• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA AKSESI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) YANG BERPOTENSI SEBAGAI BATANG BAWAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA AKSESI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) YANG BERPOTENSI SEBAGAI BATANG BAWAH"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA AKSESI JARAK PAGAR

(Jatropha curcas L.) YANG BERPOTENSI

SEBAGAI BATANG BAWAH

NIKEN ANUGRAHA NINGTYAS

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

(2)

ABSTRAK

NIKEN ANUGRAHA NINGTYAS. Respon Pertumbuhan Beberapa Aksesi Jarak Pagar (Jatropha

curcas L.) yang Berpotensi sebagai Batang Bawah. Dibimbing oleh Hadisunarso dan Hamim.

Karakter batang bawah yang baik berperan penting untuk menghasilkan bibit jarak pagar berkualitas dan mendukung batang atas yang berproduksi tinggi. Penelitian ini bertujuan mendapatkan aksesi jarak pagar yang berpotensi sebagai batang bawah serta memperoleh jenis media yang baik bagi pertumbuhan bibit asal biji. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap dengan 2 faktor dan 5 ulangan. Faktor pertama ialah jenis aksesi (S1, S2, S3, J1, J2, J3, B1, B2, B3, JB, dan IP3P). Faktor kedua ialah jenis media, yaitu kompos 100% (K) dan campuran tanah dan kompos 1:2 (TK). Tanaman jarak pagar pada media TK menghasilkan tinggi tanaman, panjang akar primer tunggang, panjang akar primer samping, diameter akar primer tunggang, dan jumlah akar sekunder pada akar tunggang, lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman pada media K. Aksesi jarak pagar berpengaruh nyata terhadap semua peubah yang diamati, kecuali panjang akar sekunder pada akar tunggang, diameter akar sekunder pada akar tunggang, dan jumlah akar sekunder pada akar samping. Berdasarkan pada pertumbuhan tajuk serta pertumbuhan akar primer dan sekunder yang baik, diperoleh aksesi-aksesi yang berpotensi sebagai batang bawah. Aksesi S1, S2, S3, B2, dan IP3P merupakan aksesi yang berpotensi sebagai batang bawah pada media K, sedangkan aksesi S2, J2, dan J3 berpotensi sebagai batang bawah pada media TK.

Kata kunci: batang bawah, jarak pagar (Jatropha curcas L.), aksesi

ABSTRACT

NIKEN ANUGRAHA NINGTYAS. Growth Response of Some Physic Nuts (Jatropha curcas L.) Accession that Potensial as Rootstock. Under direction of HADISUNARSO and HAMIM.

Rootstock characters are important in producing high quality of seedling to support high production of scion. The aims of this study were to obtain the high quality of Jatropha rootstocks and to determine effect of media on seedling growth. The experiment was designed as a Completely Randomized Design with two factors and five replications. The first factor was accessions (S1, S2, S3, J1, J2, J3, B1, B2, B3, JB, and IP3P). The second factor was the type of media i.e. 100% compost (K) and soil plus compost media (1:2 v/v) (TK). The result showed that type of media had significant effect on plant height, taproot length, lateral root length, taproot diameter, and number of secondary taproot. Growth of physic nut seedlings in TK media was better than in K media. Type of accession had significant effect on shoot and root growth; however, the secondary taproot length and diameter, and number of secondary lateral root were not significantly affected by the type of accessions. The accession have higher shoot and root growth were recommended for rootstock candidate. The accessions of S1, S2, S3, B2, and IP3P were the most potential candidate for planted in K media, while the S2, J2, and J3 accessions were the most potential accessions for rootstock planted in TK media.

(3)

RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA AKSESI JARAK PAGAR

(Jatropha curcas L.) YANG BERPOTENSI

SEBAGAI BATANG BAWAH

NIKEN ANUGRAHA NINGTYAS

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

(4)

Judul Skripsi : Respon Pertumbuhan Beberapa Aksesi Jarak Pagar (Jatropha

curcas L.) yang Berpotensi sebagai Batang Bawah

Nama

: Niken Anugraha Ningtyas

NRP

: G34070019

Disetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Hadisunarso, M.Si.

Dr. Ir. Hamim, M.Si.

NIP 19550219 197903 1 002

NIP 19650322 199002 1 001

Diketahui

Ketua Departemen Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.S.

NIP 19641002 198903 1 002

(5)

PRAKATA

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini ialah “Respon Pertumbuhan Beberapa Aksesi Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) yang Berpotensi sebagai Batang Bawah’’.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir. Hadisunarso, M.Si selaku dosen pembimbing I. Terima kasih pula ditujukan kepada Dr. Ir. Hamim, M.Si selaku pembimbing II atas dana yang diberikan sehingga penelitian ini dapat terlaksana. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Nunik Sri Ariyanti, M.Si. selaku dosen penguji yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada staf Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Departemen Biologi IPB atas bantuan dan fasilitas laboratorium selama melaksanakan penelitian: Pak Sutisna dan Pak Kusmayadi; serta rekan-rekan atas bantuan, saran, dan masukan dalam penyusunan karya ilmiah ini: Bapak Ahmad Bashri dan Kak Evi Lestari. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2011

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 12 November 1988 dari ayah Hadi Supriyanto dan Ibu Sunaiyah. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara.

Pada tahun 2007, penulis lulus dari SMA Negeri 1 Mejayan, Madiun, dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih mayor Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi staf di Departemen Paguyuban Mahasiswa Biologi (PAMABI) Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMABIO) periode 2009/2010. Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi Dasar pada tahun ajaran 2009/2010 dan 2010/2011, Fisiologi Tumbuhan pada tahun ajaran 2010/ 2011, dan Ilmu Lingkungan pada tahun ajaran 2010/2011. Di luar perkuliahan, penulis pernah menjadi pengajar di Lembaga Bimbingan Belajar Biologi ”B-Expert” pada tahun 2009 dan 2010. Penulis melaksanakan Studi Lapangan di Cangkuang, Sukabumi pada tahun ajaran 2009/2010 dengan judul laporan ’’Bioprospek Jenis-jenis Tumbuhan yang ada di Wana Wisata Cangkuang; Analisis Vegetasi Kawasan Wisata Cangkuang’’. Selain itu, pengalaman dunia kerja diperoleh dalam aktivitas Praktik Lapangan di PT Bina Usaha Flora, Cianjur, Jawa Barat, dengan judul laporan ’’Perbanyakan Vegetatif Tanaman Hias Daun Potong di PT Bina Usaha Flora’’.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ………... viii

