PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA
TESIS
Oleh:
SRI PURWANTI NIM. 8106176023
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA
TESIS
Oleh:
SRI PURWANTI NIM. 8106176023
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRACT
Sri Purwanti (NIM : 8106176023). “The Effects of Problem Solving Learning Model and Scientific Attitude Towards Physics Student Learning Outcomes.”
ABSTRAK
Sri Purwanti (NIM : 8106176023) “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar Fisika”
Penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction. Perbedaan hasil belajar fisika siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah dan sikap ilmiah tinggi. Interaksi antara model pembelajaran Problem Solving dengan tingkat sikap ilmiah siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Sampel dalam penelitian ini dilakukan secara cluster random sampling sebanyak dua kelas, dimana kelas pertama sebagai kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran Problem Solving dan kelas kedua sebagai kelas kontrol diterapkan model pembelajaran Direct Instruction. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes hasil belajar fisika dalam bentuk uraian sebanyak 8 soal dan instrumen angket sikap ilmiah sebanyak 22 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar fisika siswa dengan model pembelajaran Problem Solving lebih baik dari model pembelajaran Direct Instruction .Terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelompok sikap ilmiah rendah dan kelompok sikap ilmiah tinggi. Hasil belajar fisika kelompok sikap ilmiah tinggi lebih baik dari kelompok sikap ilmiah rendah. Terdapat interaksi antara model pembelajaran Problem Solving dan model pembelajaran Direct Instruction dengan tingkat sikap ilmiah siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran Problem Solving lebih optimal diterapkan untuk siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi. Sedangkan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Direct Instruction tidak dipengaruhi sikap ilmiahnya.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana UNIMED. Bapak Dr. Ridwan A. Sani, M.Si sekaligus pembimbing I dan Bapak Prof. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku pembimbing II ditengah-tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan, arahan dengan sabar terhadap berbagai permasalahan, dan selalu mampu memberikan motivasi bagi penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M, Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si., dan Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku nara sumber yang banyak membantu penulis dalam penyempurnaan penulisan dan memberikan masukan guna kesempurnaan isi dari tesis ini.
3. Bapak Prof.Dr.H.Abdul Muin Sibuea,M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 5. Bapak Maulana Malik Muttaqin, MA selaku Kepala Sekolah SMA
7. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai pascasarjana yang telah memberikan kemudahan dan bantuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di pascasarjana Unimed.
8. Teman-teman seperjuangan kelas B Prodi Pendidikan Fisika angkatan XIX . Elida Tambunan, M.Pd, Dodi Maulana, M.Pd, semoga kebersamaan dan kekeluargaan yang kita lalui dapat selalu terjaga, dan teman-teman terdekat penulis yang tak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang selalu memberi motivasi dan dorongan kepada penulis.
9. Teristimewa buat keluarga penulis, Ibunda Partimah dan Partinem,ayahanda Ngadiman dan Pardi, Kakanda Dra.Susilawati, Abangda Drs.Suyanto, Nining Pratiwi, Spd. Serta tak lupa suamiku tercinta Arfiandi Wibowo, yang terus mendampingi dan memberikan dukungan moral dan materil, maupun doanya bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini tepat waktu
Medan, Maret 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 7
C. Batasan Masalah 8
D. Rumusan Masalah 8
E. Tujuan Penelitian 8
F. Manfaat Penelitian 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 10
A.Kerangka Teoritis 11
1.Hakikat Belajar 10
2.Hasil Belajar 11
3. Hakikat Model Pembelajaran 12
4.Defenisi Pemecahan Masalah 12
5.Model Pemecahan Masalah 21
6.Model Pembelajaran Langsung 24
7.Aktivitas belajar Siswa 24
8. Sikap Ilmiah 26
B. Penelitian Yang Relevan 32
C. Kerangka Konseptual 34
D. Hipotesis Penelitian 36
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 37
B. Populasi dan Sampel Penelitian 37
C. Variabel Penelitian 37
D. Jenis dan Desain Penelitian 37
E.Prosedur Penelitian 39
F. Instrumen Penelitian 42
G. Tes Hasil Belajar 42
H. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 42
I. Instrumen Sikap Ilmiah 44
J. Analisis Butir Tes 44
1. Validitas Tes 44
2. Validitas Butir Soal 45
3. Realibilitas Tes 46
4. Indeks Kesukaran 47
