Penelitian ini berjudul “Studi Deskriptif Mengenai Indentitas Etnis Pada Individu Muslim Dewasa Awal Etnis Tionghoa Jama’ah Masjid “X” Kota Bandung”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran identitas etnis pada individu muslim dewasa awal etnis Tionghoa jama’ah Masjid “X” Kota Bandung. Rancangan penelitian yang diajukan menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah identitas etnis. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan ukuran sampel 20 orang.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur identitas etnis merupakan alat ukur yang diciptakan Jean S. Phinney (1992) yaitu The Multigroup Ethnic Identity Measures (MEIM) yang terdiri dari 14 item. Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS 16.0. Hasil penelitian disajikan dengan teknik distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Hasilnya adalah sejumlah 50% responden memiliki status achieved ethnic identity, 40% responden memiliki status identitas unexamined ethnic identity yang terdiri dari 25% responden memiliki status foreclosure ethnic identity dan 15% responden memiliki status diffuse ethnic identity. Sisanya, yaitu 10% responden memiliki status search ethnic identity.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagian (50%) responden memiliki status achieved ethnic identity, responden menunjukkan usaha untuk mencari informasi lebih banyak mengenai etnisnya dan menjalankan keputusan untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan etnisnya. Sebagian lain (40%) responden memiliki status identitas unexamined ethnic identity, yang terdiri dari 25% responden memiliki status foreclosure ethnic identity, responden kurang menunjukkan usaha mencari informasi lebih banyak lagi dari yang diberikan oleh kedua orang tuanya mengenai etnisnya, namun mereka tetap ikut aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan etnisnya; dan 15% responden memiliki status diffuse ethnic identity, responden menunjukan kurangnya usaha untuk mencari informasi lebih banyak lagi mengenai etnisnya dan mereka juga tidak berkomitmen untuk terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan etnisnya. Sisanya, yaitu 10% responden memiliki status search ethnic identity, individu menunjukkan usaha untuk mencari informasi lebih banyak mengenai etnisnya akan tetapi tidak mengambil keputusan untuk aktif terlibat pada kegiatan-kegiatan etnisnya.
Saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya adalah bagi penelitian selanjutnya, dapat dilakukan penelitian pada jama’ah Masjid “X” yang berada di daerah lain seperti Jakarta, Cirebon, Surabaya, Yogyakarta, Cilacap dan Tanggerang sehingga dengan demikian dapat diketahui apakah ada perbedaan status identitas etnis jika berada di tengah-tengah kebudayaan mayoritas yang berbeda, serta dapat mengaitkan identitas etnis dengan variabel lain seperti agama yang lain atau dengan pola asuh pada orangtua yang berbeda agama. Sedangkan saran guna laksana adalah agar jama’ah etnis Tionghoa yang belum mengetahui adat-istiadat etnis Tionghoa dan hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam dapat lebih lagi mempelajarinya dan bagi Masjid “X” diharapkan dapat lebih lagi membudayakan adat-istiadat dan nilai-nilai etnis Tionghoa di kalangan muslim beretnis Tionghoa dengan cara mengajak masyarakat muslim Tionghoa secara umum untuk mengikuti pendalaman mengenai pengetahuan dan pemahaman yang lebih mengenai budayanya yang tidak bertentangan dengan agama Islam.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN... i
ABSTRAK ...……….. ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI……….………… vi
DAFTAR BAGAN... x
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN………...… 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 10
1.3.1 Maksud Penelitian... 10
1.3.2 Tujuan Penelitian... 10
1.4 Kegunaan Penelitian... 11
1.4.1 Kegunaan Teoritis... 11
1.4.2 Kegunaan Praktis... 11
1.5 Kerangka Pikir... 11
2.1 Identitas Etnis... 23
2.1.1 Pengertian Identitas Etnis... 23
2.1.2 Kerangka pikir konseptual dalam penelitian mengenai identitas etnis... 23
2.1.2.1 Teori Identitas Sosial ... 24
2.1.2.2 Akulturasi sebagai Kerangka Pikir untuk mempelajari identitas etnis ... 25
2.1.2.3 Pembentukan Etnis ... 27
2.1.3 Komponen-komponen Identitas Etnis... 31
2.2 Dewasa Awal... 36
2.3 Budaya Tionghoa ... 37
2.3.1. Penyebaran Budaya Tionghoa ... 37
2.3.2. Latar Belakang Kebudayaan Orang Tionghoa di Indonesia 38 2.3.3. Ajaran-Ajaran pada Masyarakat Etnik Tionghoa ... 42
2.3.4. Nilai-nilai Familiisme ... 47
2.3.5. Kehidupan Tradisional Masyarakat Tionghoa di Indonesia 49 2.3.6. Upacara-upacara Tradisi Tionghoa ... 50
2.3.7. Stereotipe Negatif Terhadap Orang Keturunan Tionghoa di Indonesia ... 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….. 52
3.1 Rancangan Penelitian……….. 52
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional….……… 53
3.3.1 Variabel Penelitian... 53
3.3.2 Definisi Operasional... 53
3.3.2.1 Eksplorasi dan Komitmen... 53
3.3.2.2 Identitas Etnis... 53
3.4 Alat Ukur...……… 54
3.4.1 Alat Ukur...……….. 54
3.4.2 Prosedur Pengisian ………... 55
3.4.3 Sistem Penilaian... 55
3.4.4 Data Pribadi dan Data Penunjang……… 56
3.4.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur……….... 56
3.4.5.1 Validitas Alat Ukur ... 56
3.4.5.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 58
3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel……….. 59
3.5.1 Populasi Sasaran……….. 59
3.5.2 Karakteristik Populasi ... 59
3.5.2 Teknik Penarikan Sampel……… 59
3.6 Teknik Analisis Data……… 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 61
4.3. Pembahasan ………. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 80
5.1 Kesimpulan ………...……... 80
5.2 Saran ……… 81
DAFTAR PUSTAKA... 83
DAFTAR RUJUKAN... 84 LAMPIRAN
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Gambaran Alat ukur
Tabel 4.1 Nama Yang Dimiliki Responden
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.3 Pendidikan Responden
Tabel 4.4 Usia Responden
Tabel 4.5 Lama Memeluk Islam
Tabel 4.6 Gambaran Status Identitas Etnis Responden
Tabel 4.7 Crosstab Status Identitas Etnis Dengan Komponen Identitas
Etnis
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Pengambilan Data
Lampiran 2 Tabel Validitas Alat Ukur
Lampiran 3 Tabel Reliabilitas Alat Ukur
Lampiran 4 Data Mentah
Lampiran 5 Tabel Pengelompokan Status Identitas Etnis
Lampiran 6 Tabel Pengelompokan Komponen Identitas Etnis
Lampiran 7 Tabel Crosstabs Crosstabs Status Identitas Etnis Dengan
Faktor Internal yang Mempengaruhi.
Lampiran 8 Tabel Crosstabs Status Identitas Etnis Dengan Komponen
Identitas Etnis
Lampiran 9 Tabel Crosstab Status Identitas Etnis Dengan Masing-masing
Item
Lampiran 10 Crosstab Status Identitas Etnis Dengan Data Penunjang
MULTIPLE ETHNIC IDENTITY MEASUREMENT by Phinney
Di Indonesia, terdapat berbagai macam etnis yang memiliki berbagai macam
latar belakang budaya maupun bahasa. Beberapa contoh nama kelompok etnis adalah:
Sunda, Tionghoa, Jawa, Manado, Batak dan sebagainya. Setiap orang terlahir dalam
satu kelompok etnis atau kadang-kadang dua kelompok etnis, namun tiap individu
berbeda dalam mempersepsi bagaimana pentingnya etnisitas mereka bagi mereka,
bagaimana perasaan mereka tentang etnisitasnya dan seberapa banyak perilaku
mereka yang dipengaruhi oleh etnisitas tersebut.
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Di dalam kuesioner ini terdapat pernyataan-pernyataan tentang etnisitas
Saudara, apa yang Saudara lakukan atau bagaimana perasaan Saudara mengenai
etnisitas yang Saudara miliki. Tugas Saudara adalah memilih satu dari empat pilihan
jawaban yang Saudara anggap sesuai dengan diri Saudara dengan cara memberikan
TANDA SILANG (X) pada kolom yang telah disediakan.
Jawaban SS : Sangat Setuju, jika Saudara sangat setuju dengan pernyataan yang ada
Jawaban S : Setuju, jika Saudara setuju pernyataan yang ada.
