DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PERNYATAAN ORISINALITAS iii
PERNYATAAN PUBLIKASI iv
1.5 Teknik Pengumpulan Data 3
viii
Universitas Kristen Maranatha
2.5 Segmentation, Targeting dan Positioning 17
2.6 SWOT 18
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH
3.1 Data dan Fakta 19
3.1.1 Lembaga Terkait 19
3.1.1.1Gramedia 19
3.1.1.2Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat 20
3.1.2 Data yang Berkaitan dengan Cerita Rakyat Ciungwanara 21
dan Situs Budaya Karangkamulyan
3.1.2.1 Susunan Kerajaan Sunda-Galuh ( 130 -1579 M ) 21
di wilyah tersebut.
3.1.2.2 Cerita Rakyat Ciung Wanara dan Kebenarannya 23
di Situs Karangkamulyan
3.1.3 Gambar Situs Karangkamulyan 27
3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta 30
3.2.1 Analisa Kuisioner Sebagai Gambaran Masyarakat
Mengenai Cerita Rakyat dan Situs Budaya Karangkamulyan 30
3.2.2 Hasil Wawancara 33
3.2.2.1Hasil Wawancara di Situs Karangkamulyan 33
3.3 Segmentasi dan Targeting Pasar 34
3.4 SWOT dari Cerita Rakyat Ciungwanara dan Situs 36
Budaya Karangkamulyan
BAB IV PEMECAHAN MASALAH
4.1 Konsep Komunikasi 39
4.2 Konsep Kreatif 40
4.3 Konsep Media 40
4.3.1 Buku Ilustrasi Cerita Rakyat Ciungwanara 41
4.3.2 Gimmick 41
4.3.2.1 T-Shirt 42
4.3.2.3 Sticker 42
4.6.1 Buku Ilustrasi Cerita Rakyat Ciungwanara 47
4.6.2 Media Promosi Launching Buku 64
4.6.2.1 Flyer 64
4.6.2.2 Umbul-umbul 65
4.6.2.3 X-Banner 66
4.6.3 Bonus Gimmick 67
4.6.3.1 T-Shirt 67
4.6.3.2 Pembatas Buku Berseri 68
x
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
BAB III
Gambar 3.1 Logo Penerbit Gramedia 19
Gambar 3.2 Logo Dinas Pariwisata dan Kebudayaan provinsi Jawa Barat 20
Gambar 3.3 Gerbang situs Budaya Karangkamulyan 27
Gambar 3.4 Lokasi sambung ayam legendaris cerita rakyat Ciungwanara 27
Gambar 3.5 Peninggalan dari Singgasana Raja di Karangkamulyan 28
Gambar 3.6 Arca Nandi yang ditemukan dan dipajang di Karangkamulyan 28
Gambar 3.7 Bekas lambang peribatan Kerajaan Galuh 29
Gambar 3.8 Area Cikahuripan 29
BAB IV
Gambar 4.1 Desain Karakter Buku Ilustrasi Cerita Rakyat Ciungwanara 44
Gambar 4.2 Tipografi Akbar 45
Gambar 4.3 Tipografi Burst My Bubble 46
Gambar 4.4 Tipografi appleberry 46
Gambar 4.5 Tipografi BD Cartoon Shout 47
Gambar 4.6 Cover Depan Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 48
Gambar 4.7 Cover Belakang Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 49
Gambar 4.8 Half Title Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 50
Gambar 4.9 Title Page Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 50
Gambar 4.10 Daftar Isi Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 51
Gambar 4.11 Pendahuluan Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 51
Gambar 4.12 Ilustrasi 1 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 52
Gambar 4.13 Ilustrasi 2 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 53
Gambar 4.19 Ilustrasi 8 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 59 Gambar 4.20 Ilustrasi 9 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 60 Gambar 4.21 Ilustrasi 10 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 61 Gambar 4.22 Lampiran 1 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 62 Gambar 4.23 Lampiran 2 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 62 Gambar 4.24 Lampiran 3 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 63 Gambar 4.25 Lampiran 4 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 63 Gambar 4.26 Flyer Peluncuran Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 64 Gambar 4.27 Umbul-umbul Peluncuran Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 65 Gambar 4.28 X-Banner Peluncuran Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 66
Gambar 4.29 Dua jenis T-Shirt Anak 67
Gambar 4.30 Empat seri pembatas buku 68
Gambar 4.31 Empat seri sticker 69
Gambar 4.32 Empat seri badge 70
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Jawa Barat memiliki banyak potensi arkeologis dan nilai sejarah yang sangat kental.
Salah satu wilayah yang menyimpan banyak peninggalan sejarah tersebut ialah kota
Ciamis. Apabila menelusuri dari cerita sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia, maka
salah satu kerajaan terkemuka pertama ialah Kerajaan Sunda-Galuh (sekitar abad ke
7 sampai abad ke 14 masehi), yang tidak lain bertempat di kota Ciamis, sehingga
berbagai peninggalan arkeologi budaya yang berharga terdapat di sini.
Kerajaan Sunda-Galuh adalah suatu kerajaan Sunda di pulau Jawa, yang wilayahnya
terletak antara Sungai Citarum di sebelah barat dan Sungai Cipamali di sebelah
timur. Kerajaan yang besar tersebut mewarisi satu cerita rakyat yang sangat popular
di kalangan warga Ciamis, yaitu Ciungwanara, yang bukan lain ialah cerita rakyat
yang merupakan titik penting dari sejarah panjang Kerajaan Galuh.
Sejarah mengenai Kerajaan Sunda-Galuh ada pada naskah kuno Carita
Parahiyangan, suatu naskah berbahasa Sunda yang ditulis pada awal abad ke-16.
Dalam naskah tersebut, cerita mengenai Kerajaan Galuh dimulai sewaktu Rahiyangta
ri Medangjati yang menjadi raja resi selama lima belas tahun. Selanjutnya,
kekuasaan ini diwariskan kepada putranya di Galuh yaitu Sang Wretikandayun.
Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Sunda-Galuh tersebar di Sumedang, Garut,
Kuningan, Tasikmalaya, dan Ciamis. Namun diyakini bahwa pusat kerajaan Galuh
pada jaman dahulu bertempat di Ciamis karena lebih banyak dan berharganya
prasasti yang dapat ditemukan di wilayah ini, tepatnya di situs Karangkamulyan yang
juga diyakini sebaghai lokasi dari cerita rakyat Ciungwanara.
Mengapa Kerajaan Sunda-Galuh bisa dikatakan salah satu pelopor kerajaan besar
2
bangkit kerajaan-kerajaan Islam yang besar di Indonesia. Salah satu penerus
langsung Kerajaan Galuh ialah Kerajaan Padjajaran. Banyak diyakini bahwa filosofi
yang dibawa Kerajaan Pajajaran tidaklah beda dengan filosofi yang diemban oleh
Kerajaan Galuh.
Saking besarnya Kerajaan Sunda-Galuh pada masanya, menurut pengurus situs
Karangkamulyan, sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, para warganya
menganut kepercayaan Galuh, yang berarti “hikmat dan kebijaksanaan”.
Semua warga Indonseia telah mengetahui banyak sejarah kerajaan-kerajaan bangsa
seperti Tarumanegara, Majapahit, Pajajaran atau Kerajaan Sriwijaya. Cerita-cerita
bagaimana agama Islam masuk pertama di Indonesia juga sudah banyak menghiasi
halaman-halaman buku sejarah di sekolah. Namun hanya sedikit dari orang-orang
tersebut yang mengetahui keadaan awal sebelum agama Islam masuk ke Indonesia.
Cerita-cerita yang memberi pengaruh pada Kerajaan Islam sebelum mereka menjadi
besar, belum lah se popular cerita Kerajaan nya sendiri. Padahal tanpa
sejarah-sejarah ini, Kerajaan-kerajaan besar di Indonesia mungkin tidak akan pernah ada.
Bermula dari ketidak-populeran cerita Kerajaan Indonesia, kepedulian untuk
melestarikan peninggalan budaya pun berdampak sama. Daerah Jawa Tengah dan
Jawa Timur sudah selangkah lebih maju dalam hal merawat peninggalan sejarah di
daerah tersebut. Dapat kita rasakan, selain kepedulian mereka dalam melestarikan
situs budaya, rasa bangga pun terpancar dari warga sekitar. Namun di daerah Jawa
Barat semangat tersebut belum ada, menurut Pak Eman, Juru Pelihara Situs
Karangkamulyan dari BP3 Serang.
Apabila ini dibiarkan, cerita dan bukti bahwa masa kerajaan pernah ada di Jawa
Barat akan perlahan punah. Di masa depan, cerita fenomenal tentang Ciungwanara
dan Kerajaan Sunda-Galuh sampai Pajajaran hanya akan menjadi sekedar cerita di
buku pelajaran sekolah, namun bukti kongkret akan keberadaan kerajaan-kerajaan ini
3
Universitas Kristen Maranatha 1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana merancang sebuah buku yang menarik serta dapat menyampaikan
cerita rakyat yang mengandung sejarah kerajaan kepada masyarakat yang
masih sangat muda?
- Bagaimana mempromosikan buku tersebut agar menarik perhatian
masyarakat?
1.3 Batasan Masalah
Permasalahan ini meliputi ruang lingkup masyarakat untuk batas usia 6-12 tahun,
berstatus sosial ekonomi menengah sampai menengah ke atas, bertempat tinggal di
kota Bandung, Jawa Barat.
Permasalahan yang disorot ialah cerita rakyat yang sangat populer yang berasal dari
situs budaya Karangkamulyan di Kabupaten Ciamis. Kepopuleran cerita rakyat ini di
daerahnya melebihi situs budayanya sendiri, hal ini terlihat dari kata-kata yang
dijadikan vocal point pada gerbang situs ialah Ciungwanara, yang membuktikan
bahwa cerita rakyat ini cukup menjadi daya tarik yang kuat untuk menarik
masyarakat datang.
1.4 Tujuan Perancangan
Sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup yang telah diuraikan di atas, berikut
ini akan dipaparkan tujuan perancangan sebagai berikut:
1. Merancang sebuah buku cerita rakyat yang relevan dengan minat masyarakat
pada umur 6-12 tahun di kota Bandung, Jawa Barat.
2. Menggunakan media promosi yang tepat untuk mempromosikan buku cerita
rakyat Ciungwanara.
1.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Melakukan Observasi
Observasi ini dilakukan dengan cara menjadi partisipan aktif.
4
Sumber data diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada
narasumber yang berkaitan langsung dengan perancangan kampanye ini.
3. Melalui Studi Pustaka
Sumber data diperoleh melalui buku, majalah, koran.
4. Melalui Kuisioner
Kuisioner yang akan disebarkan kepada masyarakat yang berkaitan dengan
5
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesadaran masyarakat Indonesia pada sejarah dan warisan kebudayaannya dinilai masih
belum cukup untuk mengangkat dan melestarikan kebudayaan Indonesia yang sangat kaya.
Beberapa faktor yang telah ditelusuri ialah sudah terlanjur adanya anggapan bahwa sejarah
ialah hal yang membosankan dan tidak memiliki visi yang penting sehingga orang-orang
yang peduli akan warisan sejarah sangatlah sedikit.
Salah satu sumber masalahnya justru sangat dekat dengan desain komunikasi visual, dimana
informasi mengenai sejarah, cerita rakyat dan situs-situ berharga seperti Karangkamulyan
kurang terkomunikasikan dengan baik dan menarik. Anak-anak di sekolah dasar mengenal
kata sejarah sebagai salah satu mata pelajaran hapalan yang berupa teks-teks panjang dan
foto-foto yang kuno dan membosankan, itulah mengapa sangat sedikit anak yang menyukai
sejarah karena pendekatan mengenai sejarah di Indonesia umumnya masih dalam tahap
tersebut. Peran desain komunikasi visual dalam hal ini masih sangat minim, sementara untuk
anak-anak di umur 6-12 tahun, mereka membutuhkan suatu media yang menarik perhatian
mereka agar dapat tersaring dengan baik dalam pengetahuan dan ingatan mereka.
Apabila tidak ada inisiatif dari generasi muda untuk melestarikan warisan budaya Negara,
maka cerita rakyat yang dimiliki bangsa ini, sejarah mengenai kekuatan Kerajaan-Kerajaan
tanah Air akan menjadi sekedar cerita dongeng tanpa adanya hal yang dapat menjadi inspirasi
bagi generasi baru. Tidak hanya cerita-cerita sejarah, situs-situs yang dilindungi karena
menyimpan berbagai peninggalan sejarah kuno dari jaman megalitikum ini akan terus
menjadi sekedar tempat berkumpul keluarga-keluarga di daerah setempat dan kehilangan
74
Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
Indonesia memiliki nilai sejarah yang sangat kuat dan kaya, tidak kalah dari Negara-negara
lain yang dikenal memiliki nilai kebudayaan tinggi seperti Jepang ataupun Cina. Andaikan
ada generasi baru yang memiliki visi yang kuat akan kebudayaan Indonesia, nilai-nilai
sejarah yang selama ini mampu menjadi inspirasi bagi generasi baru akan muncul kembali ke
permukaan dan membentuk identitas bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Saat ini, banyak
generasi muda yang memilih untuk berwisata ke tempat yang hanya menawarkan hal-hal
yang menyenangkan, namun pilihan untuk berwisata ke tempat yang masih murni alamnya
sekaligus dekat dengan cerita nenek moyang kita, belum lah populer karena kurang adanya
inisiatif dan ketertarikan kea rah kebudayaan tersebut. Karena ini, inisiatid dan informasi
mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia harus disampaikan sedari dini dan
memanfaatkan situs-situs seperti Karangkamulyan sebagai salah satu alternative objek wisata
yang mendidik dan tidak membosankan.
Karena itu langkah pertama ialah menanamkan kesadaran akan pentingnya sejarah dan
menunjukan betapa kaya dan uniknya nilai sejarah yang dimiliki bangsa Indonesia dari sejak
dini, yaitu sejak masyarakat Indonesia masih anak-anak dan bersekolah dasar. Situs-situs
budaya seperti Karangkamulyan yang masih dirawat oleh pemerintah sebetulnya sangatlah
penting untuk dijadikan pembelajaran anak-anak sedari mereka kecil. Situs-situs seprti
Karangkamulyan memiliki nilai lebih daripada hanya sekedar objek wisata budaya, namum
DAFTAR PUSTAKA
Ali, R.Moh. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. PT LKiS Pelangi Aksara.
Amir, M. Taufik. 2011. Manajemen Strategik Konsep dan Aplikasi. Penerbit rajawali Pers. Hlmn 170.
Kusrianto. 2007. Pengantar DKV. Penerbit Andi.
Sachari, Agus. 2005. Pengantar Metode Penelitian Budaya Rupa. Penerbit Erlangga.
Surianto Rustan, S.Sn. 2009. Mendesain Logo. Penerbit Gramedia.
Surianto Rustan, S.Sn. 2010. Layout Dasar & Penerapannya. Penerbit Gramedia.
http://gerrialgabaggerr.blogspot.com. Dasar-dasar Komunikasi Visual. 23
September, pk. 10.00 WIB.
http://www.sri.com/about/alumni. History of the SWOT analysis. 20 September 2012, pk. 09.28 WIB.
http://books.google.co.id. Islam dan Politik: Teori Belah Bambu, Masa Demokrasi
Terpimpin, 1959-1965. 24 September 2012, pk. 08.29 WIB.
http://dir.unikom.ac.id. Mendongeng Sebagai Media Pengenalan Cerita Rakyat. 24
September 2012, pk. 0828 WIB.
http://cetak.bangkapos.com/opini/read/195.html. Perlindungan Hukum Warisan