1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Krisis pangan merupakan suatu ketidak mampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan. Menurut kamus KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) krisis didefinisikan sebagai suatu keadaan yang sangat genting, dan berbahaya dimana adanya proses yang merugikan dalam suatu Negara, perusahan dan lingkungan.1 Disisi lain pangan didefiniskan sebagai suatu kondisi yang berasal dari hayati serta air yang digunakan. Menurut PBB sendiri pangan merupakan kondisi suatu individu atau rumah tangga menerima akses secara fisik ataupun ekonomi untuk mendapatkan pangan bagi seluruh anggota rumah tangga dan tidak berisiko kehilangan keduanya.2 Jadi pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang terpenting disamping papan, sandang, pendidikan, kesehatan karena tanpa pangan tidak ada kehidupan dan tanpa kehidupan tidak ada kebudayaan. Bila digabungkan krisis pangan ialah suatu keadaan yang sangat darurat dalam masalah ketersediaan makanan serta masyarakat yang kekurangan asupan, Di mana terjadinya ladang penyakit serta banyaknya gizi buruk.
Krisis pangan merupakan salah satu kasus terbesar yang dialami oleh beberapa Negara di Dunia. kawasan yang menyandang krisis pangan terbesar ialah
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2018, Krisis, diakses dalam https://Kbbi.Web.Id/Krisis (15/08/2020, 15.25)
2 Muchhlisin Riadi, Ketahanan Pangan (Pengertian, Aspek, Indikator, Strategi Dan Distribusi), diakses dalam https://Www.Kajianpustaka.Com/2020/09/Ketahanan-Pangan.Html (20/01/2021, 16.40)
2
kawasan Afrika. Salah satu penyebab krisis pangan yang terjadi di sejumlah di Kawasan Afrika ialah kekeringan, konflik, dan harga pangan yang melambung tinggi.
Serta pemerintahan yang korupsi dengan hasil perminyakan yang membuat harga minyak semakin rendah, tidak lupa adanya peperangan yang dilakukan oleh aktor non- Negara.3
Kawasan Afrika menjadi kawasan yang sangat rentan dalam ketahanan pangan yang mana kawasan tersebut merupakan benua terbesar ke 2 di dunia. Seluruh kawasan Afrika di kelilingi gunung hingga lembah dan sungai yang panjang. Di berbagai tempat adanya sungai Nil, sungai Kongo, Niger, hingga Sungai Zambesi. Tidak luput dengan adanya patahan-patahan danau di bagian timur seperti danau Tanganyika, Dufolf, Nyasa, hingga danau Victoria yang begitu menawa.4 Pada awalnya Kawasan Afrika merupakan kerajaan yang di bagi menjadi 3 hinga berubah menjadi sistem pemerintahan5 yang sekarang menjadi 4 bagian, yakni Afrika Utara, Afrika Tengah, Afrika Barat, dan Afrika Timur. Dalam kawasan Afrika, Negara Sudan menjadi salah satu Negara yang memiliki kondisi krisis tertinggi terhadap pangan.
Meskipun Afrika memiliki wilayah pertanian yang mumpuni, namun tidak menjamin akan terjadinya kesejahteraan masyarakatnya. Sebaliknya, hingga saat ini jutaan orang mengalami kekurangan makanan yang cukup tinggi hingga di tahun 2020 dimana terjadinya penyakit yang menggemparkan dunia. Sejak awal tahun 2020, krisis
3 Repository UNJANI, Peran UN World Food Programme dalam Mengatasi Krisis Pangan dan Kelaparan dalam Kasus “Horn of Africa Famine” Di Afrika Timur, diakses dalam https://Mail.Google.Com/Mail/U/0/#Inbox/Fmfcgxwkkbktrpdpbfvkvspnpvrdcrqh?Projector=1&Messa gepartid=0.1 (21/1/2021, 16.04)
4 Dr. Anton Haryono, M. Hum, Pengetahuan Dan Pengajaran Sejarah, Historia Viatae, Vol. 31, No, 1(April 2017), Indonesia; Afika Maghribi, Hal 7.
5 Ibid Hal 12
3
pangan semakin meningkat ditambah dengan adanya wabah penyakit, yakni COVID- 19. COVID ini berasal dari virus yang gejalanya berupa gangguan pernafasan yang mana awal kemunculannya terjadi pada akhir tahun 2019 di Negara Cina.6
Menurut Food and Agriculture Organization dan Word Food Programme selaku wadah organisasi tentang permasalahan pangan yang menjelaskan pada masa Pandemi COVID-19, ada beberapa negara di kawasan Afrika yang memiliki resiko tinggi yang berdampak pada tingginya krisis pangan. Di Afrika Utara, yakni di Sudan sekitar 9, 6 juta orang mengalami rentan rawan dalam makanan yang sangat parah yang dicatat oleh Integrated Food Security Phase Classification, yang dihitung dari awal tahun hingga di bulan Juli 2020.7 Di Afrika Barat ada Nigeria, disamping Negara yang berjuang dalam krumunan konflik bersenjata kini setidaknya ada 3, 7 juta masyarakat yang mengalami krisis pangan yang akut dimana terhitung dari bulan Juni.8 Di Afrika Tengah Negara Chad setidaknya 165.000 orang yang mengalami krisis saat masa pandemic terhitung sekitar bulan Febuari 2020.9 Karena Chad merupakan jalur masuknya para pengungsi Nigeria, Sudan, hingga Republik Afrika Tengah. Di Afrika Timur, Somalia sekitar 3, 5 juta orang diproyeksikan menghadapi krisis pangan dalam
6 Klikdokter, Pengertian Virus Corona, https://Www.Klikdokter.Com/Penyakit/Coronavirus
7 Nur Kholis, PBB: Sudan Alami Krisis Pangan Dan Infalsi Setelah Pembatasan Covid 19, Indonesiainside.Id, diakses dalam Https://Indonesiainside.Id/News/Internasional/2020/07/17/Pbb- Sudan-Alami-Krisis-Pangan-Dan-Inflasi-Setelah-Pembatasan-Covid-19, (20/1/2020, 18.11)
8 FAO, Northesdtern Nigeria, diakses dalam
http://www.fao.org/emergencies/resources/documents/resources-detail/en/c/1293148/, (21/1/2021, 17:47)
9 FAO, Chad Humanitrarian Response Plan 2020, Diakses Dalam
Http://Www.Fao.Org/Emergencies/Llamamientos/Llamamiento-Detalle/Es/C/1260438/ , (20/1/2021, 20:6)
4
level yang lebih buruk dalam beberapa bulan juni 2020.10 Jika dilihat dari 4 bagian Kawasan Afrika, Afrika Utara tepatnya Sudan, menjadi negara yang memiliki tingkat krisis pangan yang tinggi, yakni sebesar 9,6 juta masyarakat disana yang mengalami krisis pangan semenjak adanya pandemic COVID-19.
Sudan merupakan salah satu Negara kawasan Afrika Utara yang sebelumnya merupakan Negara yang bergabung dengan Mesir. Sudan sendiri telah memisahkan diri dengan sudan selatan sejak tahun 2011, Negara Sudan yang merupakan Negara terbesar di Benua Afrika memiliki wilayah yang sangat besar dengan penganut agama islam terbesar di kawasan Afrika. Sudan juga telah memiliki pemerintahan yang berbentuk presidensil dengan system kepala Negara.11
Tak hanya itu, Sudan merupakan salah satu Negara yang terkering di Afrika, namun 70% masyarakatnya sangat bergantung pada pertanian sebagai mata pencaharian dan curah hujan sebagai keberlanjutan hidup dalam hal pertanian.12 Disisi lain, konflik, perpindahan, wabah penyakit, guncangan iklim dan turbulensi ekonomi telah mengganggu mata pencaharian dan memperburuk kerawanan pangan di Negara Sudan.