Identitas diri
Nama : ...
Apakah Saudara memiliki nama Mandarin? Beri tanda silang (X) pada jawaban Saudara
• Ya
• Tidak
Jawaban STS: Sangat Tidak Setuju, jika Saudara sangat tidak setuju dengan
pernyataan yang ada.
NO. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya meluangkan waktu untuk mencoba mencari tahu
lebih banyak tentang kelompok etnis Tionghoa, seperti
bagaimana sejarahnya, tradisi dan adatnya.
2. Saya aktif dalam organisasi atau kelompok sosial
dimana kebanyakan anggotanya beretnis Tionghoa.
3. Saya mengerti dengan jelas mengenai latar belakang
kebudayaan etnis Tionghoa dan apa artinya bagi
kehidupan saya.
4. Saya berpikir banyak tentang bagaimana kehidupan saya
dipengaruhi oleh keanggotaan saya sebagai anggota
kelompok etnis Tionghoa.
5. Saya merasa bahagia karena saya menjadi bagian dari
kelompok etnis Tionghoa.
6. Saya tidak terlalu menghayati peran etnisitas Tionghoa
dalam kehidupan saya.
7. Saya tidak menghabiskan banyak waktu untuk mencoba
mempelajari lebih banyak lagi tentang budaya dan
kelompok etnis Tionghoa, dimana dalam hal ini saya
juga mengerti bagaimana hubungan kelompok etnis
Tionghoa dan kelompok etnis lainnya.
10. Saya berdikusi dengan orang-orang kelompok etnis
Tionghoa untuk mempelajari latar belakang budaya
Tionghoa lebih mendalam.
11. Saya merasa bangga terhadap etnis Tionghoa dan
menjadi anggota etnis Tionghoa merupakan suatu
prestasi yang membanggakan bagi saya.
12. Saya turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
praktis budaya Tionghoa, seperti menikmati makanan
khas, musik khas atau kebiasaan-kebiasaan khas etnis
Tionghoa.
13. Saya merasakan kedekatan yang kuat dengan kelompok
etnis Tionghoa yang saya miliki.
14. Saya senang dengan latar belakang dan budaya etnis
Data Penunjang
Petunjuk pelaksanaan:
Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan etnis Tionghoa. Saudara diharapkan memilih pilihan yang sesuai dengan keadaan diri Saudara dengan memberikan tanda silang (X) atau mengisi titik-titik pada tempat yang telah disediakan. Perhatikan untuk beberapa instruksi cara pengisian yang berbeda dari beberapa pertanyaan yang ada.
1. Sebagai etnis Tionghoa, apakah Saudara mengetahui latar belakang dan sejarah etnis Tionghoa yang ada di Indonesia?
a. Ya b. Tidak
2. Sebagai etnis Tionghoa, Saudara memandang diri Saudara ... a. Masih memegang kuat tradisi Tionghoa yang masih murni (totok)
b. Tradisi yang dipegang sudah berbaur dengan budaya lain yaitu budaya ...
c. Tradisi Tionghoa sudah sama sekali saya tinggalkan
3. Jika Saudara menjawab pilihan c pada nomor 2, apa alasan Saudara?
a. Karena orangtua saya memang sudah tidak memegang adat istiadat tersebut dan tidak diwariskan kepada saya
b. Karena orangtua saya lebih mengenal adat istiadat etnis lain daripada adat istiadat etnis Tionghoa dan adat istiadat tersebut yang diwariskan kepada saya c. Karena orangtua saya berasal dari campuran antara etnis Tionghoa dan etnis
4. Waktu Saudara kecil, Saudara tinggal bersama ... a. Orangtua
b. Saudara c. ...
Sampai usia ...
5. Saat ini, Saudara tinggal di ... a. Rumah bersama orangtua
b. Rumah saudara c. Rumah sendiri d. ...
6. Lingkungan tempat tinggal Saudara, mayoritas bersuku bangsa... a. Tionghoa
b. Sunda c. Jawa d. Batak
e. Lain-lain, yaitu :………...
7. Sejak kecil, nilai-nilai budaya yang lebih ditanamkan dalam keluarga Saudara adalah ...
a. Budaya Tionghoa b. Budaya Sunda
c. Budaya suku bangsa lain, yaitu ...
8. Kebanyakan teman akrab Saudara berasal dari suku bangsa a. Tionghoa
b. Sunda c. Jawa d. Batak
9. Saudara lebih banyak menghabiskan waktu dengan melakukan aktivitas bersama...
a. Orang-orang yang sama-sama berasal dari keturunan Tionghoa b. Orang-orang yang berasal dari suku yang berbeda.
c. Sama banyaknya
10.Media massa yang tersedia di tempat tinggal Saudara : a. Saluran televisi
b. Bacaan
c. Lain-lain, yaitu……….
11.Saudara lebih menyukai dan menikmati hiburan yang
a. Bernuansa Indonesia (tayangan Indonesia, musik Indonesia, bacaan Indonesia, dll)
b. Bernuansa Cina (tayangan Mandarin, musik Mandarin, bacaan Mandarin, dll) c. a dan b
d. Lain-lain, yaitu :……...
12.Saudara mengetahui dan mengenal budaya Tionghoa dari ... a. Orangtua
b. Kakek-Nenek c. Saudara d. Teman e. Media massa
f. Lain-lain, yaitu :……...
13.Saudara lebih menghayati dan mengakui diri Saudara sebagai suku bangsa ... a. Tionghoa
b. Sunda c. Jawa
(a) pada pertanyaan no 13.
14.Pengaruh paling besar sehingga Saudara merasa dan memilih mengakui diri sebagai orang Tionghoa berasal dari...
a. Keluarga b. Teman c. Agama d. Media massa
e. Lain-lain, yaitu :……...
15.Yang paling mendukung Saudara dalam menjalankan kegiatan-kegiatan Saudara sebagai etnis Tionghoa ialah ...
a. Keluarga b. Teman c. Agama d. Media massa
e. Lain-lain, yaitu :……...
16.Yang paling menghambat Saudara dalam menjalankan kegiatan-kegiatan Saudara sebagai etnis Tionghoa ialah ...
a. Keluarga b. Teman c. Agama d. Media massa
lebih dari satu dan diminta untuk memberi contoh pada jawaban yang anda
pilih.
17.Kebudayaan Tionghoa yang anda ketahui:
a. Sopan santun: ... b. Upacara peringatan (kelahiran/kematian) : ... c. Kesenian Tradisional : ... d. Bahasa Mandarin(HokKian,Khe, dll)... e. Hari raya Tionghoa : ... f. Tidak tahu
18.Kebudayaan Tionghoa yang anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari: a. Sopan santun: ... b. Upacara peringatan (kelahiran/kematian) : ... c. Kesenian Tradisional : ... d. Bahasa Mandarin (Hok Kian, ke, dll) ... e. Hari raya Tionghoa : ... f. Tidak ada
19.Sejak kapan Saudara memeluk agama Islam? a. Sejak lahir
b. Sejak menikah
c. Sejak usia ...
20.Alasan Saudara untuk memeluk agama Islam adalah ... a. Saya menyakini agama Islam adalah yang terbaik bagi saya b. Orangtua saya beragama Islam
c. Pasangan saya beragama Islam d. ...
adat-22.Saudara mengetahui hal-hal yang bertentangan dan sejalan antara adat-istiadat etnis Tionghoa dengan ajaran agama Islam dari ...
a. Orangtua b. Ustad
c. Pasangan hidup d. Teman
e. ...
*Di pertanyaan no 23 dan 24 Saudara diperkenankan untuk memilih jawaban
lebih dari satu.
23.Menurut Saudara, hal-hal yang menunjukan pertentangan antara adat-istiadat etnis Tionghoa dengan ajaran agama Islam adalah
a. Tidak memakan daging babi
b. Tidak melakukan upacara sembahyang kepada leluhur dan arwah nenek moyang
c. Tidak melakukan upacara kematian d. Tidak memuja banyak dewa
e. ...
