• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUDAYA POPULER KOREAN WAVE PADA KOMUNITAS FANDOM ELF DI KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BUDAYA POPULER KOREAN WAVE PADA KOMUNITAS FANDOM ELF DI KOTA MEDAN."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BUDAYA POPULER KOREAN WAVE

PADA KOMUNITAS FANDOM ELF DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SEPTA PRASISWANTI GINTING 3103122048

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i ABSTRAK

SEPTA PRASISWANTI GINTING. NIM 3103122048. BUDAYA POPULER KOREAN WAVE PADA KOMUNITAS FANDOM ELF DI KOTA MEDAN.

SKRIPSI. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI,

FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan mahasiswa bergabung menjadi anggota ELF Medan, bentuk kegiatan fandom ELF di Kota Medan, dan pembentukan identitas diri dalam fandom ELF Medan.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan menggunakan metode purposive dalam pemilihan informan. Informan dalam penelitian ini adalah 5 (lima) orang yang merupakan anggota dari fandom ELF Medan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ada teori identitas diri oleh Chris Barker dan teori Interaksionisme Simbolik menurut Herbert Mead yang menyatakan bahwa simbol- simbol tercipta berasala dari pikiran atau mind manusia kemudian dibentuk melalui self (diri) yang merupakan bentuk dari tindakan.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1)Faktor yang mempengaruhi informan bergabung menjadi anggota fandom ELF, dikarenakan ingin berkumpul dan berinteraksi dengan individu yang memiliki kesukaan yang sama dalam mengidolakan boyband Super Junior karena menurut mereka merasa nyaman ketika bergabung dengan orang-orang yang dianggap bisa mengerti akan kesukaannya. 2) kegiatan fandom ELF adalah membuat pertemuan sesama penggemar Superjunior setiap dua bulan sekali yang mereka sebut sebagai gathering yang biasanya dilaksanakan di Mc.Donal lapangan merdeka Medan, Zingdo restaurant korean food, dan di plaza medan fair. Dalam gathering ini kegiatan yang dilakukan adalah menjalin keakraban sesama anggota ELF, saling bertukar informasi tentang boyband Superjunior, makan bersama dan membuat games agar kekompakan dan keharmonisan hubungan sesama anggota dapat terjalin dengan baik. Selain kegiatan gathering, fandom ELF sering melaksanakan projek kegiatan khusus yang dalam kegiatan ini biasanya melaksanakan perayaan anniversarry boyband Superjunior, perayaan debut setiap personil boyband Superjunior dan juga merayakan hari jadi fandom ELF Medan sendiri. 3) Pembentukan identitas diri anggota sebagai ELF melalui penggunaan simbol atau atribut yang identik dengan warna blue shappire dan merchandaise Superjunior yang ditunjukkan melalui penapilan diri atau style yang dikenakan pada saat gathering dan kegiatan projek fandom ELF.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan penyertaanNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Budaya Populer Korean Wave Pada Komunitas Fandom ELF Di Kota

Medan”.

Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih bagi pihak-pihak

yang telah memberikan motivasi maupun kontribusi bagi penulis, sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini . Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Restu MS beserta jajarannya yang

telah memberikan segala kemudahan dalam penyelesaian skripsi

ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi, Ibu Puspitawati,

M,Si yang telah memberikan fasilitas dan motivasi dalam

penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Nurjannah, M.Pd selaku Pembimbing Skripsi yang telah

membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan

nasihat yang sangat baik kepada penulis selama proses

(4)

iii

5. Ibu Dra.Trisni Andayani, M.Si selaku Dosen Pembimbing

Akademik penulis yang telah memberikan masukan, nasehat

selama proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs.Waston Malau,MSP dan Ibu Rosramadhana, M.Si

selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak nasehat,

masukan dalam perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.

7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah membimbing penulis

hingga sampai pada saat ini juga memberikan motivasi tidak

terhitung baik secara materi dan nonmateri sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakak penulis Novi Ginting semoga cepat menyusul untuk wisuda

tahun ini bulan November.

9. Adik penulis Ribka Ginting dan Natanael Ginting yang selalu

memberikan banyak masalah dalam kehidupan saya sehingga saya

tidak jenuh menyelesaikan skripsi.

