STUDI ANALISIS ISI KEKERASAN TERHADAP WANITA DALAM FILM INDONESIA BERGENRE RELIGI PERIODE TAHUN 2011
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Komunikasi
Diajukan Oleh :
EVI FITRI
L100 080 045
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Jl. A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Kartasura. Telp (0271) 717417, 719483 Fax 715448 Surakarta 57102
Surat persetujuan artikel publikasi ilmiah
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir:
Nama : Ika Damayanti, S. Sos
Telah membaca mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa:
Nama : Evi Fitri
NIM : L100080045
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi : KEKERASAN TERHADAP WANITA DALAM FILM RELIGI (Studi Analisis isi Kekerasan Terhadap Wanita Dalam Film Indonesia Bergenre Religi Periode Tahun 2011)
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan yang dibuat, semoga dapat dipergunakan sepenuhnya.
Pembimbing
PENDAHULUAN
Kemajuan media massa dalam perkembangan teknologi mampu menghasilkan sebuah informasi dan hiburan bagi khalayak. Munculnya perfilman Indonesia berada di tengah-tengah masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi pendukungkelangsungan hidup. Adapun unsur cerita yang terkandung di dalamnya mempunyai nilai dan pesan tersendiri bagi yang melihat. Sehingga pesan di dalam film dapat memunculkan makna yang unik di antara media komunikasi lainnya.
Seiring dengan perkembangan film dengan berbagai tema yang diangkat, membuat sutradara menciptakan ide kreatif lagi dalam mengemas alur cerita yang lebih menarik untuk ditonton. Perkembangan dunia film tidak jauh dari para penikmat film. Apabila penikmat tidak ada maka perkembangan dunia perfilman akan mati. Hal tersebut menimbulkan adanya ide-ide yang bermunculan untuk mengangkat tema religi kelayar lebar. Fenomena film bertema religi semakin bayak digemari dengan setting drama yang diperankan oleh wanita sebagai pemeran utamanya.
Gambaran seorang wanita yang lemah sering kali ditemukan dalam perfiman Indonesia, baik dalam sinetron
maupun film layar lebar. Selain itu perempuan hanya berperan sebagai wanita yang lemah selalu hidup dalam aturan sang suami, sehinngga banyak dari orang mengatakan dan memandang bahwa wanita hanya berada pada sektor domestik dan identik dengan istilah 3M, masak (masak), mancak (berdandan), manak (melahirkan). Disadari atau tidak, selama ini wanita telah menjadi bahan konsumsi bagi publik demi mendapatkan rating yang tinggi dan keuntungan besar. Sehingga banyak media massa yang memanfaatkan wanita sebagai nilai jual bagi produk mereka.
Wanita dalam ranah perfilman Indonesia sering kali ditampilkan dan menjadi tema yang menarik dalam film religi bernuansa islami, perilakuan tidak adil banyak ditemui pada wanita dengan berbagai tekanan dan kekerasan yang dilakukan oleh laki-laki maupun keluarga. Kekerasan dalam berbagai bentuk, berupa fisik maupun non fisik kerap dimunculkan ,tayangan kekerasan yang berlebihan pada media pula yang akhirnya memicu terjadinya pendapat tentang adanya
sterotype dalam film religi.
Dalam ranah lingkup keluarga islam wanita dijodohkan dan di tuntun untuk tidak menolak perjodohan. Padahal wanita juga mempunyai hak untuk menolak. Kekerasan yang sering muncul dalam film bergenre religi membentuk pola pikir tentang ketidak adilan pada wanita. Pembentukan sterotype
dapat dilihat melalui adanya penandaan negatif yang sering didapat wanita berupa adegan kekerasan (violence) pada sebuah media massa.
Sedangkan di dalam ajaran islam mengakui persamaan hak antara laki-laki dan perempuan di jelaskan dalam al-Qur’an yang berbunyi “ Hai manusia,
sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di anatara kamu.“ (S. Al-hujurat :13). Ayat di atas menegaskan bahwa yang membedakan kaum antara laki-laki dan perempuan di mata Allah hanyalah tingkat keimanan dan ketaqwaannya.