24.Menurut Saudara, hal-hal yang sejalan antara adat-istiadat etnis Tionghoa dengan ajaran agama Islam adalah
a. Berbakti dan menghormati orang tua dan orang yang dituakan
b. Membina hubungan yang baik dengan sesama manusia dan menyayangi semua makhluk
c. Etos kerja yang baik dan bekerja keras d. Tolong menolong diantara anggota keluarga
Validitas Alat Ukur
No Item Validitas Keterangan
1 0.9019 Diterima
2 0.9001 Diterima
3 0.8949 Diterima
4 0.8945 Diterima
5 0.9037 Diterima
6 0.9087 Diterima
7 0.9003 Diterima
8 0.9002 Diterima
9 0.8978 Diterima
10 0.8949 Diterima
11 0.8961 Diterima
12 0.8958 Diterima
13 0.9018 Diterima
Reliabilitas Alat Ukur
N %
Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 20 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
Data Mentah
XI X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14
1 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3
3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3
4 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2
5 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2
6 2 3 2 3 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3
7 3 3 4 3 4 1 2 3 4 2 3 3 4 3
8 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 4 2
9 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 2 3 3
10 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
11 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
12 3 2 3 3 3 1 2 4 3 2 3 3 4 4
13 3 3 2 1 4 2 1 3 3 1 2 1 1 2
14 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3
15 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3
16 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3
17 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
18 4 3 3 4 4 2 2 3 4 4 4 3 3 4
19 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3
Crosstabs status identitas etnis dengan nama yang dimiliki, jenis kelamin,
pendidikan dan usia.
Lampiran 7.1 Nama yang dimiliki
Status identitas etnis % within status identitas etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
% of Total 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
Lampiran 7.2 Jenis kelamin
Status identitas etnis
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 2 1 1 5 9
% within jenis kelamin 22.2% 11.1% 11.1% 55.6% 100.0% % within status identitas
etnis 66.7% 20.0% 50.0% 50.0% 45.0%
laki-laki
% of Total 10.0% 5.0% 5.0% 25.0% 45.0%
Count 1 4 1 5 11
% within jenis kelamin 9.1% 36.4% 9.1% 45.5% 100.0% % within status identitas
etnis 33.3% 80.0% 50.0% 50.0% 55.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
Status identitas etnis % within status identitas etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total % within status identitas etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
Crosstabs status identitas etnis dengan komponen ethnic behavior and practices, komponen ethnic identity achievement dan komponen affirmation and belonging.
Lampiran 8.1 Ethnic behaviour & practices (exploration & commitment)
Status identitas etnis
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 0 3 1 9 13
% within ethnic behavior
and practices .0% 23.1% 7.7% 69.2% 100.0% % within status identitas
etnis .0% 60.0% 50.0% 90.0% 65.0%
tinggi
% of Total .0% 15.0% 5.0% 45.0% 65.0%
Count 3 2 1 1 7
% within ethnic behavior
and practices 42.9% 28.6% 14.3% 14.3% 100.0% % within status identitas
etnis 100.0% 40.0% 50.0% 10.0% 35.0%
% within ethnic behavior
and practices 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
% of Total 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
Lampiran 8.2 Ethnic identity achievement
Lampiran 8.2.1 Ethnic identity achievement (exploration)
Status identitas etnis
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 1 0 2 9 12
% within ethnic identity
achievement (exploration) 8.3% .0% 16.7% 75.0% 100.0% % within status identitas
etnis 33.3% .0% 100.0% 90.0% 60.0%
tinggi
% of Total 5.0% .0% 10.0% 45.0% 60.0%
Count 2 5 0 1 8
% within ethnic identity
achievement (exploration) 25.0% 62.5% .0% 12.5% 100.0% % within status identitas
etnis 66.7% 100.0% .0% 10.0% 40.0%
% within ethnic identity
achievement (exploration) 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
Status identitas etnis
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 0 1 2 9 12
% within ethnic identity achievement
(commitment)
.0% 8.3% 16.7% 75.0% 100.0%
% within status identitas
etnis .0% 20.0% 100.0% 90.0% 60.0%
tinggi
% of Total .0% 5.0% 10.0% 45.0% 60.0%
Count 3 4 0 1 8
% within ethnic identity achievement
(commitment)
37.5% 50.0% .0% 12.5% 100.0%
% within status identitas
etnis 100.0% 80.0% .0% 10.0% 40.0%
% within ethnic identity achievement
(commitment)
15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
% within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
% of Total 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
Lampiran 8.3 Affirmation and belonging (commitment)
Status identitas etnis
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 1 5 1 10 17
% within affirmation and
belonging 5.9% 29.4% 5.9% 58.8% 100.0% % within status identitas
etnis 33.3% 100.0% 50.0% 100.0% 85.0% tinggi
% of Total 5.0% 25.0% 5.0% 50.0% 85.0%
Count 2 0 1 0 3
% within affirmation and
belonging 66.7% .0% 33.3% .0% 100.0%
% within status identitas
etnis 66.7% .0% 50.0% .0% 15.0%
% within affirmation and
belonging 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
Crosstabs status identitas etnis dengan masing-masing item MEIM
Lampiran 9.1 Item 1
Status identitas etnis Saya meluangkan waktu untuk mencoba mencari tahu
lebih banyak tentang kelompok etnis Tionghoa, seperti
bagaimana sejarahnya, tradisi dan adatnya Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 1 3 0 1 5
% within item 1 20.0% 60.0% .0% 20.0% 100.0% % within status identitas
etnis 33.3% 60.0% .0% 10.0% 25.0% % within status identitas
etnis 66.7% 40.0% 100.0% 50.0% 55.0%
setuju
% of Total 10.0% 10.0% 10.0% 25.0% 55.0%
Count 0 0 0 4 4
% within item 1 .0% .0% .0% 100.0% 100.0% % within status identitas
etnis .0% .0% .0% 40.0% 20.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
% of Total 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
Lampiran 9.2 Item 2
Status identitas etnis Saya aktif dalam organisasi atau kelompok sosial dimana
kebanyakan anggotanya beretnis Tionghoa Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 2 3 1 2 8
% within item 2 25.0% 37.5% 12.5% 25.0% 100.0% % within status identitas
etnis 66.7% 60.0% 50.0% 20.0% 40.0% % within status identitas
etnis 33.3% 40.0% 50.0% 70.0% 55.0%
setuju
% of Total 5.0% 10.0% 5.0% 35.0% 55.0%
Count 0 0 0 1 1
% within item 2 .0% .0% .0% 100.0% 100.0% % within status identitas
etnis .0% .0% .0% 10.0% 5.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
Status identitas etnis Saya mengerti dengan jelas mengenai latar belakang
kebudayaan etnis Tionghoa dan apa artinya bagi
kehidupan saya Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 3 3 1 1 8
% within item 3 37.5% 37.5% 12.5% 12.5% 100.0% % within status identitas
etnis 100.0% 60.0% 50.0% 10.0% 40.0% % within status identitas
etnis .0% 40.0% 50.0% 50.0% 40.0%
setuju
% of Total .0% 10.0% 5.0% 25.0% 40.0%
Count 0 0 0 4 4
% within item 3 .0% .0% .0% 100.0% 100.0% % within status identitas
etnis .0% .0% .0% 40.0% 20.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
% of Total 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
Lampiran 9.4 Item 4
Status identitas etnis Saya berpikir banyak tentang bagaimana kehidupan saya
dipengaruhi oleh keanggotaan saya sebagai anggota
kelompok etnis Tionghoa Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 1 0 0 0 1
% within item 4 100.0% .0% .0% .0% 100.0% % within status identitas
etnis 33.3% .0% .0% .0% 5.0% % within status identitas
etnis 33.3% 80.0% 50.0% 10.0% 35.0% % within status identitas
etnis 33.3% 20.0% 50.0% 60.0% 45.0%
setuju
% of Total 5.0% 5.0% 5.0% 30.0% 45.0%
Count 0 0 0 3 3
