• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

7 th. 1. Gubernur/Bupati/Walikota;

2. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia;

3. Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia;

4. Kepala Korps Lalu Lintas Polri;

5. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek;

6. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia;

7. Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat;

8. Pimpinan Badan Usaha Jalan Tol;

9. Pimpinan Perusahaan Angkutan Umum;

10. Penyelenggara Pelabuhan Penyeberangan;

11. Ketua DPP ORGANDA;

12. Ketua DPP APTRINDO;

13. Ketua DPP GAPASDAP;

14. Ketua DPP INFA.

SURAT EDARAN Nomor SE 109 Tahun 2021

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN ORANG DALAM NEGERI DENGAN TRANSPORTASI DARAT

SELAMA MASA NATAL TAHUN 2021 DAN TAHUN BARU 2022

PADA MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

1. Latar Belakang.

Sehubungan dengan pengaturan aktivitas dan mobilitas masyarakat dengan transportasi darat selama periode Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru 2022 dalam masa pandemi Corona Virus Disease (COVID-19), maka perlu ditetapkan petunjuk pelaksanaan peijalanan orang dalam negeri dengan transportasi darat.

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA 7th. 1. Gubernur/Bupati/Walikota;

2. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia;

3. Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia;

4. Kepala Korps Lalu Lintas Polri;

5. Kepala Badan PengelolaTransportasiJabodetabek;

6. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia;

7. Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat;

8. Pimpinan Badan Usaha Jalan Tol;

9. Pimpinan Perusahaan Angkutan Umum;

10.Penyelenggara Pelabuhan Penyeberangan;

11.Ketua DPPORGANDA;

12.Ketua DPP APTRINDO;

13. Ketua DPP GAPASDAP;

14.Ketua DPP INFA.

SURAT EDARAN Nomor SE109Tahun 2021

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN ORANG DALAM NEGERI DENGAN TRANSPORTASI DARAT

SELAMA MASA NATAL TAHUN 2021 DAN TAHUN BARU 2022

PADA MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE2019 (COVID-19)

1. Latar Belakang.

Sehubungan dengan pengaturan aktivitas dan mobilitas masyarakat dengan transportasi darat selama periode Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru 2022 dalam masa pandemi Corona Virus Disease (COVID-19), maka perlu ditetapkan petunjuk pelaksanaan perjalanan orang dalam negeri dengan transportasi darat.

(2)

2. Maksud dan Tujuan.

a. mencegah teijadinya penyebaran dan peningkatan penularan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

b. melakukan pengaturan pelaku perjalanan dalam negeri dengan moda transportasi darat; dan

c. melakukan pengaturan lalu lintas kendaraan bermotor perseorangan di ruas jalan tol dan jalan non tol, wilayah aglomerasi, ibukota provinsi, kawasan wisata, dan wilayah lainnya sesuai dengan peningkatan mobilitas.

3. Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi:

Pengaturan persyaratan perjalanan orang dengan moda transportasi darat dan pengaturan lalu lintas pada masa Angkutan Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru 2022 mulai tanggal 24 Desember 2021 sampai dengan tanggal 2 Januari 2022.

4. Dasar Hukum:

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;

b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

c. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

e. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional;

f. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

2. Maksud dan Tujuan.

a. mencegah teijadinya penyebaran dan peningkatan penularan Corona Virus Disease2019 (COVID-19);

b. melakukan pengaturan pelaku perjalanan dalam negeri dengan moda transportasi darat; dan

c. melakukan pengaturan lalu lintas kendaraan bermotor perseorangan di ruas jalan tol dan jalan non tol, wilayah aglomerasi, ibukota provinsi, kawasan wisata, dan wilayah lainnya sesuai dengan peningkatan mobilitas.

3. RuanglingkupSuratEdaran ini meliputi:

Pengaturan persyaratan perjalanan orang dengan moda transportasi darat dan pengaturan lalu lintas pada masa Angkutan Natal Tahun 2021 dan Tahun Barn 2022 mulai tanggal 24 Desember 2021 sampai dengan tanggal 2Januari 2022.

