• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II. TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Penyuluhan

Program penyuluhan merupakan hasil dari berbagai langkah yang harus dipahami dan dilaksanakan secara logis. Langkah-langkah perencanaan program penyuluhan pertanian tersebut adalah :

Langkah I : Tujuan, Kebijaksanaan dan Prosedur

Jika secara administratif, kegiatan penyuluhan telah ditetapkan pada suatu daerah, maka harus dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Tetapkan wilayah kerja penyuluhan.

2. Tentukan tujuan yang ingin dicapai.

3. Aturlah agar setiap petugas yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyuluhan di dalam suatu organisasi dapat mengetahuinya.

4. Jelaskan kebijaksanaan yang ditempuh oleh organisasi yang akan melaksanakan penyuluhan.

5. Susun bagan sistem dan prosedur yang harus diikuti oleh para staf.

Untuk mengetahui hal-hal seperti tersebut di atas, dapat dilakukan dengan mempublikasikan suatu buku pedoman yang diperuntukan bagi semua penyuluh pada waktu dilakukan latihan atau suatu lokakarya atau rapat kerja.

(2)

Langkah II: Kumpulkan Informasi Yang Melatar-belakangi Program Penyuluhan

Pengumpulan informasi yang melatar-belakangi program penyuluhan yang akan dilaksanakan, dapat dilakukan melalui pertemuan umum, kunjungan kepada tokoh-tokoh masyarakat, survey, membagikan daftar pertanyaan atau diskusi dengan kelompok-kelompok tokoh masyarakat yang telah ada.

Langkah III : Pilihlah Panitia Perencana dan Diskusikan Rencana Kerja Jika pada suatu daerah telah ada organisasi penyuluhan, maka dapat dipergunakan organisasi rencana penyuluhan yang telah ada, tetapi pada suatu organisasi baru, maka pertama-tama harus diputuskan terlebih dahulu apakah dalam menyusun program penyuluhan akan bekerja dengan bentuk kelompok.

Sekali telah diputuskan akan bekerja dengan bentuk kelompok, maka anggota- anggota yang terpilih selanjutnya berkumpul untuk mendiskusikan informasi yang menjadi latar belakang program penyuluhan, guna mengembangkan suatu rencana kerja dengan memanfaatkan saran-saran mereka.

Langkah IV : Konsultasi dengan Para Ahli dan Kumpulkan Informasi Hasil Penelitian

Untuk menjamin agar prosedur teknis yang akan dilaksanakan sudah benar, maka informasi yang melatar belakangi program penyuluhan perlu didiskusikan terlebih dahulu dengan para ahli atau para peneliti. Di samping itu diskusi ini juga dipandang penting untuk mengetahui apakah tersedia informasi di

(3)

masing-masing lembaga tersebut di atas yang akan dimanfaatkan, sebelum mulai menyusun program penyuluhan.

Langkah V : Menyusun Rencana Kerja

Rencana kerja ini harus dibuat oleh petugas yang akan melaksanakan penyusunan program penyuluhan. Rencana kerja tersebut haruslah mencakup informasi yang melatar-belakangi penyusunan program penyuluhan. Informasi yang akan dikumpulkan berupa :

a. Keadaan-keadaan yang telah ada di daerah tersebut yang terdiri atas : Lingkungan fisiknya, berupa gambaran tentang topografi wilayah, sungai, iklim, kehidupan tanaman, hewan dan kehidupan lainnya. Juga mengenai produksi tanaman, dan distribusi produksi tanaman di wilayah tersebut, rata-rata pemilikan lahan, jenis tanaman yang dikelola, permasalahan di bidang pemasaran dan penyediaan sarana produksi pertanian yang diperlukan oleh petani serta system budidaya tanaman. Informasi berikutnya adalah tata guna tanah yang meliputi data tentang proporsi lahan yang diusahakan untuk tanaman pangan, perkebunan, penggembalaan hewan dan lahan yang digunakan untuk kegiatan lain di luar pertanian serta bagaimana pola pemanfaatannya. Demikian pula tentang kondisi tanah yang baik jenisnya maupun tingkat kesuburannya. Pemasaran wilayah tersebut perlu untuk didata erutama tentang jumlah, jenis dan dimana pasar di daerah itu. Untuk membuat data tentang sarana komunikasi yang tersedia, perlu dirinci tentang jumlah telepon, jalan kereta api, transportasi air, fasilitas pos dan komunikasi elektronik. Informasi selanjutnya yang diperlukan adalah tingkat kehidupan di daerah itu, bagaimana pendapatan rata-rata masyarakat, berapa

