ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dan produktivitas kerja pada operator sewing di PT. ”X” Bandung. Pemilihan sampel menggunakan tehnik accidental sampling dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 orang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasional.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner self-efficacy yang terdiri dari 44 item. Alat ukur ini merupakan alat ukur yang disusun oleh peneliti sendiri berdasarkan teori self-efficacy dari Bandura (2002). Data yang diperoleh diolah menggunakan uji korelasi spearman dengan program SPSS 13. Berdasarkan uji validitas dengan construct validity dan reliabilitas dengan alpha croncbach, diperoleh validitas alat ukur self-efficacy berkisar antara 0.313-0.818, dengan reliabilitas sebesar 0.959. Sedangkan untuk produktivitas kerja diperoleh dari data perusahaan.
Berdasarkan pengolahan data secara statistik, maka didapat koefisien korelasi sebesar 0.56 pada taraf signifikansi 0.01. Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat hubungan positif yang signifikan pada tingkat moderat antara self-efficacy dan produktivitas kerja pada operator sewing di PT. ”X” Bandung. Hal ini berarti selain faktor self-efficacy masih ada faktor lain yang juga berkaitan dengan produktivitas kerja pada operator sewing di PT. ”X” Bandung.
Peneliti mengajukan saran kepada pengelola PT. ”X” yaitu hendaknya mempertimbangkan syarat penerimaan calon dengan yang telah memiliki pengalaman kerja sebelumnya, memberi feedback pada supervisor terkait dengan tugas pemberian instruksi dan penjelasan kepada operator dan lebih memperhatikan kembali metode kerja dan tuntutan kerja pada operator sewing.
DAFTAR ISI
Lembar Judul Lembar Pengesahan
Abstrak...i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ...v
Daftar Bagan ... viii
Daftar Tabel ... viii
Daftar Lampiran...ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...9
1.4 Kegunaan Penelitian ...10
1.5 Kerangka Pemikiran ...10
1.6 Asumsi-Asumsi...20
1.6 Hipotesis Penelitian ...20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belief ...21
2.2 Self-efficacy...21
2.2.1 Definisi Self-efficacy...21
2.2.2 Pengaruh Self-efficacy...23
2.2.3 Sumber-sumber Self-efficacy ...25
2.2.4 Proses yang Diaktifkan oleh Self-Efficacy...31
2.2.4.1. Proses Kognitif...31
2.2.4.2. Proses Motivasional ...32
2.2.4.3. Proses Afektif...33
2.2.4.4. Proses Seleksi...33
2.2.5. Self-efficacy dalam Management Goal Setting ...34
2.3. Produktivitas Kerja ...37
2.3.1. Pengertian Produktivitas ...37
2.3.2. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ...40
2.3.3. Pengukuran Produktivitas ...41
2.3.4. Penilaian Produktivitas ...41
2.4 Masa Dewasa Awal...44
2.4.1 Defenisi Dewasa Awal...44
2.4.1 Karir dan Pekerjaan...46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ...48
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...49
3.3 Alat Ukur ...50
3.3.1 Alat Ukur Self-efficacy...50
3.3.2 Produktivitas Kerja ...52
3.3.3 Data Pribadi dan Data Penunjang ...53
3.3.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ...54
3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel ...57
3.5 Teknik Analisa Data ...58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden ...60
4.2 Hasil Penelitian ...61
4.3 Pembahasan Hasil PEnelitian ...65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...73
5.2 Saran ...74
5.2.1 Penelitian Lanjutan ...74
5.2.2 guna Laksana ...75 Daftar Pustaka
Daftar Rujukan
Lampiran
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir ...20
Bagan 3.1 Skema Rancangan Penelitian ...49
DAFTAR TABEL
Tabel 3.3.1 Alat Ukur Self-efficacy...51Tabel 3.3.3 Penilaian Item Self-efficacy ...52
Tabel 4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...61
Tabel 4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia...62
Tabel 4.2.1.a Tabel Hubungan antara Self-efficacy dan Produktivitas Kerja dengan Uji Korelasional Rank Spearman...63
Tabel 4.2.1.b Tabel Hubungan Aspek-aspek Self-efficacy dan Produktivitas Kerja 64 Tabel 4.2.1.c Tabel Hubungan Aspek-aspek Self-efficacy dan Skor self-efficacy ...64
Tabel4.3.1 Distribusi Frekuensi Self-efficacy...65
Tabel 4.3.2 Distribusi Frekuensi Produktivitas Kerja...65
Tabel 4.3.3 Tabulasi Silang antara Self-efficacy dan Produktivitas Kerja ...66
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil perhitungan Validitas dan Reliabilitas Lampiran 2 Identitas Subjek dan Data Penunjang
Lampiran 3 Kuesioner Self-efficacy
Lampiran 4 Data Skor Mentah Self-efficacy Lampiran 5 Data Produktivitas Kerja
Lampiran 6 Tabulasi Silang
Lampiran 6.1 Tabulasi Silang antara Usia dan Produktivitas Kerja
Lampiran 6.2 Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dan Produktivitas Kerja Lampiran 6.3 Tabulasi Silang antara Frekuensi Berhasil dan Self-efficacy
Lampiran 6.4 Tabulasi Silang antara Pengalaman Keberhasilan dan Self-efficacy
Lampiran 6.5 Tabulasi Silang antara Frekuensi kegagalan dan Self-efficacy Lampiran 6.6 Tabulasi Silang antara Pengalaman Kegagalan dan Self-efficacy
Lampiran 6.7 Tabulasi Silang antara Pengalaman Keberhasilan orang lain dan
Self-efficacy
Lampiran 6.8 Tabulasi Silang antara Pengalaman kegagalan orang lain dan Self-efficacy Lampiran 6.9 Tabulasi Silang antara Pengaruh Pengalaman Keberhasilan dan kegagalan
Orang lain dan Self-efficacy
Lampiran 6.10 Tabulasi Silang antara Dukungan Orang Lain dan Self-efficacy
Lampiran 6.11 Tabulasi Silang antara Frekuensi Kritik dan Self-efficacy Lampiran 6.12 Tabulasi Silang antara Frekuensi Pujian dan Self-efficacy
Lampiran 6.13 Tabulasi Silang antara Pengaruh Kondisi Fisik yang Sehat dan
Self-efficacy
Lampiran 6.14 Tabulasi Silang antara Pengaruh Kondisi Fisik yang Sakit dan
Self-efficacy
Lampiran 6.15. Tabulasi Silang antara Pengaruh Suasana Hati dan Self-efficacy
Lampiran 6.16 Tabulasi Tabel 6.16 Tabulasi Silang antara Figur yangMemberikan Dukungan dan Self-efficacy
Lampiran 6.17 Tabulasi Silang antara Kesesuaian Metode Kerja dan Produktivitas Lampiran 6.18 Tabulasi Silang antara Pengaruh Kebijakan Perusahaan dan Produktivitas
Lampiran 6.19 Tabulasi Silang antara Pengaruh Situasi Kerja dan Produktivitas Kerja Lampiran 6.20 Tabulasi Silang antara Pengalaman Kerja dan Produktivitas Kerja Lampiran 6.21 Tabulasi Silang antara Hambatan yang dialami dan Derajat
Self-efficacy
Tabel 6.22 Tabulasi Silang antara Pengaruh Pemutaran Musik dan Produktivitas Kerja Tabel 6.23 Tabulasi Silang antara Keja sama Tim dan Produktivitas Kerja
Tabel 6.24 Tabulasi Silang antara Hubungan dengan Rekan Kerja dan Produktivitas Kerja
Tabel 6.25 Tabulasi Silang antara Kesulitan Menjalin Hubungan dengan Rekan Kerja dan Produktivitas Kerja
Tabel 6.26 Tabulasi Silang antara Hubungan dengan atasan dan Produktivitas Kerja Tabel 6.27 Tabulasi Silang antara Kesulitan Menjalin Hubungan dengan atasan dan
Produktivitas Kerja
Lampiran 7 Tabulasi Silang antara Tiga Variabel
Lampiran 7.1 Tabulasi Silang antara Self-efficacy - Produktivitas Kerja - Pengalaman Kerja
Lampiran 7.2 Tabulasi Silang antara Self-efficacy - Produktivitas Kerja -Metode Kerja
LAMPIRAN 1 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Self-efficacy
No. Item
Validitas Kesimpulan
1 0.567 Diterima
No. Item
Validitas Kesimpulan
38 0.563 Diterima 39 0.754 Diterima 40 0.881 Diterima 41 0.480 Diterima 42 0.524 Diterima 43 0.654 Diterima 44 0.313 Diterima
Berdasarkan SPSS 13
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.959 44
LAMPIRAN 2
Kata Pengantar
Dalam kesibukan Saudara sehari-hari, maka saya mohon Saudara berkenan
menyediakan waktu untuk mengisi kuesioner yang bersama ini saya lampirkan.
