• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN INSANITY TERHADAP KOMPO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH LATIHAN INSANITY TERHADAP KOMPO"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

218

ISBN 978-602-8429-65-8 SEMINAR NASIONAL OLAHRAGA

PENGARUH LATIHANINSANITYTERHADAP KOMPONEN BIOMOTOR TUBUH

Apta Mylsidayu Mia Kusumawati Universitas Islam " 45 " Bekasi ABSTRACT

This purpose of the research is to determine how much the influence of insanity workout body biomotor component. This research used experimental methods. The population was 61 female students of all semester Penjaskresek FKIP UNISMA Bekasi and the sample was 10 students.

The sampling technique employed purposive sampling with a certain criteria such as the ability to follow the insanity workout continuously for 18 sessions. Instrument used by the researchers in this study was a test and Nurhasan measurement which consists of push-up test for the strength of the arms, sit-up test for the strength of abdominal muscle, bleep test for endurance, 60 meter sprint test for speed, two hand medicine ball put test for power of the arms, vertical jump test for power of the legs,sit and reach test for flexibility, and shuttle run test for agility.

The results show the significant influence of the insanity of exercise to the body biomotor components such as 0.7 for endurance, 3.3 for the strength of the arms, 0.5 for the abdominal muscle strength, 5.1 for the speed, 0.8 for power of legs, 3.8 for power of arms, 0.6 for the flexibility, and 8.6 for the agility.

Keywords:insanity workout,body biomotor component.

PENDAHULUAN

Suatu proses latihan untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih baik dalam

berolahraga memerlukan waktu tertentu serta memerlukan perencanaan yang tepat dan

cermat agar mencapai prestasi yang optimal. Salah satu faktor penentu keberhasilan

seorang atlet dalam mencapai puncak prestasi adalah latihan fisik.

Latihan fisik merupakan landasan paling dasar dalam pelatihan. Adapun tujuan

latihan fisik adalah untuk membantu para pembina dan pelatih olahraga agar dapat

menerapkan dan memiliki kemampuan konseptual serta keterampilan dalam membantu

mengungkapkan potensi atlet untuk mencapai puncak prestasi. Prestasi setiap atlet akan

optimal apabila atlet memiliki fisik, teknik, taktik, dan mental. Apabila seorang atlet

memiliki teknik, taktik, dan mental tetapi tidak didukung dengan fisik, biasanya setelah

setengah babak akan mengalami penurunan prestasi karena kelelahan. Penting untuk

diketahui, latihan fisik merupakan landasan paling dasar dalam pelatihan. Adapun tujuan

latihan fisik adalah untuk membantu para pembina dan pelatih olahraga agar dapat

menerapkan dan memiliki kemampuan konseptual serta keterampilan dalam membantu

mengungkapkan potensi atlet untuk mencapai puncak prestasi.

Selanjutnya, berbagai macam latihan fisik telah dilakukan dan diujicobakan.

(8)

219

ISBN 978-602-8429-65-8 SEMINAR NASIONAL OLAHRAGA

sebelum dan setelah diberitreatment. Peningkatan kemampuan atlet ini biasanya diukur

melalui tes dan pengukuran. Tetapi, masih banyak pelatih yang hanya menduga-duga

saja bahwa atletnya mengalami peningkatan tanpa diukur secara ilmiah.

Pelatih banyak mengetahui jenis-jenis latihan fisik dan membuktikannya melalui

berbagai macam eksperimen. Salah satu metode latihan yang saat ini sedang trend di

Amerika adalah latihan insanity. Insanity adalah metode latihan fisik dengan intensitas

tinggi dengan menggabungkan beberapa kombinasi bentuk latihan. Insanitymerupakan

model latihan yang menggabungkan berbagai macam jenis latihan fisik. Selanjutnya,

latihan insanity ini merupakan salah satu latihan fisik yang memberikan pengaruh

terhadap komponen biomotor tubuh. Komponen biomotor tubuh adalah kemampuan

gerak manusia yang dipengaruhi oleh kondisi sistem-sistem organ dalam, diantaranya

system neuromuscular, pernapasan, pencernaan, peredaran darah, energi, tulang dan

persendian yang diperoleh melalui latihan fisik tubuh yang meliputi daya tahan, kekuatan,

kecepatan,power,fleksibilitas, dan koordinasi.