% within item 4 .0% .0% .0% 100.0% 100.0% % within status identitas
etnis .0% .0% .0% 30.0% 15.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
Status identitas etnis Saya merasa bahagia karena saya menjadi bagian dari
kelompok etnis Tionghoa. Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 2 1 1 0 4
% within item 5 50.0% 25.0% 25.0% .0% 100.0% % within status identitas
etnis 66.7% 20.0% 50.0% .0% 20.0% % within status identitas
etnis .0% 80.0% 50.0% 70.0% 60.0%
setuju
% of Total .0% 20.0% 5.0% 35.0% 60.0%
Count 1 0 0 3 4
% within item 5 25.0% .0% .0% 75.0% 100.0% % within status identitas
etnis 33.3% .0% .0% 30.0% 20.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
% of Total 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
Lampiran 9.6 Item 6
Status identitas etnis Saya tidak terlalu menghayati peran etnisitas Tionghoa
dalam kehidupan saya. Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 0 1 0 2 3
% within item 6 .0% 33.3% .0% 66.7% 100.0% % within status identitas
etnis .0% 20.0% .0% 20.0% 15.0% % within status identitas
etnis 100.0% 60.0% 100.0% 20.0% 50.0% setuju
% of Total 15.0% 15.0% 10.0% 10.0% 50.0%
Count 0 1 0 5 6
% within item 6 .0% 16.7% .0% 83.3% 100.0% % within status identitas
etnis .0% 20.0% .0% 50.0% 30.0% % within status identitas
etnis .0% .0% .0% 10.0% 5.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
Status identitas etnis Saya tidak menghabiskan banyak waktu untuk mencoba
mempelajari lebih banyak lagi tentang budaya dan
sejarah etnis Tionghoa. Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 1 0 0 0 1
% within item 7 100.0% .0% .0% .0% 100.0% % within status identitas
etnis 33.3% .0% .0% .0% 5.0% % within status identitas
etnis 33.3% 100.0% 100.0% 50.0% 65.0% setuju
% of Total 5.0% 25.0% 10.0% 25.0% 65.0%
Count 1 0 0 4 5
% within item 7 20.0% .0% .0% 80.0% 100.0% % within status identitas
etnis 33.3% .0% .0% 40.0% 25.0% % within status identitas
etnis .0% .0% .0% 10.0% 5.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
% of Total 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
Lampiran 9.8 Item 8
Status identitas etnis Saya memiliki rasa persaudaraan yang kuat terhadap
kelompok etnis Tionghoa. Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 2 1 2 1 6
% within item 8 33.3% 16.7% 33.3% 16.7% 100.0% % within status identitas
etnis 66.7% 20.0% 100.0% 10.0% 30.0% % within status identitas
etnis 33.3% 80.0% .0% 60.0% 55.0%
setuju
% of Total 5.0% 20.0% .0% 30.0% 55.0%
Count 0 0 0 3 3
% within item 8 .0% .0% .0% 100.0% 100.0% % within status identitas
etnis .0% .0% .0% 30.0% 15.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
Status identitas etnis Saya cukup mengerti apa arti keanggotaan saya dalam
kelompok etnis Tionghoa, dimana dalam hal ini saya juga mengerti bagaimana hubungan kelompok etnis Tionghoa
dan kelompok etnis lainnya. Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 2 1 0 0 3
% within item 9 66.7% 33.3% .0% .0% 100.0% % within status identitas
etnis 66.7% 20.0% .0% .0% 15.0% % within status identitas
etnis 33.3% 80.0% 100.0% 40.0% 55.0%
setuju
% of Total 5.0% 20.0% 10.0% 20.0% 55.0%
Count 0 0 0 6 6
% within item 9 .0% .0% .0% 100.0% 100.0% % within status identitas
etnis .0% .0% .0% 60.0% 30.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
% of Total 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
Lampiran 9.10 Item 10
Status identitas etnis Saya berdikusi dengan orang-orang kelompok etnis
Tionghoa untuk mempelajari latar belakang budaya
Tionghoa lebih mendalam. Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 1 0 0 0 1
% within item 10 100.0% .0% .0% .0% 100.0% % within status identitas
etnis 33.3% .0% .0% .0% 5.0% % within status identitas
etnis 66.7% 100.0% .0% 30.0% 50.0%
tidak setuju
% of Total 10.0% 25.0% .0% 15.0% 50.0%
Count 0 0 2 5 7
% within item 10 .0% .0% 28.6% 71.4% 100.0% % within status identitas
etnis .0% .0% 100.0% 50.0% 35.0%
setuju
% of Total .0% .0% 10.0% 25.0% 35.0%
Count 0 0 0 2 2
% within item 10 .0% .0% .0% 100.0% 100.0% % within status identitas
etnis .0% .0% .0% 20.0% 10.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
Status identitas etnis Saya merasa bangga terhadap etnis Tionghoa dan
menjadi anggota etnis Tionghoa merupakan suatu
prestasi yang membanggakan bagi saya. Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 3 1 2 1 7
% within item 11 42.9% 14.3% 28.6% 14.3% 100.0% % within status identitas
etnis 100.0% 20.0% 100.0% 10.0% 35.0% tidak setuju
% of Total 15.0% 5.0% 10.0% 5.0% 35.0%
Count 0 4 0 7 11
% within item 11 .0% 36.4% .0% 63.6% 100.0% % within status identitas
etnis .0% 80.0% .0% 70.0% 55.0%
setuju
% of Total .0% 20.0% .0% 35.0% 55.0%
Count 0 0 0 2 2
% within item 11 .0% .0% .0% 100.0% 100.0% % within status identitas
etnis .0% .0% .0% 20.0% 10.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
% of Total 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
Lampiran 9.12 Item 12
Status identitas etnis Saya turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan praktis
budaya Tionghoa, seperti menikmati makanan khas, musik khas atau kebiasaan-kebiasaan khas etnis
Tionghoa. Diffuse Foreclosure Search Achieved
Total
Count 1 0 0 0 1
% within item 12 100.0% .0% .0% .0% 100.0% % within status identitas
etnis 33.3% .0% .0% .0% 5.0% % within status identitas
etnis 66.7% 80.0% 100.0% 20.0% 50.0%
tidak setuju
% of Total 10.0% 20.0% 10.0% 10.0% 50.0%
Count 0 1 0 8 9
% within item 12 .0% 11.1% .0% 88.9% 100.0% % within status identitas
etnis .0% 20.0% .0% 80.0% 45.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
Status identitas etnis Saya merasakan kedekatan yang kuat dengan kelompok
etnis Tionghoa yang saya miliki. Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 1 0 0 0 1
% within item 13 100.0% .0% .0% .0% 100.0% % within status identitas
etnis 33.3% .0% .0% .0% 5.0% % within status identitas
etnis 66.7% .0% 100.0% 10.0% 25.0%
tidak setuju
% of Total 10.0% .0% 10.0% 5.0% 25.0%
Count 0 4 0 5 9
% within item 13 .0% 44.4% .0% 55.6% 100.0% % within status identitas
etnis .0% 80.0% .0% 50.0% 45.0%
setuju
% of Total .0% 20.0% .0% 25.0% 45.0%
Count 0 1 0 4 5
% within item 13 .0% 20.0% .0% 80.0% 100.0% % within status identitas
etnis .0% 20.0% .0% 40.0% 25.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
% of Total 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
Lampiran 9.14 Item 14
Status identitas etnis Saya senang dengan latar belakang dan budaya etnis
Tionghoa. Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 3 2 0 1 6
% within item 14 50.0% 33.3% .0% 16.7% 100.0% % within status identitas
etnis 100.0% 40.0% .0% 10.0% 30.0%
tidak setuju
% of Total 15.0% 10.0% .0% 5.0% 30.0%
Count 0 3 2 6 11
% within item 14 .0% 27.3% 18.2% 54.5% 100.0% % within status identitas
etnis .0% 60.0% 100.0% 60.0% 55.0%
setuju
% of Total .0% 15.0% 10.0% 30.0% 55.0%
Count 0 0 0 3 3
% within item 14 .0% .0% .0% 100.0% 100.0% % within status identitas
etnis .0% .0% .0% 30.0% 15.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
Crosstabs status identitas etnis dengan data penunjang
Lampiran 10.1 Item 1
Status identitas etnis Pengetahuan tentang latar belakang dan sejarah etnis
Tionghoa yang ada di Indonesia Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 0 4 1 9 14
Lampiran 10.2 Item 2
Status identitas etnis Alasan sudah tidak memegang adat-istiadat Tionghoa
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total Count
2 1 0 0 3
% within alasan tidak memegang
adat-% within alasan tidak memegang
adat-% within alasan tidak memegang
adat-% within alasan tidak memegang
adat-Lampiran 10.4 Item 4
Status identitas etnis Tempat tinggal ketika kecil
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 2 5 2 9 18
% within tempat tinggal
ketika kecil 11.1% 27.8% 11.1% 50.0% 100.0% % within status identitas etnis 66.7% 100.0% 100.0% 90.0% 90.0% Orangtua
% of Total 10.0% 25.0% 10.0% 45.0% 90.0%
