• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TIPE STAD PADA SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) BAGI SISWA KELAS VIII DI MTS AL WASHLIYAH PRAPAT JANJI T.A. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TIPE STAD PADA SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) BAGI SISWA KELAS VIII DI MTS AL WASHLIYAH PRAPAT JANJI T.A. 2014/2015."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DENGAN TIPE STAD PADA SISTEM

PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) BAGI SISWA KELAS VIII DI MTS AL WASHLIYAH

PRAPAT JANJI T.A. 2014 / 2015

Oleh : Yuli Namira NIM 4103311050

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TIPE STAD PADA SISTEM

PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) BAGI SISWA KELAS VIII DI MTS AL WASHLIYAH

PRAPAT JANJI T.A. 2014/2015 YULI NAMIRA (4103311050)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tipe STAD pada sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) bagi siswa kelas VIII di MTs Al Washliyah Prapat Janji T.A. 2014/2015.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas MTs Al Washliyah Prapat Janji Tahun Ajaran 2014/2015 dan sampel penelitian adalah kelas VIII yang terdiri dari 2 kelas. Kelas VIII-A sebanyak 20 siswa sebagai kelas eksperimen I dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan kelas VIII-B sebanyak 20 siswa sebagai kelas eksperimen II dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dimana kedua kelas ini yang dijadikan sampel dalam penelitian. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan tes pilihan berganda yaitu untuk melihat hasil belajar siswa. Sebelum tes ini ditetapkan sebagai alat pengumpul data, terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa diluar kelas sampel untuk melihat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal.

Dari analisa data didapat nilai rata-rata hasil pre-test kelas eksperimen I sebesar 43 dan nilai rata-rata hasil pre-test kelas eksperimen II sebesar 43,5. Dari hasil analisis data pre-test kelas eksperimen I diperoleh L0 (0,1300) < Ltabel (0,1900), dan data pre-test kelas eksperimen II diperoleh L0 (0,1159) < Ltabel (0,1900). Sehingga disimpulkan data pre-test kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data pre-test tidak terdapat perbedaan kedua varians atau kedua sampel homogen, dimana Fhitung < Ftabel (1,1328 < 2,1242).

Nilai rata hasil post-test kelas eksperimen I sebesar 85 dan nilai rata-rata hasil test kelas eksperimen II sebesar 78,5. Dari hasil analisis data post-test kelas eksperimen I diperoleh L0 (0,1159) < Ltabel (0,1900), dan data post-test kelas eksperimen II diperoleh L0 (0,1554) < Ltabel (0,1900). Sehingga disimpulkan data post-test kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data post-test kedua sampel homogen, dimana Fhitung < Ftabel (1,5033 < 2,1242). Setelah dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t didapat bahwa

  2 1 1 2 1

1   

t thitung t

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah, rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul ” Perbedaan Hasil Belajar antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dengan Tipe STAD pada Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) bagi Siswa Kelas VIII MTs Al Washliyah Prapat Janji T.A. 2014/2015” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. W. L. Sihombing, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd. Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd, dan Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Zul Amry, M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku sekretaris jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

(6)

v

semangat kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Amir Hamzah Samosir, S.Pd selaku Kepala MTs Al Washliyah Prapat Janji dan Ibu Khairawani, S.Pd selaku guru bidang studi matematika di MTs Al Washliyah yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rendy Purnomo yang telah memberikan semangat dan dukungannya serta menjadi inspirasi bagi penulis, dan sahabat-sahabat terbaik penulis Laura Gultom dan Inka Delyana Sembiring dan teman-teman seperjuangan kelas Ekstensi stambuk 2010 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, 2014 Penulis,

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetujuan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Diagram x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Hasil Belajar 10

2.1.3. Pembelajaran Matematika 11

2.1.4. Model Pembelajaran 13

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 14 2.1.6. Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 17 2.1.7. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 20 2.1.8. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe TPS dan Tipe STAD 27

