• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Investasi dan Informasi Lahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Aplikasi Investasi dan Informasi Lahan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Aplikasi Investasi dan Informasi Lahan

Grovest

Bima Prakoso, Muhammad Riko Bediatra, Annisa Alyanida Maghfirah, Muhammad Lutfi Alfian, Hadin Alfitrah Handwiyan, Ari Sujarwo, Dhomas Hatta Fudholi

Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Jalan Kaliurang Km. 14,5, Krawitan, Umbulmartani, Kec. Ngemplak,

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55584

[email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak—Memasuki era industri 4.0, terjadi perkembangan teknologi di berbagai bidang, contohnya di bidang pertanian. Pada dasarnya ada banyak aplikasi yang membantu para pekerja dalam sektor pertanian seperti iGrow, TaniFund, dan Tanijoy. Akan tetapi, petani kesulitan dalam mencari dana yang dibutuhkan untuk mengelola lahannya karena banyaknya syarat yang diperlukan, seperti luas lahan yang memiliki minimal luas, harus tergabung ke dalam kelompok petani, ataupun harus memiliki badan usaha sendiri. Dengan adanya hal ini, diharapkan adanya sebuah aplikasi yang mudah digunakan serta meringkas fungsi beberapa aplikasi menjadi satu.

Contohnya seperti aplikasi investasi tanah yang berbasis web yang bernama Grovest. Grovest dapat memberikan informasi mengenai lahan kosong siap tanam beserta informasi lainnya mengenai pertanian. x Metode yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini adalah Research and Development (R&D). Purwarupa Grovest pada tahap awal diimplementasikan pada wilayah percontohan dengan perdampingan. Hal itu dilakukan agar kualitas data yang dimasukkan oleh petani sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Kata kunci—Investasi lahan, aplikasi bidang pertanian, aplikasi berbasis web, Grovest

Abstract—Entering the Industrial ERA 4.0, there are technological developments in various fields, for example in agriculture. There are basically many applications that help workers in the agriculture sector such as iGrow, TaniFund, and Tanijoy. However, farmers have difficulty in finding the funds needed to manage their land because of the many necessary conditions, such as the area that has a minimum area, must be incorporated into the farmer group, or must have their own business entity. With this, it is hoped that there is an application that is easy to use and summarizes the functions of several applications into one.

Such an example is a web-based land investment application called Grovest. Grovest can provide information about ready-to-planting vacant land along with other information about agriculture. X the method used in the application development is Research and Development (R&D). The first stage of Grovest prototype was implemented in the pilot area with Perdampingan. It is done so that the quality of data entered by farmers in accordance with the standards set.

Keywords - Land investment, agricultural applications, web-based applications, Grovest

I. PENDAHULUAN

Permasalahan ketahanan pangan Indonesia sudah seharusnya menjadi pusat perhatian dan penting untuk diselesaikan. Hal ini dikarenakan ketahanan pangan Indonesia adalah salah satu kunci utama perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Oleh sebab itu, penyebaran informasi yang merata sangat diperlukan oleh petani maupun investor untuk dapat saling bekerja sama dalam bidang pertanian.

Ketahanan pangan merupakan suatu konsep yang diterima oleh banyak negara dan telah berjalan cukup lama. Konsep ”ketahanan pangan” mulai diolah pada akhir tahun 1970-an, sedangkan “kedaulatan pangan”

telah diwawancara sejak tahun 1992 atau lebih dari 30 tahun setelahnya [1].

Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sebagian besar penduduknya bergantung pada sektor pertanian. Ternyata banyak permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam memegang kendali utama sektor pertanian. Permasalahan tersebut antara lain pembangunan pertanian di Indonesia yang tidak merata, banyaknya petani yang tidak mempunyai modal maupun lahan, serta banyaknya pemilik modal yang tidak mempunyai informasi mengenai lahan pertanian yang ada.

Berdasarkan hasil kajian Badan Litbang Pertanian, sebagaimana dilaporkan Mardiharini (2011), dikemukakan bahwa perhatian petani terhadap pemanfaatan lahan pekarangan masih terbatas.

Akibatnya, pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan pekarangan belum mencapai sasaran seperti yang diharapkan [2].

Padahal visi pembangunan pangan Indonesia adalah pangan berdaulat, petani sejahtera, dan Indonesia menuju lumbung pangan dunia 2045.

Untuk mewujudkan visi pangan Indonesia disusunlah sasaran strategis yang berisikan empat poin [3]: (1) Indonesia berdaulat pangan, (2) lapangan kerja meningkat/pengangguran menurun, (3) Kemiskinan menurun, (4) Kesejahteraan petani meningkat.

Salah satu usaha untuk mengakselerasikan keempat sasaran strategi tersebut, pemerintah Indonesia ingin mempersiapkan wadah yang dapat memajukan pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan Indonesia. Wadah tersebut akan mempertemukan pemerintah selaku pemilik lahan, petani selaku penggarap, dan investor selaku

(2)

pemilik modal. Wadah yang diwujudkan dalam aplikasi tersebut juga mampu melakukan manajemen pengelolaan dalam sebuah lahan pertanian yang akan memberikan keuntungan dan menyejahterakan. Dengan menggunakan aplikasi tersebut, pemerintah dapat memberikan informasi lahan siap tanam di berbagai daerah, dan memberikan penawaran kepada petani penggarap dan pemilik modal untuk memanfaatkan lahan tersebut sehingga dapat menghasilkan hasil tanam terbaik. Dalam menjalankan proses bisnis pada aplikasi ini perlu ditilik etika dan tata nilai dalam bertansaksi. Elif [4], menerangkan beberapa aspek yang harus diperhatikan, yaitu; (1) tidak mencari rezeki dengan cara haram, baik dari segi zat, proses, maupun kegunaannya, (2) tidak menzalimi maupun dizalimi, (3) keadilan dalam pendistribusian pendapat, (4) tidak ada unsur paksaan dalam transaksi berinvestasi, (5) tidak ada unsur riba dan tidak mengandung maksiat.

Aplikasi ini merupakan sebuah aplikasi yang dapat digunakan langsung oleh pemerintah, petani, dan investor.

Aplikasi ini mempunyai kalender dan pengingat yang berfungsi untuk membuat jadwal bertemu antar pihak yang bersangkutan, jadwal melakukan pembibitan, dan jadwal pengecekan secara berkala. Selain itu, wadah ini mempunyai fitur bertukar pesan antar pihak yang bersangkutan dan fitur yang menyediakan artikel maupun informasi mengenai pengelolaan lahan yang baik antar petani.

Aplikasi ini dapat mempermudah dan membantu para petani, pemerintah, serta investor dalam pengelolaan lahan. Terlebih lagi dalam era modernisasi saat ini yang membuat kita mau tidak mau harus mengikuti perkembangan teknologi salah satunya dalam bidang pertanian. Dengan adanya aplikasi ini diharapkann adanya kemajuan teknologi informasi dalam bidang pertanian di Indonesia.

Sebagai gambaran, terdapat beberapa aplikasi serupa yang sudah terkenal di dalam bidang tersebut. Aplikasi yang pertama adalah iGrow, sebuah aplikasi dibidang investasi dibidang pertanian yang terus berkembang di mata dunia. Aplikasi yang kedua adalah TaniFund, aplikasi ini telah membantu kelompok petani dalam mengembangkan perekonomian mereka. Dan aplikasi terakhir adalah Tanijoy, aplikasi ini memberikan kemudahan untuk petani dalam mengelola lahan dengan memberikan informasi-informasi yang terkait. Ketiga aplikasi ini memiliki kekurangan maupun kelebihan dari fitur-fitur maupun pengalaman yang dimiliki.

iGrow memberikan kemudahan bagi para pengguna untuk memantau perkembangan lahan yang mereka investasikan tiap bulannya. Tidak hanya itu, para pengguna aplikasi iGrow dipermudah dengan login melalui Facebook dan juga akun Google. Untuk keamanan dalam berinvestasi, iGrow telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2017 [5].

Namun, iGrow ini tidak dilengkapi dengan informasi tentang penanganan hama di dalam aplikasinya. Di iGrow sendiri tidak dilengkapi dengan fitur chat dengan petani apabila ada suatu penjelasan yang dimasukkan oleh petani kurang jelas.

TaniFund adalah aplikasi yang telah didukung sistem login dengan akun Facebook dan Google untuk

kemudahan para pengguna aplikasinya. Tidak hanya itu, TaniFund juga telah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) [5]. Kekurangan dari TaniFund ini adalah tidak adanya laporan perkembangan yang dilakukan tiap bulan.

Hal tersebut tentunya akan membut investor tidak mengetahui apakah investasi mereka berhasil atau tidak.

Bukan hal itu saja, TaniFund juga tidak memiliki informasi penanganan hama di dalam aplikasinya.

Tanijoy merupakan sebuah aplikasi yang dilengkapi dengan laporan perkembangan tiap bulan. Selain itu, Tanijoy juga memberikan informasi kepada para petani untuk masalah hama yang mereka hadapi. Sayangnya, Tanijoy ini belum memiliki fitur chat dengan petani apabila ada yang belum investor ketahui. Tidak hanya itu, untuk menjadi pengguna Tanijoy, para calon pengguna harus daftar terlebih dahulu ke dalam aplikasi Tanijoy.

Namun, dibalik semua kekurangannya, terdapat satu kekurangan yang paling penting, yaitu Tanijoy ini tidak diawasi oleh pemerintah. Hal itu membuat para investor kurangnya rasa aman dalam berinvestasi.

TABLE I. PERBANDINGAN APLIKASI GROVEST DENGAN APLIKASI LAIN

Perbandingan Grovest I II III

Laporan perkembangan

✓ ✓ X ✓

Chat dengan petani

✓ X X X

Fitur login melalui Facebook / Gmail

✓ ✓ ✓ X

Diawasi oleh pemerintah

✓ ✓ ✓ X

Informasi penanganan hama pada tanaman

✓ X X ✓

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemerintah Republik Indonesia telah mengatur masalah lahan pertanian dalam Undang-Undang. Hal tersebut terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Dijelaskan bahwa lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah beserta segenap faktor yang memengaruhi penggunaannya seperti iklim, relief, aspek geologi, dan hidrologi yang terbentuk secara alami maupun akibat pengaruh manusia. Untuk menunjang keberlanjutan pangan yang baik maka harus dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.

Salah satu sektor yang dikembangkan dalam bidang lahan pertanian adalah mengenai investasi baik oleh pihak asik maupun luar. Hal ini telah diatur dalam Undang- Undang nomor 25 tahun 2007 mengenai penanaman modal.

(3)

Namun dalam salah satu contoh pengaplikasianya menurut Jurnal “Analisis Kebutuhan Investasi Sektor Pertanian Dalam Rangka Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Aceh”, hasil penelitian menyatakan bahwa penambahan modal komoditi tanaman pangan dan perkebunan 2.93%, peternakan 0%, kehutanan 0.11%, dan perikanan 0.3%. Selain itu perlunya prioritas dalam komoditi kehutanan di Provinsi Aceh, hal ini disebabkan nilai investasi yang ditanam cukup kecil untuk mendapatkan satu output [6].

Penelitian mengenai “Rancang Bangun Sistem Informasi Investasi Pertanian Berbasis Mobile Web” [7].

Membahas tentang aplikasi yang menyediakan informasi mengenai permodalan yang dilakukan oleh investor.

Tidak hanya Indonesia saja, beberapa negara seperti China, India, dan Bangladesh turut mengembangkan aplikasi serupa. Salah satu contohnya adalah penelitian

“Kajian Aplikasi Pertanian yang Dikembangkan di Beberapa Negara Asia dan Afrika” [8]. Pada makalah tersebut dibahas aplikasi serupa, seperti E-Choupal yang merupakan salah satu marketplace yang ditunjuk oleh pemerintah India sebagai tempat resmi untuk melakukan jual beli terhadap produk pertanian.

Grovest mengembangkan aplikasi yang dimana tidak hanya petani yang mencari lahan untuk investasi namun petani juga dapat mencari investornya sendiri sehingga kemungkinan terhadap lahan yang tidak mendapatkan investasi akan semakin kecil.

Tidak hanya itu, Grovest juga menggunakan sistem Peer to Peer Lending (P2P Lending) yang sesuai dengan hukum Islam. Di mana peer to peer lending melibatkan investor untuk menginvestasikan dananya kepada petani apakah sudah sesuai dengan akad wakalah bi al-ujrah atau belum [9].

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D). Metode ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut [10]. Adapun tahapan yang digunakan dalam proses pembuatan produk seperti dibawah ini.

Sumber : Google

Gambar 1. Tahapan Pengembangan Aplikasi

Adapun penjelasan dari masing-masing tahapan:

A. Analisis Kebutuhan

Pada tahapan ini manggambarkan kebutuhan fungsional dari Grovest untuk mendukung kebutuhan

pemilihan berbagai investasi dibidang pertanian. Di dalam sistem terbagi menjadi tiga hak akses.

Sumber : Hasil Pengolahan Model

Gambar 2. Tahapan Pengembangan Aplikasi

Halaman petani memuat fitur, antara lain:

• registrasi dan login,

• melihat informasi modal yang diberikan oleh investor,

• memasukkan informasi lahan atau informasi tanaman dan modal yang dibutuhkan ke dalam sistem,

• berdiskusi dengan investor.

Sumber : Hasil Pengolahan model

Gambar 3. Tahapan Pengembangan Aplikasi

Halaman investor memuat fitur, antara lain:

• registrasi dan login,

• melihat informasi lahan yang sesuai dengan kemampuannya untuk mengelola tanah tersebut,

(4)

• melihat informasi bibit dan waktu panen setelah memilih melihat informasi tanaman,

• berdiskusi dengan petani apabila ada yang kurang jelas.

Sumber : Hasil Pengolahan model

Gambar 4. Tahapan Pengembangan Aplikasi

Halaman petani memuat fitur, antara lain:

• login,

• menyediakan informasi lahan,

• melihat informasi bibit dan waktu panen setelah memilih melihat informasi tanaman,

• memberikan informasi ke investor,

• melihat tanaman mana yang banyak diinvestasikan,

• melakukan logout untuk keluar dari sistem.

B. Perancangan

Pembuatan rancangan sangatlah diperlukan, baik itu rancangan desain ataupun rancangan tabel relasi basis data. Tabel basis data tersebut berfungsi untuk sebuah relasi antara suatu pengguna dengan sebuah sistem. Pada tahap selanjutnya, tabel basis data tersebut akan disalin menjadi sebuah spesifikasi file.

C. Kontruksi/Pemograman

Grovest ini dibangun menggunakan bahasa pemograman PHP yang dibantu dengan CSS3 untuk mengatur tampilannya. Tidak hanya itu, Grovest juga menggunakan database MYSQL untuk menyimpan semua data yang dibutuhkan.

D. Pengujian

Untuk tahapan pengujian ini, akan dilakukan sebuah tes untuk melihat kinerja website tersebut. Pada tahapan pengujian, akan dijalankan sebuah skenario dengan cara dilakukannya mengakses website secara bersamaan. Saat dilakukan pengujian, akan terlihat kinerja website tersebut.

E. Perawatan

Setiap aplikasi pasti ada kesalahan atau kekurangan baik dalam segi sistem ataupun tampilan. Maka dari itu, aplikasi ini terus dilakukan analisis kembali agar dapat dikembangkan Kembali.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini, kami menampilkan hasil desain yang telah kami buat dalam bentuk purwarupa yang akan dilanjutkan pada tahapan implementasi.

A. Antarmuka bagian frontend

Pada bagian ini akan digunakan oleh para pengguna aplikasi Grovest untuk menampilkan informasi yang berisi informasi untuk berinvestasi.

1) Antarmuka halaman dashboard

Gambar 5. Antarmuka halaman dashboard

Halaman ini digunakan untuk menampilkan list investasi beserta detail yang dibutuhkan untuk berinvestasi.

2) Antarmuka halaman login

Gambar 6. Antarmuka halaman dashboard

Halaman login digunakan oleh pengguna sebelum melakukan investasi. Apabila pengguna belum

(5)

mempunyai akun, maka diharapkan untuk mendaftar terlebih dahulu.

3) Antarmuka halaman register

Gambar 7. Antarmuka halaman dashboard

Pada halaman ini, pengguna yang belum memiliki akun dapat mendaftarkan dirinya dengan mengisi formulir pendaftaran.

4) Antarmuka halaman profile

Gambar 8. Antarmuka halaman dashboard

Halaman profil ini sangat berfungsi untuk mengubah data pribadi dan dapat mengubah foto ataupun kata sandi.

5) Antarmuka halaman detail

Gambar 9. Antarmuka halaman dashboard

Pada halaman ini, para calon investor dapat melihat detail informasi untuk berinvestasi. Tidak hanya itu, di halaman detail ini investor dapat melihat pengelola investasi dan berkomunikasi langsung melalui fitur chat.

6) Antarmuka halaman chat

Gambar 10. Antarmuka halaman dashboard

Halaman chat ini berfungsi untuk mempermudah komunikasi antara pengelola investasi maupun investor.

Di halaman ini, investor dapar menayakan kepada pengelola investasi apabila ada suatu informasi yang tidak jelas.

B. Antarmuka bagian backend

Pada bagian ini akan digunakan oleh para pengguna aplikasi Grovest untuk menampilkan informasi yang berisi informasi untuk berinvestasi.

1) Antarmuka halaman login

Gambar 11. Antarmuka halaman dashboard

Halaman login ini berbeda dengan halaman login frontend karena halaman ini untuk masuk ke halaman administrator.

2) Antarmuka halaman dashboard

Gambar 12. Antarmuka halaman dashboard

(6)

Halaman dashboard ini sangat berguna untuk administrator dalam mengelola Grovest ini. Di halaman ini akan muncul jumlah pengguna, total investasi, total tanaman yang siap diinvestasikan dan juga total lahan yang siap untuk dikelola.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Purwarupa Grovest ini mempermudah para calon investor yang sangat sibuk ataupun calon investor yang baru akan memulai investasi di bidang pertanian. Tidak hanya itu, purwarupa ini juga dapat membantu pemerintah untuk melihat petumbuhan dalam bidang pertanian dan juga pemerintah dapat memantau jenis tanaman yang sangat banyak orang berinvestasi. Purwarupa Grovest ini sangat membantu untuk tahapan berikutnya dalam pengembangan aplikasi berbasis website di bidang pertanian.

Purwarupa Grovest pada tahap awal diimplementasikan pada wilayah percontohan dengan perdampingan. Hal itu dilakukan agar kualitas data yang dimasukkan oleh petani sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Purwarupa ini merupakan gambaran produk yang akan dibuat dimasa yang akan dating, sehingga diharapkan nantinya produk yang akan dihasilkan membantu orang dalam berinvestasi di bidang pertanian.

REFERENSI

[1] Syahyuti, dkk, “Kedaulatan Pangan Sebagai Basis Untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional”, 2015.

[2] Ashari, dkk, “Potensi dan Prospek Pemanfaatan Lahan Pekarangan Untuk Mendukung Ketahanan Pangan”, 2012.

[3] Badan Karantina Pertanian, “Arah, Kebijakan, Strategi Dan Program Pembangunan Pertanian 2020-2024”, 2019.

[4] P. Elif, “Investasi dalam Prospektif Ekonomi Islam: Pendekatan Teoritis dan Empiris” 2017.

[5] Otoritas Jasa Keuangan. (29 Juni 2020). PERUSAHAAN FINTECH LENDING YANG BERIZIN DAN TERDAFTAR DI

OJK 29 JUNI 2020, dari

https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/20598 [6] Faizun, dkk, “Analisis Kebutuhan Investasi Sektor Pertanian

Dalam Rangka Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Aceh”, Aceh, Vol.2, No.4. 2014.

[7] N. Dede, “Rancang Bangun Sistem Informasi Investasi Pertanian Berbasis Mobile Web”, 2018.

[8] D. Rosa, dkk, “Kajian Aplikasi Pertanian yang Dikembangkan di Beberapa Negara Asia dan Afrika”,2016.

[9] Muawanah Nishaul, “Analisis Hukum Islam Terhadap Pinjaman Modal di Fintech Investree Peer to Peer Lending di Indonesia”, 2019.

[10] Sugiyono, "Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D,Alfabeta", Bandung, Cet ke-19, 2014.

Gambar

TABLE I.   P ERBANDINGAN APLIKASI  G ROVEST DENGAN APLIKASI  LAIN
Gambar 1.  Tahapan Pengembangan Aplikasi
Gambar 4.  Tahapan Pengembangan Aplikasi
Gambar 8.  Antarmuka halaman dashboard

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat, sehingga penulis dapat dan mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang

Berdasarkan masalah penelitian yang telah dikemukakan peneliti-peneliti di atas serta fenomena-fenomena yang terjadi di Kabupaten Karanganyar yang merupakan salah

Dalam penelitian ini salah satu iklan layanan masyarakat yang ditayangkan di televisi menarik untuk di teliti adalah iklan layanan masyarakat Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada unsur kecepatan antara siswa Sekolah Dasar di dataran tinggi dengan Sekolah Dasar di dataran rendah, dimana

Konversi minyak jelantah sawit menjadi bahan bakar setara diesel melalui reaksi dekarboksilasi dengan pretreatment saponifikasi menggunakan Kalsium Hidroksida telah

Media yang digunakan untuk mempromosikan wisata alam di Kabupaten Karanganyar adalah media yang efektif dan memiliki keterkaitan antara media yang satu dengan yang

This research was aimed to know that using of audio visual media could increase motivation and learning outcome of history by using Inquiry learning

Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar pengunjung sejumlah 7 pengunjung (70%) menilai penyediaan fasilitas