60 EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS)
DI BAGIAN KLINIK RAWAT JALAN RS X, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT)
Roma Ave Maria S.Farm., MMRS., Apt*
*STIKes Santo Borromeus
JL. Parahyangan Kav.8 Blok B No.1 Kota Baru Parahyangan, Kec. Padalarangan Kab. Bandungan Barat Jawa Barat 40558
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penggunaan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS) merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, efisiensi, pengawasan serta penyediaan informasi yang cepat dan tepat demi mengikuti kompleksitas perkembangan organisasi dan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan user. Namun padaimplikasinya terdapat masalah yang timbul.Penelitian inimerupakan penelitian campuran dengan melakukan survey danpengamatan langsung terhadap alur pelayanan rawat jalan sertawawancara staff unit sistem informasi di rumah sakit. Data dikaji dan dianalisis menggunakan Metode Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat determinasi sebesar 67% secara parsial maupun simultan terhadap ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi terhadap minat/niat dalam memanfaatkan SIMRS. Meskipun pihak manajemen mendukung implikasi SIMRS dibantu oleh peran unit sistem informasi, namun terdapat ada gap antara ekspektasi manajemen dengan kenyataan dilapangan sebesar -1.2 poin sampai -1.3 poin.
Kata Kunci : Implikasi SIMRS, Metoda UTAUT, Gap
PENDAHULUAN
Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan, efisiensi, pengawasan serta penyediaan informasi secara cepat, tepat maka pada tahun 1990 system pelayanan dari manual secara perlahan berubah menjadi komputerisasi. Dahulu hal itu merupakan sesuatu yang dianggap sangat modern dan merupakan terobosan baru untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.
Seiring dengan perjalanan waktu perkembangan organisasi yang semakin kompleks melalui adanya akreditasi rumah sakit dan tuntutan untuk selalu melakukan adaptasi terhadap lingkungan organisasi membuat manajemen perlu menanggapi kebutuhan user yang semakin komplex dengan mengimplementasikan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).
Namun pada implikasinya terdapat masalah yang timbul, antara lain penggunaan yang masih rendah terhadap sistem informasi berkelanjutan. Selain itu masih banyak terjadi kesalahan seperti pada layanan registrasi, billing system, duplikasi data dan
ketidakakuratan data pasien.Dan juga masih adanya instalasi yang belum menggunakan modul SIMRS yang disediakan oleh pihak rumah sakit secara seragam. Pada salah satu rumah sakit besar di Bandung dilakukan penelitian terhadap sistem informasi yang digunakan dalam pelayanan bagian klinik rawat jalan dan rekam medik pasien telah menggunakan system informasi berbasis windows sedangkan di logistik yang merupakan bagian dari klinik rawat jalan belum terintegrasi dengan gudang farmasi dan alat medis yang masih menggunakan system informasi yang lama. Namum sistem informasi yang digunakan belum terintegrasi dengan gudang umum. Selain itu logistik rawat jalan tidak terintegrasi dengan billing pasien. Hal ini mengakibatkan laporan yang dihasilkan masih menggunakan excel yang berakibat kurang valid dan tidak terjamin ke akuratannya. Untuk itu penulis membuat karya tulis ilmiah sehingga diperoleh evaluasi terhadap gap antara ekspektasi manajemen dan implikasi system komputerisasi dengan menerapkan metode Unified Theory of Acceptance and Use of Technology
61 (UTAUT). UTAUT adalah sebuah teori
penerimaan teknologi informasi (IT acceptance) yang dikembangkan oleh Venkatesh (2003).Tujuan dari adanya teori ini adalah memberikan kriteria atau variabel yang mempengaruhi IT acceptance oleh user.
Menurut Wahyudi Kumorotomo (1997), ada tiga pilar utama yang menentukan kualitas informasi yakni akurasi, ketepatan waktu dan relevan. Lebih lanjut diungkapkan secara lengkap tentang syarat-syarat informasi yang baik yakni: ketersediaan (availability)sehingga mudah diperoleh oleh orang yang hendak memanfaatkannya, mudah dipahami (comprehensibility)baik bagi pembuatan keputusan yang sifatnya rutin maupun strategis, relevan dengan permasalahan, misi dan tujuan organisasi, bermanfaat, dapat diandalkan kebenarannya, konsisten dimana informasi tidak boleh mengandung kontradiksi di dalam penyajiannya. karena konsistensi merupakan syarat penting bagi dasar pengambilan keputusan. Tampak bahwa ada berbagai macam syarat yang harus dipenuhi bagi informasi untuk kepentingan manajemen.
