• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Cerita Ilustrasi Sebagai Media Memperkenalkan Kembali Dodol Betawi Sebagai Salah Satu Kekayaan Budaya Betawi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Cerita Ilustrasi Sebagai Media Memperkenalkan Kembali Dodol Betawi Sebagai Salah Satu Kekayaan Budaya Betawi."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN BUKU CERITA ILUSTRASI SEBAGAI MEDIA

MEMPERKENALKAN KEMBALI DODOL BETAWI SEBAGAI SALAH SATU

KEKAYAAN BUDAYA BETAWI

Oleh Rendy

NRP 0864208

Salah satu penganan khas Betawi yang sudah turun-temurun diwariskan adalah dodol Betawi.

Dodol Betawi adalah salah satu penganan kenyal dan manis yang dapat disebut sebagai salah satu

makanan tradisional, hal ini dapat dilihat dari cara membuatnya yang masih tradisional dengan

menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Dalam pembuatan dodol Betawi ini, terkandung

banyak makna sosial dari proses pembuatannya. Mulai dari kekeluargaan, keuletan, gotong

royong, dan lain sebagainya.

Akan tetapi saat ini dodol Betawi sudah mulai terlupakan keberadaannya dan makna sosial yang

ada dalam proses pembuatannya sudah tidak dikenal oleh generasi saat ini. Hal ini disebabkan

karena kurangnya informasi dan pengenalan akan dodol Betawi, serta pembuat dodol Betawi

sudah mulai sedikit.

Tujuan dari perancangan buku cerita ilustrasi ini adalah mengembalikan dan mengangkat

kebanggaan masyarakat Betawi akan keberadaan dodol Betawi sebagai penganan khas Betawi

yang sudah turun-temurun. Dodol Betawi memiliki makna sosial yang sangat baik untuk generasi

saat ini, sehingga generasi saat ini akan mendapatkan pengetahuan dan memahami makna sosial

yang terkandung dari dodol Betawi dengan adanya buku cerita ilustrasi ini. Perancangan buku

cerita ilustrasi didukung dengan media promosi berupa poster untuk memperkenalkan dan

(2)

Kata kunci: Dodol Betawi, kebudayaan Betawi, makanan tradisional Betawi, promosi, Jakarta.

ABSTRACT

DESIGN ILLUSTRATION STORYBOOK OF DODOL BETAWI AS MEDIA

REINTRODUCE DODOL BETAWI

AS ONE OF THE CULTURAL RICHNESS BETAWI

Rendy

NRP 0864208

Dodol Betawi is one of the hereditary Betawi snacks. This chewy and sweet snacks can be categorized as traditional food, it can be seen from the traditional process of making it which still uses wood as the fuel. The making process itself contains a lot of social meanings, starting from the family, perseverance, mutual cooperation, and so forth.

But now, the modern generation has forgotten about the existence of dodol Betawi along with its social meanings embeded in the making process. This is due to lack of information and knowledge of dodol Betawi, as well as the decreased number of dodol Betawi makers.

The goal of the designing a illustrated storybook is to restore the community pride of the existence dodol Betawi as a typical snack that have been passed down through generations. Dodol Betawi has excellent social values for the present generation, so it is hoped that the current generation will gain knowledge and understand the social significance of dodol Betawi contained in this illustrated storybook. The design of this book is supported by media campaign such as posters for introducing and launching the book, website advertising, and x-banner.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ………...…… iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ………...… iv

KATA PENGANTAR ………...…… v

ABSTRAK ………... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang …... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.2.1 Rumusan Masalah ………...………… 2

1.2.2 Ruang Lingkup ………...……… 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 2

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

(4)

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 11

3.1 Data dan Fakta ... 11

3.1.1 Profil Lembaga dan Lembaga Terkait ... 11

3.1.1.1 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta …...… 11

3.1.1.2 Gramedia Pustaka Utama ………...… 13

3.1.2 Dodol …………..………... 14

3.1.2.1 Dodol Betawi ………...… 14

3.1.3 Hasil Wawancara dengan Bu Haji Mamas ... 15

3.1.4 Hasil Kuisioner ……… 17

3.1.5 Tinjauan Karya Sejenis ……… 20

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Data dan Fakta ………..……….… 21

3.2.1 Segmenting, Targeting, Positioning (STP) ………..…….………… 21

3.2.1.1 Segmenting ………..….………… 21

3.2.1.2 Targeting ……….……….….………… 21

3.2.1.3 Positioning ………..….……… 21

3.2.2 SWOT Dodol Betawi………..………… 22

(5)