Count 1 0 0 0 1
% within tempat tinggal
ketika kecil 100.0% .0% .0% .0% 100.0%
% within status identitas etnis 33.3% .0% .0% .0% 5.0% Saudara
% of Total 5.0% .0% .0% .0% 5.0%
Count 0 0 0 1 1
% within tempat tinggal
ketika kecil .0% .0% .0% 100.0% 100.0%
% within tempat tinggal
ketika kecil 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0% % within status identitas etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
Status identitas etnis Tempat tinggal saat ini
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 0 3 0 5 8
% within tempat tinggal saat
ini .0% 37.5% .0% 62.5% 100.0%
% within tempat tinggal saat
ini 25.0% 16.7% 16.7% 41.7% 100.0%
% within tempat tinggal saat
ini 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
% within status identitas etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
% of Total 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
Lampiran 10.6 Item 6
Status identitas etnis Mayoritas suku bangsa di lingkungan tempat tinggal
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 0 1 0 3 4
% within mayoritas suku .0% 25.0% .0% 75.0% 100.0% % within status identitas
etnis .0% 20.0% .0% 30.0% 20.0%
Tionghoa
% of Total .0% 5.0% .0% 15.0% 20.0%
Count 3 4 2 7 16
% within mayoritas suku 18.8% 25.0% 12.5% 43.8% 100.0% % within status identitas
etnis 100.0% 80.0% 100.0% 70.0% 80.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
% of Total 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
Lampiran 10.7 Item 7
Status identitas etnis Nilai-nilai budaya yang lebih ditanamkan dalam keluarga
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 1 2 2 7 12
% within budaya yang
ditanamkan 8.3% 16.7% 16.7% 58.3% 100.0% % within status identitas
etnis 33.3% 40.0% 100.0% 70.0% 60.0%
Tionghoa
% of Total 5.0% 10.0% 10.0% 35.0% 60.0%
Count 2 3 0 3 8
% within budaya yang
ditanamkan 25.0% 37.5% .0% 37.5% 100.0% % within status identitas
etnis 66.7% 60.0% .0% 30.0% 40.0%
Budaya yang ditanamkan
Sunda
Status identitas etnis Kebanyakan teman akrab berasal dari suku bangsa
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 0 1 1 4 6
% within teman akrab .0% 16.7% 16.7% 66.7% 100.0% % within status identitas
etnis .0% 20.0% 50.0% 40.0% 30.0%
Tionghoa
% of Total .0% 5.0% 5.0% 20.0% 30.0%
Count 2 4 1 6 13
% within teman akrab 15.4% 30.8% 7.7% 46.2% 100.0% % within status identitas
etnis 66.7% 80.0% 50.0% 60.0% 65.0%
Sunda
% of Total 10.0% 20.0% 5.0% 30.0% 65.0%
Count 1 0 0 0 1
% within teman akrab 100.0% .0% .0% .0% 100.0% % within status identitas
etnis 33.3% .0% .0% .0% 5.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
% of Total 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
Lampiran 10.9 Item 9
Status identitas etnis Lebih banyak menghabiskan waktu dengan melakukan
aktivitas bersama... Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 2 1 0 1 4
Lampiran 10.10 Item 10
Status identitas etnis Media massa yang tersedia di tempat tinggal
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
identitas etnis .0% 20.0% .0% 10.0% 10.0%
Lampiran 10.11 Item 11
Status identitas etnis Lebih menyukai dan menikmati hiburan yang...
Status identitas etnis Mengetahui dan mengenal budaya Tionghoa dari ....
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Lampiran 10.13 Item 13
Status identitas etnis Lebih menghayati dan mengakui diri sebagai suku bangsa ...
Count 0 0 1 0 1
Lampiran 10.14 Item 14
Status identitas etnis Pengaruh paling besar sehingga merasa dan memilih
mengakui diri sebagai orang Tionghoa berasal dari...
Diffuse Foreclosure Search Achieved
Total
identitas etnis 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% Total
% of Total
15.00% 25.00% 10.00% 50.00% 100.00%
Lampiran 10.15 Item 15
Status identitas etnis Yang paling mendukung dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan sebagai etnis Tionghoa
Diffuse Foreclosure Search Achieved
% within
identitas etnis 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% Total
% of Total
15.00% 25.00% 10.00% 50.00% 100.00%
Lampiran 10.16 Item 16
Status identitas etnis Yang paling menghambat dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan sebagai etnis Tionghoa Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Status identitas etnis Kebudayaan Tionghoa yang diketahui
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 0 5 1 9 15
% within Kebudayaan
Tionghoa yang diketahui .0% 33.3% 6.7% 60.0% 100.0% % within status identitas
etnis .0% 100.0% 50.0% 90.0% 75.0% % within status identitas
etnis 100.0% .0% 50.0% 10.0% 25.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
% of Total 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
Lampiran 10.18 Item 18
Status identitas etnis Kebudayaan Tionghoa yang diterapkan
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Count 0 0 0 3 3
% within Kebudayaan
Tionghoa yang diterapkan .0% .0% .0% 100.0% 100.0% % within status identitas
etnis .0% .0% .0% 30.0% 15.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 70.0% 85.0% % within status identitas
etnis 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total
% of Total 15.0% 25.0% 10.0% 50.0% 100.0%
Lampiran 10.19 Item 19
Status identitas etnis Sejak …. memeluk agama Islam
agama Islam .0% 16.7% 16.7% 66.7% 100.0%
Lampiran 10.20 Item 20
Status identitas etnis Alasan untuk memeluk agama Islam
Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Lampiran 10.21 Item 21
Status identitas etnis Mengetahui hal-hal yang bertentangan dan sejalan
antara adat-istiadat etnis Tionghoa dengan ajaran
Status identitas etnis Mengetahui hal-hal yang bertentangan dan sejalan
antara adat-istiadat etnis Tionghoa dengan ajaran agama
Islam dari ... Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Lampiran 10.23 Item 23
Status identitas etnis Pertentangan antara adat-istiadat Tionghoa dan agama
Count 1 3 0 3 7
Lampiran 10.24 Item 24
Status identitas etnis Hal-hal yang sejalan antara adat-istiadat etnis Tionghoa
dengan ajaran agama Islam Diffuse Foreclosure Search Achieved Total
Gambaran Yayasan ”HKO”
Pada tahun 1991, sejumlah tokoh Islam yang berasal dari Muhamaddiyah, NU,
Al-Wasliyah, ICMI, KAHMI dan beberapa keturunan Tionghoa mendirikan Yayasan
HKO. Tujuan yayasan ini adalah sebagai tempat memberikan informasi mengenai
agama Islam kepada etnis Tionghoa.
Yayasan ini terletak di Pecinan Jakarta. Tempat ini juga berfungsi sebagai masjid,
sehingga lebih sering dikenal dengan nama Masjid ”X”. Yayasan ini juga dibuat
untuk membuat kedekatan antara etnis Tionghoa yang beragama Islam dengan etnis
lainnya.
Yayasan HKO merasa jika etnis Tionghoa yang beragama Islam membutuhkan
tempat untuk menggali ajaran agama Islam secara lebih mendalam sehingga yayasan
ini merasa perlu untuk mendirikan cabang-cabang di daerah lain. Hingga saat ini,
Yayasan HKO memiliki cabang-cabang di kota Bandung, Cirebon, Surabaya,
Yogyakarta, Cilacap dan Tanggerang.
Yayasan HKO yang berada di Bandung, juga lebih dikenal dengan nama
Masjid ”X”. Yayasan ini didirikan pada pertengahan bulan Desember tahun 1996 dan
mulai beraktivitas pada awal tahun 1997. Adapun kegiatan yang dilakukan di Yayasan
HKO ini adalah pelayanan shalat 5 waktu, shalat Jumat, shalat Tarawih, shalat Idul
Fitri dan Idul Adha, penerimaan penitipan zakat dan infaq, pelayanan konseling,
pendampingan mu’alaf, bimbingan baca Al-qur’an, kursus bahasa Mandarin, kursus
shufa, penjualan buku Islam, pembuatan album religi dengan sentuhan budaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara multietnis. Etnis Tionghoa merupakan salah satu
etnis yang diakui secara resmi di Indonesia sejak masa Pemerintahan Reformasi
yang dipimpin oleh Presiden Abdulrahman Wahid. Etnis Tionghoa yang tinggal di
Indonesia saat ini merupakan keturunan dari leluhur mereka yang berimigrasi
secara periodik dan bergelombang sejak ribuan tahun lalu
(http://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa-Indonesia).
