• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Peserta Didik Kelas IV SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Peserta Didik Kelas IV SD"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Ngombak Desa Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan (Arikunto, 2007). Tindakan tersebut dilakukan oleh guru dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas IV sejumlah 27 peserta didik yang terdiri dari 13 peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik perempuan. Karakteristik peserta didik kelas IV yang masih berumur antara 10-11 tahun menunjukkan karakteristik menuju tahap berpikir konkret/nyata.

(2)

27

3.2 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

3.2.1 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan model pembelajaran discovery.

Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, berdiskusi, membaca sendiri, dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada Penelitian Tindakan Kelas ini ada dua macam, yaitu:

1. Motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV semester 2 tahun ajaran 2014/2015.

Motivasi belajar adalah dorongan yang muncul dalam diri peserta didik yang memberikan arah dan membangkitkan semangat untuk belajar. 2. Hasil belajar IPA peserta didik kelas IV semester 2 tahun ajaran

2014/2015.

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman atau akibat yang diperoleh peserta didik yang mencakup bidang kognitif, bidang afektif dan bidang psikomotor setelah melakukan kegiatan belajar dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui tes.

3.3 Rencana Tindakan

(3)

28

perencanaan, implementasi tindakan/pelaksanaan, observasi, serta refleksi (Depdiknas, 1999:21).

Gambar 3.1

Penelitian Tindakan Kelas

Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart (Depdiknas, 1999:21).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan dilaksanakan dalam beberapa siklus sampai motivasi dan hasil belajar peserta didik telah mencapai indikator kinerja sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Tahapan dalam setiap siklus antara lain:

Siklus I

a. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan guru kelas tentang model discovery (penemuan).

(4)

29

3) Menyusun dan mengembangkan skenario pembelajaran (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

4) Menyiapkan materi pembelajaran dan media pembelajaran yang diperlukan.

5) Menyusun lembar kerja kelompok yang digunakan peserta didik untuk eksperimen.

6) Menyusun instrumen tes (soal evaluasi) untuk peserta didik.

7) Menyusun format observasi tindakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran.

b. Tahap implementasi tindakan dan observasi

Tahap implementasi tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1) Tahap implementasi tindakan sesuai dengan yang telah disusun dalam RPP.

2) Guru menyampaikan materi singkat dan mendemonstrasikan percobaan yang akan dilakukan.

3) Peserta didik mengamati percobaan yang dilakukan guru.

4) Peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil dengan anggota 4-5 peserta didik dalam setiap kelompok.

5) Guru membagikan lembar kerja kelompok dan alat peraga kepada masing-masing kelompok.

6) Setiap kelompok melakukan percobaan dan tugas guru sebagai pembimbing.

7) Setelah bereksperimen, peserta didik dalam kelompok membuat rangkuman hasil eksperimen.

8) Masing-masing kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusi dari eksperimen yang dilakukan.

(5)

30

10) Setelah melakukan eksperimen dan menemukan kesimpulan, peserta didik mendapat soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu dan mandiri.

Tahap observasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1) Dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

2) Observer mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

3) Observer melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengn mengisi lembar observasi peserta didik dan guru. 4) Observer menilai hasil tindakan sesuai format observasi yang telah

disiapkan dan memberikan kesan pendapat. c. Tahap refleksi

Tahap refleksi dilakukan untuk mencatat dan mengevaluasi semua hasil yang ditemukan, baik kelemahan dan kelebihan yang muncul pada siklus pertama, selanjutnya hasil refleksi pada siklus pertaman dijadikan acuan untuk perbaikan pada siklus kedua.

Siklus II

(6)

31

Tabel 3.1

Sintaks Model Pembelajaran Discovery

No. Tahap Keterangan Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik

1. Persiapan Dalam penerapan model pembelajaran Discovery, guru harus melakukan tahap persiapan terlebih dahulu sebelum

menerapkannya di dalam kelas.

a. Menentukan tujuan pembelajaran.

b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa

(kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya) c. Memilih materi pelajaran. d. Menentukan topik-topik yang

harus dipelajari peserta didik sedara induktif (dari contoh-contoh generalisasi).