4.4 Hasil karya …...……… 29

4.4.1 Cover buku ………...……… 29

4.4.2 Layout buku …...……… 30

4.4.3 Spesifikasi dan pembagian buku ……..………. 34

4.4.4 Media promosi ……...……… 35

4.4.5 Gimmick ….………..… 39

BAB V : KESIMPULAN ………..……... 40

DAFTAR PUSTAKA ………... 41

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Dinas Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta …………..…... 11

Gambar 3.2 Logo Gramedia Pustaka Utama ... 13

Gambar 3.3 Dodol Betawi ……..………..……….. 15

Gambar 3.4 Wawancara dan Observasi Lapangan Tempat Pembuatan Dodol Betawi Bu Haji Mamas ………... 16

Gambar 3.5 Diagram hasil pembagian kuisioner pada target usia 13-15 tahun perihal tentang pengetahuan dodol Betawi ………..…… 17

Gambar 3.6 Diagram hasil pembagian kuisioner pada target usia 13-15 tahun perihal tentang pengetahuan dodol Garut dan dodol Betawi ………... 17

Gambar 3.7 Diagram hasil pembagian kuisioner pada target usia 13-15 tahun perihal tentang senerapa sering target mengkonsumsi dodol ………..…. 18

Gambar 3.8 Diagram hasil pembagian kuisioner pada target usia 13-15 tahun perihal tentang pembuatan dodol mengajarkan banyak hal ………... 18

Gambar 3.9 Diagram hasil pembagian kuisioner pada target usia 13-15 tahun perihal tentang ketertarikan target mengetahui pelajaran dari pembuatan dodol ………...… 19

Gambar 3.10 Diagram hasil pembagian kuisioner pada target usia 13-15 tahun perihal tentang ketertarikan membeli buku cerita yang memberitahukan makna sosial dalam pembuatan dodol …...… 19

Gambar 3.11 Buku “The Biggest Sandwich Ever” karya Jeffrey Stoodt dan Jean Pidgeon ………..…. 20

Gambar 4.1 Tone Warna ……….….. 25

Gambar 4.2 Timeline Promosi Launching Buku ………... 27

Gambar 4.3 Alternatif Cover ……….. 29

Gambar 4.4 Cover yang terpilih ……….. 29

(7)

Gambar 4.6 Layout Halaman 3 dan 4 ………...…… 30

Gambar 4.7 Layout Halaman 5 dan 6 ………..………. 31

Gambar 4.8 Layout Halaman 7 dan 8 ………..………. 31

Gambar 4.9 Layout Halaman 9 dan 10 ………... 32

Gambar 4.10 Layout Halaman 11 dan 12 ………...…… 32

Gambar 4.11 Layout Halaman 13 dan 14 ………..………. 33

Gambar 4.12 Layout Halaman 15 dan 16 ………..………. 33

Gambar 4.13 Mock up buku ………... 34

Gambar 4.14 Pengaplikasian Iklan Website Gramedia Launching Buku ……... 35

Gambar 4.15 Poster awareness ………...… 36

Gambar 4.16 Poster Gramedia Launching Buku ……….…….. 37

Gambar 4.17 X-Bannerawareness dan Launching Buku ………... 38

Gambar 4.18 Gimmick T-shirt dan Totebag ………… 39

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan bentang geografis yang luas, selain keberagaman budaya, suku, bahasa, dan agama, Indonesia juga memiliki beraneka ragam makanan khas tradisional dari daerah yang dapat menjadi ciri khas masing-masing dari daerah itu sendiri. Selain itu terdapat juga penganan khas Indonesia yang cukup banyak diminati, yaitu dodol Betawi. Sebagai salah satu penganan khas Indonesia, dodol Betawi ini memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap sektor ekonomi informal. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya pembuat dodol sampai saat ini yang menjadikan pembuatan dodol sebagai salah satu usaha dalam kehidupannya walaupun jumlah pembuat dodol Betawi sendiri sudah bisa terhitung sedikit.

Di Indonesia sendiri, terdapat sebuah kawasan penghasil dodol Betawi di daerah Condet, Jakarta Timur, DKI Jakarta, yang potensial untuk berkontribusi dalam peningkatan ekonomi lokal dan pemberdayaan unit usaha kecil dan menengah di Kota Jakarta. Dodol Betawi merupakan salah satu penganan khas Betawi yang sudah turun-menurun diwariskan. Dahulu dodol Betawi ini hanya dibuat saat acara-acara tertentu seperti hajatan, ataupun acara keagamaan yang tak pernah luput dari penganan yang kenyal dan manis ini. Asal mulanya dodol Betawi ini dibuat secara gotong royong antar keluarga dengan modal yang dikumpulkan secara bersama-sama.

