• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS ANALOG KALKON TERSUBSTITUSI METOKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS ANALOG KALKON TERSUBSTITUSI METOKSI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

JOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari 2015 239 SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS

ANALOG KALKON TERSUBSTITUSI METOKSI Edi Prayitno, Jasril, Adel Zamri

Mahasiswa Program Studi S1 Kimia Bidang Kimia Organik Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

ediprayitno97@gmail.com ABSTRACT

Chalcones have some biological activities such as antimicrobe, antitumor, antioxidant, antiinflammatory, antimalaria, and anticancer. In this research, a methoxy substituted chalcone (E)-1-(phenyl)-3-(2-methoxyphenyl)-prop-2-en-1-one (EP

1

) was synthesized using kalium hydroxide as catalyst under microwave irradiation and the compound showed a good yield (49.18%) then characterized by UV, IR,

1

H-NMR, and mass spectroscopy. The toxicity activity of this compound was determined using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method against Artemia salina Leach larvae and showed a good activity with LC

50

3.498 µg/mL. The result indicated that this compound was potential as anticancer.

Keywords: Chalcone, BSLT, toxicity.

ABSTRAK

Senyawa kalkon memiliki beberapa aktivitas biologis yang menarik seperti antimikrob, antitumor, antioksidan, antiinflamasi, antimalaria, dan antikanker. Pada penelitian ini, senyawa kalkon tersustitusi metoksi yaitu (E)-1-(fenil)-3-(2-metoksifenil)-prop-2-en-1- on (EP

1

) telah disintesis menggunakan katalis kalium hidroksida di bawah iradiasi microwave. Senyawa tersebut menunjukkan rendemen yang baik (49,18%) dan telah dikarakterisasi menggunakan spektroskopi UV, IR,

1

H-NMR, dan MS. Aktivitas toksisitas senyawa tersebut ditentukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap larva Artemia salina Leach dan menunjukkan aktivitas yang baik dengan nilai LC

50

= 3,498 µg/mL. Hasil uji toksisitas mengindikasikan bahwa senyawa tersebut memiliki potensi sebagai antikanker.

Kata kunci: kalkon, BSLT, toksisitas.

PENDAHULUAN

Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbesar di dunia setelah penyakit jantung (Safavi et al., 2012).

Berbagai macam senyawa telah dikembangkan untuk mengatasi kanker, akan tetapi tidak satupun jenis senyawa-

senyawa tersebut menghasilkan efek

yang memuaskan dan tanpa efek

samping yang merugikan. Obat

antikanker yang telah ada selain

memiliki khasiat sebagai antikanker juga

dapat merusak sel-sel normal. Oleh

karena itu, hingga saat ini penelitian

(2)

JOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari 2015 240 yang berhubungan dengan penemuan

obat antikanker baru yang ampuh, aman dan selektif masih terus dilakukan oleh para peneliti.

Kalkon merupakan senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid yang dapat ditemukan pada beberapa jenis tumbuhan. Senyawa kalkon dan turunannya dikenal memiliki beragam aktivitas biologis yang menarik, seperti antiviral, anti-inflamasi, antimikrob, antitumor, sitotoksik, analgesik, antijamur, antioksidan, antikanker dan antimalaria (Sarda et al, 2009).

Desmiarti (2012) melaporkan bahwa senyawa kalkon tersubstitusi metoksi baik pada cincin aromatik A maupun cincin aromatik B memiliki nilai toksisitas yang tinggi.

Senyawa kalkon merupakan prekursor untuk biosintesis flavonoid dan isoflavonoid. Dalam bidang sintesis, senyawa kalkon telah banyak digunakan untuk membuat berbagai macam senyawa heterosiklik (Tiwari et al., 2010) seperti isoksazol, quinolinon, tiadiazin, benzodiazepin, flavon (Jayapal et al., 2010), ketimin ,  tak jenuh (Lonkar et al., 2011), pirazolin dan turunannya (Sharshira & Hamada, 2011;

Sing et al., 2009), flavonol (Britton et al., 2012; Jadhav et al., 2008), flavanonol (Patil, 2012) flavanon (Kulkarni, 2012) dan senyawa turunan lainnya yang juga memiliki aktivitas biologis yang menarik. Oleh karena itu, senyawa-senyawa analog kalkon dan turunannya banyak dijadikan sebagai molekul target untuk keperluan pencarian senyawa-senyawa aktif sebagai kandidat obat, salah satunya adalah sebagai obat antikanker.