Banyaknya kasus kekerasan yang menimpa kaum perempuan sangat disayangkan hingga menimbulkan dampak negatif yang nyata, diantaranya sering
terjadi kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan kekerasan psikis. Tindak kekerasan terjadi tidak hanya pada ibu rumah tangga, akan tetapi juga dialami oleh anak perempuan hilangnya hak utuk memilih.
Maka menjadi alasan untuk mengukur adegan kekerasan yang muncul dan kecenderungan kekerasan terhadap wanita dalam film Indonesia bergenre religi periode tahun 2011. Karena pada periode tersebut film religi menjadi favorit bagi yang menonton. Film tersebut adalah Dibawah Lindungan Ka’bah, Kehormatan dibalik Kerudung, Khalifah, Sajadah Kab’ah dan Khafalan Sholat Delisa
Maka bisa kita identifikasi dari banyaknya film Indonesia religi mengandung unsur kekerasan pada wanita yang dilakukan oleh laki-laki maupun dari pihak keluarga. Tampaknya kekerasan dalam media massa tidak pernah jauh dari wanita, bagaimana kecenderungan, dan frekuensi adegan kekerasan dalam film Indonesia bergenre religi periode Tahun 2011.
TINJAUAN PUSTAKA Film sebagai Komunikasi Massa
maksudnya adalah sama makna. Menurut
Laswel komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek media tertentu (Effendy, 2011:10). Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan melalui pemancar yang berupa audio atau audio visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: telivisi, radio, surat kabar, film, buku dan pita (Effendy, 2011:21).
Kekuatan dan kemampuan film mampu menjangkau banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya (Sobur, 2004:127).
Genre Religi
Genre sendiri berasal dari bahasa perancis yang mempunyai makna “bentuk” atau “tipe”.Penggunaan kata genre bertujuan
untuk membantu mengklasifikasikan sebuah film agar lebih sederhana. Sedangkan religi sendiri sering dimengerti masyarakat sebagai salah satu bentuk ajaran agama yang bernuansa islami.
Dapat kita simpulkan bahwa genre religi adalah salah satu bentuk film yang dibuat untuk memperlihatkan nilai-nilai kepercayaan islami, dimana wanita dalam film religi sering kali digambarkan sebagai
sosok yang ter-aniaya, dari banyaknya kasus kekerasan keluarga, sebagian besar yang menjadi korban dan dirugikan adalah wanita.
Gender
Banyak sekali penyebab munculnya gender yang ditampilkan dalam media massa, banyak dari berbagai film dan acara hiburan lainnya wanita selalu dalam tekanan kaum laki-laki maupun keluarga. Sehingga wanita menjadi sosok yang selalu teraniaya, dan sering kali wanita sebagai bahan eksploitasi oleh media.
Gender sendiri dimengerti sebagai salah satu perbedaan antara kaum perempuan dan laki-laki berdasarkan social construction sehingga tercermin dalam kehidupan sosial yang berawal dari keluarga. Wanita disosialisasi dan di didik secara berbeda dengan laki-laki. Hal ini yang menunjukan adanya social expectation
(ekspektasi sosial) yang berbeda terhadap anak perempuan maupun dengan anak laki-laki (Sihite, 2007: 230).
melahirkan berbagai macam ketidakadilan terhadap wanita. Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yakni: marginalisasi atau kemiskinan ekonomi, subordinasi atau anggapan tidak penting dalam keputusan politik, pembentukan stereotype atau melalui pelabelan negatif, kekerasan
(violence), beban kerja lebih panjang dan lebih banyak, serta sosialisasi ideologi nilai peran gender (Fakih, 1996; 11-12)
Kekerasan
Definisi kekerasan menurut P. Lardellier (2003) dalam Haryatmoko (2007:19) yaitu prinsip sebuah tindakan yang mendasarkan diri pada kekuatan untuk memaksa pihak lain tanpa persetujuan. Kekerasan (violence) adalah serangan atau invasi (assault) terhadap fisik maupun integritas mental psikologi seseorang (Fakih, 2007:17).
Ada empat jenis kekerasan yang dapat diidentifikasikan menurut Thomas Santoso (2002), sebagai berikut; kekerasan terbuka, kekerasan tertutup, kekerasan agresif, kekerasan defensif (Santoso, 2002:11).
Analisis Isi
Analisis isi adalah suatu tehnik penelitian yang dirancang untuk membuat
inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan kesahihan data dengan memperhatikan konteksnya (Krippendroff, 1993: 15).
Analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis isi komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak (Kriyantono, 2008: 230).
Analisis isi digunakan untuk menganalisis semua hasil dari bentuk komunikasi yang berupa: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, pidato, surat, peraturan per-undang-undangan, musik, teatrikal dan sebagainya (Rakhmat, 2005: 89).
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif, untuk jenis penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan deskriptif kuantitatif.Karena di dalam penelitian film religi sendiri ini tidak mencari atau menjelaskan sebuah hubungan, tidak menguji hipotesis, atau membuat prediksi (Rakhmat, 1994: 24).
jenis analisis penelitian yang di pergunakan, penelitian histori bertujuan menemukan generalisasi. Generalisasi tersebut memungkinkan untuk mencari “sebab” dari peristiwa-peristiwa sejarah (Rakhmat, 1994: 24).
Generalisasi
Kesimpulan diambil berdasarkan frekuensi dan presentasi yang terdapat pada hasil data-data yang telah diteliti. Klaus Krippendrof mengatakan bentuk representasi data paling umum yang ada pada pokoknya membantu meringkaskan fungsi dari analisis, berkaitan dengan frekuensi adalah frekuensi absolute seperti jumlah kejadian yang ditemukan dalam sampel (Krippendrof, 1993 :168). Dengan demikian frekuensi tertinggi akan menjadi sebuah pertimbangan yang utama untuk menarik sebuah kesimpulan.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi.Analisis isi merupakan suatu tehnik yang di gunakan untuk menarik sebuah kesimpulan melalui karekteristik pesan yang mendominasi secara obyektif dan sistematis (Kriyantono, 2010: 60). Analisis isi kuantitatif disini menekankan pada isi komunikasi yang tampak (tersurat /manifest/nyata).
Reliabilitas
Tes reliabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji kebenaran maupun keabsahan data yang sudah diperoleh, uji tes reliabilitas sendiri dilakukan oleh peneliti dan pengkoder lain bernama Gabriella Hemas Sebatini, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Hostli untuk menghitung data yang diperoleh oleh dua pengkoder.
CR= 2.ܯ
ܰ1+ܰ2 Keterangan :
CR: Coefficent Reliability (Koefisien Reabilitas)
M : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh dua pengkoder.
N1+N2 : adalah pernyataan yang diberikan kode oleh dua pengkode (Holsti, dalam Eriyanto, 2011 : 290).
HASIL dan PEMBAHASAN Film Khalifah
Gambar 1
Presentase Kekerasan Fisik
Dalam Film Khalifah
Jumlah pada gambar 1 menunjukkan presentase kekerasan fisik dari 112 scene
dengan jumlah 3,57%, maka diketahui bahwa jenis kekerasan fisiknya antara lain 0,89% (1 adegan) memukul, 0,89% (1 adegan) menarik, 0,89% (1 adegan) mendorong, 0,89% (1 adegan) menjambak.
Gambar 1.2
Presentase Kekerasan Psikologi Dalam Film
Khalifah
Jumlah pada gambar 1.2 menunjukkan presentase kekerasan psikologi dari 112 scene dengan jumlah 7,14%. Maka diketahui bahwa jenis
kekerasan psikologinya antara lain 0,89% (2 adegan) memaki,
0,89% (4 adegan) membentak, 1,79% (1 adegan) mengusir, 0,89% (1 adegan) menghina, 0,89% (3 adegan) melecehkan, terdapat juga adegan mengancam berupa 0,89% (2 adegan) dan 0,89% (7 adegan) memaksa. Adegan kekerasan tersebut terdapat dalam sajian adegan film Khalifah.
Film Kehormatan Di Balik Kerudung
Unsur adegan kekerasan fisik dan psikologi yang terdapat pada film Kehormatan Di Balik Kerudung mempunyai kecenderungan dan frekuensi yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2
Presentase Kekerasan Fisik Dalam Film
Kehormatan Di Balik Kerudung
Dari jumlah gambar 2 menunjukkan presentase kekerasan fisik dari 163 scene
0,61% (1 adegan) menjambak dan terakhir 0,61% (1 adegan ) menampar.
Gambar 2.2
Presentase Kekerasan Psikologi dalam Film
Kehormatan Di Balik Kerudung
Kemudian diketahui juga pada gambar 2.2 menunjukkan adegan kekerasan psikologi dari 163 scene dengan jumlah presentase 2,86%, maka kekerasan psikologinya berupa 0,61% (1 adegan) memaki, 0,61% (3 adegan) membentak, 0,61% (1 adegan) mengusir, 0,41% (2 adegan) mengancam, dan 2 adegan memaksa berupa (0,61%). Adegan kekerasan tersebut terdapat dalam film
Kehormatan Di Balik Kerudung.
Film Di Bawah Lindungan Ka’bah
Unsur adegan kekerasan fisik dan psikologi yang terdapat pada film Di Bawah Lindungan Ka’bah mempunyai kecenderungan dan frekuensi yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3
Presentase Kekerasan Psikologi dalam Film Di Bawah Lindungan Ka’bah
Jumlah pada gambar 3 menunjukan presentase kekerasan psikologi dari 157
scene dengan jumlah presentase keseluruhan 1,76%, bahwa jenis kekerasan psikologinya berupa, 0,61% (1 adegan ) membentak, 0,61% (1 adegan) menghina, dan terakhir 7 adegan memaksa dengan presentase 0,56%. Hasil tersebut di dapat dalam film Di Bawah Lindungan Ka’bah.
Film Sajadah Ka’bah
Unsur adegan kekerasan fisik dan psikologi yang terdapat pada film Sajadah Ka’bah mempunyai kecenderungan dan frekuensi yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Memaki 12,5
memben tak 37,5 mengusi
r 12,5 men
ghina 0 mel ece hka n 0 mengan
cam 12,5
memaks
a 25,0 Memaki
membentak
mengusir
menghina
melecehkan
mengancam
Memaki 0,0
memben tak 11,1
men gusir 0,0
menghin a 11,1 mel ece hka n 0
me nga nca m 0,0 memaks
a 77,8
Memaki
membentak
mengusir
menghina
melecehkan
mengancam
Gambar 4
Presentase Kekerasan Fisik dalam Film Sajadah Ka’bah
Jumlah pada gambar 4 menunjukan presentase kekerasan fisik dari 158 scene
dengan jumlah presentase keseluruhan 2,56%, bahwa jenis kekerasan fisiknya antara lain, antara lain 0,64% (1 adegan) memukul, 0,64% (1 adegan) menarik, 0,64% (1 adegan) mendorong, dan terakhir 0,64% (1 adegan ) menampar.
Gambar 4.1
Presentase Kekerasan Psikologi dalam Film Sajadah K’bah
Jumlah pada gambar 4.1 menunjukkan presentase kekerasan psikologi dari 158 scene dengan jumlah presentase keseluruhan 2,55%, Kemudian
diketahui juga adegan kekerasan psikologi berupa 0,64% (4 adegan) membentak, 0,64% (1 adegan) melecehkan, 0,64% (4 adegan) mengancam, dan 5 adegan memaksa berupa (0,61%). Hasil adegan kekerasan tersebut terdapat dalam film
Sajadah Ka’bah.
Analisa Data
Tehnik analisa data yang akan dilakukan dengan menghitung hasil koding pada setiap kategori kekerasan yaitu bentuk kekerasan, dan kecenderungan kekerasan. Untuk melihat frekuensi kekerasan dan kecenderungan kekerasan dihitung dengan mengakumulasikan seluruh isi adegan yang bersifat kekerasan pada film religi.
Bentuk Kekerasan
No Dimensi Frekuensi Presentase
1. Kekerasan Fisik
15 22,4%
2. Kekerasan Psikologi
52 77, 62%
Berdasarkan data koding tersebut data dan hasil data riset menunjukan bahwa dalam film religi, kekerasan psikologi masih berada pada urutan pertama dalam hal bentuk kekerasan terhadap wanita.
[image:10.612.72.293.452.668.2]contoh kekerasan psikologi yang muncul pada film religi yang ditemukan.
“kalau kamu tidak menjual tanah ini, maka aku akan datang setiap hari ke rumah mu!”
Kata-kata ini digunakan pelaku terhadap wanita ketika sedang menyulam sajadah di gubuk kecil depan rumahnya. Pelaku adalah seorang anak buah suruhan dari majikannya untuk memaksa menjual tanah wanita tersebut dengan nada tinggi pada korban sambil memaksa dan mengancam.
Kesimpulan Sajian Data
Hasil dari sajian data yang didapat pada semua film religi periode tahun 2011 terdapat aadnya kekerasan terhadap wanita, waluapun dalam film religi ini tergolong mempunyai tingkat frekuensi kekerasan yang cukup tinggi dari ke lima film yang ada. Frekuensi tersebut dilihat berdasarkan jumlah keseluruhan 721 scene dalam film, dari setiap adegan kekerasan yang muncul dengan jumlah keseluruhan 67 kekerasan, dengan presentase kecenderungan kekerasan psikologi sebesar 77,62% hasil yang di dapat. Meskipun demikian, tetap saja film religi ini masih mengandung unsur kekerasan di dalamnya.
Dengan hasil yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa wanita selalu saja ditampilkan sebagai sosok yang lemah dan selalu dalam tekanan kaum laki-laki maupaun keluarga yang mengakibatkan adanya subordinasi terhadap kuam perempuan dan munculnya bias gender. Bukankah sudah jelas bahwa di dalam al-Qur’an surat al-hujurat ayat 13 sendiri bahwa yang membedakan antara kaum laki-laki dan perempuan hanya iman dan ketakwaannya. Pemahaman yang seperti mampu memunculkan pandangan adanya
sterotype terhadap kaum wanita yang terus menerus di tampuilkan oleh media (Fakih, 2001:16 ).
KESIMPULAN
hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa pada film Religi Indonesia periode Tahun 2011 terdapat adegan kekerasan yang berupa:
1. Terdapat dua jenis kekerasan baik fisik maupun psikologi dan presentase yang tinggi terhadap wanita dalam film religi.
2. Kemunculan variabel kekerasan fisik sebanyak 22,4%, dan kekerasan psikologi berupa 77,62%, dari hasil keseluruhan film.
3. Kecenderungan adegan mendorong (4 adegan) yang terdapat pada kekerasan fisik, dan kencenderungan adegan memaksa (21 adegan) terdapat pada kekerasan psikologi.
Saran
Pada penelitian selanjutnya diaharapkan dapat mengembangkan kembali penelitian secara lebih luas dan lebih mendalam, agar tidak berhenti dan terpatok pada penelitian ini saja melainkan mampu menambah teori-teori dan lebih mengkritisi kembali dalam mengembangkan materi pokok utamanya dengan penggunaan metode analisi isi.
PERSANTUNAN
1. Allah SWT yang senantiasa selalu memberikan kemudahan dan petunjuk
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Kepada Bapak Mahmud, Ibu Kismatun untuk adik-ku Nasik, Ida dan Zulfi yang senantiasa selalu memberikan dorongan dan semangat serta kasih sayang mereka selama ini, doa yang tiada henti kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Husni Thamrin, Ph.D selaku dekan Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informatika
4. Taufik Murtono M.Sn, selaku pembimbing I yang selama ini memberikan begitu banyak masukan dan pengarahan selama pembuatan skripsi ini.
5. Ika Damayanti S.Sos, selaku pembimbing 2 yang senantiasa memberikan motivasi dan sangat membantu hingga terselesaikannya skripsi.
6. Seluruh dosen di Program Studi Ilmu Komunikasi UMS, yang telah begitu banyak memberikan ilmu pengetahuan yang nantinya isyaallah dapat bermanfaat bagi penulis kedepan-Nya.