4. Dasar Hukum:

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;

b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

c. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan CoronaVirusDisease 2019 (COVID-19);

e. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional;

f. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

(3)

g. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-

19) Sebagai Bencana Nasional;

h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

i. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 41 Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

j. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 82 Tahun 2021 tentang Pengaturan Lalu Lintas Kendaraan Bermotor Perseorangan Di Ruas Jalan Pada Kawasan Tertentu;

k. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 Pada Saat Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru Tahun 2022;

l. Surat Edaran Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nomor 24 Tahun 2021 tentang Pengaturan Aktivitas dan Mobilitas Masyarakat Selama Periode Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru 2022 Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19);

m. Addendum Surat Edaran Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID- 19 Nomor 24 Tahun 2021 tentang Pengaturan Aktivitas dan Mobilitas Masyarakat Selama Periode Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru 2022 Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19).

5. I si Edaran.

Petunjuk pelaksanaan peijalanan dalam negeri moda transportasi darat dilakukan terhadap kendaraan bermotor umum, kendaraan bermotor perseorangan, dan angkutan penyeberangan dengan ketentuan sebagai berikut:

g. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19) SebagaiBencana Nasional;

h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan CoronaVirus Disease2019 (COVID-19);

i. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 41 Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Dalam Rangka

Pencegahan Penyebaran CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19);

j. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 82 Tahun 2021 tentang Pengaturan Lalu Lintas Kendaraan Bermotor Perseorangan Di Ruas Jalan Pada KawasanTertentu;

k. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 Pada Saat Natal Tahun 2021dan Tahun Baru Tahun 2022;

1. Surat Edaran Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nomor 24 Tahun 2021 tentang Pengaturan Aktivitas dan Mobilitas Masyarakat Selama Periode Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru 2022 Dalam Masa Pandemi CoronaVirus Disease(COVID-19);

m. Addendum Surat Edaran Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID- 19 Nomor 24 Tahun 2021 tentang Pengaturan Aktivitas dan Mobilitas Masyarakat Selama Periode Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru 2022 Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19).

5. Isi Edaran.

Petunjuk pelaksanaan peijalanan dalam negeri moda transportasi darat dilakukan terhadap kendaraan bermotor umum, kendaraan bermotor perseorangan, dan angkutan penyeberangan dengan ketentuan sebagai berikut:

(4)

a. Setiap pelaku perjalanan wajib memenuhi persyaratan perjalanan:

1) kartu vaksin lengkap (vaksinasi dosis kedua);

2) hasil negatif Rapid Test Antigen paling lambat 1 x 24 jam sebelum keberangkatan;

3) menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

b. Setiap kendaraan bermotor umum angkutan orang yang melakukan perjalanan antarkota wajib memenuhi ketentuan:

1) pembatasan kapasitas penumpang paling banyak 75% (tujuh puluh lima persen) dari kapasitas tempat duduk yang tersedia dan menerapkan jaga jarak fisik (Physycal Distancing);

2) melakukan sterilisasi kendaraan bermotor umum dengan penyemprotan disinfektan setelah menurunkan semua penumpang dan setiap 24 (dua puluh empat) jam.

c. Setiap kapal angkutan penyeberangan yang melakukan perjalanan antarkota wajib memenuhi ketentuan:

1) pembatasan kapasitas penumpang paling banyak 75% (tujuh puluh lima persen) dari kapasitas tempat duduk yang tersedia dan menerapkan jaga jarak fisik (Physycal Distancing);

2) melakukan sterilisasi kapal angkutan penyeberangan melalui penyemprotan disinfektan yang dilakukan setelah debarkasi dan setiap 24 (dua puluh empat) jam.

d. Setiap pengelola/operator terminal penumpang dan pelabuhan penyeberangan wajib:

1) menyiapkan dan menggunakan aplikasi PeduliLindungi;

2) melakukan sterilisasi melalui penyemprotan disinfektan setiap 24 (dua puluh empat) jam;

3) menyiapkan pengukur suhu tubuh; dan

4) menyiapkan hand sanitizer, dan tempat cuci tangan yang mudah dijangkau.

a. Setiap pelaku peijalananwajibmemenuhipersyaratan perjalanan:

1)

kartu

vaksin lengkap (vaksinasi dosis kedua);

2)hasil negatif RapidTest Antigenpaling lambat 1 x 24jam

sebelum keberangkatan

;

3)

menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

b.