Proses isolasi senyawa kalkon membutuhkan biaya yang cukup besar

dan waktu yang lama, sehingga senyawa kalkon lebih banyak dihasilkan melalui proses sintesis. Pada umumnya, sintesis senyawa kalkon dilakukan melalui reaksi kondensasi aldol menggunakan turunan benzaldehid dan asetofenon. Reaksi pembentukan senyawa kalkon dapat dipercepat dengan penambahan katalis asam atau basa. Sintesis dapat dilakukan dengan metode pengadukan, pemanasan, refluks, dan iradiasi microwave. Namun beberapa tahun terakhir ini penggunaan energi microwave dalam reaksi organik sangat populer karena lebih aman, ramah lingkungan (green chemistry), cepat dan menghasilkan produk yang lebih banyak dibandingkan metode konvensional.

Senyawa hasil sintesis

dikarakterisasi berdasarkan interpretasi

data spektroskopi UV, IR,

1

H NMR, dan

MS kemudian diuji sifat toksiknya

dengan metode Brine Shrimp Lethality

Test (BSLT). Uji BSLT merupakan salah

satu teknik pendahuluan untuk

menentukan letalitas atau toksisitas suatu

senyawa. Uji ini merupakan uji

pendahuluan untuk menentukan aktivitas

antikanker yang dimiliki oleh suatu

senyawa. Hal ini didasarkan pada

pemikiran bahwa sebagian besar

senyawa antikanker adalah senyawa

yang bersifat toksik. Pengujian letalitas

sederhana ini tidak spesifik untuk

antikanker, tetapi merupakan indikator

sitotoksik yang baik (Meyer et al.,

1982). Berdasarkan metode BSLT, suatu

tanaman atau hasil isolasi dianggap

menunjukkan aktivitas sitotoksik bila

mempunyai nilai LC

50

kecil dari 1000

µg/mL, sedangkan untuk senyawa murni

dianggap menunjukkan aktivitas

sitotoksik bila mempunyai nilai LC

50

kecil dari 200 µg/mL (Anderson et al.,

1991).

(3)

JOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari 2015 241 METODE PENELITIAN

a. Alat dan bahan

Alat-alat yang digunakan yaitu microwave (Samsung ME 109F), alat pengukur titik leleh Fisher Johns, lampu UV (254 dan 366 nm), kromatografi kolom, spektrofotometer UV (Genesys 10S UV-Vis V4.002 2L9N175013), HPLC (Shimadzu LC 20AD), spektrometer NMR (Agilent 500 MHz) dan MS (Waters LCT Premier XE mode positif).

Bahan-bahan yang digunakan yaitu asetofenon (8.00028.1000), 2’-metoksi benzaldehid (8.20102.0100), kalium hidroksida (Merck), Poly ethylen glycol (PEG-400), asam klorida (Merck), n-heksana (Merck), etilasetat (Merck), metanol (Merck), dimetilsulfoksida (Merck), silika GF

60

(70-230 mesh), dan plat KLT GF

254

.

b. Sintesis senyawa kalkon

Senyawa asetofenon (5 mmol) dan 2’-metoksi benzaldehid (5 mmol) dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL, dilarutkan dengan 5 mL PEG-400 dan ditambahkan 15 mmol kalium hidroksida. Kemudian campuran diiradiasi menggunakan microwave dengan daya 180 Watt selama 8-15 menit. Tahapan reaksi diamati dengan KLT. Setelah proses reaksi selesai, campuran ditambahkan asam klorida 3N dan akuades dingin hingga pH menjadi netral yang ditentukan dengan pH indikator. Endapan yang dihasilkan selanjutnya disaring dengan corong Buchner, dicuci dengan n-heksana dan akuades dingin, kemudian divakum hingga kering. Senyawa kalkon dimurnikan melalui kromatografi kolom menggunakan eluen 3% etilasetat dalam

n-heksana. Analisis kemurnian produk dilakukan dengan KLT, uji titik leleh, dan HPLC.

c. Uji toksisitas

Sampel sebanyak 2 µg dilarutkan dalam 2 mL metanol larutan induk, konsentrasi 1000 µg/mL), kemudian dari larutan induk dibuat konsentrasi larutan uji yang berbeda yaitu 10 µg/mL, 5 µg/mL, dan 1 µg/mL dengan cara pengenceran bertingkat. Disiapkan vial yang sudah dikalibrasi 5 mL untuk masing-masing konsentrasi. Sampel dipipet ke dalam masing-masing vial, lalu diuapkan hingga mengering.

Selanjutnya, kedalam masing-masing vial ditambahkan 50 µL DMSO dan air laut. Sebanyak 10 ekor larva udang yang sudah disiapkan dimasukkan kedalam vial tersebut dan ditambahkan air laut hingga batas kalibrasi 5 mL. Tingkat toksisitas diukur dengan cara menghitung jumlah larva udang yang mati dalam selang waktu 24 jam.

