• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN IR. SOEKARNO DANMAYJEN SOEHARTO (1963-1967).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN IR. SOEKARNO DANMAYJEN SOEHARTO (1963-1967)."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa ta’ala, karena atas berkah dan rahmat-Nya lah, maka penulis dapat menyelesaikan tulisan ini yang berjudul “Hubungan Ir. Soekarno dan Soeharto 1963-1967”. Tak lupa shalawat dan salam tetap

tercurahkan kepada junjunganku Nabi Besar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam, beserta sahabat, dan generasi pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulisan mengenai hubungan diantara kedua mantan presiden ini tidak mudah, karena penulisan skripsi ini tidak melalui wawancara dari keduanya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Namun atas dukungan dan semangat dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Maka pada kesempatan ini dengan segenap ketulusan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua Orang Tuaku Tercinta, Ayahandaku Suyetno dan Ibundaku Nani Sutrisni yang dengan sabar dan penuh kasih sayang memberi dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan tulisan ini.

2. Kepada adikku tersayang M. Taufik Hidayat, yang sudah banyak mengalah agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan S.1 ini, terimakasih banyak atas semua kesabarannya. 3. Kepada kakek-nenekku Alm. H. S. Martono dan Hj. Siti Maryam. Kepada om Ir. Sunario,

juga tante-tanteku Zuraida Hanum, B.E dan Lindawati Rahayu ,S.Pd , beserta seluruh keluarga besar Mariton atas semua dukungannya.

(2)

6. Kepada ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah dan selaku dosen penguji penulis yang selalu memberikan saran dan masukan kepada penulis.

7. Kepada ibu Dra. Hafnita Lubis selaku sekertaris jurusan, dosen pembimbing akademik, dan juga dosen yang telah bersikap selayaknya orangtua bagi penulis.

8. Kepada bapak Drs.M.T.Sihite yang juga pernah menjadi dosen pembimbing akademik penulis.

9. Kepada bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing serta mengoreksi tulisan ini dan memberikan masukan-masukan yang sangat penting selama proses penulisan skripsi ini.

10.Kepada ibu Dra. Flores Tanjung, M. A selaku dosen penguji, yang sudah memberikan masukan yang penting dalam penulisan ini.

11.Kepada bapak Drs. Phil Ichwan Azhari selaku kepala Pustaka Humaniora yang mengizinkan saya untuk melakukan penelitian.

12.Kepada Abangda Ramadhan Julianto dan para anggota Pustaka Humaniora.

13.Kepada sahabat-sahabatku yang selalu memberikan bantuan dan masukan kepada penulis: Siti Khadijah “Icha”, Rio Aditya, Resnawati, Bang Harun, Abdul Haris, Agus Susanto, Betti Helen, Afriyani “Pinkan”, Arfan Syahputra dan Harion Sitompul. Dan juga untuk saudari

-saudariku Icha Khadijah, Kak Ocha Simanjutak, Diana Ardini, Hari Hikmah Siregar, Riski Retno, Fitri Frimays, Puspa Ega, Chici Lanury, Kak Lity “etan” dan Ina MJ.

(3)

Riska Dewi, Rita Musyrifa dan juga seluruh mahasiswa sejarah A Reguler 2008, atas semua pengalaman yang tak terlupakan.

Semoga Allah Subhanahu Wa ta’ala melimpahkan berkah dan rahmatnya bagi kita semua. Penulis sangat berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi setiap orang yang membacanya. Tak lupa juga penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat di sela-sela tulisan ini.

Medan, 2013 Penulis

(4)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Ini Diajukan Oleh Mulyani Sabatini, NIM. 308121107 Program S-1 Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial.

Universitas Negeri Medan.

Telah disetujui dan disahkan oleh

Tim penguji dalam ujian mempertahankan skripsi

KetuaJurusan Dosen

PendidikanSejarah PembimbingSkripsi

Dra.Lukitaningsih, M.Hum Drs. Yushar Tanjung, M.Si

(5)

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Skripsi Oleh Mulyani Sabatini, NIM. 308121107 Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji

PadaTanggal, 25 Juli 2013

TIM PENGUJI

Drs. Yushar Tanjung, M.Si Pembimbing

Dra.Hafnita SD Lubis ,M.Si Penguji/ PA

Dra.Lukitaningsih, M.Hum Penguji

Dra. Flores Tanjung, M.A Penguji

Disetujui dan Disahkan Pada Tanggal, 25 Juli 2013 Panitia Ujian

1.iff

Dekan KetuaJurusan

FakultasIlmuSosial UNIMED Pend. Sejarah,

Dr. H. Restu, MS Dra. Lukitaningsih, M.Hum

(6)
(7)

ABSTRAKSI

MULYANI SABATINI. 308121107. HUBUNGAN IR. SOEKARNO DAN MAYJEN SOEHARTO (1963-1967). SKRIPSI S1. JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH, FAKULTAS ILMU SOSIAL. 2013.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan apa yang ditempuh Soekarno berkenaan dengan Irian Barat, mengetahui bagaimana hubungan Soekarno dengan Soeharto pasca pembebasan Irian Barat dan untuk mengetahui bagaimana pandangan Soekarno terhadap Soeharto tahun 1963-1967.

Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan bagaimana hubungan diantara Soekarno dengan Soeharto sejak tahun 1963 sampai dengan 1967. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan Library Research atau Studi Pustaka. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah dengan langkah-langkah yang merujuk pada metode sejarah yakni dengan heuristik dan kritik sumber. Sumber data dalam penelitian ini merupakan data primer dan sekunder yakni data-data berupa suatu produk dari kegiatan manusia yang didapat dari literatur-literatur berupa buku. Untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti memilih studi kepustakaan. Verivikasi data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis kualitatif.

Hasil dari penelitian ini hubungan Soekarno dan Soeharto mulai mengalami kedekatan ketika Soeharto menjalani tugasnya sebagai Panglima dalam Operasi Mandala untuk membebaskan Irian Barat. Setelah itu Soeharto ditugaskan kembali menjadi Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) ketika menghadapi konfrontasi dengan Malaysia. Hubungan Soekarno dengan Soeharto mencapai sebuah titik yang bertentangan ketika meletusnya gerakan G 30 S, dan sikap oportunis Soeharto mulai terlihat ketika menggunakan SUPERSEMAR untuk mengalihkan kekuasaan Presiden Soekarno kepadanya. Dan hubungan mereka yang buruk terlihat ketika Soekarno berada pada masa penahanan.

Kesimpulan yang yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwasanya ada hal-hal yang melatarbelakangi kepercayaan Soekarno terhadap Soeharto. Pada peristiwa G 30 S, Soeharto menunjukkan secara terang-terangan betapa bertentangnya pemikirannya dengan Soekarno. Melaui Supersemar, Soeharto membubarkan PKI. Sampai pada 12 Maret 1966, kekuasaan Soekarno sebagai presiden dicabut. Setelah kekuasaannya dicabut, Soekarno menjalani masa penahanan di Wisma Yaso kemudian harus terasingkan dari rakyat.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa ta’ala, karena atas berkah dan rahmat-Nya lah, maka penulis dapat menyelesaikan tulisan ini yang berjudul “Hubungan Ir. Soekarno dan Soeharto 1963-1967”. Tak lupa shalawat dan salam tetap

tercurahkan kepada junjunganku Nabi Besar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam, beserta sahabat, dan generasi pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulisan mengenai hubungan diantara kedua mantan presiden ini tidak mudah, karena penulisan skripsi ini tidak melalui wawancara dari keduanya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Namun atas dukungan dan semangat dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Maka pada kesempatan ini dengan segenap ketulusan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua Orang Tuaku Tercinta, Ayahandaku Suyetno dan Ibundaku Nani Sutrisni yang dengan sabar dan penuh kasih sayang memberi dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan tulisan ini.