Kuesioner ini disusun dalam rangka pengumpulan data penelitian yang diperlukan
untuk menyusun skripsi saya. Adapun penelitian yang saya lakukan adalah
“Hubungan antara Self-Efficacy dan Produktivitass Kerja pada Operator sewing di PT. ”X” Bandung”
Untuk maksud tersebut, saya ajukan kuesioner yang perlu Saudara isi sesuai
dengan keadaan dan pendapat pribadi Saudara. Dalam hal ini, tidak ada jawaban
yang salah, semua jawaban Saudara adalah benar sepanjang jawaban tersebut
sesuai dengan pribadi Saudara. Kami mengharapkan kesediaan saudara untuk
mengisi kuesioner ini dengan sunguh-sungguh. Data yang diperoleh nanti akan tetap
dijaga kerahasiaannya. Isilah sebaik mungkin dan usahakan jangan ada nomor
pernyataan yang terlewat. Bacalah petunjuk-petunjuk dan cara pengisiannya
terlebih dahulu sebelum Saudara mulai mengisinya.
Atas segala bantuan yang telah Saudara berikan dalam pengisian kuesioner ini,
saya ucapkan Terima Kasih.
Hormat saya,
Peneliti
LAMPIRAN 2 Identitas Subjek dan Data Penunjang
DATA PRIBADI
Identitas diri :
Nama (Inisial) :
Usia : tahun
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Pendidikan terakhir :
Jabatan saat ini :
Lama bekerja di perusahaan ini :
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan diri Saudara.
Jika saudara memilih jawaban ”Lain-lain”, mohon dituliskan jawaban saudara
disampingnya.Untuk pertanyaan isiian, isilah pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai
dengan keadaan diri Saudara secara singkat dan jelas.
Jika sudah selesai, periksalah kembali agar tidak ada yang terlewatkan.
Pertanyaan
1. Kesulitan apa yang Saudara alami selama bekerja diperusahaan ini? (Jawaban
boleh lebih dari satu)
... ... ...
2. Seberapa sering Saudara mengalami kesulitan tersebut? a. Sering Sekali
b. Sering c. Jarang
d. Jarang sekali / hampir tidak pernah
3. Apa yang saudara lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut? a. Meminta bantuan rekan kerja
b. Mencoba mengatasinya sendiri
c. Menghindari kesulitan tersebut d. Belum tahu cara mengatasinya e. Lain-lain...
4. Seberapa sering Saudara berhasil mengatasi kesulitan tersebut? a. Sering Sekali
b. Sering c. Jarang d. Jarang sekali
5. Keberhasilan yang sering Saudara alami dalam mengerjakan tugas-tugas
Saudara membuat saudara... a. Percaya diri untuk dapat berhasil kembali
b. Takut karena belum tentu dapat berhasil kembali c. Biasa saja, tidak berpengaruh
d. Lain-lainnya...
6. Kegagalan yang Saudara alami saat mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas Saudara?
a. Sering Sekali b. Sering c. Jarang d. Jarang sekali
7. Kegagalan yang sering Saudara alami dalam mengerjakan pekerjaan Saudara
membuat Saudara...
a.Semakin giat berusaha agar kemudian hari tidak gagal lagi b.Membuat saya tidak percaya diri karena sering gagal
c.Membuat saya tertekan dan menghambat saya dalam pekerjaan lainnya d.Lain-lainnya...
8. Apakah Saudara memiliki teman atau rekan kerja atau atasan yang menjadi
tokoh panutan Saudara dalam bekerja? a. Ya.
Sebutkan...
b. Tidak
9. Keberhasilan yang dialami oleh rekan kerja Saudara dalam pekerjaannya : a. Merupakan suatu tantangan bagi saya untuk lebih giat lagi dalam bekerja b. Membuat saya tidak percaya diri karena saya tidak mungkin berhasil seperti
dia.
c. Biasa-biasa saja tidak terpengaruh sama sekali
d. Lain-lainnya...
10. Kegagalan yang dialami rekan kerja Saudara dalam pekerjaannya: a. Mempengaruhi saya untuk bekerja lebih giat lagi
b. Membuat saya putus asa, karena mungkin saya juga akan mengalami hal
yang sama
c. Wajar-wajar saja, tidak terpengaruh sama sekali
11. Sejauh mana pengaruh keberhasilan dan kegagalan orang lain mempengaruhi
keyakinan diri dan usaha Saudara dalam melaksanakan pekerjaan Saudara?
a. Sangat berpengaruh
b. Berpengaruh
c. Sangat tidak berpengaruh
d. Tidak berpengaruh
12. Apakah dalam bekerja saudara membutuhkan dukungan dari orang-orang sekitar Saudara?
a. Ya b. Tidak
13. Siapakah orang yang sering memberikan dukungan tersebut? (Jawaban boleh
lebih dari satu)
a. Keluarga
b. Rekan kerja
c. Atasan
d. Teman
e. Lain-lain...
14. Seberapa sering Saudara menerima kritikan atas kegagalan Saudara? a. Sering Sekali
b. Sering c. Jarang d. Jarang sekali
15. Seberapa sering Saudara menerima pujian atas keberhasilan Saudara? a. Sering Sekali
b. Sering c. Jarang d. Jarang sekali
16. Sejauh mana kondisi fisik yang sehat mempengaruhi Saudara dalam bekerja?
a. Meningkatkan semangat kerja
b. Tidak berpengaruh apapun
c. Lain-lain...
17. Sejauh mana kondisi fisik yang sakit mempengaruhi Saudara dalam bekerja?
a. Menghambat semangat kerja
b. Tidak berpengaruh apapun
c. Lain-lainnya...
18. Suasana hati (mood) :
a. Mempengaruhi kinerja kerja Saudara
Cara mengatasinya... b. Tidak mempengaruhi kinerja kerja Saudara.
19. Sejauh mana pemutaran musik mempengaruhi Saudara dalam bekerja?
a. Meningkatkan semangat kerja
b. Tidak berpengaruh apapun
c. Lain-lain...
20. Bagaimana pendapat Saudara mengenai kerja sama tim ditempat kerja? a. Baik
b. Cukup baik c. Kurang baik
21. Bagaimana hubungan Saudara dengan rekan kerja?
a. Baik
b. Cukup baik
c. Kurang baik
22. Apakah Saudara mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan rekan
keja Saudara?
a. Ya, karena... b. Tidak.
23. Bagaimana hubungan Saudara dengan atasan Saudara?
a. Baik
b. Cukup baik
c. Kurang baik
24. Apakah Saudara mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan Atasan
Saudara?
a. Ya, karena... b. Tidak.
25. Apakah sebelum bekerja di tempat ini saudara telah memiliki pengalaman
bekerja sebagai seorang operator sewing?
a. Ya, yaitu...(sebutkan & berapa lama) b. Tidak pernah.
26. Apa situasi kerja berdampak terhadap pekerjaan Saudara?
a. Ya
b. Tidak.
27. Apakah selama ini Saudara dapat menerima kebijakan-kebijakan yang
ditetapkan oleh perusahaan?
a. Ya
b. Tidak.
28. Apakah Saudara merasa cocok / sesuai dengan metode kerja yang diterapkan oleh perusahaan saat ini?
a. Ya
b. Tidak.
LAMPIRAN 3 Kuesioner Self-efficacy
Petunjuk pengisian :
Bacalah baik-baik pernyataan-pernyataan di bawah ini, kemudian tentukanlah
seberapa yakin Saudara mampu melakukan tugas tersebut dengan memberikan
tanda silang (X) pada setiap kolom yang sesuai dengan keyakinan Saudara. • Pilihlah ”yakin”, jika Saudara yakin mampu melakukan tugas tersebut.
• Pilihlah ” cukup yakin”, jika Saudara cukup yakin mampu melakukan tugas
tersebut.
• Pilihlah ”kurang yakin”, jika Saudara kurang yakin mampu melakukan tugas
tersebut.
• Pilihlah ”tidak yakin”, jika Saudara tidak yakin mampu melakukan tugas
tersebut.
Jika sudah selesai periksalah kembali agar tidak ada yang terlewatkan
No Pernyataan Yakin Cukup
yakin
Kurang yakin
Tidak yakin
1 Saya memilih langsung mengerjakan tugas-tugas saya segera setelah supervisor memberikan penjelasan.
2 Saya berusaha meminta supervisor untuk memberikan penjelasan lebih lanjut bila saya tidak memahaminya.
3 Saya berusaha meminta supervisor untuk menjelaskan kembali hal-hal yang kurang jelas.
4 Saya tidak mudah merasa cemas saat saya kurang memahami penjelasan yang diberikan supervisor.
5 Saya mampu menentukan cara memahami setiap penjelasan yang diberikan oleh supervisor.
6 Saya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
saat supervisor memberikan instruksi dan penjelasan.