(7)

32

dipelajari peserta didik. f. Mengatur topik-topik

pelajaran dari yang

sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.

g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

2. Aplikasi

Stimulation

(stimulasi/pemberian rangsangan)

Tahap pemberian rangsangan untuk menimbulkan

kebingungan melalui proses tanya jawab atau mendengarkan.

 Guru menghadapkan peserta didik pada sesuatu yang menimbulkan

kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi agar timbul keinginan untuk

 Peserta didik dihadapkan pada suatu permasalahan yang menimbulkan kebingungan melalui kegiatan tanya jawab dengan guru atau

(8)

33

menyelidiki sendiri.  Guru bertanya dengan

mengajukan persoalan atau menyuruh peserta didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat

permasalahan.

guru.

Problem statement

(pernyataan/identifikasi masalah)

Tahap perumusan masalah yang relevan dengan bahan pelajaran dan merumuskan

hipotesis untuk menjawab permasalahan yang dipilih.

 Guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran. Kemudian, salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

 Peserta didik dihadapkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran dan

mengidentifikasi satu masalah untuk dirumuskan dalam hipotesis dan

(9)

34

Data collection

(pengumpulan data)

 Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.

 Peserta didik

mengumpulkan informasi sebanyak mungkin untuk menjawab pertanyaan dan membuktikan hipotesis melalui kegiatan membaca, mengamati, wawancara, eksperimen (percobaan sendiri), dan sebagainya.

Data processing

(pengolahan data)

Tahap pengumpulan data oleh peserta didik untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis.

 Peserta didik mengolah data yang diperoleh untuk

membentuk konsep dan generalisasi.

 Peserta didik akan mendapat pengetahuan baru tentang alternatif

(10)

35

secara logis.

Verification

(pembuktian)

Tahap menemukan suatu konsep melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Tahap pengolahan informasi yang telah diperoleh untuk pembentukan konsep dan generalisasi.

 Peserta didik dibimbing untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

 Guru membimbing peserta didik untuk belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu. Sehingga peserta didik dapat merumuskan suatu kesimpulan dengan kata-kata/tulisan tentang prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.

(11)

36

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengetahui minat dan peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV pada mata pelajaran IPA di SDN 01 Ngombak setelah menerapkan model pembelajaran discovery (penemuan) adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian.

Teknik observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana implementasi model pembelajaran discovery dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN 01 Ngombak.

2. Angket

Angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.

Teknik angket digunakan untuk mengukur tingkat motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA dengan penerapan model pembelajaran discovery di kelas IV SDN 01 Ngombak. 3. Tes

Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes.

(12)

37

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengetahui motivasi dan peningkatan hasil belajar IPA peserta didik kelas IV di SDN 01 Ngombak setelah menerapkan model pembelajaran discovery adalah:

1. Lembar Observasi

(13)

38

Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar Observasi

Implementasi Model Pembelajaran Discovery

No. Aspek Indikator Nomor

Persiapan perlengkapan belajar. 1, 2 2

2. Kegiatan Awal a. Melakukan apersepsi dan motivasi.

3,4 2

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

a. Memfasilitasi siswa membaca materi yang berisi permasalahan.

6,7 2

b. Melakukan tanya jawab untuk menghadapkan siswa pada masalah.

8,9 2

Problem statement (pernyataan/identifika si masalah)

a. Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi masalah.

10 1

b. Memfasilitasi siswa untuk menyusun hipotesis.

11 1

Data collection (pengumpulan data)

c. Memfasilitasi siswa bekerja dalam kelompok.

12 1

d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi.

13,14 2

e. Memfasilitasi siswa untuk membuktikan hipotesis.

15 1

Data processing (pengolahan data)

f. Memfasilitasi siswa untuk mengolah informasi.

(14)

39

g. Memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru.

