1
B A B I
PE ND A H UL UA N
A . L atar B elak ang
Perbankan Islam sekarang ini telah dikenal luas di belahan dunia
muslim dan B arat. Perbankan Islam merupakan bentuk perbankan yang
pembiayaannya berusaha memberikan pelayanan kepada nasabah dengan
bebas bunga. Para perintis perbankan Islam berargumentasi bahwa bunga
bank termasuk ribā yang jelas-jelas dilarang dalam hukum Islam. A lasan
tersebut yang mendorong beberapa sarjana musli m dan para penanam modal
untuk menemukan alternatif lain dengan cara mengembangkan sistem
perbankan yang sesuai aturan Islam, khususnya yang berkaitan dengan ribā 2 .
S ejak pertengahan tahun 1970-an, bank-bank Islam berkembang
sangat pesat. B ank-bank ini tidak hanya didirikan di negara-negara yang
mayoritas penduduknya muslim seperti Mesir, Y ordania, S udan, B ahrain,
K uwait, Uni E mirat A rab, Malaysia, dan Indonesia. B erdiri juga di negara
minoritas muslim seperti Inggris, D enmark, dan Philipina. B ank Islam
International dan B ank Pembangunan Islam pemegang sahamnya adalah
beberapa negara OK I, yang sekaligus bertindak sebagai sponsor perbankan
Islam dan pembiayaan lebih luas di dunia Islam, yang berdiri pada tahun
2
1980-an, turut mendukung Pakistan dan Iran untuk mentransformasikan
sistem keuangan mereka dengan sistem bebas bunga 3
.
S esungguhnya bunga itu sudah dianggap penting demi keberhasilan
pengoperasian sistem ekonomi yang ada bagi masyarakat, tetapi Islam
mempertimbangkan bahwasannya bunga itu kejahatan yang menyebarkan
kesengsaraan dalam kehidupan. S ehingga A l-Qur`an menyatakan haram
terhadap bunga bagi kalangan masyarakat Islam 4
.
A l-Qur`an telah menggunakan bahasa ribā untuk bunga. D itinjau dari
segi makna kata ribā berarti kelebihan atau penambahan atau surplus, tetapi
dari segi ekonomi berarti surplus pendapatan yang diterima pemberi pinjaman
dari peminjam dari jumlah pinjaman pokok sebagai imbalan karena
menangguhkan atau berpisah dari sebagian modalnya selama periode
tertentu 5
.
Islam memperbolehkan mengembangkan harta dengan cara
Pengharaman ribā tidak hanya berlaku dalam syariat Islam yang
antara agama-agama samawi, dalam agama Y ahudi tepatnya dalam Perjanjian
L ama terdapat arti sebuah ayat :
F azlurrahman seorang intelektual muslim kontemporer dari Pakistan
yang pernah belajar di A merika. B eliau merupakan salah satu tokoh
neo-modernisme Islam. B eliau bekerja sebagai D irektur L embaga R iset Islam
ataupun sebagai anggota D ewan Penasihat Ideologi Islam yang mewakili
sudut pandang kalangan modernis. B eliau selalu mendapatkan tantangan
keras dari kalangan ulama tradisionalis dan fundamentalis di Pakistan karena
ide-idenya tentang ḥadīṡ, ribādan bunga bank, zakat, fatwa mengenai
kehalalan binatang yang disembelih secara mekanis, dan lain-lain sering
menimbulkan kontroversi yang berkepanjangan serta berskala nasional di
Pakistan
Y usuf Qaradhawi, Halal dan Haram di dalam Islam, terj.A bu S a’id A l-F alahi, cetakan
ke-5, (J akarta: R obbani Press, 2005) , hlm. 306. di lihat dari T erjemahan K itab Perjanjian lama dari A l-K itab, ( J akarta: L embaga A l-K itab Indonesia, 1971)
8
F azlurrahman harus pergi ke C hicago dari Pakistan lantaran adanya
perlawanan dari sebagian ulama dan oknum-oknum penguasa terhadap
pendapatnya bahwasanya bunga bank dipandangnya bukanlah ribā karena
bunga bank merupakan faktor ekonomi yang sangat penting dan merupakan
poros ekonomi dunia International. S ehingga dalam konteks tertentu tidak
menimbulkan kezaliman jika bunga bank itu berada dalam titik nol persen
atau dengan kata lain untuk dihilangkan bunganya sama sekali. Ribā sendiri
selalu menghasilkan kelebihan dan kezaliman bagi masyarakat kecil ekonomi
lemah, itulah salah argumentasinya dan salah satu sebab beliau harus
meninggalkan tanah kelahirannya 9
.
Menurut beliau larangan ribāsangat penting bagi kesejahteraan
rakyat, tetapi ahli hukum ekonomi Islam di zaman pertengahan
ber-kesimpulan bahwasannya setiap jenis bunga uang adalah terlarang. S aat ini
pun kebanyakan kaum Muslimin masih berpendapat demikian, padahal di
zaman modern ini peran perbankan di dalam konteks “ekonomi
pembangunan” sudah sangat berubah 10
.
W ahbah az-Z uhaili seorang guru besar Univ ersitas Islam A l-A zhar
K airo menegaskan bahwasanya selama seseorang masih berada dalam
stabilisasi ekonomi yang normal dan masih memungkinkan untuk melakukan
pinjaman tanpa bunga, maka tidak boleh melakukan pinjaman kredit dengan
9
F azlurrahman, Islam, terj.A hsin Mohammad, C etakan ke-IV , ( B andung: Penerbit Pustaka IT B , 2000) , hlm.vii.
10
bunga dan jual beli dengan ribā. Menurutnya bunga bank dan ribā merupakan
kesatuan yang tak terpisahkan karena riba adalah tambahan pada sesuatu
tertentu tanpa disertai pengganti, sedang bunga bank termasuk ribā nasi’ah
sehingga haram banyak atau sedikit. A kan tetapi dalam persoalan lain
W ahbah az-Z uhaili memperbolehkan pembayaran hutang luar negeri yang
disertai bunga dengan alasan kebutuhan (ḥājah) negara secara umum dan
alasan keterpaksaan (ḍarūrah) secara khusus, maka seseorang diperbolehkan
melaksanakan sistem ekonomi yang diharamkan secara hukum. Namun
pendapat W ahbah az-Z uhaili hanyalah berlaku secara kenyataan ( kasuistik) 11
.
Meskipun MUI, Muhammadiyah dan NU telah memperjelas status
hukum bunga bank yang sesuai syariat Islam di negara Indonesia ini, akan
tetapi masih banyak oknum-oknum yang berpikiran berbeda mengenai bunga
bank, karena itu penulis ingin memperjelas kembali dan berinisiatif dengan
mengambil judul yakni :
“B unga B ank Perspektif F azlurrahman dan W ahbah az-Z uhaili”,
karena penulis melihat adanya perbedaaan pemikiran F azlurrahman sebagai
ulama Pakistan dan W ahbah az-Z uhaili sebagai ulama Mesir dalam
memahami makna ribā dan bunga bank dalam konteks perbankan modern
yang memang menjadi persoalan hukum, sementara kebutuhan manusia yang
tidak terbatas bergantung kepada sistem ekonomi yang ada di setiap zaman.
11
B . R umusan M asalah
B erdasarkan latar belakang yang telah penulis jabarkan di atas, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. A pakah yang dimaksud ribā dan bunga bank menurut F azlurrahman dan
W ahbah az-Z uhaili?
2. A pakah dasar hukum dan pengambilan dalil yangdigunakan F azlurrahman
dan W ahbah az-Z uhaili dalam menetapkan status hukum bunga bank?
3. A pakah solusi yang diberikan F azlurrahman dan W ahbah az-Z uhaili?
C . T uj uan Penelitian
S etiap kegiatan atau aktivitas yang dilakukan pasti ada yang ingin
dicapai. A dapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan pandangan F azlurrahman dan W ahbah
az-Z uhaili tentang ribā dan bunga bank.
2. Untuk mendeskripsikan dasar hukum pandangan F azlurrahman dan
W ahbah az-Z uhaili apakah bunga bank termasuk bagian ribā atau
berdiri sendiri.
3. Untuk mengetahui solusi yang diberikan F azlurrahman dan W ahbah
az-Z uhaili.
D . M anfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini secara tidak langsung
adalah :
1. S ecara teoritis, dapat semakin memperkaya khazanah pemikiran Islam
Hukum E konomi S yari’ah pada khususnya, selain itu dapat menjadi
stimulus bagi penelitian selanjutnya, sehingga proses pengkajian secara
mendalam akan terus berlangsung dan memperoleh hasil yang maksimal.
2. S ecara praktis, dapat dijadikan perbandingan oleh masyarakat dan para
praktisi ekonomi Islam dalam menyikapi masalah kontroversional