Selain Sudan memiliki histori krisis pangan yang sangat tinggi, kini diperparah dengan munculnya wabah COVID-19. Hingga di 5 tahun terakhir, yakni saat tahun 2015, Hal tersebut dipengaruhi oleh panen pertanian yang sangat dipengaruhi oleh
10 FAO, Emerging Data Suggest COVID-19 Is Driving Up Hunger In Vulnerable Countries,09 Juni 2020, Http://Www.Fao.Org/Emergencies/Fao-In-Action/Stories/Stories-Detail/En/C/1287545/, (20/1/2021, 18.13)
11 Ilmu Pengetahunan Umum, Profil Negara Sudan, Diakses Dalam
Https://Ilmupengetahuanumum.Com/Profil-Negara-Sudan/ , (21/1/2021, 14.20)
12 FAO, Acting Early To Prevent Food Crises In Sudan And Madagascar, Diakses Dalam Http://Www.Fao.Org/In-Action/Prevent-Food-Crises-Sudan-Madagascar/En/, (21/1/2021, 14:40)
5
cuaca El-Nino, kemudian tahun 2016 cuaca berganti dan mendukung wilayah pertanian dengan curah hujan yang bagus, akan tetapi akibat dari peningkatan harga barang serta pengaruh daya beli yang tinggi mengakibatkan kerentanan pangan masih tetap tinggi.13 Kemudian di tahun 2017 pasar di Negara Sudan mengalami harga yang tidak sepadan dari sebelumnya. Harga biji-bijian semakin menjulang tinggi, krisis pangan pun tetap saja kembali meningkat disertai dengan penurunan tingkat ekonomi.
Hal tersebut tak lepas dari melemahnya tingkat perekonomian yang membuat 3,5 juta orang mengalami peningkatan krisis pangan jika dibandingkan dengan analisis sebelumnya pada periode April hingga Juni 2016 hingga akhir 2017 yang menunjukkan bahwa 4,4 juta orang mengalami krisis pangan yang sangat akut.14 Kemudian ditahun 2018, pemerintahan Presiden Bashir membuat pelunjakan hutang Negara yang membuat kebutuhan pangan menjadi terkombinasi dengan orang-orang dari pengungsian akibat konflik. Disisi lain, bahan baku menurun sebesar 33 persen.
Hal tersebut juga disebabkan oleh penanaman biji-bijian yang berkurang hingga hasil yang begitu rendah.15 Keadaan tersebut di perparah akibat adanya pandemi COVID-19 yang membuat tingkat krisis ekonomi hingga krisis pangan semakin tinggi.
Karena dengan adanya hal ini menyebabkan semakin minimnya pemasokan ketersediaan pangan dalam Negeri. Para petani yang berproduksi di tahun ini sangatlah dibawah rata-rata dikarenakan banjir, serangan hama serta efek dari pandemi COVID-
13 FAO, 2017, Monitoring Food Security in Countries with Conflict Situations, diakses dalam Http://Www.Fao.Org/3/A-I7490e.Pdf,(22/1/2020,17:23)
14 FAO, 2020, Global Report on Food Crises, diakses dalam
Http://Www.Fao.Org/3/Ca8786en/CA8786EN.Pdf , (22/1/2020, 17:36)
15FAO, 2020, Country Briefs, diakses dalam
Http://Www.Fao.Org/Giews/Countrybrief/Country.Jsp?Code=SDN ,(22/1/2020,17:49)
6
19 yang membuat pergerakan komditas dan aktivitas para petani terbatas. 16Hal tersebut juga menyebabkan tingginya biaya transportasi dimana adanya peningkatan lebih dalam produk sereal dan pengurangan pemasokan tenaga kerja yang kembali menyebabkan krisis ekonomi semakin meningkat.
Seperti yang dijelaskan peneliti di atas bahwasanya sekitar 9, 6 juta orang menghadapi krisis pangan yang sangat akut hingga peningkatan terjadi sekitar 65%
dari sebelumnya. Serta orang- orang yang mengalami konflik yang berdatangan untuk mengungsi, mengakibatkan Negara Sudan memiliki tingkat krisis pangan yang paling tinggi di kawasan Afrika saat terjadinya pandemi COVID-19.17 Ini mengakibatkan FAO terjun langsung menanggapi keadaan tersebut. Laporan FAO juga menjelaskan bahwa Sudan mengalami dampak yang sangat buruk di pergerakan internal dan lintas batas yang dibatasi inilah yang menjadikan hambatan. Akibatnya kesehatan dan kondisi tubuh yang semakin rentan terpapar virus serta gizi buruk yang semakin meningkat. FAO sendiri bekerjasama dengan berbagai organisasi internasional lainnya dalam masalah krisis pangan hingga kesehatan dimana WHO juga andil dalam menangani permasalahan yang terjadi di Negara Sudan.18
FAO masuk ke Negara Sudan dikarenakan ingin meningkatkan ketahanan masyrakat dan rumah tangga yang rentan dalam kebutuhan makanan pokok. Selain itu juga ikut mengembangkan mata pencaharian bekelanjutan dari segi lingkungan
16 Ipc, Sudan: Acutr Food Insecurity Situation June- September 2020 and Projection for October- December 2020, 2020, diakses dalam http://www.ipcinfo.org/ipc-country-analysis/details- map/en/c/1152718/?iso3=SDN , (23/1/2021, 13:46)
17FAO, Sudan 2020, diakses dalam Http://Www.Fao.Org/Emergencies/Countries/Detail/En/C/148725, (21/1/2021, 14:53)
18 FAO, COVID-19: Our Hungriest, Most Vulnerable Communities Faceá Crisis Within a Crisis”, diakses dalam http://www.fao.org/news/story/en/item/1269721/icode/, (23/1/2021, 14:06)
7
maupun ekonomi yang diterima masyarakat sosial hingga kesehatan untuk meningkatkan ketahanan pangan sertta situasi gizi secara bekelanjutan. 19
Dalam permasalahan mengenai krisis pangan di Negara Sudan tidak luput dari peranan organisasi Internasional. Peranan ini tidak lain dari organisasi Food and Agriculture Organization atau yang sering di sebut dengan FAO yang merupakan salah satu organisasi dibawah naungan Badan PBB memiliki mandat serta tugas pokok untuk membantu negara anggota mencapai Food Security. Sesuai dengan mandatnya, FAO tidak melakukan pengerahan bantuan darurat berupa makanan untuk penduduk yang terkena bencana alam atau pengungsi,tetapi organisasi tersebut memfokuskan diri pada bantuan memfasilitasi proses memproduksi pangan.20 Dalam hal ini FAO ikut serta dalam penanganan COVID- 19 dimana ketersediaan pangan sangat penting akibat adanya keterbatasan komunikasi serta penanggulangan terhadap bencana banjir.
Menurut Ensiclopedia Americana, setiap negara anggota FAO mempunyai kewajiban untuk meningkatkan gizi dan standar hidup masyarakatnya, meningkatkan produksi dan distribusi pangan serta produksi pertanian juga meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan. FAO memperlihatkan teknik baru untuk mengolah hasil panen para petani, memberi nasehat pada pemerintah bagaimana mencapai perdagangan internasional, khususnya dalam komoditas pertanian agar lebih stabil dan matang.
