• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Model Kompetensi Pada Guru SDN "X" di Lampung Tengah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Model Kompetensi Pada Guru SDN "X" di Lampung Tengah."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

The study was conducted to obtain a picture of the teacher competence model SDN "X" in Central Lampung. The variables of this study is the competency model using descriptive studies. Competency model by Spencer & Spencer (1993) is a set of success factors (competence) in which included key behaviors that are a reflection of the skill and knowledge necessary to achieve excellent performance at a certain position.

This research is the use of the entire population of teachers SDN "X" in Central Lampung which is sized at 13. The study was based on the theory of the 15 generic competency model for Helping and human service workers. competency questionnaire which is based on the vision, mission and tasks of teachers SDN "X" Central Lampung.

The results of this study treated with quantitative methods to look at the questionnaire given by the teacher and then compared with the 15 generic competency model for Helping and human service workers. See the results, then gained 11 teacher competency model by Spencer & Spencer (1993) for teachers SDN "X" Central Lampung. Competencies are used often and competencies deemed important by the teachers in carrying out their duties. The competency model is a Professional Expertise (53.8%), Other Personal Effectiveness Competencies (53.8%), Impact and Influence (46.1%), Self Confidance (61.5%), Customer Service Orientation (53.8%), Developing Other (53.8%), self Control (46.1%), Interpersonal Understanding (46.1%), Achievement Orientation (38.4%), Teamwork and Cooperation (38.4%), Directiveness / assertiveness (38.4%).

The conclusion of this study is the competence that has the highest frequency is the professional expertise and competence that has the lowest frequency is conceptual thinking.

(2)

i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai model kompetensi pada guru SDN “X” di Lampung Tengah. Variabel penelitian ini adalah model kompetensi dengan menggunakan metode studi deskriptif. Model kompetensi menurut Spencer & Spencer (1993) adalah satu set faktor-faktor kesuksesan (kompetensi) yang di dalamnya tercakup key behaviors yang merupakan refleksi dari skill dan knowledge yang diperlukan untuk mencapai excellent performance pada suatu jabatan tertentu

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan seluruh populasi guru SDN “X” di Lampung Tengah yaitu berukuran 13 orang. Penelitian ini didasarkan pada teori mengenai 15 generic competency model for helping and human service workers. kuesioner kompetensi yang disusun berdasarkan visi, misi dan tugas guru SDN “X” Lampung Tengah.

Hasil yang dipeoleh dari penelitian ini diolah dengan metode kuantitatif dengan melihat kuesioner yang diberikan oleh guru kemudian dibandingkan dengan 15 generic competency model for helping and human service workers. Melihat hasil penelitian, maka diperoleh 11 model kompetensi guru menurut Spencer & Spencer (1993) untuk guru SDN “X” Lampung Tengah. Kompetensi yang digunakan yaitu kompetensi yang dianggap sering dan penting oleh guru dalam menjalankan tugasnya. Model kompetensi tersebut yaitu Profesional Expertise (53.8%), Other Personal Effectiveness Competencies (53.8%), Impact and Influence (46.1%), Self Confidance (61.5%), Customer Service Orientation (53.8%), Developing Other (53.8%), Self Control (46.1%), Interpersonal Understanding (46.1%), Achievement Orientation (38.4%), Teamwork and Cooperation (38.4 %), Directiveness / Assertiveness (38.4%).

(3)

v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR BAGAN... x

DAFTAR TABEL………... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Identifikasi Masalah... 8

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian... 8

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis... 9

1.5 Kerangka Pikir... 9

(4)

vi Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kompetensi... 18

2.1.1 Definisi Kompetensi... 18

2.1.2 Karakterstik Manusia yang Mendasari Kompetensi.... 22

2.1.3 Criterion Reference... 24

2.1.4 Kategori Kompetensi... 25

2.1.5 Hubungan Sebab Akibat (Causal Relationship)... 26

2.1.6 Definisi Model Kompetensi... 27

2.1.6.1 Membangun Model Kompetensi... 29

2.1.7 Manfaat Model Kompetensi... 32

2.1.8 Cluster dan Kompetensi dari Spencer & Spencer... 32

2.2 Guru... 59

2.2.1 Definisi Guru... 59

2.2.2 Gambaran Umum Tugas-Tugas Guru... 60

2.3 SD “X”... 60

2.3.1 Visi dan Misi... 60

2.3.2 Struktur Organisasi... 61

BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Rancangan Penelitian... 62

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian... 62

(5)