DAFTAR ...………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ...………... x

PENDAHULUAN Latar Belakang ...……… 1

Tujuan Penelitian ...……… 1

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ...………. 2

Bahan ...……….. 2

Metode ...……… 2

HASIL Respon Pertumbuhan Tanaman terhadap Media ………... 3

Karakteristik Pertumbuhan Jarak Pagar ... 3

Interaksi antara Aksesi dan Media terhadap Pertumbuhan Jarak Pagar ……….... 4

Aksesi Jarak Pagar Potensial ………. 6

PEMBAHASAN Respon Pertumbuhan Tanaman terhadap Media ... 7

Karakteristik Pertumbuhan Jarak Pagar ... 7

Aksesi Jarak Pagar Paling Berpotensi sebagai Batang Bawah ……….. 8

SIMPULAN DAN SARAN ... 8

DAFTAR PUSTAKA ……….. 8

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Tanaman jarak pagar berdasarkan pada kode dan asal aksesi ... 2 2 Pengaruh media terhadap pertumbuhan tajuk dan sistem perakaran pada sebelas

aksesi jarak pagar ... 3 3 Tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan bobot kering tajuk pada sebelas

aksesi jarak pagar ... 3 4 Panjang akar primer tunggang, panjang akar primer samping, diameter akar

primer tunggang, dan diameter akar primer samping pada sebelas aksesi jarak

pagar ... 4 5 Panjang akar sekunder-samping, diameter akar sekunder-samping, jumlah akar

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Tinggi tanaman sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi aksesi dan

media ……….. 5

2 Diameter batang sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi aksesi dan

media ……….. 5

3 Jumlah daun sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi aksesi dan

media ……….. 5

4 Bobot kering tajuk sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi aksesi dan

media ……….. 5

5 Panjang akar primer tunggang sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi

aksesi dan media ……… 5

6 Panjang akar primer samping sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi

aksesi dan media ……… 5

7 Panjang akar sekunder-samping sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan

kombinasi aksesi dan media ………... 5

8 Diameter akar primer samping sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi

aksesi dan media ……… 6

9 Diameter akar sekunder-samping sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan

kombinasi aksesi dan media ………... 6

10 Jumlah akar sekunder-tunggang sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan

kombinasi aksesi dan media ………... 6

11 Bobot kering akar sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi aksesi dan

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Bagan penataan rancangan acak lengkap percobaan ……… 11 2 Sifat kimia media pada awal percobaan ………. 12 3 Akar primer pada tanaman jarak pagar ……….. 13 4 Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap pertumbuhan

tajuk ……… 14

5 Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap pertumbuhan

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini, produksi bahan bakar minyak (BBM) semakin menurun. Pada tahun 2009, produksi minyak mentah Indonesia hanya sebesar 301663.4 barel (BPS 2011). Rendahnya produksi ini tentu tidak mampu mencukupi kebutuhan BBM yang setiap tahun semakin meningkat. Kesulitan dalam penyediaan BBM mendorong berbagai negara untuk mencari bahan bakar alternatif. Salah satu bahan bakar alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut ialah biodiesel. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif berbahan baku minyak nabati (Priyanto 2007).

Salah satu sumber minyak nabati yang besar potensinya sebagai penghasil biodiesel ialah jarak pagar (Berchmans & Hirata 2008). Potensi ini dapat dilihat dari produksi jarak pagar yang menempati nomor dua setelah kelapa sawit untuk biodiesel, yaitu sebesar lebih dari 3250 liter/hektar (Priyanto 2007). Jarak pagar menjadi prioritas utama penghasil biodiesel karena minyak jarak pagar tidak termasuk dalam kategori minyak makan sehingga pasokan bahan baku untuk masa mendatang terjamin ketersediaannya. Selain itu, jarak pagar mudah dibudidayakan. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah subur, lahan kering, lahan marjinal, bahkan juga pada lahan yang tererosi.

Jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman tahunan yang termasuk famili Euphorbiaceae. Tanaman ini berupa perdu, tingginya dapat mencapai 5-10m, dengan percabangan tidak teratur. Batangnya berbentuk silindris, berkayu, dan mengandung lateks. Jarak pagar memiliki daun tunggal berlekuk 5-7. Biji berbentuk bulat lonjong dan berwarna coklat kehitaman. Biji ini mengandung minyak dengan rendemen berkisar antara 30-50% (Priyanto 2007). Secara umum, tanaman ini memiliki lima akar primer jika ditumbuhkan langsung dari biji, yaitu satu akar tunggang dan empat akar lateral (Kumar & Sharma 2008).

Upaya penyediaan biji jarak pagar sebagai bahan baku biodiesel hingga saat ini masih terkendala oleh beberapa permasalahan. Pertama, produksi buah yang dihasilkan relatif rendah karena jumlah bunga betina jauh lebih sedikit dibandingkan dengan bunga jantan, yaitu dengan perbandingan 1:29 (Raju & Ezradanam 2002). Kedua, varietas atau klon jarak pagar yang unggul secara genetik belum tersedia sehingga sumber benih masih

mengandalkan pengumpulan dari berbagai daerah. Ketiga, penelitian tentang kultur jaringan ataupun genetika jarak pagar masih belum banyak dilakukan. Dari beberapa permasalahan tersebut, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mendapatkan bibit berkualitas tinggi.

Ketersediaan bibit jarak pagar berkualitas tinggi bergantung pada jenis media pembibitan yang tepat. Media yang baik untuk pertumbuhan bibit ialah media yang memiliki porositas dan daya pegang air yang cukup serta mampu mempertahankan kelembapan dalam periode yang cukup lama. Media campuran tanah dan pupuk kandang dilaporkan baik untuk pembibitan jarak pagar (Santoso et al. 2009).

Upaya mendapatkan bibit berkualitas tinggi juga dapat dilakukan melalui karakterisasi tanaman yang berpotensi sebagai batang atas dan batang bawah (Sutrisna 2010). Kombinasi antara batang bawah yang perakarannya bagus dan batang atas yang produksinya tinggi akan mampu menjawab masalah rendahnya produktivitas.

Beberapa aksesi jarak pagar diketahui berpotensi sebagai batang atas atau batang bawah. Tanaman yang berpotensi sebagai batang atas harus memiliki sifat unggul dalam produksi serta mampu beradaptasi dan tumbuh kompak dengan batang bawah. Tanaman jarak yang berpotensi sebagai batang bawah merupakan tanaman yang memiliki karakteristik perakaran kuat dan dalam, tahan terhadap keadaan tanah yang kurang menguntungkan, mampu beradaptasi atau tumbuh kompak dengan batang atas, serta tanaman dalam keadaan bebas hama dan penyakit (Prastowo & Roshetko 2006).