No Pernyataan Yakin Cukup
7 Saya akan terus berusaha untuk mendengarkan penjelasan yang supervisor berikan hingga saya memahaminya.
8 Saya tidak mudah cemas ketika saya kurang
memahami standar kualitas baju yang saya jahit.
9 Saya memilih untuk mendengarkan penjelasan supervisor dibandingkan ngobrol dengan rekan kerja saat supervisor memberikan penjelasan.
10 Saya berusaha berdiskusi dengan rekan kerja mengenai standar kualitas yang kurang dimengerti.
11 Saya akan tetap berusaha untuk menjalankan instruksi supervisor walaupun mengalami kegagalan.
12 Saya tidak mudah stres ketika produk yang saya hasilkan tidak sesuai dengan standar kualitasnya.
13 Saya mampu menentukan cara sendiri untuk memahami standar kualitas.
14 Saya berusaha membaca kembali standar kualitas baju sebelum saya menjahit.
15 Saya tidak akan menyerah untuk berusaha mempelajari standar kualitas baju bila saya kurang memahaminya.
16 Saya menyukai pekerjaan saya dalam memahami dan mempelajari standar kualitas baju.
17 Saya mampu menetapkan target yang harus saya capai setiap harinya.
18 Saya berusaha mencari informasi mengenai standar kualitas baju.
19 Saya akan terus memperbaiki cara bekerja bila terdapat kesalahan pada standar kualitas. 20 Mencapai target produksi merupakan tugas
yang menyenangkan bagi saya.
21 Saya mampu menetapkan cara menyelesaikan setiap produk dengan baik tanpa ada kesalahan.
No Pernyataan Yakin Cukup
22 Saya memeriksa kembali produk yang saya kerjakan untuk menjamin kualitasnya.
23 Ketika saya gagal memahami standar kualitas produk, saya akan terus berusaha memperbaikinya.
24 Saya mampu menetapkan target produksi sebagai tugas yang menyenangkan.
25 Saya mampu mencapai target produksi yang ditetapkan tepat waktu.
26 Saya akan bekerja lebih giat untuk mencapai target produksi.
27 Saya tidak menyerah walaupun dihadapkan pada kegagalan dalam mencapai target produksi.
28 Saya tidak merasa stres saat perusahaan menaikan target produksi.
29 Saya mampu mengidentifikasi strategi yang tepat untuk menanggulangi bila target produksi tidak tercapai.
30 Saya bersedia bekerja lembur agar target produksi tercapai.
31 Saya berusaha bekerja dengan lebih sungguh-sungguh walaupun sasaran produksi yang saya tetapkan tidak tercapai.
32 Saya tidak mudah stres meskipun baju yang saya jahit tidak mencapai target
33 Saya dapat langsung memperbaiki hasil produk yang cacat.
34 Saya menetapkan standar kualitas tertentu pada baju yang saya jahit.
35 Saya tidak mudah stres meskipun baju yang saya jahit tidak mencapai target
36 Saya merasa target produksi merupakan suatu tantangan bagi saya dalam bekerja.
37 Saya dapat bekerja dengan seteliti mungkin agar baju yang saya jahit sesuai dengan standar kualitas.
38 Saya dapat berusaha untuk mengerjakan dengan baik apa yang diminta oleh supervisor.
No Pernyataan Yakin Cukup yakin
Kurang yakin
Tidak yakin
39 Saya dapat bertahan dalam menjalankan instruksi dari supervisor walaupun saya mengalami kegagalan.
40 Saya berusaha memperbaiki hasil baju yang tidak sesuai dengan standar kualitas walaupun saya mengalami kegagalan.
41 Saya berusaha untuk bertahan berkerja secepat mungkin saat perusahaan mengejar shifment.
42 Saya merasa senang dalam menjalankan penjelasan supervisor.
43 Saya tidak merasa kesal karena tidak dapat menjahit baju sesuai dengan standar kualitas, saya dapat mengatasinya
44 Walaupun saya merasa lelah karena banyak baju yang hasrus diperbaiki, saya dapat mengatasinya.
***** Terima Kasih *****
LAMPIRAN 5 DATA PRODUKTIVITAS KERJA OPERATOR SEWING
Subjek JAN-MAR APR-JUN JUL-SEPT KESIMPULAN
1 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
2 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
3 Rendah Tinggi Tinggi Rendah
4 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
5 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
6 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
7 Tinggi Rendah Tinggi Rendah
8 Rendah Rendah Tinggi Rendah
9 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
10 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
11 Rendah Rendah Tinggi Rendah
12 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
13 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
14 Rendah Rendah Tinggi Rendah
15 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
16 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
17 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
18 Rendah Rendah Tinggi Rendah
19 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
20 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
21 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
22 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
23 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
24 Rendah Tinggi Rendah Rendah
25 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
26 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
27 Tinggi Tinggi Tinggi Rendah
28 Rendah Rendah Tinggi Rendah
29 Tinggi Rendah Tinggi Rendah
Subjek JAN-MAR APR-JUN JUL-SEPT KESIMPULAN
30 Rendah Tinggi Tinggi Rendah
31 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
32 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
33 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
34 Rendah Tinggi Tinggi Rendah
35 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
36 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
37 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
38 Tinggi Rendah Tinggi Rendah
39 Tinggi Tinggi Rendah Rendah
40 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
41 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
42 Rendah Rendah Tinggi Rendah
43 Rendah Tinggi Tinggi Rendah
44 Tinggi Tinggi Rendah Rendah
45 Tinggi Rendah Tinggi Rendah
46 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
47 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
48 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
49 Rendah Tinggi Tinggi Rendah
50 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
51 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
52 Rendah Tinggi Tinggi Rendah
53 Rendah Rendah Tinggi Rendah
54 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
55 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
56 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
57 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
58 Rendah Rendah Tinggi Rendah
59 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
60 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Subjek JAN-MAR APR-JUN JUL-SEPT KESIMPULAN
61 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
62 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
63 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
64 Tinggi Rendah Tinggi Rendah
65 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
66 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
67 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
68 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
69 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
70 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
71 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
72 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
73 Tinggi Rendah Tinggi Rendah
74 Rendah Tinggi Tinggi Rendah