Bentuk latihan insanity ini merupakan latihan yang kompleks, oleh sebab itu

diberikan setelah atlet memiliki komponen biomotor tubuh yang baik sebab model latihan

ini dianggap suatu kegilaan karena intensitas latihan yang sangat tinggi. Hingga saat ini,

belum ditemukan penelitian tentang pengaruh latihan insanity terhadap komponen

biomotor tubuh. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh latihaninsanityterhadap komponen biomotor tubuh.

KAJIAN PUSTAKA Hakekat Latihan

Menurut Sukadiyanto (2005: 1) latihan merupakan suatu proses perubahan ke

arah yang lebih baik sehingga terjadi peningkatkan kualitas fisik, kemampuan fungsional

peralatan tubuh, dan kualitas psikis anak latih. Sedangkan Bompa (1994: 5) mengatakan

“training is primarily a systematic athletic activity of long duration, which is progresively

and individually graded”.Artinya, latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih

atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga semakin hari jumlah beban

latihannya semakin bertambah.

Dalam latihan fisik pelaksanaannya lebih difokuskan kepada proses pembinaan

kondisi fisik atlet secara keseluruhan, dan merupakan salah satu faktor utama dan

terpenting yang harus dipertimbangkan sebagai unsur yang diperlukan dalam proses

latihan guna mencapai prestasi yang tertinggi. Tujuan utamanya adalah untuk

meningkatkan potensi fungsional atlet dan mengembangkan kemampuan biomotor ke

(9)

220

ISBN 978-602-8429-65-8 SEMINAR NASIONAL OLAHRAGA

Untuk meningkatkan potensi tersebut, ada beberapa prinsip latihan yang harus

ditaati dan dilakukan agar latihan menjadi berkualitas dan mengurangi rasa sakit serta

timbulnya cedera selama proses latihan, antara lain: (1) prinsip kesiapan, (2) prinsip

individual, (3) prinsip adaptasi, (4) prinsip beban lebih, (5) prinsip progresif, (6) prinsip

variasi, (7) prinsip pemanasan dan pendinginan, (8) prinsip berkebalikan, (9) pinsip

moderat, dan (10) prinsip sistematik.

Insanity

Insanity adalah metode latihan yang mirip dengan latihan P90X dalam

meningkatkan kebugaran tubuh dalam waktu 60 hari melalui pelatihan stamina yang

berat (http://en.wikipedia.org/wiki/Beachbody#Insanity). Latihan insanity dirancang untuk

latihan full body yang banyak berisi latihan plyometrics dan latihan intensif cardio.

Pernyataan ini diperkuat Mitchell (2005: 51) apabila latihan insanity dilakukan

berulang-ulang dengan cara yang sama maka akan menghasilkan peningkatan fisik.

Komponen Biomotor tubuh

Biomotor adalah kemampuan gerak manusia yang dipengaruhi oleh kondisi

sistem organ dalam (neuromuskuler, pernapasan, pencernaan, peredaran darah, energi,

tulang, dan persendian). Menurut Sukadiyanto (2005: 49) komponen dasar biomotor

terdiri dari ketahanan, kekuatan, kecepatan, dan kelentukan, serta komponen lainnya

seperti power, kelincahan, keseimbangan, dan koordinasi yang merupakan kombinasi

dan perpaduan dari komponen dasar biomotor.