vii Universitas Kristen Maranatha

3.3 Alat Ukur... 68

3.3.1 Kuesioner…... 68

3.3.1.1 Prosedur Pengisian………. 69

3.3.1.2 Sistem Penilaian………. 70

3.3.2 Data Pribadi dan Penunjang... 71

3.3.3 Validitas Alat Ukur... 71

3.3.3.1 Validitas Alat Ukur………... 71

3.3.3.2 Validitas Model Kompetensi……… 71

3.4 Populasi Sasaran dan Karakteristik Populasi 3.4.1 Populasi Sasaran... 72

3.4.2 Karakteristik Populasi... 72

3.4.3 Teknik Sampling... 72

3.5 Teknik Analisis Data... 73

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden……… 74

4.1.1 Jenis Kelamin………... 74

4.1.2 Usia……….. 75

4.1.3 Lama Bekerja………... 75

4.1.4 Pendidikan Terakhir………. 76

4.2 Hasil Penelitian……….. 76

(6)

viii Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……… 88

5.2 Saran……….. 89

5.2.1 Kegunaan Praktis……….. 89

5.2.2 Kegunaan Ilmiah………... 90

DAFTAR PUSTAKA………. 91

(7)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

(8)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir... 16

Bagan 2.1 Competency Causal Flow Model... 26

Bagan 2.2 Struktur Organisasi... 61

(9)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.4.3 Kriteria Penilaian Model Kompetensi... 70

Tabel 4.1.1 Jenis Kelamin... 74

Tabel 4.1.2 Usia... 75

Tabel 4.1.3 Lama Bekerja... 75

Tabel 4.1.4 Pendidikan Terakhir... 76

(10)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

(11)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Pendidikan tidak

diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun memerlukan suatu proses

pembelajaran sehingga menimbulkan hasil yang sesuai dengan proses yang telah

dilalui. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan mampu mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Usaha pemerintah

dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia salah satunya adalah

dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang di dalamnya

terdapat kegiatan belajar mengajar yang telah diatur kurikulumnya sesuai dengan

yang ditetapkan oleh Depdiknas yang melibatkan peran aktif dari guru dan siswa

yang diajar. Sekolah bukan hanya sarana bagi siswa dalam mengembangkan

potensi dalam diri, tetapi juga sebagai sarana pembentukan kepribadian. Setiap

sekolah, baik negeri maupun swasta memiliki suatu keunikan masing-masing baik

dalam sistem pengajaran, fasilitas, maupun kegiatan

(12)

2

Universitas Kristen Maranatha

SD ”X” adalah salah satu sekolah dasar negeri di Lampung Tengah yang

berdiri sejak tahun 1974. Sekolah ini mempunyai visi yaitu unggul dalam ahlak,

prestasi akademik, non-akademik, berwawasan global yang dilandasi nilai-nilai

budaya luhur yang sesuai dengan ajaran agama. Sekolah ini mempunyai lima

misi. Misi yang pertama yaitu menanamkan keyakinan pengamalan ajaran agama.

Kedua, mengembangkan ilmu pengetahuan serta bidang bahasa, olahraga dan

seni budaya sesuai dengan bakat minat dan potensi siswa (IPTEK). Ketiga,

mengoptimalisasikan proses pembelajaran dan bimbingan. Keempat,

melaksanakan pemebelajaran secara efektif, kreatif dan menyenangkan. Kelima,

menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah, antar sekolah dan

lingkungan terkait.

Setiap sekolah memiliki kurikulum yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan dari SD “X” yaitu meningkatkan mutu pendidikan di SD “X”

menuju Sekolah Standar Nasional dalam upaya melahirkan siswa yang

berwawasan IPTEK, serta memiliki keterampilan yang dilandasi dengan budi

pekerti yang luhur untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, dan

mengembangkan dirinya sesuai dengan azas pendidikan seumur hidup.

