iii
MENENTUKAN PARAMETER θ
w, S
rdan ( U
a– U
w) PADA
KONDISI TANAH TAK JENUH DENGAN PENGUJIAN
SOIL
WATER CHARACTERISTIC CURVE
Dian Afriani NRP : 0421064
Pembimbing : Ir. Ibrahim Surya, M. Eng FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
ABSTRAK
Tanah dengan kondisi tak jenuh atau tanah jenuh sebagian merupakan struktur tanah yang terdiri dari 3 fase yaitu fase padat, cair dan udara pori. Belakangan ditemukan lagi fase baru yaitu contractile skin. Contractile Skin merupakan fase peralihan antara air dan udara yang berada di dalam tanah.
Dalam melakukan penyelidikan terhadap kondisi tanah diperlukan suatu pengujian. Salah satunya adalah metode Soil Water Characteristic Curve. Soil Water Characteristic Curvemerupakan salah satu metode pengujian terbaru yang akan melibatkan 3 type karakteristik tanah itu sendiri yaitu kadar air volumetrik ( volumetric water content), derajat kejenuhan ( Degree of Saturation ), kadar air gravimetric ( gravimetric water content).
iv
DAFTAR ISI
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR... . i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR... ii
ABSTRAK... iii
PRAKATA... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR NOTASI... viii
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan... 3
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan... 3
1.4 Sistematika Penulisan... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Sifat-Sifat Tanah... 5
2.1.1 Sejarah Pembentukan Tanah... 5
2.1.2 Sistem Klasifikasi Tanah... 8
2.2 Kondisi Tanah Tak Jenuh (Unsaturated soil)... 16
2.2.1 Definisi Tanah Tak Jenuh... 16
v
2.3 Soil Water Characteristic Curve... 20
2.3.1 Sifat Dasar dan Peranan SWCC... 20
2.3.2 Persamaan Soil Water Characteristic Curve... 23
2.3.3 Persamaan Soil Properties... 25
BAB 3 PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN 3.1 Pengambilan Sampel Tanah... 31
3.2 Prosedur Pelaksanaan... 32
3.2.1 Pengujian Soil Properties... 34
3.2.2 Pengujian Soil Water Characteristic Curve... 44
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Soil Water Characteristic Curve... 53
4.1.1 Pengujian Soil Properties... 53
4.1.2 Pengujian Soil Water Characteristic Curve... 65
4.2 Pembahasan Pengujian Soil Water Characteristic Curve... 86
4.2.1 Pengujian Soil Properties... 86
4.2.2 Pengujian Soil Water Characteristic Curve... 89
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 93
5.2 Saran... 95 DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR NOTASI
A = Luas penampamg sampel tanah, cm2
a = Parameter tanah yang melahirkan hubungan terhadap resapan udara terhadap tanah
b = Parameter tanah yang berhubungan erat dengan perubahan kelandaian c = Parameter kadar air residual
C(h) = Faktor koreksi SWCC CT = Faktor koreksi temperatur •C
C = Temperature
D = Diameter sampel tanah, cm
e = Angka pori
Gs = Berat jenis tanah
H = Tinggi penampang sampel tanah, cm h = Matric suction 0 – 1000000 kPa hr = Matric suction residual
K = Koefisien berat jenis tanah dan temperatur
L = Koefisien untuk Diameter partikel tanah berdasarkan ASTM untuk hydrometer 152H
N = Persen tertahan analisa hydrometer
N’ = Persen tertahan untuk analisa kombinasi antara analisa ayak dan analisa hydrometer