Ketahanan adalah kemampuan kerja otot/sekelompok otot atau organ-organ

tubuh dalam jangka waktu tertentu (Sukadiyanto, 2005: 57). Artinya, intensitas latihan

ketahanan harus terus ditingkatkan agar mampu mengatasi rasa lelah. Lain halnya

dengan kekuatan, Harsono (1988: 178) menyatakan bahwa kekuatan adalah

kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Oleh sebab

itu latihan yang cocok untuk mengembangkan kekuatan adalah latihan tahanan dengan

ciri mengangkat, mendorong, dan menarik suatu beban. Adapun beban latihan yang

digunakan bisa menggunakan beban tubuh sendiri atau pun beban dari luar.

Komponen bimotor selanjutnya adalah kecepatan. Menurut Bompa (1999: 368)

kecepatan adalah kapasitas untuk menempuh dan bergerak secara cepat secara

mekanis, kecepatan dinyatakan sebagai perbandingan antara ruang dan waktu. Harsono

(1988: 163) kemudian menyatakan mengenai fleksibilitas yakni kemampuan untuk

melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Artinya, orang yang mempunyai ruang

gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot-otot yang elastis disebut

(10)

221

ISBN 978-602-8429-65-8 SEMINAR NASIONAL OLAHRAGA

Latihan power dapat meningkatkan fungsi fisik karena melibatkan gerakan

dengan kecepatan tinggi (Miszko, 2003: 171). Diperkuat oleh Radcliffe & Farentinos

(1999: 2) menyatakan ”power is the application of force through a range of motion within

a unit of time”. Kemudian, kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan

posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada saat sedang bergerak, tanpa kehilangan

keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya (Harsono, 1988: 172). Berdasarkan

pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelincahan bukan hanya menuntut

kecepatan tetapi juga kelentukan yang baik.

Keseimbangan diartikan sebagai kemampuan seseorang mengontrol alat-alat

organis yang bersifat neuromuscular sehingga membutuhkan unsur-unsur koordinasi,

ketangkasan, dan kelincahan (Moch. Moeslim, 1995: 16). Sedangkan, koordinasi adalah

suatu kemampuan biomotorik yang sangat komplek. Menurut Bompa dalam Harsono

(1988: 219) koordinasi erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan

fleksibilitas, serta sangat penting untuk mempelajari dan menyempurnakan teknik dan

taktik.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa olahraga dan

pengembangan komponen biomotorik sangat penting dan harus dilakukan oleh setiap

orang agar mempunyai kondisi fisik yang baik. Menurut Harsono (1988: 153) apabila

kondisi fisik baik maka akan ada: (1) peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan

kerja jantung, (2) peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan

komponen kondisi fisik lainnya, (3) akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu

latihan, (4) akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah

latihan, dan (5) akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh apabila sewaktu-waktu

respon tersebut diperlukan.

Berdasarkan penjelasan itu juga, dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik

merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh cabang olahraga. Oleh karena

itu, latihan kondisi fisik perlu mendapat perhatian yang serius direncanakan dengan

matang dan sistematis sehingga tingkat kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional

alat-alat tubuh lebih baik. Adapun komponen biomotor tubuh yang menjadi fokus dalam

penelitian ini terdiri atas ketahanan/daya tahan, kekuatan otot lengan, kekuatan otot

perut, kecepatan,powertungkai,powerlengan, fleksibilitas, dan kelincahan.

METODE PENELITIAN

Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 100) meode penelitian adalah cara yang

digunakan oleh peneliti dalam menumpulkan data penelitian. Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian bersifat ekperimen. Penelitian eksperimen

untuk mengetahui apakah dengan latihan insanity (X) dapat meningkatkan komponen

(11)

222

ISBN 978-602-8429-65-8 SEMINAR NASIONAL OLAHRAGA

Gambar 1. Desain penelitian

Selanjutnya, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi semester

ganjil Penjaskesrek FKIP UNISMA Bekasi, sebanyak 61 mahasiswi. Jumlah sampel

dalam penelitian ini sebanyak 10 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan

purposive sampling dengan dengan kriteria sanggup mengikuti latihan insanity secara

kontinyu selama 18 kali pertemuan.