Kurikulum yang digunakan SD „X‟ adalah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan), yang mengacu pada Standar Isi, dan Standar Kompetensi Lulusan,

(13)

3

Universitas Kristen Maranatha

Pendidikan (BNSP). KTSP memuat tujuan pendidikan, struktur dan muatan

kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Untuk

dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kurikulum, guru

sebagai tenaga pendidik memerlukan kompetensi tertentu, sehingga melalui

kurikulum KTSP yang digunakan SD ‟X‟ tujuan pendidikan dapat tercapai.

SD „X‟ memiliki 15 orang guru dan 150 siswa. Sebagai tenaga pendidik,

guru memiliki tugas pokok yaitu merencanakan, menyusun, melaksanakan,

menilai, mengevaluasi, dan menganalisis proses pembelajaran yang bermutu.

Tugas yang kedua adalah meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi

akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tugas sebagai seorang guru, bukan hanya

menyampaikan dan menyelesaikan materi yang ingin diajarkan saja, tetapi guru

juga dituntut untuk dapat membantu siswa memahami materi yang diajarkan

sehingga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu

banyak sekali kompetensi yang harus dimiliki, selain kemampuan akademis untuk

mencapai visi, misi, tujuan pendidikan, dan tugas guru. Disamping itu di SD “X”

ini masih kekurangan tenaga didik, sehingga beberapa guru diharuskan mengajar

mata pelajaran tertentu yang tidak sesuai dengan bidangnya. Akibatnya para guru

(14)

4

Universitas Kristen Maranatha

Penjaminan mutu telah menjadi kata kunci dalam dunia pendidikan kita

dewasa ini. Hal ini menandakan mulai terjadinya kesadaran bersama akan

pentingnya mutu dalam layanan penyelenggaraan pendidikan formal. Fenomena

ini sudah sepatutnya ditanggapi secara positif oleh lembaga-lembaga yang terkait

dengan upaya serius dan sistemik dalam peningkatan mutu pendidikan pada

semua aspeknya. Salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya penjaminan

mutu pendidikan adalah memastikan bahwa para pendidik dan tenaga

kependidikan memenuhi standar kompetensi dan melakukan pengembangan

profesional yang berkelanjutan agar dari waktu ke waktu dapat meningkatkan

mutu pembelajaran bagi peserta didik.

Pembelajaran peserta didik merupakan salah satu hal paling penting dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan karena semua kegiatan pendidikan harus

bermuara pada terjadinya peningkatan mutu lulusan. Kompetensi yang harus

dimiliki seperti mampu menyampaikan materi yang akan diajarkan dengan

menggunakan contoh-contoh yang kongkret ketika menjelaskan materi, guru juga

dituntut untuk mengenal karakteristik siswa yang diajar, peka terhadap perasaan

dan kebutuhan siswa. Untuk itu, guru juga dituntut untuk mampu membuat dan

mempersiapkan materi dan memilih metode yang tepat serta mampu

menghubungkan antara teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan, sehingga

(15)

5

Universitas Kristen Maranatha

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 69.23% (9 guru) dan

16.67% siswa (25 siswa) maupun kepala sekolah, permasalahan-permasalahan

seperti kurang mampunya guru memberikan semangat dan dorongan kepada

siswa untuk belajar, guru yang kurang memperhatikan siswa apakah siswa

memperhatikan materi yang diajarkan atau tidak. Selain itu, siswa juga mengakui

beberapa kekurangan guru yang membuat siswa bosan dan malas dalam

mengikuti proses belajar mengajar. Seperti guru yang lambat dalam mengajar,

terlalu bertele-tele, dan kurang bervariasinya metode yang digunakan, menjadikan

proses pembelajaran menjadi tidak menyenangkan. Beberapa guru yang datang

terlambat ke kelas, mengakibatkan materi yang diajarkan tidak selesai, sehingga

membuat siswa ketinggalan dalam pelajaran dan proses pembelajaran menjadi

tidak efektif. Guru yang kurang tegas di kelas, membuat siswa bebas untuk

melakukan apa saja yang ingin ia lakukan selama proses belajar mengajar,

sehingga tidak mendengarkan materi yang diajarkan. Apabila guru

memperhatikan hal-hal tersebut, maka guru dapat melakukan antisipasi dengan

menggunakan metode belajar yang lebih menarik sehingga membuat siswa

kembali mendapatkan semangat untuk belajar.