Pengolah data atau penyedia informasi harus mempertimbangkan segisegi waktu penyajian isi, format maupun segi-segi lain dari informasi tersebut. Ini dapat dipahami karena dalam organisasi modern, kualitas informasi yang dipergunakan dalam manajemen itulah yang akan menentukan efisiensi dan efektifitas organisasi yang bersangkutan.
Menurut Gaol (2008), manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan demikian SIMRSmerupakan suatu sistem yang menyediakan data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi kepada pengelola organisasi. Lebih lengkapnya SIMRS adalah jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam organisasi dan disatukan apabila dipandang perlu, dengan maksud memberikan data kepada manajemen setiap waktu diperlukan, baik data yang bersifat intern maupun yang bersifat ekstern, sebagai dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Menurut Sabarguna Boy (2009), pada dasarnya rumah sakit merupakan suatu organisasi yang kompleks karena adanya keterlibatan sumber kekuasaan dan otonomi dari beberapa kutub antara lain pemerintah, pemilik rumah sakit, professional, direksi rumah sakit, masyarakat, dunia bisnis dan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Dari 7 (tujuh) kutub inilah organisasi rumah sakit lebih berorientasi kepada pelayanan. Perhatian yang kurang pada efisiensi dan produktivitas, juga organisasi yang mengutamakan efisiensi akan menunjukkan pola pelayanan yang lamban mengantisipasi perubahan sehingga mutu akan sulit dicapai secara wajar. Organisasi rumah sakit masa kini dan masa datang harus berorientasi pada pengembangan yang terus menerus sehingga dapat terus berkembang memenuhi tuntutan kepuasan pasien yang terus berkembang pula.
Selain itu Sabarguna Boy (2009) mengatakan bahwa sistem informasi administrasi berperan dalam proses administrasi dan bertujuan meringankan beban administratif, baik dari banyaknya system kertas, lamanya proses dan sulitnya perhitungan. Sistem informasi akan makin terasa kebutuhannya bila rumah sakit makin besar. Manfaat yang dapat dicapai dengan penggunaan system informasi manajemen adalah mendapatkan kecepatan dan ketepatan informasi, kemudahan pengoperasian, dan megurangi beban kerja. Secara umum system informasi manajemen dibutuhkan untuk menentukan tujuan dan rancangan jangka panjang, forecasting kebutuhan dan penyediaan pelayanan, alokasi sumberdaya dan penyediaan biaya, penilaian kinerja dan pengendalian mutu serta evaluasi program yang ada.
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) adalah sebuah teori penerimaan teknologi informasi (IT acceptance) yang dikembangkan oleh Venkatesh dkk (2003).Tujuan dari adanya teori ini adalah memberikan kriteria atau variabel yang mempengaruhi IT acceptance oleh user. Pada awalnya terdapat delapan kriteria yang menentukan penerimaan IT tersebut yang kemudian di-review, dikelompokkan berdasarkan kesamaan dan divalidasikan menjadi empat kriteria utama,
62 yang diberi nama Unified Theory of
Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Secara teoritis dan praktis UTAUT banyak digunakan oleh peneliti dalam mengukur kesuksesan penerapan sistem informasi berdasarkan keinginan pengguna dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Metode ini menempatkan faktor- faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menggunakan suatu sistem informasi atau teknologi dengan konstruk ekspektasi kinerja (performance expectancy /PE), ekspektasi usaha (effort expectancy /EE), pengaruh sosial (social influence/SI), kondisi fasilitas (facilitating condition/FC) dan penggunaan teknologi sesungguhnya (actual system usage /ASU).
Menurut Vankatesh (2003) ada lima konstruk utama UTAUT yaitu :
1. Performance Expectancy / PE, didefinisikan sebagai seberapa tinggi seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem akan membantu dia mendapatkan keuntungan kinerja pekerjaannya. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur membantu pekerjaan, kelengkapan, kemudahan diakses, kemudahan untuk dipahami, kemudahan untuk diimplementasikan, kemudahan dalam proses input, tepat waktu, menyediakan informasi saat dibutuhkan dan bermanfaat pada peningkatan kinerja
2. Effort Expectancy / EE, didefinisikan sebagai tingkat kemudahan yang dihubungkan dengan penggunaan suatu sistem. Kalau sistem mudah digunakan maka usaha yang dilakukan tidak akan terlalu tinggi dan sebaliknya jika suatu sistem sulit digunakan maka diperlukan usaha yang tinggi untuk menggunakannya. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur ekspektasi usaha adalah harapan terkait kemudahan pengguna, kemudahan penngoprasian, kompleksitas, dan tingkat kesulitan rendah.