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Instrumen ini menggunakan tes dan pegukuran, seperti yang diungkapkan oleh

Suharsimi Arikunto (2007: 101) instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang

dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah. Instrumen yang digunakan oleh penulis

dalam penelitian ini adalah tes dan pengukur menurut Nurhasan (2007: 185-193) yang

terdiri atas tes kekuatan lengan dengan push up test sampai tidak kuat mengangkat

tubuh, kekuatan perut dengan sit up test sampai tidak kuat mengangkat tubuh, daya

tahan denganVo2Max test, kecepatan dengan tessprint60 meter,powerlengan dengan

two hand medicine ball put test,powertungkai denganvertical jump, fleksibilitas dengan

sit and reach test, dan kelincahan denganshuttle run test.

Teknik analisis data diolah menggunakan SPSS versi 15 for windows. Adapun

analisis data antara lain data deskriptif, normalitas dengan kolmogorov smirnov,

homogenitas dengantest of homogenity of variance, uji t denganpaired sample t test.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum melakukan analisis data, dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dan

homogenitas dari setiap item tes.

Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal tidaknya suatu sebaran adalah

jik p value (Sig.) > 0.05 maka dinyatakan normal. Adapun hasil uji normalitas dalam

penelitian ini antara lain: (1)sit and reach(pre testsebesar 0.107, danpost testsebesar

0.149),vertical jump (pre testdanpost test sebesar 0.200), two hand medicine ball put

(pre testdanpost testsebesar 0.200),sprint60 meter (pre testsebesar 0.200, danpost

testsebesar 0.110),shuttle run(pre testdanpost testsebesar 0.200),sit up(pre testdan

post testsebesar 0.200), push up(pre test danpost testsebesar 0.200), danbleep test

(pre testdanpost testsebesar 0.200). Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwap

(12)

223

ISBN 978-602-8429-65-8 SEMINAR NASIONAL OLAHRAGA

Selanjutnya, hasil uji homogenitas menggunakantest of homogeneity of variance

antara lain sebagai berikut: (1)sit and reachsebesar 0.909,vertical jumpsebesar 0.700,

two hand medicine ball put sebesar 0.280, sprint 60 meter sebesar 0.164, shuttle run

sebesar 0.125, sit up sebesar 0.924, push up sebesar 0.347, dan bleep test sebesar

0.630. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa p value (Sig.) > 0.05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa variansi pada tiap kelompok data adalah sama (homogen).

Data yang diperoleh dalam penelitian berupa hasil tes komponen bimotor tubuh

yang terdiri atas ketahanan/daya tahan, kekuatan, kecepatan, power, fleksibilitas, dan

kelincahan. Berikut ini disajikan distribusi frekuensi dari setiap komponen bimotor.

Tabel 1.

Distribusi frekuensi ketahanan/daya tahan

No

Pretest Post test

Interval F Persentase (%) Interval F Persentase (%)

1 2.8 - 3.2 2 20 3.3 - 3.7 3 30

2 3.3 - 3.6 3 30 3.8 - 4.2 2 20

3 3.7 - 4.0 1 10 4.3 - 4.6 2 20

4 4.1 - 4.4 3 30 4.7 - 5.1 1 10

5 4.5 - 4.8 1 10 5.2 - 5.5 2 20

100 100

Tabel di atas menunjukkan sebagian besar datapre testuntuk ketahanan berada

pada interval 3.3-3.6 yaitu sebanyak 3 orang (30%), danpost testberada pada interval

3.3-3.7 yaitu sebanyak 3 orang (30%).

Tabel 2.