Kewenangan FAO diantaranya adalah merangkum informasi dari staf ahli guna
19 Un Volunteers, 2017, Developing Relationship And Improving Livinghoods With FAO In Eastern Sudan, diakses dalam https://www.unv.org/Success-stories/developing-relationships-and-improving- livelihoods-fao-eastern-sudan, (13/06/2021,15:22)
20 Pengertianahli.Id, 2015, FAO: Pengertian, Tujuan, Kepanjangan FAO, Http://Pengertianahli.Id/2015/02/Fao-Pengertian-Tujuan-Kepanjangan-Fao.Html, (24/10/2020, 16:21)
8
mengumpulkan, menganalisis dan menyebarkan informasi data dana pembangunan, menerapkan keahlian dalam menjalankan proyek, membantu negara menyusun strategi dalam isu pangan dan agrikultur, dan melakukan pertemuan dengan negara-negara untuk membahas hal tersebut.
FAO mulai bekerja sama dengan kementrian pertanian dari tingkat Federal hingga ke Negara, Hingga di tahun 2020, di masa pandemi FAO juga menyediakan aksesibilitas makanan yang cukup hingga peningkatan yang berkualitas. Dalam meningkatkan ketahanan pangan yang terkena dampak krisis berkepanjangan hingga pemprograman kemanusiaan. FAO juga bertindak untuk mengumpulkan dana dari berbagai bantuan sebanyak USD 47,14 dibawah kerangka rancana kemanusiaan 2020 serta tanggapan global COVID-19 di Sudan.21
FAO masuk ke Negara Sudan ialah ingin mengembangkan portofolio proyek darurat dengan dukungan dari berbagai sector organisasi non pemerintah. Selain itu FAO juga membantuk kementrian Negara untuk melakukan serangakaian intervensi hingga program pelatihan guna membangun kapasitas petani kecil dan pedagang.
Selain itu FAO sendiri juga dibantu oleh beberapa organisasi lain seperti United Nation Childern’s Fund (UNICEF), World Food Programme (WFP) hingga organisasi lainnya.22
Akibat dari perang saudara Sudan dan Sudan Selatan, FAO juga masuk ke Negara ini ingin membuat sebuah National Medium-Tern Investment Programme
21 Ibid Hal 2
22 NMTIP, 2005, GOVERNMENT Of the Republic of The Sudan, diakses dalam file:///D:/pemerintah%20sudan.pdf, (13/6/2021, 17:01)
9
(NMTIP) dimana adanya pemograman dasi segi pertanian, air produktivitas, pembangunan pedesaaan, hingga proyek peningkatan kapasitas kelembagaan.23
Bertujuann ingin menjadikan Negara Sudan lebih trstruktur hingga tertata untuk memajukan ketahanan pangan itu sendiri. Dikarenakan proyek NMTIP merupakan proyek yang sangat besar bagi Negara Sudan sendiri, serta dilakukan dengan jangka yang panjang. Hal inilah yang menjadikan FAO hadir Guna menjadikan sebuah upaya untuk mengkoordinasikan pemograman untuk kehidupan yang lebih baik. Baik dari segi perkotaan hingga pedesaan.
Akan tetapi program yang terjalin mengalami hambatan dikarenkan adanya wabah COVID-19 yang menjadikan pembatasan yang mempengaruhi rantai pertanian dan menjadi rapuh. Sebelum adanya pandemi ini Sudan sudah mengalami krisis ekonomi yang tinggi. Kemudian adanya pembatasan bersekala besar menjadikan harga biji-bijian semakin meningkat dikarenakan pada tahun 2019 panen sereal gagl tidak lupa mata uang kembali melemah. Dalam hal ini akibat dari covid sendiri menjadikan pasokan domestic terbatas. FAO sendiri melaporkan bahwasanya keterbatasan internal, pergerakan lintas batas sangat mempengaruhi keadaan pangan bagi Negara Sudan.
Setidaknya September 2020 menjadi pucak keterpurukan Sudan akibat dampak COVID-19 ini.24
Untuk itu, penulis tertarik mengangkat penelitian ini dengan judul ” Peranan FAO (Food And Agriculture Organization) Dalam Menangani Krisis Pangan selama
23 Ibid Hal 25
24 FAO, 2021, THE SUDAN, Agriculture Livelihoods and Food Security, diakses dalam http://www.fao.org/3/cb2262en/cb2262en.pdf, (13/6/2021, 20:17)
10
pandemic COVID-19 di Sudan” untuk melihat bagaimana peran FAO dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Negara Sudan. Sudan yang merupakan salah satu Negara dengan tingkat krisis pangan yang tinggi. Kemudian adanya wabah COVID-19 menambah resiko peningkatan yang signifikan terhadap krisis pangan di negara tersebut. Banyaknya pembatasan-batasan yang terjadi dalam Sistem perekonomian maupun pangan hingga adanya keterbatasan perawatan kesehatan yang ada di Negara Sudan. Kerawanan pangan tetap sangat mengkhawatirkan di Sudan dengan perpindahan yang meningkat dan berlarut-larut, penurunan ekonomi dan inflasi, dan kenaikan harga pangan yang tinggi, memperburuk dampak pandemi COVID-19. Langkah-langkah penguncian untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19 secara signifikan menurunkan pergerakan komoditas, fungsi pasar dan perdagangan lintas batas, dan mata pencaharian yang terganggu, peluang kerja harian, mengurangi daya beli rumah tangga dan akses pangan dari populasi yang rentan. Hal tersebut perlu diteliti karena dampak yang dihasilkan menjadi perhatian khusus bagi FAO sebagai Organisasi Internasional yang memiliiki tujuan kemanusiaan serta bahan pokok pangan yang harus tetap stabil. Disisi lain perbedaan topik ini dengan penelitian terdahulu ialah karena penulis lebih fokus permasalahan krisis pangan di Sudan saat adanya pandemi COVID-19 sejak awal 2020 hingga 2021.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah ditulis, maka dapat di buat rumusan masalah penelitian yakni “Bagaimana peran FAO dalam menangani masalah krisis pangan di Negara Sudan Pada Era Pandemi COVID-19 Tahun 2020- 2021 ?
11
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
Dengan adanya rumusan masalah yang ada, maka peneliti memiliki tujuan dalam penulisannya yakni mengetahui bagaimana peran FAO dalam menangani krisis pangan di Negara Sudan .
1.3.2. Manfaat Penelitian
1.3.2.1. Manfaat Akademis
Dengan adanya manfaat akademis ini maka kita bisa mengetahui bagaimana FAO menangani masalah pangan di Negara Sudan dan mempelajari cara-cara food security dalam menangani masalah-masalah yang ada. Serta bantuan bagai mana kita bisa lebih memahami fungsi dari organisasi itu sendiri dalam mengatasi Negara yang sedang terjadi permasalahan khususnya dalam bidang pangan.
1.3.2.2. Manfaat Praktis
Dalam manfaat praktis nya yaitu bisa mengetahui bagaimana Food and Agriculture Organization sebagai organisasi yang berfungsi dalam Negara yang sedang Negara yang sedang mengalami krisis khususnya pada sistem pangan. Serta mempermudah dalam sistem pembelajaran.
1.4. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahuli bertujuan untuk menganalia dan menghindari persamaan penelitian sebelumnya. dan bisa lebih menarik dari penelitian yang ada, di antara nya yakni:
Penelitian pertama berupa skripsi yang di kerjakan oleh Ade Irma Suriana Nasution yang berjudul PERAN FOOD AND AGRICULTURE ORGANZATION
12
(FAO) DALAM MENGATASI KRISIS PANGAN DI BANGLADESH TAHUN 2007-2012.25
Disini penulis menggunakan teori peranan dan organisasi yang menjadi alat untuk menganalisa untuk permasalahan tersebut. peran organisasi internasional dapat dilihat dari salah satu asumsi dasarnya yaitu non -state actor yang menyatakan bahwa identitas sangat penting dalam dunia politik internasional, organisasi internasional disini berperan dalam memonitor, dan penyelesaian terhadap permasalahan yang muncul. Dalam permasalah krisis pangan yang dihadapi Bangladesh (2007-2008) peran FAO sebagai organisasi internasional dituntut optimal mengatasi krisis pangan tersebut, karena FAO berada di bawah naungan PBB yang merupakan organisasi yang berperan mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan dunia internasional. Dalam pendekatannya menggunakan prespektif ekonomi dan politik Pluralism. hal ini di mana terlihat ekonomi lah yang terpenting.