Setiap

kendaraan bermotor

umum angkutan orang yang

melakukan

peijalananantarkotawajibmemenuhi

ketentuan:

1) pembatasan kapasitas penumpang paling banyak 75% (tujuh puluh lima persen) dari kapasitas tempat

duduk

yang tersedia

dan menerapkan

jaga jarak

fisik

(Physycal Distancing);

2)

melakukan sterilisasi kendaraan bermotor

umum dengan penyemprotan

disinfektan setelah menurunkan

semua penumpang dan setiap 24 (dua puluhempat) jam.

c. Setiap kapal angkutan penyeberangan yang melakukan peijalanan antarkota wajib memenuhi ketentuan:

1)

pembatasan

kapasitas penumpang paling banyak 75% (tujuh puluh

lima

persen) dari kapasitas tempat

duduk

yang tersedia dan menerapkanjaga jarak fisik (PhysycalDistancing);

2) melakukan sterilisasi kapal angkutan penyeberangan melalui penyemprotan disinfektan yang dilakukan setelah debarkasi dan setiap 24

(dua

puluh empat) jam.

d.

Setiap pengelola/operator terminal penumpang

dan

pelabuhan penyeberangan wajib:

1) menyiapkandan menggunakan aplikasi PeduliLindungi;

2) melakukan sterilisasi melalui penyemprotan disinfektan setiap 24 (dua

puluh

empat) jam;

3) menyiapkan

pengukur

suhu

tubuh;

dan

4) menyiapkan

hand

sanitizer,

dan

tempat cuci tanganyang mudah dijangkau.

(5)

e. Dalam rangka pengendalian pergerakan perjalanan orang dengan kendaraan bermotor perseorangan, dapat dilakukan pengaturan lalu lintas oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia berdasarkan situasi dan kondisi lalu lintas di jalan tol maupun di jalan non tol melalui penerapan manajemen operasional lalu lintas, antara lain berupa penerapan contra flow, satu arah (oneway), dan/atau ganjil genap.

f. Selain pengaturan lalu lintas sebagaimana dimaksud pada huruf e, Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dapat melakukan kebijakan manajemen dan rekayasa lalu lintas serta manajemen kebutuhan lalu lintas sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing- masing daerah termasuk di kawasan wisata, antara lain:

1) pengaturan lalu lintas pada suatu ruas jalan;

2) pengaturan lalu lintas kendaraan bermotor perseorangan pada koridor atau kawasan tertentu pada waktu dan jalan tertentu.

g. Pengalihan arus lalu lintas mobil barang pada ruas jalan tol untuk dialihkan ke jalan nasional (jalan arteri) dilaksanakan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia berdasarkan situasi dan kondisi lalu lintas melalui manajemen operasional lalu lintas;

h. Pengalihan arus lalu lintas operasional mobil barang sebagaimana dimaksud pada huruf g terhadap:

1) mobil barang dengan Jumlah Berat Yang Diizinkan (JBI) lebih dari 14.000 (empat belas ribu) kilogram;

2) mobil barang dengan 3 (tiga) sumbu atau lebih;

3) kereta tempelan;

4) kereta gandengan; dan

5) mobil barang yang digunakan untuk mengangkut:

a) bahan galian meliputi:

i. tanah;

ii. pasir; dan/atau iii. batu;

b) bahan tarn bang; atau c) bahan bangunan.

e.

Dalam

rangka pengendalian

pergerakan

peijalanan orang

dengan kendaraan bermotor

perseorangan, dapat dilakukan pengaturan

lalu

lintas

oleh

Kepolisian Negara Republik Indonesia berdasarkan situasi dan kondisi lalu lintas di jalan tol maupun di jalan non tol melalui penerapan manajemen operasional

lalu

lintas, antara lain berupa penerapan contra flow, satu

arah

(oneway),

dan/atau

ganjil

genap.

f. Selain pengaturan

lalu

lintas sebagaimana

dimaksud

pada

huruf

e, Pemerintah Daerah sesuaidengan kewenangannyadapatmelakukan kebijakan manajemen dan rekayasa lalu lintas serta manajemen

kebutuhan

lalu lintas sesuai dengan

kebutuhan

dan kondisimasing- masing

daerah termasuk

di

kawasan

wisata, antara lain:

1) pengaturan

lalu lintas

pada suatu ruas jalan;

2)

pengaturan lalu lintas kendaraan

bermotor

perseorangan pada koridorataukawasan tertentupadawaktu

dan

jalan tertentu.

g. Pengalihan arus lalu lintas mobil barang pada ruas jalan tol untuk dialihkan ke jalan nasional (jalan arteri) dilaksanakan

oleh

Kepolisian Negara Republik

Indonesia berdasarkan

situasi dan kondisi

lalu lintas melalui

manajemen operasional

lalu

lintas;

h. Pengalihan arus lalu lintas operasional mobil barang sebagaimana dimaksud pada hurufgterhadap:

1) mobil barang dengan Jumlah Berat Yang Diizinkan (JBI) lebih

dari

14.000 (empat

belas ribu)

kilogram;

2) mobil barang dengan 3 (tiga)

sumbu

ataulebih;

3)

kereta

tempelan;

4) kereta gandengan; dan

5) mobil barangyangdigunakan

untuk

mengangkut:

a) bah

an galian meliputi:

i. tanah;

ii. pasir;

dan/atau

iii. batu;

b)bahantambang; atau c)

bahan

bangunan.

(6)

i. Pengalihan operasional bagi mobil barang tidak berlaku bagi mobil barang pengangkut:

1) bahan bakar minyak atau bahan bakar gas;

2) barang ekspor dan impor menuju/dari dan ke pelabuhan laut yang menangani ekspor dan impor;

3) air minum dal am kemasan;

4) ternak;

5) pupuk;

6) hantaran pos dan uang;

7) barang pokok terdiri atas:

a) beras;

b) tepung terigu;

c) jagung;

d) gula;

e) sayur dan buah-buahan;

f) daging;

g) ikan;

h) daging unggas;

i) minyak goreng dan mentega;

j) susu;

k) telur;

l) gar am;

m) kedelai;

n) bawang; dan o) cabe.

j. Khusus pengemudi dan pembantu pengemudi kendaraan logistik yang melakukan peijalanan dalam negeri, wajib mematuhi persyaratan:

1) Wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali:

a) kartu vaksin dosis lengkap dan surat keterangan hasil negatif Rapid Test Antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 14 x 24 jam sebelum keberangkatan;

i. Pengalihan operasional bagi mobil barang tidak

berlaku

bagi mobil barang pengangkut:

1)

bahan bakar m

inyakatau

bahan bakar

gas;

2)

barang ekspor dan

impor menuju/dari

dan ke pelabuhan laut

yang menanganiekspor

dan

impor;

3) air minum dalam kemasan;

4) temak;

5)

pupuk;

6)

hantaran

pos

dan

uang;

7) barang pokok terdiri

atas:

a) beras;

b) tepung terigu;

c) jagung;

d) gula;

e) sayur

dan buah-buahan;

f) daging;

g) ikan;

h) dagingunggas;

i)

minyak goreng dan mentega;

j) susu;

k)

telur;

1) garam;

m) kedelai;

n) bawang; dan

o) cabe.

j.

Khusus

pengemudi dan

pembantu

pengemudi

kendaraan

logistik yang

melakukan

peijalanan

dalam

negeri, wajib mematuhi persyaratan:

1)WilayahPulau Jawadan Pulau Bali:

a)

kartu

vaksin dosis lengkap dan surat keterangan hasil negatif Rapid Test Antigenyang

sampelnya diambil dalam kurun waktu

maksimal 14 x

24

jam

sebelum

keberangkatan;

(7)

b) kartu vaksin dosis pertama dan surat keterangan hasil negatif Rapid Test Antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 7 x 24 jam sebelum keberangkatan; atau

c) surat keterangan hasil negatif Rapid Test Antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1 x 24 jam sebelum keberangkatan apabila belum mendapatkan vaksinasi.