Baroroh, Ayu Surti Setyaningrum, Agnestya, dan seluruh teman-taman yang senantiasa yang selalu memberikan dukungan untuk terselesaikannya penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Effendy, Onong Uchyana. 2011. Ilmu Komunikasi: Teori dan Prakteknya, Bandung : Remaja Rosdakarya. Eriyanto, 2011.Analisis Isi: Pengantar
Metodologi untuk Penelitian
IlmuKomunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Fakih, Mansour. 2007. Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Yogjakarta :Pustaka Pelajar.
Fakih, Mansour. 1996, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Yogjakarta :Pustaka Pelajar.
Haryatmoko. 2007. Etika Komunikasi, Manipulasi Media, Kekerasan dan Pornografi.Yogyakarta : Kanisius Krippendorff, Klaus. 1993. Analisi isi:
Pengantar Teori dan Metodelogi, Jakarta : CV. Rajawali.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Tehnik Praktik Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktik Riset Media, Public
Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
McQuail. D. 1989. Teori Komunikasi Massa ed.2. Jakarta: Erlangga.
Nurdin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rakhmat, Jalaludin. 1994. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja RosdaKarya.
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: CV. Remaja Rosdakarya.
Santoso. Thomas. 2002. Teori-Teori Kekerasan. Jakarta : Ghalia Indonesia
Siregar, Ashadi. 1996. Pers dalam Perspektif
Hukum dan Politik. Yogyakarta.
Sobur, A. 2004.Semiotika Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian
Kualitatif & Kuantitatif, Bandung : CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : CV. Alfabeta Suryadi, Ace dan Idris, Ecep. 2004.
Kesetaraan Gender Dalam Bidang Pendidikan, Bandung : Genesindo. Sihite, Roman. 2007. Perempuan,
Kesetaraan dan Keadilan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Jurnal :
(hhtp://www.jurnal ilmu komunikasi Vol. 1 No. 2 Oktober 2009.Opini
Mahasiswa Tentang Film
Perempuan Berkalung sorban Oleh Sumardjijati Fisip UPN (Diakses pada hari jumat Tanggal 14 Desember jam 20:30). Skripsi
Irianto, Agus., 2011. Kekerasan Dalam Serial Telivisi (Studi Analisis Isi Tentang Adegan Kekerasan dalam serial Televisi Animasi Jepang Naruto Shippunden yang
Ditayangkan di Global Tv Periode Bulan November 2010), (Skripsi). Surakarta: FKI UMS (tidak dipublikasikan).
Ramadhani, Tito., 2013. Kekerasan dan Pornomedia dalam Komedi Pesbukers (Analisis Isi Kekerasan dan Pornomedia dalam Tayangan Televisi pada Program Acara Komedi Pesbukers di Antv Periode Bulan Juni 2012), (Skripsi). Surakarta: FKI UMS (tidak dipublikasikan).
Website :
(http://id.shvoong.com/humanities/film-and- theater-studies/2187062-pengertian-genre-dan-fungsi/ Pengertian Genre dan Fungsi (Diakses pada hari selasa Tanggal 18 Desember jam 20:35)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Agama.
Agama(Diakses pada hari selasa Tanggal 18 Desember 20.33) (http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=
1&submit.x=0&submit.y=0&qual=h igh&fname=/jiunkpe/s1/ikom/2008/ji unkpe-ns-s1-2008-51403022-8792-sinetron_religi-cover.pdfPetra Christian Universitas, Analisis Isi Kekerasan dalam Rumah Tangga pada Sinetron Religi (Diakses pada hari Kamis Tanggal 22 Desember Jam 23:30).
(http://www.artikata.com/arti-370251-melecehkan.html Kamus Besar & Sinonim Kata (Diakses pada hari kamis Tanggal 9 Mei jam 17:54). (http://www.indomovieguide.com/2011/10/m
ovie-trailer-sajadah-kabah-2011.html) (Diakses pada hari jum’at Tanggal 3 Juni jam 21.56). (http://www.kpi.go.id/download/regulasi/U
U%20No.%208%20Tahun%201992 %20tentang%20Perfilman.pdf Undang-undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1992 tentang Perfilman (Diakses pada hari Selasa Tanggal 18 Desember jam 14:50).
(http://www.statmyweb.com/s/film-religiArti dari Religi (Diakses pada hari Senin jam