n = Porositas
vii Ra = Bacaan aktual hydrometer Rc = Bacaan koreksi hydrometer R = Koreksi hydrometer meniscus S = Derajat kejenuhan
Ua = Tekanan udara Uw = Tekanan air Ua- Uw= Soil suction
V = Volume total
Vw = Volume air awal
W1 = Berat tanah basah+cawan
W2 = Berat cawan
W3 = Berat tanah kering+cawan Wd = Berat tanah kering
Ww = Berat air
Ws = Berat tanah basah wP = Batas Plastis
θ(w) = Volumetric water content
θ(s) = Volumetric water contenttersaturasi
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 = Siklus batuan – tanah……….. . 8
Gambar 2.2 = Kategori mekanika tanah………. 16
Gambar 2.3 = Elemen tanah tak jenuh………. 17
Gambar 2.4 = Ilustrasi pembagian zona tanah tak jenuh dan tanah jenuh.. 18
Gambar 2.5 = Pergerakan air ke atas………. . 19
Gambar 2.6 = High Air Entry Disk... 21
Gambar 2.7 = Pressure Plate Apparatus Standard ASTM... 21
Gambar 2.8 = Alat Modifikasi SWCC... 22
Gambar 2.9 = Tahapan pengujian SWCC………... 23
Gambar 3.1 = Sistematika Pengujian SWCC... 32
Gambar 3.2 = Jumlah Sampel Tanah... 34
Gambar 3.3 = Pengukuran suhu air aquades dalam piknometer... 36
Gambar 3.4 = Proses pemanasan piknometer... 37
Gambar 3.5 = Bagian tengah tanah digores † 1 cm... 39
Gambar 3.6 = Hasil gulungan sampel tanah D = 3 mm... 40
Gambar 3.7 = Proses pencampuran air+tanah dengan mixer... 42
Gambar 3.8 = Proses kalibrasi alat ... 44
Gambar 3.9 = Proses penjenuhan high air entry disk... 46
Gambar 3.10= Pemasangan ring pada tabung sampel tanah... 46
Gambar 3.11= Perataan permukaan ring... 47
Gambar 3.12= Proses pengeluaran ring... 47
Gambar 3.13= Sampel tanah setelah dikeluarkan dari tabung... 48
ix
Gambar 3.15= Pemasangan sampel tanah di atas entry disk... 49
Gambar 3.16= Pemasangan tabung cell... 49
Gambar 3.17= Pipa buret... 50
Gambar 3.18= Null Indikator dan Pipa Pori U... 50
Gambar 3.19= Dial Pressure dan Pipa Bureet... 52
Gambar 4.1 = Kurva hub Kadar Air vs N Ketukan... 56
Gambar 4.2 = Kurve hub Kadar air vs N Ketukan... 57
Gambar 4.3 = Kurva hub Kadar Air vs N Ketukan... 57
Gambar 4.4 = Kurva hub Kadar Air vs N Ketukan... 58
Gambar 4.5 = Kurva Kombinasi Analisa Ayak & Hydrometer vs Diameter... 61
Gambar 4.6 = Kurva Kombinasi Analisa Ayak & Hydrometer vs Diameter... 62
Gambar 4.7 = Kurva Kombinasi Analisa Ayak & Hydrometer vs Diameter... 63
Gambar 4.8 = Kurva Kombinasi Analisa Ayak & Hydrometer vs Diameter... 64
Gambar 4.9 = Hubungan antara Soil Suction dan Volumetric Water content... 67
Gambar 4.10 = Hubungan antara Soil Suction dan Degree of Saturation... 68
Gambar 4.11 = Hubungan antara Soil Suction dan Volumetric Water content... 71
Gambar 4.12 = Hubungan antara Soil Suction dan Degree of Saturation... 72
Gambar 4.13 = Hubungan antara Soil Suction dan Volumetric Water content... 75
Gambar 4.14 = Hubungan antara Soil Suction dan Degree of Saturation... 76
Gambar 4.15 = Hubungan antara Soil Suction dan Volumetric Water content... 79
Gambar 4.16 = Hubungan antara Soil Suction dan Degree of Saturation... 80
Gambar 4.17 = Hubungan antara Soil Suction dan Volumetric Water content... 83
Gambar 4.18 = Hubungan antara Soil Suction dan Degree of Saturation... 84
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 = Kelompok-kelompok tanah utama... 11