Distribusi frekuensi kekuatan otot lengan

No

Pretest Post test

Interval F Persentase (%) Interval F Persentase (%)

1 23.0 - 27.4 1 10 37 - 41 1 10

2 27.5 - 31.8 1 10 42 - 45 2 20

3 31.9 - 36.2 3 30 46 - 49 2 20

4 36.3 - 40.6 3 30 50 - 53 3 30

5 40.7 - 45.0 2 20 54 - 57 2 20

100 100

Tabel di atas menunjukkan sebagian besar data pre test untuk kekuatan otot

(13)

224

ISBN 978-602-8429-65-8 SEMINAR NASIONAL OLAHRAGA

sebanyak 3 orang (30%), serta post test berada pada interval 50-53 yaitu sebanyak 3

orang (30%).

Tabel 3.

Distribusi frekuensi kekuatan otot perut

No

Pretest Post test

Interval F Persentase (%) Interval F Persentase (%)

1 16.0 - 20.6 1 10 18.0 - 23.2 1 10

2 20.7 - 25.2 2 20 23.3 - 28.4 1 10

3 25.3 - 29.8 2 20 28.5 - 33.6 5 50

4 29.9 - 34.4 3 30 33.7 - 38.8 0 0

5 34.5 - 39.0 2 20 38.9 - 44.0 3 30

100 100

Tabel di atas menunjukkan sebagian besar data pre test untuk kekuatan otot

perut rata-rata berada pada interval 29.9-34.4 yaitu sebanyak 3 orang (30%), sertapost

testberada pada interval 28.5-33.6 yaitu sebanyak 5 orang (50%).

Tabel 4.

Distribusi frekuensi kecepatan

No

Pretest Post test

Interval F Persentase (%) Interval F Persentase (%)

1 10.38 - 11.27 4 40 10.50 - 10.91 3 30

2 11.28 - 12.16 2 20 10.92 - 11.34 3 30

3 12.17 - 13.04 3 30 11.35 - 11.78 1 10

4 13.05 - 13.93 0 0 11.79 - 12.21 1 10

5 13.40 - 14.82 1 10 12.22 - 12.65 2 20

100 100

Tabel di atas menunjukkan sebagian besar data pre test untuk kecepatan

rata-rata berada pada interval 10.38-11.27 yaitu sebanyak 4 orang (40%), dan post test

berada pada interval 10.50-10.91 dan 10.92-11.34 yaitu masing-masing sebanyak 3

orang (30%).

Tabel 5.

Distribusi frekuensipowertungkai

No

Pretest Post test

Interval F Persentase (%) Interval F Persentase (%)

(14)

225

ISBN 978-602-8429-65-8 SEMINAR NASIONAL OLAHRAGA

2 28.9 - 31.6 3 30 30 - 32 0 0

3 31.7 - 34.4 2 20 33 - 35 4 40

4 34.5 - 37.2 1 10 36 - 38 3 30

5 37.3 - 40.0 2 20 39 - 41 2 20

100 100

Tabel di atas menunjukkan sebagian besar data pre test untuk power tungkai

rata-rata berada pada interval 28.9-31.6 yaitu sebanyak 3 orang (30%), dan post test

berada pada interval 33-35 yaitu sebanyak 4 orang (40%).

Tabel 6.

Distribusi frekuensipowerlengan

No

Pretest Post test

Interval F Persentase (%) Interval F Persentase (%)

1 1.70 - 1.86 3 30 1.80 - 1.92 2 20

2 1.87 - 2.02 2 20 1.93 - 2.04 1 10

3 2.03 - 2.18 3 30 2.05 - 2.16 3 30

4 2.19 - 2.34 1 10 2.17 - 2.28 1 10

5 2.35 - 2.50 1 10 2.29 - 2.40 3 30

100 100

Tabel di atas menunjukkan sebagian besar data pre test untuk power lengan

rata-rata berada pada interval 1.70-1.86 dan 2.03-2.18 yaitu masing-masing sebanyak 3

orang (30%), dan post test berada pada interval 2.05-2.16 dan 2.29-2.40 yaitu

masing-masing sebanyak 3 orang (30%).

Tabel 7.