2.2. Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) 28 2.2.1. Pengertian Persaman Linier Dua Variabel 28 2.2.1.1. Penyelesaian Persamaan Linier Dua variabel 28 2.2.1.2. Grafik Penyelesaian Persamaan Linier Dua variabel 29 2.2.2. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) 30 2.2.3. Perbedaan antara PLDV dan SPLDV 31 2.2.4. Penyelesaian Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) 32 2.2.5. Penerapan SPLDV dalam kehidupan Sehari-hari 35

2.3. Penelitian Yang Relevan 37

2.4. Kerangka Konseptual 38

(8)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 41

3.1.1. Lokasi Penelitian 41

3.1.2. Waktu Penelitian 41

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 41

3.2.1. Populasi Penelitian 41

3.2.2. Sampel Penelitian 41

3.3. Variabel Penelitian 42

3.4. Definisi Operasional 43

3.5. Jenis dan Desain Penelitian 44

3.5.1. Jenis Penelitian 44

3.5.2. Desain penelitian 44

3.6. Prosedur Penelitian 45

3.7. Instrumen Penelitian 47

3.7.1. Uji Validitas Tes 48

3.7.2. Uji Reliabilitas Tes 49

3.7.3. Tingkat Kesukaran Tes 51

3.7.4. Daya Pembeda Tes 52

3.8. Teknik Analisis Data 53

3.8.1. Menghitung Rata-Rata Skor 53

3.8.2. Menghitung Standart Deviasi 53

3.8.3. Uji Normalitas 53

3.8.4. Uji Homogenitas 54

3.8.5. Uji Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 57

4.1.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 57 4.1.1.1 Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 57 4.1.1.2 Nilai Post-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 59

4.1.3. Deskriptif Hasil Penelitian 60

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 61

4.2.1. Uji Normalitas Data 61

4.2.2. Uji Homogenitas Data 62

4.2.3. Pengujian Hipotesis 63

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 68

5.2. Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 69

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif 16 Tabel 2.2. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 23 Tabel 2.3. Perhitungan Skor Perkembangan 24 Tabel 2.4. Tingkat Penghargaan Kelompok 25 Tabel 2.5. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think-Pair-Share (TPS) dan model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student-Teams-Achievement-Division (STAD) 27

Tabel 3.1. Desain penelitian 45

(11)

x

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 2.1. Grafik PLDV 30

Grafik 2.2. Grafik SPLDV 33

Grafik 4.1. Data Rata-Rata Pre-Test dan Post-Tes

Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 60 Grafik 4.2. Data Minimum Pre-Tes dan Post-Test

Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 61 Grafik 4.3. Ringkasan Data Pre-Test dan Post-Test

(12)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model TPS (RPP I) 71 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model TPS (RPP II) 77 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD (RPP I) 83 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD (RPP II) 89 Lampiran 5. Lembar Aktifitas Siswa (LAS I) 95 Lampiran 6. Lembar Aktifitas Siswa (LAS II) 97 Lampiran 7. Alternatif jawaban LAS I 99 Lampiran 8. Alternatif Jawaban LAS II 102 Lampiran 9. Soal Uji Coba Instrumen Tes 105

Lampiran 10. Kisi-Kisi Pre-Test 111

Lampiran 11. Kisi-Kisi Post-Test 112

Lampiran 12. Pre-Test 113

Lampiran 13. Post-Test 115

Lampiran 14. Kunci Jawaban Pre-Test dan Post-Test 117

Lampiran 15. Lembar Jawaban Test 118

Lampiran 16. Perhitungan Validasi Tes 119 Lampiran 17. Tabulasi Data Perhitungan Validitas Tes 122 Lampiran 18. Perhitungan Reliabilitas Tes 126 Lampiran 19. Tabulasi Data Perhitungan Reliabilitas Tes 128 Lampiran 20. Perhitungan Tingkat Kesukatan Tes 132 Lampiran 21. Perhitungan Daya Pembeda Tes 134 Lampiran 22. Tabulasi Data Perhitungan Daya Pembeda Tes 137

Lampiran 23. Nama-Nama Siswa 145

Lampiran 24. Data Pre-Test dan Post-Test 146 Lampiran 25. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians

Pre-Test dan Post-Test 148

Lampiran 26. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 152 Lampiran 27. Data Peningkatan Hasil belajar 154 Lampiran 28. Perhitungan Uji Normalitas 156 Lampiran 29. Perhitungan Uji Homogenitas 160 Lampiran 30. Perhitungan Uji Hipotesis 162 Lampiran 31. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran

Kelas Eksperimen I (TPS) 164

Lampiran 32. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran

Kelas Eksperimen II (STAD) 166

Lampiran 33. Kegiatan Penelitian 168

Lampiran 34. Dokumentasi Penelitian 169 Lampiran 35. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 174 Lampiran 36. Daftar Nilai Kritis Uji Liliefors 175 Lampiran 37. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 176 Lampiran 38. Daftar Nilai Presentil Untuk Distribusi t 177 Lampiran 39. Tabel Distribusi Nilai F 178

(13)

vii

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perubahan dan perkembangan dalam setiap aspek kehidupan terus terjadi dengan cepat. Tidak ada satupun petunjuk pasti tentang apa yang akan terjadi dengan cara orang belajar dan apa yang harus dipelajari untuk kebutuhan masa mendatang. Kecenderungan terjadinya perubahan dalam segala aspek kehidupan termaksud bidang pendidikan akan terus berlanjut. Meskipun aspek-aspek tertentu dalam bidang pendidikan dan pembelajaran akan tetap berlaku, namun beberapa aspek yang lain akan ikut mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

Perkembangan yang baik pada abad ini harus mampu menjelaskan bagaimana seharusnya peserta didik belajar dan berfikir. Pembelajaran dalam abad ke-21 ini harus lebih dari sekedar menghafal fakta dan memahami konsep-konsep umum materi pelajaran seperti yang telah terjadi pada awal era perkembangan industri dan masih terus berlangsung di Indonesia sampai sekarang. Pada abad baru ini pembelajaran harus lebih dari sekedar bagaimana menjelaskan apa yang dipikirkan oleh guru, yaitu dengan memodelkan proses pembelajaran yang dialami guru sehingga peserta didik dapat mengamati dan mempelajari keterampilan proses, keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan berfikir, ketika mempelajari suatu pengetahuan seperti yang dianggap cukup memadai pada era abad ke-20 yang telah kita lewati. (Dalam Jufri, 2013 :166).

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Buchori (dalam Trianto, 2011 :5) mengemukakan: “Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari”.

(15)

2

memajukan daya pikir manusia. Mengingat besarnya peranan matematika, maka tak heran jika pelajaran matematika diberikan pada setiap jenjang mulai dari prasekolah (TK), SD, SLTP, SLTA, sampai pada Perguruan Tinggi.

Ada banyak alasan tentang pentingnya matematika. Sebagaimana menurut Cornellius (dalam Abdurrahman, 2012 :204) mengemukakan:

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berfikir yang jelas (2) sarana untuk pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Cokrof (dalam Abdurrahman, 2012 :204) juga mengatakan bahwa:

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Besarnya peranan matematika tersebut menuntut siswa harus mampu menguasai pelajaran matematika. Namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar matematika siswa. Kenyataan yang ada menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika kurang menggembirakan.

(16)

3

Hal yang sama seperti yang diungkapkan oleh Trianto (2011 :5-6):

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari hasil rerataan hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa inni masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikirnya.

Program for International Student Assessment (PISA) di bawah Organization Economic Cooperation and Development (OECD) mengadakan survei tentang kemampuan siswa dan sistem pendidikan. PISA menggelar survei ini sejak tahun 2000 dan rutin melakukan survei tiap 3 tahun sekali. Terakhir, survei PISA tahun 2012 lalu yang baru dirilis awal pekan Desember 2013. Survei ini melibatkan responden 510 ribu pelajar berusia 15-16 tahun dari 65 negara dunia yang mewakili populasi 28 juta siswa berusia 15-16 tahun di dunia serta 80 persen ekonomi global. Dari hasil survei, kemampuan matematika siswa-siswi di Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara alias kedua dari bawah dengan skor 375. Kurang dari 1 persen siswa Indonesia yang memiliki kemampuan bagus di bidang matematika. (http://news.detik.com/read/2013/12/04/)