Pengujian dilakukan dengan 3 kali pengulangan dan data dianalisis untuk menentukan nilai LC

50

dengan metode kurva menggunakan tabel analisis probit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Senyawa kalkon (E)-1-(fenil)-3-

(2-metoksifenil)-prop-2-en-1-on (EP

1

)

diperoleh melalui reaksi kondensasi

aldol antara asetofenon dan 2’-metoksi

benzaldehid. Proses sintesis dipercepat

dengan penambahan larutan KOH 3N

sebagai katalis dibawah kondisi iradiasi

microwave dengan daya 180 Watt

selama 8-15 menit. Skema reaksi sintesis

senyawa analog kalkon EP

1

tersebut

dapat dilihat pada Gambar 1.

(4)

JOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari 2015 242

O

+ H

O O

OCH

3

KOH OCH

3

PEG-400

Gambar 1. Skema reaksi sintesis analog kalkon (EP

1

) Senyawa kalkon (EP

1

) hasil

sintesis berupa serbuk berwarna putih kekuningan. Rendemen senyawa murni yang dihasilkan cukup baik (49,18%).

Analisis kemurnian senyawa analog kalkon hasil sintesis ditentukan melalui KLT, titik leleh, dan HPLC. Analisis kemurnian dengan KLT dilakukan menggunakan sistem eluen berbeda dan menunjukkan satu noda. Hasil analisis kemurnian dengan titik leleh diketahui bahwa titik leleh senyawa kalkon (EP

1

) 56-58

o

C. Analisis kemurnian dengan HPLC menghasilkan kromatogram dengan satu puncak dominan pada t

R

= 13,6 menit. Data tersebut menunjukkan bahwa senyawa analog kalkon EP

1

yang dihasilkan telah murni. Senyawa analog kalkon dikarakterirasi menggunakan spektroskopi UV, IR,

1

H-NMR dan MS.

Sifat Fisik senyawa EP

1

dapat dilihat pada Tabel 1.

Spektrum UV senyawa EP

1

dalam pelarut metanol (MeOH) memperlihatkan adanya serapan maksimum pada λ 206 nm, 297 nm, dan 346 nm yang menunjukkan adanya ikatan rangkap terkonjugasi yang merupakan ciri khas dari senyawa

kalkon. Spektrum FTIR senyawa EP

1

memperlihatkan adanya serapan pada bilangan gelombang (cm

-1

) 1630 mengindikasikan adanya gugus C=O terkonjugasi dengan ikatan rangkap α,β tak jenuh. Serapan pada bilangan gelombang 1585 mengindikasikan adanya ikatan C=C alkena yang terkonjugasi dengan karbonil dan cincin aromatik. Serapan pada bilangan gelombang 3065 mengindikasikan adanya ikatan C-H aromatik. Serapan pada bilangan gelombang 1208 mengindikasikan adanya ikatan C-OMe.

Spektrum

1

H-NMR senyawa analog kalkon EP

1

menunjukkan pergeseran yang khas pada proton gugus metoksi. Proton tersebut terdapat pada pergeseran kimia δ 3,00-4,00 ppm dengan puncak singlet dan integritas 3H.

Proton yang terdapat pada C

α

dan C

β

memiliki nilai tetapan kopling (J) 15-16 Hz dengan puncak doublet. Nilai tetapan kopling tersebut menunjukkan bahwa ikatan rangkap pada C

α

dan C

β

mempunyai konfigurasi trans.

Interpretasi data

1

H-NMR senyawa kalkon EP

1

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1 : Data fisik senyawa analog kalkon (EP

1

) Rumus

Molekul

Massa Molekul (g/mol)

Berat Senyawa (g)

Rendemen (%)

Titik Leleh (

o

C)

Warna Kristal

C

16

H

14

O

2

238,1072 0,5853 49,18 56-58 Putih

Kekuningan

(5)

JOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari 2015 243 Tabel 2 : Interpretasi data

1

H-NMR (CDCl

3

)

Nomor

Atom δ

H

(ppm)

1 -

2 -

3 6,95 (d, 1H, J=8,5 Hz) 4 7,38 (t, 1H, J=8,5 Hz) 5 6,99 (t, 1H, J=7,5 Hz) 6 7,64 (d, 1H, J=6,5 Hz) Cα 7,62 (d, 1H

α

, J=16 Hz) Cβ 8,12 (d, 1H

β

, J=16 Hz)