Melalui observasi yang dilakukan dalam pelaksanaan proses belajar

didalam kelas, efektivitas belajar maupun kreativits dalam penyampaian materi

dirasakan masih kurang. Misalnya saja ada beberapa guru yang datangnya

(16)

6

Universitas Kristen Maranatha

duduk didepan kelas tanpa memperdulikan siswanya memahami apa yang

disampaikan guru tersebut. Selain itu, di sekolah tersebut kegiatan ektrakurikuler

yang berguna untuk mengembangkan bakat atau minat siswanya dibagian

non-akademik masih minim. Tidak adanya pelajaran komputer baik teori dan praktek

juga menghambat siswanya untuk mengembangkan IPTEK.

Kompetensi diharapkan agar SD “X” tersebut memiliki patokan mengenai

kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik. Seiring dengan perkembangan zaman dan

semakin canggihnya teknologi, semakin ketat pula persaingan yang harus

dihadapi. Hal ini menuntut semakin tingginya sikap professional yang harus

dimiliki oleh tenaga pengajar. Dan untuk menunjang tuntutan tersebut,

dibutuhkan model kompetensi yang dapat dijadikan sebagai patokan sikap

professional guru yang bekerja di sekolah tersebut. Karena tidak dapat dipungkiri

bahwa guru memiliki tanggung jawab dan andil yang besar dalam menentukan

kualitas siswa didiknya sebagai generasi penerus bangsa.

Kompetensi adalah bagian dari kepribadian seseorang yang relatif

mendalam dan menetap dan dapat meramalkan perilaku yang akan muncul dalam

berbagai situasi dan tugas yang dihadapi. Kompetensi dapat memprediksi perilaku

dan performansi kerja, dan kompetensi dapat juga memprediksi siapa yang

berkinerja baik dan kurang baik, diukur dari kriteria atau standar yang digunakan

(17)

7

Universitas Kristen Maranatha

kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki dan digunakan oleh individu untuk

menghasilkan kesuksesan atau performansi yang patut dicontoh, tanggung jawab

dan hubungan dalam organisasi Model kompetensi yang dibuat berdasarkan visi

dan misi sekolah serta tugas guru di sekolah.

Selain itu, guru juga dituntut untuk mampu menguasai dan mengendalikan

kelas yang diajarnya, tegas, disiplin dalam waktu, sehingga proses belajar

mengajar dan tujuan belajar tercapai. Dalam mendidik siswanya, guru juga

dituntut untuk dapat bekerjasama dengan pihak lain, seperti wali kelas, guru

bidang studi lain, dan orang tua siswa untuk kemajuan dan kepentingan siswa

tersebut. Disamping itu, masih ada kompetensi yang harus dimiliki seorang guru,

seperti mampu memberikan feedback untuk mengetahui perkembangan kemampuan akademis siswanya, sehingga dapat merencanakan langkah lebih

lanjut untuk kemajuan kemampuan akademis siswanya, dengan memberikan ujian

yang sesuai dengan materi yang sudah disampaikan.

Banyak sekolah di Indonesia, baik negeri maupun swasta, khususnya pada

SD “X” yang belum menggunakan model kompetensi sebagai acuan atau

referensi dalam merekrut ataupun menilai performansi kerja. SD “X juga belum

memiliki standar yang pasti mengenai karakteristik apa saja yang harus ada dalam

diri seorang guru untuk dapat menampilkan performa terbaik dalam kegiatan

belajar mengajar. Sehingga hal tersebut memicu munculnya

(18)

8

Universitas Kristen Maranatha

mengenai model kompetensi pada guru SD„X‟ di Lampung Tengah sehingga

permasalahan di atas dapat diminimalisir.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin mengetahui bagaimana gambaran model

kompetensi pada guru SD “X” di Lampung Tengah.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi apa

saja yang harus dimiliki oleh guru SD „X‟ di Lampung Tengah saat mengajar.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat model kompetensi pada

guru SD „X‟ di Lampung Tengah.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Penelitian ini dapat memperkaya ilmu psikologi industri dan organisasi

(19)

9

Universitas Kristen Maranatha

2. Dapat berguna bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan atau mengadakan

penelitian dengan topik yang sama mengenai model kompetensi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi bagi guru mengenai kriteria sukses yaitu standar

perilaku-perilaku dari excellent performance yang dipergunakan oleh SD”X”

dan praktisi.

