• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR

Yeni Nur Prilanita

RTK RTP

(2)

Aliran Kegiatan Ekonomi Dua Sektor

RTK RTP

Pasar Output

Pasar Input

Konsumsi satu orang dalam perekenomian akan

menjadi pendapatan bagi orang lain pada

perekonomian yang sama

(3)

Yang akan kita pelajari …

1. Ciri-ciri konsumsi dan tabungan rumah tangga

2. Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan

3. Penentu-penentu konsumsi dan tabungan

4. Investasi perusahaan swasta dan fungsi investasi

5. Penentu tingkat investasi

6. Penentu tingkat kegiatan ekonomi

7. Perubahan dalam keseimbangan dan multiplier

8. Menentukan besarnya multiplier

9. Perubahan keseimbangan pendapatan nasional dan faktor yang menyebabkan

(4)

KONSUMSI (PENGELUARAN RTK)

(5)

A paradox …

“Supply Create its Own Demand”

Pengeluaran seseorang untuk konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh

pendapatannya. Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin banyak tingkat konsumsinya pula, dan tingkat tabungannya pun akan semakin bertambah. dan

sebaliknya apabila tingkat pendapatan seseorang semakin kecil, maka seluruh pendapatannya digunakan untuk konsumsi sehingga tingkat tabungannya nol.

(6)

Pendapatan Disposebel (Y)

Pengeluaran Konsumsi (C)

Tabungan (S)

0 125 -125

100 200 -100

200 275 -75

300 350 -50

400 425 -25

500 500 0

600 575 25

700 650 50

800 725 75

900 800 100

1000 875 125

Hubungan Pengeluaran dan Pendapatan

Ciri konsumsi dan tabungan Rumah tangga:

1. Pada pendapatan rendah, rumah tangga mengorek tabungan 2. Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi

3. Pada pendapatan yang tinggi, rumah tangga menabung

(7)

Kecondongan Mengkonsumsi

Kecondongan Mengkonsumsi Marginal (MPC:

Marginal Propensity to Consume)

Perbandingan perubahan konsumsi (∆C) akibat perubahan pendapatan (∆Y) atau ∆C

∆Y

Kecondongan Mengkonsumsi Rata-rata (APC:

Average Propensity to Consume)

Perbandingan tingkat konsumsi (C ) dengan

tingkat pendapatan (Y) ketika konsumsi itu dilakukan atau 𝐶

𝑌

(8)

Y C MPC APC

Contoh MPC Tetap

200.000 300.000 1,500

400.000 450.000 1,125

600.000 600.000 1,000

800.000 750.000 0,937

Contoh MPC Turun

200.000 300.000 1,500

400.000 460.000 1,150

600.000 610.000 1,017

800.000 750.000 0,937

0,75 0,75 0,75

0,80 0,75 0,70

(9)

Teori konsumsi Keynes

Konsumsi meningkat apabila pendapatan meningkat, akan tetapi besarnya peningkatan

konsumsi tidak akan sebesar peningkatan pendapatan, oleh karenanya adanya batasan dari Keynes sendiri yaitu bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal = MPC (Marginal

Propensity to Consume) adalah antara nol dan satu, dan pula besarnya perubahan konsumsi selalu diatas 50% dari besarnya perubahan pendapatan (0,5<MPC<1)

Rata-rata kecenderungan mengkonsumsi = APC (Avarage Propensity to Consume). akan turun apabila pendapatan naik, karena peningkatan pendapatan selalu lebih besar daripada peningkatan konsumsi, sehingga sehingga pada setiap naiknya pendapatan pastilah akan memperbesar tabungan. Dengan demikian dapat dibuatkan satu pernyataan lagi bahwa setiap terjadi peningkatan pendapatan maka pastilah rata-rata kecenderungan menabung akan semakin tinggi.

Bahwa pendapatan adalah merupakan determinan (faktor penentu utama) dari konsumsi.

Faktor lain dianggap tidak berarti.

(10)

Kecondongan Menabung

Kecondongan Menabung Marginal (MPS: Marginal Propensity to Save)

Perbandingan perubahan tabungan (∆S) akibat perubahan pendapatan (∆Y) atau ∆S

∆Y

Kecondongan Menabung Rata-rata (APS: Average Propensity to Save)

Perbandingan tingkat tabungan (S) dengan

tingkat pendapatan (Y) ketika konsumsi itu dilakukan atau 𝑆

𝑌

(11)

Y C S MPS APS

Contoh MPS Tetap

200.000 300.000 -100.000 -0,500

400.000 450.000 -50.000 -0,125

600.000 600.000 0 0,000

800.000 750.000 50.000 0,063

Contoh MPS Naik

200.000 300.000 -100.000 -0,500

400.000 460.000 -60.000 -0,150

600.000 610.000 -10.000 -0,017

800.000 750.000 50.000 0,063

0,25 0,25 0,25

0,20 0,25 0,30

(12)

Hubungan Antara Kecondongan Mengkonsumsi dan Menabung

Y MPC MPS MPC+MPS APC APS APC+APS

Contoh MPC dan MPS Tetap

200.000 1,500 -0,500 1

400.000 1,125 -0,125 1

600.000 1,000 0,000 1

800.000 0,937 0,063 1

Contoh MPC dan MPS Berubah

200.000 1,500 -0,500 1

400.000 1,150 -0,150 1

600.000 1,017 -0,017 1

800.000 0,937 0,063 1

0,25 0,25 0,25 0,75

0,75 0,75

1 1 1

0,20 0,25 0,30 0,80

0,75 0,70

1 1 1

(13)

Fungsi Konsumsi dan Tabungan

-200 0 200 400 600 800 1000 1200 1400

0 500 1000 1500

Pendapatan

Konsumsi (C ) Tabungan (S) Y=C

Y C S

0 90 -90

120 180 -60 240 270 -30

360 360 0

480 450 30

600 540 60

720 630 90

840 720 120 960 810 150 1080 900 180 1200 990 210

(14)

90

180

270

360

450

540

630

720

810

900

990

-90 -60 -30 0 30 60 90 120 150 180 210 0

120

240

360

480

600

720

840

960

1080

1200

-200 0 200 400 600 800 1000 1200 1400

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Pendapatan

Konsumsi (C ) Tabungan (S) Y=C

(15)

Fungsi Konsumsi dan Tabungan

Fungsi Konsumsi

𝐶 = 𝐶𝑜 + 𝑀𝑃𝐶 𝑌 Dimana:

C = Tingkat Konsumsi

Co = Konsumsi rumah tangga ketika pendapatan

nasional adalah 0 MPC = Kecondongan

mengkonsumsi marginal Y = Pendapatan nasional

Fungsi Tabungan

𝑆 = −𝐶𝑜 + (1 − 𝑀𝑃𝐶) 𝑌 Dimana:

S = Tingkat Tabungan

Co = Konsumsi rumah tangga

ketika pendapatan nasional adalah 0 (sehingga kalau – Co adalah saving otonom atau tabungan pada saat tidak memiliki pendapatan) MPC = Kecondongan mengkonsumsi

marginal (sehingga kalau 1-MPC itu adalah MPS) Y = Pendapatan nasional

(16)

Penentu Lain Konsumsi dan Tabungan

Kekayaan yang telah terkumpul

Suku Bunga

Sikap Berhemat

Keadaan Perekonomian

Distribusi Pendapatan

Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi

(17)

INVESTASI

(18)

RTK RTP

Pasar Output

Pasar Input

Tabungan

Investasi

(19)

Lalu, apa itu investasi?

“Pengeluaran atau pengeluaran penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan- perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi

barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.”

Lalu, apakah ketika kita menabung atau memberli emas untuk disimpan sama saja

kita berinvestasi??

Tentu saja tidak, ketika tabungan dan simpanan emas kita belum atau tidak digunakan untuk “menambah kemampuan

memproduksi” maka belum dapat dikatakan berinvestasi

(20)

Penentu Tingkat Investasi

Biasanya, orang-orang berinvestasi dengan mempertimbangkan:

Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh

Suku bunga

Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan

Kemajuan teknologi

Tingkat pendapatan nasional dan perubahan perubahannya

Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

(21)

INVESTASI: Keuntungan dan Suku Bunga

Ramalan Keuntungan

Memberikan gambaran kepada pengusaha

mengenai jenis investasi yang mempunyai

prospek yang baik untuk dilakukan

Besarnya investasi yang harus dilakukan utk

mewujudkan tambahan barang-barang modal yang diperlukan

Suku Bunga

Menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para

pengusaha dan dapat dilakukan

Pengusaha akan melakukan investasi jika tingkat pengembalian modal (presentasi keuntungan yang akan diperoleh sebelum

dikurangi bunga uang yang dibayar) lebih besar dari bunga

(22)

Pengusaha akan melakukan investasi jika tingkat pengembalian modal (presentasi keuntungan yang akan diperoleh sebelum

dikurangi bunga uang yang dibayar) lebih besar dari bunga

Kenapa bisa seperti itu

Jika Anda adalah seorang pengusaha yang memiliki tabungan yang cukup sehingga tidak memerlukan

pinjaman dari suatu lembaga keuangan untuk membiayai investasi yang ingin Anda lakukan. Tentu itu bukan syarat yang cukup untuk terciptanya investasi.

Anda menghadapi dua pilihan: 1) membungakan uang tersebut, atau 2) menggunakan untuk investasi.

Pertimbangan Anda:

Jika persentasi pengembalian modal (investasi) lebih kecil dari suku bunga tentu lebih baik Anda tidak melakukan investasi tersebut, berlaku sebaliknya.

(23)

Mengukur Tingkat Pengembalian Modal

Menghitung Nilai Sekarang

𝑁𝑆 = 𝑌1

(1 + 𝑟) + 𝑌2

(1 + 𝑟)2 + ⋯ + 𝑌𝑛 (1 + 𝑟)𝑛 Dimana:

NS : nilai sekarang pendapatan yang diperoleh hingga tahun n

Y1,Yn: pendapatan neto yang diperoleh perusahaan tahun pertama hingga tahun ke-n

r : suku bunga

Menghitung Tingkat Pengembalian Modal

𝑀 = 𝑌1

(1 + 𝑅) + 𝑌2

(1 + 𝑅)2 + ⋯ + 𝑌𝑛 (1 + 𝑅)𝑛 Dimana:

M : nilai modal yang diinvestasikan Y1,Yn: pendapatan neto yang diperoleh

perusahaan tahun pertama hingga tahun ke-n

R : Tingkat pengermbalian modal Kegiatan investasi dapat dikatakan memperoleh keuntungan jika nilai sekarang pendapatan di masa depan lebih besar daripada nilai sekarang modal yang

diinvestasikan, atau tingkat pengembalian modal lebih besar daripada suku bunga.

(24)

Efisiensi Investasi Marjinal

(Marginal Eficiency of Investment/ MEI

)

Kurva MEI

merupakan suatu kurva yang

menunjukkan hubungan di antara tingkat pengembalian

modal dan jumlah modal yang akan diinvestasikan.

R1

0 R0

I0

Tingkat Pengembalian Modal MEI

Investasi (Yang diperlukan) R2

I1 I2

(25)

Suku Bunga dan Tingkat Investasi

Melihat MEI saja tidak cukup, maka harus melihat

kondisi suku

bunga. Maka kita harus

menghubungkan kurva MEI dengan suku bunga.

r1

0 r0

I0

MEI = I

Suku Bunga

Investasi (yang dilakukan) r2

I1 I2

(26)

Fungsi Investasi

Kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat investasi dan tingkat

pendapatan nasional.

Terdapat dua bentuk fungsi investasi, yaitu:

1. Investasi sejajar

dengan sumbu dasar

 investasi otonom

2. Berslope positif (naik ke atas sebelah kanan)

 investasi terpengaruh

0

Akibat suku bunga turun

Investasi

Pendapatan Nasional

I0 I1

I2 Akibat suku bunga naik

(27)

Hubungan Kurva MEI dan Fungsi Investasi

8

0 6

10

MEI

r

I 4

5 15 0

Akibat suku bunga turun

I

Y I0

I1

I2 Akibat suku bunga naik

10 5 15

(28)

Penentu Investasi Lainnya

Ramalan keadaan perekonomian di masa depan

Perubahan dan perkembangan teknologi

Efek pertumbuhan pendapatan nasional

Keuntungan perusahaan

(29)

PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN EKONOMI (KESEIMBANGAN)

RTK RTP

(30)

Angka Keseimbangan Pendapatan Nasional (dalam triliun Rupiah)

Pendapatan Nasional (Y)

Konsumsi (C) Tabungan (S) Investasi (I) Pengeluaran Agregat (AE)

Keadaan Ekonomi

0 90 -90 120 210

Ekspansif

120 180 -60 120 300

240 270 -30 120 390

360 360 0 120 480

480 450 30 120 570

600 540 60 120 660

720 630 90 120 750

840 720 120 120 840 Seimbang

960 810 150 120 930

Kontraktif

1.060 900 180 120 1.020

1.200 990 210 120 1.110

(31)

90

180

270

360

450

540

630

720

810

900

990

0

120

240

360

480

600

720

840

960

1080

1200

-90 -60 -30 0 30 60 90 120 150 180 210 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 210

300

390

480

570

660

750

840

930

1020

1110

-200 0 200 400 600 800 1000 1200 1400

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

C AE S I C+I

Kesimpulan: Dalam perekonomian dua sektor keseimbangan negara tercapai apabila:

1. Y = C+I, yaitu pendapatan nasional sama dengan konsumsi tambah dengan investasi.

Pada persamaan ini pengeluaran agregat (C+I) sama dengan penawaran agregat (Y) 2. I = S, yaitu investasi sama dengan tabungan

(32)

Melalui Pendekatan Aljabar

𝑌 = 𝐶 + 𝐼

𝑌 = 90 + 0,75𝑌 + 120 𝑌 − 0,75𝑌 = 90 + 120

0,25𝑌 = 210 𝑌 = 210

0,25 𝑌 = 840

𝑆 = 𝐼

-90+0,25Y= 120

0,25𝑌 = 120 + 90 𝑌 = 210

0,25 𝑌 = 840

Melalui Y=C+I Melalui S = I

Berdasarkan tabel dan kurva-kurva tersebut dapat ditentukan fungsi

konsumsinya adalah C=90+0,75Y sehingga fungsi tabungannya S=-90+0,25Y

(33)

Selanjutnya,

PERUBAHAN KESEIMBANGAN (EFEK MULTIPLIER)

Referensi

Dokumen terkait

Karena variasi genetik dalam komponen imun sistem yang berbeda, pada beberapa orang sistem imun menyerang protein yang berhubungan dengan inti sel dan membentuk antibodi

Sistem komputer bergantung kepada peranti input untuk menukarkan data dari bentuk yang dikenali oleh manusia kepada bentuk yang boleh dibaca dan diproses oleh komputer.. 3.1.1

Menurut Manuaba (2008; h.389) disebutkan perdarahan terjadi karena gangguan hormon, gangguan kehamilan, gangguan KB, penyakit kandungan dan keganasan genetalia. 55)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai diagnostik urinalisis lekosit esterase terhadap kultur urin (gold standard) untuk mendiagnosa Infeksi Saluran

Namun demikian, ELA dapat membantu untuk mengidentifikasi daerah yang dimanipulasi jika gambar asli memiliki tingkat kualitas lain dengan daerah disalin, adapun

Pelaksana Tugas, yang selanjutnya disingkat Plt, adalah Pegawai yang memiliki kompetensi untuk menduduki jabatan struktural di lingkungan Departemen Keuangan, namun belum

Populasi terjangkau penelitian ini adalah empat kelas di SMP Negeri 123 Jakarta (dua kelas yang belajar melalui metode kooperatif tipe investigasi kelompok dan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui konsumsi zat gizi dan daya terima pasien rawat inap penyakit kardiovaskular terhadap makanan yang disajikan RSUP H..