Awalnya, orang Tionghoa datang ke Indonesia dengan cara berdagang,
mereka hidup rukun dan damai serta membaur dengan etnis lainnya. Ketika
Belanda datang ke Indonesia, mereka melihat keeratan hubungan antara etnis
Tionghoa dengan kaum pribumi (sebutan yang diberikan bagi penduduk asli
Indonesia pada saat pemerintahan Belanda) dapat membahayakan keinginan
pemerintah Belanda saat itu untuk menguasai Indonesia. Untuk merenggangkan
hubungan antara etnis Tionghoa dengan kaum pribumi maka pemerintah Belanda
mulai membuat kebijakan dan peraturan. Pemerintah Belanda membagi
orang-orang yang tinggal di Indonesia menjadi tiga golongan, golongan pertama adalah
orang Belanda dan bangsa Eropa lainnya, golongan kedua adalah
orang-orang keturunan Tionghoa, India, Arab dan golongan ketiga adalah kaum pribumi.
Kedudukan yang lebih tinggi daripada kaum pribumi saat itu, ditanggapi
secara positif oleh etnis Tionghoa karena menguntungkan mereka. Di lain pihak
terjadi kecemburuan sosial dari etnis lainnya. Akhirnya saat Indonesia merdeka,
yaitu pada masa pemerintahan Presiden Ir. Soekarno, etnis Tionghoa tidak lagi
mendapatkan keistimewaan seperti yang didapatkan ketika Indonesia dikuasai
oleh Pemerintah Belanda (http://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa-Indonesia).
Seiring dengan berjalannya waktu, kecemburuan yang timbul terhadap etnis
Tionghoa menimbulkan pengucilan dan steriotipe tertentu terhadap etnis
Tionghoa yang diwariskan secara turun-temurun oleh etnis lainnya. Di sisi lain,
sebagian etnis Tionghoa sendiri masih memandang dirinya memiliki kedudukan
yang lebih tinggi dibandingkan etnis yang lain di Indonesia sehingga ada
kecenderungan lebih suka bergaul dan berkelompok hanya dengan sesama etnis
Tionghoa. Tidak heran jika etnis Tionghoa dianggap eksklusif. Selain itu, mereka
masih memegang teguh dan menjalankan nilai-nilai kebudayaan dan adat-istiadat
warisan leluhurnya tanpa ada keinginan untuk berbaur dengan etnis lain.
Adat-istiadat etnis Tionghoa mengenal empat puluh nilai yang harus dipegang,
diantaranya adalah mengabdi kepada orang tua, jujur, mempunyai sopan santun,
dapat dipercaya, menjaga keperawanan (pada wanita), pendidikan tinggi, cinta
kepada tanah leluhur (Tiongkok), hemat, setia kepada atasan, konservatif, puas
dengan keadaan sekarang, kerja keras, menjaga gengsi, prinsip keadilan dan
merasa kebudayaan sendiri lebih unggul (Linda, 2008). Dari keseluruhan nilai
kepada tanah leluhur dan melakukan ritual atau upacara tradisi
(http://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa-Indonesia).
Etnis Tionghoa juga mengenal empat nilai familiisme, yaitu anak harus
berbakti kepada orangtua, pemujaan kepada leluhur, penggunaan nama keluarga
(marga) dan sebutan kekeluargaan. Disamping nilai-nilai dan nilai familisme yang
harus dipegang, terdapat juga delapan upacara tradisi besar yang harus
dilaksanakan. Upacara tersebut diantaranya adalah Sin Cia yang merupakan
upacara tahun baru Cina dan Ceng Beng yang merupakan hari untuk membersihkan kuburan dan sembahyang kepada nenek moyang.
Setiap orang dari etnis Tionghoa mengetahui nilai-nilai kebudayaan dan
adat-istiadat yang dianggap penting oleh etnisnya. Penanaman nilai-nilai kebudayaan
tersebut biasanya didapat dari orangtua secara turun temurun terutama diwariskan
melalui garis keturunan ayah. Keharusan mempertahankan nilai-nilai kebudayaan
dan adat-istiadat yang diwariskan oleh orangtua dan leluhur membuat setiap orang
dari etnis Tionghoa merasa bertanggung jawab dengan kebudayaan dan nilai-nilai
tersebut. Tanggung jawab mengenai kebudayaan dan nilai-nilainya menjadi
penting bagi seseorang saat ia memasuki fase perkembangan dewasa awal. Pada
tahap ini, seseorang akan melakukan eksplorasi sosial dalam berteman dan
memilih pasangan. Saat ini pun seseorang akan mengambil dan membuat suatu
keputusan secara luas tentang karier, nilai-nilai, keluarga dan relasi interpersonal,
serta tentang gaya hidup yang berhubungan dengan pembentukan citra diri dan
kemandirian mereka sebagai orang dewasa (Santrock, 2004). Termasuk di
dalamnya adalah pengambilan keputusan mengenai identitas etnis mereka.
Identitas etnis didefinisikan sebagai bagian dari konsep diri individu yang
diturunkan dari pengetahuannya atas keanggotaan dirinya dalam suatu kelompok
sosial, beserta nilai-nilai dan signifikansi emosional yang terikat pada
keanggotaan tersebut. Saat seseorang menyadari dan menerima identitas etnisnya
maka konsep dirinya akan terbentuk dengan baik dan individu tersebut dapat lebih
terbuka untuk bergaul dengan rasa nyaman. Seorang etnis Tionghoa dengan
identitas etnis yang kuat akan memiliki penghayatan diri sebagai etnis Tionghoa.
Ia akan berusaha untuk memegang nilai-nilai kebudayaan dan adat-istiadat etnis
Tionghoa serta merasa sebagai bagian dari etnis tersebut di tengah-tengah etnis
lainnya.
Pembentukan identitas etnis ditentukan oleh dimensi eksplorasi dan dimensi
komitmen yang dimiliki seseorang. Dimensi eksplorasi diekspresikan melalui
komponen ethnic identity achievement dan komponen ethnic behavior and practices. Dimensi komitmen diekspresikan melalui komponen ethnic identity achievement, komponen ethnic behavior and practices dan komponen affirmation and belonging. Selain itu, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut ada yang berasal dari dalam dan dari luar diri. Faktor yang berasal
dari luar diri adalah kontak budaya sedangkan salah satu faktor yang
mempengaruhi pembentukan identitas etnis yang berasal dari dalam diri adalah
agama.
Sebenarnya, adat-istiadat dan nilai-nilai kebudayaan etnis Tionghoa
waktu, etnis Tionghoa yang pada awalnya memeluk agama Budha, Taoisme dan
Kong Hu Cu mulai beralih ke agama Kristen, namun ada juga sebagian kecil etnis
Tionghoa yang memeluk agama Islam, karena perkawinan dengan etnis lain yang
beragama Islam atau masuk Islam karena keinginannya sendiri (Hidayat, 1993).
Keputusan untuk memeluk agama Islam merupakan hal yang ditentang oleh
sebagian besar etnis Tionghoa sendiri. Bagi mereka, agama Islam digambarkan
sebagai agama yang pemeluknya suka berpoligami sedangkan hal itu bertentangan
dengan nilai kesetiaan yang dipegang oleh etnis Tionghoa (www.republika.com).
Oleh karenanya etnis Tionghoa yang beragama Islam biasanya mengalami
tekanan dalam hal perasaan. Mereka dikucilkan oleh keluarganya, tak jarang
mereka tidak dianggap lagi sebagai bagian dari keluarga besarnya (Ustad Fung
Fung, Masjid ”X”). Meskipun mereka mengalami tekanan dari kelompok
etnisnya, namun mereka tetap bertahan dengan keyakinan barunya itu. Di sisi lain
mereka pun tetap mempertahankan dan menjalankan adat-istiadat dan nilai-nilai
etnis Tionghoa yang tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam sebagaimana
pemahaman yang didapat dari pemuka agama Masjid ”X”.
Mereka selalu berkumpul pada hari Minggu untuk mengekspresikan
eksplorasi mereka. Mereka akan bertanya mengenai hal-hal yang tidak mereka
mengerti mengenai ajaran agama Islam dan mereka dapat bertukar pikiran satu
dengan yang lainnya mengenai adat-istiadat etnis Tionghoa yang bertentangan
dan sejalan dengan ajaran agama Islam. Selain itu juga, mereka akan mendapat
pengetahuan yang lebih banyak mengenai kebudayaan dan adat-istiadat etnis
Tionghoa. Dengan eksplorasi mereka untuk mencari tahu lebih banyak mengenai
etnis Tionghoa dan komitmen mereka untuk tetap memegang dan menjalankan
adat-istiadat serta nilai-nilai etnis Tionghoa, maka sebagian besar etnis Tionghoa
jama’ah Masjid ”X” diduga akan memiliki status achieved ethnic identity.
