• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Usulan Perbaikan Kualitas Produk Kemeja Dengan Menerapkan Metode DMAIC (Di PT.KNK Surya Anugerah Garment).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis dan Usulan Perbaikan Kualitas Produk Kemeja Dengan Menerapkan Metode DMAIC (Di PT.KNK Surya Anugerah Garment)."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penulis melakukan penelitian pada perusahaan garment yaitu PT KNK Surya Anugerah yang berlokasi di Jl Raya Sukamenak No.97 Kopo-Sayati. Kegiatan produksinya adalah job order yang memproduksi kaos, kemeja, jaket, sweater,celana dll. Sekarang ini perusahaan sedang mengalami masalah yang cukup berat yaitu adanya produk cacat yang dihasilkan mencapai 7.03 % dari setiap produk yang telah diproduksi, cacat tersebut bisa diperbaiki dan ada cacat yang tidak dapat diperbaiki sehingga perusahaan menanggung kerugian yang cukup besar dalam hal materi, waktu pengerjaan produksi menjadi lama sehingga target produksi yang telah ditetapkan masih belum terpenuhi untuk produksi setiap harinya dan akhirnya pengiriman barang terlambat untuk sampai kepada konsumen dan banyak konsumen yang mengeluh terhadap kondisi tersebut.

Penulis melakukan penelitian sekitar bulan Januari-Maret 2007 dan data yang didapatkan sebanyak 34 data untuk produk kemeja. Untuk saat ini produk kemeja merupakan salah satu produk yang mempunyai persen cacat tersebesar diantara produk lainnya sehingga penulis mengambil data untuk produk kemeja saja. Cacat produk kemeja antara lain adalah cacat kotor, cacat bolong, cacat belang, cacat jahitan tidak rapi, cacat makeoff tidak rapi, cacat obras tidak rapi, cacat pasang saku dan cacat salah pasang label. Sebenarnya perusahaan menginginkan target zero defect tetapi pada faktanya selalu terjadi cacat sehingga perusahaan menetapkan toleransi cacat sebesar 2 % dari setiap output yang dihasilkannya.

(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN ... iii

SURAT PERNYATAAN HASIL PRIBADI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1-1

1.2.Identifikasi Masalah ... 1-2

1.3.Pembatasan Masalah ... 1-4

1.4.Perumusan Masalah ... 1-5

1.5.Maksud dan Tujuan Penelitian ... 1-5

1.6.Sistematika Penulisan ... 1-5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kualitas ... 2-1

2.1.1 Definisi Kualitas ... 2-1

2.1.2 Biaya Kualitas ... 2-2

2.1.3 Perspektif Kualitas ... 2-3

2.1.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas ... 2-4

2.1.5 Dimensi Kualitas ... 2-6

2.2 Konsep Pengendalian Kualitas ... 2-7

2.2.1 Defini Pengendalian Kualitas ... 2-7

2.2.2 Tujuan Pengendalian Kualitas ... 2-8

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi Pengendalian Kualitas ... .2-8

2.2.4 Jenis Pengendalian Kualitas ... 2-10

(3)

2.2.6 Jenis variasi produksi ... 2-11

2.2.7 Jenis Inspeksi ... 2-14

2.3 Konsep Six Sigma ... 2-14

2.3.1 Definisi Six sigma ... 2-14

2.3.2 Tujuan konsep six sigma ... 2-15

2.3.3 Keuntungan penerapan six sigma ... 2-16

2.3.4 Strategi dan perbaikan six sigma ... 2-17

2.3.5 Penjelasan alat-alat terapan Six Sigma ... 2-19

2.3.6 Metode Six Sigma ... 2-22

2.4 Model Perbaikan Six Sigma ... 2-23

2.4.1 Model DMAIC ... 2-23

2.4.1.1 Keuntungan Model DMAIC ... 2-29

2.4.1.2 Alat bantu model DMAIC ... 2-30

2.4.1.2.1 Lembar periksa ... 2-30

2.4.1.2.2 Stratifikasi ... 2-30

2.4.1.2.3 Diagram Pareto ... 2-31

2.4.1.2.4 Peta kendali ... 2-32

2.4.1.2.5 Peta demerit ... 2-36

2.4.1.2.6 Menentukan defect dan ukuran sigma ... 2-37

2.4.1.2.7 Fault Tree Analisis ... 2-39

2.4.1.2.8 Failure Mode and Effect Analysis ... 2-40

2.4.1.2.9 Penetapan rencana tindakan ... 2-43

2.4 2 Model PDCA ... 2-44

2.4.3 Model SEA ... 2-47

2.4 4 Model SEL ... 2-48

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flow chart ... 3-1

3.2 Keterangan Flow chart ... 3-3

3.2.1 Penelitian pendahuluan ... 3-3

3.2.2 Study Literatur ... 3-3

(4)

3.2.4 Pembatasan masalah ... 3-4

3.2.5 Perumusan masalah ... 3-4

3.2.6 Tujuan penelitian ... 3-5

3.2.7 Pengumpulan data ... 3-5

3.2.8 Pengolahan data ... 3-6

3.2.9 Analisis ... 3-10

3.2.10 Usulan ... 3-10

3.2.11 Kesimpulan dan saran ... 3-11

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Data umum perusahaan ... 4-1

4.1.1 Sejarah perusahaan ... 4-1

4.1.2 Waktu kerja perusahaan ... 4-2

4.1.3 Tenaga kerja ... 4-2

4.1.4 Struktur Organisasi ... 4-2

4.2 Data proses produksi ... 4-10

4.2.1 Bahan baku yang digunakan ... 4-10

4.2.2 Jenis mesin ... 4-11

4.3 Data jenis dan jumlah cacat ... 4-25

4.4 Prosedur pengendalian kualitas sekarang ... 4-31

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Define ... 5-1

5.1.1 Stratifikasi ... 5-1

5.2 Measure ... 5-5

5.2.1 Peta kendali ... 5-5

5.2.1.1 Peta kendali atribut U ... 5-6

5.2.1.1.1 Peta U untuk cacat kotor ... 5-6

5.2.1.1.2 Peta U untuk cacat bolong ... 5-8

5.2.1.1.3 Peta U untuk cacat belang ... 5-10

5.2.1.1.4 Peta U untuk cacat jahitan tidak rapi ... 5-12

5.2.1.1.5 Peta U untuk cacat make off tidak rapi ... 5-14

(5)