Tabel 2.2 = Sistem klasifikasi tanah Unified... 12
Tabel 2.3 = Sistem klasifikasi tanah AASHTO... 15
Tabel 2.4 = Methods for Obtaining Soil Water Characteristic Curve.. 20
Tabel 2.5 = Berat spesifik mineral-mineral penting... 26
Tabel 4.1 = Hasil Pengujian Kadar Air STA.153+900B / 4 – 4.4 m... 53
Tabel 4.2 = Hasil Pengujian Kadar Air BM.1 KM.172+475 / 4 – 4.5m... 54
Tabel 4.3 = Hasil Pengujian Kadar Air BM.1 KM.172+475 / 6 – 6.5m... 54
Tabel 4.4 = Hasil Pengujian Kadar Air BM.2 KM.172+400 / 2 – 2.5m... 54
Tabel 4.5 = Hasil Pengujian Berat Jenis STA.153+900B / 4 – 4.4 m... 54
Tabel 4.6 = Hasil Pengujian Berat Jenis BM.1 KM.172+475 / 4 – 4.5 m... 55
Tabel 4.7 = Hasil Pengujian Berat Jenis BM.1 KM.172+475/ 6 – 6.5 m.... 55
Tabel 4.8 = Hasil Pengujian Berat Jenis BM.2 KM.172+400 / 2 – 2.5 m... 55
Tabel 4.9 = Hasil Pengujian LL dan PL STA.153+900B / 4 – 4.4 m.. 56
Tabel 4.10 = Hasil Pengujian LL dan PL BM.1 KM.172+475 / 4 – 4.5 m... 56
Tabel 4.11 = Hasil Pengujian LL dan PL BM.1 KM.172+475 / 6 – 6.5 m... 57
Tabel 4.12 = Hasil Pengujian LL dan PL BM.2 KM.172+400 / 2 – 2.5 m... 57
Tabel 4.13 = Hasil P. Analisa Ukuran Butir STA.153+900B / 4 – 4.4 m... 58
Tabel 4.14 = Hasil P.Analisa Ukuran Butir BM.1 KM.172+475 / 4 – 4.5m.. 59
Tabel 4.15 = Hasil P.Analisa Ukuran Butir BM.1 KM.172+475 / 6 – 6.5m.. 59
Tabel 4.16 = Hasil P.Analisa Ukuran Butir BM.2 KM.172+400 / 2 – 2.5m.. 60
Tabel 4.17 = Hasil P. Analisa Hydrometer STA.153+900B / 4 – 4.4 m... 60
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 2.6 Correction factor a for unit weight of solids Tabel 2.7 Temperature correction factors CT
Tabel 2.8 Values of K for several unit weight of soil solids and temperatures Tabel 2.9 Values of L formula for Diameter of particles for ASTM soil
Universitas Kristen Maranatha
Tabel 2.6 Correction factor a for unit weight of solids
Unit weight
Tabel 2.7 Temperature correction factors CT
Temp (€C) CT
Tabel 2.8 Values of K for several unit weight of soil solids and temperatures
Unit weight of soil solids (gm/cu cm) Temp
Universitas Kristen Maranatha
Tabel 2.9 Values of L formula for Diameter of particles for ASTM soil hydrometer 152H
Universitas Kristen Maranatha
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Universitas Kristen Maranatha
menopang struktur yang akan di bangun di atasnya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kerusakan di masa yang akan datang.
Mekanika Tanah merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang keberadaan suatu struktur tanah dan segala permasalahannya. Terdapat dua kategori dari mekanika tanah yaitu mekanika tanah jenuh dan
mekanika tanah tak jenuh. Tanah dengan kondisi tak jenuh ( biasa juga disebut sebagai tanah jenuh sebagian ) merupakan kondisi tanah dimana di dalamnya terdapat 3 fase yaitu fase padat, air pori, dan udara pori dan belakangan ditemukan lagi fase baru yaitu contractile skin . Dalam kondisi ini, biasanya terdapat tegangan permukaan antara udara dan air sehingga mengakibatkan perbedaan tekanan antara udara dan air. Pada kondisi tanah tak jenuh dilapangan, tekanan udara pori biasanya sama dengan tekanan atmosfir dan tekanan air pori pasti lebih rendah daripada tekanan udara tersebut.