K. Teknik Analisis Data 48
1. Analisis Secara Deskriptif 48
2. Analisis Secara Inferensial 48
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53
A. Hasil Penelitian 53
1. Pretes hasil belajar 53
2. Postes hasil belajar 60
3. Uji Hipotesis 63
B. Pembahasan Hasil Penelitian 69
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN 81
A. Simpulan B. Saran
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Tahapan Alur Kerja Penelitian 41
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Comparison of form of Active Learning 17 Tabel 2.2. Tahapan Pemecahan Masalah Menurut Para Ahli 20 Tabel 2.3. Tahapan Pembelajaran Masalah Menurut Polya 23 Tabel 2.4. Komponen dan Indikator Sikap Ilmiah 31
Tabel 3.1. Rancangan Desain Penelitian 38
Tabel 3.2. Desain Penelitian Anava 38
Tabel 3.3. Pedoman Penskoran Aktivitas Siswa 43
Tabel 3.4. Hasil Validitas Tes Hasil Belajar 46 Tabel 3.5. Hasil Uji Realibilitas Tes Hasil Belajar 47 Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran 48
Tabel 4.1. Data Pretes 53
Tabel 4.2. Uji Normalitas Hasil Belajar 54
Tabel 4.3. Uji Normalitas Pretes 54
Tabel 4.4. Uji Homogenitas Pretes 56
Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas 56
Tabel 4.6. Uji Kesamaan Kemampuan Awal 57
Tabel 4.7. Data Sikap Ilmiah 58
Tabel 4.8. Data Sikap Ilmiah Siswa Gabungan 59
Tabel 4.9. Pembagian Kelas Sikap Ilmiah 59
Tabel 4.10. Kriteria Sikap Ilmiah Rendah dan Tinggi 59
Tabel 4.11. Data Postes Hasil Belajar 60
Tabel 4.12. Data Postes Sikap Ilmiah Rendah dan Tinggi 61 Tabel 4.13. Data Postes Hasil Belajar Berdasarkan Model Pembelajaran 62
dan Sikap Ilmiah
Tabel 4.15. Jumlah Siswa Sikap Ilmiah Terhadap Model Pembelajaran 63
Tabel 4.16. Uji Homogenitas Antar kelompok 63
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 86
Lampiran 2 : Bahan Ajar I 98
Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa I 102
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 104
Lampiran 5 : Bahan Ajar II 117
Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa II 123
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 127
Lampiran 8 : Bahan Ajar III 140
Lampiran 9 : Lembar Kerja Siswa III 142
Lampiran 10 : Spesifikasi Tes Hasil Belajar 144
Lampiran 11 : Jawaban Tes Hasil Belajar 149
Lampiran 12 : Penskoran Pemecahan Masalah 155
Lampiran 13 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa 156 Lampiran 14 : kriteria penilaian instrumen aktifitas belajar siswa 157 Lampiran 15 : Indikator Angket Sikap Ilmiah 158
Lampiran 16 : Angket Sikap Ilmiah 161
Lampiran 17 : Data Pretes Kelas Kontrol 163
Lampiran 18 : Data Pretes Kelas Eksperimen 165
Lampiran 19 : Data Postes Kelas Kontrol 167
Lampiran 20 : Data Postes Kelas Eksperimen 169
Lampiran 21 : Validitas Instrumen penelitian 171 Lampiran 22 : Reliabilitas Soal Instrumen 173
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk juga aspek pendidikan. Dimana pendidikan merupakan masalah yang menarik untuk dibahas, karena melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan dapat tercapai. Untuk menghadapi tantangan perkembangan teknologi informasi tersebut dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi secara global. Sehingga diperlukan keterampilan yang tinggi, pemikiran yang kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemauan kerja yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan melalui pendidikan fisika, karena fisika merupakan dasar dari ilmu pengetahuan yang lain, khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Fisika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern serta mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.Pembelajaran fisika memenuhi pengetahuan dasar yang dimiliki semua manusia yaitu membaca, menulis, dan berhitung, siswa diharuskan memiliki kemampuan membaca menulis dan berhitung. Tiga hal itu harus dimiliki siswa karena terkait dengan karakteristik ilmu fisika yang membutuhkan penguasaan konsep, bersifat konstektual, berkembang mengikuti jaman, serta menuntut kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Hal yang terjadi jika siswa hanya mempunyai kemampuan membaca dan menulis dalam pembelajaran fisika tanpa di sertai kecakapan berhitung maka siswa tidak akan bisa mengerjakan soal fisika yang kebanyakan adalah soal hitungan. Belajar fisika berarti belajar konsep, struktur suatu konsep dan mencari hubungan dengan konsep tersebut. Salah satu keuntungan fisika yaitu siswa dilatih berpikir analisis dan terstruktur, kemampuan ini direfleksikan pada sikap yang hati-hati dan teliti. Selain itu pembelajaran fisika juga berkaitan erat dengan matematika karena banyak teori fisika dinyatakan dengan notasi matematika sehingga banyak materi dalam pelajaran fisika yang bersifat matematis.