Distribusi frekuensi fleksibilitas

No

Pretest Post test

Interval F Persentase (%) Interval F Persentase (%)

1 - 0.5 - 4.4 1 10 3.0 - 8.7 1 10

2 4.5 - 9.3 0 0 8.8 - 14.4 1 10

3 9.4 - 14.2 6 60 14.5 - 20.1 6 60

4 14.3 - 19.1 1 10 20.2 - 25.8 1 10

5 19.2 - 24.0 2 20 25.9 - 31.5 1 10

(15)

226

ISBN 978-602-8429-65-8 SEMINAR NASIONAL OLAHRAGA

Tabel di atas menunjukkan sebagian besar data pre testuntuk fleksibilitas

rata-rata berada pada interval 9.4-14.2 yaitu sebanyak 6 orang (60%), danpost test berada

pada interval 14.5-20.1 yaitu sebanyak 6 orang (60%).

Tabel 8.

Distribusi frekuensi kelincahan

No

Pretest Post test

Interval F Persentase (%) Interval F Persentase (%)

1 11.75 - 13.70 1 10 17.20 - 17.75 3 30

2 13.71 - 15.65 0 0 17.76 - 18.33 1 10

3 15.66 - 17.60 1 10 18.34 - 18.91 2 20

4 17.61 - 19.55 4 40 18.92 - 19.49 0 0

5 19.56 - 21.50 4 40 19.50 - 20.07 4 40

100 100

Tabel di atas menunjukkan sebagian besar datapre test untuk kelincahan

rata-rata berada pada interval 17.61-19.55 dan 19.56-21.50 yaitu masing-masing sebanyak 4

orang (40%), dan post test berada pada interval 19.50-20.07 yaitu sebanyak 4 orang

(40%).

Langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Hipotesis Nol (H0) dalam

penelitian ini berbunyi “tidak ada peningkatan secara signifikan dari latihan insniaty

terhadap komponen biomotor tubuh” dan Hipotesis Alternatif (H1) berbunyi “ada

peningkatan secara signifikan dari latihan insniaty terhadap komponen biomotor tubuh”.

Untuk melihat apakah H0 atau H1 yang diterima, berikut ini disajikan tabel hasil uji t

terhadap hasil penelitian.

Tabel 9.

Uji t hasil tes komponen biomotor tubuh

Kelompok Rata-rata t hitung df P value (Sig.)

Pre test ketahanan/daya tahan -1.6800 -2.279 9 0.049

Post test ketahanan/daya tahan -2.2900 -3.234 9 0.010

Pre test kekuatan otot lengan -4.7100 -86.152 9 0.000

Post test kekuatan otot lengan -8.0300 -101.708 9 0.000

Pre test kekuatan otot perut -3.5000 -62.750 9 0.000

Post test kekuatan otot perut -3.9900 -75.857 9 0.000

Pre test kecepatan -6.3200 -19.793 9 0.000

Post test kecepatan -11.4300 -15.878 9 0.000

(16)

227

ISBN 978-602-8429-65-8 SEMINAR NASIONAL OLAHRAGA

Post testpowertungkai -7.4100 -90.081 9 0.000

Pre testpowerlengan 1.6700 1.173 9 0.271

Post testpowerlengan 5.5000 2.245 9 0.051

Pre test fleksibilitas -1.4500 -25.767 9 0.000

Post test fleksibilitas -2.0700 -40.002 9 0.000

Pre test kelincahan -5.7800 -44.535 9 0.000

Post test kelincahan -14.3900 -28.216 9 0.000

Berdasarkan nilai probabilitas, jika sig > α maka H0 diterima, dan jika sig < α

maka H0 ditolak. Nilai α 0.05 pada t tabel adalah 1.833. artinya, jika sig > 1.833 maka H0

diterima, dan jika sig < 1.833 maka H0 ditolak.

Sebaran data di atas menunjukkan bahwa seluruh hasil tes komponen biomotor

tubuh lebih kecil dari 1.833 yang berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa

ada peningkatan secara signifikan dari latihan insanity terhadap komponen biomotor

tubuh. Untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai hasil peningkatannya, berikut

disajikan data mengenai hasil rata-rata tes komponen bimotor tubuh yang telah

disamakan satuannya dengan z score.