75 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
76 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
77 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
78 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
79 Rendah Rendah Tinggi Rendah
80 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
LAMPIRAN 6 TABULASI DATA PENUNJANG
Tabel 6.1 Tabulasi Silang antara Usia Dan Produktivitas Kerja
6 1 7
7.5% 1.3% 8.8%
16 8 24
20.0% 10.0% 30.0%
18 15 33
22.5% 18.8% 41.3%
11 2 13
13.8% 2.5% 16.3%
3 0 3
3.8% .0% 3.8%
54 26 80
67.5% 32.5% 100.0% Count
Tabel 6.2 Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dan Produktivitas Kerja
9 4 13
11.3% 5.0% 16.3%
45 22 67
56.3% 27.5% 83.8%
54 26 80
67.5% 32.5% 100.0% Count
Tabel 6.3 Tabulasi Silang antara Frekuensi Berhasil dan Self-efficacy
13.8% 16.3% 30.0%
1 3 4
1.3% 3.8% 5.0%
57 23 80
71.3% 28.8% 100.0% Count
Tabel 6.4 Tabulasi Silang antara Pengalaman Keberhasilan dan Self-efficacy
37 4 41
46.3% 5.0% 51.3%
6 4 10
7.5% 5.0% 12.5%
14 13 27
17.5% 16.3% 33.8%
0 2 2
.0% 2.5% 2.5%
57 23 80
71.3% 28.8% 100.0% Count Percaya Diri untuk dapat
Berhasil Kembali
Takut karena belum tentu Tugas Sekarang Sama Dgn Sebelumnya
Biasa Saja, Tidak Berpengaruh
Tabel 6.5 Tabulasi Silang antara Frekuensi kegagalan dan Self-efficacy
43.8% 16.3% 60.0%
15 0 15
18.8% .0% 18.8%
57 23 80
71.3% 28.8% 100.0% Count
Tabel 6.6 Tabulasi Silang antara Pengalaman Kegagalan dan Self-efficacy
42 14 56
52.5% 17.5% 70.0%
10 3 13
71.3% 28.8% 100.0% Count Semakin Giat Berusaha
Membuat Saya Tidak Percaya Diri
Membuat Saya Tertekan Dan Menghambat Saya
Lain-lainnya
Tabel 6.7 Tabulasi Silang antara Pengalaman Keberhasilan orang lain dan Self-efficacy
38 15 53
47.5% 18.8% 66.3%
0 5 5
71.3% 28.8% 100.0% Count Tidak Percaya Diri
Biasa-biasa Saja,
Tabel 6.8 Tabulasi Silang antara Pengalaman kegagalan orang lain dan Self-efficacy
35 11 46
43.8% 13.8% 57.5%
0 2 2
.0% 2.5% 2.5%
22 10 32
27.5% 12.5% 40.0%
57 23 80
71.3% 28.8% 100.0% Count
untuk bekerja Lebih Giat lagi
Membuat Saya Putus Asa
wajar-wajar saja, Tidak Berpengaruh Sama
Tabel 6.9 Tabulasi Silang antara Pengaruh Pengalaman Keberhasilan dan kegagalan Orang lain dan Self-efficacy
16 3 19
20.0% 3.8% 23.8%
23 9 32
28.8% 11.3% 40.0%
14 9 23
17.5% 11.3% 28.8%
4 2 6
5.0% 2.5% 7.5%
57 23 80
71.3% 28.8% 100.0% Count
Tabel 6.10 Tabulasi Silang antara Dukungan Orang Lain dan Self-efficacy
38 20 58
47.5% 25.0% 72.5%
19 3 22
23.8% 3.8% 27.5%
57 23 80
71.3% 28.8% 100.0% Count
Tabel 6.11 Tabulasi Silang antara Frekuensi Kritik dan Self-efficacy
1 1 2
1.3% 1.3% 2.5%
9 11 20
11.3% 13.8% 25.0%
33 7 40
41.3% 8.8% 50.0%
14 4 18
17.5% 5.0% 22.5%
57 23 80
71.3% 28.8% 100.0% Count
Tabel 6.12 Tabulasi Silang antara Frekuensi Pujian dan Self-efficacy
35.0% 16.3% 51.3%
16 3 19
20.0% 3.8% 23.8%
57 23 80
71.3% 28.8% 100.0% Count
Tabel 6.13 Tabulasi Silang antara Pengaruh Kondisi Fisik yang Sehat dan
Self-efficacy
49 16 65
61.3% 20.0% 81.3%
7 7 14
8.8% 8.8% 17.5%
1 0 1
1.3% .0% 1.3%
57 23 80
71.3% 28.8% 100.0% Count
Tabel 6.14 Tabulasi Silang antara Pengaruh Kondisi Fisik yang Sakit dan
Self-efficacy
41 19 60
51.3% 23.8% 75.0%
12 4 16
15.0% 5.0% 20.0%
4 0 4
5.0% .0% 5.0%
57 23 80
71.3% 28.8% 100.0% Count
Tabel 6.15. Tabulasi Silang antara Pengaruh Suasana Hati dan Self-efficacy
25 15 40
31.3% 18.8% 50.0%
32 8 40
40.0% 10.0% 50.0%
57 23 80
71.3% 28.8% 100.0% Count
Kinerja Kerja Saudara Tidak Mempangaruhi Kinerja Kerja Saudara Pengaruh
Tabel 6.16 Tabulasi Silang antara Figur yang Memberikan Dukungan dan
Self-efficacy
Self-efficacy Figure yang Memberikan
Dukungan Tinggi Rendah Total
Keluarga Frekuensi 40 20 60
Rekan Kerja Frekuensi 30 12 42
Atasan Frekuensi 15 7 22
Teman Frekuensi 22 15 37
Tabel 6.17 Tabulasi Silang antara Kesesuaian Metode Kerja dan Produktivitas Kerja
28 7 35
35.0% 8.8% 43.8%
26 19 45
32.5% 23.8% 56.3%
54 26 80
67.5% 32.5% 100.0% Count
Tabel 6.18 Tabulasi Silang antara Pengaruh Kebijakan Perusahaan dan Produktivitas
27 14 41
33.8% 17.5% 51.3%
27 12 39
33.8% 15.0% 48.8%
54 26 80
67.5% 32.5% 100.0% Count
Tabel 6.19 Tabulasi Silang antara Pengaruh Situasi Kerja dan Produktivitas Kerja
28 17 45
35.0% 21.3% 56.3%
26 9 35
32.5% 11.3% 43.8%
54 26 80
67.5% 32.5% 100.0% Count
Tabel 6.20 Tabulasi Silang antara Pengalaman Kerja dan Produktivitas Kerja
29 4 33
36.3% 5.0% 41.3%
25 22 47
31.3% 27.5% 58.8%
54 26 80
67.5% 32.5% 100.0% Count
Tabel 6.21 Tabulasi Silang antara Hambatan yang dialami dan Derajat Self-efficacy
Self-efficacy Hambatan
Tinggi Rendah Total
Supervisor yang kurang jelas
dalam memberikan instruksi Frekuensi 15 10 25
Target Produksi yang cukup tinggi Frekuensi 8 7 15
Model pakaian yang cukup sulit Frekuensi 18 12 30
Tabel 6.22 Tabulasi Silang antara Pengaruh Pemutaran Musik dan Produktivitas Kerja
42 24 66
52.5% 30.0% 82.5%
12 2 14
15.0% 2.5% 17.5%
54 26 80
67.5% 32.5% 100.0% Count
Tabel 6.23 Tabulasi Silang antara Keja sama Tim dan Produktivitas Kerja
12 2 14
15.0% 2.5% 17.5%
35 18 53
43.8% 22.5% 66.3%
7 6 13
8.8% 7.5% 16.3%
54 26 80
67.5% 32.5% 100.0% Count
Tabel 6.24 Tabulasi Silang antara Hubungan dengan Rekan Kerja dan Produktivitas Kerja
10 10 20
12.5% 12.5% 25.0%
35 12 47
43.8% 15.0% 58.8%
9 4 13
11.3% 5.0% 16.3%
54 26 80
67.5% 32.5% 100.0% Count
Tabel 6.25 Tabulasi Silang antara Kesulitan Menjalin Hubungan dengan Rekan Kerja dan Produktivitas Kerja
10 9 19
12.5% 11.3% 23.8%
44 17 61
55.0% 21.3% 76.3%
54 26 80
67.5% 32.5% 100.0% Count
Tabel 6.26 Tabulasi Silang antara Hubungan dengan atasan dan Produktivitas Kerja
24 18 42 30.0% 22.5% 52.5%
30 8 38
37.5% 10.0% 47.5%
54 26 80
67.5% 32.5% 100.0% Count
Tabel 6.27 Tabulasi Silang antara Kesulitan Menjalin Hubungan dengan atasan dan Produktivitas Kerja
9 3 12
11.3% 3.8% 15.0%
40 16 56
50.0% 20.0% 70.0%
5 7 12
6.3% 8.8% 15.0%
54 26 80
67.5% 32.5% 100.0% Count
LAMPIRAN 7 TABULASI SILANG
Tabel 7.1 Tabulasi Silang antara Self-efficacy - Produktivitas Kerja –
Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja Derajat
Self-efficacy
Derajat Produktivitas
Kerja Ya Tidak Total
Frekuensi 23 25 48
Tinggi
% 28.75% 31.25% 60%
Frekuensi 1 8 9
Tinggi
Rendah
% 1.25% 10% 11.25%
Frekuensi 6 0 6
Tinggi
% 7.5% 0% 7.5%
Frekuensi 3 14 17
Rendah
Rendah
% 3.75% 17.5% 21.25%
Frekuensi 33 47 80
Total
% 41.25% 58.75% 100%
Tabel 7.2 Tabulasi Silang antara Self-efficacy - Produktivitas Kerja –
Metode Kerja
Kesesuaian dengan
Metode Kerja Derajat
Self-efficacy
Derajat Produktivitas
Kerja
Ya Tidak Total
Frekuensi 25 23 48
Tinggi
% 31.25% 28.75% 60%
Frekuensi 2 7 9
Tinggi
Rendah
% 2.5% 8.75% 11.25%
Frekuensi 3 3 6
Tinggi
% 3.75% 3.75% 7.5%
Frekuensi 5 12 17
Rendah
Rendah
% 6.25% 15% 21.25%
Frekuensi 35 45 80
Total
% 43.75% 56.25% 100%
LAMPIRAN 8 SEJARAH PT. ”X”
PT. ”X” didirikan pada tahun 1983. munculnya ide bisnis oleh pendiri sendiri
yang dimulai dari pembuatan kaos calon mahasiswa baru Universitas Katolik
Parahyangan. Berdirinya CV. ”X” sebagai awal mula berkembangannya PT. ”X”.
Pada tahun 1988, PT.”X” menjadi rekanan sebagai suplier baju seragam
kantor, baju olah raga diberbagai instansi pemerintah dan BUMN PT. Kereta Api
Indonesia, PT.Telkonm, PT.Pindad, PT.Krakatau Steel, PT.Cipta Niaga, PT.Semen
Gresik, Pertamina, BNI’46, Bank BCA, Bank Mandiri, Bank Pikko, dan Bank Indo
Monex.