1’ -

2’ 8,02 (d, 2H, J=7,5 Hz) 3’ 7,49 (t, 2H, J=7 Hz) 4’ 7,57 (t, 1H, J=7,5 Hz) 5’ 7,49 (t, 2H, J=7 Hz) 6’ 8,02 (d, 2H, J=7,5 Hz) -OCH

3

3,92 (s, 3H) Berat molekul senyawa-senyawa

hasil sintesis dikonfirmasi melalui spektroskopi massa (HRMS). Berat molekul senyawa EP

1

ditunjukkan oleh spektrum massa yang dihitung sebagai C

16

H

15

O

2

[M+H]

+

dengan puncak ion molekul m/z 239,1072 dan ditemukan pada spektrum massa dengan puncak ion molekul m/z 239,1073, selisih massa molekul tersebut 0,0001. Selisih massa molekul hasil perhitungan dengan yang ditemukan pada spektrum massa menunjukkan perbedaan yang sangat kecil (sesuai dengan struktur senyawa yang diharapkan) dan dapat dikatakan bahwa senyawa kalkon tersebut sangat murni.

Uji toksisitas senyawa analog kalkon dilakukan dalam konsentrasi yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan tingkat toksisitas senyawa analog kalkon. Hasil uji

toksisitas dari senyawa EP

1

pada konsentrasi 1000, 100 dan 10 µg/mL terhadap larva A. salina yang dianalisis dengan metode analisis probit menunjukkan efek kematian larva A.

salina 100%. Oleh karena itu, senyawa EP

1

tersebut diuji aktivitas toksisitasnya pada konsentrasi yang lebih rendah yaitu 10, 5 dan 1 µg/mL dan menunjukkan sifat toksik yang baik dengan nilai LC

50

3,948 µg/mL.

Aktivitas biologis senyawa kalkon dipengaruhi oleh adanya substituen yang terdapat pada cincin aromatik A dan B. Pada penelitian ini, senyawa analog kalkon memiliki substituen metoksi pada cincin aromatik B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa analog kalkon tersebut memiliki aktivitas toksisitas yang baik.

Atom oksigen merupakan atom

elektronegatif yang menarik elektron

melalui efek induksi negatif (-I) dan

memiliki pasangan elektron bebas yang

(6)

JOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari 2015 244 dapat disumbangkan melalui efek

resonansi (mesomeri). Induksi negatif pada senyawa kalkon EP

1

lebih besar terhadap gugus karbonil α,β-tak jenuh, sehingga gugus metoksi pada senyawa EP

1

lebih elektronegatif. Semakin kuat efek induksi negatif yang dihasilkan maka toksisitas dari senyawa analog kalkon tersebut akan semakin tinggi.

KESIMPULAN

Senyawa analog kalkon (E)-1- (fenil)-3-(2-metoksifenil)-prop-2-en-1- on (EP

1

) telah disintesis menggunakan katalis kalium hidroksida di bawah iradiasi microwave dengan daya 180 Watt selama 8-15 menit dan diperoleh rendemen sebesar 49,18%. Hasil karakterisasi menggunakan spektroskopi UV, IR dan

1

H-NMR menunjukkan bahwa struktur senyawa yang diperoleh dari hasil penelitian ini sesuai dengan struktur senyawa yang diharapkan.

Senyawa ini memiliki aktivitas toksisitas dengan nilai LC

50

yaitu 3,498 µg/mL.

Hal ini menunjukkan bahwa senyawa ini berpotensi sebagai antikanker. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji sitotoksik untuk mengetahui aktivitas senyawa sebagai antikanker.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis sangat berterimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Adel Zamri, MS, DEA dan Bapak Prof. Dr. Jasril, MS yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama melakukan penelitian serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J.E. Goetz, C.M., &

Mclaughlin, J.L. 1991. A blind comparison of simple bench top bioassay and human tumor cell cytotoxicity as antitumor prescreens. Pytochemical Analysis.

2(3): 107-111.

Britton, R.G., Horner-Glister, E., Pomenya, O.A., Smith, E.E., Denton, R., Jenkins, P.R., Steward, W.P., Brown, K., Gescher, A., &

Sale, S. 2012. Synthesis and biological evaluation of novel flavonols as potential anti-prostate cancer agent. European Journal of Medicinal Chemistry. 54: 952-958.

Desmiarti, Z. 2012. Sintesis dan uji toksisitas senyawa calkon turunan 4-metoksiasefenon. Skripsi.

FMIPA UR, Pekanbaru.

Jadhav, S.B., Bagul, K.R., Bagul, P.R.,

& Gaikwad, K.V. 2008. Synthesis of some novel flavonol derivatives and it’s antimicrobial activity.