3. Social Influence / SI, didefinisikan sebagai sejauh mana seorang individual mempersepsikan kepentingan yang dipercaya oleh orang lain yang akan mempengaruhinya menggunakan sistem yang baru. Indikator yang dapat digunakan dalam mengukur pengaruh
social adalah norma subjektif, faktor social, pencitraan, dan dukungan organisasi
4. Facilitating Condition /FC didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa infrastruktur organisasional dan teknikal tersedia untuk mendukung sistem. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kondis yang memfasilitasi diantaranya adalah sumber daya, pengetahuan, kesesuaian dengan kebutuhan dan arahan penggunaan sistem.
5. Actual System Usage /ASU adalah tindakan menggunakan teknologi sesungguhnya yang dilakukan seorang pemakai teknologi.
Berdasarkan latar belakang di atas, bahwa penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit yang belum optimal seiring dengan tuntutan mengakibatkan beberapa keterbatasan dalam pelayanan terutama berkaitan dengan data maka peneliti tertarik untuk meneliti dan melakukan evaluasi tentang SIMRS yang ada di klinik rawat jalan di salah satu rumah sakit besar di Bandung menggunakan metode UTAUT yang bertujuan untuk mengetahui gambaran ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi terhadap minat/niat dalam memanfaatkan SIMRS, mengetahui pengaruh variabel ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial dan variabel kondisi yang memfasilitasi terhadap niat dalam memanfaatkan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS), sejauh mana penerapan SIMRStelah sesuai dengan harapan manajemen dan untuk mengetahui gap yang terjadi antara ekspektasi manajemen dan persepsi pengguna serta kendala yang dihadapi dalam menggunakan sistem informasi manajemen.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat campuran antara penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan melakukan survey danpengamatan langsung di bagian klinik rawat jalan mulai dari pendaftaran pasien, klinik dokter, medrek sampai ke bagian farmasi. Penelitian dilakukan dengan melihat dan meneliti penggunaan modul registrasi, modul klinik rawat jalan, logistik rawat jalan, farmasi danbilling system serta melakukanwawancara
63 kepada staff unit sistem informasi di rumah
sakit objek. Fokus penelitian terkait dengan modul yang digunakan pada saat ini.Data yang diperoleh dikaji dan dianalisis menggunakan Metode Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT) sehingga didapat gambaran mengenai ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi dan minat/niat dalam memanfaatkan sistem informasi yang ada, dan gap antara ekspektasi manajemen dengan implikasi di lapangan.
WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Juni sampai dengan Agustus 2017.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada 91 responden staff rumah sakit baik dari bagian pendaftaran, klinik pemeriksaan, medrek, logistik, billingyang ada di klinik rawat jalan di salah satu rumah sakit besar di Bandung, dengan hasil sebagai berikut:
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum hasil tanggapan responden berdasarkan kuesioner dianalisis lebih lanjut, perlu dilakukan pengujian terhadap instrument data yang digunakan dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas antara lain:
a. Uji Validitas
Nilai indeks validitas setiap butirpernyataan lebih besar dari 0,3 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan pada kelima variabel valid dan layak digunakan
sebagai alat ukur ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor social dan kondisi yang memfasilitasi serta minat/niat pemanfaatan sistem informasi yang ada.
b. Uji Reliabilitas
Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach alpha, dimana apabila nilai Cronbach alpha lebih besar dari 0.6, maka dinilai memiliki tingkat kehandalan yang baik. Pada penelitian ini nilai reliabilitas menunjukkan bahwa butir kuesioner pada variabel ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor sosial dan kondisi yang memfasilitasi serta minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen yang ada.
A. Gambaran ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi terhadap minat/niat dalam memanfaatkan sistem informasi yang ada.
1. Ekspektasi kinerja (performance expectancy) pada sistem informasi yang ada.
Dalam penelitian ini ekspektasi kinerja (performance expectancy) diukur melalui 9 indikator pertanyaan. Pada variabel Ekspektasi kinerja (performance expectancy) (X1)dengan jumlah item pernyataan 9 butir dan jumlah responden 91 orang, diperoleh total skor sebesar 2706 dan persentase sebesar 66.1%, maka rentang skor setiap kategori ditentukan sebagai berikut:
Rentang Skor Kategori
=(91 × 9 × 5) − (91 × 9 × 1)
5 = 655.2
Jadi panjang interval untuk setiap kategori adalah 655.2 sehingga dari jumlah skor tanggapan responden atas 9 butir pernyataan mengenai Ekspektasi kinerja (performance expectancy) diperoleh rentang sebagai berikut:
64 Berdasarkan kriteria pada garis
kontinum tersebut maka tingkat kepercayaan pengguna dalam menggunakan suatu sistem akan membantu dia mendapatkan keuntungan kinerja pekerjaannya dinilai cukup tinggi hal ini terutama karena sistem yang ada dinilai masih mudah dipahami oleh karyawan rawat jalan rumah sakit X yang menggunakan sistem informasi.
2. Ekspektasi usaha (effort expectancy) padasistem informasi yang ada
Ekspektasi usaha (effort expectancy) didefinisikan sebagai tingkat kemudahan yang dihubungkan dengan penggunaan suatu sistem.
Pada variabel ekspektasi usaha (effort expectancy) (X2)dengan jumlah item pernyataan 4 butir dan jumlah responden 91 orang, diperoleh total skor sebesar 1168 dan persentase sebesar 64.2%, maka rentang skor setiap kategori ditentukan sebagai berikut.
Rentang Skor Kategori
=(91 × 4 × 5) − (91 × 4 × 1)
5 = 291.2
Jadi panjang interval untuk setiap kategori adalah 291.2 sehingga dari jumlah skor tanggapan responden atas 4 butir pernyataan mengenai ekspektasi usaha (effort expectancy) diperoleh rentang sebagai berikut:
Berdasarkan kriteria pada garis kontinum tersebut maka tingkat kemudahan yang dihubungkan dengan penggunaan suatu sistem dinilai cukup tinggi hal ini terutama karena mudah bagi karyawan rawat jalan rumah sakit X untuk menjadi terampil dalam menggunakan sistem
informasi yang ada meskipun pemahaman karyawan dalam menggunakan sistem informasi yang ada masih perlu ditingkatkan.
3. Faktor Sosial (Social influence) padasistem informasi yang ada.
Pengaruh social (social influence) didefinisikan sejauh mana seorang individual mempersepsikan kepentingan yang dipercaya oleh orang lain yang akan mempengaruhinya menggunakan sistem yang baru. Dalam penelitian ini diperoleh total skor sebesar 1184 dan persentase sebesar 65.1%, maka rentang skor setiap kategori ditentukan sebagai berikut.
Rentang Skor Kategori
=(91 × 4 × 5) − (91 × 4 × 1)
5 = 291.2
Melalui jumlah skor tanggapan responden dapat diketahui bahwa persepsi individual mengenai kepentingan yang dipercaya oleh orang lain yang akan mempengaruhinya menggunakan sistem yang baru dinilai cukup tinggi hal ini terutama karena pejabat / manajemen berpikir bahwa karyawan harus menggunakan system informasi yang ada saat.
4. Kondisi yang memfasilitasi (Facilitating Condition)
Kondisi yang memfasilitasi (Facilitating Condition) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa infrastruktur organisasional dan teknikal tersedia untuk mendukung sistem. Dalam penelitian ini kondisi yang memfasilitasi diperoleh total skor sebesar 1173 dan persentase sebesar 64.5%, maka rentang skor setiap kategori ditentukan sebagai berikut.
Rentang Skor Kategori
=(91 × 4 × 5) − (91 × 4 × 1)
5 = 291.2
65 Melalui jumlah skor tanggapan
organisasional dan teknikal tersedia untuk mendukung sistem dinilai cukup baik hal ini terutama karena tersedia tenaga khusus yang membantu karyawan jika mengalami kesulitan menggunakan responden dapat diketahui bahwa kepercayaan karyawan yang menyatakan infrastruktursystem informasi, namun akses sistem informasi dengan komputer lainnya masih perlu ditingkatkan sehingga lebih kompatibel.