Pada tahun 1992, perusahaan dikembangkan menjadi rekanan perusahaan
Swasta Nasional, antara lain: PT.Good Year Indonesia, PT.Unilever, PT.Procter &
Gambel, ASTRA, PT.Sinar Sosro, PT.Lionindo, Trendy Promo Mandira,
PT.Campina, PT.Arnots Indonesia.
Dengan makin berkembagnya perusahaan, maka pada tahun 1996, CV. ”X”
ditingkatkan menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT.”X”. Order pertama kali
dari rekan di Italy untuk order baju training sejumlah 12.000 stel dan kostum sepak
bola untuk Liga Italy.
Pada tahun 2000, PT.”X” juga menerima berbagai order dari klien yang
berasal dari pihak dalam maupun Luar Negeri.
Pada tahun 2003 dengan semakin meningkatnya permintaan pasar dalam dan
luar negeri dalam hal sandang. PT.”X” membaca permintaan tersebut dengan
memproduksi pakaian muslim dan kebaya yang didesain sesederhana mungkin
dengan materi kaos.
Sebagaimana implementasi bisnis dari misi kami untuk memberikan hasil
yang terbaik, kami selalu berusaha mendalami rinci daari setiap proses pekejaan.
Memang hal ini tidak mudah, namun hal tersebut adalah komitmen kami untuk selalu
mengedepankan kepuasan dan profesionalisme.
JOB DES Operator Sewing
I. Hubungan Kerja :
1. Atasan Langsung : Supervisor Line (SP) dan Leader Line(LL)
2. Bawahan : -
II. Uraian Tugas :
1. Menjalankan instruksi dan penjelasan yang telah diuraikan oleh SL dan LL
dengan teliti, rapi dan cepat.
2. Memahami dan mempelajari standard kualitas
3. Mencapai target yang telah ditentukan
III.Tanggungjawab
1. Bertanggungjawab atas penyimpanan dan pemeliharaan accessories, barang
setengah jadi, barang jadi, mesin maupun peralatan lainnya yang
dipergunakan masing-masing.
2. Bertanggungjawab atas kerapian dan kebersihan Line.
IV.Syarat :
1. Pendidikan minimal SMP
2. Kemampuan bahasa Inggris minimal pasif dalam tulisan
3. Umur minimal 18 tahun
4. Tidak buta warna
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia mengalami
perkembangan yang pesat dalam berbagai bidang terutama bidang industri dan perdagangan. Salah satu dampak tersebut antara lain semakin banyak dibukanya kerja
sama dengan berbagai negara maju di dunia. Hal ini menyebabkan semakin ketatnya persaingan di bidang industri.
Perusahaan-perusahaan saling berlomba memenuhi kebutuhan konsumennya
dan tidak luput dari adanya persaingan antar produk sejenis yang sudah sedemikian ketatnya sehingga untuk satu jenis produk terdapat puluhan merek yang bersaing.
Kondisi inilah yang membuat konsumen mempunyai semakin banyak pilihan untuk membeli produk yang diinginkan dan tentunya dengan kondisi yang demikian membuat konsumen semakin selektif di dalam memilih suatu produk yang akan
mereka beli.
Dalam rangka menghadapi persaingan yang terjadi, maka diharapkan setiap
perusahaan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia perekonomian yang berkembang dengan cepat, serta berusaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan mengembangkannya, terutama perusahaan garment di Indonesia.
2
Penyebabnya karena banyaknya perusahaan garment pada tahun 2006 yang me-nonaktifkan kegiatan perusahaannya sebab tidak mampu bersaing dengan perusahaan
lainnya (Harian Pikiran Rakyat, April 2006).
Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian tujuan
perusahaan membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak yang tergabung dalam perusahaan tersebut, baik dari pimpinan perusahaan sebagai pihak manajemen maupun kerjasama dari pihak karyawan sebagai pelaksana kegiatan produksi
perusahaan. Untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain dan mencapai tujuan perusahaan maka pihak manajerial perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi, keterampilan serta kemampuan di bidang
masing-masing. Tujuan yang ingin di capai perusahaan tidak terlepas dari peranan sumber daya manusianya (SDM).
PT. ”X” merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri garment. PT. ”X” ini memproduksi berbagai macam produk seperti kaos, jaket, topi, tas olah raga dan lainnya. PT. ”X” selain memproduksi produk sendiri, juga
menerima order dari pihak dalam negeri, dan order dari luar negeri.
Sebagaimana perusahaan yang bergerak di bidang industri garment, PT. ”X”
membutuhkan tenaga karyawan bagian produksi. Sebagai elemen paling mendasar dari suatu perusahaan. PT. ”X” membagi bagian produksi menjadi beberapa bagian yaitu: cutting, sewing, dan finishing packing. Salah satu bagian yang berhubungan
dengan proses penjahitan adalah bagian sewing. Karyawan produksi bagian sewing
3
memiliki tujuh tingkatan jabatan, yaitu kepala bagian, supervisor line, leader line, administrasi pusat, administrasi line, dan operator. Masing-masing jabatan memiliki
tugas yang berbeda-beda. Karyawan yang berhubungan langsung dengan mesin jahit dan bekerja untuk menjahit pola kain menjadi pakaian yang akan dipasarkan oleh
perusahaan adalah operator sewing. Mengingat operator sewing merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan guna menghasilkan produk yang berkualitas. Oleh karena itu, maka dibutuhkan SDM yang memiliki kemampuan dan ketrampilan
yang berkualitas.
Tugas operator sewing di PT. ”X” adalah menjalankan instruksi dan penjelasan yang disampaikan oleh supervisor dan leader line secara teliti, rapi dan
cepat, memahami dan mempelajari standar kualitas produk serta mencapai target produksi yang telah ditentukan oleh perusahaan. Akan tetapi tugas operator sewing
tidaklah sederhana, operator sewing harus mampu mencapai target produksi dengan model yang berbeda-beda dan jumlah yang berbeda-beda sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan oleh perusahaan secara teliti, rapi, tepat pada waktunya serta sesuai
dengan standar kualitas.
Operator sewing yang tidak dapat menjalankan tugas tersebut dengan baik
akan mendapatkan sanksi dari supervisor mulai dari teguran hinggs surat peringatan (SP). Teguran yang diberikan sebanyak tiga kali, teguran pertama diberikan bagi operator yang dinilai tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan, bila
operator tersebut mengulanginya kembali maka akan diberikan teguran kedua dan
4
begitu pula teguran ketiga akan diberikan jika operator tersebut masih tidak dapat menjalankan tugasnya tersebut. Namun jika operator sewing masih tidak dapat
melaksanakan tugas-tugasnya tersebut setelah teguran ketiga kalinya, maka mereka akan diberikan surat peringatan (SP), surat peringatan ini disebut surat peringatan
pertama. Surat peringatan kedua diberikan jika operator sewing masih melakukan kesalahan yang sama dan jika operator tersebut masih tidak mampu menjalankan tugasnya, maka surat peringatan ketiga diberikan. Surat peringatan ketiga
menunjukan operator tersebut telah dipecat dari perusahaan. Sebaliknya jika operator
sewing mampu menjalankan tugasnya dengan baik akan mendapatkan penilaian yang
baik dari supervisor. Bagi operator sewing yang mendapatkan penilaian yang baik
akan mendapatkan bonus.
Berdasarkan wawancara dengan 15 operator sewing mengenai hambatan dan
kesulitan yang dialami operator sewing dalam menjalankan tugas-tugasnya, mengungkapkan bahwa adapun hambatan dan kesulitan yang mereka hadapi yaitu: target produksi yang terus berubah, model baju yang berbeda-beda, supervisor yang
kurang jelas dalam memberikan instruksi, standar kualitas yang kurang jelas, model baju yang rumit, kerusakan pada baju yang dijahit sehingga mereka harus
memperbaikinya dan membutuhkan waktu yang cukup lama, sering tidak mood, malas dan bosan.
Hambatan dan kesulitan yang dialami operator sewing merupakan keadaan
yang tidak menguntungkan bagi operator sewing dalam melaksanakan
5
tugasnya. Salah satu faktor yang berperan penting dalam diri operator sewing dalam mengatasi keadaan seperti ini adalah faktor keyakinan diri akan kemampuan untuk
dapat melewati dan menyelesaikan kejadian atau usaha dan perjuangannya bahwa dengan mengintegrasikan kemampuan yang dimiliki, operator sewing mampu
mencapai hasil yang diharapkan walaupun menghadapi hambatan dan kesulitan. Keyakinan ini disebut self-efficacy (Bandura, 2002).