17,18 2

Verification (pembuktian)

h. Memfasilitasi siswa untuk menemukan dan menyusun konsep.

19,20 2

Generalization

(menarik kesimpulan)

i. Memfasilitasi siswa menyusun kesimpulan berdasarkan konsep.

21 1

4. Kegiatan Akhir a. Melakukan refleksi bersama siswa.

22,23 2

b. Memberikan penguatan kepada siswa.

24 1

c. Melakukan tindak lanjut. 25,26 2

Jumlah item 26

Tabel 3.3

Kategori Lembar Observasi

Implementasi Model Pembelajaran Discovery

Jarak Interval = Skor maksimal – Skor minimal

Jumlah kelas interval

Jarak Interval = 104 − 26

4 =

78

4 = 19,5

Skor Kategori

(15)

40

2. Lembar Angket

Lembar angket dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berisi beberapa butir pernyataan dengan menggunakan Skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif berupa kata-kata antara lain: sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skor untuk butir pernyataan yang sifatnya positif yaitu sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). Sebaliknya untuk pernyataan yang bersifat negatif yaitu sangat setuju (1), setuju (2), tidak setuju (3), sangat tidak setuju (4).

(16)

41

Tabel 3.4

Kisi-kisi Lembar Angket Motivasi Belajar IPA

No. Indikator Motivasi Belajar

Nomor Pernyataan

Positif

Nomor Pernyataan

Negatif

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil. 1,3,6 2,4,5 2. Adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar.

9,11,12 7,8,10

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

13,14,15 16,17,18

4. Adanya penghargaan dalam belajar. 19,21,23 20,22,24 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam

belajar.

28,29,30 25,26,27

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

31,33,34 32,35,36

Tabel 3.5

Skor Butir Pernyataan Dalam Skala Likert

Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju 4 4

Setuju 3 3

Tidak Setuju 2 2

(17)

42

Tabel 3.6

Kategori Motivasi Belajar IPA

Jarak Interval = Skormaksimal–Skorminimal Jumlah kelas interval

Jarak Interval = 108 − 27

4 =

81

4 = 20,25

No. Skor Kategori Minat Belajar

1. Lebih dari 86 Sangat Tinggi

2. 67 sampai 86 Tinggi

3. 47 sampai 66 Rendah

4. 27 sampai 46 Sangat Rendah

3. Soal Tes

Tes diberikan untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung melalui respon seseorang terhadap pertanyaan. Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. Tes diberikan setelah akhir pembelajaran.

Tabel 3.7

Kisi-kisi Soal Prasiklus

Standar Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Nomor

7.1.2 Menyebutkan contoh penerapan gaya dalam kehidupan

sehari-5, 7, 8, 12, 15, 18, 20

(18)

43

mengubah gerak

suatu

benda

hari.

7.1.3 Mendeskripsikan contoh gaya dapat mengubah bentuk benda.

3, 6, 11, 21, 22, 25

6

7.2

Menyimpulkan

hasil percobaan

bahwa gaya

(dorongan dan

tarikan) dapat

mengubah

bentuk suatu

benda.

7.2.1 Mendeskripsikan gaya dapat mengubah arah benda.

4, 10, 14, 23 4

(19)

44

Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Siklus 1

Standar Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Nomor energi panas dan bunyi yang energi panas beserta contohnya.

8.1.3 Mengidentifikasi benda konduktor dan isolator.

17, 18, 19,

20, 21, 36 6

8.1.4 Menjelaskan pengertian sumber bunyi.

22, 23, 37,

40, 43, 44 6

8.1.5 Mengidentifikasi jenis dan sifat bunyi.

24, 25, 26, 27, 28, 38,

39

7

8.1.6 Mengidentifikasi cara-cara perambatan bunyi.

29, 30, 41,

42 4

(20)

45

Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Siklus 2

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Nomor

8.2 Menjelaskan berbagai energi

alternatif dan cara

penggunaannya.

8.2.1 Mengidentifikasi macam-macam energi

8.2.2 Menjelaskan cara penggunaan energi

8.2.3 Mengidentifikasi keuntungan dan

kelemahan energi alternatif.

13, 22, 27,

30 4

8.3 Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-energi gerak akibat pengaruh udara.

33, 34, 35,

39, 40 5

8.3.2 Menjelaskan cara pembuatan karya/model yang menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara.

36, 41, 42,

43, 45 5

(21)

46

Soal prasiklus dan siklus disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. Skala pengukuran yang digunakan pada instrumen ini adalah skala Guttman sehingga akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “benar” dan “salah” dengan teknik skoring untuk jawaban benar 1 (satu) dan untuk jawaban salah 0 (nol) (Sugiyono, 2010).

Uji instrumen butir soal pra siklus dan siklus I diujicobakan pada peserta didik kelas V di SDN Depok 05 dan SDN 01 Ngombak dengan responden 39 siswa SDN Depok 05 dan 24 siswa di SDN 01 Ngombak, jadi jumlah responden seluruhnya adalah 63 peserta didik. Sedangkan uji instrumen butir soal siklus II diujicobakan pada peserta didik kelas V SDN 01 Ngombak sebanyak 24 responden

3.4.3 Uji Validitas

Istilah valid sangat sukar dicari penggantinya. Ada yang mengganti istilah valid dengan sahih, sehingga validitas diganti menjadi kesahihan. Istilah lain dari valid ada yang menggunakan istilah cermat, sehingga validitas diterjemahkan dengan istilah kecermatan.

Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan guna untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang akan diukur (valid). Butir soal dikatakan valid apabila memiliki indeks korelasi minimal lebih dari 0,3. Apabila ada nomor butir yang memiliki indeks korelasi kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dikeluarkan dari analisis data selanjutnya karena tidak valid (dalam Eko Putro Widyoko, 2012).

a) Validitas Angket Motivasi

Dari 36 butir pernyataan yang diujikan terdapat 27 pernyataan yang dinyatakan valid dan 9 pernyataan dinyatakan tidak valid karena memiliki koefisien correlated item total correlation kurang dari 0,3

(22)

47

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Angket Motivasi Belajar IPA

Soal valid Soal tidak valid Jumlah

1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 14, 15,

Butir soal yang dipakai

27 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24,

25, 26, 27, 28, 30, 32, 34, 35, 36

a) Validitas Butir Soal Prasiklus

Dari 25 butir soal yang diujikan terdapat 18 soal yang dinyatakan valid dan 7 soal dinyatakan tidak valid. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.11

Hasil Uji Validitas Butir Soal Pra Siklus

Soal valid Soal tidak valid Jumlah

1, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 22,

23, 24

2, 8, 9, 11, 16, 21, 25 25

18 7

Butir soal yang dipakai 18

1, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24

b) Validitas Butir Soal Siklus I

Dari 45 butir soal yang diujicobakan, terdapat 33 butir soal valid dan 12 butir soal yang tidak valid. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.12

Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus 1

Soal valid Soal tidak valid Jumlah

(23)

48

33 12

Butir soal yang dipakai

30 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24,

26, 27, 28, 32, 34, 35, 36, 40, 41, 42, 44, 45

c) Validitas Butir Soal Siklus II

Dari 45 butir soal yang diujikan, terdapat 30 butir soal yang dinyatakan valid dan 15 butir soal dinyatakan tidak valid. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.13

Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus 2

Soal valid Soal tidak valid Jumlah

1, 2, 3, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 45

4, 5, 6, 7, 8, 12, 15, 16, 21,

24, 25, 29, 32, 34, 35 45

30 15

Butir soal yang dipakai

30 1, 2, 3, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 26, 27, 28,

30, 31, 32, 33, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 45

3.4.4 Uji Reliabilitas

Kata relibilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali.

Uji reliabilitas adalah untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya tetap konsisten jika pengukuran diulang pada sampel yang sama untuk waktu yang berbeda. Instrumen yang tidak reliabel (ajek) tidak dapat dikatakan konsisten untuk pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya.

(24)

49

ditentukan yaitu 0,7 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut adalah reliabel (dalam Eko Putro Widyoko, 2012).

a) Reliabilitas Angket Motivasi

Pada uji reliabilitas angket motivasi diperoleh hasil koefisien reliabilitas sebesar 0,867 dan setelah butir pernyataan yang tidak valid dibuang, koefisien reliabilitasnya menjadi 0,871. Dengan demikian pernyataan pada angket motivasi dapat digunakan sebagai instrumen penelitian yang reliabel. Hasil uji reliabilitas angket motivasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.14

Hasil Uji Reliabilitas Butir Pernyataan Angket Motivasi Belajar IPA Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.867 36

b) Reliabilitas Soal Prasiklus

Pada uji reliabilitas soal prasiklus diperoleh hasil koefisien reliabilitas sebesar 0,820 dan setelah butir soal yang tidak valid dibuang diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,811. Dengan demikian butir soal pada prasiklus dapat digunakan sebagai instrumen penelitian yang reliabel. Hasil uji reliabilitas angket motivasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.15

Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Pra Siklus Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(25)

50

c) Reliabilitas Soal Siklus I

Pada uji reliabilitas soal siklus I diperoleh hasil koefisien reliabilitas sebesar 0,886 dan setelah butir soal yang tidak valid dibuang, koefisien reliabilitasnya menjadi 0,891. Dengan demikian butir soal pada siklus I dapat digunakan sebagai instrumen penelitian yang reliabel. Hasil uji reliabilitas angket motivasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.16

Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Siklus I Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.886 45

d) Reliabilitas Soal Siklus II

Pada uji reliabilitas soal siklus II diperoleh hasil koefisien reliabilitas sebesar 0,909 dan setelah butir soal yang tidak valid dibuang menjadi 0,927. Dengan demikian butir soal pada siklus II dapat digunakan sebagai instrumen penelitian yang reliabel. Hasil uji reliabilitas angket motivasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.17

Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Siklus II Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.909 45

3.4.5 Uji Tingkat Kesukaran

(26)

51

dipandang dari kemampuan peserta didik dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut pandang guru sebagai pembuat soal.

Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus (Nana Sudjana, 2013:141) sebagai berikut:

I = 𝐵

𝑁

Keterangan:

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal N = jumlah siswa seluruhnya

Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut: 0 – 0,33 = soal kategori sukar

0,34 – 0,66 = soal kategori sedang 0,67 – 1,00 = soal kategori mudah a) Taraf kesukaran soal prasiklus

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal prasiklus dapat dilihat pada tabel 3.23 berikut:

Tabel 3.18

Analisis Tingkat Kesukaran Soal Prasiklus

Indeks

Kesukaran Nomor Soal

Nomor Soal Valid yang Digunakan

Jumlah Persentase

Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 11,

b) Taraf kesukaran soal siklus I

(27)

52

Tabel 3.19

Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

Indeks

Kesukaran Nomor Soal

Nomor Soal Valid yang Digunakan

Jumlah Persentase

Mudah 2, 4, 5, 6, 7, 9, 21,

c) Taraf kesukaran soal siklus II

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal siklus II dapat dilihat pada tabel 3.25 berikut:

Tabel 3.20

Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

Indeks Kesukaran

Nomor Soal Nomor Soal Valid yang Digunakan

Jumlah Persentase

Mudah 5, 9, 11, 14, 15, 3.5.1 Indikator proses

(28)

53

pembelajaran discovery (penemuan) pada mata pelajaran IPA. Penerapan model discovery ini dinyatakan tercapai jika berada pada kategori baik atau sangat baik. Kategori baik dinyatakan apabila guru dan peserta didik melaksanakan semua kegiatan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model discovery dan tidak ada catatan berupa masukan atau perbaikan dari observer.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis dan deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata atau penjelasan yang diperoleh dari lembar observasi.

3.6.1 Analisis Data Lembar Observasi

(29)

54

Jarak Interval = Skor maksimal – Skor minimal

Jumlah kelas interval

Jarak Interval = 104 − 26

4 =

78

4 = 19,5

Berdasarkan hasil perhitungan interval di atas, maka kategori untuk rentang skor adalah sebagai berikut:

Kurang = 26 sampai 45 Cukup = 46 sampai 65 Baik = 66 sampai 85 Sangat baik = lebih dari 85

Dari jumlah skor yang diperoleh dari observasi yang dilakukan observer, kemudian disimpulkan apakah guru dapat melaksanakan penerapan model pembelajaran discovery dengan kategori kurang, cukup, baik, atau sangat baik. Peneliti menetapkan bahwa guru dikatakan berhasil menerapkan model pembelajaran discovery jika dalam kategori baik atau sangat baik dengan melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran discovery dan tidak ada catatan dari observer.

3.6.2 Analisis Data Lembar Angket Motivasi

(30)

55

setuju. Selanjutnya hasil jawaban peserta didik dijumlahkan untuk disimpulkan dalam kategori motivasi belajar IPA yang telah ditentukan oleh peneliti. Ada 4 kategori motivasi belajar yaitu rendah, sangat rendah, tinggi, sangat tinggi dengan rentang interval skor pada setiap kategori sebagai berikut:

Jarak Interval = Skor maksimal – Skor minimal

Jumlah kelas interval

Jarak Interval = 108 − 27

4 =

81

4 = 20,25

Berdasarkan hasil perhitungan interval di atas, maka kategori untuk motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 01 Ngombak adalah sebagai berikut: Sangat rendah = 27 sampai 46

Rendah = 47 sampai 66 Tinggi = 67 sampai 86 Sangat tinggi = lebih dari 86

Dari hasil perhitungan di atas akan dapat disimpulkan kategori motivasi belajar IPA setiap peserta didik. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil jika 75% dari jumlah seluruh peserta didik meliliki kategori motivasi belajar IPA tinggi dan sangat tinggi.

3.6.3 Analisis Data Butir Soal Tes

Data mengenai hasil belajar IPA peserta didik diperoleh dari tes tertulis pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Ter tertulis berupa soal pilihan ganda. 18 soal untuk prasiklus, 30 soal untuk siklus I, dan 30 soal untuk siklus II. Skor yang diperoleh adalah 1 jika peserta didik menjawab butir soal dengan jawaban benar dan 0 jika peserta didik menjawab butir soal dengan jawaban salah. Untuk menentukan nilai peserta didik dilakukan penjumlahan seluruh jawaban benar yang berhasil dijawab oleh peserta didik dengan rumus sebagai berikut:

Nilai = Jumlah jawaban benar

(31)

56

Gambar

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi
Tabel 3.3 Kategori Lembar Observasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menunjukkan bahwa strategi yang digunakan pihak Fakultas Dakwah & komunikasi UIN Alauddin Makassar dalam menarik minat calon mahasiswa baru melalui kegiatan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode evaluasi implementasi dengan desain penelitian Single Subject Research dimana terdapat proses pembelajaran

Dari pembuatan tugas akhir ini dapat disimpulkan bahwa, sistem informasi keuangan berbasis desktop adalah sebuah sistem terkomputerisasi yang menggantikan sistem

Citra tempat tujuan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai.. yang

pH optimum dari enzim amylase misalnya dapat diperoleh dengan menentukan jumlah milligram gula yang terbentuk dari beberapa reaksi yang menggunakan

Penelitian ini membuktikan hasil yang sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh oleh (The Ninh Nguyen, Thi Thu Hoai Phan, dan Phuong Anh

Anthrax adalah penyakit hewan yang bersifat akut dan dapat menular pada manusia. Gejala yang dialami iasnya adalah halusinasi, serta

Hak-hak asasi manusia pada generasinya yang pertama sepanjang belahan pertama abad 19 memang mula-mula dikonsepkan untuk lebih menonjolkan hak-hak manusia individual yang lelaki