(4)

banyak penduduk yang hidup dari kegiatan pertanian, tingkat perumahan mereka, pakaian mereka, sekolah anak-anak mereka dan selanjutnya nyatakanlah tingkat hidup mereka dalam kondisi memuaskan, baik, sedang atau buruk. Berikutnya kumpulkan data tentang struktur sosial.

b. Masalah-masalah dan keinginan masyarakat.

Yang perlu diketahui dari masalah-masalah dan keinginan masyarakat ini adalah hal-hal apa saja yang oleh masyarakat dipandang sebagai masalah dan hal- hal apa saja yang diinginkan untuk memperbaiki kondisi social mereka. Sepanjang program menyangkut masyarakat pedesaan maka keinginan dan masalah mereka akan terpusat pada pertanian.

c. Diskusi tiap masalah yang penting dan pemecahan yang mungkin.

Di sini dapat didiskusikan aspek teknis berasal dari masalah yang ditemui.

Apakah hasil penelitian yang ada telah mampu memecahkan masalah yang dihadapi? Apakah telah diperoleh bantuan dari para ahli pada waktu menyusun program dan apakah saran yang diberikan oleh para ahli untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan.

d. Kalender kerja.

Dalam menyusun kalender kerja ini harus dicakup hal-hal antara lain pekerjaan apa yang akan dilakukan, siapa yang akan melakukan dan kapan pekerjaan itu dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Kalender kerja ini merupakan hal yang penting dari seluruh program penyuluhan, karena hal ini

(5)

menyangkut komitmen yang bersifat spesifik antara penyuluh lapangan dan para petani. Isi dari kalender kerja ini harus diringkas dan langsung mengarah kepada pokok masalah yang akan diatasi. Begitu pula isi dari kelender kerja ini harus berkaitan erat dengan diskusi masalah-masalah penting seperti tertuang dalam butir c dan daftar masalah serta keinginan masyarakat pedesaan seperti tertera pada butir b tersebut di atas.

Langkah VI : Persetujuan dan Revisi

Diskusikan program kerja yang telah disusun oleh penyuluh lapangan dengan penduduk setempat dan dapatkan persetujuan dari mereka. Demikian juga persetujuan dari pejabat setempat, para supervisor dan para ahli. Jika program kerja penyuluhan tersebut memerlukan adanya revisi, lakukanlah revisi agar program kerja penyuluhan yang kurang memenuhi keinginan dan kurang memecahkan masalah yang dihadapi penduduk setempat, dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh masyarakat setempat.

Langkah VII : Libatkan Orang Lain

Untuk memperkenalkan program kerja penyuluhan kepada masyarakat setempat, sebarkan program kerja penyuluhan yang telah disusun oleh para penyuluh lapangan dan libatkanlah setiap orang serta berikan tanggung jawab tertentu kepadanya.

Hal-Hal yang perlu diperhatikan penyuluh :

(6)

1. Buatlah daftar tentang semua hal yang disampaikan oleh masyarakat setempat selama berlangsungnya survey di daerah tersebut dan rincikan hal-hal mana yang termasuk bidang pertanian.

2. Buatlah tanggapan terhadap hal-hal yang diperlukan oleh masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Apakah hal-hal yang disampaikan oleh masyarakat setempat tersebut benar-benar dipandang penting? Jika dipandang penting apa alasannya? Klasifikasikan hal-hal yang disampaikan, manakah yang benar-benar merupakan hal-hal nyata yang diperlukan oleh masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraanya.