Sebagian besar orang berasumsi bahwa kondisi tanah pada umumnya adalah jenuh, tapi di beberapa bagian penjuru dunia juga terdapat tanah yang tak jenuh. Biasanya tanah seperti ini terdapat di daerah tropis dan daerah yang cukup kering atau gersang.
Dalam melakukan penyelidikan terhadap tanah maka diperlukan suatu percobaan yang secara langsung akan melibatkan tanah itu sendiri. Salah satu percobaan yang berfungsi untuk mengetahui perilaku tanah adalah dengan pengujian Soil Water Characteristic Curve di laboratorium. Soil Water Characteristic Curve merupakan salah satu metode dalam memperkirakan kekuatan dan perilaku tanah tak jenuh, selain itu Soil Water Characteristic Curve
Universitas Kristen Maranatha
gravimetric water content ( ω ), volumetric water content ( θ ) dan derajat kejenuhan ( S ). Pada pengujian ini akan digunakan sampel tanah dengan diameter
5 cm, tinggi 2 cm dan 4 cm, kemudian sampel tersebut diletakkan di atas entry
disk yang berfungsi untuk sebagai pemisah antara air dan udara. Pemberian
tekanan dilakukan secara berurutan 0 kPa, 50 kPa, 100 kPa, 150 kPa, 200 kPa
dan 250 kPa dengan pengamatan waktu 0, 15, 30, 1, 2, 3, 24 jam.
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
Maksud dan Tujuan dari pada penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menentukan parameter θw( kadar airvolumetric), Ua– Uw(soil suction )dan SR( derajat kejenuhan ) dalam kondisi tanah tak jenuh dengan melakukan pengujian
Soil Water Characteristic Curvedi Laboratorium.
1.3 Ruang lingkup Pembahasan
Dalam penulisan ini perlu diberikan batasan-batasan permasalahan agar masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Tanah yang digunakan adalah tanah dengan klasifikasi Tanah Lempung dan Lempung Berpasir yang di ambil dari daerah Caruban – Ngawi Jawa Timur pada kedalaman 4.0 – 4.4m, 4.0 – 4.5 m, 6.0 - 6.5m, 2.0 – 2.5 m dengan tinggi sampel 2 cm dan 4 cm. Parameter yang akan di dapat hanya terbatas pada parameter – parameter tanah seperti :
Kadar air volumetricθw
Derajat kejenuhan SR
Universitas Kristen Maranatha
1.4 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan Tugas Akhir yang berjudul “MENENTUKAN PARAMETER θw , Sr dan ( Ua – Uw) PADA KONDISI TANAH TAK JENUH DENGAN
PENGUJIAN SOIL WATER CHARACTERISTIC CURVE” ini terbagi atas 5
BAB yaitu :
1. BAB 1 akan membahas pendahuluan yang berisi tentang latar belakang di ambilnya topik Tugas Akhir ini, maksud dan tujuan penulisan, batasan masalah, dan sistematika penulisan dari Tugas Akhir ini.
2. BAB 2 membahas mengenai tinjauan pustaka dan dasar-dasar teori yang mendukung dilakukannya penulisan.
3. BAB 3 membahas tentang prosedur dilakukannya percobaan di laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui parameter-parameter tanah tsb.