2. Memberikan gambaran dan informasi mengenai model kompetensi pada guru

di SD “X” untuk bekerja sesuai dengan model kompetensi yang diharapkan

dapat berguna untuk memperbaiki, mempertahankan, atau meningkatkan

kualitas pengajaran dari guru, misalnya melalui pelatihan yang tepat untuk

meningkatkan kompetensi yang masih kurang.

3. Memberikan informasi kepada profesi lain, khususnya psikologi pendidikan

mengenai penyusunan model kompetensi pada guru di sekolah.

1.5 Kerangka Pikir

SD “X” merupakan sekolah yang berdiri tahun 1974. Sekolah ini mempunyai

visi yaitu unggul dalam ahlak, prestasi akademik, non-akademik, berwawasan global

yang dilandasi nilai-nilai budaya luhur yang sesuai dengan ajaran agama. Sedangkan

misinya yang pertama yaitu menanamkan keyakinan pengamalan ajaran agama.

Kedua, mengembangkan ilmu pengetahuan serta bidang bahasa, olahraga dan seni

(20)

10

Universitas Kristen Maranatha

mengoptimalisasikan proses pembelajaran dan bimbingan. Keempat, melaksanakan

pemebelajaran secara efektif, kreatif dan menyenangkan. Selanjutnya, menjalin

kerjasama yang harmonis antar warga sekolah, antar sekolah dan lingkungan terkait.

Kegiatan belajar mengajar, melibatkan banyak sekali pihak. Siswa sebagai

orang yang diajar, guru sebagai orang yang mengajar, dan kepala sekolah sebagai

pimpinan sekolah. Untuk dapat melaksanakan proses belajar mengajar, banyak sekali

persiapan yang harus dilakukan oleh guru. Seperti menyiapkan materi yang akan

diajar, menentukan metode yang digunakan, serta menyampaikan materi yang hendak

diajarkan. Kesuksesan proses belajar mengajar tergantung dari kemampuan guru

dalam melakukan tugasnya.

Tugas pokok guru yaitu yang pertama merencanakan dan menyusun program

pembelajaran, melaksanakan, menilai, mengevaluasi, dan menganalisis proses

pembelajaran yang bermutu. Tugas yang kedua adalah meningkatkan dan

mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Selain memiliki tugas,

guru juga memiliki fungsi sebagai pengajar, pendidik, pemimpin, pembimbing,

pelatih, dan peneliti. Untuk dapat melakukan semua tugas dan menjalankan fungsinya

dengan baik, seorang guru harus didukung oleh kompetensi yang sesuai.

Kompetensi bukan hanya merupakan kemampuan yang bersifat bawaan, tetapi

kompetensi dapat diperoleh melalui proses belajar dan pengalaman.

Karakteristik-karakteristik yang terkandung dalam kompetensi dilihat melalui indikator perilaku

(21)

11

Universitas Kristen Maranatha

yang diperlukan untuk mencapai excellent performance dari guru SD “X”. Karakteristik individu yang mendasari kompetensi menurut David Mc.Clelland terdiri

dari motives, traits, self-concept, knowledge, dan skill.

Motives adalah keinginan yang secara konsisten dipikirkan oleh seseorang guru yang mendorongnya untuk bertindak. Motives dapat mendorong dan

mengarahkan guru dalam memilih perilaku untuk menghadapi serangkaian tindakan

atau tujuan. Misalnya secara konsisten menyiapkan tujuan yang menantang untuk

dirinya, bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dan memanfaatkan umpan

balik untuk bekerja sama secara fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi /

informasi. Traits adalah karakteristik yang dimiliki oleh seseorang guru yang terdiri dari bakat, kemampuan, sifat yang secara konsisten ditampilkan saat mengajar.