Ada beberapa kebiasaan dari etnis Tionghoa yang bertentangan dengan ajaran
agama Islam, yaitu memakan daging babi. Larangan ini memiliki banyak versi
keyakinan dan cerita. Ada yang mengatakan larangan tersebut merupakan suatu
ujian untuk melawan hawa nafsu. Selain itu ada beberapa sumber yang
mengatakan babi memiliki gen yang mirip dengan manusia, sehingga bila
seseorang memakan dagingnya, maka individu itu dikatakan kanibal padahal
dalam kebudayaan Tionghoa, memakan daging babi adalah suatu kebiasaan. Ada
juga yang mengatakan jika dalam babi terdapat cacing pita yang dapat
menyebabkan penyakit bagi manusia, larangan tersebut dibuat demi kesehatan
manusia sendiri (Ustad Fung Fung, Masjid “X”).
Hal lain yang menunjukkan pertentangan antara agama Islam dan kebudayaan
Tionghoa adalah dalam hal penguburan. Dalam agama Islam seseorang yang
meninggal dunia tidak boleh dikubur dengan berpakaian, orang yang meninggal
hanya dikubur menggunakan kain kafan kecuali jika orang yang meninggal
tersebut mengalami kecelakaan yang menyebabkan tubuhnya hancur, sedangkan
dalam kebudayaan Tionghoa seseorang yang meninggal akan dikubur
menggunakan pakaian dan menggunakan peti (tembela). Perbedaan yang paling
menyolok antara kebudayaan Tionghoa dan agama Islam adalah upacara
sesuatu yang tabu bagi agama Islam karena hanya ada satu wujud yang patut
disembah manusia yaitu Allah.
Di balik perbedaan-perbedaan antara kebudayaan Tionghoa dan agama Islam,
ada hal-hal yang sejalan. Hal ini terlihat dari penghormatan kepada orangtua
karena dalam ajaran agama Islam dikatakan pemeluknya harus menghormati
Allah dan orangtua. Jika seseorang tidak direstui oleh orangtuanya maka Allah
pun tidak akan merestuinya. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam
budaya Tionghoa, penghormatan terhadap orang tua merupakan nilai yang
dijunjung tinggi. Selain itu, orang Tionghoa yang beragama Islam juga merayakan
hari raya kebudayaan Tionghoa tanpa menyertakan upacara penyembahan kepada
nenek moyang, seperti hari raya Imlek yang merupakan perayaan tahun baru atau
awal dari musim semi dan merupakan ucapan syukur atas datangnya musim baru,
namun perayaan ini dilakukan dengan cara melakukan sembahyang bersama di
masjid dan melakukan ritual yang tidak bertentangan dengan agama Islam
(www.muslimtionghoa.multiply.com).
Berdasarkan wawancara dengan lima individu muslim dewasa awal keturunan
Tionghoa jama’ah Masjid “X” Kota Bandung, tiga orang (60%) memperlihatkan
dimensi eksplorasi dan komitmen yang tinggi. Dimensi eksplorasi yang tinggi
diekspresikan komponen ethnic identity achievement yang tinggi. Mereka
mengatakan jika mereka mencari tahu mengenai nilai-nilai dan sejarah etnis
Tionghoa dari orangtua mereka dan melalui majalah serta sumber berita lainnya.
Mereka berusaha untuk lebih mengetahui kebudayaan dan nilai-nilai etnis
Tionghoa karena mereka menganggap bahwa mengetahui dan mempelajari
budaya Tionghoa sangat penting. Dengan pengetahuan yang banyak mengenai
kebudayaan Tionghoa maka mereka akan semakin kagum dan bangga terhadap
kebudayaan mereka sendiri, lagipula ada nilai-nilai dan adat-istiadat yang baik
yang harus tetap dipertahankan. Dimensi eksplorasi yang tinggi juga
diekspresikan oleh komponen ethnic behavior and practice. Mereka bersedia
untuk mencari tahu mengenai kegiatan etnis Tionghoa seperti bahasa Mandarin,
mempelajari musik dan lagu-lagu etnis Tionghoa, atau mencari tahu hari raya
etnis Tionghoa.
Dimensi komitmen yang tinggi diekspresikan oleh komponen affirmation and
belonging yang tinggi. Mereka mereka merasa bangga sebagai etnis Tionghoa, meskipun mereka memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan ketika
mereka kecil yaitu mendengar panggilan akew, amoi atau cina yang melecehkan mereka sebagai etnis Tionghoa. Menurut mereka, mereka harus bersyukur karena
Tuhan telah menciptakan mereka sebagai etnis Tionghoa. Selain itu juga, dalam
Al-qur’an dikatakan bahwa Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia secara
berbeda-beda termasuk memiliki etnis dan budaya yang berbeda agar dapat saling
mengenal dan saling melengkapi.
Selain itu, komitmen yang tinggi juga diekspresikan oleh komponen ethnic
behavior and practices serta komponen ethnic identity achievement, yaitu tetap memegang dan berusaha dipertahankan nilai-nilai dan adat-istiadat etnis Tionghoa
selama tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. Mereka mengatakan jika
bahasa Mandarin, menikmati dan memainkan musik etnis Tionghoa, menyanyikan
lagu-lagu etnis Tionghoa, menggunakan pakaian khas pada waktu tertentu,
memakan makanan atau masakan khas tetapi yang tidak menggunakan daging
babi, mengikuti perayaan hari raya tetapi tidak melakukan sembahyang kepada
dewa atau arwah nenek moyang, dan menggunakan nama Mandarin sebagai
ekspresi dari eksplorasi mereka.
Dua orang (40%) dari etnis Tionghoa yang diwawancarai memiliki dimensi
eksplorasi dan komitmen yang rendah. Dimensi eksplorasi yang rendah
diekspresikan oleh komponen ethnic identity achievement yang rendah dan
komponen ethnic behavior and practice yang rendah pula. Mereka kurang mencari tahu nilai-nilai, adat-istiadat dan sejarah etnis Tionghoa. Bagi mereka
mengetahui kebudayaan Tionghoa dan sejarah etnis Tionghoa yang tinggal di
Indonesia tidak terlalu penting. Mereka hanya mengetahui hal itu berdasarkan
cerita dari orangtua ketika mereka masih kecil. Sedangkan dimensi komitmen
yang rendah diekspresikan oleh komponen affirmation and belonging, komponen
ethnic behavior and practices dan komponen ethnic identity achievement yang rendah. Mereka tidak merasa bangga dengan keadaan dirinya sebagai etnis
Tionghoa, apalagi ketika mereka mendapat panggilan yang melecehkan seperti
amoi, akew, atau cina. Bahkan salah seorang dari mereka mengatakan bahwa ia akan lebih bangga dikatakan sebagai bangsa Indonesia. Alasannya adalah karena
merasa dibuang dari keluarganya yang beretnis Tionghoa sebab ia dan suaminya
memeluk agama Islam. Mereka lebih banyak mengikuti ajaran Islam dan hidup
berbaur dengan etnis mayoritas dibandingkan mengikuti upacara kebudayaan dan
nilai-nilai etnis Tionghoa.
Berdasarkan fakta yang didapat melalui hasil wawancara, maka peneliti ingin
meneliti mengenai gambaran identitas etnis pada individu muslim dewasa awal
keturunan Tionghoa jama’ah Masjid ”X” Kota Bandung.
1.2Identifikasi Masalah
Seperti apakah gambaran identitas etnis pada individu muslim dewasa awal
etnis Tionghoa jama’ah Masjid ”X” Kota Bandung.
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
identitas etnis pada individu muslim dewasa awal etnis Tionghoa jama’ah Masjid
“X” Kota Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai identitas etnis
pada individu muslim dewasa awal etnis Tionghoa jama’ah Masjid “X” Kota
1.4Kegunaan Penelitian
1.4.1Kegunaan Teoretis
• Untuk menambah pemahaman mengenai identitas etnis dalam bidang
Psikologi khususnya Psikologi Lintas Budaya.
• Memberikan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian mengenai identitas etnis pada individu muslim dewasa awal
etnis Tionghoa.