3. Susunlah daftar mengenai hal-hal yang diprioritaskan dan diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, mulailah dengan prioritas yang pertama berupa masalah di bidang pertanian dan merupakan kunci untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan hal-hal yang tidak berkaitan dengan bidang pertanian dapat ditempatkan pada prioritas yagn lebih rendah.

4. Ketahuilah, apakah orang yang terlibat dalam kegiatan penyuluhan sadar terhadap kegiatan ini? Jika tidak, bagaimana membuat mereka menjadi sadar?

5. Ketahuilah di mana posisi masyarakat setempat yang menjadi sasaran kegiatan penyuluhan.

Dalam hal ini harus diketahui hal-hal mana yang merupakan keinginan petani dan merupakan kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka yang dapat mereka lakukan sendiri dan mana yang memerlukan bantuan dari luar serta yang mana merupakan kebutuhan mayoritas penduduk setempat.

(7)

Langkah VIII :

Pemimpin-pemimpin yang terdapat di daerah dapat berupa pemimpin Formal ataupun pemimpin nonformal. Penyuluhan yang akan dijalankan oleh penyuluh lapangan agar dapat berjalan lancar, maka para pemimpin yang terdapat di daerah tugas seorang penyuluh lapangan harus diketahui dan dilibatkan di dalam penyusunan rencana kegiatan penyuluhan, karena hal ini akan dapat membantu kelancaran tugas penyuluh lapangan di kemudian hari, terutama dalam penyampaian informasi dan di dalam penerapan teknologi yang dianjurkan, mengingat kebiasaan para pengikut untuk meniru tingkah laku panutannya (Suhardiyono.1992 : 91-94).

Penilaian dalam bidang penyuluhan dapat ditujukan ke dalam dan ke luar.

Kedalam :

Untuk mengoreksi diri, mengoreksi kerjasama dengan teman-teman sederajat, mengoreksi pekerjaan dalam lingkungan instansi di mana kita bekerja.

Keluar :

Untuk mengoreksi kerjasama dengan instansi lain, dengan masyarakat, dengan petani; yang jadi sasaran antara lain :

1. Sampai dimana pengetahuan, petani tentang sesuatu hal (yang sudah diajarkan).

2. Berapa banyakkah orang yang sudah melakukan sesuatu dengan metode yang kita ajarkan.

3. Dapatkah mereka memecahkan sendiri-sendiri masalah-masalah yang dihadapinya (Ginting.2000 : 23).

(8)

2.2 Budidaya Padi Sawah

Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumput- rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut :

- Genus : Oryza Linn

- Famili : Gramineae (Poaceae)

- Species : Ada 25 species, dua di antaranya ialah :

 Oryza sativa L

 Oryza glaberina Steund

Sedangkan subspecies Oryza sativa L, dua di antaranya ialah : - Indica (padi bulu)

- Sinica (padi cere) dahulu dikenal Japonica (AAK. 1990 : 15).

Beberapa varietas padi sawah yang diusahakan di WKPP Sei Beras Sekata adalah :

1. Varietas : Ciherang (1980) Umur : 140-150 hari.

Anakan Produktif : 14-17 batang

Anjuran : Cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau dengan ketinggian di bawah 500 m dpl.

Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661 131-3-1-///IR64/////IR64

Bentuk gabah : Panjang ramping Bobot : 1000 butir = 27-28 gr Dilepas tahun : 2000

(9)

2 Golongan : Cere

Hasil : 5 -8,5 t/ha Nomor pedigri:S3383-Id-Pn-41-3-1 Tahan Hama : Wereng coklat biotipe 2 dan 3

Tahan Penyakit : Bakteri Hawar Daun (HDB) strain III dan IV.

Tekstur nasi : Pulen Tinggi tanaman : 107-115 cm Umur tanaman : 116-125 hari Warna gabah : Kuning bersih

Keterangan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3. Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan IV. Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 5000 m dpl.

Status : Komersial

Kontak : (Indonesian Agency for Agricultural Research and Development) (Balai Besar Penelitian Tanaman

Padi (BBP Padi).

(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1997-2010).