Misalnya seseorang guru mempunyai ketajaman penglihatan serta kontrol emosi

dalam sistem belajar mengajar, sehingga dapat membimbing dalam menyelesaikan

setiap masalah yang dihadapi siswanya

Self-concept adalah sikap, nilai-nilai atau citra diri yang dimiliki oleh seorang guru. Misalnya seorang guru yang memiliki nilai – nilai pendidik, sehingga guru

dapat menguasai materi dan mempersiapkan materi dan menyampaikannya dengan

matang. Knowledge adalah informasi tentang hal-hal spesifik yang dimiliki oleh

seorang guru, diantaranya memahami perilaku dari para siswa maupun teman

seprofesinya. Misalnya seseorang guru mempunyai pengetahuan metode mengajar,

karakteristik siswa sehingga metodenya dapat dipahami dan dimengerti oleh

(22)

12

Universitas Kristen Maranatha

digunakan untuk mengukur kemampuan guru dalam menemukan informasi yang

dibutuhkannya dalam mengajar. Sedangkan skill, yaitu kemampuan yang dimiliki

oleh seorang guru dalam menampilkan tugas-tugas tertentu baik secara fisik maupun

mental.

Menurut The Iceberg Model (Spencer & Spencer, 1993) kompetensi

knowledge dan skill adalah kompetensi yang cenderung lebih nyata (visible) dan relatif berada di permukaan sebagai salah satu karakteristik yang dimiliki manusia.

Kompetensi skill dan knowledge lebih mudah untuk dikembangkan. Training adalah jalan yang paling efektif untuk mengembangkan kompetensi ini. Sedangkan self

concept, traits, dan motives adalah kompetensi yang lebih tersembunyi (hidden), dalam (deeper) dan berada pada titik sentral kepribadian seseorang serta lebih sulit

untuk dikembangkan. Motives dan traits merupakan inti dasar kepribadian sehingga

sulit untuk diukur dan dikembangkan. Self-concept yang terletak di tengah kepribadian dapat diubah melalui pelatihan, psikoterapi, dan atau pengalaman, tetapi

hal tersebut memerlukan waktu yang lama dan cukup sulit. Kompetensi selalu terdiri

dari karakteristik pribadi yaitu motives, traits, dan self-concept yang mendukung pemakaian knowledge dan skill dalam perilaku (behavior) yang nantinya dapat

memprediksi performa kerja seorang guru. Misalnya guru akan lebih bertanggung

jawab terhadap pekerjaannya, berani mengambil resiko, dan selalu menampilkan

performa terbaiknya dalam proses belajar mengajar. Tanpa ketiga hal tersebut, seorang

(23)

13

Universitas Kristen Maranatha

Model kompetensi menurut Spencer & Spencer (1993) adalah satu set

faktor-faktor kesuksesan (kompetensi) yang di dalamnya tercakup key behaviors yang merupakan refleksi dari skill dan knowledge yang diperlukan untuk mencapai excellent performance pada suatu jabatan tertentu. Terdapat limabelas model kompetensi umum untuk pekerja penyedia jasa, seperti guru. Kelimabelas kompetensi itu adalah impact

and influence, developing others, interpersonal understanding, self confidence, self control, other personal effectiveness competencies, professional expertise, customer

service orientation, teamwork cooperation, analytical thinking, conceptual thinking, initiative, flexibility, directiveness/assertiveness, dan chievement orientation.

Impact and influence, kemampuan guru untuk dapat membangun

kepercayaan, mempengaruhi siswa serta memberikan contoh atau demonstrasi yang

konkrit dalam menjelaskan kepada siswa. Developing others, adalah kemampuan

guru untuk mengajar dan membantu perkembangan diri siswa, serta guru-guru

lainnya. Interpersonal understanding, yaitu kemampuan guru untuk dapat berempati

untuk mendengarkan masalah siswa, mengetahui suasana hati, perasaan dan

memahami bahasa tubuh siswa, mengetahui latar belakang, minat, dan

kebutuhan-kebutuhan siswa, serta berempati menganalisis situasi yang sedang berlangsung. Self

confidence, kemampuan guru untuk dapat percaya pada kemampuan dan diri sendiri dalam mendidik siswa dan menyelesaikan tugas. Self control, yaitu kemampuan guru

untuk dapat mengontrol emosi dirinya agar tidak mengganggu proses belajar

(24)

14

Universitas Kristen Maranatha

Kemudian Other personal effectiveness competencies, adalah kemampuan guru untuk dapat mengenali kompetensi-kompetensi dalam diri yang efektif dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan memiliki komitmen. Professional expertise, kemampuan guru untuk dapat memelihara dan mengembangkan dasar pengetahuan, serta selalu memperbaharui diri terhadap pengetahuann yang diperlukan

dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Customer service orientation adalah

kemampuan guru untuk dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan siswa,

menolong siswa, selalu mendengarkan dan mengikuti pertanyaan, permintaan dan

keluhan siswa agar kebutuhan siswa terpenuhi.