5.2.1.1.7 Peta U untuk cacat pasang saku ... 5-18

5.2.1.1.8 Peta U untuk cacat salah pasang ukuran ... 5-20

5.2.1.2 Peta kendali atribut P ... 5-22

5.2.1.3 Peta Demerit ... 5-24

5.2.2 DPMO dan nilai sigma proses ... 5-28

5.3 Analyze ... 5-31

5.3.1 Diagram Pareto ... 5-31

5.3.2 Fault Tree Analysis ( FTA ) ... 5-33

5.3.2.1 FTA untuk cacat kotor ... 5-34

5.3.2.2 FTA untuk cacat belang ... 5-37

5.3.2.3 FTA untuk cacat bolong ... 5-39

5.3.2.4 FTA untuk cacat jahitan tidak rapi ... 5-41

5.3.2.5 FTA untuk cacat make off tidak rapi ... 5-44

5.3.2.6 FTA untuk cacat obras tidak rapi ... 5-47

5.3.2.7 FTA untuk cacat pasang saku ... 5-49

5.3.2.8 FTA untuk cacat salah pasang ukuran ... 5-51

5.3.3 Failure Mode and Effect Analyze ... 5-53

5.3.3.1 Tabel FMEA ... 5-54

5.3.3.2 Keterangan FMEA ... 5-63

5.4 Improve ... 5-80

5.5 Control ... 5-83

5.6 Usulan ... 5-84

5.6.1 Usulan pengendalian kualitas ... 5-84

5.6.2 Usulan Perbaikan kualitas ... 5-86

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 6-1

6.2. Saran ... 6-9

DAFTAR PUSTAKA ... xvii

LAMPIRAN... L1 - 1

KOMENTAR DOSEN PENGUJI ... xviii

(6)

Tabel Judul

1.1 Data cacat dan persentase cacat produk kemeja 1 - 3

2.1 Hubungan yield (%), DPMO dan Sigma 2 - 38

2.2 Metode 5W+1H 2 - 43

4.1 Data waktu kerja perusahaan 4 - 2

4.2 Maintenance mesin jahit jarum 1 4 - 11

4.3 Maintenance mesin jahit jarum 2 4 - 12

4.4 Maintenance mesin obras benang 3 4 - 13

4.5 Maintenance mesinobras benang 4 4 - 14

4.6 Maintenance mesin makeoff 4 - 15

4.7 Maintenance mesin bartex 4 - 16

4.8 Maintenance mesin press 4 - 17

4.9 Maintenance mesin potong kerah 4 - 18

4.10 Maintenance mesin kerah lancip 4 - 19

4.11 Maintenance mesin kerah gembung 4 - 19

4.12 Maintenance mesin pasang kancing 4 - 20

4.13 Maintenance mesin lubang kancing 4 - 21

4.14 Maintenance mesin steam 4 - 22

4.15 Maintenance mesin snap 4 - 23

4.16 Maintenance mesin potong kerah 4 24

4.17 Data jumlah defect dan defective untuk karakteristik cacat 4 - 30

DAFTAR TABEL

(7)

Tabel Judul

5.1 Stratifikasi cacat 5 - 2

5.2 Perhitungan peta kendali U untuk cacat kotor 5 - 6 5.3 Perhitungan peta kendali U untuk cacat bolong 5 - 8 5.4 Perhitungan peta kendali U untuk cacat belang 5 - 10 5.5 Perhitungan peta kendali U untuk cacat jahitan tidak rapi 5 - 12 5.6 Perhitungan peta kendali U untuk cacat makeoff tidak rapi 5 - 14 5.7 Perhitungan peta kendali U untuk cacat obras tidak rapi 5 - 16 5.8 Perhitungan peta kendali U untuk cacat pasang saku 5 - 18 5.9 Perhitungan peta kendali U untuk cacat salah pasang ukuran 5 - 20

5.12 Perhitungan peta kendali P 5 - 22

5.13 Perhitungan niali Do 5 - 24

5.14 Perhitungan peta demerit 5 - 25

5.15 Proses sigma calculation 5 - 28

5.16 Perhitungan DPMO dan nilai sigma per unit 5 - 29

5.17 Perhitungan diagram pareto 5 - 32

5.18 Failure Mode and Effect Analysis cacat bolong 5 - 54 5.19 Failure Mode and Effect Analysis cacat kotor 5 - 55 5.20 Failure Mode and Effect Analysis cacat belang 5 - 56 5.21 Failure Mode and Effect Analysis cacat pasang saku 5 - 57 5.22 Failure Mode and Effect Analysis cacat jahitan tidak rapi 5 - 58 5.23 Failure Mode and Effect Analysis cacat make off tidak rapi 5 - 59 5.24 Failure Mode and Effect Analysis cacat obras tidak rapi 5 - 60 5.25 Failure Mode and Effect Analysis cacat salah pasang ukuran 5 - 61 5.26 Tindakan rekomendasi menurut RPN 5 - 62

5.27 Usulan 5W+1H 5 - 95

6.1 Penyebab ccat produk kemeja 6 - 4

6.2 Usulan perbaikan cacat produk kemeja 6 - 6

DAFTAR TABEL

(8)