Tabel 9.

Hasil rata-rata tes komponen bimotor tubuh

No Komponen bimotor tubuh Hasil rata-rata

Pre test Post test Peningkatan

1. Ketahanan/daya tahan 1.7 2.4 0.7

2. Kekuatan otot lengan 4.7 8.0 3.3

3. Kekuatan otot perut 3.5 4.0 0.5

4. Kecepatan 6.3 11.4 5.1

5. Powertungkai 6.6 7.4 0.8

6. Powerlengan 1.7 5.5 3.8

7. Fleksibilitas 1.5 2.1 0.6

8. Kelincahan 5.8 14.4 8.6

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pre test komponen

biomotor tubuh untuk ketahanan/daya tahan sebesar 1.7, kekuatan otot lengan sebesar

4.7, kekuatan otot perut sebesar 3.5, kecepatan sebesar 6.3,powertungkai sebesar 6.6,

powerlengan sebesar 1.7, fleksibilitas sebesar 1.5, dan kelincahan sebesar 5.8.

Selanjutnya, dapat dilihat nilai rata-ratapost testkomponen biomotor tubuh untuk

(17)

228

ISBN 978-602-8429-65-8 SEMINAR NASIONAL OLAHRAGA

perut sebesar 4.0, kecepatan sebesar 11.4, power tungkai sebesar 7.4, power lengan

sebesar 5.5, fleksibilitas sebesar 2.1, dan kelincahan sebesar 14.4.

Berdasarkan data di atas pula, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata peningkatan

komponen biomotor tubuh untuk ketahanan/daya tahan sebesar 0.7, kekuatan otot

lengan sebesar 3.3, kekuatan otot perut sebesar 0.5, kecepatan sebesar 5.1, power

tungkai sebesar 0.8,powerlengan sebesar 3.8, fleksibilitas sebesar 0.6, dan kelincahan

sebesar 8.6.

Sebaran data tersebut menunjukkan bahwa pengaruh latihan insanity terbukti

berdampak positif terhadap komponen biomotor tubuh. Berdasarkan tabel peningkatan di

atas, juga dapat dilihat bahwa latihan insanity memberikan peningkatan terbesar pada

kelincahan yakni sebesar 8.6. Hal ini dikarenakan dalam latihan insanity terdiri dari

berbagai macam gerakan yang dilakukan secara cepat dan tepat dengan aba-aba peluit,

dan ketika peluit berbunyi testeeharus mengubah arah dan posisi tubuh sesuai dengan

petunjuk instruktur. Sedangkan peningkatan terkecil pada kekuatan otot perut sebesar

0.5. Hal ini sesuai dengan hemat penulis, selama latihan berlangung tidak ada gerakan

seperti sit up, peningkatan kekuatan otot perut tersebut dikarenakan efek samping dari

koordinasi berbagai macam gerak.

Latihan paling sedikit tiga kali per minggu berdampak positif untuk kesehatan,

hal ini disebabkan kesehatan seseorang akan menurun setelah 48 jam tidak melakukan

latihan. Jadi, diusahakan sebelum kesehatan menurun, harus sudah berlatih kembali.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan hal yang serupa, latihan 3 kali seminggu selama 18

kali pertemuan menghasilkan peningkatan pada komponen biomotor tubuh.