2. Varietas : IR. 64 (1985) Umur : 115 hari.

Potensi hasil : 5 ton/ha

Keterangan : a. rasa nasi enak

b. tahan wereng hijau, wereng cokelat biotip 1,2 dan 3;

c. agak tahan bakteri busuk daun, tahan virus kerdil rumput (Prasetiyo. 2002 : Lampiran)

(10)

3. Varietas Situ Bagendit Komoditas : Padi Gogo

Tahun : 2003

Kisaran hasil : 3 s/d 5 ton/ha GKB pada lahan kering; 5 s/d 6 GKB pada lahan sawah.

Rasa nasi : Pulen. Umur:110 s/d 120 hari.

Keterangan : Agak tahan terhadap Blast; Agak tahan terhadap bakteri hawar daun strain III dan IV; Cocok ditanam di lahan kering dan mampu juga ditanam di lahan sawah.

Status : Komersial

Kontak : (Indonesian Agency for Agricultural Research and Development) (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

(BBP Padi).

(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1997 - 2010).

4. Varietas Cibogo

Komoditas : Padi Sawah

Tahun : 2003

Kisaran hasil : 7 s/d 8,1 ton/ha gabah kering giling Rasa nasi : Pulen

Umur : 115 s/d 125 hari

Keterangan : Tahan wereng coklat Biotipe 2; agak tahan HDB strain IV dan wereng coklat biotipe 3; Rentan terhadap penyakit

(11)

meter di atas permukaan laut.

Status : Komersial

Kontak : (Indonesian Agency for Agricultural Research and Development) (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

(BBP Padi).

(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1997 - 2010).

(12)

2.3 Ilmu Usahatani

Analisis usahatani dibuat bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan budi daya padi yang dilakukan dan sebagai bahan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Perkiraan biaya dan penerimaan yang tersaji dalam analisis usaha di bawah ini akan berbeda dengan daerah lain, karena perbedaan agroklimat dan agroekosistem. Namun, penggunaan sarana dan prasarana produksi pada prinsipnya sama sehingga dapat dijadikan pedoman perhitungan biaya dan pendapatan di daerah lain. Analisis usaha ini dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi usaha yang sedang berlangsung (Sriyanto.2010 : 68).

Klasifikasi usahatani dapat dibedakan menurut corak dan sifat, organisasi, pola, serta tipe usahatani.

1. Corak dan Sifat

Menurut corak dan sifat dibagi menjadi dua, yakni komersial dan subsistence. Usahatani komersial telah memperhatikan kualitas serta kuantitas produk sedangkan usahatani subsistence hanya memenuhi kebutuhan sendiri.

2. Organisasi

Menurut organisasinya, usahatani dibagi menjadi 3 yakni, individual, kolektif, dan kooperatif.

a). Usaha individual ialah usahatani yang seluruh proses dikerjakan oleh petani sendiri beserta keluarganya mulai dari perencanaan, mengolah tanah, hingga pemasaran ditentukan sendiri.

(13)

b). Usaha kolektif ialah usahatani yang seluruh proses produksinya dikerjakan bersama oleh suatu kelompok kemudian hasilnya dibagi dalam bentuk natura maupun keuntungan. Contoh usaha kolektif yang pernah ada di Indonesia yaitu Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI).

c). Usaha kooperatif ialah usahatani yang tiap prosesnya dikerjakan secara individual, hanya pada beberapa kegiatan yang dianggap penting dikerjakan oleh kelompok, misalnya pembelian saprodi, pemberantasan hama, pemasaran hasil, dan pembuatan saluran. Contoh usahatani kooperatif yaitu PIR (Perkebunan Inti Rakyat). PIR merupakan bentuk kerja sama antara perkebunan rakyat dengan perkebunan besar.

3. Pola

Menurut polanya, usahatani dibagi menjadi 3, yakni khusus, tidak khusus, dan campuran.

a). Usahatani khusus ialah usahatani yang hanya mengusahakan satu caban usahatani saja, misalnya usahatani peternakan, usahatani perikanan, dan usahatani tanaman pangan.

b). Usaha tidak khusus ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang usaha bersama-sama, tetapi dengan batas yang tegas.

c). Usahatani campuran ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang secara bersama-sama dalam sebidang lahan tanpa batas yang tegas, contohnya tumpang sari dan mina padi.