Oriental Journal of Chemistry.

24(2): 583-588.

Jayapal, M.R., Prasad, K.S., & Sreedhar, N.Y. 2010. Synthesis and characterization of 2,6-dihydroxy substituted chalcones using PEG- 400 as a recyclable solvent. J.

Pharmaceutical Sciences and Research. 2(8):450-458.

Kulkarni, P., Wagh, P., & Zubaidha, P.

2012. An improved and eco-

friendly method for the synthesis

of flavanone by the cyclization of

(7)

JOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari 2015 245 2’-hydroxy chalcone using

methane sulphonic acid as catalyst.

Chemistry Journal. 2(3): 106-110.

Lonkar, S.M., Mokle, S.S., Vibhute, A.Y., & Vibhute, Y.B. 2011.

Green approach for the synthesis of some new α,β-unsaturated ketimines under water suspension.

Orbital Electronic Journal Chemistry. 3(4):197-203.

Meyer, B.N., Ferrigni, N.R., Putnam, J.E., Jacosen, L.B., Nichols D.E.,

& McLaughin, J.L. 1982. Brine shrimp: a convenient general bioassay for active plant constituens. Journal of Medicinal Plant Research Planta Medica. 45:

31-34.

Patil, V.J. 2012. Synthesis and in vitro antiplaque activity of chalcone, flavonol and flavanol derivatives.

International Journal Pharmaceutical Sciences and Research. 3(12): 5006-5014.

Safavi, M., Esmati, N., Ardestani, S. K., Emami, S., Ajdari, S., Davoodi, J., Shafiee, B., & Foroumadi, A.

2012. Halogenated flavanones as potensial apoptosis-including

agent: Synthesis and biological activity evaluation. European Journal of Medicinal Chemistry.

58:573-580.

Sarda, S.R., Bhusare, S.R., Dake, S.A., Jadhav, W.N., & Pawar, R.P.

2009. Solvent-free NaOH-Al2O3 supported synthesis of 1,3-diaryl- 2-propene-1-ones. International Journal of ChemTech Research.

1(2): 265-269.

Sharshira, E.M. & Hamada, N.M.M.

2011. Synthesis and in vitro antimicrobial activity of some pyrazolyl-1-carboxamide

derivatives. Molecules. 16: 7736- 7745.

Sing, P., Negi, J.S., Pant, G.J.N., Rawat, M.S.M. & Budakoti, A. 2009.

Synthesis and Characterization of a novel 2-Pyrazoline. Molbank, 613:

1-4.

Tiwari, B., Pratapwar, A.S., Tapas, A.R., Butle, S.R., & Vatkar, B.S. 2010.

Synthesis and antimicrobial

activity of some chalcone

derivatives. International Journal

of ChemTech Research. 2(1): 499-

503.

Gambar

Tabel 1 : Data fisik senyawa analog kalkon (EP 1 )  Rumus  Molekul  Massa Molekul (g/mol)  Berat  Senyawa (g)  Rendemen (%)  Titik Leleh (oC)  Warna  Kristal  C 16 H 14 O 2 238,1072  0,5853  49,18  56-58  Putih  Kekuningan

Referensi

Dokumen terkait

% 70 74 76 78 80 Pengawasan atas Penerimaan Negara - Bidang Polsoskam LAP 1 2 3 4 5 Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara

Data yang diperoleh peneliti melalui angket tersebut dianalisa dalam bentuk angka, yaitu dalam bentuk kuantitatif. Langkah yang diambil untuk mengubah data dari

Menurut Ritriani (2011) kalkon dengan substituen monometoksi memiliki nilai LC 50 yang lebih kecil sehingga lebih berpotensi sebagai antikanker, oleh karena itu

Berdasarkan uji BSLT yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa senyawa-senyawa kalkon turunan 2’- hidroksiasetofenon tersebut berpotensi aktif sebagai senyawa

Berdasarkan hasil penelitian yag telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa senyawa analog kalkon M 1 , M 2 dan M 3 diperoleh melalui reaksi kondensasi aldol

Senyawa analog kurkumin NK dapat disintesis melalui reaksi kondensasi aldol dari siklopentanon dengan turunan benzaldehid menggunakan katalis basa NaOH 8% dengan

Hasil uji toksisitas senyawa kalkon yang diperoleh dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap larva Artemia salina Leach dapat dikatakan negatif

menunjukkan bahwa jumlah proton dari senyawa tersebut adalah 14 proton yang ditemukan, dapat dilihat pada Tabel 1.. dan integritasnya, Pergeseran kimia pada δ 6,92