Bila operator sewing memiliki self-efficacy yang tinggi dalam melaksanakan
tugas-tugasnya, akan mempengaruhi pilihan yang dibuat oleh operator sewing, ia akan mampu memutuskan aktivitas yang dapat ia lakukan dalam menjalankan tugas dengan tingkat kesulitan yang relatif tinggi. Self-efficacy yang tinggi juga akan
mempengaruhi usaha yang dikeluarkannya seperti berusaha untuk menanyakan bila ada yang tidak dimengerti, bekerja dengan giat, meminta bantuan rekan kerja bila ada
yang tidak dimengerti. Selain itu, self-efficacy juga akan mempengaruhi daya tahan individu saat menghadapi hambatan seperti tidak mudah menyerah, segera memperbaiki baju cacat dan juga akan mempengaruhi penghayatan perasaannya yaitu
dengan mengganggap tugas-tugasnya adalah suatu tantangan yang harus dijalani, bukan dianggap sebagai ancaman atau sesuatu yang harus dihindari. Sebaliknya jika
operator sewing memiliki self-efficacy yang rendah maka ia kurang mampu memutuskan aktivitas yang akan dilakukan ataupun mampu memutuskan namun memiliki komitmen yang lemah terhadap aktivitas yang telah ditetapkan dan
cenderung memilih tingkat kesulitan yanng relatif rendah. Operator sewing dengan
6
self-efficacy rendah juga akan mempengaruhi usaha yang dikeluarkannya, mereka
cenderung terpaku pada kelemahan dan hambatan-hambatan yang mereka hadapi
ketika berhadapan dengan tugas yang sulit serta akan menurunkan usahanya dalam menghadapi kesulitan tersebut. Selain itu, self-efficacy yang rendah juga akan
mempengaruhi daya tahan individu saat menghadapi hambatan seperti mudah menyerah, malas untuk memperbaiki baju cacat dan juga akan mempengaruhi penghayatan perasaannya yaitu dengan mengganggap tugas-tugasnya adalah suatu
ancaman atau sesuatu yang harus dihindari dan mudah terkena stres.
Berdasarkan tuntutan pekerjaan yang dialami operator sewing harus memiliki stamina fisik dan mental yang kuat agar produktivitasnya optimal. Operator sewing
juga harus memiliki keyakinan akan kemampuan untuk berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan kata lain mereka harus memiliki self-efficacy yang tinggi agar
mampu menjalankan tugas-tugasnya.
Menurut kepala bagian produksi PT. ”X”, selama setengah tahun belakangan ini cukup banyak operator sewing yang produktivitas kerjanya tergolong kurang baik,
Ini terutama dapat dilihat data produktivitas pada bulan Februari dan Mei tahun 2007 yang menurun sekitar 25%. Produktivitas kerja operator sewing PT. ”X” dilihat dari
kemampuannya dalam memenuhi target produksi yang ditetapkan perusahaan (kuantitas), kualitas barang yang dihasilkan dan penilaian yang dilakukan oleh supervisor terhadap operator sewing tersebut. Selain itu, kepala produksi mengatakan
bahwa walaupun cukup banyak operator sewing yang produktivitasnya kurang baik,
7
namun ada juga operator sewing yang selalu berhasil memenuhi target produksi dan produk yang dihasilkan juga memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Bahkan ada
beberapa dari mereka yang telah naik jabatan menjadi supervisor.
Berdasarkan hasil survey pada 15 operator sewing, diperoleh 60% operator
sewing merasa yakin akan kemampuannya dalam menjalankan tugas-tugasnya saat
dihadapkan dengan aktivitas baru atau target yang tinggi. Dari 60% yang yakin mampu menjalankan tugasnya, 77.78% merasa yakin mampu mencapai target
produksi. Sebanyak 66.67% merasa yakin mampu memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. 66.67% yakin mampu mengatasi kesulitan dalam mencapai target produksi. Sebanyak 88.89% merasa yakin mampu bertahan saat menghadapi
kesulitan dan rasa bosan. Sebanyak 100% merasa yakin mampu mengatasi rasa malas dan 66.67% merasa yakin mampu mengatasi stres saat mengalami kegagalan
dalam memenuhi target produksi.
Sementara itu, ada 40% operator sewing yang merasa tidak yakin akan kemampuannya dalam menjalankan tugas-tugasnya apabila dihadapkan dengan
aktivitas baru atau target yang tinggi. Dari 40% yang tidak yakin akan kemampuannya, 83.33% merasa tidak yakin mampu mencapai target produksi.
Sebanyak 50% merasa tidak yakin mampu bertahan saat menghadapi kegagalan memperbaiki baju yang rusak, mereka mengatakan setelah beberapa kali mencoba memperbaikinya maka mereka enggan mengerjakannya lagi. Sebanyak 66.67%
merasa tidak yakin mampu mengatasi rasa malas dan 83.33% merasa tidak yakin
8
mampu mengatasi rasa stres dan merasa terbebani saat mengalami kegagalan dalam memenuhi target produksi.
Berdasarkan hasil survey itu juga, diperoleh 60% yakin akan kemampuannya dalam menjalankan tugas-tugasnya apabila dihadapkan dengan aktivitas baru atau
target yang tinggi, 66.67% memiliki produktivitas kerja yang tinggi, sisanya yaitu 33.33% memiliki produktivitas kerja yang rendah. Sementara itu, ada 40% operator
sewing yang merasa tidak yakin akan kemampuannya dalam menjalankan
tugas-tugasnya apabila dihadapkan dengan aktivitas baru atau target yang tinggi. Dari operator sewing yang merasa tidak yakin akan kemampuannya, 66.67% memiliki produktivitas kerja yang rendah dan 33.33% memiliki produktivitas kerja yang tinggi.
Berarti operator sewing yang memiliki produktivitas kerja yang rendah ada sebesar 33.33%; 60% merasa sering tidak bisa mengatasi kesulitan yang dihadapi, sementara
itu 40% merasa bisa mengatasi kesulitan yang dihadapinya dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Bandura (2002) mengemukakan bahwa pembentukan penghayatan akan
self-efficacy merupakan kontributor penting dalam mencapai keberhasilan. Self-efficacy merupakan mekanisme utama, dimana keberadaan suatu goal akan
mempengaruhi motivasi dan performance. Self-efficacy belief menentukan goal yang karyawan adopsi dan kekuatan komitmennya terhadap goal perusahaan maupun goal pribadinya. Karyawan yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan meningkatkan
usaha mereka dalam berbagai keadaan untuk berhasil. Sebaliknya karyawan yang
9
memiliki self-efficacy yang rendah akan mengurangi usahanya untuk berhasil ketika
goal yang ditetapkan sebelumnya tidak tercapai atau kurang tercapai. Suatu goal
dapat menguatkan peran dari self-efficacy ke tingkat produktivitas. Jadi self-efficacy meningkatkan produktivitas kerja karyawan melalui pengembangan penerimaan
karyawan terhadap goal perusahaan.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dan produktivitas kerja pada operator sewing di PT ”X” Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah terdapat hubungan antara self-efficacy dan produktivitas kerja pada
operator sewing di PT. ”X” Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Untuk melihat hubungan antara derajat self-efficacy dan tingkat produktivitas
kerja pada operator sewing di PT. ”X” Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran mengenai derajat hubungan antara self-efficacy dan produktivitas kerja pada operator sewing di PT. ”X” Bandung.
10
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Ilmiah
a. Memperdalam pemahaman para pembaca tentang psikologi bidang industri mengenai self-efficacy dalam kaitannya dengan produktivitas kerja.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian lain yang ingin meneliti lebih lanjut tentang hubungan antara self-efficacy dengan produktivitas kerja.
1.4.2 Kegunaan Praktis.
a. Memberi masukan kepada pemimpin perusahaan PT. “X”, Bandung mengenai hubungan antara self-efficacy dan produktivitas kerja, yang berhubungan dengan
upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja para operator sewing.
b. Bagi para operator terutama para opertor sewing di PT. ”X” Bandung, mengenai
hubungan antara self-efficacy dan produktivitas kerja mereka, yang dapat menjadi bahan untuk evaluasi diri dalam meningkatkan produktivitas kerjanya.
1.5 Kerangka Pikir
Operator sewing merupakan karyawan bagian produksi PT.”X” yang memiliki
tugas-tugas sebagai berikut: menjalankan instruksi dan penjelasan yang telah diuraikan oleh Supervisor Line dan Leader line secara teliti,cepat dan rapi; memahami dan mempelajari standard kualitas; serta mencapai target produksi yang
telah ditentukan perusahaan. Dalam melakukan tugasnya tersebut, operator sewing
11
sering menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan seperti: rasa malas, bosan, tuntutan model baju yang berbeda-beda, penjelasan supervisor yang kurang jelas,
kegagalan mencapai target produksi, kerusakan pada baju yang dijahit dan lain sebagainya. Agar operator sewing mampu mengatasi hambatan dan kesulitannya,
maka operator sewing harus memiliki keyakinan bahwa dengan ketrampilan dan kemampuan yang dimilikinya mampu melaksanakan tugas-tugas tersebut.
Self-efficacy merupakan keyakinan yang dimiliki operator sewing terhadap
kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan arah-arah dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi yang prospektif (Bandura, 2002).