(14)

4. Tipe

Menurut tipenya, usahatani dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan komoditas yang diusahakan, misalnya usahatani ayam, usahatani kambing, dan usahatani jagung. Tiap jenis ternak dan tanaman dapat merupakan tipe usahatani (Suratiyah.2009 : 14-15).

2.4 Landasan Teori a. Evaluasi

Tujuan evaluasi akan menentukan data yang harus dikumpulkan untuk Mengevaluasi program penyuluhan. Dikenal dua jenis evaluasi : evaluasi formatif yang mengumpulkan informasi untuk pengembangan program penyuluhan yang efektif, dan evaluasi sumatif yang mengukur hasil akhir suatu program agar dapat memutuskan apakah program akan diteruskan diperluas, atau diperkecil. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif atau data kualitatif. Data kuantitatif berguna untuk mengukur perubahan-perubahan yang terjadi karena program penyuluhan, sedangkan data kualitatif memberikan informasi mengenai alasan mengapa agen penyuluha dan petani mengambil tindakan tertentu. Pada tahun-tahu belakangan ini, kian bertambah kepentingan untuk menggunakan data kualitatif karena data itulah yang selama ini paling banyak membantu dalam meningkatkan program penyuluhan. (Van Den Ban, 1990 : 246-247).

Model penelitian evaluasi merupakan salah satu di antara model penelitian yang cukup popular dikalangan para pejabat penelitian ini juga dikenal sebagai penelitian program. Penelitian evaluasi merupakan suatu proses yang dilakukan

(15)

dalam rangka menentukan kebijaksanaan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta mempertimbangkan proses teknik yang telah digunakan untuk melakukan penelitian. Penelitian evaluasi merupakan suatu kegiatan pengumpulan data secara sistematis yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam yang sudah dicontohkan

( Arikunto, 2007 :221-222).

b. Sikap

Sewaktu kita berada dalam lingkungan dan situasi sosial, yakni ketika kita terlibat dalam interaksi social, pernahkah kita merasa betul-betul netral dan bereaksi tanpa rasa suka dan tidak suka terhadap mitra interaksi kita? Pernahkah kita dapat melepaskan sama sekali perasaan senang dan tidak senang dari persepsi dan perilaku kita? Agaknya hal itu sulit untuk terjadi. Selalu saja ada mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, dan akan ikut menentukan kecenderungan perilaku kita terhadap manusia atau sesuatu yang sedang kita hadapi, bahkan terhadap diri kita sendiri. Pandangan dan perasaan kita terpengaruh oleh ingatan kita akan masa lalu, oleh apa yang kita ketahui dan kesan kita terhadap apa yang sedang kita hadapi saat ini. Itulah fenomena sikap.

Secara histories, istilah ‘sikap’ (attitude) digunakan pertama kali oleh Herbert Spence di tahun 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai status mental seseorang. Pada tahun 1888 Lange menggunakan istilah sikap dalam bidang eksperimen mengenai respons untuk menggambarkan kesiapan subjek dalam

(16)

menghadapi stimulus yang dating tiba-tiba . Nilai (value) dan opini (opinion) atau pendapat sangat erat berkaitan dengan sikap, bahkan kedua konsep tersebut seringkali digunakan dalam defenisi-defenisi mengenai sikap (Azwar.1988 : 3-4).

2.5 Kerangka Pemikiran

Penyuluhan Pertanian memiliki Program Penyuluhan Pertanian yang berguna bagi PPL dan Petani. Bagi PPL program berfungsi sebagai acuan kerja pelaksanaan penyuluhan pertanian sedangkan bagi petani program penyuluhan pertanian sebagai perencanaan dan sarana untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani.

Program Penyuluhan Pertanian dilaksanakan oleh PPL dan Petani yang setiap tahunnya akan dievaluasi di Balai Penyuluhan Pertanian.