Dimana kita lihat peranan FAO membantu Bangladesh terhadap krisis pangan berhasil dimana FAO membuat Berbagai program yang telah dijalankan dan direncanakan untuk mempertahankan ketahanan pangan seperti program pertanian percontohan Special Programme for Food Security (SPFS) dimana SPFS membuat pengelolaan air, TCP / BGD / 8928 , SPFS telah mengembangkan sebuah model pengetasan kemiskinan yang mencakup pembentukan organisasi petani (VBO) yang
25 Ade Irma Suriana Nasution, 2015, Peran Food And Agriculture Organzation (FAO) Dalam Mengatasi Krisis Pangan Di Bangladesh Tahun 2007-2012, Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/32006- ID-Peran-Food-And-Agriculture-Organzation-Fao-Dalam-Mengatasi-Krisis-Pangan-Di-Bang.Pdf (24/10/2018,14:55)
13
terdaftar di pemerintahan dan sekarang sudah memiliki status hukum yang jelas. Hasil panen meningkat hingga 20 persen untuk tanaman yang berbeda dengan menggunakan teknologi pertanian yang modern di situasi-situasi rentan seperti bencana alam yang setiap tahun terjadi. Saat datangnya banjir, topan Sidr dan harga pangan melambung (2007-2008). Dengan adanya program ini FAO berhasil menangangani masalah krisis pangan daengan melakukan meningkatan ketersediaan makanan penduduk Bangladesh semakin berkembang di tengah perubahan iklim, berkurangnya jumlah masyarakat yang mengalami gizi buruk dan kekurangan gizi, meningkatnya pendapatan masyarakat miskin dari pedesaan Bangladesh. Pada penelitian pertama ini bisa kita lihat bahwa adanya peranan FAO membantu Negara yang benar benar krisis pangan dalam mencapai keberhasilan melalui ekonomi dan juga program -program yang memnjamin keberlangsungannya masalah yang terjadi.
Dipenelitian yang ke dua yang di lakukan oleh Moh. Rafiul Rahman dengan judul Peran FAO (Food and Agriculture Organization) Dalam Menangani Masalah Krisis Pangan di Republik Afrika Tengah 2014 – 2016 26 disini terdapat masalah yang terjadi yakni Dengan adanya peperangan dan kerusakan lahan pertanian masyarakat serta melonjaknya harga pangan di negara tersebut mengakibatkan krisis pangan.Akibatnya kelaparan pun terjadi di Republik Afrika Tengah dikarenakan oleh kurangnya pasokan makanan atau ketersediaan bahan makanan bagi masyarakat karena
26 Moh Rafiul, 2017, FAO (Food And Agriculture Organization) Dalam Menangani Masalah Krisis Pangan Di Republik Afrika Tengah 2014-2016, http://ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id/site/?p=2478, (18/9/2018, 16:27)
14
konflik yang terjadi di negara tersebut sehingga mengakibatkan kerusakan lahan pertanian .
Sampai saat ini krisis pangan yang terjadi semakin parah dan Setelah konflik yang terjadi di Republik Afrika Tengah, lahan pertanian menjadi rusak dan hasil pertanian banyak berkurang dari pada sebelumnya yang membuat penduduk di negara tersebut menjadi kelaparan, dan pemerintah Republik Afrika Tengah meminta bantuan kepada oragnisasi internasional untuk bantuan darurat
FAO disini membantu dengan cara memberikan bantuan teknis dalam bidang pertanian kepada Republik Afrika Tengah dengan memakan biaya yang cukup besar untuk melakukan rehabilitasi pertania demi tercapainya ketahanan pangan di Republik Afrika Tengah. Program-program FAO dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di negara ini dan mengurangi krisis pangan yang melanda di Republik Afrika Tengah.
Lalu di penelitian ke tiga dari Rani Hariani yang berjudul Peran World Food Programme (WFP) Dalam Menangani Krisis Pangan di Sierra Leone tahun 2009- 2011.27 Di sini bisa kita lihat dalam penelitian ini tidak hanya FAO yang bertidak dalam masalah krisis pangan tetapi ada juga organisasi lain daln membantu masalah ini khusus nya di Afrika Barat dengan bantuan dari WFP di mana penelitian tersebut melakukan Bantuan organisasi internasional World Food Programme (WFP) di Sierra
27 Rani Hariani, 2017, Peran World Food Programme (WFP) Dalam Menangani Krisis Pangan Di Sierrra Leone Tahun 2009-2011, https://www.neliti.com/id/publications/117375/peran-world-food- programme-wfp-dalam-menangani-krisis-pangan-di-sierrra-leone-ta, (01/09/2020,16:27)
15
Leone memfokuskan pada krisis pangan dan masyarakat yang rentan di daerah desa, pinggiran kota dan perkotaan serta membantu pemerintah untuk mempercepat transisi dari usaha-usaha pemulihan pasca perang sipil menuju pembangunan jangka panjang.
World Food Programme (WFP) melakukan kerjasama dengan pemerintah Sierra Leone dan mitra-mitra lainnya .serta keterlibatan FAO juga termasuk dalam maslah yang ada di kota tersebut dan membagi tugas tugas seperti pengembangan pertanian itu . dengan adanya bantuan dari kedua belah fihak ini penelitian ini lebih cepat untuk memberi bantuan membangun kembali mata pencaharian daerah pedesaan yang rentan terjaminnya ketahanan pangan jangka panjang di Sierra Leone.
Lalu di yang ke empat buku milik dari drh. I Ketut Diarmita dengan judul melindungi manusia dan hewan yang di sertai adanya FAO ECTAD Indonesia.28 yang telah mendukung upaya Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam melaksanakan program pencegahan dan pengendalian penyakit hewan menular, terutama Al dan rabies serta menghadapi ancaman munculnya Penyakit Infeksi Baru/Berulang, isu-isu terkait AMR dan zoonosis. Dengan pertumbuhan populasi, globalisasi dan degradasi lingkungan yang terjadi sangat cepat, ancamanancaman terhadap kesehatan menjadi semakin kompleks dan tidak mungkin diselesaikan oleh satu sektor saja. Pendekatan One Health menitikberatkan pada gagasan bahwa permasalahan yang berimbas pada kesehatan manusia, hewan dan lingkungan hanya dapat dipecahkan dengan kerjasama lintas sektor. Bisa kita fahami disini kita melihat
28 Food Security And Organization Of The United Nations. Melindungi Manusia Dan Hewan, Http://Www.Fao.Org/3/Ca1086id/CA1086ID.Pdf , (04/08,2020, 13:22)
16
Fao yang begitu penting dan tidak hanay membahs masalh pangan tetapi bisa juga membahas tentang hewan serta mencegah penyakit yang bisa merugikan untuk keberlangsungannya pertumbuhan makhluk hidup.
Lalu di penelitian yang terdahulu ke lima yang di buat oleh Windy Andini Ekaputri yang berjudul PERAN FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION (FAO) DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI ETHIOPIA.29 Penulis menuliskan bahwa Ethopia merupakan salah satu Negara terlama yang mengalami kerisis pangan hingga pada tahun 2015-2016 Ethiopia mengalami kekeringan akibat El Nino yang mempengaruhi sebagian besar wilayah Pastoral Selatan. Sehingga FAO sendiri memberikan Country Programing Framework (CPF) untuk membantu menangani krisis pangan di Ethiopia. CPF menetapkan tiga bidang prioritas pemerintah untuk memandu kemitraan FAO dengan dan dukungan kepada Pemerintah Ethiopia.