Kenyataan ini sejalan dengan hasil Pelaksanaan observasi yang dilaksanakan pada 17 Juli 2014 di MTs Al Washliyah Prapat Janji. Observasi dilaksanakan pada kelas VIII, jumlah siswa sebanyak 40 siswa. Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu guru matematika kelas VIII yaitu Ibu Khairawani, S.Pd mengatakan bahwa :

(17)

4

Senada dengan hal di atas, dari hasil wawancara peneliti juga diperoleh keterangan bahwa kegiatan pembelajaran matematika selama ini sekitar 70% kegiatan pembelajaran masih terpusat pada guru. Guru lebih banyak menjelaskan, dan memberikan informasi tentang konsep-konsep yang akan dibahas. Menurut beliau, hal itu dikarenakan kemampuan dasar matematika yang dimiliki anak masih rendah. Pembelajaran yang berpusat pada guru ini juga terjadi saat pembelajaran materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV).

Selain model pembelajaran yang berpusat pada guru biasa digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar juga sering ditemukan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru, walaupun sebenarnya siswa tersebut belum paham pada materi yang diajarkan guru. Untuk itu guru perlu menciptakan suasana belajar di mana siswa mendapatkan kesempatan berinteraksi satu sama lain. Salah satu usaha guru untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan kondusif.

Peneliti juga mengambil data nilai semester genap kelas VIII MTs Al Washliyah Prapat Janji melalui guru bidang studi matematika, berdasarkan ujian harian dengan nilai rata-rata kelas pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 dari 40 siswa yang ada didalam dua kelas didapat nilai rata-rata ujian tengah semester siswa kelas VIII-A adalah 55,6 sedangkan nilai rata-rata ujian tengah semester siswa kelas VIII-B adalah 53,5. Sedangkan Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VIII masih rendah dan kurang baik. Hal ini hampir terjadi pada setiap tahunnya.

(18)

5

siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah”.

Terkait dengan penataan sistem pembelajaran, maka guru harus berusaha menggeser paradigma pengelolaan pembelajaran dari yang dahulunya lebih berpusat pada guru (teacher centered) menjadi lebih berpusat pada peserta didik (student centered). (Dalam Jufri, 2013 :171)

Sesuai dengan pendapat Artzt & Newman (dalam Trianto 2011 :56) menyebutkan bahwa:

Dalam belajar kooperatif, siswa belajar bersama sebagai suatu tim untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kooperatif learning, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Ada beberapa tipe pembelajaran kooperatif, salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe think-pair-share (TPS) yang merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Think-pair-share (TPS) merupakan pembelajaran yang membentuk kelompok-kelompok kecil yang berpasangan untuk meningkatkan kemampuan siswa serta bekerja saling membantu antara sesama pasangan dalam menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas.

(19)

6

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tipe STAD dapat mengubah paradigma pengelolahan pembelajaran lebih berpusat pada peserta didik sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan memberikan dampak positif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Karena belum adanya penelitian yang membedakan pembelajaan kooperatif tipe TPS dengan tipe STAD disekolah MTs Al Washliyah Prapat janji, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai:: “Perbedaan Hasil Belajar antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dengan Tipe STAD pada Sistem Persamaan Linier Dua variabel (SPLDV) Bagi Siswa Kelas VIII di MTs Al Washliyah Prapat Janji T.A. 2014/2015”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Alwashliyah Prapat Janji pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV), diketahui dari hasil wawancara dengan guru matematika di sekolah tersebut.

2. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan oleh siswa, hal tersebut diketahui dari siswa yang tidak mau bertanya kepada guru walaupun sebenarnya siswa tersebut belum paham pada materi yang diajarkan guru.

