• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH RAHEL IGNATIA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI OLEH RAHEL IGNATIA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK BANTUAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT

MISKIN DI KECAMATAN TANJUNG BERINGIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

OLEH

RAHEL IGNATIA 130501132

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

ANALISIS DAMPAK BANTUAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT

MISKIN DI KECAMATAN TANJUNG BERINGIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Tingkat Pendapatan Masyarakat Miskin di Kecamatan Tanjung Beringin , Kabupaten Serdang Bedagai. Kemudian di dalam rumusan masalah dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagaimana dampak Program Bantuan Dana Desa bagi pengentasan kemiskinan melalui perubahan ekonomi masyarakat di Kecamatan Tanjung Beringin, dan bagaimana keberhasilan Program Dana Desa bagi pengentasan kemiskinan di Kecamatan Tanjung Beringin.

Program Dana Desa adalah program bantuan pemerintah yang dana nya bersumber dari APBN. Dana Desa merupakan wujud pemerintah dalam berkomitmen memajukan pembangunan dari tingkat pemerintahan terkecil.

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, terdapat aturan bahwa setiap desa akan mendapat alokasi dana yang jumlahnya cukup banyak bahkan bisa mencapai Rp. 1 Miliar/Desa. Program Dana Desa ini telah berlangsung dari tahun 2014 hingga pada saat ini.Diharapkan dari adanya bantuan pemerintah dalam bentuk Program Dana Desa dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan.

Metode atau teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis tabel serta dengan perhitungan indeks persen.Populasi yang diambil adalah jumlah populasi penduduk di Kecamatan Tanjung Beringin sebanyak 9.332 rumah tangga dengan total sampel 100 orang. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada rumusan masalah yang pertama, bahwa Program Dana Desa berdampak positif terhadap tingkat pendapatan masyarakat dilihat dari hasil produksi seperti hasil pertanian padi yang meningkat, sebelum adanya bantuan Program Dana Desa petani hanya bisa 1x panen meningkat menjadi 2x panen dalam 1 tahun, begitu juga hasil penelitian dan analisis data rumusan masalah yang kedua yaitu program dana desa yang cukup berhasil dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dilihat dari pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan serta pembinaan masyarakat dan peningkatan kinerja masyarakat. Hipotesis penelitian juga sesuai dengan kedua rumusan masalah. Dan berdasarkan hasil indeks persen berdasarkan skala likert dari rata-rata penilaian responden berdasarkan pernyataan kuisioner menunjukkan skala interval setuju (60 % - 79,99 %) dan sangat setuju (80 % - 100%)

Kata Kunci : Kemiskinan, Program Dana Desa

(6)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE IMPACT OF POVERTY REDUCTION PROGRAM ASSISTANCE ON THE INCOME LEVEL OF THE POOR IN THE SUB- DISTRICT OF TANJUNG BERINGIN REGENCY OF SERDANG BEDAGAI

This study aims to analyze the Impact of Poverty Reduction Program Assistance on Income Levels of the Poor in sub-district of Tanjung Beringin , district of Serdang Bedagai. Later in the formulation of the problem can be divided into two parts, namely how the impact of the Village Fund assistance Program for poverty alleviation through community economic change in district of Tanjung Beringin and how the success of the Village Fund Program for poverty alleviation in district of Tanjung Beringin.

The Village Fund Program is a government aid program whose funds are sourced from APBN. Village Funds are a form of government in committing to advance development from the smallest level of government. According to law Number 6 Year 2014, there is a rule that every village will get allocation of fund that amount enough even can reach Rp. 1 Billion/Village. This Village Fund Program has been going on from 2014 till this now. Expected from the existence of government assistance in the form of Village Funds Program can improve the welfare of rural communities and the quality of human life and poverty alleviation.

Methods or data analysis techniques used are qualitative descriptive analysis and table analysis and with percent index calculation. The population taken is the number of population in sub-districts of 9.332 households with a total sample of 100 people. Based on the results of research and data analysis on the formulation of the first problem, that the Village Fund Program has a positive impact to the income level of the community seen from the production of rice crops such as increased, before the help of Village Farmers Fund Program can only 1x harvest increased to 2x harvest in 1 year, as well as the results of research and analysis of data formulation of the second problem is the village fund program quite successful in improving the welfare of the community, viewed from infrastructure development and empowerment as well as community development and improvement of community performance. The research hypothesis also corresponds to the two problem formulations. And based on the results of the percentage index based on the likert scale of the average respondent's rating based on the questionnaire statement shows the agreed interval scale (60% - 79.99%) and strongly agree (80% - 100%)

Keywords : Poverty, Village Fund Program

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Tingkat Pendapatan Masyarakat Miskin di Kecamatan Tanjung Beringin, Kabuupaten Serdang Bedagai”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik berupa moril maupun materil, sehingga penulis semakin termotivasi untuk menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada pihak – pihak yang telah banyak membantu penulis, yaitu kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H , M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Prof. Dr. Ramli, S.E , M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier H , MP., selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(8)

4. Ibu Inggrita Gusti Sari NST, S.E , M.Si., selaku Sekretaris Program S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Murni Daulay, S.E , M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan masukan serta waktu selama masa penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Syahrir Hakim, M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan petunjuk, kritik dan saran yang bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Rujiman, M.A., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan petunjuk, kritik dan saran yang bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

9. Kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Drs. Ramses Tambunan, M.Si dan Ibunda Mutiara Hutauruk, S.Pd yang telah mendidik, berdoa tiada henti, selalu memberikan kasih sayang, perhatian, semangat dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada Kakak penulis “ Hanna Tambunan Cathrin Tambunan dan Dinarta Tambunan “ yang selalu memberikan doa , semangat beserta dukungan keluarga lainnya.

(9)

11. Sangat berterimakasih banyak kepada Frans Julio Samosir atas pemberian masukan dan membantu mencari data-data yang diperlukan dan selalu memberikan dukungan penuh selama proses pembuatan skripsi.

12. Terimakasih kepada teman-teman “ Rumlid Squad “ Lidya Ginting, Cici Harfaini, Ezra Octavia, Fiona Kane, Anria JS, IrmaYunita yang telah mendengarkan segala keluh kesah penulis selama pembuatan skripsi ini.

13. Dan Terimakasih kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan di Program Studi Ekonomi Pembangunan Grup C Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan keceriaan selama berada di kampus

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan. Bila ada kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua masyarakat yang membaca dan membutuhkannya. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Oktober 2017

Rahel Ignatia

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I:PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 TujuanPenelitian ... 8

1.4 ManfaatPenelitian ... 9

BAB II:TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemiskinan ... 10

2.1.1 Pengertian Kemiskinan ... 13

2.1.2 Program Penanggulangan Kemiskinan ... 13

2.1.3 Pengelompokan Kemiskinan ... 14

2.1.4 Penyebab Kemiskinan ... 16

2.1.5 Indikator dan Ukuran Kemiskinan ... 20

2.2TeoriPendapatan ... 23

2.3 Teori Kesejahteraan Masyarakat ... 26

2.4 Sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan ... 28

2.4.1Program Dana Desa ... 28

2.5 Penelitian Terdahulu ... 31

2.6 Kerangka Konseptual ... 33

2.7 Hipotesis ... 34

BAB III:METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 35

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 35

3.3 Batasan Operasional ... 36

3.4 Definisi Operasional ... 36

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 37

3.6Populasi dan Sampel ... 38

3.6.1Populasi ... 38

3.6.2 Sampel ... 38

3.7Jenis Data ... 40

(11)

3.7.1Data Primer ... 40

3.7.2 Data Sekunder ... 41

3.8Metode Pengumpulan Data ... 41

3.8.1Studi Kepustakaan ... 41

3.8.2 Studi Lapangan ... 41

3.9 TeknikAnalisis Data ... 42

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44

4.1.1 Lokasi dan Letak Geografis ... 45

4.1.2 Kependudukan ... 47

4.1.3 Potensi dan Perkembangan Wilayah Kec.Tanjung Beringin ... 48

4.2 Hasil Analisis Data ... 50

4.2.1 Karakteristik Responden ... 50

4.2.2 Dampak Bantuan Program Dana Desa ... 53

4.2.3 Keberhasilan Program Dana Desa Terhadap Pengentasan Kemiskinan ... 57

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman 1.1 Tingkat Kemiskinan Penduduk Kec. Tanjung Beringin Tahun

2011-2015 ... 3

2.1 Ukuran Garis Kemiskinan Menurut Sayogyo ... 21

2.2 Indikator Kebutuhan Dasar Menurut BPS ... 23

2.3 Dana Rekapitulasi Dana Desa ... 30

3.1 Instrumen Skala Likert ... 37

3.2 Jumlah Populasi Kepala Keluarga Prasejahtera dan Sejahtera ... 39

3.3 Rincian Sampel ... 40

4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kec. Tanjung Beringin Tahun 2015 ... 47

4.2 Jumlah Penduduk Menurut Banyaknya Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga di Kec. Tanjung Beringin Tahun 2015 ... 48

4.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

4.4 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 51

4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 51

4.6 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 52

4.7 Identitas Responden Berdasarkan Pendapatan/Bulan ... 52

4.8 Penilaian Responden Mengenai Sumber Dana Program Dana Desa ... 54

4.9 Penilaian Sasaran Pemberian Sumber Dana Program Dana Desa ... 55

4.10 Penilaian Program Dana Desa Memiliki Dampak Positif Terhadap Pembangunan Desa/Kelurahan ... 55

4.11 Penilaian Kesejahteraan yang Meningkatkan Dilihat Dari Tingkat Pendapatan Masyarakat Setelah Adanya Program Dana Desa ... 56

4.12 Penilaian Sasaran Program Dana Desa Lebih Kepada Sektor Fisik Seperti Pembangunan Sarpras (Infrastruktur Desa) ... 58

4.13 Penilaian Responden Mengenai Pembangunan Juga Mencakup Sektor Non Materi Seperti Pemberdayaan dan Pembinaan Masyarakat ... 59

4.14 Penilaian Pembangunan Masyarakat Desa Sudah Berpihak Pada Masyarakat ... 60

4.15 Penilaian Adanya Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Desa Secara Bertahap ... 61

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2.1 Skema Kerangka Konseptual ... 34 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2016 ... 46

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Kuisioner Penelitian……… 67

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan merupakan masalah kemanusiaan yang telah lama diperbincangkan karena berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan upaya penanganannya.

Masalah kemiskinan sendiri memang sudah ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk kurangnya materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini masyarakat miskin tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan yang lain yang tersedia pada jaman modern. Masalah kemiskinan yang dihadapi di setiap negara akan selalu bersamaan dengan masalah laju pertumbuhan penduduk yang kemudian menyebabkan pengangguran, ketimpangan dalam distribusi pendapatan nasional maupun pembangunan, dan pendidikan yang menjadi modal utama untuk dapat bersaing di dunia kerja sekarang ini.

Terdapat dua kondisi yang menyebabkan terjadinya kemiskinan di Indonesia, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam.

Kemiskinan buatan terjadi karena imbas dari para birokrat kurang kompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai fasilitas yang tersedia sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari masalah kemiskinan tersebut.

Penyebab kemiskinan di Indonesia adalah masih besarnya penduduk miskin di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal antara lain, pemerataan pembangunan belum menyebar secara merata terutama di daerah perdesaan penduduk miskin di daerah perdesaan diperkirakan lebih tinggi dari penduduk miskin di daerah perkotaan.

Kesempatan berusaha di daerah perdesaan dibandingkan dengan di daerah perkotaan

(16)

menyebabkan kurangnya sumber pendapatan bagi masyarakat miskin terutama di daerah perdesaan. Sementara itu masyarakat miskin yang banyak menguntungkan hidupnya pada usaha mikro masih mengalami keterbatasan dalam memperoleh akses permodalan dan sangat rendah produktivitasnya.

Indonesia sudah berpuluh-puluh tahun berjuang untuk mengentaskan kemiskinan, menemukan berbagai cara pengentasan kemiskinan antara lain, dana BOS untuk pendidikan, BLT, Dana Desa, Raskin, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM), Pemberdayaan UMKM, Kenaikan gaji buruh. Akan tetapi tidak satupun yang memberikan hasil memuaskan dan kemiskinan di Indonesia sampai saat ini masih berlangsung.

Permasalahan kemiskinan ini merupakan salah satu persoalan yang selalu dihadapi di setiap provinsi tidak terkecuali di Sumatera Utara khususnya di Kecamatan Tj. Beringin , Kabupaten Serdang Bedagai. Tanjung beringin adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Indonesia.

Secara geografis kecamatan Tj. Beringin adalah wilayah pantai dan dataran rendah yang terdiri dari 8 desa yaitu : Pematang Terang, Nagur, Tebing Tinggi, Pematang Cermai, Bagan Kuala, Pekan Tanjung Beringin, Mangga Dua , dan Suka jadi. Karena daerah ini adalah daerah pesisir maka pada umumnya mata pencaharian penduduk disini adalah sektor perikanan laut. Kecamatan Tj.

Beringin ini memiliki potensi besar dalam hal perikanan laut namun belum dikelola secara baik.

Kecamatan ini adalah salah satu yang memiliki potensi sumberdaya laut yang tinggi. Namun potensi tersebut belum mampu menjadikan warga disini memiliki tingkat ekonomi yang mapan. Mata pencaharian lainnya yang cukup

(17)

dominan adalah sektor pertanian. Luas Kecamatan Tanjung Beringin adalah 73,57 Km² dan jumlah penduduknya sebanyak 38.291 jiwa.

Berdasarkan pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) Tingkat kemiskinan penduduk Kecamatan Tanjung Beringin adalah :

Tabel 1.1

Tingkat Kemiskinan Penduduk Kec. Tj. Beringin Tahun 2011-2015

NO. Penduduk Miskin Tahun

Satuan 2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah Penduduk

Miskin

Orang 60500 59500 56600 54480 58300

2. Persentase Penduduk Miskin

Persen 10.07 9.89 9.35 8.98 9.59

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Serdang Bedagai.

Dari hasil penelitian di lapangan diketahui bahwa masyarakat di Kecamatan Tanjung Beringin pada umumnya adalah bermata pencaharian di sektor hasil laut dan pertanian. Terbukti setelah dilakukan penelitian lapangan terdapat 58% penduduknya tergantung pada alam yaitu hasil laut. Namun ada beberapa masyarakat yang mencari nafkah sebagai petani, buruh, pedagang atau pekerjaan lainnya. Karena daerah ini terletak di daerah paling pesisir maka penduduk daerah ini tidak dapat menggunakan lahan tanah untuk pencaharian yang sangat mendukung masyarakatnya untuk berpenghasilan.

Profesi sebagai nelayan adalah pekerjaan yang sangat berat. Mereka yang menjadi nelayan tidak dapat membayangkan pekerjaan lain yang lebih mudah, sesuai kemampuan yang mereka miliki. Keterampilan sebagai nelayan bersifat sangat sederhana dan hampir sepenuhnya dapat dipelajari dari orang tua mereka sejak kecil. Dari kasus-kasus keluarga yang diteliti, ternyata kebanyakan mereka

(18)

tidak mampu membebaskan diri dari profesi nelayan. Di Kecamatan Tanjung Beringin, nelayan bisa dikategorikan dalam 3 kelompok, yaitu :

• Nelayan buruh yaitu nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain

• Nelayan perorangan yaitu nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain

• Nelayan juragan yaitu nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain

Namun kebanyakan penduduk di Kecamatan Tanjung Beringin adalah nelayan buruh, bahkan nelayan juragan berasal dari daerah lain. Adapun nelayan perorangan hanya menggunakan alat yang sangat minim sekali, sehingga hasilnya juga sangat sedikit.

Kecamatan Tanjung Beringin termasuk kecamatan yang kehidupan masyrakatnya kebanyakan dikategorikan prasejahtera. Hal tersebut dapat kita lihat dari pendapatan per kepala keluarga ≤ 1.000.000 rupiah sebanyak 90%, dimana pada umumnya ibu rumah tangga tidak bekerja lagi karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan untuk membantu suami mereka. Pendapatan masyarakatnya tergolong masih dibawah rata-rata kemakmuran dilihat dari kehidupan yang semakin maju dan terdapatnya banyak persoalan kehidupan misalnya tingginya kebutuhan pangan, kebutuhan sandang, kebutuhan papan dan juga kebutuhan sosial lainnya misalnya biaya sekolah. Selain itu sulitnya menemukan lapangan usaha yang ada di daerah hingga memaksa masyarakat hanya mengandalkan hasil alam yang semakin lama sudah tidak bersahabat lagi. Begitu juga dengan lahan pertanian juga banyak mengalami kendala, misalnya sawah pada umumnya memiliki jaringan irigasi yang masih kurang memadai dan belum merata.

Bagi masyarakat yang mengandalkan hasil laut, rendahnya pendapatan masyarakat dikarenakan faktor yang menghambat peningkatan pendapatan mereka yang sebagian besar mengandalkan hasil laut. Alat-alat yang digunakan juga masih

(19)

menggunakan fasilitas yang seadanya saja padahal sekarang ini perkembangan daerah yang menjadi tempat pengambilan hasil laut telah dikuasai oleh perusahaan-perusahaan yang telah menggunakan fasilitas dan alat yang lebih maju seperti pukat harimau.

Masalah ini telah menjadi faktor yang sangat mengganggu penduduk yang sebagian besar mengharapkan hasil laut dan persaingan yang sangat tidak memadai bagi penduduk telah menjadikan hasil laut mereka beberapa dekade ini telah banyak mengalami kemerosotan.

Penyebab kemiskinan adalah kesejahteraan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain tingkat pendapatan masyarakat, pengangguran, kesehatan, tingkat pendidikan yang rendah. Kemiskinan merupakan masalah yang harus ditanggulangi dengan serius. Kepedulian dan kesadaran antar sesama warga khususnya pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat diharapkan dapat membantu menekan tingkat kemiskinan karena kemiskinan menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam hal pembangunan demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar secara merata di seluruh wilayah Indonesia khususnya penduduk di Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai. Selain itu kemiskinan juga merupakan sebuah hubungan sebab akibat (kausalitas melingkar) artinya tingkat kemiskinan yang tinggi terjadi karena rendahnya pendapatan perkapita. Menuntaskan kemiskinan masyarakat bukanlah suatu hal yang mudah, kemiskinan tidak akan berubah secara signifikan jika pemerintah atau para pemegang kekuasaan/jabatan tidak melakukan hal yang mendasar. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Keterlibatan pemerintah dalam menyikapi fenomena kemiskinan

(20)

sangatlah strategis karena diperlukan suatu kebijakan yang dapat melahirkan suatu kebijakan yang dapat melahirkan suatu program penanggulangan kemiskinan.

Penanggulangan kemiskinan adalah kebijakan dan program pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana dan bersinergi. Pemerintah daerah saat ini tengah mengimplementasikan sejumlah kebijakan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan memberikan bantuan finansial kepada masyarakat berekonomi lemah. Tidak dipungkiri memang, bahwa usaha pemerintah dalam penanggulangan masalah kemiskinan sangatlah serius, bahkan merupakan salah satu program prioritas akan tetapi hasilnya belum cukup memuaskan.

Untuk mendukung upaya penanggulangan kemiskinan, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai khususnya di Kecamatan Tanjung Beringin telah melaksanakan upaya dalam bentuk program penanggulangan kemiskinan, yaitu dengan pemberian Dana Desa.

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan ekonomi, pembangunan infrastruktur, serta pemberdayaan masyarakat. Tiap Kabupaten/Kota mengalokasinya kepada setiap desa berdasarkan jumlah desa dengan memperhatikan jumlah penduduk, luas wilayah, dan angka kemiskinan. Alokasi anggaran yang dimaksud diatas, bersumber dari Belanja Pusat dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara merata dan berkeadilan.

Dengan adanya pemberian Dana Desa ini semakin memperlihatkan partisipasi Pemerintah Pusat dalam pembangunan desa. Walaupun di dalam Undang-Undang otonomi daerah telah disebutkan bahwa pemerintah diarahkan untuk memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri, bukan berarti bahwa Pemerintah Pusat lepas tangan dari pengawasan pembangunan yang terdapat di

(21)

daerah. Penggunaan Dana Desa untuk pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, peningkatan kualitas hidup, serta penanggulangan kemiskinan.

Untuk itu, penggunaan Dana Desa diarahkan pada program-program seperti :

1) Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan infrastruktur atau sarana dan prasarana fisik untuk kehidupan, termasuk ketahanan pangan dan pemukiman 2) Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan

masyarakat

3) Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sosial dan kebudayaan

4) Pengembangan usaha ekonomi masyarakat, meliputi pembangunan dan pemeliharaan sarana produksi dan distribusi

5) Pembangunan dan pengembangan sarana prasarana energy terbaru serta kegiatan pelestarian lingkungan hidup.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana dampak setelah adanya Program Dana Desa terhadap tingkat pendapatan masyarakat di Kec. Tj.Beringin , Kab. Serdang Bedagai ? 2. Bagaimana keberhasilan Program Dana Desa bagi pengentasan

kemiskinan di Kec. Tj.beringin , Kab. Serdang Bedagai ? 1.3 Tujuan Penelitian

1. Penelitian mengenai “Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Tingkat Pendapatan Masyarakat Miskin di Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai” merupakan uji pengalaman

(22)

teoritis penulis selama mengikuti perkuliahan di Departemen Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Diharapkan hasil penelitian “Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Tingkat Pendapatan Masyarakat Miskin di Kecamatan Tanjung Beringin kabupaten Serdang Bedagai” dapat mengungkapkan penyajian data hasil mengenai kehidupan masyarakat miskin di kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi Pemerintah Kota Medan maupun Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan berbagai program penanggulangan kemiskinan yang lebih baik di masa yang mendatang, sehingga kesejahteraan rakyat dan pengembangan di setiap wilayah menjadi lebih baik dan meningkat.

2. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat umum dan pihak yang terlibat langsung dalam program penanggulangan kemiskinan untuk dapat lebih bijaksana dalam mengelola pembangunan masyarakat.

3. Sebagai bahan masukan bagi para peneliti lain yang berminat melakukan kajian sejenis.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemiskinan

2.1.1 Pengertian Kemisikinan

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang selalu hadir ditengah masyarakat di negara-negara berkembang, khususnya masyarakat Indonesia.

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kesehatan.

Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara.

Pengertian kemiskinan secara luas adalah keterbatasan yang disandang oleh seseorang, sebuah keluarga, sebuah komunitas atau bahkan sebuah negara yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam kehidupan, terancamnya penegakan hak dan keadilan, terancamnya posisi tawar (bargaining) dalam pergaulan dunia, hilangnya generasi, serta suramnya masa depan bangsa dan negara. Dalam segala bidang selalu menjadi kaum tersingkir karena tidak dapat menyamakan kondisi dengan kondisi masyarakat sekitarnya.

Kemiskinan bersifat multi dimensional, artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka kemiskinan pun memiliki banyak aspek primer yang berupa miskin akan aset, organisasi sosial politik, pengetahuan dan keterampilan serta aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial,

(24)

sumber-sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut termanifestasikan dalam bentuk kekurangan gizi, air, perumahan yang sehat, perawatan kesehatan yang kurang baik dan tingka pendidikan yang rendah. Selain itu, dimensi-dimensi kemiskinan saling berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini berarti kemajuan atau atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi kemajuan atau kemunduran aspek lainnya, dan aspek lainnya dari kemiskinan ini adalah bahwa yang miskin itu adalah manusianya baik secara individual maupun kolektif (Asyad, 1999).

Bebarapa Pengertian Kemiskinan Menurut Para Ahli :

1. KBBI (2015), kemiskinan adalah tidak memiliki harta benda, serba kekurangan, dan sangat melarat.

2. Gonner (2007), kemiskinan dimaknai sebagai “kurangnya kesejahteraan”

dan “kesejahteraan sebagai kurangnya kemiskinan”. Artinya kemiskinan diterjemahkan sebagai menurunnya kesejahteraan.

3. Suharto (2006), secara ekonomi kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang.

4. Suparlan (2007), kemiskinan adalah suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap kesehatan, kehidupan

(25)

moral dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin.

5. Hall (2004), kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kondisi deprivasi materi dan sosial yang menyebabkan individu hidup di bawah standar kehidupan yang layak, atau kondisi dimana individu mengalami deprivasi relatif dibandingkan dengan individu yang lainnya dalam masyarakat.

6. Suparlan (2004), kemiskinan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang rendah ini secara langsung nampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga diri mereka yang tergolong sebagai orang miskin.

7. Ritonga (2003), kemiskinan adalah kondisi kehidupan serba kekurangan yang dialami seorang atau rumah tangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal atau yang layak bagi kehidupannya. Kebutuhan dasar minimal yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan kebutuhan pangan, sandang, perumahan dan kebutuhan sosial yang diperlukan oleh penduduk atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak.

Suharto (2009) menyatakan bahwa orang miskin memiliki 8 ciri-ciri yakni meliputi antara lain :

1. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

(26)

2. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).

3. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal.

4. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang, dan papan). Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).

5. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat.

6. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.

7. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, wanita korban KDRT, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil).

8. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan keterbatasan sumber daya alam.

2.1.2 Program Penanggulangan Kemiskinan

Masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah penting yang harus ditanggulangi oleh pemerintah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu memajukan kesejahteraan umum dengan melakukan pemberdayaan masyarakat. Sasaran pemberdayaan itu adalah terciptanya manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam sasaran jangka panjang kedua sasaran ini

(27)

ditegaskan kembali dengan menggaris bawahi terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju, modern dan mandiri dalam suasana yang tentram sejatera lahir dan batin, dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan Pancasila. Telah banyak dilakukan berbagai program yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan yang terjadi di Indonesia yang terintegrasi mulai dari program kemiskinan berbasis bantuan sosial, program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat serta program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan usaha kecil yang dijalankan oleh berbagai elemen pemerintah baik pusat mupun daerah. Seperti program bantuan Dana Desa yang dilakukan oleh pemerintah daerah yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa. Alokasi APBN untuk dana desa menjadi pos pendapatan bagi keuangan desa dengan mengefektifkan program yang berbasis desa secara merata dan berkeadilan. Dengan adanya dana desa diharapkan dapat membawa dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam memperkuat upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin merata.

2.1.3 Pengelompokan Kemiskinan

Kemiskinan dalam pengertian konvensional merupakan pendapatan (income) dari suatu kelompok masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan.

Oleh karena itu seringkali berbagai upaya pengentasan kemiskinan hanya berorientasi pada upaya peningkatan pendapatan kelompok masyarakat miskin.

(28)

Kemiskinan seringkali dipahami dalam pengertian yang sangat sederhana yaitu sebagai keadaan kekurangan uang, rendahnya tingkat pendapatan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang sangat kompleks, baik dari faktor penyebab maupun dampak yang ditimbulkannya, menurut BPS (2008) kemiskinan dapat dibedakan menjadi 4 (empat) pengertian, yakni :

1. Kemiskinan absolute

Seseorang termasuk golongan miskin absolute apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, seperti: pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan, hal ini dapat diukur/dilihat dengan kebutuhan minimum (subsistence) dalam memenuhi kebutuhan hidup.

2. Kemiskinan relative

Seseorang tergolong miskin relatif apabila seseorang tersebut sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya, hal ini berkaitan dengan distribusi pendapatan ataupun ukuran tertentu

3. Kemiskinan struktural

Kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat tersebut tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia untuk mereka.

(29)

4. Kemiskinan kultural

Keadaan dimana individu ataupun kelompok memilih untuk atau mengambil sikap untuk tidak memperbaiki taraf hidupnya, menganggap miskin adalah takdir.

2.1.4 Penyebab Kemiskinan

Menurut Spicker (2002) kemiskinan banyak dihubungkan dengan:

1. Penyebab individual, atau psikologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin.

2. Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga.

3. Penyebab sub-budaya (subkultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.

4. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah dan ekonomi.

5. Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.

Kemiskinan tidak hanya menyangkut tentang pendapatan tetapi juga menyangkut tentang aspek kehidupan lainnya. Kemiskinan di berbagai hal ini

(30)

disebut juga dengan kemiskinan plural.Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara.

Pemahaman utamanya mencakup:

1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi

3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.

Makna “memadai” disini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

Mencari atau meneliti tentang penyebab miskin tidak mudah. berbagai penelitian dan seminar telah dilakukan dalam upaya meneiliti, membahas dan mengevaluasi serta mencarikan langkah-langkah pemecahannya. Berikut ini beberapa pendapat para ahli dan lembaga tentang faktor-faktor penyebab kemiskinan.

Kemiskinan yang menimpa sekelompok masyarakat berhubungan dengan status sosial ekonominya dan potensi wilayah. Faktor sosial ekonomi yaitu faktor

(31)

yang berasal dari dalam diri masyarakat itu sendiri dan cenderung melekat pada dirinya, seperti tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah, tingkat kesehatan rendah dan produktivitas yang rendah. Sedangkan faktor yang berasal dari luar berhubungan dengan potensi alamiah, teknologi dan rendahnya aksesbilitas terhadap kelembagaan yang ada. Kedua faktor tersebut menentukan aksesbilitas masyarakat miskin dalam memanfaatkan peluang-peluang ekonomi dalam menunjang kehidupannya. Kemiskinan sesungguhnya merupakan suatu fenomena yang kait mengkait antara satu faktor dengan faktor lainnya. Oleh karena itu mengkaji masalah kemiskinan harus diperhatikan hubungan antara faktor-faktor penyebab kemiskinan dan faktor-faktor yang berada dibalik kemiskinan tersebut.

Todaro (2006) memperlihatkan hubungan antara kemiskinan dan keterbelakangan dengan beberapa aspek ekonomi dan aspek non ekonomi. 3 komponen utama sebagai penyebab keterbelakangan dan kemiskinan masyarakat, faktor tersebut adalah rendahnya taraf hidup, rendahnya rasa percaya diri, dan terbebas kebebasan ketiga aspek tersebut memiliki hubungan timbal balik.

Rendahnya taraf hidup disebabkan oleh rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya pendapatan disebabkan oleh rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja, rendahnya produktivitas tenaga kerja disebabkan oleh tingginya pertumbuhan tenaga kerja, tingginya angka pengangguran dan rendahnya investasi perkapita.

Tingginya angka pengangguran disebabkan oleh tingginya tingkat pertumbuhan tenaga kerja dan rendahnya investasi perkapita, dan tingginya pertumbuhan tenaga kerja disebabkan oleh penurunan tingkat kematian dan

(32)

rendahnya investasi perkapita disebabkan oleh tingginya ketergantungan terhadap teknologi asing yang hemat tenaga kerja. Selanjutnya rendahnya tingkat pendapatan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, kesempatan pendidikan, pertumbuhan tenaga kerja dan investasi perkapita.

Secara lebih khusus negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand menemukan bahwa kemiskinan dan ketidakmerataan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: produktivitas tenaga kerja yang rendah sebagai akibat rendahnya teknologi, penyediaan tanah dan modal jika dibanding dengan tenaga kerja, tidak meratanya distribusi kekayaan terutama tanah.

Siagian (2012) menyatakan faktor penyebab berdasarkan jenis kemiskinan adalah sebagai berikut:

1. Kemiskinan Massa dan Non Massa sulit untuk memvonis satu faktor tertentu dalam menetapkan penyebab kemiskinan itu terjadi. Terutama karena kemiskinan itu merupakan masalah yang sangat kompleks, sehingga antara sebab dan akibat sering sulit dibedakan. Kesulitan lain yang dihadapi dalam menetapkan faktor-faktor penyebab kemiskinan adalah berbedanya corak kemiskinan itu sendiri, seperti kemiskinan massa,yakni kemiskinan yang diderita oleh mayoritas masyarakat yang ada dalam suatu negara ataupun dalam suatu daerah, dengan kemiskinan non massa, yakni kemiskinan yang diderita oleh segelintir anggota masyrakat disuatu negara maupun di suatu wilayah.

(33)

2. Kemiskinan Alamiah dan Kemiskinan Budaya harus diakui bahwa kondisi kehidupan merupakan fungsi dari interaksi antara faktor-faktor alamiah dan non alamiah. Interaksi yang serasi, selaras, dan seimbang merupakan syarat dari tercapainya kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan.

Terkadang alam kurang bersahabat, sehingga masyarakat yang ada di lingkungan tersebut tidak memiliki taraf hidup yang layak. Namun ada kalanya masalah kemiskinan justru dapat diterima oleh masyarakat itu sendiri, sehingga akhirnya seakan-akan hal itu bukan lagi dianggap masalah. Secara makro, sulit diterima adanya kemiskinan alamiah. Oleh karena itu, pernyataan yang menegaskan faktor alam sebagai penyebab kemiskinan selalu menjadi polemik. Uraian tentang kemiskinan alamiah selalu ditegaskan dengan suatu anggapan bahwa negara tersebut pada dasarnya secara alamiah miskin, yakni berkah fisiknya sangat miskin, ditandai dengan tanah yang berbatu-batu, kering, atau tidak cukup luas, atau kekayaan alam lainnya. Dua faktor utama, yaitu: tingkat pendapatan nasional rata-rata dan lebar sempitnya kesenjangan dalam distribusi pendapatan. Setinggi apapun tingkat pendapatan nasional perkapita yang dicapai oleh suatu negara, selama distribusi pendapatan yang tidak merata maka tingkat kemiskinan di negara tersebut pasti akan tetap parah (Daulay, 2009).

2.1.5 Indikator dan Ukuran Kemiskinan

Standar hidup merupakan kondisi dan tingkat minimal pemenuhan kebutuhan manusia agar dapat hidup secara layak sebagai mahluk yang memiliki

(34)

harkat dan martabat. Artinya untuk dapat hidup secara layak maka manusia dihadapkan kepada kebutuhan minimum yang harus dipenuhi, dengan kata lain jika seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi kebutuhan minimum tersebut maka mereka dikategorikan sebagai masyarakat ataupun penduduk yang miskin. Sebaliknya jika seseorang atau sekelompok orang tersebut mampu memenuhi kebutuhan minimum, akan dikategorikan sebagai yang tidak miskin. (Siagian, 2012:67)

Sajogyo mengemukakan bahwa indikator kemiskinan didasarkan pada ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan minimum yang dapat diukur dari ukuran konsumsi beras. Lebih khusus lagi, Sajogyo menegaskan perbedaan yang signifikan antara kondisi kehidupan masyarakat desa dibanding masyarakat kota.

Oleh karena itu Sajogyo membedakan indikator kemiskinan antara masyarakat desa dengan indikator kemiskinan masyarakat kota.

Tabel 2.1

Ukuran Garis Kemiskinan Menurut Sayogyo

Tingkat Kemiskinan

Wilayah Perdesaan

(Kg/Orang/Tahun)

Perkotaan (Kg/Orang/Tahun)

Miskin 320 Kg 480 Kg

Miskin Sekali 240 Kg 360 Kg

Paling Miskin 180 Kg 270 Kg

Sumber: Siagian 2012

Menurut kepala Badan Pusat Statistik Sumut Wien Kusdiatmono (2014), adapun ukuran kemiskinan yang dapat ditetapkan yaitu dinyatakan dalam bentuk

(35)

angka garis kemiskinan yang dipergunakan sebagai suatu batas untuk mengetahui miskin atau tidaknya seseorang. Menurut Wien, penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata – rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan. Dikatakannnya, garis kemiskinan Sumatera Utara yang ditetapkan yaitu Rp330.663 perkapita/bulan pada bulan September 2014. Untuk daerah perkotaan, garis kemiskinan yang ditetapkan Rp349.372 per kapita/bulan, dan untuk daerah pedesaan yaitu Rp312.493 per kapita/bulan. (www.hariansib.co.

Senin, 5 Januari 2015)

Bank Dunia sendiri menetapkan indikator kemiskinan yaitu sebesar US$2 perhari/orang. Bank Dunia menegaskan adalah benar – benar miskin jika pendapatan hanya sebesar US$1 perhari/orang (The World Bank, 2010) dalam (Siagian, 2012:72)

Di dalam upaya merumuskan indikator kemiskinan, Badan Pusat Statistik pada tahun 2008 menyusun suatu komposisi kebutuhan dasar yang dibagi kedalam dua kelompok, yaitu komoditas pangan dan non pangan. Upaya tersebut dilakukan melalui Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang disusun menurut daerah perkotaan dan perdesaan. Adapun kebutuhan dasar yang termasuk komoditas pangan dan non pangan tersebut terdiri dari:

(36)

Tabel 2.2

Indikator Kebutuhan Dasar Menurut BPS

Pangan Bukan Pangan

1. Padi-padian dan hasil- hasilnya

2. Umbi-umbian dan hasil- hasilnya

3. Ikan dan hasil-hasilnya 4. Daging

5. Telur,susu,dan hasil-hasil dari susu

6. Sayur-sayuran 7. Kacang-kacangan 8. Buah-buahan 9. Konsumsi lainnya 10. Makanan yang sudah jadi 11. Minuman yang mengandung

alkohol

12. Tebakau dan juga sirih

1. Perumahan, bahan bakar, penerangan, dan air

2. Barang dan jasa

3. Pakaian, alas kaki, tutup kepala

4. Barang-barang yang tahan lama

5. Keperluan pesta dan upacara

Sumber: BPS 2008

2.2 Teori Pendapatan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha atau sebagainya. Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba.

(37)

Pendapatan seseorang juga dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu. Menurut Reksoprayitno pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan.

Pendapatan masyarakat adalah penerimaan gaji atau balas jasa dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan pendapatan dari usaha sampingan adalah pendapatan tambahan yang merupakan penerimaan lain dari luar aktifitas pokok atau pekerjaan pokok. Pendapatan sampingan yang diperoleh secara langsung dapat digunakan untuk menunjang atau menambah pendapatan pokok.

Pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsikan, bahwa sering kali dijumpai dengan bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah, tapi kualitas barang tersebut ikut menjadi perhatian. Misalnya sebelum adanya penambahan pendapatan beras yang dikonsumsikan adalah kualitas yang kurang baik, akan tetapi setelah adanya penambahan pendapatan maka konsumsi beras menjadi kualitas yang lebih baik.

(Soekartawi, 2002)

(38)

Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan dari konsumsi maka akan disimpan pada bank yang tujuannya adalah untuk berjaga-jaga apabila baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi dan sebagainya juga mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat. Demikian pula bila hanya pendapatan masyarakat suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi pula.

Tinggi rendahnya pengeluaran sangat bergantung kepada kemampuan keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya. Selain itu pegalaman berusaha juga mempengaruhi pendapatan. Semakin baik pengalaman seseorang dalam berusaha maka semakin berpeluang dalam meningkatkan pendapatan.

Karena seseorang atau kelompok memiliki kelebihan keterampilan dalam meningkatkan aktifitas sehingga pendapatan turut meningkat. Usaha meningkatkan pendapatan masyarakat dapat dilakukan dengan pemberantasan kemiskinan yaitu membina kelompok masyarakat dapat dikembangkan dengan pemenuhan modal kerja, ketepatan dalam penggunaan modal kerja diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan usaha sesuai dengan yang diharapkan sehingga upaya peningkatan pendapatan masyarakat dapat terwujud dengan optimal. Untuk memperbesar pendapatan, seseorang anggota keluarga dapat mencari pendapatan dari sumber lain atau membantu pekerjaan kepala keluarga sehingga pendapatannya bertambah. ( Toweulu, 2001)

(39)

Sedangkan menurut Boediono pendapatan seeseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian.

2. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.

3. Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan.

Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat.

Hubungan antara pendapatan dan konsumsi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam berbagai permasalahan ekonomi. Kenyataan menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi meningkat dengan naiknya pendapatan, dan sebaliknya jika pendapatan turun, pengeluaran konsumsi juga turun. Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya.

2.3 Teori Kesejahteraan Masyarakat

Dalam paradigma pembangunan ekonomi, perubahan kesejahteraan masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Hal ini dikarenakan pembangunan ekonomi dikatakan berhasil jika tingkat kesejahteraan masyarakat semakin baik. Keberhasilan pembangunan ekonomi tanpa menyertakan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengakibatkan kesenjangan dan ketimpangan dalam kehidupan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat adalah

(40)

suatu kondisi yang memperlihatkan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat (Badrudin, 2012).

Kesejahteraan masyarakat menunjukkan ukuran hasil pembangunan masyarakat dalam mencapai kehidupan yang lebih baik yang meliputi:

• Peningkatan kemampuan dan pemerataan distribusi kebutuhan dasar seperti makanan, perumahan, kesehatan, dan perlindungan.

• Peningkatan tingkat kehidupan, tingkat pendapatan, pendidikan yang lebih baik, dan peningkatan atensi terhadap budaya dan nilai-nilai kemanusiaan.

• Memperluas skala ekonomi dan ketersediaan pilihan sosial dari individu dan bangsa.

Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar yang tercermin dari rumah yang layak, tercukupinya kebutuhan sandang dan pangan, biaya pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas atau kondisi dimana setiap individu mampu memaksimalkan utilitasnya pada tingkat batas anggaran teretentu dan kondisi dimana tercukupinya kebutuhan jasmani dan rohani (Todaro dan Smith, 2006).

Kesejahteraan pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu:

1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah,rohaniah, dan sosial.

(41)

2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.

3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk mencapai sejahtera.

Biro Pusat Statistik Indonesia (2000) menerangkan bahwa guna melihat tingkat kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran, antara lain:

1. Tingkat pendapatan keluarga

2. Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran untuk pangan dengan non-pangan

3. Tingkat pendidikan keluarga 4. Tingkat kesehatan keluarga

5. Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga 2.4 Sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan

2.4.1 Program Dana Desa

Dana Desa adalah anggaran yang dikucurkan dari pemerintah untuk pembangunan desa. Dana ini bersumber dari APBN atau Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Dana Desa merupakan wujud pemerintah dalam berkomitmen memajukan pembangunan dari tingkat pemerintahan terkecil. Melalui Undang-

(42)

Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, setiap desa diberikan keleluasaan untuk mengatur kewenangannya sendiri, baik kewenangan berdasarkan hak asal usul, kewenangan lokal berskala desa, dan kewenangan yang ditugaskan pemerintah pusat/provinsi/kab./kota sesuai ketentuan perundang-undangan.

Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang menyatakan bahwa “pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan” maka Undang-Undang ini menjadi berkah bagi desa-desa di seluruh Indonesia. Undang-undang yang telah melewati proses pembahasan selama 7 tahun tersebut mengatur sumber pendanaan bagi 73 ribu desa berasal dari sumbangan pemerintah pusat dan suntikan kas daerah. Menurut Undang-Undang tersebut, terdapat aturan bahwa setiap desa akan mendapat alokasi dana yang jumlahnya cukup banyak bahkan bisa Rp.1 miliar per desa.

Oleh karena itu diharapkan kepada Pemerintah Desa untuk dapat menyusun laporan keuangan. Berikut ini data rekapitulasi Dana Desa di Kecamatan Tanjung Beringin :

(43)

Tabel 2.3

Dana Rekapitulasi Dana Desa

No Kecamatan Desa Dana Desa

1 Tanjung Beringin Pematang Terang Rp. 787.866.228 2 Tanjung Beringin Pematang Cermai Rp. 824.331.708 3 Tanjung Beringin Tebing Tinggi Rp. 860.772.207 4 Tanjung Beringin Bagan Kuala 790.579.443 5 Tanjung Beringin Pekan Tanjung

Beringin

993.951.128

6 Tanjung Beringin Mangga Dua 815.855.073

7 Tanjung Beringin Nagur 855.121.638

8 Tanjung Beringin Sukajadi 768.029.738

Sumber : Data Kecamatan Tanjung Beringin, 2015

Pemerintah kabupaten diharuskan untuk bisa membangun dan mengalokasikan Dana Desa sebagai jalan untuk mendukung jalannya pemerintah desa dan program dari pemerintah. Dana Desa harus dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan serta mengutamakan kepentingan masyarakat setempat.

Prioritas penggunaan Dana Desa untuk pembangunan desa dialokasikan mencapai tujuan pembangunan desa yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan.

Dengan bergulirnya dana-dana perimbangan tersebut melalui Dana Desa harus menjadikan desa benar-benar sejahtera. Hampir setiap desa mempunyai kesibukan

(44)

dengan proyek pembangunan ada yang menjalankan proyek jalan utama desa, parit disisi jalan desa ataupun sampai pelosok jalan-jalan dusun semuanya disibukkan dengan proyek pembangunan. Rata-rata Dana Desa dialokasikan berdasarkan jumlah desa dalam provinsi yang bersangkutan serta jumlah penduduk, luas wilayah, angka kemiskinan, dan tingkat kesulitan geografis Kabupaten/Kota dalam provinsi yang bersangkutan.

2.5 Penelitian Terdahulu

Ginting (2011) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin Di Kota Medan. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hasil penelitian dan analisis data program BLT/BLSM berdampak positif terhadap pemenuhan kebutuhan pokok di Kecamatan Medan Belawan. 2 variabel diantaranya mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam pengentasan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan pokok yaitu penggunaan Gas LPG 3Kg. berdasarkan hasil uji paired sample t-test pada total keseluruhan dari jumlah keduabelas variabel indikator kemiskinan BPS yang juga menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata dalam pengentasan kemiskinan sebelum dan setelah responden menerima program BLT/BLSM. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Program BLT/BLSM tersebut mempengaruhi ataupun berdampak positif terhadap kehidupan responden yang menerima program BLT/BLSM dalam hal pengentasan kemiskinan.

(45)

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fitria Naqiyya (2011) tentang Analisis Efektivitas Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Di Kota Medan menyimpulkan bahwa program pennggulangan kemiskinan dalam bentuk Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) telah dilaksanakan secara efektif dan berdampak positif terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat di Kecamatan penelitian yaitu Kecamatan Medan Deli, Medan Perjuangan, dan Medan Selayang yang menjadikan kehidupan masyarakat menjadi lebih sejahtera, walaupun dana pemberian Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) nominalnya tidak terlalu besar namun dapat membantu masyarakat. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif, jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner dan wawancara. Penulis menggunakan program computer SPSS for Windows Evaluation Version untuk mengolah data dalam penulisan penelitian ini.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Riska Yuliana (2011) tentang Analisis Dampak Program PNPM Mandiri Perkotan Bidang Infrastruktur Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Kota Tebing Tinggi menyimpulkan bahwa dengan adanya program perbaikan infrastruktur lingkungan PNPM Mandiri ini maka terbentuk bantuan pembiayaan program-program fisik penanggulangan kemiskinan sekaligus menciptakan kemandirian masyarakat dengam memanfaatkan program-program pembangunan yang menjadi kebutuhan prioritas, sementara hasil paired sample t-test menunjukkan bahwa pembangunan infastruktur berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan masyarakat di Kota

(46)

Tebing Tinggi. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah: wawancara, kuisioner, observasi, studi kepustakaan.

2.6 Kerangka Konseptual

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan, kemiskinan merupakan masalah yang masih terus dihadapi oleh setiap bangsa termasuk Indonesia.

Berbagai upaya penanggulangan kemiskinan yang dibuat oleh pemerintah baik pusat maupun daerah belum dapat sepenuhnya mengatasi masalah kemiskinan ini.

Meskipun demikian pemerintah masih selalu berusaha untuk dapat mensejahterakan masyarakat miskin yang ada di setiap penjuru wilayah di negara ini dengan berbagai program yang telah diadakan. Adapun salah satu program bantuan kemiskinan adalah program Dana Desa kepada masyarakat yang ada di daerah Kabupaten khususnya di Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai. Berikut kerangka konseptual pada penelitian ini dapat dilihat dari skema berikut:

(47)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Konseptual 2.6 Hipotesis

Penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Program Bantuan Dana Desa bagi pengentasan kemiskinan terhadap tingkat pendapatan masyarakat di Kec. Tj. Beringin Kab. Serdang Bedagai yaitu berdampak positif dan tingkat pendapatan masyarakat meningkat

2. Adanya Program Dana Desa bagi pengentasan kemiskinan cukup berhasil dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kec. Tj. Beringin melalui pembangunan infrastruktur (sarana prasarana), pemberdayaan masyarakat, dan pembinaan masyarakat.

Program Dana Desa (DD)

Dampak Pemenuhan Kesejahteraan

Masyarakat Melalui Pembangunan

Desa

Pengentasan Kemiskinan

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Studi deskriptif bertujuan untuk menguraikan tentang sifat – sifat (karakteristik) dari suatu keadaan yang menggambarkan realitas masyarakat yang menerima Bantuan Dana Desa dari pemerintah berdasarkan data dan fakta yang ada di lapangan.

Menurut Bogdan dan Biklen (Sinulingga, 2011:43) adapun karakteristik penelitian kualitatif yaitu:

1. Penelitian kualitatif dilakukan pada natural setting (kondisi alamiah) karena penelitian tersebut langsung ke sumber data/lapangan dan peneliti menjadi instrumen kunci.

2. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dimana data – data yang dibutuhkan pada umumnya berbentuk kata yang dapat menggambarkan situasi dan bukan angka – angka.

3.2 Deskripsi Lokasi Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai. Alasan pemilihan lokasi ini karena Kecamatan Tanjung Beringin adalah salah satu daerah yang menerima dan menjalankan Program Dana desa dan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai dengan tingkat kemiskinan yang besar di kabupaten tersebut.

(49)

3.3 Batasan Operasional

Untuk menjawab permasalahan yang ada, penelitian ini mengkaji tentang upaya pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan yaitu Program Dana Desa yang diberikan kepada masyarakat di Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai. Untuk menjawab permasalahan yang ada, penelitian ini dibatasi dengan melihat bantuan program penanggulangan kemiskinan yaitu Dana Desa telah terlaksana secara efektif.

3.4 Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti meliputi:

1. Dana Desa merupakan anggaran yang dikucurkan dari pemerintah untuk pembangunan desa. Dana Desa merupakan wujud pemerintah dalam berkomitmen memajukan pembangunan dari pemerintahan terkecil untuk mensejahterakan masyarakat miskin di setiap desa.

2. Kemiskinan yaitu kondisi ekonomi masyarakat Kecamatan Tanjung Beringin yang menunjukkan pendapatan masyarakatnya yang tergolong masih dibawah rata-rata kemakmuran karena hanya mengharapkan hasil alam saja, dengan menggunakan ukuran kemiskinan berdasarkan biaya kebutuhan dasar ( Cost of Benefit Needs ).

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala Likert. Menurut Hasan (2002), skala Likert merupakan jenis skala yg digunakan

(50)

untuk mengukur variabel penelitian seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang. Penyebaran kuisioner digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi (tanggapan) dan para responden (masyarakat) mengenai dampak adanya Dana Desa terhadap pembangunan desa. Pertanyaan dan wawancara yang diiajukan terkait dengan variabel-variabel yang dibutuhkan untuk menjawab permsalahan dalam penelitian. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert yang dibagi dalam 5 (lima) kategori jawaban dengan pemberian skor sebagai berikut:

Tabel 3.1

Instrumen Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Jumlah populasi penduduk di Kecamatan Tanjung Beringin tahun 2014 sebanyak 9332 rumah tangga. Jumlah populasi kepala keluarga pra sejahtera (sangat miskin) dan sejahtera I (miskin) sebanyak 4.701 kepala keluarga.

(Sumber: BPS Kabupaten Serdang Bedagai,2014).

3.6.2 Sampel

(51)

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang dianggap dapat mewakili dari populasi tersebut. Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan metode teknik sampling. Teknik sampling ialah proses penarikan sampel dari populasi melalui mekanisme tertentu, melalui mana karakteristik populasi yang dapat diketahui atau didekati. Kata mekanisme tertentu mengandung makna bahwa baik jumlah elemen yang ditarik maupun cara penarikan harus mengikuti atau memenuhi aturan tertentu agar sampel yang diperoleh mampu mempresentasikan karakteristik populasi dari mana sampel tersebut diambil atau ditarik. (Sinulingga, 2011:168). Sampel di dalam penelitian ini adalah rumah tangga sasaran penerima program bantuan Dana Desa di Kecamatan Tanjung Beringin. Adapun tabel dari jumlah populasi sampel untuk di 8 desa yang ada di Kecamatan Tanjung Beringin yaitu:

Tabel 3.2

Jumlah Populasi Kepala Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I

Desa Jumlah KK

Pematang Terang 266

Pematang Cermai 360

Tebing Tinggi 578

Bagan Kuala 255

Pekan Tanjung Beringin 1.848

Mangga Dua 443

Nagur 745

Referensi

Dokumen terkait

Dana Desa adalah Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara yang diperuntukan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten

merupakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa, yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

bunga masih nushu>z kepada suami, istri tetap enggan melayani suami dengan beralasan buat apa melayani seorang suami yang tidak bisa bertanggung. jawab dalam

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala ratio yang digunakan untuk mengukur data yang berupa hasil belajar siswa dari tes yang diberikan setelah

Dana Desa, selanjutnya disingkat DD, adalah dana yang bersumber dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja