• Tidak ada hasil yang ditemukan

Redaman pada sistem osilasi pegas-benda dengan massa yang berkurang secara kontinyu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Redaman pada sistem osilasi pegas-benda dengan massa yang berkurang secara kontinyu."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

Lusiana Sandra Oey. 2016. Redaman Pada Sistem Osilasi Pegas-Benda dengan Massa yang

Berkurang Secara Kontinyu. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakata.

Telah dilakukan penelitian mengenai redaman pada sistem osilasi pegas-benda dengan

massa yang berkurang secara kontinyu. Redaman memiliki gaya redaman yang berbanding lurus

kecepatan dan berbanding lurus kuadrat kecepatan benda. Sistem pegas-benda terdiri dari pegas

dan wadah berisi pasir. Wadah diatur memiliki diameter corong 0 mm, 4 mm, 8 mm, 10 mm, dan

14 mm yang dipasang bergantian dengan tujuan memvariasikan debit massa yang keluar.

Pegas-wadah digantungkan pada sensor gaya dan berosilasi secara vertikal dengan massa yang

berkurang dengan laju yang konstan. Sensor gaya mencatat gaya benda setiap waktunya pada

komputer yang telah terinstal

software

Loggerpro. Melalui

fitting

data yang tersedia pada

Loggerpro, karakter gerak osilasi teredam pada benda dengan massa yang berkurang secara

kontinyu serta nilai koefisien untuk redaman yang berbanding lurus kecepatan dan berbanding

lurus kuadrat kecepatan benda dapat ditentukan. Selain itu dapat ditentukan pengaruh debit

massa yang hilang terhadap koefisien kedua jenis redaman tersebut.

Kata kunci:

Redaman, diameter, debit massa, osilasi, sensor gaya, Loggerpro

ABSTRACT

Lusiana Sandra Oey. 2016. Damping Of An Oscillating Spring-Body System With The Mass

Decreasing At A Constant Rate. Undergraduate Thesis. Physics Education Study Program,

Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and

Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The research about the damped osicillation on spring-body system with the mass

decreasing at a constant rate has been done. The damping have a damping forces that are linear

and quadratic in velocity of body. The spring-body system consists of spring and a container

filled with sand. The container designed to has diameters of its funnel 0 mm, 4 mm, 8 mm, 10 mm

and 14 mm were used to vary the mass discharge rate. Spring-body hanged to a force sensor and

oscillate vertically with a constant mass loss rate. The force sensor logged the instantaneous

force versus time on a computer that was installed LoggerPro software. By using data fitiing on

Loggerpro, characters damped oscillatory motion in body with continuously decreased mass and

damping terms that are linear and quadratic in the velocity can be determined. In addition, the

influence mass discharge rate to both of that two terms of damping is discussed.

(2)

REDAMAN PADA SISTEM OSILASI PEGAS-BENDA

DENGAN MASSA YANG BERKURANG SECARA KONTINYU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Lusiana Sandra Oey NIM: 091424044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

i

REDAMAN PADA SISTEM OSILASI PEGAS-BENDA

DENGAN MASSA YANG BERKURANG SECARA KONTINYU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Lusiana Sandra Oey NIM: 091424044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada semua yang selalu mendoakan saya dengan penuh kasih

Ayah dan Ibu tercinta :

Yoakim Oey

Edeltrudis M.G Tjung

Saudari-saudariku tersayang :

Hendra, Indra, Iwan, Ronal, Mei-Mei, Tasya, Riki S.

Ponakan terkasih :

Rafa dan Fara.

“ Semua yang ada, semua yang terjadi, Tuhan telah

(7)
(8)
(9)

vii ABSTRAK

Lusiana Sandra Oey. 2016. Redaman Pada Sistem Osilasi Pegas-Benda dengan Massa yang Berkurang Secara Kontinyu. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakata.

Telah dilakukan penelitian mengenai redaman pada sistem osilasi pegas-benda dengan massa yang berkurang secara kontinyu. Redaman memiliki gaya redaman yang berbanding lurus kecepatan dan berbanding lurus kuadrat kecepatan benda. Sistem pegas-benda terdiri dari pegas dan wadah berisi pasir. Wadah diatur memiliki diameter corong 0 mm, 4 mm, 8 mm, 10 mm, dan 14 mm yang dipasang bergantian dengan tujuan memvariasikan debit massa yang keluar. Pegas-wadah digantungkan pada sensor gaya dan berosilasi secara vertikal dengan massa yang berkurang dengan laju yang konstan. Sensor gaya mencatat gaya benda setiap waktunya pada komputer yang telah terinstal software Loggerpro. Melalui fitting

data yang tersedia pada Loggerpro, karakter gerak osilasi teredam pada benda dengan massa yang berkurang secara kontinyu serta nilai koefisien untuk redaman yang berbanding lurus kecepatan dan berbanding lurus kuadrat kecepatan benda dapat ditentukan. Selain itu dapat ditentukan pengaruh debit massa yang hilang terhadap koefisien kedua jenis redaman tersebut.

(10)

viii

ABSTRACT

Lusiana Sandra Oey. 2016. Damping Of An Oscillating Spring-Body System With The Mass Decreasing At A Constant Rate. Undergraduate Thesis. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The research about the damped osicillation on spring-body system with

the mass decreasing at a constant rate has been done. The damping have a damping forces that are linear and quadratic in velocity of body. The spring-body system consists of spring and a container filled with sand. The container designed to has diameters of its funnel 0 mm, 4 mm, 8 mm, 10 mm and 14 mm were used to vary the mass discharge rate. Spring-body hanged to a force sensor and oscillate vertically with a constant mass loss rate. The force sensor logged the instantaneous force versus time on a computer that was installed LoggerPro software. By using data fitiing on Loggerpro, characters damped oscillatory motion in body with continuously decreased mass and damping terms that are linear and quadratic in the velocity can be determined. In addition, the influence mass discharge rate to both of that two terms of damping is discussed.

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat penyertaan-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi berjudul “REDAMAN PADA SISTEM OSILASI PEGAS-BENDA DENGAN MASSA YANG BERKURANG SECARA KONTINYU” dengan baik. Penulisan skripsi ini dilakukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Program

Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma.

Kesuksesan dalam penulisan skripsi ini bukan semata-mata perjuangan

penulis secara pribadi, melainkan juga karena adanya pihak-pihak yang membantu

penulis baik dalam tenaga, pikiran maupun dukungan moral kepada penulis. Oleh

sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran dan dukungan dari awal perencanaan skripsi

hingga penulisan skripsi ini selesai.

2. Bapak Petrus Ngadiono selaku laboran Laboratorium Pendidikan Fisika yang selalu membantu penulis menyiapkan alat-alat eksperimen.

3. Bapak Yoakim Oey dan Ibu Edeltrudis M.G Tjung Lake selaku orang tua, kakak Hendra dan Indra, serta adik Iwan, Ronal, Mei-mei dan Tasya yang

telah memberikan dukungan moril, cinta, doa, dan spirit bagi penulis dalam

(12)

x

4. Kakak Riki Samadara, Irene Larasati, yang telah meluangkan waktu membantu penulis selama penelitian di laboratorium.

5. Ibu Wiwik, Pak Asan Damanik, Pak Domi, Bu Sri selaku dosen Pendidikan Fisika serta teman-teman seperjuanganku dalam menulis skripsi: Felbi, Jerry,

dan Peni yang telah menjadi sahabat berdiskusi.

6. Sahabat-sahabat kos Five S.Cicilia, Agustina Listyo, Septina dan Anita Fafo yang selalu sigap mengingatkan dan memberikan dukungan kepada penulis.

7. Teman-teman Program Studi Pendidikan Fisika angkatan 2009 yang telah memberikan pengalaman berharga kepada penulis selama masa kuliah dan

penulisan skripsi.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum sempurna. Oleh sebab

itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun untuk

peyempurnaan tulisan ini. Penulis juga berharap agar tulisan ini bermanfaat bagi

pembaca.

Yogyakarta, 26 Juli 2016

(13)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix

HALAMAN DAFTAR ISI ... xi

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xiv

HALAMAN LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Osilasi ... 9

B. Osilasi Teredam ... 10

C. Koefisien Redaman Untuk Massa yang Berkurang dengan Laju yang Konstan ... 12

BAB III. EKSPERIMEN ... 15

A. Susunan Alat ... 15

(14)

xii

C. Analisis Data ... 22

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25

A. Hasil Penelitian ... 25

1. Menunjukkan Karakteristik Gerak Osilasi Teredam ... 25

2. Menentukan Nilai Koefisien Kesebandingan b dan c Untuk Redaman Osilasi ... 33

B. Pembahasan ... 37

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Nilai debit massa untuk berbagai diameter corong ... 28

Tabel 4.2. Data perbandingan debit massa dan koefisien redaman yang

(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Grafik simpangan terhadap waktu untuk osilator teredam

sedikit... 12

Gambar 3.1. Rangkaian alat untuk menentukan redaman pada gerak osilasi benda dengan massa yang berkurang secara

kontinyu ... 16

Gambar 3.2. Foto set alat dan saat berlangsungnya osilasi pada osilasi

benda yang massanya berkurang secara kontinyu ... 17

Gambar 3.3. Tampilan awal pada Loggerpro sebelum pencatatan dilakukan ... 21

Gambar 3.4. Cara fit grafik ke persamaan ... 23

Gambar 4.1. Grafik hubungan gaya total benda terhadap pertambahan

panjang pegas ... 26

Gambar 4.2. Grafik hubungan gaya total benda yang massanya

berkurang secara kontinyu terhadap waktu ... 27

Gambar 4.3. Grafik hubungan rasio perpindahan dan amplitudo awal

terhadap waktu untuk debit massa 6,1 gr/s ... 30

Gambar 4.4. Grafik hubungan rasio perpindahan dan amplitudo awal

terhadap waktu untuk berbagai nilai debit massa ... 31

Gambar 4.5. Grafik hubungan rasio amplitudo dan amplitudo awal

terhadap waktu untuk debit massa 0,9 gr/s ... 34

Gambar 4.6. Grafik penurunan amplitudo terhadap waktu untuk

berbagai nilai debit massa ... 35

Gambar 4.7. Grafik hubungan koefisien redaman yang berbanding

lurus kecepatan benda (b) terhadap debit massa ... 39

Gambar 4.8. Grafik hubungan koefisien redaman yang berbanding

(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I : Grafik gaya fungsi waktu untuk berbagai nilai debit

massa (r) yang hilang ... 46

Lampiran II : Grafik rasio perpindahan dan amplitudo awal

terhadap waktu untuk berbagai nilai debit massa (r)

yang hilang ... 49

Lampiran III : Grafik rasio amplitudo tiap waktunya dan amplitudo

awal terhadap waktu untuk berbagai nilai debit

massa yang hilang ... 52

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gerak periodik atau disebut juga dengan osilasi merupakan gerakan suatu

benda yang terus berulang, di mana benda bergerak kembali ke posisi

setimbangnya setelah selang waktu tertentu [Serway dan Jewett, 2009]. Pada

semua gerak osilasi, energi mekanik terdisipasi karena adanya suatu gaya

gesekan dan geraknya dikatakan mengalami redaman.

Gaya gesek antara sistem yang bergerak dengan medium yang dapat

menyebabkan redaman, yaitu gesekan dengan udara atau zat cair [Young dan

Freedman, 2002]. Redaman akibat gesekan dengan udara terjadi pada sebuah

osilator harmonik sederhana dengan gaya redaman gesekan yang berbanding

langsung dengan kecepatan benda yang berosilasi. Redaman ditandai dengan

adanya penurunan amplitudo ayunan seiring waktu. Perilaku ini juga terjadi

pada gesekan yang melibatkan aliran fluida kental, seperti peredam kejut

(shock absorber) atau gesekan antara permukaan-permukaan yang dilumasi

oli.

Telah banyak penelitian dan artikel yang membahas tentang redaman.

Redaman yang berbanding lurus dengan kecepatan benda berosilasi pada

pendulum sederhana dan nilai koefisien redamannya, ditunjukkan dengan

menganalisa rekaman videonya. Benda berupa bola kayu yang digantung pada

(19)

benang direkam gerak osilasinya dan selanjutnya diolah dengan software

LoggerPro untuk memperoleh jejak beban selama berosilasi. Jejak tersebut

menunjukkan bahwa benda mengayun di sekitar titik kesetimbangan, namun

belum bisa secara langsung menunjukkan gejala redaman. Selain memberikan

data berupa jejak beban, analisa video tersebut menampilkan data berupa

waktu dan jarak horizontal. Menggunakan data jarak horizontal dan panjang

tali, dapat ditentukan sudut simpangan setiap waktunya. Sudut simpangan

dapat menunjukkan redaman yang terjadi, yaitu terlihat dari adanya penurunan

sudut simpangan setiap waktunya. Hasil analisis untuk eksperimen dengan

variasi massa benda dan juga variasi jari-jari benda, menunjukkan bahwa

penurunan amplitudo berbanding terbalik dengan massa, dan berbanding lurus

dengan jari-jari beban [Limiansih dan Santosa, 2013].

Penelitian tentang redaman lainnya yaitu menentukan pengaruh luas

permukaan terhadap redaman yang berbanding lurus dengan kecepatan sistem

massa pegas. Dengan bantuan motion detector dan fit data yang tersedia pada

program Loggerpro, nilai koefisien redaman dapat ditentukan. Luas lempeng

peredam kemudian divariasi, namun massa beban beserta massa lempengnya

dibuat tetap. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa luas lempeng pada beban

mempengaruhi redaman. Terdapat hubungan linear antara koefisien redaman

dengan luas lempeng [Sriraharjo dan Santosa, 2014]. Walaupun dapat

menunjukkan redaman, motion detector memiliki keterbatasan yaitu kurang

(20)

kemampuan motion detector, jika tidak maka sinyal gerak benda tidak dapat

ditangkap dengan baik.

Salah satu cara mengatasi kekurangan menggunakan metode motion

detector yaitu penggunaan perekaman video. Seperti yang telah dilakukan

pada penelitian untuk mengetahui redaman yang berbanding lurus dengan

kecepatan benda pada sistem osilasi pegas-magnet dan kumparan akibat gaya

magnetik menggunakan perekaman video. Massa benda (magnet) dibuat tetap

dan jumlah lilitan kumparan dibuat bervariasi. Rekaman video dilakukan saat

magnet berosilasi mendekati atau menjauhi kumparan sampai magnet kembali

ke posisi setimbang atau berhenti di posisi setimbang. Hasil rekaman video

kemudian dianalisa menggunakan software LoggerPro dan mendapatkan nilai

koefisien redaman untuk berbagai jumlah lilitan kumparan [Erwiastuti, 2015].

Perekaman video dapat memberikan data yang kontinyu namun perlu

memperhatikan hal-hal teknis seperti peletakkan kamera video yang harus

kokoh, pengaturan zoom yang tepat pada kamera, dan cahaya ruangan tempat

penelitian yang cukup saat dilakukan penelitian.

Berbagai penelitian akan redaman dengan metode-metode yang telah

dijabarkan di atas, diketahui hanya membahas mengenai redaman yang

berbanding lurus dengan kecepatan benda. Sebuah set alat yang murah

digunakan untuk menentukan redaman yang berbanding lurus dengan

kecepatan benda dan yang berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan benda

berosilasi, serta nilai koefisien kesebandingan untuk kedua jenis redaman

(21)

oleh gesekan dengan udara. Sistem pegas-benda berupa wadah berisi pasir dan

pegas yang digantung pada sensor gaya. Sensor gaya juga terhubung ke

komputer pribadi akan mencatat gaya terhadap waktu saat benda berosilasi

dengan massa yang dibiarkan berkurang secara kontinyu atau dengan debit

yang konstan. Hasil analisa menunjukkan pengaruh debit massa terhadap nilai

koefisien redaman.

Mengacu pada penelitian yang dilakukan [Digilov-Reiner-Weisman,

2005], pengukuran akan nilai koefisien kesebandingan untuk redaman yang

berbanding lurus dengan kecepatan dan redaman yang berbanding lurus

dengan kuadrat kecepatan benda dilakukan dengan bantuan sensor gaya dan

software LoggerPro yang terinstal pada komputer. Sensor gaya mencatat gaya

yang terjadi pada benda setiap waktunya secara kontinyu dan akurat. Melalui

data gaya terhadap waktu tersebut, dapat diketahui juga posisi benda setiap

waktunya yang digunakan untuk menunjukkan karakteristik gerak redaman

yang terjadi pada benda dengan massa yang berkurang secara kontinyu.

Selanjutnya melalui fitting data yang tersedia pada software LoggerPro, dapat

ditentukan nilai koefisien kesebandingan untuk redaman yang dialami benda.

Eksperimen akan redaman pada benda dengan massa yang berkurang

secara kontinyu memperkenalkan parameter redaman lainnya yaitu koefisien

kesebandingan untuk redaman yang berbanding lurus dengan kuadrat

kecepatan benda, di mana kebanyakan artikel maupun penelitian yang telah

dilakukan hanya membahas redaman yang berbanding lurus kecepatan

(22)

Pemanfaatan akan sensor gaya dan software Loggerpro lainnya juga

dipaparkan dalam penelitian ini, yaitu digunakan untuk menentukan konstanta

pegas. Hal ini menjadi sesuatu yang baru dan menarik untuk dijadikan media

pembelajaran mengenai materi osilasi di SMA. Biasanya menentukan

konstanta pegas di sekolah dilakukan dengan cara mengukur massa terlebih

dahulu, kemudian baru menghitung gayanya. Dengan sensor gaya bisa

langsung menampilkan gaya yang dialami pegas. Melalui fitting data yang

tersedia pada LoggerPro, konstanta pegas dapat ditentukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

permasalahan yang akan dikaji adalah:

1. Bagaimana karakter gerak osilasi teredam pada benda yang massanya

berkurang secara kontinyu?

2. Bagaimana menentukan nilai koefisien kesebandingan redaman pada

gerak osilasi benda dengan massa yang berkurang secara kontinyu?

3. Bagaimana pengaruh tingkat kehilangan massa terhadap nilai

(23)

C.Batasan Masalah

Dari latar belakang penelitian ini, terdapat beberapa masalah yang terkait

dengan redaman. Pada penelitian ini, masalah dibatasi pada :

1. Redaman dan nilai koefisien kesebandingan yang dihitung nilainya,

disebabkan oleh gesekan dengan udara pada sistem pegas-benda yang

diatur berosilasi dengan massanya berkurang secara kontinyu.

2. Nilai koefisien redaman ditentukan menggunakan software LoggerPro.

3. Pasir yang digunakan adalah pasir yang kering dan sudah halus.

Dimaksudkan agar lancar ketika melewati corong dengan diameter

kecil.

D.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui karakteristik gerak osilasi teredam pada sistem yang

massanya berkurang secara kontinyu

2. Menentukan nilai koefisien kesebandingan untuk redaman pada gerak

osilasi benda dengan massa yang berkurang secara kontinyu

3. Mengetahui pengaruh tingkat kehilangan massa terhadap nilai

(24)

E.Manfaat penelitian 1. Bagi Peneliti

a. Mengetahui karakteristik gerak osilasi teredam untuk sistem

pegas-benda yang massanya berkurang secara kontinyu

b. Mengetahui cara menentukan nilai koefisien kesebandingan untuk

redaman yang berbanding lurus kecepatan dan redaman yang

berbanding lurus kecepatan kuadrat kecepatan benda yang

berosilasi menggunakan software LoggerPro

2. Bagi Pembaca

a. Mengetahui cara menentukan nilai koefisien kesebandingan untuk

redaman yang berbanding lurus kecepatan dan yang berbanding

lurus kuadrat kecepatan benda yang berosilasi menggunakan

software LoggerPro

b. Menggunakan sensor gaya dan software Loggerpro sebagai media

pembelajaran pada siswa SMA untuk mempelajari peristiwa

(25)

F. Sistematika Penulisan 1. BAB I Pendahuluan

Bab I berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

2. BAB II Kajian Teori

Bab II berisi teori mengenai osilasi, osilasi teredam dan koefisien redaman

untuk osilasi benda dengan massa yang berkurang dengan laju yang tetap.

3. BAB III Eksperimen

Bab III berisi rangkaian alat, prosedur pengambilan data, dan analisis data

4. BAB IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV berisi data, hasil pengolahan data dan pembahasan hasil

eksperimen yang diperoleh.

5. BAB V Penutup

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Osilasi

Osilasi disebut juga dengan gerak periodik yaitu gerakan suatu benda

yang terus berulang, di mana benda bergerak kembali ke posisi setimbangnya

setelah selang waktu tertentu [Serway dan Jewett, 2009]. Satu macam gerak

osilasi yang lazim dan sangat penting adalah gerak harmonik sederhana.

Suatu sistem yang menunjukkan gejala gerak harmonik sederhana adalah

sebuah benda yang digantungkan pada sebuah pegas [Tipler, 1998]. Pada

keadaan setimbang, pegas tidak mengerjakan gaya pada benda. Apabila benda

disimpangkan sejauh x dari kedudukan setimbangnya, pegas dengan konstanta

k mengerjakan gaya (Fx) sesuai dengan hukum Hooke :

(1)

Tanda minus menunjukkan gaya pegas berlawanan arah dengan simpangan.

Gaya pegas ini merupakan gaya pemulih yang menyebabkan benda terus

berosilasi selama tidak ada gesekan udara. Dengan menggabungkan

persamaan (1) dengan hukum kedua Newton didapatkan gaya yang dialami

benda :

(2)

atau

(27)

(3)

dengan m adalah massa benda, a adalah percepatan benda dan adalah

turunan kedua posisi terhadap waktu. Persamaan (3) dapat ditulis sebagai :

(4)

dengan  adalah frekuensi sudut yang besarnya :

(5)

Solusi persamaan diferensial untuk persamaan (4) didapatkan posisi benda di

tiap waktu t :

(6)

di mana A yaitu amplitudo gerak dan adalah sudut fase.

B. Osilasi Teredam

Sistem pegas-benda yang telah dibahas di bagian A merupakan sistem

yang bergerak secara periodik dan tidak mengalami gesekan. Kenyataannya

amplitudo dari setiap pegas yang berosilasi akan perlahan-lahan berkurang

seiring waktu sampai osilasinya berhenti sama sekali [Giancoli, 2014].

Pengurangan dalam amplitudo disebabkan oleh energi mekanik yang hilang

akibat gesekan yang disebut redaman. Geraknya disebut osilasi teredam.

Redaman dapat disebabkan oleh adanya gaya gesek antara sistem yang

(28)

Gaya redaman berbanding lurus dengan kecepatan benda yang berosilasi

dan dirumuskan sebagai :

(7)

di mana v merupakan kecepatan benda dan b adalah koefisien kesebandingan

untuk redaman yang berbanding lurus dengan kecepatan benda. Tanda negatif

menunjukkan bahwa gaya redaman selalu berlawanan arah dengan kecepatan

[Young dan Freedman, 2002]. Total gaya yang dialami benda yang mengalami

osilasi teredam sesuai hukum Newton ke dua dan persamaan (2) menjadi:

(8)

atau

(9)

Solusi persamaan diferensial untuk persamaan (9) diperoleh nilai perpindahan

tiap waktunya yaitu :

(10)

dengan A adalah amplitudo dan faktor pengurangan amplitudo

secara eksponensial. Dengan demikian, adanya redaman yang berbanding

lurus dengan kecepatan benda berosilasi maka nilai amplitudo berkurang

(29)

Gambar 2.1. Grafik simpangan terhadap waktu untuk osilator teredam sedikit.

C. Koefisien Redaman Untuk Massa Yang Berkurang Dengan Laju Yang Konstan

Gerak osilasi yang terjadi pada benda yang massanya berkurang dengan

laju yang tetap, tidak lagi memiliki gaya redaman seperti pada persamaan (7),

tetapi diasumsikan sebagai jumlah redaman yang berbanding lurus dengan

kecepatan benda dan yang berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan benda

[Digilov, Reiner, and Weisman, 2005]. Untuk menunjukkan koefisien

kesebandingan untuk kedua jenis redaman tersebut, digunakan sistem osilasi

pegas-benda yang terdiri dari pegas dan wadah berisi pasir yang memiliki

corong dengan diameter tertentu.

Wadah berisi pasir yang digantung pada pegas dengan konstanta k,

disimpangkan dan berosilasi secara vertikal dengan massanya yang berkurang

secara kontinyu. Massa wadah di tiap waktunya (m(t)) dapat ditentukan

(30)

(11)

di mana m0 adalah massa awal wadah dan r adalah debit massa [Digilov,

Reiner, and Weisman, 2005]. Gaya luar yang bekerja pada wadah yaitu gaya

yang disebabkan oleh beratnya yang berlawanan arah dengan gaya pemulih

oleh pegas. Besar gaya berat (Fg) yaitu :

(12)

Subtitusi persamaan (11) dan persamaan (12) menghasilkan :

(13)

dengan g adalah konstanta gravitasi. Besar gaya pemulih (Fk) yang sebanding

dengan perpindahan pegas (x) sebesar :

(14)

di mana x0 adalah posisi setimbang benda. Gaya pemulih memiliki besar yang

sama dengan gaya berat, sehingga gaya setimbang benda di saat t bisa

diperoleh dari persamaan (13) dan persamaan (14) :

(15)

dengan x0(t) adalah posisi setimbang benda di saat t yang besarnya sesuai

dengan persamaan (15) :

(16)

Persamaan (16) digunakan pula untuk menghitung nilai perpindahan di tiap

waktu t (x(t)). Selain gaya berat dan gaya pemulih yang bekerja pada wadah,

(31)

(17)

di mana b adalah koefisien kesebandingan untuk redaman yang berbanding

lurus kecepatan, c adalah koefisien kesebandingan untuk redaman yang

berbanding lurus kuadrat kecepatan benda, adalah turunan pertama posisi

terhadap waktu, dan adalah turunan kedua posisi terhadap waktu.

Persamaan total gaya yang dikerjakan pada wadah berosilasi dengan

massa yang berkurang secara kontinyu dan persamaan (9) ditulis menjadi :

(18)

di mana gaya total tidak hanya mengandung redaman yang berbanding lurus

dengan kecepatan, tetapi terdapat parameter redaman yang berbanding lurus

dengan kuadrat kecepatan [Digilov, Reiner, and Weisman, 2005]. Solusi

persamaan diferensial untuk persamaan (18) didapatkan amplitudo gerak

redaman tiap waktunya :

(19)

dengan ω0 adalah frekuensi sudut mula-mula, α dan β adalah konstanta yang besarnya :

(20)

(32)

BAB III

EKSPERIMEN

Penelitian ini bertujuan menentukan karakter gerak osilasi teredam pada

benda dengan massa yang berkurang secara kontinyu dan menentukan nilai

koefisien kesebandingan b untuk redaman yang berbanding lurus dengan

kecepatan dan koefisien kesebandingan c untuk redaman yang berbanding lurus

kuadrat kecepatan benda. Ada tiga tahap yang dilakukan untuk menentukan

karakteristik gerak osilasi teredam dan nilai koefisien kesebandingan b dan c yaitu

susunan alat, pengambilan data dan analisis data.

A.Susunan Alat

Sistem osilasi pegas-benda terdiri dari pegas dan wadah berisi pasir.

Pegas digantung secara vertikal pada sensor gaya yang telah dijepit pada

statip. Sensor kemudian dihubungkan ke komputer pribadi melalui interface.

Wadah berupa botol plastik yang telah diisi pasir digantung secara terbalik

pada pegas. Kemudian piringan kayu tipis dipasang pada leher botol untuk

meningkatkan hambatan udara. Corong alumunium dipasangkan pula pada

[image:32.612.92.515.195.625.2]

mulut botol. Rangkaian alat dan bahan ditunjukkan pada gambar 3.1 dan

gambar 3.2.

(33)
[image:33.612.95.516.103.636.2]

Gambar 3.1 Rangkaian alat untuk menentukan redaman pada gerak osilasi benda dengan massa yang berkurang secara kontinyu

Keterangan :

1. Statip

2. Sensor gaya

3. Pegas

4. Botol plastik berisi pasir

5. Piringan kayu

6. Corong alumunium

7. Interface

(34)
[image:34.612.95.516.107.614.2]

Gambar 3.2 Foto set alat dan saat berlangsungnya osilasi untuk menentukan redaman pada osilasi benda yang massanya berkurang secara kontinyu

1. Statip

Statip berfungsi sebagai tempat menggantungkan sensor, pegas dan wadah

berisi pasir. Oleh karena itu, digunakan statip yang kokoh dan mampu

menahan beban yang cukup berat. Ketinggian statip diatur pula sesuai

kebutuhan penelitian.

2. Sensor gaya

(35)

3. Pegas

Pegas yang digunakan memiliki panjang awal 30 cm dan memiliki nilai

konstanta pegas 50 N/m yang diukur terlebih dahulu di awal penelitian.

4. Botol plastik berisi pasir

Botol plastik yang digunakan yaitu botol minuman soda Coca-cola dengan

kapasitas volume 1 liter, karena memiliki dinding yang tebal dan kokoh saat

digantungkan pada pegas. Sedangkan pasir isian yang digunakan adalah pasir

yang kering dan halus, tujuannya agar lebih mudah melewati corong botol.

Massa total wadah berisi pasir yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1,75

kg.

5. Piringan kayu

Botol diberi piringan kayu dengan tujuan untuk meningkatkan hambatan

udara. Piringan kayu yang digunakan berdiameter 20 cm dan tebal 4 mm.

6. Corong alumunium

Corong alumunium dibuat dari alumunium dengan ketebalan 1 mm dan

diatur hingga memiliki diameter 0 (massa hendak dibuat tetap), 4 mm, 8 mm,

10 mm dan 14 mm. Corong-corong dengan diameter berbeda dimaksudkan

untuk memvariasikan tingkat kehilangan massa (debit) pasir yang keluar dari

(36)

7. Interface

Interface dengan merk Vernier Labpro, menghubungkan sensor gaya

dengan komputer.

8. Komputer/laptop

Komputer yang telah terinstal software LoggerPro, menampilkan hasil

dari sensor gaya. Dalam penelitian ini digunakan laptop ASUS AH47i dengan

sistem operasi windows 7 yang cocok dengan software LoggerPro versi 3.7.

B.Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan saat wadah berosilasi dengan massa yang

berkurang secara kontinyu. Data awal yang diperoleh yaitu data gaya

terhadap waktu yang akan digunakan dalam analisis data untuk menentukan

karakteristik gerak dan nilai koefisien kesebandingan b dan c untuk redaman

osilasi pada benda. Langkah pengambilan data adalah sebagai berikut :

1. Mencatat panjang pegas dan menentukan nilai konstanta pegas yang

digunakan. Nilai konstanta pegas dapat ditentukan dengan bantuan sensor

gaya. Pegas yang telah diberi massa, digantungkan pada sensor gaya yang

telah dihubungkan ke komputer melalui interface. Sensor gaya akan

mencatat gaya pada pegas untuk massa saat itu. Kemudian pertambahan

panjang pegas diukur dan dicatat nilainya. Pengukuran dengan cara yang

(37)

Untuk mendapatkan nilai konstanta pegas, dibuat grafik gaya

terhadap pertambahan panjang pegas. Kemudian di-fit secara linear dengan

persamaan yang cocok dengan persamaan gaya yang dikerjakan oleh pegas

yaitu persamaan (1). Cara mem-fit secara linear yaitu dengan memilih

ikon pada menu bar tampilan LoggerPro. Nilai gradien yang didapat

merupakan nilai konstanta pegas.

2. Untuk pengambilan data gaya benda setiap waktunya, maka alat dirangkai

seperti pada gambar 3.1 dan 3.2 dengan diameter corong aluminium

mula-mula 0 mm.

3. Tampilan awal LoggerPro ketika terhubung dengan sensor gaya

ditunjukkan pada gambar 3.3. Karena massa pegas jauh lebih kecil dari

massa wadah, maka massa pegas dapat diabaikan dengan cara menolkan

sistem sensor-pegas terlebih dahulu saat wadah belum digantung pada

pegas. Menolkan sistem yaitu dengan memilih ikon zero pada tampilan

awal LoggerPro. Selanjutnya diatur waktu pengambilan data selama 10

[image:37.612.92.513.160.605.2]

menit dengan cara memilih ikon , seperti yang ditunjukkan pada

(38)
[image:38.612.92.517.102.594.2]

Gambar 3.3 Tampilan awal pada Logger pro sebelum pencatatan dilakukan

4. Mengatur botol untuk berosilasi secara vertikal dengan menariknya ke

bawah sejauh 0,2 m dari posisi setimbang, bersamaan dengan itu pasir

dibiarkan keluar dari botol. Sensor gaya mencatat gaya saat itu terhadap

waktu. Pencatatan hasil dimulai saat wadah tepat dilepaskan dan berakhir

saat sistem tepat berhenti berosilasi dan atau ketika seluruh pasir telah

keluar dari wadah.

5. Langkah 2-4 dilakukan sebanyak tiga kali

6. Langkah 2-5 diulangi untuk nilai diameter corong aluminium 4 mm, 8

(39)

C.Analisis Data

Hasil eksperimen berupa data gaya terhadap waktu dari gerak osilasi

benda yang massanya berkurang secara kontinyu, dianalisis untuk

menentukan karakteristik gerak osilasi teredam dan nilai koefisien

kesebandingan b dan c. Langkah- langkah analisis data yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Menentukan posisi setimbang benda yang ditunjukkan dengan garis

linear pada data grafik gaya terhadap waktu. Garis linear tersebut

memiliki persamaan:

F = A-Bt

dan sesuai dengan persamaan gaya mula-mula yang disebabkan oleh

gaya beratnya pada persamaan (15) :

F0(t) = m0g-rgt

Nilai B pada persamaan garis linear menyatakan rg, sedangkan nilai A

menyatakan m0g, sehingga bisa mendapatkan nilai debit massa (r) dan

massa awal (m0).

Cara mendapatkan garis linear posisi setimbang benda yaitu

dengan memilih ikon curve fit pada menu bar, kemudian

(40)
[image:40.612.90.515.105.595.2]

Gambar 3.4 Cara fit grafik ke persamaan

Data lain yang didapatkan pula yaitu amplitudo pada saat benda

setimbang (A0), yang diperoleh dari perhitungan menggunakan

persamaan (5).

2. Menentukan perpindahan tiap waktunya x(t) dengan menggunakan

persamaan (16). Selanjutnya dari data x(t) yang didapat, dibuat grafik

rasio perpindahan tiap waktu dan amplitudo awal (x(t)/A0) terhadap

waktu. Grafik x(t)/A0 terhadap waktu bisa menunjukkan karakteristik

gerak osilasi teredam yang terjadi.

3. Membuat grafik rasio amplitudo tiap waktu dan amplitudo awal

(A(t)/A0) terhadap waktu untuk menentukan nilai koefisien

(41)

yang terjadi. Data amplitudo A(t) yang digunakan adalah titik puncak

osilasi. Grafik A(t)/A0 terhadap waktu kemudian di-fit menggunakan

persamaan :

yang sesuai dengan persamaan (19)

Nilai Y menyatakan rasio A(t)/A0, nilai A menyatakan dengan rt/m0,

nilai B menyatakan , dan nilai C menyatakan .

Cara mem-fit grafik yaitu dengan memilih ikon curve fit

pada menu bar, kemudian memasukkan persamaan fit seperti yang

ditunjukkan pula pada gambar 3.4. Fit grafik ke persamaan (19)

diperoleh nilai konstanta yang mengandung koefisien redaman yaitu 

dan .

4. Memasukkan nilai α ke persamaan (20) dan  ke persamaan (21) untuk

memperoleh nilai koefisien kesebandingan b dan c.

5. Keseluruhan langkah (1-4) dan perhitungan yang sama diulangi untuk

(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian dibagi menjadi dua yaitu menunjukkan karakteristik gerak

osilasi teredam dan menghitung nilai koefisien kesebandingan b dan c untuk

redaman osilasi pada benda yang massanya berkurang dengan laju yang

konstan.

1. Menunjukkan karakteristik gerak osilasi teredam.

Sistem osilasi teredam terdiri dari pegas dan wadah yang berisi

pasir yang digantung pada sensor gaya. Pegas dengan panjang 30 cm

mula-mula ditentukan nilai konstantanya menggunakan sensor gaya dan

software Loggerpro yang terinstal pada laptop. Data gaya terhadap

pertambahan panjang pegas ketika digantungkan benda bermassa dan hasil

(43)
[image:43.612.94.514.107.618.2]

Gambar 4.1 Grafik hubungan gaya total benda terhadap pertambahan panjang pegas.

Hasil fit grafik, didapatkan nilai gradien m yang merupakan konstanta

pegas sebesar 50 N/m.

Pegas dengan konstanta 50 N/m tersebut kemudian digantung

vertikal pada sensor gaya dan dijepit pada statip. Sensor gaya melalui

interface, terhubung ke komputer yang telah terinstal software LoggerPro.

Wadah yaitu botol plastik minuman soda berkapasitas 1 liter berisi pasir

dan digantung terbalik pada ujung bawah pegas. Sebuah piringan kayu

dengan diameter 20 cm dan tebal 4 mm, dipasang pada leher botol untuk

meningkatkan hambatan udara. Rancangan khusus alumunium berbentuk

corong dengan diameter berbeda (0 mm, 4 mm, 8 mm, 10 mm, 14 mm)

dipasang pada mulut botol dengan tujuan untuk memvariasikan debit

massa.

Botol diatur berosilasi dengan cara ditarik ke bawah sejauh 0,2

(44)

itu pasir dibiarkan keluar dari botol. Sensor gaya mencatat gaya saat itu

terhadap waktu. Pencatatan hasil dimulai tepat saat botol dilepaskan dan

berhenti saat botol sudah tidak berosilasi lagi dan atau saat semua pasir

sudah keluar dari botol.

Grafik gaya fungsi waktu yang didapat kemudian digunakan untuk

menentukan posisi setimbang wadah. Posisi setimbang wadah berupa garis

linear dengan persamaan yang menyatakan variabel massa wadah, sesuai

dengan persamaan (15). Dengan demikian, dari garis linear posisi

setimbang wadah didapatkan nilai debit massa r, massa awal m0 maupun

nilai amplitudo awal pada posisi setimbang A0.

Data hasil pencatatan dan garis linear grafik gaya terhadap waktu

[image:44.612.96.516.243.678.2]

untuk nilai debit massa 6,1 gr/s ditunjukkan pada gambar 4.2, sedangkan

grafik gaya terhadap waktu untuk berbagai nilai debit massa lainnya dapat

dilihat pada lampiran I.

(45)

Dari garis linear posisi setimbang pegas didapatkan nilai

A= (17,43±0,5706) dan B= (0,05601±0,007538). Nilai A menyatakan

berat wadah m0g dan B menyatakan rg, sehingga diperoleh nilai massa

awal wadah m0 yaitu 1,78 kg dan nilai debit massa sebesar 0,0061 kg atau

6,1 gr/s. Nilai amplitudo awal A0 didapatkan dengan melalui persamaan

(16) yaitu 0,35 m. Nilai frekuensi sudut mula-mula 0 diperoleh dengan

menggunakan persamaan (5) sebesar 5.32 s. Nilai-nilai tersebut di atas,

akan digunakan untuk perhitungan nilai koefisien redaman. Untuk

menjamin keakuratan, eksperimen dilakukan sebanyak tiga kali untuk tiap

diameter corong. Langkah plot grafik gaya terhadap waktu dan

perhitungan yang sama dilakukan untuk tiap eksperimen.

Hubungan diameter corong dan debit massa pasir yang diperoleh

dari grafik gaya terhadap waktu ditunjukkan di dalam tabel 4.1 berikut :

4.1. Nilai debit massa untuk berbagai diameter corong wadah

D (mm) r (gr s-1)

(46)

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa penggunaan diameter corong yang

berbeda, menghasilkan debit massa yang berbeda-beda pula. Semakin

besar diameter corong yang digunakan, semakin besar nilai debit

massanya. Diameter corong 0 mm menghasilkan nilai debit massa 0,07

gr/s, dianggap sebagai benda dengan massa tetap karena nilai debitnya

tersebut sangatlah kecil.

Data-data gaya terhadap waktu kemudian disalin ke lembar kerja

untuk dihitung nilai perpindahan tiap waktu x(t) menggunakan persamaan

(16). Setelah itu dibuat grafik rasio perpindahan dan amplitudo awal

x(t)/A0 terhadap waktu. Grafik x(t)/A0 terhadap waktu untuk debit massa

6,1 gr/s ditunjukkan pada gambar 4.3, sedangkan grafik untuk x(t)/A0

terhadap waktu untuk berbagai nilai debit massa lainnya dapat dilihat pada

(47)
[image:47.612.95.515.103.612.2]

Gambar 4.3 Grafik hubungan rasio perpindahan dan amplitudo awal terhadap waktu untuk debit massa 6,1 gr/s

Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa amplitudo osilasi benda

menurun terhadap waktu dan memilliki kemiripan dengan gambar 2.1

pada kajian pustaka yang telah dibahas sebelumnya. Dengan demikian,

gerak dikatakan teredam. Untuk melihat pengaruh debit massa yang hilang

terhadap gerak osilasi teredam, disajikan grafik rasio perpindahan tiap

waktu dan amplitudo awal x(t)/A0 fungsi waktu untuk berbagai nilai debit

(48)
[image:48.612.93.516.73.677.2]

Gambar 4.4 Grafik hubungan rasio perpindahan dan amplitudo awal terhadap waktu untuk berbagai nilai debit massa

r = 0,07 gr/s

(b)

r = 0,9 gr/s

(c)

r = 6,1 gr/s

(d)

r = 11,7 gr/s

(e)

(49)

Gerak osilasi pegas-benda pada gambar 4.4(a) untuk nilai debit

massa 0,07 gr/s atau dianggap massanya tetap, menunjukkan amplitudo

perlahan-lahan berkurang hingga di suatu waktu berhenti berosilasi. Hal

ini disebabkan oleh hilangnya gaya-gaya penyebab osilasi benda (gaya

berat dan gaya pemulih) akibat gesekan udara atau redaman. Amplitudo

gerak osilasi terlihat menurun secara eksponensial.

Untuk nilai debit massa 0,9 gr/s, gambar 4.4(b) menunjukkan

amplitudo menurun secara eksponensial di detik pertama hingga detik

ke-100. Di detik berikut, amplitudo perlahan menurun secara linear.

Penurunan amplitudo secara eksponensial terjadi dalam waktu yang lebih

singkat dibanding dengan nilai debit massa 0,07 gr/s. Hal yang sama

terjadi pada nilai debit massa 6,18 gr/s. Amplitudo osilasi menurun secara

eksponensial di detik pertama sampai detik ke-50, selanjutnya amplitudo

perlahan menurun secara linear.

Pada debit massa 11,7 gr/s dan debit massa 27,2 gr/s yang

ditunjukkan pada gambar 4.4(d) dan gambar 4.4(e), terlihat amplitudo

seluruhnya tidak lagi menurun secara eksponensial. Penurunan amplitudo

terlihat semakin mendekati linear. Jelas terlihat bahwa pengurangan massa

mempengaruhi gerak osilasi teredam benda.

Berdasarkan penjabaran mengenai penurunan amplitudo untuk

berbagai debit massa di atas, karakteristik gerak osilasi teredam yang

teramati yaitu gerak osilasi dengan amplitudo menurun secara

(50)

dengan amplitudo menurun yang mendekati linear untuk benda dengan

massa yang berkurang dengan laju yang konstan.

2. Menentukan koefisien kesebandingan b dan c untuk redaman osilasi Untuk mendapatkan nilai koefisien kesebandingan b dan c untuk

redaman osilasi pada benda dengan massa yang berkurang secara

kontinyu, dibuat grafik rasio amplitudo tiap selang waktu dan amplitudo

awal (A(t)/A0) terhadap waktu. Nilai amplitudo yang digunakan yaitu nilai

puncak simpangan osilasi yang teramati. Grafik A(t)/A0 terhadap waktu

kemudian di-fit ke persamaan (19). Dari hasil fit grafik, bisa didapatkan

nilai konstanta  dan  yang bisa digunakan untuk menentukan nilai

koefisien kesebandingan b dan c.

Data grafik A(t)/A0 fungsi waktu untuk nilai debit massa 0,9 gr/s

(51)
[image:51.612.92.514.105.601.2]

Gambar 4.5 Grafik rasio amplitudo dan amplitudo awal terhadap waktu untuk debit massa 0,9 gr/s

Pada gambar 4.5 dengan nilai debit massa 0,9 gr/s melalui fit ke

persamaan (19), diperoleh nilai B =(0,5370±0,0346) yang sepadan dengan

nilai konstanta  dan nilai C =(3,572±0,629) yang sepadan dengan nilai

konstanta . Kemudian dengan memasukkan nilai  dan  ke persamaan

(20) dan (21), diperoleh nilai koefisien kesebandingan b sebesar 0,001 kg/s

dan nilai koefisien kesebandingan c sebesar 0,002 kg/m.

Fit grafik maupun perhitungan yang sama dilakukan untuk nilai

debit massa 6,1 gr/s, 11,7 gr/s dan 27,2 gr/s. Grafik A(t)/A0 terhadap

waktu untuk redaman osilasi dengan massa yang berkurang dengan laju

(52)
[image:52.612.95.515.72.674.2]
(53)

Grafik 4.6 memberikan nilai α dan β yang berbeda-beda untuk tiap

debit massa. Nilai tersebut digunakan untuk menentukan nilai koefisien

kesebandingan b dan c. Eksperimen sebanyak tiga kali untuk tiap debit

massa memberikan grafik rasio penurunan amplitudo dan amplitudo awal

terhadap waktu untuk nilai tiap debit massa, yang dapat dilihat secara

lengkap pada lampiran III. Contoh perhitungan ralat dapat dilihat pada

lampiran IV. Keseluruhan hasil eksperimen beserta ralatnya dirangkum

[image:53.612.95.515.226.596.2]

pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Data perbandingan debit massa dan koefisien redaman yang dihasilkan dari fit hasil eksperimen ke persamaan (19)

r (gr s-1) b (kg s-1) c (kg m-1)

0,9±0,1 0,002±0,001 0,0030,001

6,1±0,3 0,020±0,001 0,004±0,001

11,7±0,6 0,251±0,073 0,252±0,006

27,2±0,1 0,312±0,062 0,031±0,005

Berdasarkan data pada tabel 4.2 di atas, teramati bahwa semakin

besar nilai debit massa maka nilai koefisien kesebandingan b akan

semakin besar pula. Sedangkan untuk nilai koefisien kesebandingan c

untuk debit massa 0,9 gr/s sampai 11,7 gr/s, bertambah besar seiring

pertambahan nilai debit massa. Di debit massa 27,2 gr/s, nilai koefisien

kesebandingan c menjadi lebih rendah dibandingkan pada nilai debit

(54)

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan karakteristik gerak osilasi

teredam dan menentukan nilai koefisien kesebandingan b untuk redaman yang

berbanding lurus kecepatan dan nilai koefisien kesebandingan c untuk

redaman yang berbanding lurus kuadrat kecepatan sistem osilasi pegas-benda

yang massanya berkurang secara kontinyu.

Sistem osilasi pegas-benda terdiri dari pegas dan wadah yang digantung

secara vertikal pada sensor gaya dan terhubung ke komputer melalui interface.

Sensor gaya mencatat gaya benda tiap waktunya. Sensor gaya mula-mula

dimanfaatkan untuk menentukan konstanta pegas yang digunakan, seperti

ditunjukkan pada gambar 4.1 dengan menghasilkan nilai konstanta pegas

sebesar 50 N/m. Nilai konstanta yang diperoleh digunakan untuk perhitungan

selanjutnya.

Wadah berisi pasir yang memiliki gaya berat digantung pada pegas dengan

nilai kostanta 50 N/m, akan meregangkan pegas ke posisi kesetimbangan baru.

Kemudian wadah ditarik ke bawah sejauh 0,2 meter dari posisi setimbangnya

dan dilepaskan perlahan, sehingga wadah bergerak secara periodik.

Penarikkan wadah harus lurus ke bawah atau tanpa membentuk sudut tertentu

agar gerak osilasi sistem pegas-wadah tetap konstan atau tidak miring.

Bersamaan dengan gerak osilasi pegas-benda, pasir di dalam botol akan

keluar melalui corong alumunium dan menyebabkan massa wadah akan

berkurang dengan laju tertentu sesuai persamaan (11). Gerak periodik wadah

(55)

dengan gaya yang dikerjakan oleh pegas (gaya pemulih). Pengurangan massa

tiap waktunya menyebabkan gaya setimbang wadah sesuai persamaan (15)

dan posisi setimbang wadah sesuai persamaan (16), menjadi berbeda tiap

waktunya. Selain itu pada wadah juga terjadi gaya redaman yang disebabkan

oleh udara yang menyebabkan di suatu saat wadah berhenti berosilasi. Besar

gaya redaman sesuai dengan persamaan (17), di mana memiliki gaya redaman

yang berbanding lurus dengan kecepatan dan yang berbanding lurus dengan

kuadrat kecepatan benda. Kedua gaya redaman tersebut memiliki koefisien

kesebandingan masing-masing yaitu koefisien b dan c.

Dengan menggunakan sensor gaya, maka gaya total yang dialami benda

setiap waktunya dapat diketahui. Posisi setimbang benda berupa garis linear

pada grafik gaya terhadap waktu, ditunjukkan pada gambar 4.2. Data gaya

terhadap waktu yang diperoleh selanjutnya dapat digunakan untuk

menentukan perpindahan wadah setiap waktunya. Dengan demikian,

keuntungan penggunaan sensor gaya dalam penelitian ini yaitu selain dapat

mengetahui total gaya yang dialami benda secara kontinyu dan akurat, data

gayanya dapat digunakan untuk mengetahui posisi atau perpindahan dari

gerak osilasi benda.

Dua karakteristik gerak osilasi teredam yang teramati pada penelitian ini

yaitu amplitudo gerak menurun secara eksponensial pada osilasi benda dengan

massa yang tetap dan amplitudo yang menurun semakin mendekati linear pada

osilasi benda dengan debit massa yang semakin besar, seperti yang

(56)

Melalui fit grafik pada gambar 4.5, diperoleh nilai konstanta yang

digunakan dalam perhitungan untuk menentukan nilai koefisien

kesebandingan b dan c untuk redaman pada osilasi benda yang massanya

berkurang secara kontinyu. Keseluruhan hasil eksperimen disajikan pada tabel

4.6.

Dari nilai-nilai koefisien redaman yang telah didapat melalui fit grafik ke

persamaan (19), dibuat grafik hubungan masing-masing koefisien redaman

terhadap perubahan nilai debit massa seperti yang ditunjukkan pada gambar

[image:56.612.96.513.152.579.2]

4.7 dan gambar 4.8.

(57)
[image:57.612.92.513.108.622.2]

Gambar 4.8 Grafik hubungan koefisien untuk redaman yang berbanding lurus kuadrat kecepatan (c) terhadap debit massa, hasil fit data menggunakan persamaan (19).

Dari grafik 4.7 teramati bahwa semakin besar nilai debit massa yang

hilang maka nilai koefisien kesebandingan b pun meningkat. Debit massa

yang hilang juga mempengaruhi nilai koefisien kesebandingan c, seperti yang

ditunjukkan pada gambar 4.8. Di titik data pertama sampai ketiga, semakin

besar nilai debit massa maka nilai koefisien kesebandingan c semakin

meningkat. Namun di titik keempat yaitu untuk nilai debit massa yang sangat

besar maka nilai koefisien kesebandingan c menjadi lebih kecil. Hal ini

menandakan untuk debit massa yang sangat besar, gerak osilasi tidak lagi

dipengaruhi oleh redaman yang berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan

benda tetapi dipengaruhi oleh hilangnya energi akibat hilangnya massa yang

(58)

secara kontinyu dapat digunakan untuk menentukan nilai koefisien redaman,

juga dapat menunjukkan pengaruh massa yang hilang terhadap tiap koefisien

kesebandingan redaman.

Penentuan karakteristik redaman dan nilai koefisien kesebandingan b dan

c untuk debit massa yang lebih besar dari 27,2 gr/s, tidak dapat dilihat pada

penelitian ini dikarenakan pegas yang digunakan memiliki konstanta yang

besar. Konstanta pegas sebesar 50 N/m berarti untuk menyimpangkan benda

sejauh 1 meter pegas membutuhkan gaya sebesar 50 N. Pengurangan massa

secara kontinyu menyebabkan gaya total benda menjadi lebih kecil setiap

saatnya. Ketika benda berosilasi dengan debit massa yang besar, gaya total

yang tersisa dari benda tidak lagi dapat menyimpangkan benda. Jika

dibandingkan dengan contoh konstanta pegas 30 N/m, maka ketika gaya total

yang tersisa menjadi lebih kecil pun masih bisa menyimpangkan benda.

Dengan kata lain, konstanta pegas yang besar menyebabkan gerak osilasi

sistem menjadi lebih cepat teramati dan mengakibatkan data gaya terhadap

waktu untuk nilai debit massa yang lebih besar tidak cukup untuk dijadikan

data eksperimen. Contoh untuk nilai debit massa 39 gr/s, data puncak osilasi

yang diperoleh berjumlah empat titik. Oleh karena itu, dianggap tidak cukup

untuk menyimpulkan karakteristik gerak osilasi teredam yang terjadi dan tidak

cukup untuk difit ke persamaan (19).

Dari penelitian ini, adanya interaksi antara gaya berat benda yang terus

berkurang akibat hilangnya massa, gaya pemulih yang diberikan pegas dan

(59)

kecepatan dan kuadrat kecepatan benda menyebabkan sistem osilasi

pegas-benda teredam. Dengan demikian, gerak osilasi pegas-benda dengan massa yang

berkurang secara kontinyu dapat digunakan untuk menentukan karakteristik

gerak osilasi teredam dan menentukan nilai koefisien kesebandingan untuk

redaman dengan bantuan sensor gaya dan software LoggerPro.

Sebuah informasi baru mengenai cara menentukan nilai koefisien

kesebandingan untuk redaman yang berbanding lurus kuadrat kecepatan benda

pun telah disajikan, di mana artikel dan penelitian-penelitian sebelumnya

kebanyakan membahas mengenai redaman yang berbanding lurus kecepatan

benda saja.

Dengan menggunakan bahan yang mudah didapat dan langkah

penelitiannya juga mudah untuk dikerjakan, maka penelitian ini sangat

membantu untuk memahami materi osilasi teredam secara lengkap. Selain itu

penggunaan sensor gaya dapat di manfaatkan dalam menentukan besaran

fisika lainnya selain gaya sendiri, seperti menentukan konstanta pegas maupun

perpindahan atau simpangan benda. Ini bisa diterapkan di dalam pembelajaran

mengenai osilasi di SMA dan tentu menjadi media yang menarik dan baru

(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Karakteristik gerak redaman yang terjadi pada sistem dengan massa

yang berkurang secara kontinyu, dimulai dari debit massa 0,9 gr/s

sampai 27,2 gr/s yaitu semakin besar nilai debit massa maka

amplitudo osilasi menurun semakin mendekati linear.

2. Untuk debit massa yang hilang 0,9 gr/s, 6,1 gr/s, 11,7 gr/s dan 27,2

gr/s didapatkan nilai koefisien kesebandingan untuk redaman yang

berbanding lurus dengan kecepatan benda (b) secara berturut-turut

yaitu (0.078±0.008) kg/s, (0.0019±0.0002) kg/s, (0.020±0.001) kg/s,

(0.251±0.073) kg/s, dan (0.312±0.062) kg/s. Sedangkan nilai

koefisien kesebandingan untuk redaman yang berbanding lurus

dengan kuadrat kecepatan benda (c) secara berturut-turut yaitu

(0.003±0.001) kg/m, (0.004±0.001) kg/m, (0.252±0.006) kg/m, dan

(0.031±0.005) kg/m

3. Untuk benda dengan massa yang berkurang secara kontinyu, semakin

besar nilai debit massanya, maka nilai koefisien kesebandingan b

semakin meningkat pula. Untuk nilai koefisien kesebandingan c di

(61)

debit massa 0,07 gr/s sampai 11,7 gr/s menjadi semakin besar,

sedangkan di debit massa 27,2 gr/s nilainya menjadi lebih kecil.

B. Saran

Bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut,

peneliti memberikan saran untuk :

1. Menggunakan pegas yang memiliki nilai konstanta yang kecil dari

50 N/m

2. Menggunakan sensor gaya dengan penampil data gaya berupa

software Loggerpro untuk dijadikan media pembelajaran materi

(62)

45

DAFTAR PUSTAKA

Agustinus Bekti dan Edi Santosa. 2014. Pengaruh luas permukaan terhadap redaman pada sistem massa pegas. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY. Yogyakarta.

Erwiastuti, Laras Nandya. 2015. Pengukuran Koefisien Redaman Pada Sistem

Osilasi Pegas-Magnet Dan Kumparan Menggunakan Video. Yogyakarta.

Giancoli, Douglas C. 2014. FisikaEdisi Ke 7 – Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kintan Limiansih dan Edi Santosa. 2013. Redaman Pada Pendulum Sederhana. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY. Solo.

Rafael M. Digilov, M.Reiner, dan Z. Weisman. 2005. “Damping in a variable mass on a spring pendulum ”. American Journal of Physics. Vol.73, No.901: 900-905.

Serway, Raymond A dan John W. Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba Teknika.

Suparno Paulus, dkk. 2014. Praktikum Fisika. Laboratorium Fisika Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Tipler, Paul A(terjemahan). 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik (jilid 1). Jakarta: Erlangga

Young, Hugh D, Roger A. Freedman, dan A. Lewis Ford (terjemahan). 2002.

(63)
[image:63.792.49.748.96.527.2]

LAMPIRAN I

Tabel 1.1 Grafik gaya fungsi waktu untuk berbagai nilai debit massa (r) yang hilang r

(gr/s)

Data Eksperimen 1 Data Eksperimen 2 Data Eksperimen 3

0,07

(64)

0,9

(65)

11,7

(66)
[image:66.792.49.755.82.508.2]

LAMPIRAN II

Tabel 1.2 Grafik rasio perpindahan dan amplitudo awal terhadap waktu untuk berbagai nilai debit massa (r) yang hilang

r (gr/s)

Data Eksperimen 1 Data Eksperimen 2 Data Eksperimen 3

(67)

0,9

(68)

11,7

(69)
[image:69.792.51.746.79.507.2]

LAMPIRAN III

Tabel 1.3 Grafik rasio amplitudo di waktu tertentu dan amplitudo awal terhadap waktu untuk berbagai nilai debit massa (r) yang hilang

r (gr/s)

Data Eksperimen 1 Data Eksperimen 2 Data Eksperimen 3

(70)

6,1

(71)

27,2

(72)

LAMPIRAN IV

PERHITUNGAN RALAT

Perhitungan ralat dibagi menjadi dua yaitu menghitung ralat nilai koefisien

kesebandingan b dan menghitung ralat nilai koefisien kesebandingan c.

a) Ralat nilai koefisien kesebandingan b.

Tiga kali eksperimen, memberikan nilai koefisien kesebandingan b untuk

[image:72.612.97.539.215.604.2]

debit massa 6.11 gr/s disajikan dalam tabel 1.4 berikut ini :

Tabel 1.4 .Nilai koefisien kesebandingan b untuk debit massa 6.11 gr/s

Ralat nilainya disajikan dalam tabel 1.5 berikut :

Tabel 1.5.Ralat pengukuran nilai koefisien redaman b untuk debit masssa 6.11 gr/s

Perhitungan ralat koefisien redaman b untuk r = 6,11 gr/s adalah :

Eksperimen b (kg s-1)

I 0.021

II 0.019

III 0.020

No

1 0.021 0.020 8.85 x10-8 1.93

x 10-6 0.001

2 0.019 0.020 1.2x10-6

3 0.020 0.020 6.4x10-7

(73)

Dengan demikian, nilai koefisien redaman b untuk debit massa 6.11 gr/s

yaitu : b = (0,020 ± 0,001) kg/s

Perhitungan ralat yang sama dilakukan pada b dengan nilai debit massa

(r) 0,90 gr/s, 11,73 gr/s dan 27,17 gr/s.

b) Ralat nilai koefisien kesebandingan c

Tiga kali eksperimen, memberikan nilai koefisien kesebandingan c untuk

[image:73.612.97.531.182.584.2]

debit massa 11,73 gr/s disajikan dalam tabel 1.6 berikut ini :

Tabel 1.6 .Nilai koefisien kesebandingan c untuk debit massa 11,73 gr/s

Ralat nilainya disajikan dalam tabel 1.7 berikut :

Tabel 1.7.Ralat pengukuran nilai koefisien kesebandingan c untuk debit massa 11,73gr/s

P

e

r

h

Perhitungan ralat koefisien redaman c untuk debit massa 11,73 gr/s adalah :

Eksperimen c (kg m-1)

I 0,246

II 0,263

III 0,247

No

1 0,246 0.252 3,32 x10-5 1,84x

10-4 0.0056

2 0,263 0.252 1,24 x10-4

(74)

Dengan demikian, nilai koefisien redaman c untuk r = 11,73 gr/s yaitu :

c = (0,252 ± 0,006) kg/m

Perhitungan ralat yang sama dilakukan pada c dengan nilai debit massa

Gambar

Tabel 4.2. Data perbandingan debit massa dan koefisien redaman yang
Gambar 2.1. Grafik simpangan terhadap waktu untuk osilator teredam sedikit.
gambar 3.2.
Gambar 3.1 Rangkaian alat untuk menentukan redaman pada gerak osilasi benda dengan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Escherichia coli (gram negatif) yang tumbuh baik pada media MSG, maka media ini dapat dijadikan sebagai penyubur alternatif dan memiliki potensi yang sebagai

Promosi dilakukan untuk menggalang dukungan dari para delegasi negara lain sehingga memilih Indonesia menjadi tuan rumah Annual Meeting ICOLD ke 82 tahun 2014 di Bali,

Dari isu yang dipilih tersebut yaitu mengenai tidak ada cadangan data buku induk karena masih dilakukan secara manual, maka kegiatan yang dirancang sebagai pemecahan isu

Berdasarkan rata-rata selisih nilai posttest-pretest kemampuan berpikir kreatif siswa dari masing-masing kelas bahwa rata-rata selisih nilai posttest- pretest siswa

Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam penjelasan Peraturan Pemerintah

Berdasarkan hal tersebut penelitian mengenai analisis pengaruh investasi, inflasi, PDRB dan jumlah unit usaha terhadap penyerapan tenaga kerja pada

Hasil ini dapat memperkuat konsep Mahendra, dan Ma’mun (1998:4) sebagai berikut, “Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku yang

CDM dari aplikasi penentuan harga jual produk dan bahan baku terdapat 10 tabel yaitu tabel barang jadi, jenis biaya tambahan, detil pesan, pemesanan, pelanggan,