10. Utari, Meinia, Meyliska, sebagai informan yang sudah panjang

lebar berbincang dengan penulis terkait dengan judul skripsi

penulis, terimakasih untuk waktu dan informasi yang sangat

bermanfaat bagi penulis.

11.Seluruh Permata Victoria GBKP P.Batu yang sangat banyak

membantu dalam doa dan memberikan semangat untuk penulis

(5)

12.Semua teman Antropologi stambuk 2010 yang tidak bisa penulis

sebut satu persatu, khususnya kepada A.S Rifandi,Yunisa, Sonya ,

Lamria, Fatma, Bobby, Toga, Hizkia, Immanuel, Daniel sebagai

sahabat berbagi ilmu, tawa, sedih dan berjuang bersama untuk

menyelesaikan tugas akhir kita. Tuhan memberkati.

13. Buat “Dia” yang selalu memberikan penulis semangat, motivasi,

doa dan semoga cepat menyusul wisuda tahun ini juga.

Serta kepada pihak-pihak informan yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian serta diberikan berkat dan

rahmatNya.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat yang baik.

Medan, Agustus 2014

Penulis

(6)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1. Penelitian Terdahulu ... 8

2.2 Kerangka Konseptual ... 9

2.2.1. Budaya Populer ... 9

2.2.2 Gaya Hidup dan Efek Media Massa ... 11

2.2.3 Korean Wave ... 13

2.2.4 Fadom ... 15

2.2.5 Fandom ELF Medan ... 16

2.2.6 Pembentukan Identitas ... 17

2.3 Kerangka Teori ... 18

2.3.1 Identitas : Chris Berker ... 18

2.3.2. Interaksi Simbol : Herbert Mead ... 20

2.4 Kerangka Berifikir ... 23

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Lokasi Penelitian ... 25

(7)

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.5 Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan ... 30

4.1.1 Kota Medan Secara Demografis ... 30

4.1.2 Letak Geografis Kota Medan ... 31

4.1.3 Budaya Populer Korea pada Remaja di Kota Medan ... 34

4.2 Hasil Penelitian ... 4.2.1 Pengaruh Budaya Pop Korea pada Anggota ELF Medan ... 36

4.2.2 Fandom ELF Medan ... 46

4.2.3 Faktor Individu Bergabung dalam Fandom ELF Medan .... 50

4.2.4 Bentuk Kegiatan Fandom ELF Medan ... 55

4.2.5 Pembentukan Identitas Anggota Fandom ELF Medan ... 62

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA

(8)

vii DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Berfikir………. 23

2. Gambar 1 ... 57

3. Gambar 2 ... 58

4. Gambar 3 ... 65

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh

kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

fleksibel dan mudah dipahami sebagian masyarakat, bahkan masyarakat yang

status sosialnya rendah dapat dengan mudah menerapkan kebudayaan baru

tersebut dalam aktifitas kehidupan. Sebuah istilah ”Budaya Populer” atau

disebut juga dengan ”Budaya Pop”, yakni budaya yang dalam

pengaktualisasiannya mendapat dukungan dari penggunaan perangkat

berteknologi tinggi, sehingga dalam penyebarannya begitu cepat serta

mendapat respon sebagian besar kalangan masyarakat.

Penyiaran melalui televisi dianggap masyarakat sebagai media

penyebaran budaya populer ini. Melalui tayangan acaranya tercermin budaya

impor yang telah dikonstruksi makna dan nilainya itu, telah menawarkan

budaya baru hasil biasan dari budaya barat yang mengusung pola keglamoran

hidup dalam masyarakat. Budaya ini tumbuh subur dan cepat mengalami

perkembangan yang cukup pesat dalam masyarakat perkotaan dan

keberadaanya sangat kuat pada kehidupan kaum remaja kota.

Budaya pop saat ini tidak hanya menjadi dominasi budaya Barat,

tetapi Asia juga mulai menunjukkan kemampuannya dengan menjadi

(10)

2

pop tersebut di tengah- tengah kehidupan masyarakat luas, maka sekelompok

orang akan tertarik untuk meniru apa yang telah dilihatnya melalui media

masa sebagai pendorong gaya hidupnya agar tetap eksis.