Teamwork and cooperation, kemampuan guru untuk dapat memberikan masukan, pujian, dan bekerja sama dengan siswa, orang tua siswa, guru-guru lainnya.

Analytical thinking, adalah kemampuan guru untuk dapat melihat hubungan sebab

akibat, menyimpulkan serangkaian peristiwa, membagi masalah besar menjadi bagian

kecil sehingga lebih mudah untuk diatasi. Conceptual thinking, kemampuan guru

untuk dapat mengetahui pola dan menggunakan konsep-konsep dalam menerapkan

pengetahuan dan ketrampilan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan

siswa. Initiative, kemampuan guru untuk dapat berespon cepat untuk menyelesaikan

suatu masalah, melakukan tindakan melebihi pekerjaannya untuk menangani

masalah.

Selanjutnya, Flexibility, adalah kemampuan guru untuk dapat menyesuaikan diri dan bekerja secara efektif dalam berbagai situasi kelas, siswa, guru dan pihak

(25)

15

Universitas Kristen Maranatha

jika diharuskan, memberitahukan kepada siswa apa yang sebaiknya dilakukan pada

saat-saat tertentu, menentang pelanggaran dan kelakuan siswa yang buruk/jahat.

Achievement orientation, kemampuan guru untuk dapat bekerja dan memberikan perhatian yang lebih baik untuk memenuhi standar terbaik, seperti memberi kepuasan

proses belajar mengajar kepada siswa.

Kelimabelas model kompetensi ini menjadi acuan atau standar untuk

menterjemahkan perilaku-perilaku yang diperoleh. Sehingga nantinya mendapatkan

model kompetensi yang sesuai dengan visi, misi, tugas guru SD “X” di Lampung

Tengah. Penyusunan model kompetensi ini diharapkan dapat membantu

meningkatkan kualitas guru maupun sekolahnya, sehingga visi dan misi pada sekolah

tersebut dapat tercapai. Secara skematis, uraian tersebut diatas dapat digambarkan

dalam skema sebaga berikut :

 Motif  Trait

 Self concept  Knowledge  Skill

Guru SD “X” Lampung

Tengah

(26)

16

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir

1.6 Asumsi

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dapat ditarik sejumlah asumsi sebagai

berikut : Visi Misi

(27)

17

Universitas Kristen Maranatha

1. Kompetensi guru SD ”X” di Lampung Tengah dipengaruhi oleh traits, motives, self-concept, knowledge, dan skill dari yang bersangkutan.

2. Lima belas Generic Competency for Helping and Human Service Workers akan menghasilkan model kompetensi spesifik pada guru di SD ”X” Lampung Tengah.

3. Kompetensi yang dibutuhkan oleh guru di SD “X” Lampung Tengah dapat

(28)

88 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang

dilakukan terhadap Guru SD ‘X’ Lampung Tengah, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat 15 kompetensi yang dibutuhkan

untuk dapat mencapai visi, misi dan tugas guru, yaitu, yaitu Professional

Expertise, Achievement Orientation, Self control, Other Personal

Effectiveness Competencies, Impact and Influence, Interpersonal

Understanding, Customer Service Orientation, Teamwork and

Cooperation, Developing Other, Self Confidance, Initiative, Flexibility,

Directiveness / Assertiveness, Conceptual Thinking, Analytical Thinking.