Gambar Judul

2.1 Tiga strategi Six Sigma 2 - 17

2.2 Siklus DMAIC 2 - 28

2.3 Simbol FTA 2 - 40

2.4 Relationship between control and improvement under PDCA cycle 2 - 45

2.5 Siklus PDCA 2 - 45

3.1 Flowchart metodologi penelitian 3 - 1 4.1 Struktur Organisasi PT.KNK Surya Anugerah 4 - 3 4.2 Mesin jahit jarum 1 4 - 11 4.3 Mesin jahit jarum 2 4 - 12 4.4 Mesin obras benang 4 4 - 13 4.5 Mesin obras benang 5 4 - 14

4.6 Mesin make off 4 - 15

4.7 Contoh jahitan makeoff 4 - 16

4.8 Mesin bartex 4 - 17

4.9 Mesin press 4 - 17

4.10 Mesin potong kerah 4 - 18 4.11 Mesin kerah lancip 4 - 19 4.12 Mesin kerah gembung 4 - 20 4.13 Mesin pasang kancing 4 - 21 4.14 Mesin lubang kancing 4 - 22

4.15 Steam 4 - 22

4.16 Mesin snap 4 - 23

4.17 Mesin potong 4 - 24

4.18 Cacat kotor 4 - 25

4.19 Cacat belang 4 - 26

4.20 Cacat bolong 4 - 26

4.21 Cacat jahitan tidak rapi 4 - 27

4.22 Makeoff tidak rapi 4 - 27

4.23 Obras tidak rapi 4 - 28

4.24 Cacat pasang saku 4 - 28 4.25 Cacat salah pasang ukuran 4 - 29

DAFTAR GAMBAR

(9)

Gambar Judul

5.1 Grafik Peta Kendali U Cacat kotor 5 - 7 5.2 Grafik Peta Kendali U Cacat bolong 5 - 9 5.3 Grafik Peta Kendali U Cacat belang 5 - 11 5.4 Grafik Peta Kendali U Cacat jahitan tidak rapi 5 - 13 5.5 Grafik Peta Kendali U Cacat makeoff tidak rapi 5 - 15 5.6 Grafik Peta Kendali U Cacat obras tidak rapi 5 - 17 5.7 Grafik Peta Kendali U Cacat pasang saku 5 - 19 5.8 Grafik Peta Kendali U Cacat salah pasang ukuran 5 - 21 5.9 Grafik Peta Kendali P 5 - 23 5.1 Grafik peta demerit 5 - 27 5.11 Grafik diagram Pareto 5 - 32 5.12 FTA untuk Cacat kotor 5 - 34 5.13 FTA untuk Cacat belang 5 - 37 5.14 FTA untuk Cacat bolong 5 - 39 5.15 FTA untuk Cacat jahitan tidak rapi 5 - 41 5.16 FTA untuk Cacat makeoff tidak rapi 5 - 44 5.17 FTA untuk Cacat obras tidak rapi 5 - 47 5.18 FTA untuk Cacat pasang saku 5 - 49 5.19 FTA untuk Cacat salah pasang ukuran 5 - 51

DAFTAR GAMBAR

(10)

Lampiran Judul

1 Tabel FMEA Dampak Kegagalan (Severity ) L - 1 2 Tabel FMEA Kemungkinan Kegagalan (Occurence ) L - 2 3 Tabel FMEA Kriteria Detectability L - 3

4 Proses Operasi ( OPC ) L - 4

DAFTAR LAMPIRAN

(11)
(12)

Ranking Kriteria Severity Akibat Tingkat yang sangat tinggi ketika mode kegagalan potensional Hazardous mempengaruhi keamanan pengoperasian dan atau melibatkan Without peraturan pemerintah tanpa peringatan Warning Tingkat yang sangat tinggi ketika mode kegagalan potensional Hazardous mempengaruhi keamanan pengoperasian dan atau melibatkan With Peraturan pemerintah dengan peringatan Warning 8 Item tidak beroperasi dengan kehilangan fungsi utama Very High

Item dapat berfungsi tetapi pada tingkat pengurangan performansi. Konsumen merasa tidak puas

Item dapat berfungsi, tetapi tidak ada kenyamanan. Konsumen yang berpengalaman merasa tidak puas

Item dapat berfungsi, tetapi kenyamanan berada pada tingkat pengurangan performansi. Konsumen yang berpengalaman sebagian merasa tidak puas

Cocok, penyelesaian dan item tidak ada konfirmasi. Cacat disadari oleh sebagian besar konsumen

Cocok, penyelesaian dan item tidak ada konfirmasi. Cacat disadari oleh sebagian konsumen

Cocok, penyelesaian dan item tidak ada konfirmasi. Cacat disadari oleh konsumen tertentu

1 Tidak ada efek None

Dampak Kegagalan (Severity)

Ranking Probabilitas Kegagalan Kemungkinan Kegagalan

10 >= 1 in 2

1 Remote : Kegagalan mau tidak mau <= 1 in 500000

Kemungkinan Kegagalan (Occrence)

High : Kegagalan yang berulang-ulang

Moderate : Kegagalan yang sekali-kali

Low : Kegagalan relatif sedikit

Very High : Kegagalan hampir tidak dapat

diacuhkan in 3

(13)

Ranking Kriteria Detectability Deteksi Kontrol desain tidak dapat mendeteksi penyebab potensial

dan mode kegagalan atau tidak ada kontrol desain

Kesempatan sangat jarang mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

Kesempatan jarang dalam kontrol desain mendeteksi

penyebab potensial dan mode kegagalan

Kesempatan sangat rendah dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

Kesempatan rendah dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

Kesempatan tengah-tengah dalam kontrol desain mendeteksi

penyebab potensial dan mode kegagalan

Kesempatan tengah-tengah sedikit besar dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan Kesempatan besar dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

Kesempatan sangat besar dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

Kontrol desain pasti dapat mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

Kemudahan Mendeteksi (Detectability)

Absolute Certainly 10

9 V

8

7

6

5

4

3

2

1

Remote

Very Low

Low

Moderate

Moderately High

High

Very High

(14)
(15)
(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengupas mengenai masalah

yang ada dalam perusahaan yang paling menonjol. Biasanya sangat

berhubungan erat mengenai kualitas produk yang ditawarkan perusahaan

kepada konsumen, agar dapat mengetahui sejauh mana daya beli masyarakat

terhadap produk tersebut dan mengetahui kekurangan dari produk yang

dihasilkan oleh perusahaan. Maka penulis melakukan penelitian di Perusahaan

Garment yaitu PT KNK Surya Anugerah yang memproduksi pakaian ( kaos,

kemeja, celana, sweater, jaket, dll ) yang berlokasi di Jalan Raya Sukamenak

no.97 Kopo-Sayati. Kegiatan produksi diperusahaan tersebut adalah job order

(sesuai dengan pesanan) dan skala pemesanannya cukup besar yaitu minimal

1000 buah. Perusahaan ini juga melakukan perdagangan ekspor sesuai

pesanan konsumen.

Perusahaan sebenarnya sangat memperhatikan kepuasan dan keinginan

konsumen terutama dalam segi kualitas produk, tetapi untuk sekarang ini

perusahaan sedang mengalami kendala. Kendala yang pertama adalah dengan

adanya produk cacat baik yang dapat diperbaiki ataupun yang tidak dapat

diperbaiki lagi sehingga dapat menyebabkan waktu proses terhambat menjadi

jauh lebih lama karena harus memperbaiki produk tersebut dari awal, yang

kedua mengalami cukup besar kerugian materi bila produk cacat tersebut

sangat parah dan tidak bisa diperbaiki dan yang ketiga juga mendapatkan

komplain dari pihak yang dirugikan (konsumen). Pemeriksaan yang dilakukan

oleh QC finishing adalah sebesar 100% dan pemeriksaan yang dilakukan oleh

QC di tiap line adalah random. Dari penelitian yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa cacat produk tersebut hampir mencapai 7.03 % dari

hasil produksi yang telah dihasilkan.

(17)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 2

Dengan adanya masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan, penulis

ingin membantu perusahaan dalam memecahkan masalah tersebut dan

mencoba membahas untuk dapat mencari jalan keluar yang terbaik untuk

masalah tersebut. Penulis menggunakan metode DMAIC

(Define-Measure-Analyze-Improve-Control) untuk dapat membantu menyelesaikan masalah

mengenai produk cacat yang sedang dialami perusahaan secara mendetail

dan menyeluruh guna untuk mencapai target yang diinginkan. Perusahaan

menginginkan target zero defect tetapi pada faktanya selalu terjadi cacat

sehingga perusahaan menetapkan toleransi cacat sebesar 2 % dari setiap

output yang dihasilkannya ( contohnya : jumlah produksi kemeja 1000 jadi

toleransi cacat maksimal yang diperbolehkan adalah 20 produk cacat lebih

dari toleransi tersebut berarti proses produksi tidak terkendali ). Tujuannya

adalah agar perusahaan dapat memperbaiki kualitas produk (dalam arti

meminimasi cacat produk ) sehingga kualitas produk yang dihasilkan dapat

lebih baik lagi dari sebelumnya, biaya produksi dapat ditekan sehingga

konsumen pun dapat merasa puas dengan kualitas dan harga yang dihasilkan

oleh perusahan tersebut. Oleh karena itu penulis ingin mengambil topik ini

sebagai bahan untuk menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “ANALISIS

DAN USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KEMEJA DENGAN MENERAPKAN METODE DMAIC“ (DI PT KNK SURYA ANUGERAH GARMENT).

1.2.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang ada dalam perusahaan adalah :

ƒ Terdapat beberapa karakteristik jenis cacat yang menjadi masalah dalam perusahaan yaitu : cacat kain kotor, cacat kain belang, cacat

kain bolong, cacat jahitan tidak rapi, cacat make off tidak rapi,

cacat obras tidak rapi, cacat pasang saku, cacat salah memasang

label.

(18)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 3

teguran ataupun tertulis, sehingga konsumen merasa tidak puas

dengan kualitas yang dihasilkan perusahaan tersebut, waktu kerja

pegawai yang terhambat karena banyak melakukan perbaikan cacat

produk sehingga produksi yang dihasilkan tidak memenuhi target

yang diinginkan dan perusahaan menanggung kerugian dari materi

atau biaya yang cukup besar dengan adanya komplain, penggantian

produk yang gagal dan banyaknya pesanan yang dibatalkan karena

kualitas produk tersebut dan terlambatnya pengiriman barang

akibat banyaknya produk cacat.

Tabel 1.1

Data cacat dan persentase cacat produk kemeja

(19)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 4

Tabel 1.1 ( Lanjutan )

Data cacat dan persentase cacat produk kemeja

k di periksaJumlh yg Jumlh total defectve Cacat Kotor BolongCacat BelangCacat Cacat Jahitan tidak rapi

Cacat Overdeck tidak rapi

Cacat Make off

tidak rapi

Cacat label miring

Cacat salah pasang ukuran

Jumlah Total defect

Rata-rata persentase

cacat

26 1578 82 10 11 9 22 24 17 16 2 111 7.03 27 1224 70 9 9 6 18 19 21 14 6 102 8.33 28 1447 73 12 8 10 16 14 23 18 5 106 7.33 29 1630 94 12 10 9 18 24 21 25 2 121 7.42 30 1530 73 12 10 9 15 18 21 17 4 106 6.93 31 1058 61 12 8 10 15 16 14 16 2 93 8.79 32 1117 67 14 9 10 22 12 15 14 3 99 8.86 33 1503 58 17 11 7 15 14 11 13 4 92 6.12 34 1792 90 13 9 10 21 18 22 23 5 121 6.75 7.03 Average

1.3.Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih mendetail dan terarah dengan baik maka

perlu dilakukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah yang

digunakan penulis antara lain adalah :

1. Produk yang diamati penulis adalah kemeja karena untuk produk

Kemeja memiliki presentase cacat yang paling besar diantara

produk yang lain sehingga perlu diperhatikan terlebih dahulu.

2. Tidak dilakukan perhitungan biaya dalam penelitian untuk

membuat Tugas akhir ini.

3. Penulis menggunakan metode DMAIC untuk dapat menyesaikan

masalah-masalah yang ada dalam perusahaan yang berhubungan

dengan kualitas produk, untuk tahap Improve dan Control penulis

hanya memberikan usulan saja tetapi tidak melakukan

(20)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 5

1.4.Perumusan Masalah

Di bawah ini adalah beberapa perumusan masalah yang digunakan

dalam pembahasan tugas akhir ini yaitu:

1. Jenis-jenis cacat apa saja yang menjadi masalah dalam perusahaan ?

2. Dilihat dari segi apakah prioritas cacat untuk penanganan cacat

tersebut dapat dibedakan?

3. Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan cacat produk dalam

masalah ini ?

4. Usulan apa saja yang dapat diterapkan untuk mengurangi dan

menangulangi cacat tersebut ?

1.5.Tujuan Penelitian

Dibawah ini adalah beberapa tujuan penelitian untuk membuat tugas

akhir ini yaitu :

1. Untuk mengetahui jenis-jenis cacat yang terjadi dalam perusahaan

yang menjadi masalah yang sedang dihadapi perusahaan sekarang

ini,dan juga dapat menghambat dan merugikan perusahaan.

2. Untuk mengetahui karakteristik cacat yang mendapatkan prioritas

penanganan cacat dilihat dari prioritas cacat terbesar dan terparah.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor langsung maupun tidak langsung yang

dapat menyebabkan cacat produk

4. Untuk dapat memberikan usulan mengenai masalah perbaikan dan

penanganan kualitas produk kepada perusahaan.

1.6.Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah ( topik yang diambil

penulis), tempat penelitian, permasalahan yang terjadi, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan

penelitian dan sistematika penelitian .

(21)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai teori-teori yang mendukung atau sumber-sumber

yang menjadi acuan penulis untuk melengkapi hasil laporan tugas akhir

yang berhubungan dengan metode DMAIC dan Six Sigma.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai langkah-langkah mengenai pengerjaan laporan

tugas akhir ini dari awal hingga akhir pengerjaan sehingga menjadi suatu

laporan yang berguna dan bermanfaat, yang berbentuk flowchart dengan

penjelasan yang selengkap-lengkapnya.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi mengenai data umum perusahaan dan data-data yang

dibutuhkan untuk pengolahan data, yaitu data umum perusahaan, data

proses produksi ( OPC ), data jenis dan jumlah cacat, dan pengendalian

kualitas yang dilakukan perusahaan.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisi mengenai pengolahan data yang dilakukan oleh penulis

untuk memecahkan masalah yang ada di dalam perusahaan dengan

menggunakan metode DMAIC dan juga berisi analisis berdasarkan hasil

pengolahan data.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil pengolahan data, analisis

yang telah dilakukan untuk dapat memecahkan masalah yang sedang

dihadapi perusahaan dan menjawab dari perumusan masalah. Juga dapat

(22)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil yang telah didapat penulis di bab sebelumnya maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

Ô Untuk dapat membantu perusahaan, penulis menerapkan Perbaikan dengan Six Sigma dengan model perbaikan DMAIC untuk dapat memecahkan

masalah tersebut.Dilihat dari karakteristik cacat tersebut dapat dibedakan

menjadi 3 yaitu : cacat kritis, cacat mayor dan cacat minor. Ketiga jenis

cacat tersebut menjadi patokan untuk mengetahui cacat yang terjadi pada

produk kemeja berdasarkan karakteristiknya dan keseriusan cacatnya.

Untuk cacat kotor, cacat salah pasang label termasuk kedalam karakteristik

cacat minor, untuk cacat jahitan tidak rapi, cacat makeoff tidak rapi, cacat

obras tidak rapi dan cacat pasang saku termasuk kedalam karakteristik

cacat mayor sedangkan untuk cacat bolong dan belang termasuk ke dalam

cacat kritis.

Ô Kriteria Penanganan cacat Kemeja adalah sebagai berikut :

Cacat Kotor → karakteristik Cacat Minor

Cacat kotor adalah cacat yang disebabkan karena debu,kotoran yang

membandel yang menempel pada bahan yang akan diproduksi atau kotor

setelah proses produksi berlangsung. Cacat tersebut merupakan

karakteristik cacat minor karena cacat kotor merupakan bagian produk

yang sangat nampak dan akan mengurangi kepuasan konsumen terhadap

produk dan berpengaruh terhadap nilai estetika dari produk tersebut,

bagian yang kotor dapat hilang yaitu dengan cara pencucian atau

penyemprotan dibagian yang kotor.

(23)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 2

Cacat Belang → karakteristik Cacat Kritis

Cacat belang adalah cacat yang ditimbulkan dari bahan mentah yang

berasal dari supplier, karena diperusahaan kurang melakukan pemeriksaan

kain terlebih dahulu sebelum diproduksi dan langsung dilakukan

pemotongan maka cacat belang ini kadangkala sering terjadi karena

kurang adanya pemeriksaan yang mendetail. Cacat ini merupakan

karakteristik cacat kritis karena cacat ini tidak dapat dilakukan perbaikan

sehingga akan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan nilai estetika

yang rendah.

Cacat Bolong → karakteristik Cacat Kritis

Cacat bolong adalah cacat yang ditimbulkan karena kesalahan pada saat

proses produksi berlangsung (kesalahan pada waktu proses

pemotongan,penjahitan) sehingga mengakibatkan kain menjadi bolong

atau bolong yang berasal dari supplier karena kurangnya pemeriksaan.

Cacat ini termasuk dalam karakteristik cacat kritis karena cacat ini tidak

dapat dilakukan perbaikan karena jika dilakukan perbaikan akan tampak

tambalan yang kurang baik sehingga hasilnya pun akan berdampak nilai

jual yang rendah.

Cacat Jahitan tidak rapi → karakteristik Cacat Mayor

Cacat jahitan tidak rapi adalah cacat yang terjadi pada waktu proses

penjahitan, jahitan meloncat sehingga ada kain yang tidak terjahit ,jahitan

bengkok atau juga jahitan yang tidak menyambung ( jahitan putus). Cacat

ini termasuk dalam karakteristik cacat mayor karena menyebabkan fungsi

produk menjadi berkurang sehingga akan mempengaruhi nilai jual yang

rendah.Cacat ini dapat dilakukan perbaikan dengan cara memperbaiki

jahitan tersebut, tetapi bila dilakukan perbaikan hasilnya masih kurang

sempurna yang disebabkan oleh bekas jahitan sebelumnya masih nampak

pada produk.

Cacat Make Off tidak rapi → karakteristik Cacat Mayor

Cacat makeoff tidak rapi adalah cacat yang pada waktu proses

(24)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 3

terputus. Cacat ini termasuk dalam karakteristik cacat mayor karena

menyebabkan fungsi produk menjadi berkurang sehingga akan

mempengaruhi nilai jual yang rendah. Cacat ini dapat dilakukan perbaikan

dengan cara memperbaiki jahitan makeoff tersebut, tetapi bila dilakukan

perbaikan hasilnya masih kurang sempurna yang disebabkan oleh bekas

makeoff sebelumnya masih nampak pada produk.

Cacat Obras tidak rapi → karakteristik Cacat Mayor

Cacat obras tidak rapi adalah cacat yang terjadi pada waktu proses

penjahitan,obras miring,meloncat ataupun obras terputus. Cacat ini

termasuk dalam karakteristik cacat mayor karena menyebabkan fungsi

produk menjadi berkurang sehingga akan mempengaruhi nilai jual yang

rendah.Cacat ini dapat dilakukan perbaikan dengan cara memperbaiki

jahitan obras tersebut, tetapi bila dilakukan perbaikan hasilnya masih

kurang sempurna yang disebabkan oleh bekas obras sebelumnya masih

nampak pada produk.

Cacat salah pasang saku→ karakteristik Cacat Mayor

Cacat salah pasang saku adalah cacat yang terjadi pada proses penjahitan

dimana pada saat menjahit saku tidak sesuai dengan posisi yang ditetapkan

(miring) .Cacat ini termasuk dalam karakteristik cacat minor karena dapat

diperbaiki dengan mengubah posisi saku agar sesuai dengan posisinya dan

hanya akan mengurangi sedikit kepuasan konsumen.

Cacat salah pasang label → karakteristik Cacat Minor

Cacat salah pasang label adalah cacat yang terjadi pada saat proses

penjahitan dimana pada saat menjahit label tidak sesuai dengan posisi

yang ditetapkan ( miring atau salah posisi ) atau salah menjahit ukuran

(size), misal kemeja yang seharusnya ukurannya M karena salah jahit

ukuran tersebut sehingga menjadi L. Cacat ini termasuk dalam

karakteristik cacat minor karena dapat diperbaiki dengan mengubah posisi

label agar sesuai dengan tempatnya dan hanya akan mengurangi sedikit

kepuasan konsumen.

(25)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 4

Ô Penyebab langsung dan tidak langsung dari cacat produk kemeja adalah :

Tabel 6.1

Penyebab cacat produk kemeja

Jenis Cacat Penyebab cacat Jenis Cacat Penyebab cacat

2. kurangnya penyediaan tempat sampah.

6. Operator kurang bertanggung jawab atas kebersihan dan perawatan mesin

8. Operator kurang bertanggung jawab terhadap kebersihan penyimpanan bahan baku/ stgh jadi

8. Adanya masalah pribadi operator sehingga pekerjaan terganggu.

8. Adanya masalah pribadi operator sehingga pekerjaan terganggu.

3. Mengejar target produksi.

4. Menekan biaya

4. Mengejar target produksi 5. Operator sewing malas menjaga

kebersihan

7. Operator malas untuk mencuci tangan

9. kurangnya petugas kebersihan. Cacat

Kemeja Kotor

2. Adanya tekanan dari atasan.

1. Operator gudang kurang bertanggung jawab atas bahan baku yang datang 1. Semua operator yang bekerja di area produksi kurang bertanggung jawab terhadap kebersihan.

3. Operator yg memakai meja & mesin malas menjaga kebersihan

4. Operator kurang bertanggung jawab atas perawatan meja operasi

6. Operator sewing krg bertanggung jawab terhadap kebersihan

Cacat Kemeja Belang

2. Bagian mekanik kurang bertanggung jawab terhadap pemakaian mesin

3. Menekan biaya

4. Mengejar target produksi

5. Adanya tekanan dari atasan

6. Atap yang kurang bagus sehingga ruangan panas.

7. Kurang adanya ventilasi

9. Kurangnya frekuensi pelatihan terhadap variasi baru.

5.. Mengejar target produksi

5. Adanya tekanan dari atasan

6. Atap yang kurang bagus sehingga ruangan panas.

7. Kurang adanya ventilasi

9. Kurangnya frekuensi pelatihan terhadap variasi baru.

Cacat Kemeja Jahitan tidak

rapi

1.Bagian mekanik malas untuk melakukan penyettingan.

2. Bagian mekanik kurang bertanggung jawab terhadap pemakaian mesin

3. Menekan biaya

Cacat Make off tidak rapi

(26)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 5

Tabel 6.1

Penyebab cacat produk kemeja ( lanjutan )

Jenis Cacat Penyebab cacat Jenis Cacat Penyebab cacat

8. Adanya masalah pribadi operator

9. Adanya masalah pribadi operator sehingga pekerjaan terganggu.

8. Adanya masalah pribadi operator sehingga pekerjaan terganggu.

8. Adanya masalah pribadi operator sehingga pekerjaan terganggu.

1.Bagian mekanik malas untuk melakukan penyettingan. 1.Bagian mekanik malas untuk melakukan penyettingan.