CPF disiapkan setelah mengadakan konsultasi dan perjanjian dengan Kementerian Pertanian dan Sumber Daya Alam, Kementerian Sumber Daya Peternakan dan Perikanan, Kementerian Kehutanan, Lingkungan, dan Perubahan Iklim. Dalam hal ini penulis menjelaskan bahwa FAO mendukung upaya GoE dalam mengatasi kelaparan dan kekurangan gizi dan akan terus memberikan bantuan demi mencapai tujuan utama yaitu membebaskan Ethiopia dari masalah terkait pangan. FAO bertujuan untuk menciptakan situasi dimana pertanian berkontribusi secara signifikan pada peningkatan mata pencaharian para petani secara umum dan kondisi kehidupan petani kecil,
29 Windy Andini Ekaputri, 2020, Peran Food And Agriculture Organization (FAO) Dalam Menangani Krisis Pangan Di Ethiopia, https://jom.unri.ac.id/index.php/jomfsip/article/download/26690/25798 , (11/11/2020 13:36)
17
perempuan, anak-anak, pemuda, dan masyarakat terpinggirkan lainnya secara khusus.
FAO sudah membantu hingga lebih dari 130 negara terkait sektor pangan termasuk di Ethiopia. FAO dinaungi oleh PIF dalam memberikan bantuan kepada Ethiopia. FAO membentuk Country Programming Framework (CPF) yang memiliki dua fungsi inti dan tiga bidang fokus prioritas.
Di penelitian yang terdahulu ke enam yang dibuat oleh Romano Besin Berek dengan judul Peranan Food and Agriculture Organization( FAO) Dalam Meningkatkan Kertahanan Pangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur Melalui Program Pertanian Konservasi.30 Dimana penulis memeberikan pembahasan tentang bagaimana cara FAO selaku organisasi yang menanganani krisis pangan di NTT dalam kurun waktu 2013- 2017 guna agar bisa meningkatkan ketahanan pangan melalui pemograman yakni program pertanian konservasi. Penelitain terdahulu ini dilatar belakangi oleh keadaan perubahan iklim yang sangat merosot dimna NTT mengalami rendahnya ketahanan pangan akibat kekeringan yang terjadi pada saat itu . Sehingga Food and Agriculture Organization( FAO) berperan penting untuk memebrikan program konservasi dalam meningkatkan ketahanan pangan di Provinsi NTT tersebut. Hingga sejak mulainya kegitan pemograman pertanian konservasi menjadikan di tahun 2016 mengalami kenaikan yang begitu bagsu seperti Pertanian Konservasi mambawa pengaruh besar terhadap ketersediaan bahan panagn di NTT
30 Romaneo Besin Berek, 2018, Peranan Food And Agriculture Organization (FAO) Dalam Meningkatkan Kertahanan Pangan Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Melalui Program Pertanian Konservasi, Https://Core.Ac.Uk/Download/Pdf/267935638.Pdf , (11/11/2020, 10:12)
18
terutama jagung yang memiliki tingkat ketahanan pangan paling tinggi dibandingkan bahan pangan lainya.
Kemudian di penelitian yang ketujuh yakni penelitian yang di buat oleh Muhammad Guspi yang berjudul FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION (FAO) DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI SURIAH TAHUN 2011-2015.31 Penulis menceritakan bahwa krisis pangan di suriah tidak hanya dari iklim saja akan tetapi juga adanya factor dari prtempuran/ blockeade yang disengaja serta krisis pangan terparah di Timur tengah penulis juga menjelaskan adanya factor ekonomi, social, dan politik. Kemudian adanya factor konflik Syi’ah Alawiyah dimana ini mengakibat kan konflik berkepanjangan dan penduduk semakin banyak yang kabur dari kota untuk mengungsi. Semakin buruk nya krisis pangan di Suriah ini menggetarkan organisasi Food and Agriculture untuk memberikan bantuan sebisa mungkin. Penulis menjelaskan bahwa FAO memberikan kerja sama dengan Organisasi lain guna untuk memberikan keberlangsungan hidup para warga Suriah dimana FAO mulai bekerja sama dengan PBB serta World Food Programme, kemudian dibantu Bersama organisasi NGO lainnya. Hingga di awal tahun 2011- 2015 sendiri FAO mulai membuat pemograman mulai dari :
- TCP (Technical Cooperation Project), Emergency Operations, FAO Air Deliveries to Provide Humanitarian Support to Besieged and Hard to Reach Areas in Syria
31 Muhammad Guspi, 2019, Food And Agriculture Organization Dalam Menangani Kerisis Pangan Di Suriah Tahun 2011-2015, Https://Jom.Unri.Ac.Id/Index.Php/JOMFSIP/Article/Download/25377/24590 , (11/11/2020)
19
- Serta adanya kerjasama dari segi organisasi PBB lainnnya seperti WFP, Department of Humanitarian Affairs di UN, UNHCR.
Dari ketujuh penelitian terdahulu pada permasalahan peranan FAO menangani masalah krisis pangan yang semakin kritis di berbagai negara khususnya Afrika maka penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan. Topik yang sama disini ialah cara menangani permasalahan yang ada di Afrika Utara, sementara yang membedakan ke tujuh penelitian ini ialah penulis pada actor dan juga konsep nya yang berguna untuk mengamati maslah yang ada di peneliti terdahulu.
Tabel 1. 1 Penelitian Terdahulu
No Judul dan Nama Penelitian
Jenis Penelitian dan
Alat Analisa Hasil Penelitian 1. Skripsi: PERAN FOOD
AND AGRICULTURE ORGANZATION
(FAO) DALAM
MENGATASI KRISIS
PANGAN DI
BANGLADESH TAHUN 2007-2012 Oleh: Ade Irma Suriana Nasution
Deskriptif
Pendekatan:pendekatan Pluralism
Peranan organisasi internasional
- Proyek ini tidak berjalan sesuai rencana di setiap negara, masalah yang penting ini dialami oleh sebagian besar petani penerima bantuan,
2. Skripsi: Peran FAO (Food and Agriculture Organization) Dalam Menangani Masalah Krisis Pangan di Republik Afrika Tengah 2014 – 2016
Oleh: Moh. Rafiul Rahman dengan judul
Deskriptif -Organisasi Internasional -Food security
-masalah peperangan adanya teroris di afrika tengah
-harga pertanian melonjak
-lahan pertanian semakin berkurang
3 Skripsi: Peran World Food Programme
Teori: peranan, prespektif
-konflik yang terjadi antara pemerintah dan
20
(WFP) Dalam
Menangani Krisis Pangan di Sierra Leone tahun 2009-2011
Oleh: Rani Hariani
kelompok
pemberontak yang bernama
Revolutionary United Front (RUF).
-bekerjasama dengan FAO
4. Buku: melindungi manusia dan hewan yang di sertai adanya FAO ECTAD Indonesia Oleh: I Ketut Diarmita
Riset liberary -Kelestarian hewan -degradasi lingkungan yang terjadi sangat cepat,
ancamanancaman terhadap kesehatan menjadi semakin kompleks i
5. Skripsi: PERAN FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION
(FAO) DALAM
MENANGANI KRISIS
PANGAN DI
ETHIOPIA
Oleh: Windy Andini Ekaputri
Deskriptif
Pendekatan :fluralisme Konsep : Peranan
- FAO memberi bantuan
kepada Ethiopia berupa pembuatan kebijakan, pengelolaan sumber daya alam,
administrasi pertanahan, produksi tanaman dan peternakan serta
pengembangan agribisnis.
6. Skripsi: Peranan Food and Agriculture Organization( FAO) Dalam Meningkatkan Kertahanan Pangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur Melalui Program Pertanian Konservasi
Konsep: organisasi internasioanl
- Bantuan untuk meningkatkan ketahan
pangan di Negara
Indonesia salah satunya
di Nusa
Tenggara Timur
21
Oleh: Romano Besin Berek
- Adanya pemograman pertanian konservasi - Meningkatnya
ketahanan pangan seperti jagung dari pada tahun sebelumnya.
7. Skripsi: FOOD AND
AGRICULTURE ORGANIZATION
(FAO) DALAM
MENANGANI KRISIS PANGAN DI SURIAH TAHUN 2011-2015.
Oleh:Muhammad Guspi
Konsep: kerjasama - Dimana suriah sebagai negara timur tengah yang
mengalami krisis pangan akibat
peperangan - FAO
memberikan penanganan melalui pemograman mulai dari:
TCP (Technical Cooperation Project), Emergency Operations,
FAO Air
Deliveries to Provide
Humanitarian Support to Besieged and Hard to Reach Areas in Syria - Serta adanya
kerjasama dari segi organisasi PBB lainnnya seperti WFP,
22
Department of Humanitarian Affairs di UN, UNHCR.
8. Skripsi: Peranan FAO (Food And Agriculture Organization) Dalam Mengatasi Krisis Pangan Di
Afrika Utara (Sudan) Pada Tahun 2019 Hingga Di Era Pandemic Covid-19 2020
Oleh: Virgie Nurliya Hadi
Konsep:
- food security - organisasi
internasional
-Adanya peran organisasi FAO sebgai wadah bantuan bagi Negara Sudan mampu mengatasi krisis pangan hingga tercpainya
peningkatan terhadap masalah tersebut, khususnya pada periode covid 19 di tahun 2020.
- Dari hasil penelitian tersebut juga terdpat beberapa peran dari organisasi lain yang turut serta membantu krisis pangan yang terjadi di Sudan.
Namun peran
organisasi FAO lebih banyak berkotribusi terhadap
permasalahan yang terjadi.
1.5. Landasan Konsep
1.5.1. Konsep Food Security
Dalam hubungan Internasional Sebagai titik tolak alat evaluasi yang penting dalam kebijaksanaan pangan, konsep ketahanan pangan mengalami perubahan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya Dimensi ketahanan pangan sangat luas mencakup dimensi waktu, dimensi sasaran dan dimensi sosial-ekonomi masyarakat, sehingga
23
diperlukan banyak indikator untuk mengukurnya. Dari dimensi waktu, pengukuran ketahanan pangan dilakukan di berbagai tingkatan dari tingkat global, nasional, regional sampai tingkat rumah tangga dan individu. Ditinjau dari sisi pendekatan yang terkait dengan strategi untuk mencapai ketahanan pangan, secara umum digunakan dua pendekatan yaitu: (1) Pendekatan ketersediaan pangan dan (2) Pendekatan kepemilikan (entitlement).
Pendekatan atau paradigma baru yang digunakan mengacu pada konsep tentang ketahanan pangan yang berkelanjutan yang mendasarkan pada tiga aspek;
1) Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia
2) Ketahanan pangan harus diperlakukan sebagai suatu sistem hierarki mulai tingkat global sampai tingkat rumah tangga/individu
3) Perlunya peranan pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab dan adanya kebebasan pers serta presure group untuk turut bertanggung jawab dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. Ketahanan pangan seringkali diidentikkan dengan suatu keadaan dimana pangan tersedia bagia setiap individu setiap saat dimana saja baik
Konsep ketahanan pangan dapat diterapkan untuk menyatakan situasi pangan pada beberapa tingkatan yaitu tingkat global, nasional, regional (daerah), dan tingkat rumah tangga serta individu Sementara itu Simatupang menyatakan bahwa
“Ketahanan pangan tingkat global, nasional, regional, komunitas lokal, rumah tangga dan individu merupakan suatu rangkaian sistem hierarkis. Dalam hal ini ketahanan pangan rumah tangga tidak cukup menjamin ketahanan pangan individu. Kaitan antara ketahanan pangan individu dan rumah tangga
24
ditentukan oleh alokasi dan pengolahan pangan dalam rumah tangga, status kesehatan anggota rumah tangga, kondisi kesehatan dan kebersihan lingkungan setempat. Selain itu faktor tingkat pendidikan suami-istri, budaya dan infrastruktur setempat juga sangat menentukan ketahanan pangan individu/rumah tangga. Dalam pengertian atau definisi ketahanan pangan sangat luas dan beragam. Namun demikian dari luas dan beragamnya konsep ketahanan pangan tersebut intinya adalah terjaminnya ketersediaan pangan bagi umat manusia secara cukup serta terjaminnya pula setiap individu untuk memperoleh pangan dari waktu kewaktu sesuai kebutuhan untuk dapat hidup sehat dan beraktivitas. Terkait dengan konsep terjamin dan terpenuhinya kebutuhan pangan bagi setiap individu tersebut perlu pula diperhatikan aspek jumlah, mutu, keamanan pangan, budaya lokal serta kelestarian lingkungan dalam proses memproduksi dan mengakses pangan.” 32
Dalam kebijakan maupun kajian empiris ketahanan pangan, penerapan konsep ketahanan pangan tersebut perlu dikaitkan dengan rangkaian sistem hirarki sesuai dimensi sasaran mulai dari tingkat individu, rumah tangga, masyarakat/ komunitas, regional, nasional maupun global. 33
32 HP Salim, Ketahanan Pangan: Konsep, Pengukuran Dan Strategi,
Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/61337-ID-Ketahanan-Pangan-Konsep-Pengukuran-Dan- S.Pd (15/10/2018, 22:25)
33 Ibid
25
1.5.2. Organisasi Internasional
Menggunakan konsep Organisasi Internasional sangan lah penting dalam penelitian ini mengapa demikian? Karena Definisi Organisasi Internasional menurut Teuku May Rudy dalam bukunya: “Administrasi dan Organisasi Internasional”
menegaskan bahwa:
Organisasi Internasional adalah pola kajian kerjasama yang melintasi batas–
batas Negara dengan didasari struktur organisasi yang jelas dan lengkap serta diharapkan atau diproyeksikan untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan dan melembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan yang diperlukan serta disepakati bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antar sesama kelompok non pemerintah pada Negara yang berbeda.
Peran organisasi internasional sepeerti yang di jelaskan, maka FAO yang merupakan salah satu organisasi yang turun langsung menangani dan mengurus permaslahan krisis pangan di Sudan guna untuk memeberikan kelancaran maupun kebutuhan bagi masyarakat yang mengalami kerisis pangan di Negara Sudan khususnya dalam bidang pangan. Hal ini juga bekerja sama dalam bidang kemanusiaan.
Menurut Teuku May Rudy dalam bukunya: Administrasi dan Organisasi Internasional menegaskan bahwa
26
“Peran Organisasi Internasional adalah sebagai wadah atau forum untuk menggalang kerjasama serta untuk mengurangi intensitas konflik antar sesama anggota.” .34
Sedangkan fungsi Organisasi Internasional menurut T. May Rudy adalah:
1. Tempat berhimpun bagi Negara – Negara anggota bila Organisasi Internasional itu IGO (antar Negara/Pemerintah) dan bagi kelompok masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat apabila Organisasi Internasional masuk kategori INGO (Non Pemerintah)
2. Untuk menyusun atau merumuskan agenda bersama (yang menyangkut kepentingan semua anggota) dan memprakarsai berlangsungnya perundingan untuk menghasilkan perjanjiaan – perjanjian Internasional.
3. Untuk menyusun dan menghasilkan kesepakatan mengenai aturan/norma atau rejim – rejim Internasional.
4. Penyediaan saluran untuk berkomunikasi di antara sesama anggota dan ada kalanya merintis akses komunikasi bersama dengan non anggota bisa dengan negara lain yang bukan Negara anggota dan bisa dengan Organisasi Internasional lainnya
5. Penyebarluasan informasi yang bisa dimanfaatkan sesama anggota.35
34 Course Hero, Peranan Organisasi Internasional Menurut Clive Archer, Https://Www.Coursehero.Com/File/P1nagl6/Peranan-Organisasi-Internasional-Menurut-Clive-Archer- 1983-136-137-Adalah/ , (12/10/2018 15:23)
35 Ibid
27
Secara umum pun Organisasi internasional adalah suatu organisasi yang dibuat oleh anggota masyarakat internasional secara sukarela atau atas dasar kesamaan yang bertujuan menciptakan perdamaian dunia dalam tata hubungan internasional.
Organisasi internasional sendiri memiliki kapasitas dalam menjalankan peran yang sudah tersusun dalam organisasi internasional, Seperti yang sudah di jelaskan organisasi internasional merupakan actor yang penting dalam menangani suatu isu serta masalah Hubungan Internasional. Organisasi- organisasi yang berkembang ini memiliki tujuan dalam bidang tersendiri, seperti Food and Agriculture Organization yang merupakan organisasi intenasional di bawah naungan PBB khususnya menangani masalah pangan.
Keberadaan FAO yang merupakan organisasi internasional dibawah naungan PBB juga semakin penting dalam permasalah pangan di Dunia. Kerja sama suatu Negara dengan badan non-Negara yang bisa menjadikan permasalahan pangan bisa teratasi melalui program serta bantuan yang di terapkan oleh FAO sebagai anggota dari sebuah organisasi yang berfungsi dalam bidang ketahanan pangan guna meningkatkan kestabilan pangan. Kewenangan FAO diantaranya adalah merangkum informasi dari staf ahli guna mengumpulkan, menganalisis dan menyebarkan informasi data, dana pembangunan, menerapkan keahlian dalam menjalankan proyek, membantu Negara menyusun strategi dalam isu pangan dan agrikultur, dan melakukan pertemuan dengan negara-negara untuk membahas hal tersebut.36 Pada hakikatnya organisasi internasional memiliki arti luas dan sempit.
36 Desiana Nurwanti, Food And Agriculture Organization, diakses dalam https://id.scribd.com/doc/128230157/Food-and-Agriculture-Organization, (22/6/2021,10:10)
28
- Secara luas, organisasi internasional meliputi organisasi publik (public international organization), organisasi privat (privat international organitation), organisasi regional, organisasi subregional, dan organisasi bersifat universal (organization of universal character).
- Secara sempit hanya meliputi organisasi internasional publik.37
Seperti yang sudah di jelaskan Organisasi internasional merupakan aktor yang penting dalam menangani suatu isu serta masalah Hubungan Internasional. Organisasi- organisasi yang berkembang ini memiliki tujuan dalam bidang tersendiri, seperti FAO yang merupakan organisasi intenasional di bawah naungan PBB khususnya menangani masalah pangan. Keberadaan FAO juga semakin penting dalam masalah pangan di Dunia. Kerja sama suatu Negara dengan badan non-Negara yang bisa menjadikan permasalahan pangan bisa teratasi melalui program serta bantuan yang di terapkan oleh FAO sebagai anggota dari sebuah organisasi yang berfungsi dalam bidang ketahanan pangan guna meningkatkan kestabilan pangan. Dalam ke organisasian internasional saat ini merupakan peran penting dalam suatu permasalahan di Negara. Hal yang dilakukan oleh organisasi dalam menyelesaikan hal- hal penting dan mendesak, ini berkaitan dalam bidang perdamaian dan keaamanan. Selain itu organisasi internasional juga berkontribusi dalam pengaturan internasional yang menjadikan sebuah organisasi sebagai wadah bagi anggotanya untuk menentukan karakter dalam suatu Negara.38
37 Ahmad Jay, 2017, Apa Yang Dimaksud Dengan Organisasi Internasional, Https://Www.Dictio.Id/T/Apa-Yang-Dimaksud-Dengan-Organisasi-Internasional/4058 , (13/10/2018, 20:25)
38 Andre Pareira, ed. 1999, Perubahan Global dan Perkembangan Studi Hubungan Internasional, Bandung: PT Citra adityabhakti, Hal 133
29
Peran organisasi yang dikemukakan oleh Andre H Pareira dengan judul perubahan global dan perkembangan studi hubungan internasional yang mengelompokan sebuah organisasi internasional sebagai inisiatator, fasilitator, mediator, rekosilator dan determinator.39 Dalam perkelompokan ini terdapat konsep peranan yang ada pada FAO dalam menangani krisis pangan saat pandemic COVID- 19 terjadi yakni mediator, fasilitator, inisitator, dan determinator. Mengenai rekonsilitator, mediator, dan determinator disini tidak terlalu relevan karena batasan materi penulis hanya pada kasus menangani FAO terhadap krisis pangan di Negara Sudan.
Inisitator, Fasilitator, mediator/ rekonsilitator, determinator disini dijabarkan sebagai:40
- Inisitator: memberikan Bentuk kerjasama yang dilakukan organisasi untuk anggotannya yang mengalami permasalahan
- Fasilitator: Upaya yang di berikan oleh organisasi internasional untuk menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh onggotanya.
- Determinator: Sebagai organisasi yang memberikan keputusan yang terjadi dalam suatu permasalahan yang ada di dalam anggota.
- Mediator/ rekonsilitator: kedua peran sebagai penegah dari suatu permasalahan maupun konflik yang terjadi
39 Ibid hal 135
40 Leny Marlina, 2019, Peran IOM Dalam Menangani Pengungsi Di Kepulauan Riau Tahun 2015-2017, diakses dalam http://scholar.unand.ac.id/17921/2/Bab%20I.pdf, (3/7/2021, 10:10)
30
Seperti yang di bahas di atas FAO yang berperan penting dalam krisis pangan di Negara Sudan tepatnya disaat pandemi COVID-19 tahun 2020 peran FAO dalam mediator/rekosilator menjadikan peranan sebagai wadah untuk penyelesaian permasalahan yang terjadi. Permasalahan yang terjadi di Negara Sudan yang saat ini terjadi saat pandemic COVID-19 kekurangan pangan hingga bencana banjir, hingga hama yang terus bertebaran di persawahan Sudan. Dimana FAO sendiri memberikan bantuan baik dari segi material maupun non material guna untuk mengatasi permaslahan pangan yang semakin krisis di saat pandemi ini. Dari segi fasilitator peranan organisasi internasional yakni brupaya menyediakan pasilitas guna untuk menyelesaikan permaslahan.
FAO memberikan fasilitas seperti pemprograman jangka panjang seperti penyuluhan perikanan, memproduksi dan memasarkan ternak, selain itu FAO juga mengembangkan sebuah FRP untuk mengatasi masalah langsung dalam permasalhan bencana banjir hingga hama yang terjadi. Selain fasilitas tadi FAO juga membantu dalam penyediaan dana guna memberikan fasilitas yang memadai. Di dalam Inisiator peran FAO sebagai organisasi internasonal yakni sebuah kerjasama yang di lakukan FAO untuk menyelesaikan permasalahan di Sudan saat pandemi COVID-19. FAO bekerjasama dengan WFP, IPC, OCHA, kemudian dengan pemerintah setempat.