1.4.2Kegunaan Praktis
• Memberikan informasi mengenai identitas etnis bagi individu muslim
dewasa awal etnis Tionghoa jama’ah Masjid ”X” Kota Bandung agar
mereka lebih memahami identitas etnis mereka masing-masing dan lebih
menghargai diri mereka sebagai etnis Tionghoa dalam melakukan
penyesuaian di tengah-tengah etnis lain.
• Memberikan informasi kepada masyarakat Tionghoa secara umum
mengenai identitas etnis yang dimiliki oleh individu muslim dewasa
awal etnis Tionghoa jama’ah Masjid ”X” Kota Bandung agar dapat tetap
menerima keberadaan mereka sebagai etnis Tionghoa meskipun
memiliki keyakinan yang berbeda.
1.5Kerangka Pikir
Individu dewasa awal merupakan individu yang telah meninggalkan masa
remaja yang biasanya masih tergantung kepada orangtua. Pada tahap ini, individu
juga belum sepenuhnya menunjukkan tanggung jawab dan kemandirian sebagai
orang dewasa. Ciri khas pada individu dewasa awal adalah adanya perilaku
mencoba-coba dan eksplorasi. Individu yang sedang berada pada masa ini
seringkali mencari jenis pekerjaan yang mereka inginkan, membentuk citra diri
mereka, dan gaya hidup seperti apa yang ingin mereka jalani (misalnya melajang
atau menikah). Di samping itu juga, pada tahap ini individu memiliki kemampuan
untuk membuat keputusan secara luas tentang karier, nilai-nilai, keluarga dan
hubungan, serta tentang gaya hidup (Santrock, 2004), termasuk dalam membuat
keputusan mengenai identitas etnis mereka.
Demikian juga dengan individu muslim dewasa awal etnis Tionghoa jama’ah
Masjid ”X” Kota Bandung. Mereka mulai mengeksplorasi etnis mereka serta hal
apa saja yang menjadi nilai-nilai kebudayaan dan adat-istiadat etnis Tionghoa.
Mereka juga mulai menghubungkan identitasnya dengan orang lain. Selanjutnya
mereka membuat keputusan mengenai identitas etnis mereka melalui nilai-nilai
dan adat-istiadat yang ditanamkan oleh kedua orangtua mereka. Nilai-nilai
kebudayaan dan adat-istiadat etnis Tionghoa diwariskan melalui garis keturunan
dari pihak ayah karena etnis Tionghoa menganut sistem kekerabatan patrilineal.
Nilai-nilai kebudayaan dan adat-istiadat yang didapat dari leluhur dan orangtua
tersebut harus dipegang teguh dan dipertahankan oleh individu dewasa awal.
Keharusan mempertahankan kebudayaan yang telah diwariskan oleh orangtua dan
leluhur membuat setiap individu etnis Tionghoa merasa bertanggung jawab
Identitas etnis didefiniskan sebagai konsep diri individu yang diturunkan dari
pengetahuannya atas keanggotaan dirinya dalam suatu kelompok sosial, beserta
nilai-nilai dan signifikansi emosional yang terikat pada keanggotaan tersebut.
Identitas Etnis hanya berarti dalam situasi-situasi tatkala dua kelompok etnis
(kelompok etnis mayoritas dan minoritas) ada dalam suatu kontak dalam suatu
jangka waktu tertentu. Identitas etnis juga merupakan sesuatu yang dinamis, dapat
berubah sesuai konteksnya.
Pembentukan identitas etnis seseorang ditentukan oleh dua dimensi, yaitu
eksplorasi dan komitmen. Dimensi eksplorasi merupakan suatu periode
perkembangan identitas individu muslim dewasa awal etnis Tionghoa untuk
memilih dari pilihan-pilihan yang berarti baginya dan pada akhirnya
mengembangkan dan mencari tahu bahkan terjun dalam pilihannya. Dimensi
komitmen terjadi ketika individu muslim dewasa awal etnis Tionghoa jama’ah
Masjid “X” Kota Bandung menunjukkan keterikatan pada apa yang akan mereka
pilih dan apa yang mereka lakukan. Beberapa individu dewasa awal belum
melakukan keduanya atau ada yang sudah melakukan salah satunya bahkan ada
yang sudah dapat melakukan keduanya (Phinney, 1989, dalam Organista, Pamela
Balls., Kevin M. Chun., Gerardo Marin, 1998).
Dimensi eksplorasi dapat diekspresikan melalui komponen ethnic identity
achievement dan komponen ethnic behavior and practices. Sedangkan dimensi komitmen ditunjukkan melalui komponen ethnic identity achievement, komponen
ethnic behavior and practices dan komponen affirmation and belonging. Komponen ethnic identity achievement menunjukan eksplorasi individu lewat
pencarian informasi yang lebih mendalam mengenai etnis Tionghoa dari berbagai
sumber. Seperti yang dilakukan oleh individu muslim dewasa awal etnis Tionghoa
jama’ah Masjid “X” Kota Bandung, mereka mencari tahu sejarah dan adat-istiadat
serta nilai-nilai yang dimiliki oleh etnis Tionghoa dari berbagai media massa dan
bertanya kepada orangtua, saudara serta teman mereka.
Komponen ini pun menunjukan komitmen individu, yaitu melalui keputusan
mereka untuk melakukan adat-istiadat serta nilai-nilai etnis Tionghoa. Hasil yang
didapat dari pencarian informasi yang lebih mendalam mengenai etnis Tionghoa
adalah pengetahuan akan budaya tersebut, termasuk pengetahuan akan hal yang
bertentangan dan yang sejalan dengan ajaran agama Islam yang mereka yakini.
Dengan demikian individu muslim dewasa awal etnis Tionghoa jama’ah Masjid
“X” Kota Bandung dapat mengantisipasi prilaku yang tepat untuk ditunjukkan,
misalnya ketika mereka mengadakan perayaan hari raya Sin Cia. Mereka akan
tetap berkumpul bersama keluarga untuk makan bersama dan membagikan
angpao tetapi tanpa melakukan sembahyang kepada arwah nenek moyang.
Komponen ethnic behavior and practices menunjukan eksplorasi sekaligus
komitmen indvidu muslim dewasa awal etnis Tionghoa jama’ah Masjid “X” Kota
Bandung. Individu berpartisipasi dalam suatu kegiatan etnis yang merupakan
wujud dari eksplorasinya terhadap etnis Tionghoa dan sekaligus akan
menunjukkan bentuk komitmennya dengan menjalankan keputusannya untuk aktif
terlibat dalam kegiatan-kegiatan etnis yang dipilihnya, seperti menggunakan
memainkan alat musik tradisional etnis Tionghoa dan belajar menulis kaligrafi
Cina (shufa).
Dimensi komitmen individu juga dapat diekspresikan oleh komponen
affirmation and belonging. Perasaan memiliki kepada salah satu kelompok etnis akan diiringi dengan perilaku positif dan perasaan bangga terhadap kelompok
etnisnya. Individu muslim dewasa awal etnis Tionghoa jama’ah Masjid “X” Kota
Bandung merasa bangga sebagai etnis Tionghoa dan mengakui dirinya sebagai
etnis Tionghoa ketika memperkenalkan diri kepada orang lain, baik dengan
sesama etnis Tionghoa maupun ketika berhadapan dengan etnis lain.
Perasaan memiliki yang kuat terhadap suatu etnis akan terlihat pada situasi
walaupun individu mengalami pengalaman dikucilkan, dibedakan, atau
dipisahkan dari anggota kelompok lainnya namun individu tersebut akan tetap
mengakui dirinya sebagai etnis tertentu dan bangga terhadap etnisnya. Hal ini pun
terlihat dari individu muslim dewasa awal etnis Tionghoa jama’ah Masjid ”X”
Kota Bandung. Meskipun ketika mereka kecil pernah mendapatkan perlakukan
yang kurang menyenangkan dari etnis lainnya seperti mendengar panggilan amoi
atau akew dengan cara yang melecehkan mereka namun mereka tetap merasa bangga sebagai etnis Tionghoa dan mengakui diri mereka sebagai etnis Tionghoa.
Melalui dimensi eksplorasi dan komitmen yang ditunjukan lewat
komponen-komponen yang telah disebutkan di atas, akan terbentuk status identitas etnis.
Status identitas etnis yang pertama adalah unexamined ethnic identity (meliputi
status diffuse ethnic identity dan foreclosure ethnic identity). Pada status ini, individu muslim dewasa awal etnis Tionghoa jama’ah Masjid “X” belum