5. Minat Pemanfaatan (Behavioral intention) sistem informasi di RS St.
Borromeus
Minat Pemanfaatan (Behavioral intention) didefinisikan sebagai tingkat kemauan atau niat pengguna menggunakan sistem secara terus menerus dengan asumsi bahwa mereka mempunyai akses terhadap informasi. Dalam penelitian ini diperoleh total skor sebesar 900 dan persentase sebesar 65.9%, maka rentang skor setiap kategori ditentukan sebagai berikut.
Rentang Skor Kategori
=(91 × 3 × 5) − (91 × 3 × 1)
5 = 218.2
Jadi panjang interval untuk setiap kategori adalah 218.2 sehingga dari jumlah skor tanggapan responden atas 3 butir pernyataan mengenai minat pemanfaatan (Behavioral intention) diperoleh rentang sebagai berikut.
Melalui jumlah skor tanggapan responden dapat diketahui bahwa tingkat kemauan atau niat pengguna
menggunakan sistem secara terus menerus dengan asumsi bahwa mereka mempunyai akses terhadap informasi dinilai cukup tinggi hal ini karena tidak terlepas dari karyawan yang berniat akan menggunakan system informasi di program berikutnya
B. Pengaruh ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial dan kondisi yang memfasilitasi terhadap niat dalam memanfaatkan sistem informasimanajemen rumah sakit (SIMRS)
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial dan kondisi yang memfasilitasi terhadap niat dalam memanfaatkan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS).
1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum ke analisis regresi linier berganda, ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu Uji normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi
a. Uji Normalitas
Berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0.200 lebih besar dari 0.05.Maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Dengan demikian maka estimator model yang akan diperoleh menjadi unbias atau akan mendekati nilai yang sebenarnya dipopulasi.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat.Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi
semakin besar yang
mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang
66 digunakan untuk mendeteksi ada
tidaknya multikoliniearitas adalah dengan:menggunakanVariance Inflation Factors (VIF) atau dapat dilihat juga dari nilai tolerance.
Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas karena nilai tolerance yang sudah lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF yang kurang dari 10. Dengan demikian tidak terdapat hubungan yang kuat antara variabel ekspektasi kinerja (X1), ekspektasi usaha (X2), faktor social (X3) dan kondisi yang memfasilitasi (X4) c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedstisitas. Dalam penelitian ini digunakan scatterplot untuk menguji heterooskedastisitas. Berdasarkan hasil ditemukan tidak adanya heteroskedastisitas atau adanya homoskedastisitas sudah terpenuhi untuk persamaan regresi. Dengan demikian estimator model yang diperoleh akan memberikan hasil yang bestatau dapat dikatakan varians dari residual adalah minimum.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi atau korelasi diri atau korelasi serial adalah suatu kondisi dimana adanya korelasi diantara nilai-nilai yang berurutan dari variabel yang sama. Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi.Metode pengujian yang digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson.Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model.Dengan demikian tidak
terjadi hubungan yang kuat antar residual pada model.
2. Model Persamaan Regresi berganda Untuk mengetahui model persamaan dari Ekspektasi kinerja (X1), ekspektasi usaha (X2), faktor social (X3) dan kondisi yang memfasilitasi (X4) terhadap minat/niat pemanfaatan. Berdasarkan outputdidapat nilai konstanta dan koefisien regresi sehingga dapat dibentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = -3.401 + 0,110(X1) + 0,339(X2) + 0,172(X3) + 0,305(X4)
Persamaan dari analisis regresi berganda yang tersaji di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Konstanta sebesar -3.401 menunjukkan rata-rata skor minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen rumah sakit jika rata-rata skor ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor sosial dan kondisi yang memfasilitasi bernilai nol.
b) Koefisien regresi untuk variabel ekspektasi kinerja (X1) adalah 0,110 yang menunjukkan besar perubahan rata- rata skor Minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen rumah sakit yang dipengaruhi oleh ekspektasi kinerja, tanda positif menunjukkan pengaruh yang terjadi adalah searah artinya setiap terjadi peningkatan skor pada variabel ekspektasi kinerja sebesar 1 satuan dan variabel lainnya dianggap konstan, maka minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen rumah sakit diprediksikan akan meningkat sebesar 0,110 satuan.
c) Koefisien regresi untuk variabel ekspektasi usaha (X2) adalah 0,339yang menunjukkan besar perubahan rata-rata skor minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen rumah sakit yang dipengaruhi oleh ekspekasi usaha, tanda positif menunjukkan pengaruh yang terjadi adalah searah artinya setiap terjadi peningkatan pada variabel ekspektasi usahasebesar 1 satuan dan variabel lainnya dianggap konstan, maka minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen rumah sakit diprediksikan akan meningkat sebesar 0,339 satuan d) Koefisien regresi untuk pengaruh sosial
(X3) adalah 0.172 yang menunjukkan bahwa jika pengaruh sosial meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya
67 konstan, maka minat/niat pemanfaatan
sistem informasi manajemen rumah sakit diprediksikan akan meningkat sebesar 0,172 satuan.
e) Koefisien regresi untuk kondisi yang memfasilitasi (X4) adalah 0.305 yang menunjukkan bahwa jika kondisi yang memfasilitasi meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen rumah sakit diprediksikan akan meningkat sebesar 0,305 satuan.
3. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besar variasi yang dijelaskan variabel ekspektasi kinerja (X1), ekspektasi usaha (X2), faktor sosial (X3) dan kondisi yang memfasilitasi (X4) maka didapat output hasil estimasi koefisien determinasi bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara variabel bebas secara simultan dengan variabel terikat, dimana koefisien korelasi tersebut berada pada rentang 0,80 – 1.00.
Nilai koefisien determinasi sebesar 0.670 menunjukan bahwa ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor social dan kondisi yang memfasilitasi memberikan pengaruh simultan sebesar 67% terhadap minat/niat pemanfaatan sedangkan sisanya sebesar 33% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati di dalam penelitian ini.
4. Uji Simultan (uji-f)
Untuk menguji kebenaran hipotesis secara simultan digunakan uji statistik F, yaitu untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependen). Berdasarkan output diketahuisecara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor social dan kondisi yang memfasilitasi terhadap minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen rumah sakit X.
5. Uji Parsial (uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas dalam penelitian ini yaitu ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor social dan
kondisi yang memfasilitasi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu variabel minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen rumah sakit X.
Hipotesis yang diujikan seperti berikut Ekspektasi kinerja: tidak berpengaruh signifikan terhadap minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen di rumah sakit X, secara parsial variabel ekspektasi kinerja berpengaruh signifikan terhadap minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen di rumah sakit X.
Ekspektasi usaha: secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen di rumah sakit X, secara parsial variabel ekspektasi usaha berpengaruh signifikan terhadap minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen di rumah sakit X.
Pengaruh sosial: secara parsial variabel pengaruh sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen di rumah sakit X, dan secara parsial variabel pengaruh sosial berpengaruh signifikan terhadap minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen di rumah sakit X.
Kondisi yang memfasilitasi: secara parsial variabel kondisi yang memfasilitasi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen di rumah sakit X, dan secara parsial variabel kondisi yang memfasilitasi berpengaruh signifikan terhadap minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen di rumah sakit X.
Berdasarkan hasil perhitungan untuk hipotesis pertama didapat bahwa secara parsial variabel ekspektasi kinerja berpengaruh signifikan terhadap minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen rumah sakit X sedangkan untuk hipotesis kedua yaitu variabel ekspektasi usaha diperoleh bahwa secara parsial variabel ekspektasi usaha berpengaruh signifikan terhadap minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen di rumah sakit X.
68 Berdasarkan hasil perhitungan untuk
hipotesis ketiga didapat bahwa secara parsial variabel pengaruh sosial berpengaruh signifikan terhadap minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen di rumah sakit X sedangkan untuk hipotesis keempat yaitu variabel kondisi yang memfasilitasi diperoleh bahwa secara parsial variabel kondisi yang memfasilitasi berpengaruh signifikan terhadap minat/niat pemanfaatan sistem informasi manajemen di rumah sakit X.
C. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di rumah sakit X
Mengacu kepada UU no 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit yaitu pasal 52 ayat 1 yang berbunyi “Setiap:Rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan peloparan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit, maka perlu dibangun suatu sistem informasi yang terintegrasi. Dalam melaksanakan pelayanannya, rumah sakit ini membagun suatu sistem informasi sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat berjalan efektif, efisien dan optimal. Seiring dengan perjalanan waktu, kebutuhan akan sistem informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting. Perubahan kebutuhan akan teknologi informasi di rumah sakit X berjalan begitu cepat, didorong oleh adanya kompetensi rumah sakit di Bandung dan kebutuhan rumah sakit untuk menghasilkan pelayanan yang efektif, efisien dan optimal.
Dalam penerapannya rumah sakit X memiliki dasar yang digunakan dalam sistem informasi manajemen. Hal ini dijelaskan dalam hasil wawancara kepada salah satu unit sisfo di rumah sakit X berkaitan dengan bagaimana penerapan sistem informasi manajemen yang digunakan di rumah sakit X, berikut adalah paparan yang dijelaskan oleh staff tersebut: ada 4 pilar sistem informasi yang di terapkan di rumah sakit X, yaitu:
Technoware (seperti Hardware,Software, Communication Device), Humanware (seperti Brainware/ SDM), Infoware
(seperti Basisdata/ Database) Organiware (seperti struktur organisasi, uraian tugas, prosedur, dll). Berkaitan dengan technoware / perangkat pengolahan data di rumah sakit X, sisfo sedang sedang membuat aplikasi sehingga layanan dapat dilaksanakan berbasis android, terbatas pada appoinment dokter, pendaftaran pasien, info dokter, e-resep.
Berdasarkan hal-hal di atas sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) yang diterapkan di rumah sakit X berlandaskan pada 4 pilar yang menjadi dasar dalam penerapannya, metode yang digunakan oleh manajemen rumah sakit X adalah metode konversi paralel dimana baik sistem lama dan baru beroperasi secara serentak untuk beberapa periode waktu, berkaitan dengan hal tersebut pihak manajemen juga mendukung dengan cukup baik dan dibantu oleh peran unit sistem informasi untuk melakukan pelayanan secara langsung maupun tidak langsung serta mempromosikan rumah sakit melalui berbagai media.
D. Kendala yang dihadapi dalam menggunakan sistem informasi manajemenserta ekspektasi manajemen dan persepsi pengguna
SIMRS merupakan sebuah sistem informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen rumah sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk pasien, medical record, farmasi, gudang farmasi, penagihan, database personalia, penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh manajemen. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dalam menerapkannya diantaranya adalah mengintegrasikan proses-proses manajemen rumah antara satu bagian dengan bagian lainnya, namun terlepas dari hal tersebut secara aplikasi tentunya terdapat kendala yang dihadapi selama ini.Berikut merupakan hasil wawancara berkaitan dengan apa kendala yang dihadapi oleh manajemen dalam mengimplementasikan sistem informasi:
- User merasa sudah nyaman dengan system informasi yang lama,
69 sehingga timbul defense user karena
takut tersingkir atau tidak dipakai lagi oleh managemen, selain itu user juga takut dilangkahi oleh tenaga yang lebih muda. User merasa dengan sistem informasi yang baru maka alur kerja akan berubah mengikuti sistem informasi yang baru. Dalam hal ini diperlukan peran kepala bagian untuk bisa membaca keinginan managemen dan sitem, dan kepala harus mampu mengkomunikasikan dengan staff.
- Dalam perkembangan yang semakin canggih konversi sistem manual ke sistem baru tentunya tak terelakkan.
Demikian pula konversi dari sistem komputerisasi dengan program lama kepada program baru bukan sesuatu yang mudah. Ketika proses konversi ini dilakukan, unit sisfo melakukan perencanaan, pengembangan berkala, peninjauan berkala terhadap user untuk mengetahui kinerja sistem tersebut. Mereka menetapkan menentukan tanggal atau waktu penerimaan dalam tempo tertentu dan memutus sistem lama, sehingga menghasilkan derajat proteksi yang tinggi kepada terhadap organisasi dari kegagalan sistem baru. Solusi yang dilakukan pihak rumah sakit menyangkut adaptasi dalam menjalankan fungsi sistem informasi tersebut dikarenakan karyawan sudah lama menggunakan sistem manajemen manual adalah dengan melakukan pelatihan (training) kepada para karyawannya, dan
memasukkan kompetensi
kemampuan menggunakan komputer minimal program windows menjadi salah satu persyaratan bagi para calon karyawan yang akan melamar di rumah sakit X. Pada saat perubahan penggunaan program baru, pihak manajemen dan unit sisfo telah menetapkan perubahan akan terjadi secara bertahap yang dibagi dalam 3 termin.
PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai evaluasi SIMRS di rumah sakit X, Bandung dengan menggunakan metode Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT) maka diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Gambaran ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi danminat/niat dalam memanfaatkan sistem informasi di rumah sakit X, Bandung dinilai cukup baik. Hal ini tidak terlepas dari sistem yang ada dinilai masih mudah dpahami oleh karyawan, mudah bagi karyawan untuk menjadi terampil dalam menggunakan sistem informasi yang ada, orang yang penting bagi karyawanberpikir bahwa karyawan harus menggunakan sistem informasi yang ada saat ini, tersedianya tenaga khusus yang membantu karyawan jika mengalami kesulitan menggunakan sistem informasi dan karyawan yang berniat akan menggunakan system informasi di program berikutnya.
2. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun secara simultan ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial dan kondisi yang memfasilitasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat / niat dalam memanfaatkan sistem informasimanajemen rumah sakit (SIMRS) dengan koefisien determinasi sebesar 67%, dimana semakin baik ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial dan kondisi yang memfasilitasi maka akan berdampak pada minat / niat dalam memanfaatkan sistem informasi yang semakin tinggi.
3. Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) yang diterapkan di rumah sakit X berlandaskan pada 4 pilar yang menjadi dasar dalam penerapannya, yaitu organiware, technoware, software dan human ware. Metode yang digunakan manajemen di rumah sakit X, Bandung adalah metode konversi paralel dimana baik sistem lama dan
70 baru beroperasi secara serentak untuk
beberapa periode waktu, berkaitan dengan hal tersebut pihak manajemen juga mendukung dengan cukup baik dan dibantu oleh peran unit sistem informasi untuk melakukan pelayanan secara langsung maupun tidak langsung serta mempromosikan rumah sakit melalui berbagai media.
4. Persepsi pengguna berkaitan dengan sistem informasi manajemen yang diterapkan rumah sakit secara keseluruhan dinilai sudah cukup baik termasuk niat memanfaatkan sistem informasi namun demikian pihak manajemen rumah sakit justru masih terkendala dengan beberapa hal diantaranya adalah karyawan masih belum terbiasa menggunakan sistem yang baru dikarenakan sudah lama menggunakan sistem lama meskipun pihak manajemen rumah sakit berusaha untuk dapat melangsungkan perbaikan secara bertahap.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang telah dijelaskan maka akan diuraikan saran kepada pihak-pihak terkait diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pihak manajemen rumah sakit diharapkan dapat menyediakan kebutuhan sistem informasi yang lengkap, up date serta dapat dioperasikan secara mudah dan cepat, hal ini perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan minat pengguna sistem informasi dalam penggunaannya.
2. Pihak manajemen rumah sakit diharapkan dapat mengadakan sosialisasi dan pelatihan kepada seluruh karyawan mengenai sistem informasi manajemen rumah sakit sehingga karyawan dapat mengimplementasikan sistem informasi sesuai dengan perkembangan zaman dan berdampak pada kualitas pelayanan rumah sakit yang semakin baik.
3. Bagi penelitian selanjutnya dapat
menambahkan objek penelitian yang diduga dapat mempengaruhi minat / niat pengguna dalam memanfaatkan sistem informasi manajemen rumah sakit sehingga dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Guritno, Suyo dkk. 2011. Theory and Application of IT Research. Yogyakarta : Penerbit Andi
2. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
3. Jogiyanto. 2008. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta :Penerbit Andi
4. Jogiyanto. 2008 . Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta :Penerbit Andi 5. Khadir, Abdul.2003. Pengenalan
Teknologi Informasi. Yogyakarta :Penerbit Andi
6. Nasir, Muhammad. “Evaluasi Penerimaan Teknologi Informasi Mahasiswa di Palembang Menggunakan Model UTAUT ”. Juni. 2013. [Online]
Available
journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/
view/3006/2770 diakses tanggal 27 Juni 2017
7. Sedana, I Gusti Nyoman. “ UTAUT Model for Understanding Learning Management System”. 2010. [Online]
Available.
www.internetworkingindonesia.org /.../iij_vol2_no2_2010_sedana.pdf.
Diakses Tanggal 24 Juni 2017.
8. Somantri, Ating dkk. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung:
CV Pustaka Setia
9. Sudaryono,.2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta: Graha Ilmu 10. Sutabri, Tata. 2003. Analisa Sistem
Informasi. Yogyakarta :Penerbit Andi 11. Trihendradi, Cornelius. 2005. Step by
Step SPSS 13 Analisis Data Statistik.
Yogyakarta : Penerbit Andi
12. Wahyono, Teguh. 2004. Sistem Informasi- Konsep Dasar, Analisis Desain dan Implementasi. Yogyakarta : Graha Ilmu