(10)

(http://beritajakarta.com/read/2802/Pengunjung_PRJ_Monas_Disuguhi_Dodol_Betawi#. VOiFFNIW2T8 diunduh pada 8 Januari 2015, pukul 22.35.)

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Rumusan Masalahs

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan bahwa permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut:

• Bagaimana cara memperkenalkan kembali penganan tradisional Betawi yang

hampir dilupakan kalangan remaja di Jakarta?

• Bagaimana cara menyampaikan banyaknya makna sosial yang baik dalam pembuatan dodol Betawi kepada kalangan remaja di Jakarta?

• Bagaimana membuat media yang dapat menyampaikan pesan dan makna sosial

yang mudah dimengerti dan ditangkap kalangan remaja?

1.2.2 Ruang Lingkup

Perancangan desain visual literatur ini ditujukan untuk kalangan menengah. Sedangkan batasan pembahasan adalah dodol Betawi yang dibuat oleh orang Betawi, tetapi tidak menutup kemungkinan hingga seluruh penduduk Jakarta.

1.3 Tujuan Perancangan

• Mengembalikan dan mengangkat kebanggaan masyarakat Betawi terhadap kebudayaan tradisional warisan turun-temurun.

• Merancang buku cerita ilustrasi dari pembuatan dodol Betawi untuk

(11)

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data yang penulis gunakan, yaitu: 1.4.1 Data Primer

• Wawancara

Penulis melakukan wawancara kepada Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Jakarta, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta,

• Observasi lapangan

Observasi dilakukan penulis yaitu dengan pergi langsung ke lapangan usaha kecil menengah pembuatan dodol Betawi untuk mengamati cara pembuatan dodol Betawi.

• Kuesioner

Kuesioner disebar kepada kalangan remaja di kota Jakarta agar memperoleh data dan fakta yang relevan.

1.4.2 Data Sekunder

• Studi Pustaka

(12)

1.5 Skema Perancangan

(13)

BAB V

KESIMPULAN

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2002. Manajement Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta

Hurlock, dan Elizabeth B. Psikologi Perkembangan, 1980

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Puspa Swara.

Penner, Gwen. 2000. Discovering Artists Books : The Art, The Artists and The Issues. Dissertation. Master of Art in Design and Advertising.

http://beritajakarta.com/read/2802/Pengunjung_PRJ_Monas_Disuguhi_Dodol_Betawi#.V OiFFNIW2T8

http://www.direktori-wisata.com/wisata-kuliner-pembuatan-dodol-betawi/

http://www.flagarts.com

http://www.globalindonesia45.com/food/asal-usul-dodol-betawi

http://www.gobetawi.com/2014/09/ornamen-betawi-inilah-membuatnya-rumah.html

http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/434/Dodol-Betawi

http://www.jakarta-tourism.go.id

(15)

http://www.kemdikbud.go.id

http://www.Kompasiana.com

http://www.lembagakebudayaanbetawi.com/headline/multikultur-budaya-betawi.html

http://www.lucugambar.com/gambar-rumah-adat.html

Gambar

Tabel 1.1. Skema Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Tarif Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Lainnya pada Badan Layanan Umum Daerah

Penilaian Tes Wawancara minimal 40 dan maksimal 80 Nilai hasil Wawancara dari setiap calon adalah nilai angka rerata dari 6 (enam) aspek penilaian (pertanyaan) yang diajukan

Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) mandat yang

disaksikan oleh saksi saksi dari Partai Politik, dan diawasi oleh Pengawas Pemilu Lapangan Luar Negeri menyelesaikan rekapitulasi hasil suara untuk Pemilihan Umum Anggota

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi ibu bekerja yang juga menyusui agar dapat menambah wawasan tentang hubungan motivasi dengan riwayat ASI

Dari hasil IPO perseroan pada 2012, perseroan meraih dana sebesar Rp1,255 triliun dengan penggunaan dana hingga periode Maret 2015 mencapai Rp1,210 triliun.. • Perkuat modal

Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam contoh 2 yang telah diterbitkan SKPDKB, apabila dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun sesudah pajak yang terutang

Siuasi yang digambarkan masuk akal/logis Isi disajikan dengan bahasa yang baik Penutup memberi kesimpulan akhir terhadap hasil analisis tersebut.. Penutup disajikan dengan