Upaya mendapatkan aksesi jarak pagar yang berpotensi sebagai batang bawah dapat difokuskan pada pengamatan sistem perakaran. Menurut Reubens et al. (2010) sistem perakaran jarak pagar berperan penting dalam konservasi lahan. Penelitian yang mengarah pada karakterisasi calon batang bawah melalui pengamatan sistem perakaran masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh tanaman jarak pagar dengan potensi genetik perakaran sangat baik sehingga memiliki kemampuan tumbuh yang tinggi.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendapatkan aksesi jarak pagar yang berpotensi sebagai batang bawah serta memperoleh jenis media yang baik bagi pertumbuhan bibit asal biji.

(12)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2010 hingga Mei 2011 di Laboratorium Rumah Kaca dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Departemen Biologi, FMIPA, Institut Pertanian Bogor.

Bahan

Bahan yang digunakan ialah benih sebelas aksesi jarak pagar yang diperoleh dari Kebun Induk Jarak Pagar Pakuwon (Tabel 1). Media yang digunakan ialah kompos dan tanah andosol yang didapatkan dari daerah Sawah Baru, Desa Babakan, Dramaga, Bogor.

Pengamatan. Pengamatan dilakukan saat

bibit berumur 45 hari setelah kotiledon muncul dari permukaan tanah. Peubah yang diamati ialah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan bobot kering tajuk, serta panjang, diameter, jumlah, dan bobot kering akar. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai dasar tunas apikal. Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong pada ketinggian 2 cm dari permukaan tanah. Jumlah daun dihitung pada setiap batang dan percabangan. Bobot kering tajuk didapatkan dari tajuk yang dikeringkan dalam oven pada suhu 80°C sampai mencapai bobot konstan.

Tabel 1 Tanaman jarak pagar berdasarkan pada kode dan asal aksesi

Kode Asal aksesi Provinsi

S1 Surantih, X Koto Tarusan, Pesisir Selatan Sumatera Barat

S2 Marunggi, Nan Sabaris, Padang Pariaman Sumatera Barat

S3 Balingbing, Rambatan, Tanah Datar Sumatera Barat

J1 Rawalu, Banyumas Jawa Tengah

J2 Sidourip, Binangun, Cilacap Jawa Tengah

J3 Tegal Kamulyan, Cilacap Jawa Tengah

B1 Sukawaris, Cikeusik, Pandeglang Banten

B2 Tanjungan, Cikeusik, Pandeglang Banten

B3 Cikeruh Wetan, Cikeusik, Pandeglang Banten

JB Ciwareng, Babakan Cikao, Purwakarta Jawa Barat

IP3P Hasil seleksi Kebun Induk Jarak Pagar Pakuwon, Sukabumi Jawa Barat

Metode

Rancangan Percobaan. Penelitian ini

disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Perlakuan yang diujicobakan meliputi dua faktor, yaitu: jenis aksesi dan media. Taraf perlakuan faktor jenis aksesi meliputi aksesi S1, S2, S3, J1, J2, J3, B1, B2, B3, JB, dan IP3P, sedangkan taraf jenis media mencakup kompos 100% (K) serta campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 1:2 (TK). Semua faktor dikombinasikan secara lengkap sehingga terdapat 22 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi aksesi dan media diulang sebanyak 5 kali, sehingga total unit percobaan ada 110. Bagan penataan rancangan acak lengkap percobaan disajikan pada Lampiran 1. Sifat kimia media pada awal percobaan disajikan pada Lampiran 2.

Penanaman Benih dan Pemeliharaan.

Benih aksesi jarak pagar direndam dalam limbah cair peternakan sapi selama 24 jam untuk mematahkan dormansi biji. Masing-masing benih kemudian ditanam dalam kantong plastik berukuran 15 25 cm yang telah berisi media sesuai perlakuan. Selanjutnya kantong plastik berisi benih tersebut ditempatkan dalam rumah kaca untuk dipelihara selama ± 45 hari. Pemeliharaan

Panjang akar diukur dengan menggunakan penggaris dari pangkal hingga ujung akar. Diameter akar diukur pada pangkal akar dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran panjang, diameter, dan jumlah akar dilakukan terhadap akar primer serta akar sekunder. Akar primer merupakan akar yang pertama kali terbentuk dari biji, sedangkan akar sekunder ialah akar yang muncul dari akar primer. Akar primer jarak pagar terdiri atas 1 akar tunggang yang tumbuh secara vertikal dan 4 akar samping yang tumbuh secara horizontal berpangkal pada leher akar (Lampiran 3). Bobot kering akar diperoleh dari bobot akar yang sudah dikeringkan dalam oven pada suhu 80°C hingga mencapai bobot konstan.

Analisis Data. Data hasil pengamatan

dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (analisis varian) pada taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan program

Statistical Package for the Social Sciences

(SPSS) 16.0. Apabila hasil analisis varian untuk suatu peubah menunjukkan perbedaan yang nyata maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan Uji Duncan Multiple

(13)

HASIL

Respon pertumbuhan tanaman terhadap media. Media berpengaruh nyata

terhadap tinggi tanaman, bobot kering akar, panjang akar primer tunggang, panjang akar primer samping, diameter akar primer tunggang, dan jumlah akar sekunder pada akar primer tunggang (Tabel 2). Tanaman jarak pagar yang ditanam pada media tanah kompos (1:2) menghasilkan nilai lebih tinggi pada lima komponen pertumbuhan yang berbeda nyata tersebut, kecuali bobot kering akar dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada media kompos 100%.

Karakteristik pertumbuhan jarak pagar. Aksesi jarak pagar berpengaruh nyata

terhadap semua komponen pertumbuhan tajuk (Tabel 3, Lampiran 4). Aksesi tertinggi ialah IP3P (37.56 cm), diikuti oleh J3 (34.00 cm),

JB (33.80 cm), dan J2 (33.10 cm). Aksesi S2 berdiameter batang terbesar (1.71 cm), kemudian diikuti oleh aksesi S3 (1.48 cm). Aksesi yang memiliki jumlah daun terbanyak ialah aksesi S1 (18.20 helai), sedangkan aksesi dengan bobot kering tajuk terbesar ialah aksesi S2 (13.49 g).

Faktor aksesi jarak pagar berpengaruh nyata terhadap semua komponen pertumbuhan akar primer (Lampiran 5). Tabel 4 memperlihatkan aksesi IP3P dan JB mempunyai panjang akar primer tunggang terpanjang, yaitu 21.19 cm dan 20.43 cm. Panjang akar primer samping terbesar dimiliki oleh aksesi J1 (19.86 cm) dan diikuti oleh aksesi J3 (19.75 cm). Aksesi S2 memiliki diameter akar primer (tunggang dan samping) terbesar di antara 10 aksesi lainnya, yaitu sebesar 1.19 cm dan 0.41 cm.