4. BAB 4 membahas mengenai hasil yang di dapat dari percobaan di laboratorium dan pembahasannya.
Universitas Kristen Maranatha
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian Soil Water Characteristic Curve yang dilakukan
Universitas Kristen Maranatha 1. Untuk sampel tanah dengan H = 4 cm ( STA 153+900B ) tekanan
udara tidak dimulai dari 50 kPa. Hal ini disebabkan karena tekanan
awal sebesar 50 kPa tidak mampu mengeluarkan air dari dalam tanah
tetapi sebaliknya sampel tanah masih menyerap air yang ada pada pipa
buret yang fungsinya sebagai datum. Maka dari itu tekanan yang
diambil sebesar 200 kPa.
2. Untuk sampel tanah dengan H = 2 cm ( BM. 1 KM.172+475 : 4.0 –
4.5 m ) dapat dilihat bahwa tekanan udara maksimum yang dapat
diterima adalah sebesar 200 kPa. Pada saat tekanan 250 kPa high air
entry disk selain mengalirkan air entry disk juga mampu mengalirkan
udara yang berarti bahwa entry disk sudah tidak kedap udara lagi.
3. Sampel tanah dengan H = 4 cm ( BM.1 KM.172+475 : 6.0 – 6.5 m )
memiliki tingkat derajat kejenuhan yang melebihi batas maximum
yaitu sebesar 100.451, pada kondisi seperti ini maka Sr tetap dianggap
= 100 %. Dengan klasifikasi tanah lempung yang tingkat
plastisitasnya tinggi kemudian dibiarkan beberapa hari menyerap air
maka dapat dipastikan semakin besar tingkat kejenuhannya.
4. Dengan klasifikasi jenis tanah lempung berpasir pada sampel tanah
BM.2 KM.172+400 / 2.0 – 2.5 m, maka hasil yang didapat cukup jauh
dari pendekatan secara empiris. Hasil ini tidak dapat digunakan untuk
persamaan Fredlund & Xing untuk tanah lempung, akan tetapi dengan
metode pendekatan yang lainnya sesuai dengan klasifikasi tanah.
Setiap tahap pengujian memiliki permasalahan yang berbeda-beda. Permasalahan
Universitas Kristen Maranatha kurang jenuh tetapi dari aspek lain seperti perbedaan tinggi sampel H, kualitas
entry disk, cara pengujian, pemberian tekanan dll.
Adapun hasil yang didapat untuk parameter ( Ua – Uw ), θw, SR adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.1 Hasil Pengujian Soil Water Characteristic Curve
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Afriani,D., dan Agustina D, (2003), Laporan Praktikum Uji Tanah, Politeknik Negeri Bandung.
2. Bowles, Joseph E. (1991), Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Edisi Kedua, terjemahan Johan K.Hainim, Penerbir Erlangga, Jakarta.
3. Choon, E.L. (2000), A Study of Soil Water Characteristic Curve of Typical Soil in Singapore, Applied Research Project No. RP 8/93, Nanyang Technological University, Singapore
4. Craig, R.F., (1989), Mekanika Tanah, Edisi Keempat, Terjemahan Budi Susilo S., Soil Mechanics, Penerbit Erlangga, Jakarta
5. Das, Braja M. (1985), Mekanika Tanah – Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis, Jilid 1, Terjemahan Noor Endah Mochtar, Ir., M.Sc., Ph.D, dan Indra Surya B. Mochtar, Ir., M.Sc., Ph.D. Principles Of Geotechnical Engineering, Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. Das, Braja M. (1985), Mekanika Tanah – Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis, Jilid 2, Terjemahan Noor Endah Mochtar, Ir., M.Sc., Ph.D, dan Indra Surya B. Mochtar, Ir., M.Sc., Ph.D. Principles Of Geotechnical Engineering, Penerbit Erlangga, Jakarta.
7. Fredlund, D.G., Unsaturated Soil Mechanics in Engineering Practice, Journal of Geotechnical and Geoenvironmental Engineering @ ASCE, March Edition 2006
8. Fredlund, D.G., and Rahardjo H. (1993), Soil Mechanics For Unsaturated Soils, John Wiley & Sons, Inc.
9. Widya, K dan Yoice E. (2005), Laporan Praktikum Mekanika Tanah, Universitas KristenMaranatha