Ilmu fisika dibagi dalam dua kategori dilihat dari tingkat kesukaran konsep yaitu kategori mudah dan kategori sukar, dalam konsep yang tergolong mudah tidak terlalu diperlukan strategi guru untuk menyampaikan konsep fisika, namun dalam kategori sukar guru dituntut untuk menyampaikannya dengan strategi khusus agar konsep yang sukar mudah dipahami siswa, dalam fisika banyak konsep yang tergolong kriteria sukar misalnya: Dinamika Partikel, Gelombang Elektromagnetik serta Listrik Dinamis, namun dalam penelitian ini peneliti hanya tertarik untuk membahas mengenai salah satu materi fisika yang tergolong sukar dan bersifat matematis yaitu Listrik Dinamis, yang memenuhi standar kompetensi memformulaiskan besaran-besaran listrik rangkain listrik tertutup sederhana satu loop).
situasi atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil atau lebih terurai dan memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan bagian yang lain.
Dengan melakukan observasi KBM di kelas di temukan bahwa aktivitas pemecahan masalah siswa dalam proses pembelajaran rendah. Materi disampaikan melalui metode ceramah, membahas contoh soal dan memberikan latihan dengan bentuk soal yang sama dengan contoh. Menurut Pastel (dalam Lee, 1998) bahwa pengjaran metode konvensional dengan mengandalkan penyampaian informasi, menunjukkan pemecahan masalah, dan menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mencoba pemecahan masalah dengan tipe soal yang sama seperti contoh tidak membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah mereka.
Dari permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar yang rendah dipengaruhi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa. Rendahnya kemampuan tersebut diakibatkan metode pembelajaran yang diterapkan dalam KBM tidak membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode alternatif disamping metode konvensional yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan masalah. Penulis berpendapat bahwa sangat perlu untuk dilakukan suatu penelitian untuk mencari metode alternatif tersebut meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yaitu dengan memperkenalkan suatu model pemecahan masalah pada siswa.
untuk membantu siswa dalam menganalisis soal yang bersifat matematis seperti materi listrik dinamis. Model pemecahan masalah yang dimaksud peneliti yaitu model pemecahan masalah yang dikemukakan oleh George Polya. Model pemecahan masalah Polya dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran fisika khususnya pada konsep listrik dinamis, sebab dalam setiap fase dapat memfasilitasi guru dan siswa untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang mengutamakan perubahan konseptual dan meningkatkan kemampuan analisis pada siswa, agar siswa mampu menyelesaikan soal matematis yang membutuhkan daya analisis yang tinggi.
Menurut (Nurhadi, 2010:30) peran guru pada pembelajaran masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Siswa dituntut aktif sehingga dalam pembelajaran siswa mampu mengeluarkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang belum mereka temui. Aktif berarti siswa banyak melakukan aktivitas selama proses belajar berlangsung, beberapa tahapan yang harus dilalui siswa selama dalam proses pembelajaran yang meliputi klarifikasi masalah, pengungkapan pendapat, evaluasi dan pemilihan serta implementasi. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja. Bertanya pada teman saat diskusi, berani mengemukakan pendapat, dan aktivitas lainnya baik secara mental, fisik dan sosial sehingga siswa dapat menggunakan berbagai cara sesuai dengan daya kreatif mereka untuk memecahkan masalah tersebut, sehingga sebagian tujuan pembelajaran fisika terpenuhi. Metode pembelajaran yang sesuai adalah metode yang menyediakan aktivitas pemecahan masalah bagi seluruh siswa di dalam kelas.
masalah, (2) rendahnya kemampuan siswa dalam merancang rencana penyelesaian masalah, dan (3) rendahnya kemampuan siswa dalam melaksanakan perhitungan terutama yang berkaitan dengan materi apersepsi yang mendukung proses pemecahan masalah. Mengacu pada berbagai teori diatas maka metode problem solving model Polya sangat tepat untuk diterapkan sebagai solusi untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalammenyelesaikan masalah fisika.
Proses pembelajaran fisika saat ini berlangsung sebatas pada upaya memberikan pengetahuan deklaratif dalam menggunakan rumus-rumus menyelesaikan soal seperti yang telah dicontohkan sebelumnya. Akibatnya kemampuan siswa dalam pembelajaran fisika hanya terbatas sampai pada kemampuan menghapalkan sekumpulan fakta yang disajikan guru dan tidak mengarah ke pemahaman konsep. Seringkali terjadi kesulitan siswa bila bentuk soal diubah meski masih dalam konsep yang sama yang mengindikasikan siswa tidak memahami makna soal yang sebenarnya. Padahal fisika merupakan ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman (Siregar, 2003).
Ketidak aktifan siswa dikarenakan siswa tidak memiliki sikap ilmiah yang baik. Seperti yang kita ketahui, sikap ilmiah memiliki peran tersendiri dalam memotivasi diri siswa aktif dalam melaksanakan pembelajaran sains, karena dengan memiliki sikap ilmiah, siswa akan terdorong untuk menggali lebih jauh untuk menjawab dari rasa ingin tahu yang dimiliki siswa. Sikap ilmiah diartikan sebagai penilaian umum seseorang atas suatu objek yang memiliki tipikal sains atau yang berhubungan dengan sains, disamping itu sikap merupakan fasilitator dan produk dari proses belajar kognitif (Mulyasa, 2007). Sikap Ilmiah dalam proses pembelajaran antara lain sikap ingin tahu, kesabaran, berpikiran terbuka, berpikiran kritis, objektifitas, jujur dan rendah hati, serta peka terhadap lingkungan sekitar.
analisis hasil pembelajaran dalam beberapa semester melaksanakan pembelajaran fisika di SMA Muhammadiyah 2 Medan diantaranya :
a. Kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah sangat rendah. Hal ini tergambar dari hasil tes fisika diamana jawaban siswa yang paling banyak salah adalah jawaban untuk soal-soal yang membutuhkan pemecahan masalah.
b. Rendahnya aktivitas dan kemampuan siswa dalam memanfaatkan sumber belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Hal ini tergambar dari banyaknya siswa yang tidak sabar dalam menjawab soal, tidak jujur dengan mencontek pekerjaan teman, kurangnya rasa ingin tahu terhadap hal baru dan kurang peka terhadap sekitar.
c. Pembelajaran belum berbasis aktivitas siswa (student centered), karena belum ditunjang oleh pemilihan model dan ketersediaan perangkat pembelajaran yang sesuai.
Beberapa penelitian telah menunjukkan dampak positif dari penerapan Problem Solving dalam pembelajaran. Dalam penelitian terdahulu dikemukakan
Dari uraian diatas penulis berpendapat bahwa sangat diperlukan adanya suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh diterapkannya metode Problem Solving pada mata pelajaran fisika di SMA, dan berdasarkan latar belakang
masalah tersebut dan keterbukaan pihak sekolah maka peneliti akan mengadakan penelitian pada SMA Muhammadiyah 2 Medan dengan judul :
“Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar Fisika ”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Pembelajaran fisika belum mengarah kepada pemecahan masalah.
2. Banyaknya materi fisika yang bersifat matematis sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang terstruktur
3. Sebagian besar siswa kesulitan dalam menganalisis soal yang bersifat matematis seperti pada materi listrik dinamis
4. Pembelajaran fisika belum memperhatikan upaya peningkatan aktivitas belajar siswa.
5. Pembelajaran belum berbasis aktivitas siswa (student centered), karena belum ditunjang oleh pemilihan model dan ketersediaan perangkat pembelajaran yang sesuai.
6. Siswa belum memiliki sikap ilmiah yang baik, sehingga tidak aktif dalam pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Selama kegiatan pembelajaran, peneliti hanya membatasi pada aktivitas
belajar siswa, sikap ilmiah dan hasil belajar fisika.
2. Model yang diterapkan selama pemungutan data adalah model pembelajaran Problem Solving Polya dan model pembelajaran Direct Instruction.
3. Materi pelajaran yang akan diajarkan adalah listrik dinamis kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Medan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction? 2. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang memiliki sikap
ilmiah rendah dan sikap ilmiah tinggi.
3. Apakah ada interaksi model pembelajaran Problem Solving dengan tingkat sikap ilmiah siswa untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
2. Menganalisis apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah dan sikap ilmiah tinggi.
3. Menganalisis apakah ada interaksi model pembelajaran Problem Solving dengan tingkat sikap ilmiah siswa untuk meningkatkan hasil
belajar fisika siswa.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis
a. Sabagai bahan referensi penerapan model pembelajaran Problem Solving untuk meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan
pemecahan masalah fisika.
b. Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan bagi peneliti pendidikan yang relevan dimasa yang akan datang.
c. Memperkaya dan menambah ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan model pembelajaran Problem Solving, sikap ilmiah siswa dan kemampuan pemecahan masalah fisika.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai model pembelajaran yang dapat membuat siswa belajar bermakna dan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.
b. Sebagai umpan balik bagi guru fisika dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah melalui model pembelajaran Problem Solving.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan model pembelajaran Problem Solving dan model pembelajaran Direct Instruction. Hasil belajar
fisika siswa dengan model pembelajaran Problem Solving (rerata = 76,90) lebih baik dari model pembelajaran Direct Instruction (rerata=73,49).
2. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelompok sikap ilmiah rendah dan kelompok sikap ilmiah tinggi. Hasil belajar fisika kelompok sikap ilmiah tinggi (rerata=76,56) lebih baik dari kelompok sikap ilmiah rendah (rerata=73,67).
B. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa saran untuk menerapkan model pembelajaran Problem Solving sebagai berikut:
1. Dalam penerapan Model Pembelajaran Problem Solving guru direkomendasikan untuk memperhatikan Sikap Ilmiah siswa, karena model Problem Solving tepat untuk siswa dengan Sikap Ilmiah tinggi.
2. Untuk siswa yang memiliki Sikap Ilmiah rendah disarankan untuk tidak diajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Solving karena siswa akan kesulitan dalam melakukan proses pemecahan masalah fisika selama pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lorin W. A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assessing. (New York)
Anonim. Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Penyelesaian Masalah, yang ddiakses tanggal 16 januari 2013
Arikunto, A. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara
Aunurrahman, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung
Budiyanto, 2010, Pengaruh Model Creative Problem Solving Berbasis Kontekstual Terhadap Kompetensi Strategik Siswa Smp Dalam
Belajar Matematika. Skripsi UPI.
Cahyo, Nur. A. (2008).Pengembangan Model Creative Problem Solving Berbasis Teknologi.Tersedia di :http://adi-negara.blogspot.com/.
Dahar, Ratna W. (1996), Teori-teori Belajar,Jakarta : Depdikbud
Dimyati Dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Emzir, (2009), Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta
Gok, Tolga, Dkk.2012. The Effect of Problem Solving Strategies On student Achievment, Attitude and Motivation. Lat. Am J. Phys. Educ. Vol.4, No.1, jan.
Hamalik, O, (2004), Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Harahap, Rostina, (2009), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Newton Kelas VIII di SMP Negeri 6 Medan T.P 2009/2010, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Ibrahim,M.dan Nur,M (2000), Pembelajaran Berbasis Masalah. Surabaya: UNESA University.
Ismail.(2002), Pembelajaran Berbasis Masalah.Makalah disajikan pada Pelatihan TOT pembelajaran Kontekstual. Surabaya: Tidak dipublikasikan.
Joyce,B.; Weil,M. & Calhoun, E. (2009), Model-Model Pembelajaran, Edisi Delapan, Pustaka Belajar, Yogyakarta
Kiranawati, Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) (http://Gurupkn.Wordpress.com), yang diiakses pada 16 januari 2013
Margono,S.2008. Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta Rineka : Cipta
Nurfiyanto, Arif. (2011). Penerapan Pendekatan Creative Problem Solving (CPS) Dengan Menggunakan Lembar Kerja Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Pada Bangun
Ruang Sisi Data.Tersedia di
:http://etd.eprints.ums.ac.id/8408/1/A410060265.pdf [18 Februari 2012]. Pepkin, K.L. (2004) Creative Problem Solving in Match.Tersedia di
:http://www.edu/hti/2004/vo2/04.htm. [18 Maret 2012]
Sanjaya, W. (2008).Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group : Jakarta.
Sardiman, (2006),Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,PT.Grafindo Persada, Jakarta
Steven Baptist.(2010). Destinctive Creativity Endeavour of Osborn-Parnes creative Problem Solving.Segi College Kuala Lumpur Vol. 3 No. 1.
[online].Tersedia di :
http://www.segi.edu.my/onlinereview/abstract.php?aid=13&&vol=2&&s eries=2.[10 November 2012]
Sudjana. (2005) , Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung
SumarnoAlim, (2011).Keefektifan Penerapan Paduan Model Pembelajaran Problem Solving dan Kooperatif tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil
Belajar dan Berpikir Kritis.Tersedia di :
http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/keefektifan- penerapan-paduan-model-pembelajaran-problem-solving-dan- kooperatif-tipe-stad-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-dan-berpikir-kritis. [05 Agustus 2012]
Sunariadi, 2008, IPA-FISIKA BILINGUAL, Bandung, Yrama Widya Suryabrata, S. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada