• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan disimpan sebagai tabungan dari pada dipergunakan untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan disimpan sebagai tabungan dari pada dipergunakan untuk"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Investasi merupakan sarana dalam pembangunan yang dibutuhkan oleh sebuah negara dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, termasuk indonesia. Menurut Mumtaz (2010), di masyarakat terdapat dua pradigma mengenai investsi. Pertama, investasi dianggap sebagai keinginan yag biasanya terjadi apabila seseorang memiliki kelebihan dana, dan dana tersebut akan disimpan sebagai tabungan dari pada dipergunakan untuk berinvestasi. Pemilik dana tersebut baru akan menggunakannya untuk berinvestasi ketika ia memiliki minat berinvestasi. Kedua investasi dianggap sebagai sutu kebutuhan apabila kelebihan dana yang dimiliki langsung digunakan untuk berinvestasi dibandingkan ditabung (Widayat, 2011)

Mayoritas masyarakat Indonesia belum menyadari manfaat dari berinvestasi. Mayoritas masyarakat lebih mementingkan untuk menjalani hidup mereka saat ini tanpa memikirkan hidup mereka dimasa yang akan datang.

Faktor yang harus diperhatikan oleh masyarakat untuk melakukan investasi yaitu adanya inflasi. Akibat dari inflasi tersebut, nilai mata uang yang dimiliki akan menurun daya belinya karena kenaikan harga barang dan jasa. Penurunan daya beli dari mata uang tersebut dapat dihindari dengan cara menginvestasikannya (Tandio & Widanaputra, 2016).

(2)

2

Menumbuhkan minat berinvestasi terhadap seseorang tentu menjadi langkah awal untuk menarik mereka dalam melakukan investasi. Pada era saat ini, menumbuhkan minat tersebut bukanlah hal yang rumit lagi karena didukung dengan adanya kemajuan teknologi yang ada. Seseorang yang telah menemukan minat dalam berinvestasi tentu akan bersungguh-sungguh dalam memulai investasi, berbeda halnya dengan seseorang yang tidak memiliki minat yang kuat dalam berinvestasi. Hal ini sesuai dengan Theory of Reason Action (TRA) Fishben & Ajzen (1975), yang menyatakan bahwa niat pada seseorang dalam melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku merupakan penentu langsung dari perilaku, serta bergantung pada sikap dan norma subyektif.

Minat berinvestasi merupakan suatu ketertarikan untuk melakukan investasi. Minat berinvestaasi dapat diukur menggunakan Theory Planned Behavior (TPB) yang diperkenalkan oleh Ajzen (1991) dimana sebelum

sesorang berinvestasi, ada variabel yang mendahului yaitu minat (intensi) dan sebuah minat dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif, dan perceived behavior control. (Raditya. T, 2014). Adanya minat yang timbul akan mempengaruhi

seseorang dalam melakukan sesuatu. Hal tersebut pula yang akan mempengaruhi seberapa tertariknya seseorang dalam melakukan investasi (Widayat, 2011)

Minat berinvestasi dapat timbul dengan pemberian edukasi atau pengetahuan mengenai investasi. Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam rangka menarik minat investor muda telah memperkenalkan program “Yuk Nabung

(3)

3

Saham” dengan modal yang terjangkau, kini investor remaja akan mulai tertarik dalam berinvestasi (Trenggana & Kuswardhana 2017). Berdasarkan sisi demografi dalam BEI, terdapat investor muda dengan rentan usia 18 hingga 25 tahun yang telah melakukan investasi di pasar modal indonesia. Banyaknya investor muda juga telah meningkat berdasarkan data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada grafik 1.1 berikut :

Grafik 1.1: Data Investor Berdasarkan Usia

Sumber : Kustodian Sentral Efek Indonesia 2018

Van Rooij et al. (2011) menemukan bahwa seseorang yang sudah bekerja dan memiliki pemahaman investasi yang baik akan cenderung melakukan investasi untuk dinikmati masa yang akan datang sedangkan pengetahuan para remaja mengenai investasi masih dikatakan minim. Hal ini dikarenakan kendala utama berupa dana yang sering terjadi dalam melakukan investasi terutama bagi remaja pada umumnya yang penghasilanya didapatkan dari kiriman orang tua mereka. Jika dilihat secara umum, sumber penghasilan

36%

27%

20%

12%

5%

usia 18-30 usia 31-40 usia 41-50 usia 51-60 usia 61-70

(4)

4

remaja biasanya diperoleh dengan beberapa cara yakni kiriman dari orang tua, beasiswa yang diperoleh, uang yang berasal dari hadiah atau bonus, dan yang terakhir berasal dari pendapatan pribadi/ pekerjaan sampingan yang dimiliki (Pajar 2017).