Dalam hal ini organisasi internasional memiliki beberapa konteks peran dalam menangani krisis pangan pandemic COVID-19, ialah sebagai keanggotaan dimana FAO sebagai anggota dari PBB memberikan bantuan ke sebuah Negara yaitu Negara Sudan, FAO yang merupakan naungan dari PBB sendiri yang bertugas mengatur
31
ketahanan pangan untuk keanggotaan negaranya, salah satu nya Negara Sudan yang mengalami 9, 3 juta masyrakat mengalami krisis pangan yang sangat akut.
Peran FAO sendiri sebagai orgnisasi yang berstruktur untuk menjadikan bantuan untuk Negara Sudan lebih tersusun dari segi beberapa program sebagai upaya bantuan, pada saat pandemic ini berlangsung. Kemudian peran FAO sebagai bentuk susunan forum untuk bisa terlaksana semestinya. Kemudian adanya peran FAO, yang bertujun untuk mendapatkan bantuan serta penanggulangan maupun fasilitas yang di berikan baik dari segi material maupun non material, dikarenakan terbatasnya fasilitas saat COVID- 19 ini terjadi. Serta meminta sumbangan kebeberapa Negara, agar selain ketahanan pangan Negara Sudan juga mendapat fasilitas kesehatan baik dari anak- anak hingga dewasa.
Peran organisasi internasional seperti yang di jelaskan, maka FAO yang merupakan salah satu organisasi yang turun langsung menangani dan mengurus permaslahan krisis pangan di Sudan guna untuk memeberikan kelancaran maupun kebutuhan bagi masyarakat yang mengalami kerisis pangan di Negara Sudan khususnya dalam bidang pangan.
1.6. Metode Penelitian 1.6.1. Jenis Penelitian
Merupakan metode penelitian deskriptif yang tujuannya menjelaskan peristiwa yang sedang berlangsung pada masa sekarang atau masa lampau. Untuk beberapa peristiwa yang terjadi berkepanjangan atau sering terjadi, maka metode ini dikembangkan untuk mencari fakta baru.
32
1.6.2. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menngunakan penelitian kualitatif agar penelitian tepat dan teori yang digunakan sbagai Batasan sehingga tidak terjadinya kesalahan dan penganalisaan dengan fenomena yang terjadi dan tidak menggunakkan angka.
penelitian ini bekerja dengan cara pengumpulan data sebanyak mungkin mengenai sesuaru. maka dari data tersebutdapat disimpulan dan mencari bagaimana pola, hukum, prinsip, serta dapat menarik kesimpulannya.
1.6.3. Ruang Lingkup Penelitian 1.6.3.1. Batasan Materi
Agar tidak mempersulit penelitian, maka penulis membatasi bataran materi.
Peneliti hanya berfokus terhadap FAO yang menangani krisis pangan di Sudan saat krisis pangan terjadi sangat tinggi saat adanya pandemi COVID-19, dimana terdapat konsep yang penting dalam masalah ini.
1.6.3.2. Batasan Waktu
Dalam batasan waktu penelitian, peneliti menggunakan rentan waktu dari tahun 2020 sampai era pandemic covid 19 d tahun 2021 . Diketahui bahwa pada tahun 2020 sampai 2021 merupakan salah satu periode krisis pangan yang terjadi di Negara Sudan menjadi meningkat karena adanya era pandemic COVID-19.
Hingga terdapat peran dari organisasi FAO yang menangani krisis pangan tersebut.
1.6.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data sendiri penulis mencari dari buku- buku, jurnal internasional, dan internet melalui website resmi organisasi Internasional yakni FAO
33
. Serta ada beberapa masalah- maslah yang ada di FAO dalam menangani krisis pangan di berbagai wilayah serta adanya konflik non Negara yang mengakibatkan peningkatan permasalahan yang ada.
1.7. Argumen Sementara
FAO merupakan bagian dari United Nation yang memimpin upaya Dunia internasional untuk mengatasi masalah kelaparan dan pertanian yang saat ini sedang melanda sebagian negara di dunia. FAO selama ini bekerja sama dengan negara maju maupun negara berkembang. FAO memiliki prioritas utama dalam mendorong terjadinya Sustainable Agriculture and Rural Development. Ini merupakan strategi jangka panjang untuk meningkatkan produksi makanan dan keamanan pangan (Food Security) dengan memelihara dan mengelola sumber daya alam. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang,
Keamanan pangan (food security) di gunakan umtuk mendorong pembangunan yang tidak merusak lingkungan, dengan teknik yang tepat dan cocok, dan secara ekonomi dapat dijalankan dan secara sosial dapat diterima. Hal tersebut dapat membantu meminimalkan permasalahan krisis pangan yang terjadi di Negara Sudan.
Adanya Organisasi Internasional yang berperan penting dalam masalah tersebut, sehingga dapat membantu negara untuk memulai program-program yang solutif terhadap permasalahan yang dihadapi.
Sudan tercatat memiliki tingkat krisis pangan yang tinggi. hal tersebut didukung pasca adanya pemisahan antara Sudan dengan Sudan Selatan yang menyebabkan adanya krisis ekonomi. Permasalahan yang harus dihadapi selama masa
34
pandemi, membuat FAO harus turun tangan untuk menerapkan program yang disesuaikan dengan masa COVID-19 agar program serta penyesuaian yang dijalankan dapat terlaksana dengan aman. Oleh karena itu, adanya kerjasama antara FAO dan pemerintah, diharapkan dapat mengatasi permasalahan yag tengah dihadapii oleh negara Sudan.
1.8. Sistematika Penulisan
Tabel 1. 2 Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat Akademis 1.3.2.2 Manfaat Praktis 1.4 Penelitian Terdahulu 1.5 Landasan Konsep
1.5.1 Konsep Food Security 1.5.2 Organisasi Internasional 1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Jenis Penelitian 1.6.2 Teknik Analisis Data 1.6.3 Ruang Lingkup Penelitian
1.6.3.1 Batasan Materi 1.6.3.2 Batasan Waktu
1.6.4 Teknik Pengumpulan Data 1.7 Argumen Sementara
1.8 Sistematika Penulisan BAB II
KRISIS PANGAN DI NEGARA SUDAN dan EKSISTENSI FOOD
and AGRICULTURE ORGANIZATION
2.1. Gambaran Umum Negara Sudan 2.1.1. Kondisi Sosial Negara Sudan 2.1.2. Masalah Sosial Negara Sudan 2.1.3. Kondisi Perekonomian Negara
Sudan
2.2. Dinamika Krisis Pangan Di Negara Sudan
2.3. Pandemi COVID-19 Di Negara Sudan
2.4. Kondisi Krisis Pangan Di Negara Sudan Akibat COVID-19
35
2.4.1. Peran Pemerintah Dalam Menangani Permasalahan COVID-19
2.5. Eksistensi FAO 2.5.1. Gambaran FAO BAB III
PERAN FAO DALAM
MENANGANI KRISIS PANGAN DI SUDAN (DARI SEGI INISITATOR, FASILITATOR) dan PENCAPAIAN
FAO SEBAGAI ORGANISASI YANG MEWUJUDKAN FOOD
SECURITY
3.1. Peran FAO Sebagai Inisitator 3.1.1. Flood Response Plan 3.1.2. Food and Nutrition Security
Resilince Programme ( FNS- REPRO)
3.2. Peran FAO Sebagai Fasilitator 3.2.1. Menyelenggarakan Annual Crop
and Food Supply Assesment Mission (ACFASM)
3.3. FAO Sebagai Organisasi Internasional Dalam
Mendedikasikan Sebagai Food Security
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan 4.2. Penutup