- kognisi- motivasi- sikap diartikan sebagai citra individu terhadap rangsang ini disebut sebagai “picture in our head”

oleh Walter Lipman. Jika stimulus mendapat perhatian, individu akan berusaha untuk mengerti tentang rangsang tersebut. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan.

Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat

28 Witri Cahyati, “implementasi Corporate Social Responsibility dalam Pembentukan Citra PT Pertamina UP III Bandung”, Mimbar Vol. XXIX No.

2, 2008, h. 171

29 Sholeh Soemirat dan Elvirano Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 115

(44)

melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.

Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut. Sehingga individu harus diberikan informasi–informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan

(45)

atau tidak menyenangkan. Sikap ini juga dapat diperteguh atau diubah.30

Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan atau perilaku tertentu.

b. Tahap Pemeliharaan Citra

Tahap pemeliharaan citra erat kaitannya dengan strategi public relations sebagaimana terdapat dua komponen yang akan dipilih oleh public relations sebuah organisasi atau lembaga, yakni sebagai berikut:31

1) komponen sasaran, umumnya adalah para stakeholder dan publik yang mempunyai kepentingan yang sama. Sasaran umum tersebut secara struktural dan formal yang dipersempit melalui upaya segmentasi yang dilandasi

"seberapa jauh sasaran itu menyandang opini bersama (common opinion), potensi polemik, dan pengaruhnya bagi masa depan organisasi, lembaga, Hama perusahaan dan produk yang menjadi perhatian sasaran khusus". Maksud sasaran khusus di sini adalah yang disebut publik sasaran (target public).

30 Sholeh Soemirat dan Elvirano Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, h. 116

31 Juwito, Public Relations, (Surabaya: UPN Press, 2008), h. 40-45

(46)

2) Kedua, komponen sarana yang pada pemeliharaan citra dalam strategi Public Relations berfungsi untuk mengarahkan ketiga kemungkinan tersebut ke arah posisi atau dimensi yang menguntungkan.

Hal tersebut dilaksanakan melalui pola dasar "The 3-C's option" (Conservation, Change dan Crystallization) dari stakeholder yang disegmentasikan menjadi publik sasaran seperti publications, events, news, kepedulian pada komunitas, pendekatan dan bernegosiasi, serta tanggung jawab sosial.

c. Tahap Pemulihan Citra

Dalam sebuah lembaga atau organisasi citra (image) sangatlah penting karena apabila sebuah citra itu jatuh akan dibutuhkan sumber daya yang cukup banyak untuk memulihkannya. Citra yang negatif dalam sebuah lembaga atau organisasi akan berdampak langsung terhadap dukungan dan kepercayaan dari publik. Untuk memulihkan citra yang negatif dibutuhkan strategi yang handal oleh public relations, tidak hanya secara teknik dan manajemen dalam keadaan normal, seorang public relations harus memiliki kemampuan dalam mengantisipasi, menghadapi atau menangani suatu

(47)

krisis (tidak stabil) kepercayaan dan penurunan citra.32

Menurut William Benoit pemulihan citra dari sebuah citra yang negatif harus mempertimbangkan untuk memberikan respon yang cepat dan tepat terhadap serangan atau keluhan yang terjadi pada masa krisis. Dua komponen yang harus diperhatikan adalah organisasi harus memberikan tanggung jawab dengan melakukan tindakan dan tindakan yang dibangun harus berkaitan dengan mempertimbangkan efek yang akan memunculkan reaksi positif.33

Pemulihan citra pasca krisis merupakan fase yang paling penting dalam siklus hidup citra, pada fase ini akan terlihat kebangkitan organisasi atau lembaga bisa jadi akan lebih kuat dari kondisi sebelumnya atau sekedar berjuang memulihkan citranya, untuk mengidentifikasi bagaimana seorang public relations menangani krisis citra yang menerpa maka dilakukan identifikasi sebagai berikut:34

1) Melakukan penilaian terhadap prinsip-prinsip yang dianut oleh lembaga atau organisasi meliputi kebijakan, kepemimpinan, struktur, prosedur,

32 Selvina L. Lengkong dkk, “Strategi Public Relations dalam Pemulihan Citra Perusahaan (Studi Kasusu Rumah Makan Kawan Baru Megamas Manado)”, e-journal “Acta Diurna” Volume VI. No. 1, 2007, h. 3

33 Selvina L. Lengkong dkk, “Strategi Public Relations dalam Pemulihan Citra Perusahaan (Studi Kasusu Rumah Makan Kawan Baru Megamas Manado)”, e-journal “Acta Diurna” Volume VI. No. 1, 2007, h. 4

34 Pemulihan Reputasi Pasca Krisis, Artikel diakses pada 4 Oktober 2020 pukul 18.45 WIB dari https://zulfatunmahmudah.id/?p=254

(48)

karyawan, budaya dan pola hubungan yang tercipta.

2) Penilaian setelah krisis terjadi yang mencakup kecepatan penanganan krisis, strategi yang digunakan, informasi yang masuk dan keluar, dan segala sesuatu yang mencakup kinerja pegawai.

3) Langkah terakhir ini melakukan tinjauan eksternal yang mencakup pemberitaan media, mobilisasi publik, kecenderungan opini publik dengan melakukan pendekatan yang melatar belakanginya terjadi krisis citra tersebut.

B. Kajian Pustaka 1. Strategi

Strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, dalam komunikasi strategi digunakan demi kelancaran komunikasi. 35 Secara terminologi dalan suatu strategi terdapat beberapa hal sebagai berikut:36

a. Suatu rencana tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan,baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

35 Pengertian Strategi, Artikel diakses pada 23 September 2020 pukul 19.55 WIB dari https://kbbi.web.id/strategi.html

36 Kustadi Suhandang, Strategi Dakwah, (Bandung: PR Remaja Rosdakarya, 2014) hlm. 101.

(49)

b. Analisis terhadap lingkungan, baik yang bersifat eksternal maupun internal, yang menunjukkan adanya kekuatan dan kelemahan dalam hal pencapaian tujuannya.

c. Keputusan pilihan guna pelaksanaan yang tepat dan terarah dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

d. Rancangan guna menjamin ketepatan tercapaianya tujuan dan sasaran.

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.

Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operationalnya.37

Istilah strategi pada awalnya digunakan dikalangan militer dalam menjalankan tugas-tugasnya di lapangan.

Konsep strategi yang semula diterapkan dalam kemiliteran dan dunia politik, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan kemudian banyak diterapkan pula dalam bidang manajemen, dunia usaha, pengadilan dan pendidikan.38 Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian strategi sebagai berikut:

37 Achmad Syarifuddin, Laporan Penelitian Strategi Komunikasi dalam Dakwah Bi Al-Kitabah, (Palembang: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah, 2015), Cet Ke-1, hlm. 21.

38 Komarudin, Ensiklopedi Manajemen, (Jakarta:Bumi Aksara, 1994), cet. Ke-1 h. 539

(50)

1) Menurut Onong Uchjana Efendy strategi merupakan perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan.39

2) Stephen Robbins mendifinisikan strategi sebagai penentu tujuan jangka panjang perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan.40

3) William F. Glueck dan Lawrence R. Jauch memberikan definisi strategi sebagai suatu kesatuan rencana yang menyeluruh, komprehensif dan terpadu yang diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan, maka dari itu diperlukan strategi yang handal dan hebat untuk mengatasi persaingan antar-perusahaan.41

Dengan melihat beberapa penjelasan mengenai strategi maka dapat dipahami strategi pada awalnya dikenal dalam dunia militer yang kemudian berkembang kedalam ilmu pengetahuan yang mengandung makna kegiatan yang terencana dengan perencanaan yang dilakukan secara keseluruhan dan sejalan dengan tujuan yang akan dicapai baik dalam jangka waktu dekat maupun jangka panjang.

39 Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations, (Bandung: Mandar Maju, 1993), h. 29

40 Morissan, Manajemen Public Relations: Strategi menjadi Humas Profesional. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 158

41 Herdiana A. Nana, Manajemen Strategi Pemasaran, (Jawa Barat: CV Pustaka Setia, 2015), h. 197-198

(51)

2. Ruang Lingkup Public Relations a. Pengertian Public Relations

Public relations adalah usaha yang direncanakan secara terus menerus dan disengaja guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakat.42 Bidang Public Relations semakin kuat dan berkembang karena berkembangnya demokrasi, dimana orang-orang memiliki kebebasan untuk mengeluarkan pendapat atau berbicara, dan mengambil berbagai keputusan dalam suatu komunitas.

Kegiatan public relations adalah mediator yang menjembatani kepentingan organisasi, lembaga atau perusahaan dengan publiknya yang terkait dengan kegiatan public relations itu sendiri.43 Dengan pengertian diatas para ahli memberikan beberapa pandangan terkait public relations sepertia yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Menurut Cutlip, Center dan Broom, Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.44 2. IPRA (International Public Relations Association),

mendefinisikan public relations adalah Public

42 Collin Coulson & Thomas, Public Relations (Pedoman Praktisi Untuk Public Relations), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002), h. 3

43 Elvinaro Ardianto, Handbook Of Public Relations, Penghantar Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 5

44 Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 5

(52)

Relations sebagai fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan, kerja sama, melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik, mendukung manajemen untuk mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana umum.45

3. Menurut Frank Jefkins, mengemukakan bahwa Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan – tujuan yang spesifik berlandaskan pada saling pengertian.46

Public relations dapat dikatakan sesuatu yang menjembatani hubungan antara organisasi dengan masyarakat, melalui komunikasi yang baik dengan public guna menghindari kesalahpaham dan membangun citra yang baik untuk lembaga atau organisasi. Dalam public relations komunikasi yang persuasif , efektif dan efisien

45 Syarifuddin S. Gassing & Suryanto, Public Relations, (Yogyakarta : Andi Offset, 2016), h. 9

46 Syarifuddin S. Gassing & Suryanto, Public Relations,h. 9

(53)

merupakan cara yang dilakukan untuk menciptakan hubungan yang harmonis agar suasana yang diciptakan dapat kondusif ketika memberikan informasi mengenai kebijakan yang berkaitan antara lembaga dan masyarakatnya.

b. Fungsi Public Relations

Sebuah organisasi dikatakan berhasil ada pada orang lain atau khalayak yang berkaitan dengan organisasi tersebut. Dalam public relations mendapatkan citra yang baik merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai, dengan memahami fungsi public relations maka kita dapat mencapai tujuan dari public relations itu sendiri. Fungsi public relation sebagaimana menurut Cutlip, Center, dan Canfield ketika menjalankan tugas dan operasionalnya adalah sebagai berikut:47

1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi).

2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran.

3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan masyarakat terhadap lembaga atau organisasi yang diwakilinya dan sebaliknya.

47 Artis, “Strategi Komunikasi Public Relations”, Jurnal Sosial Budaya, Volume 8, Nomor 2, 2011, h. 5.

(54)

4. Melayani keinginan publik dan memberikan saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.

5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relations adalah memelihara, mengembangkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul atau meminimalkan munculnya masalah.

c. Tujuan Public Relations

Tujuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah arah, maksud, mengarah, menuju, terarah.48 Dapat dijelaskan tujuan adalah goals yang ingin dicapai, diraih dan dituju.

Sejalan dengan fungsi public relations yang menjadi tujuannya merupakan tujuan-tujuan komunikasi dimana diaplikasikan dalam program seperti menjalin hubungan dengan publik internal atau antar karyawan lembaga atau organisasi, hubungan dengan pihak eksternal yang dapat dilakukan melalui tulisan yang dimuat lembaga atau organisasi yang dapat diakses oleh publik juga dapat

48 Pengertian Tujuan, Artikel diakses pada 27 September 2020 pukul 18.40 WIB dari https://kbbi.web.id/tujuan.html

Gambar

Tabel 1.1 Tinjauan Kajian Terdahulu ....................................... 12  Tabel 3.1 Daftar Kepala Diskominfo dari Awal berdiri
Gambar 1.1: Spanduk Pejabat Tampak Janggal  sumber : Artikel berita online
Gambar 2.1 Relationship Between Reputation, Identity and  Image (hubungan Antara Reputasi, Identitas, dan Citra
Gambar 2.2: Empat Langkah Proses Public Relations  Sumber: Cutlip, Center & Brown
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kombinasi dari ketiga metode tersebut dalam penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan output berupa alat pengemasan berbasis otomasi yang sesuai dengan

Dengan menggunakan metode sejarah, artikel ini menjawab bahwa dalam setiap pergantian kekuasaan di Keraton Yogyakarta selalu diiringi konflik perebutan tahta dan tarik

V.2 Kajian Teori Permasalahan Dominan / Fokus Kajian Pada Stadion Sepakbola Internasional di Semarang

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dan kategori

Untuk menjaga kelestarian sumberdaya udang di Estuaria Sungai Sembilang, konsep pengelolaan yang dapat diterapkan adalah: - Perlu pengaturan terhadap jumlah alat tangkap, jenis

Apa itu persamaan, persamaan secara keseluruhan atau persamaan hanya pada pokoknya? Sering dijumpai persamaan pada pokoknya dengan unsur-unsur yang menonjol yang

Selain itu habitat di Pulau Tidung Kecil cocok untuk tempat beristirahat bagi burung karena terdapat beberapa tegakan khas pantai yang kuat dan memiliki tajuk yang lebar.. Adapun

Usaha ternak sapi potong pola penggemukan pada wilayah agro ekologi atas (>1000 m dpl) menghasilkan pendapatan yang secara signifikan lebih tinggi dibanding wilayah