Pengetahuan investasi merupakan informasi yang dapat dijadikan pedoman bagi seseorang dalam memulai investasi. Pengetahuan investasi penting diketahui bagi calon investor agar terhindar dari praktik-praktik penipuan mengenai investasi, maupun risiko kerugian yang dapat dialami.

Risiko itu sendiri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat berinvestasi, terlebih lagi bagi para pemula. Pengetahuan mengenai investasi penting dimiliki dikarenakan hal tersebut dapat digunakan dalam merumuskan asumsi mengenai sumber daya serta membuat keputusan konsumsi pada sumberdaya yang akan diantisipasi (Lusardi, 2011).

Banyaknya calon investor yang ragu terhadap investasi membuat investasi dipandang “sebelah mata” karena hal tersebut didukung dengan banyaknya investor yang mengalami kegagalan dalam melakukan investasi.

Pelatihan mengenasi investasi termasuk instrumen investasi sangatlah penting untuk membuka mata masyarakat tentang pentingnya berinvestasi dan betapa pentingnya pengetahuan dan ilmu yang perlu dikuasai sebelum benar-benar terjun dalam berinvestasi.

Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Risiko Dan Pengetahuan Investasi

(5)

5

Terhadap Minat Berinvestasi (Studi Pada Remaja Di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang)”. Penelitian ini menarik dilakukan dikarenakan kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur dengan jumlah penduduk terbesar terdapat di kecamatan Lowokwaru. Penelitian ini dilakukan agar dapat melihat persepsi atau pendangan dari para remaja terhadap risiko yang ada apabila melakukan investasi yang akan menentuka minatnya dalam berinvestasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan isi dalam latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah persepsi risiko berpengaruh terhadap minat berinvestasi?

2. Apakah pengetahuan investasi berpengaruh terhadap minat berinvestasi?

3. Apakah persepsi risiko dan pengetahuan investasi berpengaruh terhadap minat berinvestasi?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah ini dibuat untuk menghindari perluasan dan lebih terfokus pada pembahasan masalah yang akan diteliti, maka penulis membatasi masalah pada permasalahan penelitian ini yaitu minat dari para remaja dalam berinvestasi yang dibatasi dengan faktor pendukung minat berupa pengetahuan dan persepsi terhadap risiko dan Kecamatan Lowokwaru sebagai lokasi penelitian

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

(6)

6

Tujuan dari adanya penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi risiko terhadap minat berinvestasi.

2. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan investasi terhadap minat berinvestasi.

3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi risiko dan pengetahuan investasi terhadap minat berinvestasi.

Manfaat dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi Remaja

Penelitian ini dilakukan untuk membantu para remaja dalam memahami risiko berinvestasi serta menambah pengetahuan mengenai investasi dan Penelitian ini dilakukan guna membantu remaja dalam menentukan investasi awal.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi mengenai persepsi remaja terhadap risiko serta pengetahuan investasi para remaja kepada penulis lain sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Kekuatan Hukum Putusan Dispute Settlement Body World Trade Organization Dalam Kaitannya Dengan Keefektifan Dan Keadilan Penyelesaian Sengketa World Trade

Berdasarkan uraian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa, komposisi yang tepat pada produk ini adalah dengan volume tepung jagung yang lebih banyak

bahwa Keputusan Bupati Kayong Utara Nomor 68 Tahun 2009 tentang Standar Satuan Biaya Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kayong

Proses pemurnian ini akan melarutkan silikat, alumunium, titanium dan senyawa besi, senyawa-senyawa tersebut berasal dari pengotor-pengotor oksida atau dari mineral

Antosianin adalah senyawa polar dan membentuk ikatan van der Waals dengan salah satu ujung rantai HMG-CoA reduktase, yang mana merupakan hal umum yang ditemui

Realitinya kerja-kerja amali adalah bertujuan untuk melengkapkan pelarjar dengan pengalaman kerja secara hands-on yang miana semua pembelajaran secara teori akan diaplikasikan di

komunikasi Pedagang Kaki Lima perantau etnik Minangkabau dan penduduk asli dengan pemahaman, daya tarik dan dorongan membeli di pasar tradisional Jatibarang.. Bagaimana

Pelatihan Perhitungan luasan Kumuh untuk Fasilitator (lokasi Penanganan kumuh 2594