Hal yang menjadi perhatian penulis adalah walaupun terjadi peningkatan hasil

pada komponen biomotor tubuh, khusus untuk daya tahantesteemasih tergolong kurang

sekali dari norma VO2Max yang telah ada. Latihan 18 kali merupakan waktu yang

singkat, sehingga peningkatan yang terjadi pun relatif sedikit. Apabilatestee melakukan

latihan rutin dan berkelanjutan, maka bukan hal yang mustahil untuk mencapai level

dalam kategori sangat baik

Latihan insanity ini bukan metode latihan untuk penurunan berat badan tetapi

peningkatan kualitas komponen biomotor tubuh. Latihan ini membuat tubuh terlihat lebih

kecil tetapi berat badan bertambah, hal ini dikarenakan masa jenis otot menjadi lebih

padat dibandingkan sebelumnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah latihan insanity memberikan

(18)

229

ISBN 978-602-8429-65-8 SEMINAR NASIONAL OLAHRAGA

Saran yang dapat diberikan antara lain: (1) bagi pemula yang ingin melakukan

latihan insanity harus menjalankan prinsip-prinsip latihan agar tidak terjadi overtraining,

(2) ikutilah prosedur latihan secara benar untuk menghindari cedera, (3) sediakan minum

pada saat berlatih, dan ketika merasa haus maka segeralah minum karena latihan

insanity banyak membuang keringat, (4) gunakanlah pakaian yang menyerap keringat

dan bersepatu olahraga pada saat latihaninsanity, (5) bagi pelatih dapat menggunakan

latihaninsanity sebagai salah satu alternatif metode latihan fisik, dan (6) latihaninsanity

merupakan latihanhigh impactsehingga tidak dianjurkan untuk usia 40 tahun ke atas.

PUSTAKA

Bompa, Tudur O. (1994). Perioditatiom Theoery and Methodology of Training. USA: Human Kinetics

... (1999).Periodization theory and methodology of training 4th ed.USA:

Human Kinetics.

Harsono. (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Bandung: P2LPTK.

... (2001).Latihan kondisi fisik. Bandung: FPOK UPI.

http://en.wikipedia.org/wiki/beachbody#insanitydiunduh tanggal 20 Mei 2013.

Miszko, Tanya A., et al. (2003). Effect of strength and power training on physical function in community-dwelling older adults.The journal of gerontology.58a, 2: 171-175.

Mitchell, Terrance O. (2005). The Arrows of Mars:Ultimate V-Torso/ workout program. USA: Author House.

Moch. Moeslim. (1996).Tes dan pengukuran kepelatihan.Jakarta: KONI Pusat.

Nurhasan.(2007).Tes dan Pengukuran.Bandung:FPOK_UPI Bandung.

Radcliffe, James C. & Farentinos, Robert C. (1999). High-power plyometrics. USA: Human Kinetics.

Suharsimi Arikunto (2007).Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Gambar 1.Desain penelitian
Tabel 1.
Tabel 4.
Tabel di atas menunjukkan sebagian besar data pre test untuk power tungkai
+3

Referensi

Dokumen terkait

United Nations Framework Convention on Climate Change, Annual Report of the Clean Development Mechanism Executive Board to the Conference of the Parties Serving as the Meeting of

Hasil pengujian yang diperoleh dari penekanan permukaan spesimen berbeda antara sisi tegak lurus serat ( Tabel 6 ) dengan sisi ujung kayu /searah serat (Tabel 7). Nilai

Khusus tanaman yang sudah berbunga diamati jumlah bunga betina sehat dan terserang, populasi larva, instar larva, gejala serangan dan penyebaran di lapangan serta

Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji dan menganalisis, baik secara parsial maupun secara simultan

Modifikasi Pembelajaran Permainan Futsal Untuk Meningkatkan Perilaku Aktif Belajar.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penentuan indeks rigor penyimpanan 6 jam, dilakukan untuk menentukan waktu yang diperlukan pada tiga kondisi ikan saat memasuki fase rigormortis, sesaat setelah ikan mati

Dengan adanya payung hukum baru yaitu peraturan Dirjen Pajak Nomor 11/PJ/2016 tentang Pengaturan Lebih Lanjut mengenai pelaksanaan Undang- undang Nomor 11 Tahun 2016

Maraknya kejahatan pemerasan dan pengancaman disertai kekerasan semakin banyak terdengar, baik di media massa maupun media elektronik hingga sudah banyak dialami oleh