3. Kegiatan pembelajaran yang masih berpusat kepada guru.

(20)

7

1.3. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah agar masalah dalam penelitian ini terarah dan jelas. Penelitian ini dibatasi pada hasil belajar siswa pada Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) bagi siswa kelas VIII di MTs Al Washliyah Prapat Janji T.A 2014/2015 dan model yang diterapkan dibatasi pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan tipe STAD.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan tipe STAD pada Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) bagi siswa kelas VIII di MTs Al Washliyah Prapat Janji T.A 2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan hasil belajar pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan tipe STAD pada Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) bagi siswa kelas VIII di MTs Al Washliyah Prapat Janji T.A 2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian diharapkan hasil penelitian dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu :

1. Bagi Guru

(21)

8

b. Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam proses belajar mengajar khususnya dalam pemilihan model pembelajaran efektif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Peserta Didik

a. Menumbuhkan sikap positif (minat dan respon belajar) peserta didik serta dapat mengatasi kesulitan belajar matematika yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Menumbuhkan kemampuan bekerjasama, berkomunikasi dan mendengarkan pendapat orang lain, melatih rasa peduli dan kerelaan untuk berbagi dan meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain.

c. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk belajar mengaktifkan diri dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan positif dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan. 4. Bagi Peneliti

a. Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru matematika agar siap melaksanakan tugas di lapangan.

(22)

68 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian diperoleh sebagai berikut :

Hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) untuk kelas eksperimen I dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS memiliki rata-rata 85 sedangkan untuk kelas eksperimen II dengan penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe STAD memiliki rata-rata 78,5. Sehingga, setelah dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan hasil belajar antara model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan tipe STAD pada Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) di kelas VIII MTs Al Washliyah Prapat Janji T.A. 2014/2015.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah :

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan STAD dapat diterapkan oleh guru sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan SPLDV.

2. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan STAD dalam pembelajaran diperlukan media yang mendukung proses penemuan itu berlangsung berupa RPP dan Lembar Aktifitas Siswa (LAS) sehingga memaksimalkan hasil belajar siswa.

3. Disarankan agar guru selalu melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untuk memotivasi siswa dan melatih siswa untuk belajar aktif. 4. Bagi peneliti lain kiranya hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi yang

(23)

69

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2012), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (2013), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharmisi., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi IV, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Asmin & Abil Mansyur., (2012), Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar Dengan Analisis Klasik dan Modren, Larispa, Medan.

Detik., (2014), ini-peringkat-kemampuan-matematika-siswa-di-dunia-indonesia-nomor-berapa, http://news.detik.com, diakses 05 Mei 2014

Dimyati & Mudjiono., (2010), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Dudej, Ved & V. Madhavi., (2014). Jelajah Matematika SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Yudistira

FMIPA Unimed., (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif: Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran, Media Persada, Medan.

(24)

70

Martini., (2011). Pembelajaran Standar Proses Berkarakter Matematika SMP Kelas 7, 8, 9, Prenada, Jakarta.

Sanjaya, Wina., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Slameto., (2010), Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana., (2002), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Gambar

Gambar 3.1.  Skema Prosedur Penelitian
Tabel 2.1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif Tabel 2.2. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Grafik 2.1. Grafik 2.2. Grafik 4.1.

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk pematuhan kesantunan kalimat atau tuturan yang terdapat dalam buku ajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMK Kelas XII karangan Siswasih dkk disebabkan penulis

Hak anak memperoleh Akta Keiahiran merupakan salah satu bentuk perlindungan negara terhadap anak ialah terhadap pemenuhan hak - hak anak untuk memperoleh perlindungan, identitas

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat di dalam air akan mengalami hidrolisa.. Larutan garam

Korpus teks yang paling intensif menggunakan preposisi di untuk menunjukkan tempat berada terdapat dalam korpus teks ilmiah pada data EW dengan

Nahdlatul Athfal Bahasa Indonesia LULUS... UMMI SHALIHAH

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. Hasil perhitungan r 11 dibandingkan dengan r tabel pada

Peran masyarakat terdiri dari: penyediaan lahan, penyandang dana, pemberi masukan dalam penentuan lokasi, identifikasi potensi, kerjasama dalam penelitian dan pengembangan,

Proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Karang Taruna Muda Karya dan Pemerintah desa jatiguwi yang diharapkan membawa perubahan membutuhkan peranan penting dari semua