Tabel 2 Pengaruh media terhadap pertumbuhan tajuk dan sistem perakaran pada sebelas aksesi jarak pagar

Komponen pertumbuhan Media tumbuh

K TK

Bobot kering tajuk (g) 9.05 a 8.82 a

Diameter batang (cm) 1.39 a 1.43 a

Jumlah daun (helai) 13.20 a 12.90 a

Tinggi tanaman 31.56 a 33.90 b

Bobot kering akar (g) 1.87 b 1.76 a

Panjang akar primer tunggang (cm) 16.47 a 18.61 b

Panjang akar primer samping (cm) 16.26 a 19.11 b

Diameter akar primer tunggang (cm) 0.94 a 1.07 b

Diameter akar primer samping (cm) 0.35 a 0.34 a

Jumlah akar sekunder-tunggang 57.29 a 75.05 b

Jumlah akar sekunder-samping 47.22 a 48.71 a

Panjang akar sekunder-tunggang (cm) 8.11 a 8.74 a

Panjang akar sekunder-samping (cm) 7.48 a 8.60 a

Diameter akar sekunder-tunggang (cm) 0.08 a 0.08 a

Diameter akar sekunder-samping (cm) 0.06 a 0.06 a

Angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (DMRT).

Tabel 3 Tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan bobot kering tajuk pada sebelas aksesi jarak pagar

Aksesi Tinggi tanaman

(cm)

Diameter batang (cm)

Jumlah daun (helai)

Bobot kering tajuk (g) S1 31.04 ab 1.41 bcd 18.20 e 9.95 b S2 32.15 ab 1.71 e 13.40 bcd 13.49 c S3 32.90 ab 1.48 d 15.00 d 9.92 b J1 29.53 a 1.45 bcd 10.60 a 8.32 a J2 33.10 b 1.44 bcd 11.40 ab 8.46 ab J3 34.00 b 1.32 ab 13.80 cd 7.25 a B1 32.43 ab 1.33 abc 11.70 abc 9.84 b B2 31.66 ab 1.21 a 11.80 abc 7.10 a B3 31.65 ab 1.31 ab 13.00 bcd 7.97 a JB 33.80 b 1.46 cd 10.50 a 8.22 a IP3P 37.56 c 1.36 bcd 14.20 d 7.72 a ‡

Angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (DMRT).

(14)

Aksesi jarak pagar berpengaruh nyata terhadap panjang dan diameter akar sekunder pada akar primer samping, jumlah akar sekunder pada akar primer tunggang, dan bobot kering akar (Tabel 5, Lampiran 5). Aksesi B2 memiliki panjang akar sekunder-samping terbesar, yaitu 10.77 cm. Diameter akar terbesar dimiliki oleh aksesi S2. Jumlah akar sekunder pada akar primer tunggang terbanyak terdapat pada aksesi JB, sedangkan bobot kering akar terbesar dimiliki oleh aksesi S2 dan S1, berturut-turut 3.24 g dan 3.00 g.

Interaksi antara aksesi dan media terhadap pertumbuhan jarak pagar. Hasil

analisis sidik ragam menunjukkan interaksi

antara aksesi jarak pagar dan media berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan bobot kering tajuk (Gambar 1, 2, 3, 4, Lampiran 4). Sebanyak 8 dari 11 jenis aksesi yang ditanam pada media TK memiliki tinggi tanaman dan diameter batang lebih tinggi dibandingkan dengan aksesi yang ditanam pada media K. Lebih dari lima jenis aksesi yang digunakan juga memiliki bobot kering tajuk lebih besar pada media TK. Sebaliknya, beberapa aksesi jarak pagar memiliki jumlah daun lebih banyak pada media K dibandingkan dengan media TK.

Tabel 4 Panjang akar primer tunggang, panjang akar primer samping, diameter akar primer tunggang, dan diameter akar primer samping pada sebelas aksesi jarak pagar

Aksesi Panjang akar primer

tunggang (cm)

Panjang akar primer samping (cm)

Diameter akar primer tunggang (cm)

Diameter akar primer samping (cm) S1 15.14 a 15.81 ab .87 a .29 a S2 14.90 a 16.55 bcd 1.19 d .41 c S3 16.00 ab 15.76 ab .90 ab .33 ab J1 18.50 bcd 19.86 e 1.02 abc .32 ab J2 19.01 cd 16.87 bcd 1.07 cd .35 abc J3 20.88 d 19.75 e 1.00 abc .29 a B1 14.24 a 15.93 abc .93 abc .39 bc B2 15.43 a 17.12 bcd .99 abc .33 ab

B3 17.24 abc 18.16 cde .98 abc .34 abc

JB 20.43 e 13.83 a 1.01 abc .33 ab

IP3P 21.19 e 18.79 de 1.03 bc .38 bc

Angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%

(DMRT).

Tabel 5 Panjang akar samping, diameter akar samping, jumlah akar sekunder-tunggang, dan bobot kering akar pada sebelas aksesi jarak pagar

Aksesi Panjang akar

sekunder- samping (cm)

Diameter akar sekunder-samping (cm)

Jumlah akar sekunder-tunggang

Bobot kering akar (g) S1 8.53 cde .06 ab 65.70 ab 3.00 e S2 9.47 ef .08 d 65.20 ab 3.24 e S3 8.26 cde .05 ab 61.50 ab 1.93 d J1 6.09 ab .06 abc 71.80 bc 1.42 b J2 7.88 cde .06 bc 65.90 ab 1.60 bc J3 7.26 bcd .06 ab 72.60 bc .93 a B1 9.13 e .07 cd 49.10 a 1.87 cd B2 10.77 f .07 cd 58.90 ab 1.58 bc B3 6.92 abc .06 ab 73.60 bc 1.52 b JB 8.62 de .05 a 84.90 c 1.61 bc IP3P 5.50 a .05 a 58.70 ab 1.29 b ‡

Angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (DMRT).

(15)

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 S1 S2 S3 J1 J2 J3 B1 B2 B3 JB IP3P D ia m e te r b a ta n g (c m )

Aksesi jarak pagar

K TK 0 5 10 15 20 25 S1 S2 S3 J1 J2 J3 B1 B2 B3 JB IP3P Ju m la h d a u n (h e la i)

Aksesi jarak pagar

K TK 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 S1 S2 S3 J1 J2 J3 B1 B2 B3 JB IP3P Bo b o t k e ri n g t a ju k (g )

Aksesi jarak pagar

K TK 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 S1 S2 S3 J1 J2 J3 B1 B2 B3 JB IP3P T in g g i ta n a m a n (c m )

Aksesi jarak pagar

K TK 0 5 10 15 20 25 30 S1 S2 S3 J1 J2 J3 B1 B2 B3 JB IP3P P a n ja n g a k a r p ri m er tu n g g a n g (c m )

Aksesi jarak pagar

K TK 0 5 10 15 20 25 30 S1 S2 S3 J1 J2 J3 B1 B2 B3 JB IP3P P a n ja n g a k a r p ri m er sa m p in g (c m )

Aksesi jarak pagar

K TK 0 2 4 6 8 10 12 14 S1 S2 S3 J1 J2 J3 B1 B2 B3 JB IP3P P a n ja n g a k a r se k u n d e r-sa m p in g (c m )

Aksesi jarak pagar

K TK Gambar 1 Tinggi tanaman sebelas aksesi

jarak pagar pada perlakuan kombinasi aksesi dan media.

Gambar 2 Diameter batang sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi aksesi dan media.

Gambar 3 Jumlah daun sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi aksesi dan media.

Gambar 4 Bobot kering tajuk sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi aksesi dan media. Interaksi antara aksesi jarak pagar dan media juga berpengaruh nyata terhadap panjang akar primer tunggang, panjang akar primer samping, panjang akar sekunder-samping, diameter akar primer sekunder-samping,

diameter akar sekunder-samping, jumlah akar sekunder-tunggang, dan bobot kering akar (Gambar 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, Lampiran 5). Lebih dari lima jenis aksesi yang ditanam pada media TK menghasilkan nilai lebih tinggi pada hampir semua komponen pertumbuhan akar, kecuali diameter akar primer samping dan bobot kering akar. Aksesi S1, S2, S3, J3, JB, dan IP3P pada media K cenderung memiliki diameter akar primer samping lebih tinggi dibandingkan dengan lima aksesi lainnya yang ditanam pada media TK (Gambar 8). Media K juga berpengaruh terhadap bobot kering akar yang lebih tinggi

pada aksesi S1, S2, S3, B1, B3, dan JB (Gambar 11).

Gambar 5 Panjang akar primer tunggang sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi aksesi dan media.

Gambar 6 Panjang akar primer samping sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi aksesi dan media.

Gambar 7 Panjang akar sekunder-samping sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi aksesi dan media.

(16)

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 S1 S2 S3 J1 J2 J3 B1 B2 B3 JB IP3P D ia m e te r a k a r p ri m er sa m p in g (c m )

Aksesi jarak pagar

K TK 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 S1 S2 S3 J1 J2 J3 B1 B2 B3 JB IP3P D ia m e te r a k a r se k u n d er -s am p in g (c m )

Aksesi jarak pagar

K TK 0 20 40 60 80 100 120 S1 S2 S3 J1 J2 J3 B1 B2 B3 JB IP3P Ju m la h a k ar se k u n d e r-tu n g g a n g

Aksesi jarak pagar

K TK 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 S1 S2 S3 J1 J2 J3 B1 B2 B3 JB IP3P Bo b o t k e ri n g a k a r (g )

Aksesi jarak pagar

K TK Gambar 8 Diameter akar primer samping

sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi aksesi dan media.

Gambar 9 Diameter akar sekunder-samping sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi aksesi dan media.

Gambar 10 Jumlah akar sekunder-tunggang sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan kombinasi aksesi dan media.

Gambar 11 Bobot kering akar sebelas aksesi jarak pagar pada perlakuan

Aksesi jarak pagar berpotensi sebagai batang bawah. Aksesi yang berpotensi

sebagai batang bawah dapat ditentukan berdasarkan pada nilai pertumbuhan akar dan tajuk (Gambar 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11). Aksesi yang terpilih sebagai kandidat batang bawah dapat digolongkan ke dalam dua kelompok media, yaitu: (1) pada media K, aksesi yang terpilih ialah aksesi S1, S2, S3, B2, dan IP3P; (2) pada media TK, aksesi yang terpilih ialah aksesi S2, J2, dan J3.

Potensi sebagai batang bawah pada aksesi yang ditanam pada media K ditunjukkan oleh pertumbuhan tajuk dan sistem perakaran yang baik. Selain jumlah daun, aksesi S1 memiliki panjang akar sekunder-samping, diameter akar samping, jumlah akar sekunder-tunggang, dan bobot kering akar relatif tinggi. Kelebihan karakter aksesi S3 terletak pada tinggi tanaman, diameter batang, panjang akar samping, diameter akar sekunder-samping, jumlah akar sekunder tunggang, dan bobot kering akar. Selain bobot kering tajuk dan diameter akar primer samping, aksesi S2 memiliki pertumbuhan tajuk dan akar yang baik sama seperti aksesi S3. Aksesi B2 memiliki karakter yang baik sebagai batang bawah pada tinggi tanaman, panjang akar primer samping, panjang akar sekunder-samping, diameter akar sekunder-sekunder-samping, dan jumlah akar sekunder-tunggang. Aksesi IP3P memiliki tinggi tanaman, panjang akar primer tunggang, panjang akar primer samping, diameter akar primer samping, dan jumlah akar sekunder tunggang relatif baik sebagai syarat kandidat batang bawah.

Pada media TK, aksesi S2 mempunyai diameter batang, jumlah daun, bobot kering tajuk, panjang akar sekunder-samping, diameter akar primer samping, diameter akar sekunder-samping, dan bobot kering akar lebih besar dibandingkan dengan aksesi lainnya. Potensi sebagai batang bawah juga terdapat pada aksesi J2 yang memiliki tinggi tanaman, diameter batang, bobot kering tajuk, panjang akar primer tunggang, diameter akar primer samping, dan diameter akar sekunder-samping, relatif tinggi dibandingkan dengan delapan aksesi lainnya. Aksesi J3 memiliki karakter yang baik sebagai batang bawah pada tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar primer tunggang, panjang akar primer samping, panjang akar sekunder-samping, serta jumlah akar sekunder-tunggang.

(17)

PEMBAHASAN

Respon pertumbuhan tanaman terhadap media. Media sebagai tempat

perkembangan akar berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Media TK merupakan media yang cocok untuk pembibitan jarak pagar dibandingkan dengan media K. Hal ini tampak dari nilai rata-rata tinggi tanaman dan pertumbuhan akar primer yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pertumbuhan aksesi yang ditanam pada media K. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Santoso et al. (2009) yang menunjukkan bibit jarak pagar umur 2 bulan yang ditanam dari biji menghasilkan tinggi tanaman dan panjang akar yang baik pada media campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Nilai tinggi tanaman dan panjang akar tersebut berturut-turut sebesar 74.6 cm dan 17.2 cm.

Tingginya pertumbuhan jarak pagar pada media TK didukung oleh kapasitas tukar kation (KTK) yang lebih tinggi dibandingkan dengan media K (Lampiran 2). KTK ialah jumlah total kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid bermuatan negatif (Hanafiah 2007). KTK menentukan jumlah unsur hara (ion-ion) yang dapat dijerap oleh muatan pada media. Oleh karena itu, media dengan KTK tinggi mampu menjerat dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada media dengan KTK rendah.

Pertumbuhan bibit yang baik juga disebabkan oleh daya tahan air media TK yang lebih besar dibandingkan dengan media K. Ketersediaan air yang besar akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang optimal. Hal ini disebabkan oleh pentingnya fungsi air selain sebagai komponen sel-sel tanaman, juga sebagai media reaksi pada hampir seluruh proses metabolismenya. Beberapa peranan air yang penting bagi tanaman menurut Hanafiah (2007), antara lain: sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke dalam akar kemudian ke daun, sebagai sarana transportasi dan pendistribusi nutrisi dari daun ke seluruh bagian tanaman, serta sebagai komponen kunci dalam proses fotosintesis, asimilasi, sintesis maupun respirasi tanaman.

Aksesi jarak pagar yang ditanam pada media TK menghasilkan komponen pertumbuhan akar yang lebih baik dibandingkan dengan aksesi pada media K. Hal ini tampak pada panjang akar primer tunggang, panjang akar primer samping, diameter akar primer tunggang, dan jumlah

akar sekunder pada akar primer tunggang, yang lebih banyak. Akar yang tumbuh baik sangat berpengaruh terhadap besarnya absorbsi hara. Aksesi yang ditanam pada media TK menghasilkan jumlah akar sekunder yang lebih banyak untuk dapat mengabsorbsi lebih banyak air dan unsur hara. Diameter akar sekunder yang kecil juga memungkinkan penetrasi akar yang lebih luas ke dalam pori-pori tanah. Menurut Waisel et al. (1991), akar halus (akar berdiameter < 1 mm) berperan penting dalam absorbsi hara dari tanah.

Karakteristik pertumbuhan jarak pagar. Pertumbuhan tajuk dan akar setiap

aksesi bervariasi. Beberapa aksesi memiliki satu atau dua komponen pertumbuhan tajuk lebih tinggi, namun tidak demikian dengan komponen yang lainnya. Sebagai contoh ialah aksesi IP3P yang merupakan tanaman paling tinggi, namun tidak memiliki diameter batang dan bobot kering tajuk yang besar pula. Hal yang sama juga terjadi pada komponen pertumbuhan akar. Namun demikian, terdapat perkecualian bagi aksesi S2 yang memiliki pertumbuhan akar dan tajuk paling baik diantara kesepuluh aksesi lainnya. Aksesi S2 mempunyai diameter batang, bobot kering tajuk, diameter akar primer tunggang, diameter akar primer samping, panjang dan diameter akar sekunder pada akar primer samping, serta bobot kering akar relatif paling tinggi. Keragaman yang tinggi pada karakter tinggi tanaman dan lingkar batang juga ditemukan pada 20 genotipe terpilih yang berasal dari Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Sulawesi (Hartati

et al. 2009). Hal yang sama juga didapatkan

dari beberapa hasil penelitian di India. Pandey

et al. (2010) melaporkan variasi tinggi

tanaman dan diameter batang pada 20 genotipe jarak pagar yang diperoleh dari beberapa lokasi di Madhya Pradesh. Tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah daun yang bervariasi juga ditunjukkan oleh 32 aksesi yang berasal dari enam daerah agroklimatik yang berbeda di India (Ghosh & Singh 2011).

Kualitas pertumbuhan yang berbeda antar aksesi mungkin disebabkan oleh variasi genetik mengingat aksesi-aksesi yang digunakan berasal dari berbagai daerah. Perbedaan asal daerah menunjukkan faktor lingkungan berperan penting terhadap karakter pertumbuhan tanaman. Masing-masing aksesi memiliki karakter genotipe menurut asal daerahnya, tetapi saat ditumbuhkan pada daerah dengan kondisi lingkungan dan iklim yang berbeda, aksesi ini

(18)

akan beradaptasi dengan kondisi iklim lokal. Penyesuaian ini berpengaruh terhadap keragaman pertumbuhan. Hal yang sama dikemukakan oleh Hartmann dan Kester (1978) bahwa variasi genetik dapat menyebabkan variabilitas pertumbuhan tanaman batang bawah yang dibudidayakan dari biji. Perbedaan varietas memungkinkan kemampuan suatu tanaman untuk menghasilkan batang bawah menjadi sangat bervariasi.

Aksesi jarak pagar berpotensi sebagai batang bawah. Tanaman jarak pagar yang

berpotensi sebagai batang bawah harus memiliki kriteria perakaran kuat dan dalam. Perakaran yang kuat akan memperkokoh berdirinya tanaman, sehingga tidak mudah rebah. Sistem perakaran yang baik juga sangat dibutuhkan bagi tanaman yang hidup pada kondisi tanah kurang subur, lahan kering, atau lahan marjinal.

Tanaman sebagai batang bawah juga diharuskan memiliki pertumbuhan tajuk yang baik. Pertumbuhan tajuk menjadi kriteria yang penting bagi batang bawah karena laju pertumbuhan tajuk berkaitan erat dengan laju penyerapan unsur hara, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium (Salisbury & Ross 1995). Tanaman dengan pertumbuhan tajuk yang bagus akan menguntungkan pada saat perbanyakan. Sebagai contoh, tanaman dengan diameter batang yang besar akan memaksimalkan luas penempelan dari cabang entres (batang atas).

Beberapa aksesi yang mempunyai karakteristik pertumbuhan tajuk dan akar yang lebih baik memenuhi kriteria sebagai batang bawah. Aksesi-aksesi tersebut ialah aksesi S1, S2, S3, B2, dan IP3P pada media K, sementara aksesi dengan potensi yang sama terdapat pada aksesi S2, J2, dan J3 pada media TK. Penelitian ini mendukung simpulan Sutrisna (2010) yang menyatakan aksesi S1, S2, J2, J3 berpotensi sebagai kandidat batang bawah, meskipun menggunakan media yang berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada jenis tanah, dimana media yang digunakan Sutisna ialah tanah entisol Cikampak (tanah berbatu) dan grumusol Cihea (tanah dengan logam berat).

SIMPULAN

Tanaman jarak pagar yang ditanam pada media campuran tanah dan kompos (1:2) menghasilkan tinggi tanaman dan pertumbuhan akar lebih tinggi dibandingkan

Aksesi jarak pagar berpengaruh nyata terhadap semua parameter pertumbuhan, kecuali panjang akar sekunder pada akar tunggang, diameter akar sekunder pada akar tunggang, dan jumlah akar sekunder pada akar samping. Berdasarkan pada pertumbuhan tajuk serta pertumbuhan akar primer dan sekunder yang baik, diperoleh aksesi-aksesi yang berpotensi sebagai batang bawah. Aksesi S1, S2, S3, B2, dan IP3P merupakan aksesi yang berpotensi sebagai batang bawah pada media kompos 100%, sedangkan aksesi S2, J2, dan J3 berpotensi sebagai batang bawah pada media campuran tanah dan kompos (1:2).

SARAN

Penelitian ini perlu dilanjutkan sampai ke tahap penyambungan agar potensi jarak pagar yang diperoleh pada tahap seleksi dapat digunakan sebagai batang bawah.

DAFTAR PUSTAKA

Berchmans HJ, Hirata S. 2008. Biodiesel production from crude Jatropha curcas L. seed oil with a high content of free fatty acids. Bioresource Technol 99:1716-1721.

[BPS] Biro Pusat Statistik. 2011. Produksi Minyak Bumi dan Gas Alam 1996-2009. http:// [2 Juni 2011].

Ghosh L, Singh L. 2011. Variation seed and seedling characters of Jatropha curcas L. with varying zones and provenances. J

Trop Ecol 52:113-122.

Hanafiah KA. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hartati RRS, Setiawan A, Heliyanto B,

Pranowo D, Sudarsono. 2009. Keragaan morfologi dan hasil 60 individu jarak pagar (Jatropha curcas L.) terpilih di kebun percobaan Pakuwon Sukabumi. J

Littri 15:152-161.

Hartmann HT, Kester DE. 1978. Plant

Propagation, Principles, and Practices.

New Delhi: Prentice-Hall India.

Kumar A, Sharma S. 2008. An evaluation of multipurpose oil seed crop for industrial uses (Jatropha curcas L.): A review.

Industrial Crops and Products 28:1-10.

Pandey AK, Bhargava P, Gupta N, Sharma D. 2010. Performance of Jatropha curcas: a

(19)

biofuel crop in wasteland of Madhya Pradesh, India. J Energy Environ 1:1017-1026.

Prastowo N, Roshetko JM. 2006. Teknik

Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah. Bogor: World Agroforestry Center (ICRAF) dan Winrock Internasional.

Priyanto Unggul. 2007. Menghasilkan Biodiesel Jarak Pagar Berkualitas.

Jakarta: Agromedia Pustaka.

Reubens et al. 2010. More than biofuel? Jatropha curcas root system symmetry and potential for soil erotion control. J

Arid Environ 30:1-5.

Raju AJS, Ezradanam V. 2002. Pollination ecology and fruiting behaviour in a

monoecious species, Jatropha curcas L. (Euphorbiaceae). Curr Sci 83:1395-1398. Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Ed ke-1. Lukman DR, Sumaryono, penerjemah. Bandung: ITB Press. Terjemahan dari: Plant Physiology. Santoso BB, Haryadi, Purwoko BS. 2009. Pertumbuhan bibit jarak pagar asal biji dan stek pada berbagai macam media pembibitan. Crop Agro 2:79-89.

Sutrisna A. 2010. Studi karakter jarak pagar (Jatropha curcas L.) yang berpotensi sebagai batang bawah pada lahan marjinal [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Waisel Y, Eshel A, Kafkafi U. 1991. Plant

Roots The Hidden Half. New York:

(20)
(21)

Lampiran 1 Bagan penataan rancangan acak lengkap percobaan 1 J3TK5 2 B1K1 3 S2K4 4 JITK1 5 S2TK2 6 J2K1 7 B1TK5 8 B3K4 9 JBK5 10 S3TK5 11 J3K1 12 B1K2 13 J2TK2 14 S1TK4 15 S2TK4 16 B1K5 17 J2K5 18 IP3PK1 19 S1TK1 20 S1K1 21 J1K5 22 J1K2 23 IP3PTK1 24 J2TK3 25 IP3PTK2 26 S3K2 27 B2K1 28 JBK3 29 S1K2 30 S2TK3 31 B2TK5 32 B3TK1 33 IP3PK2 34 S2K1 35 JBTK4 36 S1TK5 37 J1TK5 38 J1TK3 39 J2K4 40 JBK2 41 J3K3 42 JBTK1 43 J1TK4 44 B2TK3 45 IP3PK3 46 B2K5 47 B3TK3 48 S2K5 49 J2K3 50 JBK4 51 B3TK5 52 S3K1 53 S3TK4 54 IP3PTK3 55 B3K3 56 J2K2 57 B2TK1 58 B3K2 59 S3TK1 60 B1TK1 61 S2K2 62 B3K1 63 S3K4 64 B2K3 65 J3TK4 66 B1TK3 67 S1K5 68 S1K4 69 B2K4 70 B2K2 71 B3K5 72 B1K4 73 JBK1 74 J2TK1 75 S2TK1 76 J1TK2 77 S1TK1 78 JBTK5 79 B2TK4 80 S2TK5 81 J3TK2 82 S3K3 83 J3K2 84 IP3PTK4 85 J1K4 86 SIK3 87 J2TK5 88 S3K5 89 S3TK2 90 B3TK2 91 J2TK4 92 B1K3 93 JBTK2 94 J1K3 95 IP3PK5 96 B1TK4 97 S2K3 98 J3TK3 99 S1TK3 100 B3TK4 101 JBTK1 102 B1TK2 103 J3K5 104 IP3PTK5 105 IP3PK4 106 JBTK3 107 J3K4 108 S3TK3 109 B2TK2 110 J1K1

(22)

Lampiran 2 Sifat kimia media pada awal percobaan

Sifat kimia media Media

K TK Kadar air (%) 54.29 63.38 pH H2O 1:5 7.90 6.20 C-Org (%) 14.37 11.79 N-Kjeldahl (%) 0.76 0.70 P-Tersedia (%) 0.22 0.27 K-Tersedia (%) 0.11 0.11 KTK (cmol(+)/kg) 9.77 12.90

(23)

Lampiran 3 Akar primer pada tanaman jarak pagar

Akar primer tunggang (a) dan samping (b).