2. Kepada adikku tersayang M. Taufik Hidayat, yang sudah banyak mengalah agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan S.1 ini, terimakasih banyak atas semua kesabarannya. 3. Kepada kakek-nenekku Alm. H. S. Martono dan Hj. Siti Maryam. Kepada om Ir. Sunario,

juga tante-tanteku Zuraida Hanum, B.E dan Lindawati Rahayu ,S.Pd , beserta seluruh keluarga besar Mariton atas semua dukungannya.

(9)

6. Kepada ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah dan selaku dosen penguji penulis yang selalu memberikan saran dan masukan kepada penulis.

7. Kepada ibu Dra. Hafnita Lubis selaku sekertaris jurusan, dosen pembimbing akademik, dan juga dosen yang telah bersikap selayaknya orangtua bagi penulis.

8. Kepada bapak Drs.M.T.Sihite yang juga pernah menjadi dosen pembimbing akademik penulis.

9. Kepada bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing serta mengoreksi tulisan ini dan memberikan masukan-masukan yang sangat penting selama proses penulisan skripsi ini.

10.Kepada ibu Dra. Flores Tanjung, M. A selaku dosen penguji, yang sudah memberikan masukan yang penting dalam penulisan ini.

11.Kepada bapak Drs. Phil Ichwan Azhari selaku kepala Pustaka Humaniora yang mengizinkan saya untuk melakukan penelitian.

12.Kepada Abangda Ramadhan Julianto dan para anggota Pustaka Humaniora.

13.Kepada sahabat-sahabatku yang selalu memberikan bantuan dan masukan kepada penulis: Siti Khadijah “Icha”, Rio Aditya, Resnawati, Bang Harun, Abdul Haris, Agus Susanto, Betti Helen, Afriyani “Pinkan”, Arfan Syahputra dan Harion Sitompul. Dan juga untuk saudari

-saudariku Icha Khadijah, Kak Ocha Simanjutak, Diana Ardini, Hari Hikmah Siregar, Riski Retno, Fitri Frimays, Puspa Ega, Chici Lanury, Kak Lity “etan” dan Ina MJ.

(10)

Riska Dewi, Rita Musyrifa dan juga seluruh mahasiswa sejarah A Reguler 2008, atas semua pengalaman yang tak terlupakan.

Semoga Allah Subhanahu Wa ta’ala melimpahkan berkah dan rahmatnya bagi kita semua. Penulis sangat berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi setiap orang yang membacanya. Tak lupa juga penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat di sela-sela tulisan ini.

Medan, 2013 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATAPENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Tijauan Pustaka...… 6

B. Kerangka Konsep... 9

1. Konsep Hubungan ... 9

2. Konsep Pemikiran... 9

3. Konsep Kebijakan... 10

4. Konsep Kudeta ... 10

C. Kerangka Berpikir ... ... 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 13

(12)

B. Sumber Data ... 14

C. Teknik Pengumpulan Data ... ... 15

D. Verivikasi Data ... 15

BAB IV PEMBAHASAN ... ... 17

A. Kebijakan –kebijakan Soekarno………. 17

a. Pembebasan Irian Barat……...………... 17

b. Konfrontasi dengan Malaysia……… 22

c. Peristiwa G 30 S………..……….. 27

B. Hubungan Soekarno dan Soeharto……… 36

a. Supersemar dan Peralihan Kekuasaan ………. 37

b. Masa Peralihan Kekuasaan ……….. 51

c. Masa Penahanan Soekarno ……….. 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 60

A. Kesimpulan ……… 60

B. Saran ……….. 62

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti yang kita ketahui dua figur tersebut pernah menjadi presiden Republik Indonesia. Dalam masa kepemimpinan tersebut banyak terjadi peristiwa yang terekam sebagai sejarah Indonesia. Peristiwa tersebut antara lain adalah transisi kekuasaan Soekarno kepada Soeharto. Peristiwa penting yang telah menjadi sejarah Indonesia tidak lepas dari peran pelaku dalam kurun waktu tertentu, dan yang terkadang luput dari ingatan kita diantaranya hubungan antara pelaku sejarah yang satu dengan yang lainnya. Selain dapat diingat dari sisi sosiologinya, hubungan diantara mereka juga bisa diingat dari sisi politiknya karena hubungan tersebut juga memberi warna tersendiri dalam keberlangsungan sejarah bangsa Indonesia.

(14)

pemerintah untuk melakukan konsolidasi terutama di bidang militer. Persiapan di kemiliteran ini merupakan sinyal kuat bahwa pemerintah berusaha dan mempersiapkan diri untuk menghadapi segala bentuk tantangan yang akan muncul.

Pada Desember 1960 melalui Jendral A.H. Nasution, Indonesia membeli perlengkapan militer ke Moscwa, Uni Soviet. Pada Januari 1961, Jenderal A.H. Nasution menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat, dan pada masa itu diangkat seorang Brigadir Jenderal bernama Soeharto. Di tahun 1961 ini, Brigadir Jenderal Soeharto untuk pertama kalinya mendapat tugas mengikuti Jendral A.H. Nasution ke luar negri. Pada Desember 1961, Soekarno mengumumkan TRIKORA di Yogyakarta. Pada 1962, Soeharto yang sudah menjadi Mayor Jenderal TNI diangkat sebagai Panglima Komando Antar Daerah Indonesia Timur merangkap sebagai Panglima Mandala untuk pembebasan Irian Barat. Dalam tugas ini Soeharto pun merencanakan operasi-operasi yang dilakukan untuk pembebasan Irian Barat, misalnya menyelundupkan kesatuan kecil masuk ke Irian Barat sampai melakukan serangan terhadap Biak, yang mempunyai satu-satunya lapangan terbang dengan landasan yang cukup luas di Irian Barat. Seperti yang dipaparkan Roeder (1969:170), Jendral Soeharto mengatakan bahwa :

“Ini (Serangan Biak) adalah operasi terbesar yang pernah dilancarkan oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.Selain itu, operasi ini dianggap sangat berbahaya, mengingat kekuatan pasukan Indonesia yang sangat terbatas.”

Setelah menjalankan rencana dan operasi dalam membebaskan Irian Barat, akhirnya pada tahun 1969, menurut keputusan Perjanjian New York diadakan “act of free choice” untuk

mengetahui kehendak penduduk Irian Barat yang sebenarnya.

(15)

pun diperintahkan untuk mempersiapkan pendaratan pasukannya di Semenanjung Malaya.Sementara Soeharto sendiri pun dalam kampanyeGanyang Malaysia ini atau yang disebut DWIKORA tidak mendapat peran yang berarti. Seperti yang dipaparkan Roeder (1969 : 172 ), bahwa :

“Sekalipun Jendral Soeharto telah diangkat sebagai Panglima Mandala dalam operasi

TRIKORA untuk membebaskan Irian Barat, ia kini hanya ditunjuk sebagaiWakil Panglima dalam kampanye DWIKORA mengganyang Malaysia.”

Dalam kampanye ini, Soekarno mendapatkan dukungan dari pihak komunis. Karena tuntutan Soekarno dan politiknya tersebut, maka di dalam negara tercipta perselisihan-perselisihan diantara beberapa pihak, yaitu Angkatan Darat, golongan Islam yang ani-komunis, dan golongan nasionalis.

Tahun 1967 merupakan suatu titik awal dari usaha menata kembali kehidupan politik bangsa Indonesia, didalam kurun waktu ini kehidupan politik mengalami transisi dari Demokrasi Terpimpin (Soekarno) ke Demokrasi Pancasila (Soeharto).Peristiwa-peristiwa yang telah disebutkan diatas, secara tidak langsung mempengaruhi hubungan diantara Soekarno dan Soeharto. Bahkan mungkin sebaliknya, hubungan diantara Soekarno dan Soeharto juga mempengaruhi konflik atau peristiwa pada masa itu. Dengan banyaknya sumber data mengenai peristiwa yang terjadi sekitar tahun 1963-1967 maka dapat dianalisis beberapa aspek, salah satunya adalah hubungan antara Soekarno dan Soeharto pada tahun 1963-1967. Hal-hal tersebut yang pada akhirnya menjadi latar belakang bagi saya untuk meneliti tentang Hubungan Ir. Soekarno dengan Mayjen. Soeharto (1963-1967).

(16)

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Situasi politik Indonesia yang berkaitan dengan pembebasan Irian Barat. 2. Kebijakan Soekarno terhadap Partai Komunis Indonesia.

3. Hubungan antara Soekarno dengan Angkatan Darat.

C. Perumusan Masalah

Adapun hal-hal yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Kebijakan apa yang ditempuh Soekarno berkenaan dengan Irian Barat?

2. Bagaimana Kebijakan Soekarno terhadap Partai Komunis Indonesia ? 3. Bagaimana pandangan Soekarno terhadap Soeharto tahun 1963-1967?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penelitian ini, ada tujuan yang sangat ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kebijakan apa yang ditempuh Soekarno berkenaan dengan Irian Barat. 2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan Soekarno dengan Soeharto pasca pembebasan Irian

Barat.

(17)

E. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang mungkin akan diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah seperti yang tercantum di bawah ini, yaitu :

1. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pembaca terutama pada masyarakat Indonesia pada umumnya.

2. Sebagai penambah wawasan bagi penulis dan pembaca hubungan seperti apa yang terjadi di sekitar Soekarno dan Soeharto pada tahun 1965-1967.

3. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti-peneliti yang hendak meneliti hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Hubungan diantara Ir. Soekarno dan Mayjen Soeharto, dapat dikatakan dimulai dari peristiwa pembebasan Irian Barat. Soeharto yang pada saat itu diberi tugak sebagai Panglima dalam Operasi Mandala, mengharuskannya melakukan kontak dengan Presiden Soeharto untuk melaksanakan langkah-langkah selanjutnya yang harus ditempuh dalam operasi tersebut.

Ketika menghadapi konfrontasi dengan Malaysia, karena negara-negara meliputi Malaya, Sabah, Serawak, dan Singapura membuat gagasan untuk membentuk suatu negara federasi Inggris. Gagasan ini ditolak oleh Soekarno, karena ketika membuat negara federasi sama saja dengan membuat negara boneka. Membentuk negara federasi Inggris sama saja dengan mempertahankan nilai kolonial yang merupakan warisan dari bangsa penjajah. Melihat kinerja Soeharto dalam operasi Trikora pembebasan Irian Barat, kemudian Soekarno mengangkatnya menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat. Tetapi dalam melancarkan operasi Dwikora mengganyang Malaysia, Soeharto hanya ditunjuk sebagai Wakil Panglima dalam operasi Dwikora. Dan yang menjadi Panglima Komando Mandala Siaga adalah Laksamana Madya Omar Dhani. Dalam operasi ganyang Malaysia pemikiran Soekarno dan Soeharto memang mulai bertentangan, menurut Soeharto operasi ganyang Malaysia adalah operasi untuk melawan saudara serumpun sendiri.

(19)

sebagai kepala pemerintahan sangat dituntut disini. Posisi Soekarno pada saat itu yang sangat dekat PKI, membuatnya melakukan tindakan yang kurang tegas. Tindakan Soekarno ini, dimanfaatkan oleh Soeharto untuk membuat citra Soekarno sebagai pemimpin dianggap tidak becus.

Pada 11 Maret 1966, keluarlah surat yang bernama SUPERSEMAR. Supersemar ini diserahkan kepada Soeharto, kemudian Soeharto menggunakannya untuk membubarkan PKI dan membubarkan kabinet Dwikora dengan membuat kabinet baru serta mengisinya dengan orang-orang terdekatnya. Mengenai penggunaan Supersemar untuk membubarkan PKI Soekarno sama sekali tidak mengetahuinya.

(20)

B. SARAN

Adapun saran-saran yang diajukan sesuai dengan hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Untuk peneliti-peneliti selanjutnya, agar mampu mengupas lebih dalam mengenai hubungan Ir. Soekarno dan Mayjen Soeharto.

2. Ketika menulis mengenai hubungan Ir. Soekarno dan Mayjen Soeharto, harus objektif agar tidak terjadi manipulasi sejarah.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Asvi Warman. 2006. Soeharto File “ Sisi Gelap Sejarah Indonesia”, Ombak : Yogyakarta.

Alfian. 1985. Persepsi Masyarakat Tentang Kebudayaan “kumpulan karangan”. PT. Gramedia : Jakarta.

Bungin. H.M. Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Kencana Prenada Media Group : Jakarta.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar- Dasar Ilmu Politik. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

C.A. Dake, Antonie. 2006. Sukarno File “Berkas-berkasSoekarno 1965-1967 Kronologi Suatu Keruntuhan ,Aksara Karunia : Jakarta.

Djarot. Eros. Dkk. 2006. Siapa Sebenarnya Soeharto-Fakta dan Kesaksian Para Pelaku Sejarah G-30-S/. Mediakita : Jakarta.

Dwipayana, G. Ramadhan K.H. 1989. SOEHARTO “Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya” , PT.Citra Lamtoro Gung Persada : Jakarta.

Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah, Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta.

Green. Marshall.1992. Dari Sukarno Ke Soeharto. Pustaka Utama Grafiti : Jakarta.

Kadi, Saurip. 2000. TNI –AD Dahulu, Sekarang, dan Masa Depan,PT.Temprint: Jakarta.

Kansil. Julianto. 1988. Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Erlangga : Jakarta.

Kasenda, Peter. 2012. Hari-hari Terakhir Soekarno, Komunitas Bambu : Jakarta. Lembaga Analisis Informasi. 2005. Kontroversi Supersemar “ Dalam

Transisi Kekuasaan Soekarno- Soeharto”, Penerbit Media Pressindo :Yogyakarta.

(22)

Roeder, O.G. 1969.Soeharto Dari Prajurit Sampai Presiden, Gunung Agoeng : Jakarta.

Saelan, Maulwi. 2008. Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa : Dari Revolusi 45 Sampai Kudeta 66. Visimedia : Jakarta.

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah, Penerbit Ombak :Jogyakarta. Soekarno, Ari. 2003. Kisah-Kisah Mengharukan Bersama Bung Karno. Penerbit

Referensi

Dokumen terkait

Komunitas Penggiat Sejarah (KPS) is a local community in Semarang which cares about the history and heritage, made a move and urged to the local city government to ban the

Dalam metode fuzzy diperlukan penentuan aturan yang nantinya akan digunakan untuk menentukan variabel yang akan ditentukan. Hal ini, dilakukan sesuai dengan langkah

addslashes($row['nama_member'])...

Modul juga didefinisikan sebagai satu unit program belajarmengajar terkecil yag menggariskan: Tujuan pengajaran yag akan dicapai; Topik yang akan dijadikan dasar proses

Merkuri atau bahasa latinnya hidrargyricum terdapat dialam dalam bentuk persenyawaan dengan zat lain atau dalam bentuk molekul kompleks.. Merkuri merupakan satu-satunya logam

Aset tetap adalah aset berwujud yang memounyai masa manfaat lebih dari satu tahun untuk digunakan dalam kegiatan ekonomi sebuah instansi.. Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan

efektif dan membuat keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan dan hasil belajar. dan hasil belajar yang diterima oleh siswa

Penelitian ini dilakukan pada periode 2012-2015 sehingga diperoleh data observasi sebanyak 48 data observasi sukuk yang masih beredar pada periode pengamatan.Hasil