Selain Jepang, Korea mulai menunjukkan kemampuannya sebagai

negara pengekspor budaya pop melalui tayangan hiburannya dan menjadi

saingan berat bagi Amerika dan negara-negara Eropa. Hal ini sejalan dengan

kemajuan industri hiburan Korea dan kestabilan ekonomi mereka.

Selama sepuluh tahun terakhir ini, demam budaya pop Korea melanda

Indonesia. Fenomena ini dilatarbelakangi Piala Dunia Korea-Jepang 2002

yang berakhir dengan masuknya Korea sebagai kekuatan empat besar dunia

dalam hal persepakbolaan. Kesuksesan Korea di Piala Dunia 2002 semakin

mempersohor nama Korea di mata dunia. Beberapa waktu menjelang, selama

dan setelah hiruk-pikuk Piala Dunia, beberapa stasiun televisi swasta di tanah

air gencar bersaing menayangkan musik, film-film maupun sinetron-sinetron

Korea yang juga memperlihatkan style yang membuat masayarakat luas

tertarik untuk menirunya sehingga muncul lah sindrom Korean wave

(Farradina 4 : 2013 ).

Korean wave mampu mempengaruhi pola hidup dan cara berpikir masyarakat yang dipengaruhi. Hal ini lah yang disadari pemerintah Korea,

bahwa dengan merebaknya Korean wave, akan membuka jalan bagi

kemajuan ekonomi Korea.

Tidak bisa dipungkiri, saat ini tengah berlangsung Korean Wave. Hal

(11)

meningkat secara signifikan di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia.

Medan merupakan salah satu kota yang sangat dinamis dalam menerima

perubahan yang membuat masyarakatnya menjadi masyarakat yang terbuka

dalam menerima hal- hal baru. Meluasnya Korean wave ini tidak bisa

dilepaskan dari peran media massa yang secara sadar maupun tidak telah

membantu terjadinya aliran budaya ini. Bisa dikatakan bahwa karena media

massa-lah Korean wave dapat memasuki semua sudut kota besar salah

satunya kota Medan.

Di sepanjang jalan dan pusat perbelanjaan, tempat- tempat umum

yang sering dikunjungi masyarakat kota Medan, dapat dengan mudah kita

temui pengaruh Korean Wave. Hal ini ditandai dengan merebaknya restoran

Korea, café atau coffee shop bernuansa Korea dengan menu makanan Korea,

toko busana yang menjual pakaian dengan fashion ala Korea dan sebagainya.

Di tambah lagi dengan serbuan informasi yang mengalir deras via internet

dan televis tetang lagu pop Korea dan drama serial Korea yang sering

ditayangkan, wajar saja bila demam Korea melanda remaja kota Medan.

Bahkan beberapa dari remaja tidak malu lagi untuk menjadikan gaya hidup

korea sebagai lifestyle sehari- hari.

Hal ini disebabkan remaja lebih mudah terpengaruh dengan gaya

kekinian. Melalui pemberitaan media massa melalui drama serial Korea

ditelevisi atau informasi seputar dunia entertaiment Korea dimajalah ataupun

internet, budaya Korean wave, seperti fashion, musik pop Korea, film Korea,

(12)

4

Medan untuk mengkonsumsi segala bentuk budaya modern Korean wave, hal

ini terjadi karena remaja sangat cenderung besifat konsumtif dengan gaya

baru yang dianggap sebagai sesuatu yang trend pada jaman sekarang. Remaja

merasa memiliki jiwa yang lebih fress dengan style baru yang saat ini sedang

nge-trend bahkan hampir diseluruh negara. Dengan berbagai penawaran hal-

hal baru akibat demam Korea remaja lebih sifat konsumtif terhadap sesuatu

ala Kekoreaan, sampai akhirnya remaja kota Medan yang merupakan Korean

lovers membentuk komunitas untuk mewadahi para penggemar yang menyukai budaya populer Korea dan komunitas tersebut biasa di kenal

sebagai fandom.