Dalam mengevalusi program penyuluhan pertanian dapat dilihat dari berbagi hal yaitu dari segi Formatif dan Summatif sekaligus dilihat pula manfaat program dari segi ekonomi dan sosial.

Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian terdiri dari dua hal yaitu :

1. Evaluasi Formatif yaitu : Evaluasi pelaksanaan kegiatan program yang tertera dalam program penyuluhan pertanian secara tertulis.

2. Evaluasi Summatif yaitu : Evaluasi terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani.

Kedua hal yang dievaluasi tersebut akan menunjukkan hasil dengan kriteria “Berhasil” atau “Tidak”.

(17)

Keberadaan seorang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di tengah-tengah kehidupan petani, akan memunculkan sikap yang berbeda-beda dari petani itu sendiri, baik positif maupun negatif.

Pemunculan sikap itu dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi pertanian yang berbeda-beda. Adapun karakteristik sosial ekonomi pertanian yang akan disorot adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, pengalaman berorganisasi, luas lahan, produktivitas, tingkat kosmopolitan, frekuensi mengikuti penyuluhan, jumlah tanggungan, produksi, pendapatan, besar peminjaman (kredit). Secara singkat, kerangka pemikiran mengenai Evaluasi Penyuluhan Pertanian Petani Padi Sawah dan Penilaian dapat dilihat pada skema berikut :

Penyuluhan Pertanian

(18)

Keterangan :

: Ada Pengaruh : Ada Hubungan

Gambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran Evaluasi Penyuluhan Pertanian Padi Sawah dan Penilaian

2.6 Hipotesis Penelitian

1. Ada Program Penyuluhan Pertanian terhadap petani budidaya padi sawah di daerah penelitian.

Program Penyuluhan Pertanian

Balai Penyuluhan Pertanian

Petani PPL

Pelaksanaan Program Pelaksanaan

Program

PPL Kontak Tani

Evaluasi Petani

Berhasil Tidak Adopsi Tidak

(19)

2. Ada kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian.

3. Ada materi-materi penyuluhan pertanian apa saja yang diberikan di daerah penelitian.

4. Ada beberapa teknologi yang sudah dilaksanakan di daerah penelitian.

5. Ada program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan di daerah penelitian.

6. Ada masalah-masalah yang dihadapi PPL dalam menyusun materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan.

Terdapat upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Program

Penyuluhan Pertanian di daerah penelitian

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar

Gambar    1 : Skema Kerangka Pemikiran Evaluasi Penyuluhan Pertanian Padi Sawah dan Penilaian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Keterampilan proses sains siswa menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat termasuk dalam kategori sedang dengan

Alquran merupakan sebuah petunjuk yang berasal dari Allah Swt yang harus dipahami, dihayati dan diamalkan oleh manusia yang beriman kepada Allah Swt. Di dalam Alquran

PNPM Mandiri digagas untuk menjadi payung (koordinasi) dari puluhan program penanggulangan kemiskinan dari berbagai departemen yang ada pada saat itu, khususnya

Laporan keuangan (financial statement) menurut Arif (2008: VII) adalah “informasi yang merangkum seluruh kegiatan atau aktivitas Perusahaan.” Laporan keuangan merupakan

Perhatikan tunas ureter yang mengalirkan urine dari ginjal kutup atas (u1) akan bermuara lebih distal. WD wolfian duct atau duktus mesonefros, U1 ureter dari

Karakteristik substrat maupun sedimennya pada Kawasan Pantai Ujong Pancu sendiri memiliki karateristik sedimen yang didominasi oleh pasir halus dimana pada

Dengan demikian X 2 hitung lebih besar dari pada X 2 tabel, sehingga dapat dikatakan bahwa luas lahan yang dikelola mempunyai hubungan nyata dengan tingkat

partisipasi (peran serta) karyawan merupakan sebuah proses dimana individu mengambil bagian dalam pengambilan keputusan dalam sebuah institusi, program, dan lingkungan yang