51.37

b

a

(24)

Lampiran 4 Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap pertumbuhan tajuk

Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap tinggi tanaman

Sumber keragaman Jumlah

Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F hitung P Value Aksesi 422.858 10 42.286 3.186 .002* Media 150.111 1 150.111 11.309 .001* Aksesi * Media 265.538 10 26.554 2.000 .043* Galat 1168.124 88 13.274 Total 119844.450 110 Total terkoreksi 2006.631 109 ‡

Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf uji F 5%.

Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap diameter batang

Sumber keragaman Jumlah

Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F hitung P Value Aksesi 1.681 10 .168 8.965 .000* Media .049 1 .049 2.632 .108 Aksesi * Media 1.799 10 .180 9.596 .000* Galat 1.650 88 .019 Total 223.335 110 Total terkoreksi 5.180 109 ‡

Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf uji F 5%.

Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap jumlah daun

Sumber keragaman Jumlah

Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F hitung P Value Aksesi 509.473 10 50.947 10.369 .000* Media 3.636 1 3.636 .740 .392 Aksesi * Media 96.164 10 9.616 1.957 .048* Galat 432.400 88 4.914 Total 19788.000 110 Total terkoreksi 1041.673 109 ‡

Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf uji F 5%.

Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap bobot kering tajuk

Sumber keragaman Jumlah

Kuadrat Derajat Bebas

Kuadrat Tengah F hitung P Value Aksesi 332.864 10 33.286 13.941 .000* Media 1.452 1 1.452 .608 .438 Aksesi * Media 311.392 10 31.139 13.041 .000* Galat 210.122 88 2.388 Total 9627.537 110 Total terkoreksi 855.830 109 ‡

(25)

Lampiran 5 Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap pertumbuhan akar

Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap panjang akar primer tunggang

Sumber keragaman Jumlah

Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F hitung P Value Aksesi 664.460 10 66.446 7.024 .000* Media 125.298 1 125.298 13.246 .000* Aksesi * Media 247.058 10 24.706 2.612 .008* Galat 832.432 88 9.459 Total 35717.940 110 Total terkoreksi 1869.248 109 ‡

Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf uji F 5%.

Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap panjang akar primer samping

Sumber keragaman Jumlah

Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F hitung P Value Aksesi 344.872 10 34.487 6.712 .000* Media 83.956 1 83.956 16.339 .000* Aksesi * Media 455.459 10 45.546 8.864 .000* Galat 452.184 88 5.138 Total 33614.530 110 Total terkoreksi 1336.471 109 ‡

Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf uji F 5%.

Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap panjang akar sekunder-samping

Sumber keragaman Jumlah

Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F hitung P Value Aksesi 234.533 10 23.453 8.763 .000* Media 34.384 1 34.384 12.847 .001* Aksesi * Media 56.041 10 5.604 2.094 .033* Galat 235.524 88 2.676 Total 7669.450 110 Total terkoreksi 560.482 109

Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf uji F 5%.

Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap diameter akar primer tunggang

Sumber keragaman Jumlah

Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F hitung P Value Aksesi .737 10 .074 3.331 .001* Media .475 1 .475 21.468 .000* Aksesi * Media .427 10 .043 1.927 .052 Galat 1.948 88 .022 Total 113.727 110 Total terkoreksi 3.587 109 ‡

(26)

Lampiran 5 Lanjutan

Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap diameter akar primer samping

Sumber Keragaman Jumlah

Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F hitung P Value Aksesi .139 10 .014 3.080 .002* Media .003 1 .003 .703 .404 Aksesi * Media .143 10 .014 3.187 .002* Galat .396 88 .004 Total 13.568 110 Total terkoreksi .681 109

Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf uji F 5%.

Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap diameter akar sekunder-samping

Sumber Keragaman Jumlah

Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F hitung P Value Aksesi .009 10 .001 6.081 .000* Media 3.636 1 3.636 .026 .873 Aksesi * Media .008 10 .001 5.345 .000* Galat .012 88 .000 Total .422 110 Total terkoreksi .029 109 ‡

Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf uji F 5%.

Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap jumlah akar sekunder-tunggang

Sumber Keragaman Jumlah

Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F hitung P Value Aksesi 9021.418 10 902.142 3.266 .001* Media 8677.536 1 8677.536 31.412 .000* Aksesi * Media 6867.164 10 686.716 2.486 .011* Galat 24309.600 88 276.245 Total 530547.000 110 Total terkoreksi 48875.718 109

Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf uji F 5%.

Analisis sidik ragam pengaruh aksesi jarak pagar dan media terhadap bobot kering akar

Sumber Keragaman Jumlah

Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F hitung P Value Aksesi 48.805 10 4.880 47.266 .000* Media .410 1 .410 3.971 .049* Aksesi * Media 16.190 10 1.619 15.679 .000* Galat 9.087 88 .103 Total 438.528 110 Total terkoreksi 74.491 109

Gambar

Tabel 1  Tanaman jarak pagar berdasarkan pada kode dan asal aksesi
Tabel  2    Pengaruh  media  terhadap  pertumbuhan  tajuk  dan  sistem  perakaran  pada  sebelas  aksesi  jarak pagar
Gambar  8    Diameter  akar  primer  samping  sebelas  aksesi  jarak  pagar  pada  perlakuan  kombinasi  aksesi  dan  media

Referensi

Dokumen terkait

792.300.000,- (Tujuh Ratus Sembilan Puluh Dua Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah) dengan sumber pembiayaan APBN melalui SBSN tahun anggaran 2017 bersama ini diusulkan dengan hormat

Ket: Kalimat aktif yang bisa dipasifkan hanya kalimat yang transitif yaitu yang memiliki objek... Simple Present

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah- Nya penelitian ini dapat terselasaikan dengan judul “ Mengukur Kinerja Koperasi dengan menggunakan Metode

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan variabel yang diteliti yaitu penetapan kebijakan K3, perencanaan K3, pelaksanaan rencana K3, pemantauan dan evaluasi kinerja,

[r]

Dari penelitian terdahulu yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa motivasi mempunyai dampak yang sangat singnifikan terhadap kinerja karyawan, seseai

Sikap wirausaha Melati Chatering terdiri dari berani menghadapi resiko, kreatif dan inovatif, visi dan misi, tujuan, percaya diri, mandiri, aktif enerjik dan menghargai

ditentukan meski tidak mungkin dapat diprediksi dengan tepat kapan unit-unit yang membutuhkan pelayanan tersebut akan datang atau berapa lama waktu yang dibutuhkan