3. Menekan biaya

5. Adanya tekanan dari atasan

9. Kurangnya frekuensi pelatihan terhadap variasi baru.

Cacat Kemeja

Bolong

2. Bagian mekanik kurang bertanggung jawab terhadap pemakaian mesin

3. Menekan biaya

2. Bagian mekanik krg bertanggung jawab terhadap pekerjaannya

4. Mengejar target produksi

6. Atap yang kurang bagus sehingga ruangan panas.

7. Kurang adanya ventilasi

4. Mengejar target produksi

5. Adanya tekanan dari atasan

6. Atap yang kurang bagus sehingga ruangan panas.

7. Kurang adanya ventilasi

9. Kurangnya frekuensi pelatihan terhadap variasi baru.

Cacat Kemeja Obras tidak

rapi

1. kurangnya frekuensi pelatihan terhadap variasi baru

2. Adanya tekanan dari atasan.

3. Mengejar target produksi.

4. Menekan biaya

5. Operator jahit malas melakukan penggantian komponen

6. Operator jahit kurang bertanggung jawab pekerjaannya

7. Atap yang kurang bagus sehingga ruangan panas.

8. Kurang adanya ventilasi Cacat Kemeja

Pasang Saku

Cacat kemeja salah pasang

label

1, Label terlalu kecil

2. Adanya tekanan dari atasan.

3. Mengejar target produksi.

4. Menekan biaya

5. Kurangnya frekuensi pelatihan

6. Atap yang kurang bagus sehingga ruangan panas.

7. Kurang adanya ventilasi

(27)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 6

Ô Usulan yang dilakukan penulis untuk dapat membantu menyelesaikan masalah yang ada adalah :

Tabel 6.2

Usulan untuk perbaikan dan pengendaian cacat produk kemeja

No Jenis Usulan Tujuan Dampak + Dampak

-1 skill operator dan agar metode pengerjaannya

lebih baik lagi

Meningkatkan sumber daya manusia agar dapat berpotensi dan

berdedikasi tinggi

Agar mesin terawat dengan baik dan dapat berfungsi sebagaimana

mestinya

untuk meningkatkan kinerja mesin agar dapat berfungsi dengan

baik dan tahan lama

Membutuhkan

Agar setiap ada perubahan produk yang berbeda dapat

dengan mudah melakukan setting

pada mesin

Memudahkan operator untuk mengganti setting mesin bila terjadi perubahan atau

penggantian produk

Membutuhkan waktu yang lama

untuk membuat standar kualitas yang diinginkan oleh pihak

buyers waktu yang lama untuk berdiskusi operator agar lebih teliti dan bertanggung

jawab

Meningkatkan kinerja operator agar dapat menghasilkan output

Agar operator lebig bertanggung jawab atas pekerjaannya dan

memacu operator untuk lebih kreatif dan

berpotensi

Meningkatkan kinerja operator dan memacu

(28)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 7

Tabel 6.2

Usulan untuk perbaikan dan pengendaian cacat produk kemeja (Lanjutan )

7

Agar kualitas bahan baku dapat ditingkatkan

Meningkatkan kualitas bahan baku sebelum

diproduksi

Membutuhkan waktu yang lama karena dilakukan tidak dilakuakn secara

manual dan bahan baku dapar ditingkatkan

kualitasnya

Meningkatkan kualitas bahan baku sebelum

diproduksi dan memakan waktu yang

singkat

Membutuhkan biaya yang cukup

besar untuk

Agar komponen mesin berkualitas, dapat berfungsi dengan maksimal dan tidak

cepat rusak

Meningkatkan proses kerja mesin dengan

menggunakan komponen yang bagus

agar dapat berfungsi dengan maksimal

Membutuhkan biaya yang cukup

besar karena

Agar kain tersimpan dengan baik dan tidak

kotor

Agar kain bahan baku tersimpan dengan baik,

jauh dari debu dan kotoran dan tidak bersentuhan langsung

dengan tanah

Membutuhkan biaya untuk membeli rak atau

pallet di gudang bahan baku atau di lingkungan

Agar semua operator sadar dan selalu ingat

akan pentingnya biaya untuk print

dan pengawasan

Agar mesin dapat terjaga kebersihannya membeli kain lap

yang cukup banyak karena

jumlah mesin yang banyak

(29)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 8

Tabel 6.2

Usulan untuk perbaikan dan pengendaian cacat produk kemeja (Lanjutan )

13

Menyediakan loker untuk

operator

Agar barang -barang operator tidak dibawa

masuk kedalam lingkungan produksi

Meningkatkan kedisplinan pada saat

bekerja agar tidak membawa barang -

barang yang menganggu pada waktu

bekerja dan sekitarnya selalu terjaga dengan baik

Agar sirkulasi udara dapat terjaga dengan

baik

Meningkatkan sirkulasi udara agar terasa lebih

sejuk dan nyaman

Agar operator dapat membersihkan kakinya sebelum masuk kelingkuangan

produksi

Meningkatkan kebersihan di sekitar lingkungan produksi

Agar operator dapat dengan mudah mencuci tangan tanpa

harus keluar

Mempermudah operator untuk mencuci

tangan dan menjaga kebersihan

Agar operator dapat dengan mudah membuang sampah hasil produksi yang

tidak terpakai

Memperrnudah operator membuang sampah untuk menjaga

kebersihan

Agar terhindar dari kotoran dan basah sebelum masuk ke dalam lingkungan

produksi

Menghidari dari kotoran dan basah pada

sandal operator sehingga di anjurkan untuk memakai sandal

khusus produksi tetap terjaga

(30)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 9

Tabel 6.2

Usulan untuk perbaikan dan pengendaian cacat produk kemeja (Lanjutan )