Fandom merupakan istilah dari bahasa Korea yang mengartikan

sebuah komunitas penggemar. Fandom merupakan bentuk dari suatu

komunitas penggemar budaya popular Korea, mulai dari penggemar boyband

dan girlband Korea, aktris dan aktor Korea, drama Korea, lagu pop Korea

fashion Korean, makanan khas Korea dan lain sebgainya. Kota Medan merupakan salah satu kota besar di Indonesia tidak luput dari pengaruh

korean wave. Kegilaan fandom di kota Medan ini boleh dikatakan tidak jauh berbeda dibandingkan kota besar lainnya di Indonesia.

Di kota Medan ada beberapa komunitas penggemar artis korea

(fandom) yang terbentuk seperti fandom E.L.F Medan, SONE, V.I.F.Fandom

ELF merupakan komunitas di kota Medan yang menggemari salah satu grup

(13)

merupakan funsclub yang menggemari boyband Korea BIGBENG. Dari

sekian banyak grup idola dengan kepopuleran tinggi baik dunia nyata maupun

dunia maya, Super Junior menjadi sorotan penulis.

Super Junior adalah sebuah grup idola berbentuk boyband yang pada

awal debutnya beranggotakan 13 orang lelaki dengan beragam talenta seperti

menari dan menyanyi. Grup ini diperkenalkan ke publik Korea di tahun 2006.

Ditahun 2012, mereka telah memiliki enam full studio album, beberapa live

concert album serta banyak single digital yang dirilis dalam bahasa Korea, Jepang hingga Mandarin (http://superjunior.smtown.com diakses pada 4 april

2014). Super Junior memiliki fansclub atau fandom dengan nama everlasting

friend atau sering di singkat ELF.

ELF Medan merupakan salah satu fandom yang cukup aktif di Medan, hal ini dapat terlihat dari akun sosial komunitas ini seperti facebook

dan twitter yang selalu update tentang informasi Super Junior yang mereka

idolakan, dan juga ELF Medan sering melaksanakan pertemuan rutin dengan

sesama anggota ELF serta melaksanakan pertemuan untuk merencanakan

suatu projek atau rencana kegiatan yang biasa mereka sebut gathering.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti korean wave

yang merupakan salah satu bentuk budaya populer dengan mengangkat judul

(14)

6 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka masalah dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Budaya Populer Korean Wave pada fandom ELF Medan

2. Faktor yang mempengaruhi komunitas fandom ELF Medan terbentuk

3. Pemberitaan media tentang korean wave memberikan pengaruh terhadap

anggota ELF Medan

4. Bentuk kegitan Fandom ELF Medan

5. Fandom ELF membentuk Indentitas anggotanya

1.3.Rumusan Masalah

1. Faktor apa yang mempengaruhi individu bergabung dalam keanggotaan

fandom ELF Medan ?

2. Apa bentuk kegiatan yang dilakukan oleh fandom ELF Medan ?

3. Bagaimana fandom ELF membentuk Indentitas anggotanya ?

1.4.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi fandom ELF terbentuk di

Medan

2. Untuk mengetahui bentuk kegiatan yang di lakukan oleh fandom ELF

Medan

(15)

1.5.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh setelah melaksanakan penelitian ini

adalah :

1. Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada peneliti dan pembaca

tentang komunitas penggemar Korean wave (fandom) sebagai bentuk

Budaya Populer Korea

2. Memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang fandom ELF sebagai

bentuk Budaya Populer Korean wave

3. Sebagai informasi pada pada masyarakat tentang fandom ELF di Kota

Medan

4. Sebagai bahan masukan dan pembanding bagi peneliti lain yang

bermaksud mengadakan penelitian dalam kasus yang sama

5. Menambah perbedaharaan karya ilmiah bagi lembaga pendidikan,

khususnya Universitas Negeri Medan mengenai Budaya Populer Korean

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Alfhatir, Adlin. 2005. Resitensi Gaya Hidup : Teori dan Realitas, Yogyakarta : Jalasutra

Andriana, Lia. 2011. Seoul Vivor. Jakarta: Haru

Barker,Chris. 2005. Cultural Studies: Teori dan Praktik, Yogyakarta: Kreasi Wacana

Farradina, Yessi. 2013. Analisa Perilaku Imitasi Dikalangan Remaja Setelah Menonton Tayangan Drama Seri Korea di Indosiar ( Studi Kasus Perumahan Pondok Karya Lestari Sei Kapih Samarinda ). E-journal. Universitas Mulawarman

Ferica, Imy.2006.Konsumsi Media Sebagai Gaya Hidup: Dominasi Sistem Tanda dalam Konsumsi Buku Impor Kaum Urban Jakarta.

