• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi Pertumbuhan dan Produktivitas Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Melalui Aplikasi Pemupukan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimalisasi Pertumbuhan dan Produktivitas Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Melalui Aplikasi Pemupukan."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS

JARAK PAGAR (

Jatropha curcas

L.) MELALUI

APLIKASI PEMUPUKAN

TRIANNE NOVRISKA

A24070181

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

TRIANNE NOVRISKA. Optimalisasi Pertumbuhan dan Produktivitas Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Melalui Aplikasi Pemupukan. (Dibimbing oleh MEMEN SURAHMAN dan ENDANG MURNIATI).

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pemupukan (dosis dan waktu) terhadap pertumbuhan dan produktivitas jarak pagar. Penelitian dilaksanakan di Desa Lulud, Citeureup, Kabupaten Bogor pada bulan Oktober 2010 – Juli 2011.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dua faktor. Faktor pertama dosis pupuk dan faktor kedua adalah waktu pemupukan. Dosis pupuk yang digunakan terdiri atas lima taraf, antara lain : 0 g/tanaman, 24 g/tanaman, 36 g/tanaman, 48 g/tanaman, dan 60 g/tanaman. Faktor yang kedua, yaitu waktu pemupukan dilakukan dua minggu setelah pindah tanam dan empatbelas minggu setelah pindah tanam (14 MSP). Setiap perlakuan terdiri atas 4 ulangan, sehingga perlakuan terdiri atas 40 satuan percobaan. Masing-masing satuan percobaan terdiri dari lima tanaman contoh.

Pengamatan dibagi menjadi dua tahap, yaitu fase vegetatif dan generatif. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan diolah menggunakan analisis ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan dosis dan waktu pemupukan. Dosis pemupukan sebagian besar tidak berpengaruh nyata terhadap peubah vegetatif dan generatif, kecuali terhadap peubah jumlah cabang, jumlah buah, dan jumlah cabang produktif. Perlakuan dosis pemupukan meningkatkan jumlah cabang primer, jumlah buah, dan jumlah cabang produktif. Perlakuan dosis 48 dan 60 g/tanaman memiliki pengaruh yang sama terhadap produktivitas tanaman, akan tetapi dosis 48 g/tanaman lebih efisien diaplikasikan pada tanaman karena dapat mengurangi biaya produksi.

(3)

Optimizing growth and productivity of Jatropha (Jatropha curcas

L.) with fertilizer application

Trianne Novriska1, Memen Surahman2, Endang Murniati2 1

Mahasiswa Departemen Agonomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB 2

Staf Pengajar Departemen Agonomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

Abstract

The study was conducted to determine the effect of fertilizer application (dose and time) on the growth and productivity of jatropha. Research conducted at PT. Indocement, Citeureup, Bogor regency in October 2010 - July 2011. This research using randomized complete block design (RCBD) two factors. The first factor is the dose of fertilizer, which consists of five levels, namely 0, 24, 36, 48, and 60 g / plant. The second factor is the time of fertilization, namely 2 and 14 week after transplanting (WAT). Type of fertilizer used is NPK fertilizer, with a ratio of 15:15:15. Data obtained from observations processed using various analysis (ANOVA).

Observations made in the vegetative phase of growth (plant height, leaf number, number of branches, and trunk diameter) and the generative phase (the number of productive branches, number of panicles, number of fruits, fruit weight, seed number and seed dry weight). Most of the dose of fertilization no significant effect on plant growth vegetative phase, except in the number of primary branches in 12 WAT. Significantly affect the dose of fertilization treatment increased the number of fruit and branches of productive. In general, from several observation variables (plant height, stem diameter, number of fruit, and productive branch) 48g/tanaman dose treatment tended to give better results. Fertilizer at 14 WAT is more effective, because it can have any number of fruit, fruit weight, seed number and seed dry weights were markedly higher than the 2 WAT treatment.

(4)

OPTIMALISASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS

JARAK PAGAR (

Jatropha curcas

L.) MELALUI

APLIKASI PEMUPUKAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

TRIANNE NOVRISKA

A24070181

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Judul

:

OPTIMALISASI PERTUMBUHAN DAN

PRODUKTIVITAS JARAK PAGAR (

Jatropha

curcas

L.) MELALUI APLIKASI PEMUPUKAN

Nama

:

TRIANNE NOVRISKA

NIM

:

A24070181

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Memen Surahman, MSc. Agr. Dr. Ir. Endang Murniati, MS NIP. 19630628 199002 1 002 NIP. 19471006 198003 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc.Agr NIP. 19611101 198703 1 003

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Rangkasbitung, Provinsi Banten pada tanggal 18 November 1989. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bambang Hermanto dan Oi Kartika.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Kejaksaan Rangkasbitung pada tahun 1995-2001. Kemudian melanjutkan sekolah ke SMPN 4 Rangkasbitung pada tahun 2001-2004. Tahun 2004 – 2007 penulis selanjutnya mengenyam pendidikan di SMAN 10 Bogor. Pada bulan Agustus 2007 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) penulis diterima sebagai mahasiswi di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Optimalisasi Pertumbuhan dan Produktivitas Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Melalui Aplikasi Pemupukan. Penelitian ini dilakukan karena terdorong keinginan mengetahui pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan dan produksi jarak pagar.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. Ir. Memen Surahman, MSc. Agr. dan Dr. Ir. Endang Murniati, MS selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan saran dan arahan selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Ahmad Junaedi, Msi. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran kepada penulis

2. Mama, Papa, Teteh, Dwi, Ka Ape, dan keluarga besar yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis

3. Dr. Ir. Supijatno, MS selaku pembimbing akademik yang terus memberikan arahan

4. Mas Misnen, Mba Fifin, Indah, Dini, dan teknisi yang telah membantu penulis selama penelitian

5. Ayu, Lisa, Ninit, Leo, Uyunk, Tya, Neneng, Dika, Dita, dan Wiwid yang telah memberikan dukungan baik langsung maupun tidak langsung

6. AGH 44 dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.

Bogor, Juli 2012

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 3

Hipotesis ... 3

TINJAUANPUSTAKA ... 4

Jarak Pagar ... 4

Syarat Tumbuh Jarak Pagar ... 5

Teknik Budidaya Jarak Pagar ... 5

Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan Tanaman ... 6

BAHANDANMETODE ... 9

Waktu dan Tempat Penelitian ... 9

Bahan dan Alat ... 9

Metode Penelitian ... 9

Pelaksanaan Penelitian ... 10

Pengamatan ... 10

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13

Kondisi Umum ... 13

Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan Tanaman ... 15

Pengaruh Pemupukan terhadap Produksi Tanaman ... 21

DAFTAR PUSTAKA ... 28

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Dosis dan Waktu

Pemupukan terhadap Pertumbuhan pada Fase Vegetatif ... 16 2. Pengaruh Faktor Tunggal Dosis dan Waktu Pemupukan

terhadapTinggi Tanaman Jarak Pagar ... 17 3. Pengaruh Faktor Tunggal Dosis dan Waktu Pemupukan

terhadap Jumlah Daun Jarak Pagar ... 18 4. Pengaruh Faktor Tunggal Dosis dan Waktu Pemupukan

terhadap Jumlah Cabang ... 19 5. Pengaruh Faktor Tunggal Dosis dan Waktu Pemupukan

terhadap Diameter Batang Tanaman ... 20 6. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Dosis dan Waktu

Pemupukan Pada Fase Generatif ... 22 7. Pengaruh Faktor Tunggal Dosis dan Waktu Pemupukan

terhadap Jumlah Malai, Jumlah Buah, Bobot Buah, dan Cabang

Produktif ... 23 8. Pengaruh Faktor Tunggal Dosis dan Waktu Pupuk terhadap

Jumlah Biji, Bobot Biji Kering ... 24 9. Rekapitulasi Lima Taraf Dosis Pemupukan terhadap Peubah

Pengamatan pada Fase Vegetatif dan Generatif ... 26 10. Rekapitulasi Dua Taraf Waktu Pemupukan terhadap Peubah

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Curah Hujan Bulanan di PT. Indocement, Citeureup, Bogor ... 13

2. Suhu Bulanan di PT. Indocement, Citeureup, Bogor ... 14

3. Hama yang Menyerang Jarak Pagar Selama Penelitian ... 14

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Hasil Analisis Tanah di Kebun Percobaan PT. Indocement,

Citeureup, Kabupaten Bogor, Bogor ... 32 2. Kandungan Hara Pupuk Kandang Sapi ... 32 3. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Dosis dan Waktu

Pemupukan terhadap Tinggi Tanaman Jarak Pagar ... 33 4. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Dosis dan Waktu

Pemupukan terhadap Jumlah Daun Tanaman Jarak Pagar ... 34 5. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Dosis dan Waktu

Pemupukan terhadap Jumlah Cabang Primer Tanaman Jarak

Pagar ... 35 6. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Dosis dan Waktu

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, penggunaan bahan bakar minyak akan semakin besar. Pertambahan jumlah penduduk berbanding terbalik dengan ketersediaan minyak bumi yang terus menyusut. Menurut Hasnam (2008) cadangan minyak bumi akan semakin menipis dan konsumsi bahan bakar minyak semakin tinggi. Dengan demikian diperlukan alternatif energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan bahan bakar adalah minyak nabati. Minyak nabati merupakan minyak yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak ini dapat dijadikan sebagai biodiesel untuk energi dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk menjadi bahan bakar rumah tangga. Tanaman yang dapat menghasilkan minyak nabati, diantaranya kelapa sawit, ubi kayu, jagung, dan jarak pagar (Ditjenbun, 2009).

Jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat menjadi sumber energi alternatif. Jarak pagar pada mulanya hanya digunakan sebagai pembatas (pagar). Sekarang ini jarak pagar mulai dibudidayakan secara luas karena biji jarak pagar menghasilkan minyak yang dapat dimanfaatkan sebagai biodiesel (Astuti, 2009). Nurcholis dan Sumarsih (2007) menambahkan biji jarak pagar juga dapat digunakan untuk membuat sabun dan pestisida. Bungkil biji (setelah diambil minyaknya) dapat digunakan sebagai pupuk organik yang kaya unsur hara nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).

Karakter minyak jarak tidak banyak berbeda dengan karakteristik minyak diesel, kecuali memiliki kadar sulfur yang lebih rendah, serta nilai cetane yang lebih tinggi, sehingga aman terhadap lingkungan (Pranowo et al., 2008). Selain itu keuntungan minyak jarak pagar sebagai biodiesel antara lain adalah minyak jarak pagar tidak termasuk kategori minyak makan (edible oil) sehingga pemanfaatannya tidak mengganggu penyediaan kebutuhan minyak makan (Ditjenbun, 2007).

(13)

dan kerusakan-kerusakan akibat berbagai aktivitas manusia. Di Luxor, Mesir, jarak pagar juga digunakan untuk penghutanan kembali gurun pasir dengan bantuan sedikit pengairan (Hasnam, 2008).

Teknik budidaya yang baik sangat diperlukan dalam budidaya tanaman, khususnya jarak pagar untuk mendapatkan hasil yang maksimum. Salah satu aspek penting dalam teknik budidaya ini adalah pemupukan. Pemupukan merupakan kegiatan penambahan unsur hara pada tanah untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Menurut Pranowo (2008) untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi tanaman jarak pagar yang tinggi, penambahan pupuk mutlak diperlukan.

Marsono dan Paulus (2001) menyatakan bahwa dosis pupuk adalah jumlah pupuk yang harus diberikan atau yang dianjurkan per satuan tanaman atau per satuan luas lahan. Pupuk jika diberikan berlebihan dapat mematikan tanaman, sedangkan jika tanaman kekurangan hara maka pertumbuhan tidak akan maksimal. Dosis pupuk yang tepat untuk memperoleh tanaman yang memiliki produktivitas maksimum sangat diperlukan. Menurut Priyanto (2007) hingga saat ini belum ada rekomendasi khusus untuk pemupukan tanaman jarak pagar. Waktu pemupukan juga harus diperhatikan agar penggunaan pupuk dapat efektif. Penelitian mengenai dosis pupuk yang optimum dan waktu pemupukan yang tepat diperlukan agar produktivitas jarak pagar dapat maksimum.

Genotipe Bengkulu merupakan genotipe hasil seleksi sebelumnya. Genotipe ini dapat menghasilkan 10 buah dalam satu malai. Menurut Afandi (2009) keberhasilan reproduksi genotipe Bengkulu lebih besar bila dibandingkan dengan genotipe Palembang, Kediri, dan Lampung. Upaya peningkatan keberhasilan reproduksi perlu diarahkan pada peningkatan pembentukan buah, misalnya dengan perbaikan teknik budidaya, seperti pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit serta meningkatkan penyerbukan dengan meningkatkan jumlah serangga penyerbuk.

(14)

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis pupuk yang optimal dan waktu pemupukan yang tepat agar tanaman jarak pagar genotipe terpilih (Bengkulu) memiliki pertumbuhan dan produktivitas yang maksimum.

Hipotesis

(15)

TINJAUAN PUSTAKA

Jarak Pagar

Jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman semak berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropis. Tanaman ini dikenal dengan berbagai nama di Indonesia, seperti jarak kosta, jarak budeg (Sunda), jarak gundul, jarak pager (Jawa), kalekhe paghar (Madura), jarak pager (Bali). Jarak pagar termasuk ke dalam Famili Euphorbiaceae dan Genus Jatropha.

Jarak pagar merupakan salah satu tanaman penghasil minyak yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Keuntungan penggunaan jarak pagar antara lain minyak jarak pagar tidak digunakan untuk minyak makan, dapat ditanam secara tumpangsari, sebagai tanaman alternatif di lahan marjinal dan iklim kering, dapat dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan, dapat berproduksi hingga lebih dari 30 tahun, sebagai sumber pendapatan tambahan bagi petani di lahan marjinal (Syakir, 2009). Biji jarak pagar selain bijinya diambil untuk biodiesel, juga dapat digunakan untuk membuat sabun dan pestisida. Bungkil biji (setelah diambil minyaknya) dapat digunakan sebagai pupuk organik yang kaya unsur nitrogen, fosfor, dan kalium (Nurcholis dan Sumarsih, 2007).

Jarak pagar merupakan tanaman tahunan yang berbunga sepanjang tahun. Jarak pagar adalah tanaman monoecious, berkelamin satu (uniseksual), jarang yang biseksual. Bunga berwarna kuning kehijauan, berupa bunga majemuk berbentuk malai. Syakir (2009) menyatakan bahwa untuk pembungaan dibutuhkan cuaca kering dengan sinar matahari penuh.

(16)

Syarat Tumbuh Jarak Pagar

Jarak Jarak pagar dapat tumbuh baik pada dataran rendah hingga ketinggian 800 mdpl, dengan suhu yang mendukung berkisar 20-35oC (Nurcholis dan Sumarsih, 2007). Syakir (2009) menambahkan, tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis maupun subtropis dengan curah hujan sekitar 500-1 500 mm. Tanah yang sangat sesuai untuk tanaman ini adalah tanah geluh pasiran (sandy loam), namun jarak pagar juga dapat tumbuh pada kondisi tanah lempung berat dengan drainase yang baik. Herman et al. (2008) menyatakan bahwa jarak pagar dapat toleran terhadap kondisi tanah-tanah masam atau alkalin (terbaik pada pH 5-6,5).

Jarak pagar dapat tumbuh di tanah yang berbatu, berpasir, dan tanah yang bersifat basa, seperti tanah yang terbentuk di daerah kapur. Tanaman ini dapat tumbuh secara liar pada kondisi tanah yang terbatas atau di tanah marginal. Berdasarkan sifatnya, jarak pagar dapat digunakan sebagai tanaman pioner di lahan kritis (Nurcholis dan Sumarsih, 2007). Tingkat produktivitas dapat dipengaruhi oleh potensi genetik, kondisi lingkungan, dan teknologi atau manajemen pengelolaan tanaman. Jarak pagar toleran terhadap lahan marjinal dan iklim kering akan tetapi tetap membutuhkan air dan suplai hara optimal untuk berproduksi maksimum (Syakir, 2009).

Teknik Budidaya Jarak Pagar

Jarak tanam yang biasanya digunakan untuk tanaman ini adalah 2x3 m untuk populasi 1.600 tanaman/ha, 2x2 m dengan populasi 2.500 tanaman/ha, atau 1,5x2 m untuk populasi 3.300 tanaman/ha. Penanaman bibit jarak pagar sebaiknya dilakukan pada awal atau selama musim hujan sehingga kebutuhan air untuk tanaman tercukupi. Bibit biasanya dipindah tanam setelah berumur 2-3 bulan.

(17)

karena secara alami gulma telah beradaptasi dengan ekosistem lebih baik daripada tanaman yang dibudidayakan.

Tanaman jarak pagar merupakan tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit jika ditanam secara tumpangsari (Priyanto, 2007). Jika tanaman ini ditanam secara luas dengan sistem monokultur, risiko terkena hama dan penyakit semakin tinggi. Asbani et al. (2008) melaporkan beberapa jenis hama yang biasa menyerang tanaman jarak pagar, antara lain tungau, Selenothrips rubrocinctus, kutu putih, rayap, kepik, dan ulat pengorok daun. Hama yang biasanya menyerang seperti kepik lembing dan kutu bertepung putih. Yulianti et al. (2008) menambahkan beberapa jenis penyakit yang biasanya menyerang tanaman ini adalah penyakit layu bakteri, busuk arang, busuk pucuk, busuk setek, layu fusarium, hawar daun, antraknosa, dan powdery mildew.

Jarak pagar mulai berbunga setelah berumur 3-4 bulan dan pembentukan buah terjadi saat berumur 4-5 bulan. Pemanenan dapat dilakukan ketika 75% buah di tangkai telah mengering dan sisa buah lainnya berwarna kuning kehijauan. Pemanenan dilakukan secara manual menggunakan tangan atau gunting. Menurut Priyanto (2007) produktivitas jarak pagar dapat mencapai 3.5-4.5 kg biji per pohon per tahun. Dengan tingkat populasi tanaman 2 500-3 300 tanaman per hektar, tingkat produktivitas bisa mencapai 8-15 ton biji/ha. Jika rendemen minyak sebesar 35%, setiap hektar lahan dapat diperoleh 2.5-5 ton minyak per tahun.

Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan Tanaman

Perbedaan kandungan hara tanah (media tanam) dan perbedaan kebutuhan hara tanaman menyebabkan unsur hara yang diperlukan juga berbeda. Menurut Agustina (1990) kebutuhan unsur hara dapat dibedakan menjadi unsur hara makro dan mikro. Hara makro merupakan hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, seperti N, P, K, Mg, S, Ca, C, H, dan O. Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, seperti Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, Bo, dan Mo.

(18)

menyatakan bahwa untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi tanaman jarak pagar yang tinggi, penambahan pupuk mutlak diperlukan. Pada lahan dengan pemberian pupuk kandang 5 kg per pohon dapat meningkatkan produksi daun sampai satu setengah kali dibandingkan dengan produksi daun pada tanaman jarak pagar yang tidak dipupuk, sedangkan terhadap produksi dapat meningkat sampai 128 %.

Indranada (1989) menyatakan bahwa pemupukan yang efektif melibatkan persyaratan kuantitatif dan kualitatif. Persyaratan kuantitatifnya adalah dosis pupuk, sedangkan persyaratan kualitatifnya meliputi empat hal, yaitu unsur hara yang diberikan dalam pemupukan relevan dengan masalah nutrisi yang ada, waktu pemupukan dan penempatan dosis yang tepat, unsur hara yang berada pada waktu dan tempat yang tepat dapat diserap oleh tanaman, dan unsur hara yang diserap digunakan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitasnya.

Unsur hara dapat dikatakan esensial jika tumbuhan tidak dapat melengkapi daur hidupnya (sampai menghasilkan biji yang dapat tumbuh) apabila unsur tersebut tidak tersedia. Selain itu, unsur tersebut merupakan penyusun suatu molekul atau bagian tumbuhan yang esensial bagi kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Misalnya nitrogen merupakan komponen penyusun protein dan enzim, fosfor yang berperan dalam fotosintesis, respirasi dan berbagai proses metabolisme lainnya, dan kalium berperan sebagai aktivator berbagai enzim dan mengatur proses membuka dan menutupnya stomata (Lakitan, 2008).

Dosis pupuk adalah jumlah pupuk yang harus diberikan atau yang dianjurkan untuk per satuan tanaman atau per satuan luas lahan. Pupuk jika berlebihan diberikan dapat mematikan tanaman, sedangkan jika tanaman kekurangan hara maka pertumbuhan tidak akan maksimal. Jumlah pupuk yang diaplikasikan harus sesuai dengan kebutuhan tanaman agar penggunaan pupuk dapat efisien (Marsono dan Paulus, 2001).

(19)

Berdasarkan hasil penelitian Putri (2009) perlakuan dosis pemupukan tidak mempengaruhi secara nyata terhadap jumlah buah, bobot basah buah, dan bobot biji kering per tanaman serta bobot biji kering per hektar. Apabila dibandingkan dengan dosis 80 g/tanaman, dosis pupuk 40 g/tanaman cenderung memberikan hasil tertinggi, yaitu 15.50 buah/tanaman, 50.65 g bobot basah biji/tanaman, 30.72 bobot kering biji/tanaman dan 81.15 kg bobot kering biji/hektar, sedangkan hasil terendah diperoleh pada perlakuan tanpa pupuk. Menurut Mahmud (2007) pemenuhan kebutuhan nutrisi pada jarak pagar di lahan kering berpasir adalah 200 kg/ha pupuk NPK dengan aplikasi pemupukan sebanyak 2x dengan selang waktu 4 bulan (Juni-Oktober).

(20)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2010 hingga Juli 2011. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan PT. Indocement, Citeureup, Kabupaten Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit jarak pagar genotipe Bengkulu, pupuk kandang, pupuk NPK, dan cendawan mikoriza. Alat yang digunakan diantaranya adalah timbangan, jangka sorong dan alat-alat pertanian pada umumnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT). Perlakuan yang dilakukan terdiri atas dua faktor, yaitu dosis dan waktu pemupukan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK dengan perbandingan 15:15:15. Dosis pupuk yang digunakan terdiri atas lima taraf, antara lain : 0, 24, 36, 48, dan 60 g/tanaman. Faktor yang kedua adalah waktu pemupukan, dilakukan pada saat dua dan empatbelas minggu setelah pindah tanam (MSP). Setiap perlakuan terdiri atas 4 ulangan, sehingga perlakuan terdiri atas 40 unit. Setiap unit percobaan terdiri atas 5 tanaman contoh. Model aditif linear untuk rancangan yang digunakan adalah :

Yijk= µ + Pi + €k+ Wj + (PW)ij+ εijk Keterangan :

Yijk : nilai peubah yang diamati µ : rataan umum

Pi : pengaruh dosis pemupukan ke-i €k : pengaruh ulangan ke-k

(21)

(PW)ij : pengaruh interaksi dosis pemupukan ke-i dan waktu aplikasi pemupukan ke-j

εijk : pengaruh galat karena pengaruh perlakuan dosis pemupukan ke-i dengan waktu aplikasi pemupukan ke-j

Apabila hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh yang nyata, dilakukan analisis uji lanjut dengan metode Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

Pelaksanaan Penelitian

Bibit jarak pagar dilakukan pindah tanam ke lapang setelah berumur 3 bulan. Kedalaman lubang tanam yang digunakan adalah 30x30x30 cm dengan jarak tanam 2x2 m. Pada saat pindah tanam setiap lubang tanam diberikan furadan. Analisis tanah dilakukan sebelum aplikasi pemupukan. Tanah pada lahan penelitian memiliki pH 7.8 dengan kesuburan tanah yang sangat rendah (Lampiran 1).

Pupuk kandang sebagai pupuk dasar diberikan 2 minggu sebelum pindah tanam sebanyak 2 kg/pohon. Aplikasi pupuk yang pertama dilakukan pada saat dua minggu setelah pindah tanam (2MSP) sesuai dengan dosis perlakuan. Aplikasi pupuk kedua dilakukan ketika 14 MSP. Setiap perlakuan pemupukan diberikan mikoriza sebanyak 10 g/tanaman. Pemupukan dilakukan dengan cara melingkari tanaman, kurang lebih 15 cm dari batang tanaman, kemudian ditutup kembali dengan tanah agar tidak menguap dan tidak hanyut terbawa air.

Pemeliharaan yang dilakukan terdiri atas pengendalian gulma dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan gulma dilakukan secara manual maupun dengan melakukan penyemprotan menggunakan herbisida, selain itu juga dilakukan pembumbunan di sekeliling tanaman. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan melakukan penyemprotan menggunakan pestisida.

Pengamatan

(22)

Pengamatan mulai dilakukan pada 2 MSP sampai memasuki fase generatif (14 MSP). Pengamatan ini terdiri atas beberapa peubah, diantaranya :

1. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah hingga pucuk tertinggi. Pengukuran dilakukan setiap dua minggu sekali.

2. Jumlah daun

Daun mulai dihitung jika daun telah berwarna hijau. Penghitungan jumlah daun hanya dilakukan pada batang utama setiap dua minggu sekali.

3. Diameter batang

Diameter batang diukur menggunakan jangka sorong. Pengukuran mulai dilakukan setelah pindah tanam setiap dua minggu sekali.

4. Jumlah cabang primer

Menghitung cabang primer tanaman setiap dua minggu sekali selama fase vegetatif.

b. Pengamatan fase generatif

Pengamatan pada fase generatif dilakukan ketika tanaman telah berbunga. Jika tanaman telah memasuki fase generatif, maka pengamatan vegetatif dihentikan. Pengamatan generatif dilakukan sampai 38 MSP, terdiri atas beberapa peubah pengamatan, diantaranya sebagai berikut :

1. Jumlah cabang produktif

Banyaknya cabang yang menghasilkan buah pada setiap tanaman. Penghitungan dilakukan dua minggu sekali hingga panen.

2. Jumlah malai per tanaman

Banyaknya malai yang dihasilkan setiap tanaman. Penghitungan dilakukan dua minggu sekali selama fase generatif.

3. Jumlah buah per tanaman

Menghitung total buah yang dihasilkan setiap tanaman hingga panen. 4. Bobot buah per tanaman

Bobot buah dihitung dari total buah yang dihasilkan dari setiap tanaman yang telah dipanen.

(23)

Jumlah biji per tanaman dihitung setelah buah dipanen. Buah kemudian dibuka dan dihitung jumlah bijinya, lalu dijumlahkan total bijinya untuk setiap tanaman.

6. Bobot biji kering per tanaman

(24)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Jarak Pagar Indocement yang bertempat di Desa Lulud, Citeureup, Kabupaten Bogor. Lokasi berada pada ketinggian 200 mdpl. Jarak pagar dapat tumbuh baik pada dataran rendah hingga ketinggian 800 mdpl (Nurcholis dan Sumarsih, 2007). Berdasarkan hasil analisis tanah yang dilakukan, tanah termasuk kedalam golongan loam (lempung) dengan pH tanah sebesar 7.8. Menurut Herman et al. (2008) jarak pagar dapat toleran terhadap kondisi tanah-tanah masam atau alkalin (terbaik pada pH 5-6.5).

Curah hujan selama penelitian (Oktober 2010-Juli 2011) berfluktuatif. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November 2010 sebesar 376 mm dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Maret 2011 sebesar 122 mm (Gambar 1.). Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson selama penelitian terus mengalami bulan basah. Rata-rata suhu pada saat penelitian adalah 26.8oC (Gambar 2). Menurut Nurcholis dan Sumarsih (2007) suhu yang mendukung pertumbuhan tanaman berkisar 20 – 35oC.

Gambar 1.Curah Hujan Bulanan di PT. Indocement, Citeureup, Bogor 0

50 100 150 200 250 300 350 400

(25)

Gambar 2. Suhu Bulanan di PT. Indocement, Citeureup, Bogor

Hama yang menyerang tanaman jarak pagar selama penelitian diantaranya adalah kutu putih, tungau, dan thrips (Gambar 3.). Populasi thrips umumnya hidup di permukaan bawah daun dengan menghisap cairan daun. Gejala yang ditimbulkan adalah daun menjadi keriting, kuning, kemudian gugur. Serangan hama ini lebih banyak terjadi pada fase vegetatif. Hama yang cukup mengganggu pada fase generatif adalah serangan tungau. Serangan ini menyebabkan daun menjadi berkerut dan terjadi penebalan. Asbani et al (2008) menyatakan daun yang terserang tungau menjadi kaku dan terasa kasar, lebih tebal, dan tidak berkembang normal yang akan mengakibatkan daun gugur dan terganggunya pembungaan.

Keterangan: Hama kutu putih (a), tungau (b), thrips (c)

Gambar 3. Hama yang Menyerang Jarak Pagar Selama Penelitian 25,40

25,60 25,80 26,00 26,20 26,40 26,60 26,80 27,00 27,20 27,40 27,60

Suhu (ᵒC)

c b

(26)

Penyakit yang menyerang tanaman diantaranya adalah antraknosa dan layu bakteri (Gambar 4.). Layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum yang memiliki gejala awal daun menjadi layu kemudian kering dan rontok. Biasanya serangan bakteri ini menyebabkan tanaman menjadi mati (Yulianti, 2008). Pengendalian yang dilakukan adalah dengan mencabut tanaman agar tidak menyerang tanaman yang lain.