Self-efficacy operator sewing tidak berkaitan dengan seberapa banyak kemampuan yang
mereka miliki untuk dapat menjalankan tugas-tugasnya, tetapi berkaitan dengan keyakinan operator sewing bahwa dengan ketrampilan yang dimiliki akan berhasil
menyelesaikan tugas-tugasnya saat dihadapkan pada berbagai keadaan.
Self-efficacy belief operator sewing dibentuk melalui empat sumber informasi
yang relevan dalam menilai kemampuan operator (personal capability). Sumber
informasi ini diproses melalui proses kognitif dengan memilih, mempertimbangkan dan mengintegrasikan sumber-sumber informasi ke dalam penilaian self-efficacy
belief. Self-efficacy belief operator sewing yang terbentuk tersebut akan
mempengaruhi keyakinan diri operator sewing dalam menetapkan aktivitas yang dilakukan dalam menjalankan tugas-tugasnya, keyakinan akan usaha yang dapat
dikeluarkan dalam menjalankan tugasnya tersebut, keyakinan akan daya tahan dalam
12
menghadapi rasa malas dan bosan, serta keyakinan akan kemampuanya mengurangi stres dalam menghadapi hambatan dan kesulitan. Empat sumber informasi tersebut
adalah mastery experience, vicarious experience, verbal persuasion dan physiological
and affective states.
Mastery experience merupakan pembentukan self-efficacy operator sewing
melalui pengalaman keberhasilan atau kegagalan yang berkaitan dengan pekerjaannya saat ini. Operator sewing yang mengalami banyak keberhasilan dalam
pekerjaannya akan mengetahui bahwa dirinya memiliki ketrampilan yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dan dapat memperkuat self-efficacy dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sebaliknya operator sewing yang sering mengalami kegagalan akan
memperlemah self-efficacy dalam menjalankan tugas-tugasnya. Tetapi keberhasilan dan kegagalan dalam suatu pekerjaan tidak selalu memperkuat atau memperlemah
self-efficacy operator sewing. Hal ini tergantung dari bagaimana operator sewing
menginterpretasi dan mempertimbangkan faktor personal dan situasional.
Vicarious experience merupakan pembentukan self-efficacy operator sewing
melalui pengamatannya terhadap orang lain dan menemukan beberapa persamaan antara dirinya dengan model yang diamati, cenderung untuk meniru model tersebut.
Operator sewing yang mengamati rekan kerjanya yang memiliki kemampuan yang sama dapat mencapai keberhasilan dalam pekerjaannya melalui usaha yang terus menerus dapat meningkatkan keyakinan operator sewing bahwa ia juga memiliki
kemampuan kurang lebih sama dalam mencapai keberhasilan seperti rekan kerjanya.
13
Sebaliknya, mengamati model yang memiliki kompetensi yang sama mengalami kegagalan walaupun telah mengeluarkan usaha, akan menurunkan penilaian efficacy
dan usaha yang dikeluarkan diri operator sewing. Besarnya pengaruh pengalaman orang lain terhadap self-efficacy tergantung dari seberapa besar kemiripan yang
dimiliki keduanya. Semakin besar asumsi bahwa dirinya menyerupai sang model, semakin besar pengaruh kegagalan dan keberhasilan dari model tersebut terhadap dirinya.
Verbal persuasion merupakan pembentukan self-efficacy operator sewing
melalui ungkapan verbal yang diberikan orang lain terhadap kemampuannya. Verbal
persuasion yang diberikan ada dua yaitu positif dan negatif. Jika persuasi yang
diberikan adalah positif seperti pujian, dukungan dsb, maka akan memperkuat
self-efficacy operator sewing. Sebaliknya jika persuasi yang diberikan adalah negatif
seperti kritik, komentar, dsb, maka akan memperlemah self-efficacy operator sewing. Selain dari positif atau negatifnya, verbal persuasion dapat mempengaruhi
self-efficacy dari seberapa signifikan orang yang memberikan persuasi terhadap
kemampuan karyawan. Verbal persuasion dari orang-orang yang signifikan bagi operator sewing seperti atasan; rekan kerja; orang tua; saudara; teman dekat atau
orang-orang yang dikagumi. Semakin signifikan orang yang memberikan persuasi terhadap operator sewing, semakin berpengaruh terhadap self-efficacynya. Dorongan persuasi positif dapat mengarahkan operator sewing untuk berusaha lebih keras
dalam mencapai keberhasilan. Operator sewing yang tidak pernah mendapatkan
14
persuasi dari significant person akan mengatakan pada dirinya bahwa ia kurang mampu melakukan pekerjaannya dan cenderung menghindari aktivitas-aktivitas yang
menantang dan mudah menyerah saat menghadapi hambatan dan kesulitan dalam pekerjaannya.
Physiological and affective states merupakan pembentukan self-efficacy
melalui penghayatan operator sewing mengenai keadaan fisik maupun mentalnya sendiri. Operator sewing yang menghayati bahwa dirinya mampu secara fisik ataupun
mental dapat mendukung dan mendorong operator sewing untuk berhasil dalam melakukan tugas-tugasnya, akan memperkuat self-efficacynya. Sebaliknya operator
sewing yang menghayati dirinya mengalami keterbatasan secara fisik ataupun mental
dapat menghambat operator sewing untuk berhasil dalam melakukan tugas-tugasnya, akan memperlemah self-efficacynya, walaupun penghayatan ini belum tentu sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Hal ini karena operator sewing yang menghayati bahwa dirinya terbatas secara mental ataupun fisik sedang mengalami kelelahan, staminanya tidak kuat, sakit, stres, atau tidak mood, sehingga operator sewing
cenderung menunda dan tidak melakukan tugas-tugasnya.
Self-efficacy yang terbentuk dalam diri operator sewing akan menghasilkan
suatu pengaruh tingkah laku melalui empat proses yaitu: proses kognitif, proses motivasional, proses afektif, dan proses selektif. Dalam situasi kerja, self-efficacy akan mempengaruhi empat aspek tingkah laku operator sewing yaitu: pilihan operator
sewing dalam menetapkan aktivitas yang dilakukan dalam menjalankan
15
tugasnya; seberapa besar usahanya untuk melaksanakan tugas-tugasnya; berapa lama operator sewing dapat bertahan dalam menghadapi hambatan dan kesulitan-kesulitan;
serta penghayatan perasaan operator mengenai hal-hal tersebut di atas. Tingkah laku yang ditunjukan oleh operator tersebut akan menentukan produktivitasnya.
Melalui proses kognitif operator sewing akan mempersepsikan self-efficacy yang dimilikinya, keyakinan efficacy ini mempengaruhi pola pikir operator sewing. Operator sewing yang memiliki self-efficacy tinggi akan berpikir bahwa dirinya
memiliki suatu kemampuan dan akan menetapkan goal atau target yang tinggi untuk dicapai, akan berusaha keras untuk mencapai goal atau targetnya tersebut, juga akan membayangkan situasi keberhasilan yang menyertai usahanya tersebut. Sedangkan
operator sewing yang memiliki self-efficacy yang rendah, tidak akan menetapkan goal atau target yang tinggi untuk dirinya, tidak memiliki kemauan untuk berusaha
mencapai hasil yang maksimal dan akan membayangkan situasi kegagalan yang menyertai usahanya.
Melalui proses motivasional akan mengarahkan perilaku operator sewing pada
suatu goal tertentu karena telah memikirkan hal tersebut dalam kognitif operator sebelumnya. Operator sewing dengan self-efficacy yang tinggi akan memikirkan
konsekuensi goal-nya yang telah ditentukannya, berusaha mengarahkan dan mempertahankan tindakannya dalam usaha pencapaian keberhasilan, gigih mengatasi setiap hambatan maupun kesulitan yang dihadapi. Sedangkan operator sewing yang
memiliki self-efficacy yang rendah cenderung terpaku dengan pemikiran akan
16
kelemahan-kelemahan operator sewing sehingga menampilkan tindakan yang kurang mampu dalam usaha pencapaian keberhasilan, dan akan cenderung mudah menyerah
jika dihadapkan pada hambatan atau kesulitan. Operator sewing ini kurang mampu bangkit dari kegagalannya dan kurang mampu berusaha memperbaiki kegagalannya.