2. Terdapat tiga kompetensi utama dengan frekuensi tertinggi yaitu

Professional Expertise, Achievement Orientation, Self control. Makin tinggi

frekuensi nya, makin dibutuhkan kompetensi tersebut untuk dimiliki oleh

seorang guru dalam melakukan pekerjaan nya agar dapat mencapai

performansi terbaik, dan mencapai visi, misi dan tugas. Semakin tinggi

frekuensi kemunculan kompetensi tersebut, semakin besar harapan guru

(29)

89

Universitas Kristen Maranatha

3. Kompetensi lain yang juga dibutuhkan untuk mencapai visi, misi dan tugas

guru. adalah Other Personal Effectiveness Competencies, Impact and

Influence, Interpersonal Understanding, Customer Service Orientation,

Teamwork and Cooperation, Developing Other, Self Confidance, Initiative,

Flexibility, Directiveness / Assertiveness, Conceptual Thinking, Analytical

Thinking. Kompetensi ini juga penting untuk dimiliki oleh seorang guru

untuk mendukung kompetensi yang lain, sehingga ketika melakukan tugas

nya, guru tidak hanya menyampaikan materi saja, tetapi melakukan

tugasnya sebagai pendidik.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti perlu mengajukan beberapa

saran, yaitu:

5.2.1. Kegunaan Praktis

1. Bagi guru dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai performansi

kerja.

2. Menambahkan hasil wawancara yang didukung dengan hasil observasi untuk

lebih

memperjelas sikap subjek penelitian terhadap topik yang sedang dibicarakan

atau ditanyakan.

3. Disarankan bagi profesi psikolog untuk lebih aktif dalam membuat model

kompetensi, khususnya bagi profesi guru untuk memperbaiki,

(30)

90

Universitas Kristen Maranatha

5.2.2. Kegunaan Ilmiah

1. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai model

kompetensi pada guru SD ‘X’, dengan mengevaluasi lebih lanjut hasil

penelitian untuk melihat keefektivitasan kinerja guru.

2. Disarankan untuk penelitian lebih lanjut mengenai model kompetensi pada

guru SD ‘X’ maupun SD lainnya dengan menambahkan metode observasi

agar data yang diperoleh lebih lengkap.

3. Kelemahan model kompetensi ini adalah belum disertai norma yang

digunakan untuk menentukan kompetensi utama dan kompetensi

(31)

91 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Boutler, Nick. 2003. People and Competencies: The Route To Competitive

Advantage. Jakarta: Terjemahan Gramedia.

Cooper, James M.,1986:2. Guru Sebagai Profesi, Drs. Suparlan, M. Ed.

Gulo W., 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Singarimbun, Masri & Effendi, Sofian, 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta:

PT. Pustaka LP3ES.

Spencer, Lyle M.; Signe M. Spencer.1993. Competence At Work: Models For

Superior Performance. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Whiddett, Steve.; Sarah Hollyforde. 1999. The Competencies Handbook. London:

(32)

92 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Astri. 2009. Studi Deskriptif Mengenai Model Kompetensi Pada Guru Tetap

SMUN “X” Di Kota Bandung. Usulan Penelitian. Bandung : Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Septriadi, Eko. 2009. Studi Deskriptif Mengenai Model Kompetensi Pada Sales

Agent Di PT “X” Kota Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha.

Kamus Kompetensi LOMA (1998), LOMA’s Competency Dictionart 1998).

www.kemdiknas.go.id : Surat Edaran Mendikbud dan Kepala BAKN

No.57686/MPK/1989.

www.kemdiknas.go.id : Pusat Informasi dan Humas (PIH) dan Badan Penelitian

dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Wawancara : Kepala Sekolah SD “X” di Lampung Tengah.

Wawancara : Guru SD “X” di Lampung Tengah.

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penentuan daerah rawan banjir adalah metode overlay (tumpang susun peta) dengan pembobotan dan skoring terhadap parameter penyebab

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu , tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam

Pemahaman tersebut akhirnya menempatkan nilai sebagai ukuran atau standar yang membentuk tatanan ideal bagi sebuah masyarakat terkait dengan apa yang dipandang baik dan tidak

Nilai validasi dan nilai uji lapangan menunjukkan bahwa produk pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis Lectora Inspire terbukti layak digunakan sebagai

Diberitahukan dengan hormat, bahwa skripsi saudara: Faris Faishol, NIM: 211165 dengan judul “Implementasi Kebijakan Pajak Reklame dalam Meningkatkan Pendapatan

Penelitian ini dilakukan guna menguji kembali faktor – faktor yang mempengaruhi audit report lag dengan menggunakan variabel opini audit, komite audit , dan umur perusahaan dari

Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan/pengurus koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang pihak lain

[r]