Keterangan : Penyakit antraknosa (a), layu bakteri (b)

Gambar 4. Penyakit yang Menyerang Jarak Pagar Selama Penelitian. Beberapa jenis gulma dominan yang banyak terdapat di lahan penelitian, antara lain Mimosa pudica, Axonopus compresus, dan Ageratum conyzoides. Pengendalian gulma dilakukan secara semi mekanik dan kimia. Pengendalian secara semi mekanik dilakukan dengan menggunakan cangkul di piringan tanaman, sedangkan gulma yang berada di luar piringan dikendalikan dengan penyemprotan herbisida.

Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan Tanaman

Berdasarkan data hasil pengamatan yang dilakukan terhadap pertumbuhan vegetatif (tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun ,dan diameter batang), tidak ada interaksi yang nyata antara waktu pemupukan dan dosis pupuk yang diberikan hingga akhir pengamatan pada fase ini (14 MSP). Perlakuan pemberian dosis pupuk menunjukkan pengaruh nyata terhadap jumlah cabang primer pada 14 MSP, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap peubah tinggi tanaman, dan diameter batang. Perlakuan waktu pemupukan menunjukkan pengaruh yang sangat nyata untuk peubah tinggi tanaman pada 12 MSP dan berpengaruh nyata

(27)

pada peubah tinggi tanaman 6, 8, 10 dan 14 MSP, tetapi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap peubah jumlah cabang dan diameter batang (Tabel 1.).

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Dosis dan Waktu Pemupukan terhadap Pertumbuhan pada Fase Vegetatif

Peubah Umur Perlakuan

MSP Dosis Waktu Dosis x Waktu

Tinggi tanaman 2 tn tn tn

4 tn tn tn

6 tn * tn

8 tn * tn

10 tn * tn

12 tn ** tn

14 tn * tn

Jumlah daun 2 tn tn tn

4 tn tn tn

6 tn tn tn

8 tn tn tn

10 tn tn tn

12 tn tn tn

14 tn tn tn

Jumlah cabang 4 tn tn tn

6 tn tn tn

8 tn tn tn

10 tn tn tn

12 tn tn tn

14 * tn tn

Diameter batang 2 tn tn tn

4 tn tn tn

6 tn tn tn

8 tn tn tn

10 tn tn tn

12 tn tn tn

14 tn tn tn

Keterangan : tn = tidak nyata, * = nyata, ** = sangat nyata, MSP = minggu setelah pindah tanam

(28)

(termasuk ke dalam bulan basah). Walaupun jarak pagar toleran terhadap lahan marjinal dan iklim kering tetapi tetap membutuhkan air dan suplai hara optimal untuk berproduksi maksimum (Syakir, 2009).

Tinggi tanaman

Perlakuan dosis pemupukan tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Berdasarkan hasil pengamatan, dosis pupuk yang paling baik untuk tinggi tanaman adalah 48 g/tanaman yaitu sebesar 56.05 cm pada umur tanaman 14 MSP (Tabel 2.). Menurut Sunarya dan Ruskandi (2008), tanaman jarak pagar memerlukan pemupukan terutama pupuk N. Pemberian pupuk N 72 g/pohon akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif (tinggi tanaman dan jumlah cabang) dibandingkan dengan pemberian pupuk N 33 g/pohon dan tanpa pemberian N, dengan penambahan pupuk P dan K yang sama takarannya. Penelitian tersebut menggunakan pupuk tunggal yang mengandung nitrogen 72 g/tanaman. Penelitian pemupukan ini menggunakan pupuk dengan perbandingan NPK 15:15:15. Dengan demikian perlakuan 60 g/tananam hanya mampu menyediakan sebanyak 9 g N, 9 g P, dan 9 g K. Jumlah tersebut diduga belum mampu mencukupi kebutuhan hara tanaman karena kondisi lahan yang tidak subur.

Tabel 2. Pengaruh Faktor Tunggal Dosis dan Waktu Pemupukan terhadapTinggi Tanaman Jarak Pagar

Perlakuan Umur (MSP)

2 4 6 8 10 12 14

Dosis cm

d1 (0 g/tan) 41.72 42.71 44.08 46.42 47.50 48.98 50.38 d2 (24 g/tan) 39.38 40.46 43.48 46.72 48.79 50.49 52.73 d3 (36 g/tan) 40.48 41.26 43.23 44.86 48.40 47.98 47.61 d4 (48 g/tan) 40.56 41.73 45.70 48.70 51.71 53.99 56.05 d5 (60 g/tan) 40.65 41.20 43.48 46.51 48.46 49.86 50.88 Waktu

2 MSP 40.75 42.05 45.40a 48.19a 51.28a 52.98a 53.94a 14 MSP 40.36 40.92 42.70b 45.09b 46.67b 47.54b 49.13b Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang berbeda

menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT, MSP : minggu setelah pindah tanam

(29)

nyata berbeda dibandingkan perlakuan tanpa pupuk. Tanaman yang dipupuk pada 2 MSP (minggu setelah pindah tanam) memiliki hasil tertinggi, yaitu 53,94 cm. Sedangkan aplikasi pupuk yang dilakukan pada 14 MSP memiliki hasil terendah, yaitu 49,13 cm. Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman pada awal penanaman untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif (Jumin, 2008). Menurut Indranada (1989) nitrogen diserap tanaman dalam bentuk NO3- dan NH4+ dan merupakan salah satu unsur hara yang sangat sering membatasi hasil tanaman. Hanafiah (2005) menambahkan nitrogen berfungsi sebagai penyusun semua protein (asam-asam amino dan enzim) dan klorofil, dalam koenzim dan asam-asam nukleat, serta hormon tumbuh seperti sitokinin dan auksin.

Jumlah daun

Perlakuan dosis maupun waktu pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap peubah jumlah daun. Dosis 24 g/tanaman memiliki jumlah daun terbanyak pada 14 MSP, yaitu sebanyak 12.5 daun dan waktu pemupukan 2 MSP cenderung memberikan jumlah daun yang lebih banyak, yaitu 10.5 helai (Tabel 3.). Kedua perlakuan pemupukan ini tidak berpengaruh nyata diduga dikarenakan pengamatan peubah jumlah daun dilakukan hanya pada batang utama.

Tabel 3. Pengaruh Faktor Tunggal Dosis dan Waktu Pemupukan terhadap Jumlah Daun Jarak Pagar

Perlakuan Umur (MSP)

2 4 6 8 10 12 14

Dosis

d1 (0 g/tan) 7.7 12.7 13.8 12.2 9.2 8.0 9.0 d2 (24 g/tan) 7.7 13.3 13.1 13.3 10.0 12.6 12.5 d3 (36 g/tan) 7.6 11.8 12.7 11.3 9.2 8.1 8.3 d4 (48 g/tan) 7.6 13.6 13.8 14.0 11.0 9.9 10.1 d5 (60 g/tan) 7.3 12.4 12.1 12.3 10.8 9.7 8.6 Waktu

2 MSP 7.7 13.1 13.1 13.3 10.7 10.7 10.5

14 MSP 7.5 12.4 12.2 11.9 9.4 8.6 8.9

Keterangan : MSP = minggu setelah pindah tanam

(30)

MSP terjadi penurunan jumlah daun, diduga tanaman mulai memasuki fase generatif.

Jumlah cabang primer

Perlakuan dosis pemupukan dan waktu pemupukan tidak menunjukkan adanya interaksi terhadap peubah jumlah cabang. Sebagian besar perlakuan dosis pemupukan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah cabang yang dihasilkan, kecuali pada 14 MSP. Perlakuan dosis 24 g/tanaman memiliki jumlah cabang terbanyak yaitu 4.9 cabang, sedangkan kontrol memiliki jumlah cabang terkecil yaitu 2.8 (Tabel 4.).

Tabel 4. Pengaruh Faktor Tunggal Dosis dan Waktu Pemupukan terhadap Jumlah Cabang Primer

Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT, MSP = minggu setelah pindah tanam

Waktu pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang primer, waktu pemupukan 2 MSP cenderung memberikan jumlah cabang lebih banyak dibandingkan dengan 14 MSP, yaitu sebanyak 3.8 cabang. Secara statistik, baik dosis maupun waktu pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang primer yang dihasilkan, akan tetapi sebagian besar tanaman budidaya membutuhkan hara yang cukup di awal pertanaman untuk membantu tanaman agar tumbuh optimum. Hal ini dapat dilihat pada perlakuan kontrol saat 14 MSP yang memiliki jumlah cabang primer lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman yang diberi perlakuan pemupukan pada awal penanaman.

Perlakuan Umur (MSP)

4 6 8 10 12 14

Dosis

d1 (0 g/tan) 0.6 1.9 3.1 3.0 2.3 2.8b

d2 (24 g/tan) 0.5 3.7 5.1 4.9 3.9 4.9a

d3 (36 g/tan) 0.9 2.9 3.6 3.7 2.7 3.0b

d4 (48 g/tan) 0.8 3.0 4.5 5.2 3.3 3.5ab

d5 (60 g/tan) 0.5 2.8 3.6 4.3 2.8 3.6ab

Waktu

2 MSP 0.5 3.1 4.6 4.4 3.3 3.8

(31)

Jumlah cabang yang fluktuatif diduga disebabkan oleh beberapa bakal calon cabang yang tidak tumbuh atau berkembang menjadi cabang. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Martina (2010) bahwa terjadi penurunan jumlah cabang pada saat 10 MSP yang disebabkan tanaman jarak sudah mulai berbunga sehingga fotosintat yang dihasilkan digunakan untuk pembentukan bunga dan buah.

Diameter Batang Tanaman

Dosis maupun waktu pemupukan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap peubah diameter. Dosis 48 g/tanaman memberikan hasil tertinggi dibandingkan dosis yang lainnya yaitu sebesar 2.07 cm, sedangkan kontrol memberikan hasil terendah yaitu 1.74 cm. Perlakuan waktu 2 MSP cenderung memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan 14 MSP yaitu sebesar 1.97 cm (Tabel 5.).

Tabel 5. Pengaruh Faktor Tunggal Dosis dan Waktu Pemupukan terhadap Diameter Batang Tanaman (cm)

Perlakuan Umur (MSP)

2 4 6 8 10 12 14

Dosis cm

d1 (0 g/tan) 1.06 1.23 1.38 1.57 1.67 1.7 1.74 d2 (24 g/tan) 1 1.33 1.51 1.75 1.91 1.93 2.02 d3 (36 g/tan) 1.07 1.28 1.38 1.53 1.68 1.76 1.81 d4 (48 g/tan) 1.05 1.3 1.52 1.71 1.91 1.99 2.07 d5 (60 g/tan) 1.07 1.27 1.46 1.62 1.72 1.83 1.95 Waktu

2 MSP 1.08 1.29 1.42 1.68 1.85 1.91 1.97

14 MSP 1.06 1.27 1.45 1.59 1.71 1.77 1.86 Keterangan : MSP = minggu setelah pindah tanam

(32)

terhadap kerusakan mekanis dan serangan penyakit), selain itu dapat menurunkan kualitas dari tanaman (Foth, 1988).

Perlakuan dosis dan waktu pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang, tetapi tanaman yang diberi pupuk memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan tanpa pupuk (kontrol) (Tabel 5). Menurut Lakitan (2008) unsur nitrogen, fosfor, dan kalium termasuk ke dalam unsur hara esensial. Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis atau nekrosis pada berbagai organ tanaman.

Berdasarkan hasil penelitian, tinggi tanaman dan diameter yang paling tinggi terdapat pada perlakuan pemupukan dengan dosis 48 g/tanaman, sedangkan tanaman yang memiliki jumlah daun dan cabang terbanyak terdapat pada dosis pupuk 24 g/tanaman. Hal ini diduga karena waktu pembungaan yang tidak seragam. Tanaman yang dipupuk dengan dosis 48 g/tanaman lebih cepat mengalami pembungaan, sehingga hara yang tersedia bagi tanaman lebih difokuskan terhadap pembentukan bunga, buah, dan pemasakan buah. Sedangkan tanaman yang dipupuk dengan dosis 24 g/tanaman masih mengalami fase vegetatif.

Pengaruh Pemupukan terhadap Komponen Produksi Tanaman

Berdasarkan hasil pengamatan, tidak terdapat interaksi yang nyata antara dosis dengan waktu pemupukan terhadap peubah pengamatan pada fase generatif. Perlakuan dosis pupuk menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap peubah jumlah buah dan cabang produktif, tetapi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap peubah pengamatan yang lain. Waktu pemupukan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap peubah jumlah biji dan bobot biji kering. Selain itu perlakuan waktu pemupukan juga memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah buah dan bobot buah, tetapi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah malai dan cabang produktif (Tabel 6).

(33)

dan jaringan. Fotosintat atau hasil bersih fotosintesis adalah hasil dari produksi energi yang dapat berupa buah, biji, daun dan batang (Jumin, 2008).

Pada fase generatif, curah hujan cukup tinggi. Rata-rata curah hujan pada fase generatif (Januari-Juli 2011) adalah 231 mm per bulan dengan suhu rata-rata 27oC. Syakir (2009) menyatakan bahwa untuk pembungaan dibutuhkan cuaca kering dengan sinar matahari penuh. Nurcholis dan Sumarsih (2007) menambahkan pada musim kering dan suhu tinggi serta penyinaran penuh, akan memacu munculnya banyak bunga sehingga produksi biji tinggi. Pada musim hujan, produksi lebih rendah.

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Dosis dan Waktu Pemupukan Pada Fase Generatif

Peubah Perlakuan

Dosis Waktu Dosis x Waktu

Jumlah malai tn tn tn

Jumlah buah * * tn

Bobot buah tn * tn

Jumlah biji tn ** tn

Cabang produktif * tn tn

Bobot biji kering tn ** tn

Keterangan : tn = tidak nyata, * = nyata, ** = sangat nyata

Perlakuan dosis dan waktu tidak berbeda nyata terhadap jumlah malai yang dihasilkan. Dosis 48 g/tanaman memiliki jumlah malai terbanyak yaitu 6.42 malai dan jumlah malai terkecil dihasilkan oleh perlakuan kontrol yaitu sebesar 4 malai per tanaman. Walaupun tidak berbeda nyata, perlakuan 2 MSP cenderung memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan 14 MSP, yaitu sebesar 5.84 malai per tanaman (Tabel 7.).

(34)

dibandingkan dengan dosis 80 g/tanaman, dosis pupuk 40 g/tanaman cenderung memberikan hasil tertinggi, yaitu 15.50 buah/tanaman, 50.65 g BB biji/tanaman, 30.72 BK biji/tanaman dan 81.15 kg BK biji/hektar, sedangkan hasil terendah diperoleh pada perlakuan tanpa pupuk.

Tabel 7. Pengaruh Faktor Tunggal Dosis dan Waktu Pemupukan terhadap Jumlah Malai, Jumlah Buah, Bobot Buah, dan Cabang Produktif per Tanaman

Perlakuan Peubah pengamatan

∑ Malai ∑ Buah Bobot buah (g) Cabang produktif Dosis

d1 (0 g/tan) 4 7.81b 25.45 2.00b

d2 (24 g/tan) 5.91 8.33b 35.26 2.25b

d3 (36 g/tan) 6.34 13.66a 57.15 2.08b

d4 (48 g/tan) 6.42 15.19a 52.94 2.71ab

d5 (60 g/tan) 5.85 12.23ab 50.84 3.55a

Waktu

2 MSP 5.84 9.97b 34.62b 2.31

14 MSP 5.75 13.50a 57.21a 2.85

Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT

Perlakuan waktu pemupukan berpengaruh nyata terhadap jumlah buah yang dihasilkan. Waktu pemupukan 14 MSP memiliki hasil yang nyata lebih tinggi, yaitu 13.50 buah per tanaman. Fosfor merupakan bagian yang esensial dari berbagai gula fosfat yang berperan dalam reaksi-reaksi pada fase gelap fotosintesis, respirasi, dan berbagai proses metabolisme lainnya. Fosfor juga merupakan bagian dari nukleotida (dalam RNA dan DNA) dan fosfolipida penyusun membran (Lakitan, 2008). Jumin (1988) menambahkan manfaat pemupukan fosfat yaitu memperbaiki pembungaan, mempercepat pemasakan buah, dan mengurangi kerontokan buah.

(35)

Perlakuan dosis tidak memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah biji dan bobot biji kering. Dosis pupuk 60 g/tanaman cenderung memiliki hasil tertinggi pada kedua peubah ini dibandingkan yang lainnya yaitu masing-masing sebesar 17.71 biji dan 10.00 g (Tabel 8.). Penggunaan pupuk kandang memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Jumin, 2008). Tan (dalam Hartatik dan Widowati, 2008) menyatakan bahwa pupuk kandang sapi dapat mengandung unsur hara N, P, K, Ca, Mg, S dan Fe. Pranowo et al. (2008) menambahkan pada lahan dengan pemberian pupuk kandang 5 kg per pohon, produksi dapat meningkat sampai 128%. Hal ini membuktikan bahwa untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi tanaman jarak pagar yang tinggi, penambahan pupuk mutlak dilakukan.

Tabel 8. Pengaruh Faktor Tunggal Dosis dan Waktu Pemupukan terhadap Jumlah Biji, Bobot Biji Kering per Tanaman

Perlakuan Peubah Pengamatan

Jumlah biji Bobot biji kering (g) Dosis

d1 (0 g/tan) 8.06 4.21

d2 (24 g/tan) 11.15 6.17

d3 (36 g/tan) 16.73 9.56

d4 (48 g/tan) 15.33 8.78

d5 (60 g/tan) 17.71 10.00

Waktu

2 MSP 9.72b 5.75b

14 MSP 19.09a 10.41a

Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT, BSP = bulan setelah pindah tanam

(36)

Dosis berpengaruh nyata terhadap jumlah buah dan cabang produktif, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap peubah lainnya (jumlah biji, bobot biji kering). Hal ini diduga karena tidak dilakukan pemanenan terhadap semua buah. Tanaman mulai banyak menghasilkan buah ketika bulan Juli dan pemanenan dihentikan.

Perlakuan 2 MSP memiliki pertumbuhan yang lebih baik bila dibandingkan dengan 14 MSP (Tabel 2), sedangkan perlakuan 14 MSP memberikan produksi yang lebih tinggi (Tabel 7 dan 8). Produksi pada 2 MSP lebih rendah dari 14 MSP, hal ini diduga karena pemberian dosis pupuk atau hara tidak tersedia hingga fase generatif atau hanya cukup memenuhi kebutuhan pertumbuhan vegetatif. Perlakuan 14 MSP memiliki pertumbuhan vegetatif yang lebih rendah dibandingkan dengan 2 MSP. Hal ini diduga disebabkan dari awal penanaman tidak ada penambahan unsur hara dan kondisi tanah yang kurang subur (lampiran 1) sehingga tanaman terhambat fase vegetatifnya, namun setelah pemberian pupuk pada 14 MSP tanaman mengalami peningkatan pertumbuhan yang mendukung produktivitas tanaman.

(37)

besar, apalagi jika didukung dengan curah hujan yang tinggi seperti halnya di Bogor (3 500-4 000 mm th-1).

Perlakuan dosis 24, 48, dan 60 g/tanaman nyata meningkatkan jumlah cabang primer pada fase vegetatif. Perlakuan dosis 48 dan 60 g/tanaman memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan dosis lainnya pada peubah pengamatan jumlah cabang primer, jumlah buah, dan jumlah cabang produktif (Tabel 9.). Jika dilihat dari biaya produksi maka dosis 48 g/tanaman lebih efisien diaplikasikan untuk tanaman.

Tabel 9. Rekapitulasi Nilai Lima Taraf Dosis Pemupukan terhadap Tiga Karakter Penyeleksi Jarak Pagar Genotipe Bengkulu

Perlakuan Peubah pengamatan

JCPri JB JCPro Total

Dosis

d1 (0 g/tan) 0

d2 (24 g/tan) √ 1

d3 (36g/tan) √ 1

d4 (48g/tan) √ √ √ 3

d5 (60g/tan) √ √ √ 3

Keterangan : √ = menunjukkan nilai tertinggi, JCPri = jumlah cabang primer, JB = jumlah buah, JCPro = jumlah cabang produktif

Perlakuan waktu pemupukan 14 MSP memiliki total nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan 2 MSP (Tabel 10). Pemupukan pada saat 14 MSP lebih efektif dilakukan karena dapat meningkatkan hasil tanaman, dapat dilihat dari peubah jumlah buah, bobot buah, jumlah biji, dan bobot biji kering.

Tabel 10. Rekapitulasi Nilai Dua Taraf Waktu Pemupukan terhadap Lima Karakter Penyeleksi Jarak Pagar Genotipe Bengkulu

Perlakuan Peubah Pengamatan

TT JB BB JBi BBK Total

Waktu

2 MSP √ 1

14 MSP √ √ √ √ 4

(38)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat interaksi antara perlakuan dosis dan waktu pemupukan.

Perlakuan dosis meningkatkan jumlah cabang primer, jumlah buah, dan jumlah cabang produktif. Perlakuan dosis 48 dan 60 g/tanaman memiliki pengaruh yang sama terhadap produktivitas tanaman, akan tetapi dosis 48 g/tanaman lebih efisien diaplikasikan pada tanaman karena dapat mengurangi biaya produksi.

Perlakuan waktu pemupukan sebagian besar meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil. Pemupukan pada saat 14 MSP lebih efektif dilakukan karena dapat memiliki hasil yang lebih tinggi.

Saran

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, R. 2009. Keberhasilan Reproduksi Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) : Penyerbukan Alami dan Buatan. Skripsi. Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 39 hlm.

Agustina, L. 1990. Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta. 69 hlm.

Asbani, N., A. M. Amir, dan Subiyakto. 2008. Inventarisasi Hama Tanaman Jarak Pagar. Prosiding Lokakarya II Status Teknologi Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. hlm 97-103.

Astuti, Y. 2009. Budidaya dan Manfaat Jarak Pagar (Jatropha curcas L). http://reseach.mercubuana.ac.id. [5 Maret 2010].

Direktorat Jenderal Perkebunan, 2007. Pedoman Budidaya Tanaman Jarak Pagar. http://ditjenbun.deptan.go.id/tahunanbun/tahunan. [5 Maret 2010].

Effendi, D. S., A. S. Tjokrowardojo, dan E. Djauhariya. 2008. Pengendalian Gulma Pada Pertanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Prosiding Lokakarya II Status Teknologi Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. hlm 83-90.

Foth, H. D. 1984. Dasar-dasar Ilmu Tanah (diterjemahkan dari : Fundamentals of Soil Science, penerjemah: Endang D. P., Dwi R. L., dam Rahayuning T.). Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. 782 hlm.

Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 355 hlm.

Hasnam. 2008. Status Perbaikan dan Penyediaan Bahan Tanam Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Prosiding Lokakarya II Status Teknologi Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. hlm 7-16.

Herman, M., D. Pranowo, dan A. M. Hasibuan. 2008. Pola Tanam Berbasis Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Prosiding Lokakarya II Status Teknologi Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. hlm 66-71.

Indranada, H. K. 1989. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bina Aksara. Jakarta. 90 hlm.

(40)

Lakitan, B. 2008. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 206 hlm.

Mahmud, Z. 2007. Fenomena Buah Jarak Pagar Berbiji Kopong. Infotek Jarak Pagar. Volume 2 no 4. http://www.deptan.go.id/teknologi/INFOTEK/2007 /pdf/InfoTek%20JP%20No%204-2007.pdf. [4 Maret 2012].

Marsono dan S. Paulus. 2001. Pupuk Akar dan Jenis Aplikasi. Penebar Swadaya : Jakarta. 96 hlm.

Martina, L. 2010. Karakterisasi Morfologi dan Agronomi Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Beberapa Aksesi Indonesia Bagian Barat. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nurcholis, M. dan S. Sumarsih. 2007. Jarak Pagar dan Pembuatan Biodiesel. Kanisius. Yogyakarta. 83 hlm.

Pranowo, D., Maman H., dan Yulius F. 2008. Pengaruh Pengolahan Tanah dan Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Awal Jarak Pagar. http://balittas.litbang.deptan.go.id. [31 Desember 2010].

Prihandana, R. dan R. Hendroko. 2006. Petunjuk Budidaya Jarak Pagar. Agromedia Pustaka. Jakarta. 84 hlm.

Primanti, I. S. dan O. Haridjaja. 2005. Potensi Pencucian Pupuk Majemuk Phonska serta Pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan Produksi Bayam (Amaranthus tricolor L.) pada Latosol dengan Kandungan Liat yang Berbeda. Jurnal Tanah dan Lingkungan. Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Vol 7 no 1. hlm 22-26.

Priyanto, U. 2007. Menghasilkan Biodiesel Jarak Pagar Berkualitas. Agromedia. Jakarta. 52 hlm.

Putri, D.S. 2009. Pengaruh Pemangkasan dan Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 44 hlm.

Romli, M., Budi H., dan M. Machfud. 2006. Pengaruh Dosis Pupuk N, P, dan K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Prosiding Lokakarya II Status Teknologi Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat.

Sunarya, A. dan Ruskandi. 2008. Teknik aplikasi pupuk N, P, dan K pada tanaman jarak pagar. Buletin Teknik Pertanian. Vol 13 no.1.

(41)

Tan, K. H. 1993.Environmental Soil Science. Dalam W. Hartatik dan L. R. Widowati. Pupuk Kandang, 2008. http://Balittanah.litbang.go.id. [2 Agustus 2012].

(42)
(43)

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah di Kebun Percobaan PT. Indocement, Citeureup, Kabupaten Bogor, Bogor

Sifat Tanah Satuan Analisis Hara Tanah Golongan

Pasir % 42 -

Debu % 34 -

Liat % 24 -

pH (H2O) - 7.8 agak basa

pH (KCl) - 7.4 -

C-organik % 0.67 sangat rendah

N-Organik % 0.05 sangat rendah

C/N - 13 sedang

P-HCl 25% mg/100g 47 tinggi

K-HCl 25% mg/100g 11 rendah

P-Bray 1 ppm 1.9 sangat rendah

K-Morgan ppm 43 -

Ca-dd cmol(+)/kg 24.3 sangat tinggi

Mg-dd cmol(+)/kg 6.03 tinggi

K-dd cmol(+)/kg 0.08 sangat rendah

Na-dd cmol(+)/kg 1.83 sangat tinggi

KTK cmol(+)/kg 23.2 sedang

KTKefektif cmol(+)/kg 32.3 -

KB % > 100 sangat tinggi

Al-dd cmol(+)/kg 0 rendah

H-dd cmol(+)/kg 0 rendah

Lampiran 2. Kandungan Hara Pupuk Kandang Sapi

Sumber Pupuk Kandang N P K Ca Mg S Fe

(44)

Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Dosis dan Waktu Pemupukan terhadap Tinggi Tanaman Jarak Pagar

Waktu

Sumber Keragaman db JK KT F-hit Pr > F KK (%) Pengamatan

(MSP)

2 Ulangan 3 7 2.33 0.19 0.9028tn 8.66

Waktu 1 1.55 1.55 0.13 0.7255tn

Dosis 4 22.17 5.54 0.45 0.7718tn WaktuxDosis 4 98 24.5 1.99 0.125tn

Galat 27 332.89 12.33

Total Terkoreksi 39 461.61

4 Ulangan 3 155.1 51.7 3.42 0.0313* 9.38 Waktu 1 12.11 13.11 0.87 0.36tn

Dosis 4 21.95 5.49 0.36 0.88327tn WaktuxDosis 4 79.24 19.81 1.31 0.2912tn

Galat 27 408.13 15.11

Total Terkoreksi 39 677.53

6 Ulangan 3 277.84 92.61 6.38 0.0021** 8.65

Waktu 1 72.52 72.52 5 0.0339*

Dosis 4 30.57 7.64 0.53 0.7172tn WaktuxDosis 4 72.89 18.22 1.26 0.3118tn

Galat 27 391.98 14.51

Total Terkoreksi 39 845.8

8 Ulangan 3 542.69 180.89 10.03 0.0001** 9.1 Waktu 1 95.91 95.91 5.32 0.029*

Dosis 4 59.9 14.98 0.83 0.5175tn WaktuxDosis 4 82.19 20.54 1.14 0.3591tn

Galat 27 486.89 18.03

Total Terkoreksi 39 1267.59

10 Ulangan 3 896.05 298.68 9.37 0.0002** 11.53 Waktu 1 212.47 212.47 6.67 0.0156*

Dosis 4 82.51 20.63 0.65 0.6336tn WaktuxDosis 4 188.96 47.24 1.48 0.2352tn

Galat 27 860.45 31.87

Total Terkoreksi 39 2240.44

12 Ulangan 3 880.35 293.45 8.63 0.0004** 11.6 Waktu 1 296.64 296.64 8.72 0.0064**

Dosis 4 167.6 41.9 1.23 0.3207tn WaktuxDosis 4 302.79 75.7 2.23 0.0927tn

Galat 27 918.1 34

Total Terkoreksi 39 2565.49

14 Ulangan 3 783.25 261.08 6.99 0.0013** 11.86 Waktu 1 231.55 231.55 6.2 0.0192*

Dosis 4 311.69 77.93 2.09 0.1103tn WaktuxDosis 4 306.02 76.5 2.05 0.1157tn Galat 27 1008.24 37.34

Total Terkoreksi 39 2640.75

(45)

Lampiran 4. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Dosis dan Waktu Pemupukan terhadap Jumlah Daun Tanaman Jarak Pagar

Waktu

Sumber Keragaman db JK KT F-hit Pr > F KK (%) Pengamatan

(MSP)

2 Ulangan 3 2.45 0.816 0.47 0.71tn 17.34

Waktu 1 0.66 0.66 0.38 0.54tn

Dosis 4 1.088 0.27 0.16 0.96tn WaktuxDosis 4 2.72 0.93 0.54 0.71tn

Galat 27 46.77 1.73

Total Terkoreksi 39 54.7

4 Ulangan 3 39.21 12.09 2.74 0.0627* 17.1

Waktu 1 5.22 5.22 1.1 0.3046tn

Dosis 4 15.5 3.87 0.81 0.5279tn WaktuxDosis 4 32.33 8.08 1.7 0.18tn

Galat 27 128.69 4.77

Total Terkoreksi 39 220.95

6 Ulangan 3 158.07 52.69 5.63 0.0039** 24.19 Waktu 1 7.88 7.88 0.84 0.367tn

Dosis 4 27.68 6.92 0.74 0.5732tn WaktuxDosis 4 43.65 10.91 1.17 0.3475tn

Galat 27 252.59 9.355

Total Terkoreksi 39 489.87

8 Ulangan 3 83.39 27.8 4.76 0.0086** 19.11 Waktu 1 19.88 19.88 3.4 0.076tn

Dosis 4 26.5 9.12 1.56 0.2128tn WaktuxDosis 4 32.85 8.21 1.41 0.2586tn

Galat 27 157.66 5.84

Total Terkoreksi 39 330.28

101 Ulangan 3 119.34 39.78 2.72 0.0642* 18.29 Waktu 1 15.41 15.41 1.05 0.3138tn

Dosis 4 24.64 6.16 0.42 0.7921tn WaktuxDosis 4 53.78 13.44 0.92 0.4674tn

Galat 27 395.07 14.63

Total Terkoreksi 39 608.23

121 Ulangan 3 102.88 34.3 1.83 0.1652tn 21.36 Waktu 1 42.13 442.13 2.25 0.1452tn

Dosis 4 111.19 27.8 1.48 0.2344tn WaktuxDosis 4 169.92 42.13 2.27 0.0879tn

Galat 27 505.44 18.72

Total Terkoreksi 39 931.57

141 Ulangan 3 68.95 22.98 1.58 0.2184tn 21.41 Waktu 1 23.71 23.71 1.63 0.2130tn

Dosis 4 91.82 22.96 1.58 0.2102tn WaktuxDosis 4 115.46 28.87 1.99 0.1272tn

Galat 25 362.96 14.52

Total Terkoreksi 37 667.5

(46)

Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Dosis dan Waktu Pemupukan terhadap Jumlah Cabang Primer Tanaman Jarak Pagar Waktu

Sumber Keragaman db JK KT F-hit Pr > F KK (%) Pengamatan

(MSP)

41 Ulangan 3 14.71 4.90 6.03 0.0028** 30 Waktu 1 0.70 0.70 0.86 0.3610tn

Dosis 4 0.91 0.91 0.28 0.8877tn WaktuxDosis 4 0.78 0.78 0.24 0.9126tn

Galat 27 21.96 0.81

Total Terkoreksi 39 39.68

61 Ulangan 3 18.19 6.06 2.97 0.0495* 24.71 Waktu 1 3.16 3.16 1.55 0.2237tn

Dosis 4 12.66 3.17 1.55 0.2157tn WaktuxDosis 4 12.47 3.12 1.53 0.2223tn

Galat 27 55.09 2.04

Total Terkoreksi 39 101.57

81 Ulangan 3 10.94 3.65 1.27 0.3042tn 18.97 Waktu 1 12.32 12.32 4.30 0.0479*

Dosis 4 20.81 5.20 1.81 0.1553tn WaktuxDosis 4 13.43 3.36 1.17 0.3459tn

Galat 27 77.44 2.87

Total Terkoreksi 39 134.93

101 Ulangan 3 39.78 12.26 3.88 0.0199* 18.48 Waktu 1 0.89 0.89 0.26 0.6150tn

Dosis 4 25.67 6.42 1.88 0.1434tn WaktuxDosis 4 26.06 6.51 1.91 0.1384tn

Galat 27 92.28 3.42

Total Terkoreksi 39 184.66

121 Ulangan 3 12.95 4.32 3.34 0.0341* 17.84 Waktu 1 4.49 4.49 3.47 0.0734tn

Dosis 4 13.78 3.45 2.66 0.0540tn WaktuxDosis 4 3.52 0.88 0.68 0.6114tn

Galat 27 34.92 1.29

Total Terkoreksi 39 69.66

141 Ulangan 3 3.62 1.21 0.69 0.5678tn 16.15 Waktu 1 2.92 2.92 1.66 0.2082tn

Dosis 4 24.30 6.08 3.46 0.0208* WaktuxDosis 4 3.52 0.88 0.56 0.7352tn

Galat 27 47.37 1.75

Total Terkoreksi 39 81.72

(47)

Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Dosis dan Waktu Pemupukan terhadap Diameter Batang Tanaman Jarak Pagar Waktu

Sumber Keragaman db JK KT F-hit Pr > F KK (%) Pengamatan

(MSP)

2 Ulangan 3 0.036 0.012 2.62 0.0715tn 6.36 Waktu 1 0.004 0.004 0.91 0.3482tn

Dosis 4 0.004 0.001 0.26 0.9005tn WaktuxDosis 4 0.002 0 0.15 0.9628tn

Galat 27 0.124 0.004

Total Terkoreksi 39 0.172

4 Ulangan 3 0.185 0.062 4.08 0.0164* 9.6 Waktu 1 0.002 0.001 0.10 0.7502tn

Dosis 4 0.042 0.010 0.69 0.6051tn WaktuxDosis 4 0.022 0.005 0.37 0.8303tn

Galat 27 0.408 0.015

Total Terkoreksi 39 0.658

6 Ulangan 3 0.454 0.151 5.36 0.0050** 11.6 Waktu 1 0.039 0.039 1.38 0.2497tn

Dosis 4 0.148 0.037 1.31 0.2899tn WaktuxDosis 4 0.059 0.015 0.52 0.7212tn

Galat 27 0.762 0.028

Total Terkoreksi 39 1.462

8 Ulangan 3 0.918 0.306 8.30 0.0005** 11.73 Waktu 1 0.083 0.083 2.25 0.1456tn

Dosis 4 0.263 0.066 1.79 0.1607tn WaktuxDosis 4 0.165 0.413 1.12 0.3674tn

Galat 27 0.996 0.037

Total Terkoreksi 39 2.425

10 Ulangan 3 1.43 0.48 9.28 0.0002** 12.74 Waktu 1 o.21 0.21 4.06 0.0539tn

Dosis 4 0.48 0.12 2.32 0.0829tn WaktuxDosis 4 0.29 0.07 1.42 0.2550tn

Galat 27 1.39 0.05

Total Terkoreksi 39 3.78

12 Ulangan 3 1.43 0.48 6.44 0.0020** 14.78 Waktu 1 0.20 0.20 2.72 0.1108tn

Dosis 4 0.44 0.11 1.48 0.2353tn WaktuxDosis 4 0.47 0.12 1.59 0.2062tn

Galat 27 2.00 0.07

Total Terkoreksi 39 4.55

14 Ulangan 3 1.67 0.56 6.67 0.0016** 15.07 Waktu 1 0.13 0.13 1.60 0.2166tn

Dosis 4 0.63 0.16 1.90 0.1392tn WaktuxDosis 4 0.66 0.17 1.99 0.1238tn

Galat 27 2.25 0.08

Total Terkoreksi 39 5.35

(48)

Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Komponen Produksi Peubah

Sumber Keragaman db JK KT F-hit Pr > F KK (%) Pengamatan

Jumlah Malai1 Ulangan 3 58.13 19.38 5.33 0.0056** 18.74 Waktu 1 2.33 2.33 0.64 0.4311tn

Dosis 4 35.38 8.84 2.43 0.0740tn WaktuxDosis 4 30.39 7.60 2.09 0.1123tn

Galat 25 90.91 3.64

Total Terkoreksi 37 202.44

Cabang Produktif1 Ulangan 3 11.00 3.67 3.76 0.0241* 16.84 Waktu 1 1.56 1.16 1.18 0.2872tn

Dosis 4 12.66 3.16 3.24 0.0291* WaktuxDosis 4 5.84 1.46 1.50 0.2348tn

Galat 24 23.41 0.98

Total Terkoreksi 36 54.57

Jumlah Buah1 Ulangan 3 422.24 140.75 6.68 0.0020** 19.57 Waktu 1 147.77 147.77 7.01 0.0141*

Dosis 4 250.71 62.68 2.97 0.0398* WaktuxDosis 4 151.27 37.82 1.79 0.1630tn Galat 24 505.97 21.08

Total Terkoreksi 36 1465.32

Bobot Buah2 Ulangan 3 5676.55 1892.18 2.25 0.1084tn 19.12 Waktu 1 4943.87 4943.87 5.88 0.0232*

Dosis 4 4756.41 1189.20 1.41 0.2596tn WaktuxDosis 4 4275.12 1068.79 1.27 0.3090tn Galat 24 20187.8 841.16

Total Terkoreksi 36 38936.73

Jumlah Biji2 Ulangan 3 758.70 252.9 2.81 0.0611tn 15.79 Waktu 1 842.15 842.15 9.35 0.0054**

Dosis 4 385.18 96.30 1.07 0.3933tn WaktuxDosis 4 288.46 72.11 0.80 0.5365tn Galat 24 2160.94 90.04

Total Terkoreksi 36 4387.28

Bobot Biji Kering2 Ulangan 3 220.44 73.48 2.81 0.0609tn 16.84 Waktu 1 205.74 205.74 7.87 0.0098**

Dosis 4 148.50 37.12 1.42 0.2575tn WaktuxDosis 4 54.73 13.68 0.52 0.7194tn Galat 24 627.30 26.14

Total Terkoreksi 36 1236.40

(49)

Lampiran 8. Kondisi Tanaman pada Akhir Pengamatan

2 MSP 0 g/tanaman 14 MSP 0 g/tanaman

2 MSP 24 g/tanaman 14 MSP 24 g/tanaman

2 MSP 36 g/tanaman 14 MSP 36 g/tanaman

(50)

2 MSP 60 g/tanaman 14 MSP 60 g/tanaman

(51)

RINGKASAN

TRIANNE NOVRISKA. Optimalisasi Pertumbuhan dan Produktivitas Jarak

Pagar (Jatropha curcas L.) Melalui Aplikasi Pemupukan. (Dibimbing oleh

MEMEN SURAHMAN dan ENDANG MURNIATI).

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh aplikasi

pemupukan (dosis dan waktu) terhadap pertumbuhan dan produktivitas jarak

pagar. Penelitian dilaksanakan di Desa Lulud, Citeureup, Kabupaten Bogor pada

bulan Oktober 2010 –Juli 2011.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak

(RKLT) dua faktor. Faktor pertama dosis pupuk dan faktor kedua adalah waktu

pemupukan. Dosis pupuk yang digunakan terdiri atas lima taraf, antara lain : 0

g/tanaman, 24 g/tanaman, 36 g/tanaman, 48 g/tanaman, dan 60 g/tanaman. Faktor

yang kedua, yaitu waktu pemupukan dilakukan dua minggu setelah pindah tanam

dan empatbelas minggu setelah pindah tanam (14 MSP). Setiap perlakuan terdiri

atas 4 ulangan, sehingga perlakuan terdiri atas 40 satuan percobaan.

Masing-masing satuan percobaan terdiri dari lima tanaman contoh.

Pengamatan dibagi menjadi dua tahap, yaitu fase vegetatif dan generatif.

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan diolah menggunakan analisis ragam

(ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara

perlakuan dosis dan waktu pemupukan. Dosis pemupukan sebagian besar tidak

berpengaruh nyata terhadap peubah vegetatif dan generatif, kecuali terhadap

peubah jumlah cabang, jumlah buah, dan jumlah cabang produktif. Perlakuan

dosis pemupukan meningkatkan jumlah cabang primer, jumlah buah, dan jumlah

cabang produktif. Perlakuan dosis 48 dan 60 g/tanaman memiliki pengaruh yang

sama terhadap produktivitas tanaman, akan tetapi dosis 48 g/tanaman lebih efisien

diaplikasikan pada tanaman karena dapat mengurangi biaya produksi.

Perlakuan waktu pemupukan sebagian besar meningkatkan pertumbuhan

tanaman dan hasil. Pemupukan pada saat 14 MSP lebih efektif dilakukan karena

dapat memiliki hasil yang lebih tinggi. TR Pa ME pe pe pe pe pe p pe pe p p pe p pe pee pee pe p p p pe p p pe pe p pee p p pe pe p p pe p p p p p p p p pee pe pe pe p p pee p pe p p p p p pe pe p p p p p pe p peeeee pe pe pe pe p p pe p p p p p p p p p pe p p p p p p p p p p p p p p p p p m pa pa pa pa pa pa pa pa pa pa pa pa pa p p pa paa pa pa pa pa paa pa paaa paa pa p pa p p p p p pa p p pa pa p p p p pa pa p pa pa pa p p p pa pa pa pa p p p p p p paa p pa p p p p p pa p pa p p p pa pa p p p p p p pa p p p p p p p p p p g bu bu bu bu bu bu bu bu b b b b bu bu bu b b b bu bu bu bu bu bu b bu buu b buu bu bu buu bu b b b bu bu bu bu b b b b buuu b b bu b bu bu b buuuuuuu b b b b b bu b b b b b bu b bu bu bu b b b b b l (R (R ( (R (R (R (R (R (R (R (R (R (RR (R (R ( (R (R (R (RRR (R (R (RR (R (RRR (R (R (R (RR (RRRR (R (RRRRR (R (R (RR (R (RR (RRR ( (RRR (R ( (RRR (RRRR ( (RRR (R (RRR (R ( (RR (R (R (R (RR ( ( ( ( (RR ( (RR (RR ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( K pe pe pe pe pe pe pe pe pe pe pe pe pe pe pe p pe pe pe pe p pe pe pe p pe pe pe pe p pe pe p pe p pe p pe p p p pe pe p p p p p p pe pe pe p pe p p pee p pe pe p p p p p pe pe pe p p pe p pee p pe p p p pe pe p p pe p pe p p p p pe p p pee p p p p p p m g/ g/ g/ g/ g/ g/ g/ g/ g/ g// g/ g/ g// g/ g/ g/ g g// g/ g/ g/// g/ g g/ g// g/ g/ g/ g// g/ g/ g/ g g g/ g/ g g g/ g// g/ g g g// g g g g g g g g g g g g g gtttt

ya ya ya ya y ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya y ya y y y ya yaaa ya ya y y y y ya ya y ya ya ya yaa ya yaa ya ya yaa ya yaa ya ya ya y yaaa y y ya y y yaa y y y y y ya ya yaa ya ya y y ya y y y ya ya ya ya y y y ya y ya yaa ya y ya ya ya y y y ya y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y n da da da da da da da da da d da da da da d d da d da daa da da da da da da da da da d d d da da da d da d da da da d da d da da da d d d d d da da d d d d da d d d d d d d d d d d d d d d d d d d da d d da d d d d d d d d d d d d d d d d d da d d d d n at at at at at at at at at at att at at at att a a at at attt at attt a at at atttt at at at a at att att a a at at att att att att at a a a at at at a a at at at at a a att at a a att at a a attt a a a a a at at at a att a a at a a at at att a a a a a at a a aaaaaa

ma ma m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m Da (AN per ber peu do do do do do d do do d do do d do do do do d do d d do do d do do do do d do do do do d d do do d do do do do do do do d do d d do do d do d d d do do do d d doo doo do do d d doo d do dooo d d d doo doo do d d d dooo d d d d d d d doo d d d d d d d d do d do dooo d d doooo d d d d d d d d d d d ca ca ca ca ca caaa ca ca ca ca ca caaaaa ca ca ca caaa ca caa caaa ca ca caa caaa caa caa c ca c ca c caa c c ca ca c c ca c c c caaa c c c c c caaaa caaaaa caaaaaa caab sa saa saa sa sa saaaaaaaa s s sa s saaaaa saa sa sa s s saaaaaa saaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaam

di di di di di d d di di d di di di di d d d di di d di di d d di d d d d di di d d d d d d d d di d di d di di d d d d d d d d d d d d di di d d d di d d di d d d d d di d d d d d d d d d d d d d di d d d d d d d d d d dii di d d diii di diiaa

ta ta ta ta t ta t ta t t ta t t t t ta t t t t t t t t ta taa taa taaaaaaa ta ta tannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

(52)

Trianne Novriska1, Memen Surahman2, Endang Murniati2 1

Mahasiswa Departemen Agonomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB 2

Staf Pengajar Departemen Agonomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

Abstract

The study was conducted to determine the effect of fertilizer application (dose and time) on the growth and productivity of jatropha. Research conducted at PT. Indocement, Citeureup, Bogor regency in October 2010 - July 2011. This research using randomized complete block design (RCBD) two factors. The first factor is the dose of fertilizer, which consists of five levels, namely 0, 24, 36, 48, and 60 g / plant. The second factor is the time of fertilization, namely 2 and 14 week after transplanting (WAT). Type of fertilizer used is NPK fertilizer, with a ratio of 15:15:15. Data obtained from observations processed using various analysis (ANOVA).

Observations made in the vegetative phase of growth (plant height, leaf number, number of bra

Gambar

Gambar 1. Curah Hujan Bulanan di PT. Indocement, Citeureup, Bogor
Gambar 2. Suhu Bulanan di PT. Indocement, Citeureup, Bogor
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Dosis dan Waktu
Tabel 3. Pengaruh Faktor Tunggal Dosis dan Waktu Pemupukan terhadap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Abstraksi — Agen Manning dalam manajemen tentu tidak mudah untuk mengelola ratusan kru dari berbagai tingkat latar belakang sertifikasi yang berbeda dan beragam Dalam

Grand theory atau di dalam Alligood disebut dengan Nursing Conceptual Model dan Nursing Theories apabila dibandingkan dengan level teori diatasnya yaitu meta

Metode kualitatif yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik analisis data deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif dan deskriptif komparatif. Analisis

KORELASI ANTARA REFLUX SYMPTOM INDEX (RSI) DAN REFLUX FINDING SCORE (RFS) PADA PENDERITA DENGAN GEJALA REFLUKS LARINGOFARING DI POLIKLINIK THT-KL RSUP.. ADAM

pengembangan pada pengimplementasian sistem nantinya. Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan metode Blackbox. Pengujian dilakukan kepada responden yang terdiri

Ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan, di antaranya kertas sigaret yang ditempelkan di atas perforasi setelah tepinya dilukai dengan asam trikloroasetat

Setiap item jawaban bernilai 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) sesuai dengan tingkat jawaban nya.. Instrument yang dapat dipercaya dan yang reliable akan menghasilkan data