Melalui proses afektif operator sewing akan melakukan penghayatan terhadap hal yang terdapat di lingkungannya, termasuk hal-hal yang dapat menimbulkan stres dan depresi. Keyakinan operator sewing akan kemampuannya dapat mempengaruhi
berapa banyak stres dan depresi yang akan dialaminya. Hal itu mempengaruhi level dari self-efficacy operator sewing. Self-efficacy operator sewing berhubungan dengan pengendalian stressor, yang berarti mampu atau tidaknya operator sewing
mengendalikan stressor agar dirinya tidak mengalami gangguan-gangguan emosional yang bergejolak. Operator sewing yang memiliki self-efficacy yang tinggi
menampilkan perilaku bahwa operator sewing mampu menghayati stressor secara apa adanya, tidak dibesar-besarkan, dan sesuai dengan kenyataannya sehingga operator
sewing mampu mengendalikan stressor tersebut dan keadaan emosinya tidak
mengalami ganguan yang berlebihan. Sedangkan operator sewing yang memiliki
self-efficacy yang rendah kurang mampu dalam menghayati setiap stressor sesuai dengan
kenyataan, tetapi malah cenderung dibesar-besarkan. Oleh karena itu, operator sewing yang memiliki self-efficacy yang rendah cenderung akan mengalami gangguan emosional yang berlebihan.
17
Melalui proses seleksi, keyakinan operator sewing tentang personal efficacy yang dimilikinya dapat mempengaruhi jenis aktivitas dan lingkungan yang dipilih
operator sewing setelah melalui proses pertimbangan dan seleksi. Operator sewing yang memiliki self-efficacy yang tinggi cenderung akan memiliki cakupan yang lebih
luas dalam pemilihan aktivitasnya, memilih jenis pekerjaan dan aktivitas yang lebih menantang, dan memiliki keyakinan akan keberhasilan yang tinggi dalam aktivitas yang dipilihnya. Sedangkan operator sewing yang memiliki self-efficacy yang rendah
cenderung akan menghindari untuk memilih jenis pekerjaan dan aktivitas yang menantang, dan kurang memiliki keyakinan untuk berhasil dalam pekerjaan atau aktivitas yang dilakukannya.
Bandura mengemukakan bahwa pembentukan penghayatan akan self-efficacy
merupakan kontributor penting dalam mencapai keberhasilan. Self-efficacy
merupakan mekanisme utama, keberadaan suatu goal akan mempengaruhi motivasi dan performance. Self-efficacy belief menentukan goal yang karyawan adopsi dan kekuatan komitmennya terhadap goal perusahaan maupun goal pribadinya.
Karyawan yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan meningkatkan usaha mereka dalam berbagai keadaan untuk berhasil. Sebaliknya karyawan yang memiliki
self-efficacy yang rendah akan mengurangi usahanya untuk berhasil ketika goal yang
ditetapkan sebelumnya tidak tercapai atau kurang tercapai. Suatu goal dapat menguatkan peran dari self-efficacy ke tingkat produktivitas. Jadi self-efficacy
18
Universitas Kristen Maranatha
meningkatkan produktivitas kerja karyawan melalui pengembangan penerimaan karyawan terhadap goal perusahaan.
Produktivitas kerja operator sewing dapat dilihat dari tingkat keberhasilan pencapaian sasaran secara efekif dalam jumlah dan kualitas yang ditentukan secara
efisien dalam penggunaan sumber daya dan waktu yang digunakan untuk mencapainya (Ernest McCromick). Ernest McCromick (1971) mengemukakan bahwa hasil kerja dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya: kuantitas pekerjaan
(banyaknya unit yang dihasilkan) dan kualitas pekerjaan (hasil produksi yang dapat dijual, hasil produksi yang gagal dan sebagainya). Selain itu, McCromick mengungkapkan bahwa terdapat dua aspek yang dapat mempengaruhi produktivitas
kerja yaitu: variabel individual (motivasi kerja, sikap kerja, karaker kepribadian, sistem nilai dalam diri individu, usia, minat dan kemampuan, usia, pengalaman kerja,
latar belakang pendidikan) dan variabel situasional (metode kerja yang diterapkan oleh perusahaan, kondisi kerja diperusahaan dan kebijakan perusahaan).
19
natha Universitas Kristen Mara
Produktivitas Kerja Tinggi
Produktivitas Kerja Rendah
Faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas : 1. Variabel Individual (motivasi kerja, sikap kerja, sistem nilai, Sumber – sumber Self-Efficacy : 1. MasteryExperience 2. VicariousExperiece 3. Verbal Persuasion 4. Psychological and Afffective states
Proses kognitif
Self-efficacy belief
Proses efficacy
1. Proses Kognitif 2. Proses Motivational 3. Proses Afektif 4. Proses Seleksi
Keyakinan akan : 1. Pilihan yang dibuat 2. Usaha yang dilakukan 3. Daya Tahan dalam menghadapi kesulitan 4. Penghayatan perasaan
Self-efficacy Tinggi
Self-efficacy Rendah
Indikator :
1. Pilihan yang dibuat 2. Usaha yang dilakukan 3. Daya Tahan dalam menghadapi kesulitan 4. Penghayatan perasaan
Produktivitas Kerja Skema Kerangka Pikir
20
1.6 Asumsi
1. Self-efficacy para operator sewing terbentuk melalui empat sumber informasi
yaitu: Mastery Experinces, Vicarious Experinces, Verbal Persuasion, serta
Physiologycal and Affective States.
2. Self-efficacy belief yang terbentuk dalam diri operator sewing akan
menghasilkan suatu pengaruh melalui empat proses yaitu: proses kognitif,
proses motivasional, proses afektif dan proses selektif.
3. Self-efficacy mempengaruhi empat aspek dari tingkah laku operator sewing
yaitu pilihan aktivitas yang dibuatnya, usaha yang dikeluarkannya, daya tahannya saat menghadapi hambatan dan kesulitan, serta penghayatan perasaannya dalam menjalankan tugas-tugasnya.
4. Self-efficacy yang dimiliki oleh operator sewing berbeda-beda sehingga
menghasilkan produktivitas kerja yang berbeda-beda pula.
1.7 Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan antara Self-efficacy dan produktivitas kerja pada operator
sewing di PT. “X” Bandung.
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara self-efficacy dan produktivitas kerja pada operator sewing di PT. ”X” Bandung, maka dapat disimpulkan:
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada tingkat moderat antara
self-efficacy dan produktivitas kerja pada operator sewing di PT. ”X” Bandung.
Artinya, selain faktor self-efficacy masih ada faktor lain yang juga berkaitan dengan produktivitas kerja pada operator sewing di PT. ”X” Bandung.
2. Aspek dari self-efficacy yang mempunyai kaitan paling besar dengan
produktivitas kerja pada operator sewing di PT. ”X” Bandung adalah aspek keyakinan akan pilihan yang dibuat operator sewing dalam menetapkan aktivitas
yang akan dilakukan dalam menjalankan tugas-tugasnya. Keyakinan akan penetapan aktivitas yang akan dilakukan merupakan faktor yang paling penting karena dapat membuat operator menetapkan aktivitas yang relatif lebih tinggi
dan menjadi pedoman baginya dalam menjalankan tugas-tugasnya.
3. Aspek dari efficacy yang mempunyai kaitan paling besar dengan skor
self-efficacy adalah aspek keyakinan akan penghayatan perasaan. Keyakinan akan
74
penghayatan perasaan operator tersebut sangat berperan dalam meningkatkan
atau menurunkan usaha seseorang dalam mencapai keberhasilan.
4. Pengalaman kerja sebagai salah satu faktor yang berkaitan dengan kinerja
operator, mempunyai kaitan yang cukup signifikan dengan produktivitas kerja. 5. Metode kerja yang diterapkan perusahaan sebagai salah satu faktor yang
berkaitan dengan kinerja operator, mempunyai kaitan yang cukup signifikan
dengan produktivitas kerja.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
5.2.1 Penelitian Lanjutan
a) Meneliti faktor-fakor lain seperti motivasi kerja, sikap kerja, minat dan kemampuan dan lainnya, yang berkaitan dengan produktivitas kerja
b) Meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara pengalaman kerja dan produktivitas kerja, sehingga dapat diketahui lebih jelas seberapa jauh kaitan antara keduanya.
75
5.2.2 Guna Laksana
a) Bagi Perusahaan
1) Perusahaan dapat mempertimbangkan syarat penerimaan calon
operator sewing yaitu dengan yang telah memiliki pengalaman kerja sebelumnya.
2) Perusahaan memberi feedback pada supervisor terkait dengan tugas
pemberian instruksi dan penjelasan kepada operator.
3) Perusahaan lebih memperhatikan kembali metode kerja dan tuntutan
kerja pada operator sewing.
4) Perusahaan diharapkan dapat memberikan training dan konseling kepada para operator mengenai cara-cara meningkatkan motivasi
kerja.
b) Bagi Operator Sewing
1) Operator sewing diharapkan dapat melakukan introspeksi diri dan
lebih menyadari pentingnya keyakinan akan kemampuan diri dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan, guna meningkatkan
produktivitas kerjanya.
2) Operator sewing diharapkan dapat lebih aktif untuk bertanya bila ada supervisor kurang jelas dalam memberikan instruksi dan penjelasan
mengenai tugas-tugas.