2) Luar wilayah Pulau Jawa dan Bali:

Wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif Rapid Test Antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam sebelum keberangkatan dan dikecualikan syarat kartu vaksinasi.

k. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dikecualikan untuk moda transportasi perintis termasuk di wilayah perbatasan, daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), dan pelayaran terbatas sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.

l. Khusus perjalanan rutin dengan moda transportasi darat menggunakan kendaraan bermotor perseorangan, kendaraan bermotor umum, transportasi penyeberangan dalam satu wilayah/kawasan aglomerasi perkotaan tidak diwajibkan menunjukkan kartu vaksin dan surat keterangan hasil negatif Rapid Test Antigen.

m. Pelaku perjalanan jarak jauh usia di bawah 12 (dua belas) tahun diwajibkan untuk menunjukkan hasil negatif RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 3x24 jam sebelum keberangkatan dan dikecualikan syarat kartu vaksinasi.

n. Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan pengaturan pergerakan orang dengan menggunakan moda transportasi darat, maka:

b)

kartu

vaksin dosis pertama

dan

surat

keterangan

hasil negatif Rapid Test Antigen yangsampelnya

diambil

dalam kurun

waktu

maksimal 7

x

24 jam

sebelum

keberangkatan;atau

c) surat keterangan hasil negatif Rapid Test Antigen yang sampelnya diambil dalam

kurun

waktu maksimal 1

x

24 jam sebelum keberangkatanapabila

belum

mendapatkan vaksinasi.

2)

Luar wilayah

Pulau Jawa dan

Bali:

Wajib menunjukkan surat keterangan

hasil

negatif Rapid Test Antigen yang sampelnya diambil dalam

kurun waktu

maksimal 1x24 jam sebelum keberangkatan dan dikecualikan syarat kartu vaksinasi.

k.

Ketentuan

sebagaimana dimaksud

pada

huruf a dikecualikan

untuk moda

transportasi perintis

termasuk

di wilayah

perbatasan, daerah

3T (tertinggal, terdepan,

terluar), dan

pelayaran

terbatas sesuai

dengan kondisi

daerah

masing-masing.

1. Khusus peijalanan rutin dengan moda transportasi darat menggunakan

kendaraan

bermotor perseorangan,

kendaraan bermotor

umum, transportasi penyeberangan

dalam

satu

wilayah / kawasan aglomerasi perkotaan tidak

diwajibkan

menunjukkan

kartu vaksin

dan suratketerangan hasilnegatif Rapid Test Antigen.

m.

Pelaku

peijalanan jarak jauh usia di bawah 12 (dua belas) tahun diwajibkan

untuk

menunjukkan

hasil

negatif RT-PCR yang

sampelnya diambil dalam

kurun

waktu maksimal

3x24 jam

sebelum keberangkatan dan

dikecualikansyarat

kartu

vaksinasi.

n.

Dalam

rangka mendukung kelancaran

pelaksanaan

pengaturan pergerakan orang dengan menggunakan moda transportasi darat, maka:

(8)

1) Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat:

a) melakukan pengawasan dan berkoordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Pemerintah Daerah, Satuan Tugas COVID-19 Daerah dan instansi terkait lainnya;

b) berkoordinasi dengan Satuan Tugas COVID-19 Daerah dalam pembentukan posko pelayanan dan pemeriksaan di setiap terminal penumpang serta pelabuhan penyeberangan yang dilengkapi dengan fasilitas penyelenggaraan protokol kesehatan;

c) memastikan terminal penumpang dan pelabuhan penyeberangan tetap beroperasi dan memperhatikan ketentuan protokol kesehatan;

d) memastikan setiap calon penumpang atau pengguna jasa mematuhi protokol kesehatan selama berada di wilayah terminal penumpang dan pelabuhan penyeberangan;

e) memastikan operator angkutan umum, angkutan penyeberangan, atau pelabuhan penyeberangan melaksanakan ketentuan pelaksanaan perjalanan orang dengan transportasi darat;

f) melakukan sosialisasi terkait informasi angkutan umum yang beroperasi berupa jadwal kedatangan dan keberangkatan; dan g) melaporkan hasil pengawasan kepada Direktur Jenderal

Perhubungan Darat.

2) Operator angkutan umum, angkutan penyeberangan, atau pelabuhan penyeberangan wajib:

a) mematuhi ketentuan pelaksanaan perjalanan orang dengan transportasi darat; dan

b) melaksanakan pemeriksaan dan memastikan calon penumpang dan awak kendaraan bermotor umum atau awak kapal penyeberangan memenuhi persyaratan perjalanan dan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

1) KepalaBalai Pengelola Transportasi Darat:

a) melakukan pengawasan dan berkoordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Pemerintah Daerah, Satuan Tugas COVID-19 Daerah dan instansi terkait lainnya;

b) berkoordinasi dengan Satuan Tugas COVID-19 Daerah dalam pembentukan posko pelayanan dan pemeriksaan di setiap terminal penumpang serta pelabuhan penyeberangan yang dilengkapi dengan fasilitas penyelenggaraan protokol kesehatan;

c) memastikan terminal penumpang dan pelabuhan penyeberangan tetap beroperasi dan memperhatikan ketentuan protokol kesehatan;

d) memastikan setiap calon penumpang atau pengguna jasa mematuhi protokol kesehatan selama berada di wilayah terminal penumpang dan pelabuhan penyeberangan;

e) memastikan operator angkutan umum, angkutan penyeberangan, atau pelabuhan penyeberangan melaksanakan ketentuan pelaksanaan peijalanan orang dengan transportasi darat;

f) melakukan sosialisasi terkait informasi angkutan umum yang beroperasi berupa jadwal kedatangan dan keberangkatan; dan g) melaporkan hasil pengawasan kepada Direktur Jenderal

Perhubungan Darat.

2)Operator angkutan umum, angkutan penyeberangan, atau pelabuhan penyeberanganwajib:

a) mematuhi ketentuan pelaksanaan peijalanan orang dengan transportasi darat; dan

b) melaksanakan pemeriksaan dan memastikan calon penumpang dan awak kendaraan bermotor umum atau awak kapal penyeberangan memenuhi persyaratan peijalanan dan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

(9)

o. Mengaktifkan optixnalisasi Posko Pelayanan dan Monitoring di terminal penumpang, rest area, unit pelaksana penimbangan kendaraan bermotor, pos pelayanan di pintu keluar masuk/perbatasan provinsi dan kabu paten/kota, pelabuhan penyeberangan, dan/atau lokasi lainnya paling lama dimulai pada tanggal 20 Desember 2021 sampai dengan 3 Januari 2022.

p. Pengawasan terhadap persyaratan peijalanan orang dengan transportasi darat dilaksanakan secara acak (random) oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, Dinas Perhubungan, Balai Pengelola Transportasi Darat, dan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 daerah pada terminal penumpang, rest area, unit pelaksana penimbangan kendaraan bermotor, pos pelayanan di pintu keluar masuk/perbatasan provinsi dan kabupaten/kota, pelabuhan penyeberangan, dan/atau lokasi lainnya.

q. Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, Gubernur, Bupati/Walikota, dan Kepala Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Daerah melakukan koordinasi, sosialisasi, dan pengawasan terhadap pelaksanaan Surat Edaran Menteri ini.

r. Surat Edaran ini mulai berlaku efektif selama masa Natal Tahun 2021 dan Tahun Barn 2022 yaitu mulai tanggal 24 Desember 2021 sampai dengan 2 Januari 2022 dan akan dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan perkembangan terakhir di lapangan.

o. Mengaktifkan optimalisasi

Posko

Pelayanan

dan

Monitoring

di

terminal penumpang, rest area, unit pelaksana penimbangan kendaraan bermotor, pos pelayanan di pintu

keluar

masuk/perbatasan provinsi

dan

kabupaten/kota, pelabuhan penyeberangan,

dan/atau

lokasi lainnya paling lama dimulai pada tanggal 20

Desember

2021 sampai dengan 3 Januari 2022.

p. Pengawasan terhadap persyaratan peijalanan orang

dengan

transportasi darat dilaksanakan secara acak ( random) oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, Dinas Perhubungan, Balai

Pengelola

Transportasi Darat,

dan

Satuan Tugas Penanganan COVID-19

daerah

pada terminal penumpang, rest area, unit pelaksana penimbangan kendaraan bermotor, pos pelayanan di pintu

keluar

masuk/perbatasan provinsi dan kabupaten/kota, pelabuhan

penyeberangan, dan/atau

lokasi lainnya.

q.

Direktur Jenderal

Perhubungan Darat,

Kepala Badan

Pengelola Transportasi Jabodetabek, Gubemur, Bupati/Walikota,

dan

Kepala Satuan TugasPenanganan COVID-19 Daerah

melakukan

koordinasi, sosialisasi, dan pengawasan terhadap pelaksanaan Surat

Edaran

Menteri ini.

r. Surat

Edaran ini

mulai

berlaku efektif selama

masa

Natal Tahun

2021

dan Tahun

Baru 2022 yaitu mulai

tanggal

24

Desember

2021 sampai dengan 2 Januari 2022

dan akan

dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan perkembangan terakhir di lapangan.

(10)

6. Perm tup.

Surat Edaran ini sewaktu-waktu dapat diubah dan dilakukan perbaikan sesuai dengan petunjuk/pemberitahuan dari instansi yang berwenang.

Demikian disampaikan, untuk dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 11 Desember 2021 a.n. MENTERI PERHUBUNGAN

DARAT,

Tembusan:

1. Ketua Komite Kebijakan Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional;

2. Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional;

3. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana selaku Ketua Satuan Tugas Penanganan Corona Vims Disease 2019 (COVID-19);

4. Menteri Perhubungan Republik Indonesia;

5. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;

6. Kepala Biro Hukum Kementerian Perhubungan.

6. Penutup.

Surat

Edaran ini

se

waktu

-

waktu

dapat diubah

dan

dilakukan perbaikan sesuai dengan petunjuk/pemberitahuan dari instansi yang berwenang.

Demikian disampaikan,

untuk

dapat

dilaksanakan dengan penuh

tanggungjawab.

DitetapkandiJakarta

pada tanggal 1 1

Desember

202 1 a.n. MENTERI PERHUBUNGAN

DIREKTÿÿEN

DERAL PERHUBUNGAN DARAT,

•k

*

%

L-0 S.H., M.Si.

Tembusan:

1. Ketua

Komite

Kebijakan Komite Penanganan CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional;

2. KetuaSatuanTugas Pemulihan Ekonomi Nasional;

3. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

selaku

Ketua Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

4. Menteri Perhubungan Republik Indonesia;

5. Sekretaris Jenderal

Kementerian Perhubungan;

6. Kepala

Biro Hukum

Kementerian

Perhubungan.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun upaya-upaya yang dilakukan KPAD Kabupaten Batu Bara dalam meningkatkan minat baca masyarakat adalah dengan mengadakan perpustakaan keliling, publikasi dan sosialisasi

Persiapan dan Karakter Fisik Hidrogel Polivinil Alkohol- Bioflokulan DYT dengan Berbagai Variasi Komposisi dan Suhu

Total area of Ciliwung River Basin are 52,169 hectare Spring in Pangrango Mountain West Java dan Estuary in Jakarta Bay Administration Area: • West Java Province - Bogor Regency -

Peningkatan motivasi belajar dengan implementansi metode point dibuktikan dari beberapa hal berikut yakni : ketekunana mahasiswa terhadap tugas yang diberikan oleh dosen,

[r]

soal latihan dan prediksi berikut diambil dari berbagai sumber buku Ilmu Pengetahuan Alam mulai dari kelas 7 sampai 9 dan di susun berdasarkan kisi-kisi Ujian Nasional tahun 2009 dari

Gambar 2 Kumpulan aturan Fuzzy Control Aturan kontrol fuzzy digunakan diringkas seperti dalam Gambar 2; yaitu, jika rasio permintaan seperti yang diharapkan dan persediaan

PerubahanStrukturSosialEkonomidariEkonomiPertanisankeEkonomiIndustr ipadaMasyarakatDesaKubangwunguKecamatanKetangguganKabupatenBr ebesTahun 1969-2010 .Jurnal: Journal of