21

Memberikan paket rekreasi

gratis untuk semua karyawan

Agar karyawan tidak jenuh atau stress terhadap pekerjaan

yang cenderung kontinyu

Menjaga kestabilan semua karyawan dan

terhindar dari rasa jenug dan stress

Membutuhkan biaya untuk melakukan tour

wisata

22 Menyediakan fasilitas kantin

Agar karyawan dapat menikmati makanan dan minuman dengan

sehat dan terhindar dari penyakit

Meningkatkan kesehatan karyawan

agar terhindar dari penyakit

Membutuhkan tempat atau lahan

kosong untuk membuat kantan

6.2 Saran

Saran ini ditujukan untuk perusahaan yang dapat digunakan sebagai masukan

untuk menunjang perusahaan, seperti dibawah ini :

♣ Menerapkan secara langsung model perbaikan DMAIC karena dalam laporan tugas akhir ini penulis tidak melakukan control

yang berarti penulis tidak menerapkan secara langsung usulan

yang telah dibuat berdasarkan hasil analisis yang telah dibuat. ♣ Mencari akar – akar permasalahan yang lebih detail lagi untuk

setiap cacat yang terjadi sehingga dapat diketahui penyebabnya

baik secara langsung atau tidak langsung.

♣ Melakukan perbaikan secara menyeluruh terhadap ruang lingkup kerja operator

♣ Menambahkan pekerja agar semua pekerjaan dapat terorganisasi dengan baik dan seimbang.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

1. Crosby P.B ; Quality is Free. Mc.Graw-Hill. Newyork.1972.

2. Deming.W.E ; Quality Productivity and competitive position. MIT Center for

advance engineering study. Cambride MA.1982.

3. Feigenbaum ; Six sigma enlightment managers seek Corporate nirvana throught

quality control. Newyork times business day. 1998.

4. Garvin ; The vision of six sigma tools and methods for breakthrough. Sigma

phoenix. 1988

5. Gaspersz, Vincent.; Total Quality Management, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2001.

6. Gaspersz, Vincent.; Pedoman implementasi program six sigma, PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 2002.

7. Ishikawa Kaoru ; Teknik penuntun pengendalian mutu, PT Mediyatama sarana

perkasa, Jakarta.1993.

8. Juran JM ; Merancang mutu, PT Pustaka binaman pressindo. Jakarta.1995.

9. Kotler P ; Marketing Management. Newyork, Prentice-Hall.1991.

10.Miranda dan tunggal amien wijaya ; Six sigma gambaran umum, penerapan

proses dan metode – metode yang digunakan untuk perbaikan. Harvarindo.

Jakarta.2002.

11.Nasution, M.N.; Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), Ghalia

Indonesia, Jakarta, 2001.

12.Pande, Peter S., Robert P. Neuman dan Roland R. Cavanagh.; The Six Sigma

Way, Andi, Yogyakarta, 2002.

13.Pzdek Thomas ; The end of management. Atlantis publishing. Newyork.2001.

14.Pzdek Thomas ; The Six sigma handbook. Mc.Graw - Hill. Newyork.2001.

(32)

KOMENTAR DOSEN PENGUJI

NAMA : Agnessiani Merdekawati

NRP : 0323166

Judul Tugas Akhir : ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN KUALITAS

PRODUK KEMEJA DENGAN MENERAPKAN METODE

DMAIC ( PT. KNK SURYA ANUGERAH GARMENT )

Komentar dan Saran :

1. Perhatikan dan lakukan komentar – komentar dari seminar isi

2. Salah ketik diperbaiki

3. Kata – kata / bahasa asing dicetak miring

4. Rapikan gambar, judul, table dilengkapi.

5. Cek lagi FTA

6. Hati – hati dalam penulisan kalimat

(33)

DATA PENULIS

Nama : Agnessiani Merdekawati

Alamat Di bandung : JL. Sukamenak gang atmawijaya No.1 KOPO

Alamat Asal : JL. Waringin XI No.206 Griya Pangkah Indah

Slawi – Tegal

No.Telp Bandung : 022-5415006

No.Telp Asal : 0283-492088

No.Hp : 081809385558

Pendidikan : SMU Santa Maria 1 Bandung

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen

Maranatha

Nilai Tugas Akhir : B+

Gambar

Tabel 1.1 Data cacat dan persentase cacat produk kemeja
Tabel 1.1 ( Lanjutan ) Data cacat dan persentase cacat produk kemeja
Tabel 6.1 Penyebab cacat produk kemeja
Tabel 6.1 Penyebab cacat produk kemeja ( lanjutan )
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahapan prosedur penelitian ini, peneliti mengembangkan model Hannafin and Peck dalam (Arini,2014:30), sebagai model yang berorientasi pada produk khususnya

Metode kontrol Proporsional-Integral- Derivative (PID) banyak diterapkan di bidang industri. Kontroler ini memiliki parameter-parameter pengontrol, yaitu Kp, Ti, dan

Tidak adanya respon negatif signifikan dan adanya respon positif signifikan oleh pasar dimungkinkan karena para investor menganggap bahwa sedikitnya dividen

Ada dua efficient frontier dan dua optimal portfolio yang dapat dibuat untuk logam mulia, masing-masing satu untuk jual-beli biasa dan juga jual-beli short sell.. Untuk kedua

“Yang saya peroleh maknanya yaitu ilmu yang bermanfaat yang bisa dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari dan bagus untuk dilaksanakan, dan itu wajib hukumnya untuk dijalankan

DAFTAR YANG DAPAT BEASISWA BBM TAHUN

Materi disampaikan kepada peserta didik melalui papan bimbingan yang ada di depan ruang BK dengan tujuan mengoptimalisasi papan bimbingan yang sudah ada di depan

Potensi wisata alam dan wisata bahari di Kabupaten Natuna sangat banyak dan sangat menarik dengan kondisi geografisnya yang berbentuk kepulauan dengan pantai yang landai