Moleong, Lexy. 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyono, Ninin.2007.PROSES PENCARIAN IDENTITAS DIRI PADA REMAJA MUALLAF Studi Kualitatif Fenomenologis.Skripsi. Universitas Dipenogoro Semarang

Nasrulla.2012. Komunikasi Antar Budaya. Jakarta: Kencana Setiansah,Mite. 2009. Teori Komunikasi.Yogyakarta : Graha Ilmu

Setiowati, Endang.2008.Imperialisme Budaya dan Pembentukan Identitas: Kajian Terhadap Fanatisme Remaja Pada Budaya Pop Jepang.Jurnal Komunikasi Universitas Indonesia. Volume VII, Nomor 3,September-Desember.

Strinati, Dominic.2007.Popular Culture:Pengantar Menuju Teori Budaya Populer. Yogyakarta: Jejak

Storey, John.2006. Cultural studies dan Kajian Budaya Populer. Yogyakarta:

Jalasutra

Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta

(17)

Sumber Internet :

http://doubleheadsnake.blogspot.com/2012/07/nonprobability-sampling-menurut.html

http://indonesiaindonesia.com/f/94194-10-gejala-terkena-virus-kpop/

http://www.beritasatu.com/demam-korea/24937-k-pop-yang-dicinta-dan-mendunia.html(diakses

http://entertainment.kompas.com/read/2014/03/12/06141280/Gelombang.Korea. dan.Gaya.Menunggang.Kuda.ala.Psy

http://www.beritasatu.com/demam-korea/24937-k-pop-yang-dicinta-dan-mendunia.html (diakses 7 februari 2014)

http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/03/19/banyak-jalan-menuju-korea/ (diakses 19/02/2014)

(http://.en.wikipedia/org/wiki/Subkultur (diakses 8 april 2014) derrymayendra.blogspot.com // 7 april 2014

(http://superjunior.smtown.com diakses pada 4 april 2014).

(http://soongqi.blogspot.com/2012/01/warna-fans-klub-girlband-boyband-korea.04/06/2014).

(sumber: http://neilybilkis.blogspot.com/2014/06/02 )

Referensi

Dokumen terkait

Jadi berdasarkan uraian data di atas bahwa strategi Wilayatul Hisbah dalam mencegah khalwat di Kabupaten Aceh Selatan dapat peneliti simpulkan antara lain

Dari berbagai pendapat-pendapat di atas, jelaslah bahwa kemitraan efektif adalah sesuatu yang mutlak dilakukan oleh sekolah dalam membetuk karakter siswa karena dengan

Berdasarkan pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa semakin tinggi prosentase Roadcel-50 yang ditambahkan ke dalam campuran lapis tipis beton aspal, HRS-WC akan menyebabkan nilai Kadar

Sebaiknya Dinas Pekerjaan Umum dalam kelembagaan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur wilayah dalam konteks desentralisasi, memanfaatkan faktor kekuatan yang dimiliki

Pengamatan menggunakan SEM menunjukkan bentuk polihedra pada isolat HearNPV Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan ukuran yang tidak jauh berbeda.. armigera yang

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pengaruh Medium dengan Tingkat Salinitas yang Berbeda Terhadap Perkembangan

Umumnya produksi pasir di Attaka akan terjadi jika sumur telah memproduksi sejumlah air. Hal ini diperkirakan karena telah terjadi perubahan kondisi sementasi matriks

Pada pH 2 dengan waktu tinggal selama 12 jam memberikan hasil penyerapan nitrat (%) yang rendah, yaitu 13,5 % karena pada pH 2 alga hijau (Chlorella sp) tidak dapat hidup