• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C

Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan Fisik Barang

Berdasarkan Pemberitahuan Pabean (BC 2.0)

Nomor SOP:

38/TMPC/2018 Tanggal Penetapan:

21 Desember 2018 Tanggal Revisi:

- Revisi Ke -

1. Deskripsi

a. Standar Operasional Prosedur (SOP) ini menjelaskan tentang proses pemeriksaan fisik atas barang impor berdasarkan pemberitahuan pabean yang disampaikan oleh Importir, yang dimulai sejak Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF) menerima Instruksi Pemeriksaan (IP) beserta packing list sampai dengan penyerahan dokumen Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan lampirannya, serta pendukung pemeriksaan barang lainnya (barang contoh dan/atau foto) kepada Pelaksana Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis.

b. Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF) adalah Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang untuk melakukan pemeriksaan fisik dan ditunjuk secara langsung melalui Sistem Komputer Pelayanan (SKP) atau oleh Pejabat Bea dan Cukai, dengan jabatan Pelaksana Pemeriksa pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis atau Pejabat Pemeriksa Bea dan Cukai Kategori Keterampilan Sub Unsur Pemeriksaan Barang, Badan, dan Sarana Pengangkut.

c. Pejabat Pemeriksa Dokumen (PPD) adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas penelitian dokumen dan penetapan tarif dan/atau nilai pabean, dengan jabatan Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis dan/atau Pejabat Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai Muda Sub Unsur Penelitian Dokumen Kepabeanan dan Cukai.

d. Pemeriksaan Fisik adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF) untuk mengetahui jumlah dan jenis barang impor yang diperiksa guna keperluan pengklasifikasian dan penetapan nilai pabean.

e. Pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkan tingkat pemeriksaan fisik yaitu:

1) 10% (Sepuluh persen), untuk barang yang diimpor oleh Importir dengan tingkat risiko rendah; atau

2) 30% (Tiga puluh persen), untuk barang yang diimpor oleh Importir dengan tingkat risiko menengah dan tinggi.

f. Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF) dapat meningkatkan tingkat pemeriksaan menjadi pemeriksaan mendalam dalam hal:

1) Ditemukan jumlah dan/atau jenis barang tidak sesuai dengan dokumen yang digunakan sebagai dasar pemeriksaan fisik;

2) Terdapat indikasi ketidaksesuaian jumlah dan/atau jenis barang dengan dokumen yang digunakan sebagai dasar pemeriksaan berdasarkan pada keahlian (proffesional judgement) Pejabat Bea dan Cukai yang menangani analisis pemindaian peti kemas;

(2)

3) Pemeriksaan fisik karena jabatan;

4) Terdapat informasi intelejen;

5) Barang impor dalam bentuk curah; dan/atau

6) Dokumen pelengkap pabean menunjukkan barang impor dikemas dalam kemasan bernomor, kedapatan kemasan tidak bernomor atau nomor tidak sesuai.

g. Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF) menuangkan hasil pemeriksaan fisik dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Dalam hal Kantor Pabean telah menerapkan penyampaian PIB melalui PDE kepabeanan atau media penyimpan data elektronik, Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF) menuangkan LHP ke dalam Sistem Komputer Pelayanan (SKP).

h. SKP adalah Sistem Komputer Pelayanan yang digunakan oleh Kantor Pabean dalam rangka pengawasan dan pelayanan kepabeanan.

i. Unit pelaksana SOP ini adalah Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis dan/atau Jabatan Pemeriksa Bea dan Cukai Kategori Keterampilan Sub Unsur Pemeriksaan Barang, Badan, dan Sarana Pengangkut pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C (KPPBC Tipe Madya Pabean C).

2. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.04/2007 tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.04/2015.

d. Peraturan Menteri Keuangan nomor 228/PMK.04/2015 tentang Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai.

e. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-12/BC/2016 tentang Pemeriksaan Fisik Barang Impor sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER- 26/BC/2017.

f. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-16/BC/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-07/BC/2017.

3. Ketertautan

SOP ini memiliki ketertautan dengan:

a. Prosedur pelayanan penerimaan dokumen pabean dalam rangka impor.

b. Prosedur penelitian dokumen sebelum pengeluaran barang (PIB Jalur Merah).

4. Pihak-Pihak yang Terlibat a. Importir/PPJK.

b. Pengusaha TPS.

c. Tenaga Ahli.

d. Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean C (Kepala KPPBC TMP C).

e. Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis (Kasi PKCDT).

f. Pejabat Pemeriksa Dokumen (PPD).

g. Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF).

(3)

h. Pelaksana Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis (Pelaksana Seksi PKCDT).

5. Persyaratan dan Perlengkapan

a. Adanya Instruksi Pemeriksaan (IP) dan dokumen pelengkap pabean lain.

b. Pemberitahuan Kesiapan Barang.

c. Importir/PPJK menyiapkan barang untuk dilakukan pemeriksaan fisik di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Instruksi Pemeriksaan (IP).

d. Perlengkapan:

Sistem Komputer Pelayanan (SKP).

6. Keluaran (Output)

a. Laporan Hasil Pemeriksaan Barang.

b. Berita Acara Pemeriksaan Fisik.

7. Jangka Waktu Penyelesaian

Jangka waktu penyelesaian SOP ini adalah:

a. Pemeriksaan barang, tergantung jumlah dan jenis barang yang diperiksa, yaitu:

1) 3 (Tiga) jam untuk satu peti kemas pertama, dengan tambahan 15 (lima belas) menit untuk tiap peti kemas berikutnya, dengan kriteria 1 (satu) jenis barang.

2) 4 (Empat) jam untuk satu peti kemas pertama, dengan tambahan 15 (lima belas) menit untuk tiap peti kemas berikutnya, dengan kriteria 2-5 (dua sampai dengan lima) jenis barang.

3) 5 (Lima) jam untuk satu peti kemas pertama, dengan tambahan 15 (lima belas) menit untuk tiap peti kemas berikutnya, dengan kriteria lebih dari 5 (lima) jenis barang.

b. Pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan Barang dan Berita Acara Pemeriksaan Fisik sampai dengan penyerahan berkas kepada Pelaksana Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis adalah 60 (enam puluh) menit (jenis barang tidak melebihi 100 item) / 120 (seratus dua puluh) menit (waktu paling lama).

8. Perhatian

SOP ini bermanfaat bagi kinerja Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dalam memberikan pelayanan importasi bagi pengguna jasa. Dalam hal SOP ini tidak terlaksana dengan baik, maka proses tersebut menjadi terhambat.

9. Matriks RASCI

Pemeriksaan Fisik Barang Berdasarkan Pemberitahuan

Pabean (BC 2.0)

Importir/ PPJK Pengusaha TPS Tenaga Ahli Kepala KPPBC TMP C Kasi PKCDT PPD PPF Pelaksana Seksi PKCDT

Penyiapan barang R R/S I

Penerbitan IP S S R/A I

Permintaan Tenaga Ahli S I R/A R S

Pemeriksaan fisik barang S S/I C R

Penerbitan dan perekaman

LHP dan BAP Fisik R

(4)

10. Prosedur Kerja

a. SKP mengirim respons SPJM kepada Importir/PPJK dan Pengusaha TPS untuk penyiapan barang.

b. Importir/kuasanya menerima SPJM, kemudian:

1) Menyiapkan barang untuk dilakukan pemeriksaan fisik di tempat pemeriksaan.

2) Menyampaikan Pemberitahuan Kesiapan Barang (PKB) dan dokumen pelengkap pabean melalui SKP kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen (PPD) atau Kasi PKCDT.

c. Dalam hal importir tidak menyampaikan Pemberitahuan Kesiapan Barang (PKB), dilakukan pemeriksaan fisik dengan disaksikan oleh Pengusaha TPS.

d. Pejabat Pemeriksa Dokumen (PPD) menerima Pemberitahuan Kesiapan Barang (PKB) dan dokumen pelengkap pabean, kemudian meng-input Pemberitahuan Kesiapan Barang (PKB) dan menerbitkan Instruksi Pemeriksaan (IP) melalui SKP.

e. SKP meneruskan Instruksi Pemeriksaaan (IP) dan dokumen pelengkap pabean kepada Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF).

f. Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF) menerima Instruksi Pemeriksaaan (IP) dan dokumen pelengkap pabean dari Pelaksana, kemudian menuju tempat pemeriksaan.

g. Importir/PPJK mengeluarkan kemasan yang akan diperiksa di bawah pengawasan Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF).

h. Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF) meneliti kemasan dan packing list. Dalam hal diperlukan Tenaga Ahli:

1) Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF) menyampaikan permintaan Tenaga Ahli kepada Kasi PKCDT.

2) Kasi PKCDT memerintahkan Pelaksana Seksi PKCDT untuk membuat konsep Surat Permintaan Tenaga Ahli, yang memuat informasi terkait kualifikasi atau keahlian yang harus dimiliki oleh tenaga ahli yang dibutuhkan, antara lain:

a) Memahami fungsi dan cara kerja barang;

b) Memahami spesifikasi barang; dan/atau c) Memahami detail barang.

3) Pelaksana Seksi PKCDT menyiapkan konsep Surat Permintaan Tenaga Ahli, yang diteliti dan diparaf oleh Kasi PKCDT, serta ditandatangani oleh Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean C.

4) Pelaksana Seksi PKCDT mengadministrasikan dan mendistribusikan Surat Permintaan Tenaga Ahli kepada Importir/PPJK.

5) Importir/PPJK:

a) Menyediakan Tenaga Ahli yang memiliki kriteria yang dibutuhkan sesuai dengan Surat Permintaan Tenaga Ahli;

b) Menghadirkan Tenaga Ahli pada saat pemeriksaan fisik; dan c) Menanggung segala biaya yang timbul dalam rangka penyediaan

Tenaga Ahli.

6) Tenaga Ahli:

a) Menghadiri pemeriksaan fisik barang impor bersama dengan Importir/PPJK.

b) Memberikan bantuan yang dibutuhkan dan menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF) ketika proses pemeriksaan fisik berlangsung.

(5)

i. Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF) melakukan hal sebagai berikut:

1) Meneliti jumlah, jenis dan uraian kemasan dalam packing list.

2) Menghitung jumlah dan jenis serta memeriksa nomor kemasan sebelum dilakukan pemeriksaan jumlah dan jenis barang impor.

3) Meminta Importir/PPJK untuk membuka kemasan yang akan diperiksa dan menyaksikan pemeriksaan fisik.

4) Memeriksa jumlah satuan barang dari setiap jenis barang yang diperiksa, mencocokkan jenis barang dengan dokumen yang digunakan sebagai pemeriksaan fisik, memeriksa data teknis atau spesifikasi barang, dan kondisi barang setelah kemasan dibuka oleh Importir/PPJK.

5) Membubuhkan paraf pada kemasan yang telah diperiksa, serta membubuhkan tanda tangan pada contoh barang dan/atau foto barang (jika ada).

6) Membuat Berita Acara Pemeriksaan Fisik Barang kemudian bersama- sama Importir/PPJK menandatanganinya.

7) Membuat kesimpulan hasil pemeriksaan dan menuangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).

8) Melakukan perekaman LHP dalam SKP dan menyerahkan BAP dan LHP dan/atau barang contoh/foto (jika ada) kepada Pelaksana Seksi PKCDT.

j. Pelaksana Seksi PKCDT menerima, mengadministrasikan, dan mendistribusikan BAP dan LHP beserta barang contoh dan/atau foto (jika ada).

(6)

11. Bagan Alir (Flowchart)

KPPBC TIPE MADYA PABEAN C PPDPejabat Pemeriksa Fisik (PPF)Pelaksana Seksi PKCDT

SKPIMPORTIR/PPJK

Mulai

Menerbitkan SPJM

Menerima SPJM

Menyampaikan Pemberitahuan Kesiapan Barang

Menerima Pemberitahuan

Kesiapan Barang

Barang Disiapkan SPJM

PENGUSAHA TPS

Menerima SPJM

Ya

Menyiapkan Barang Tidak

Menerbitkan IP Instruksi Pemeriksaan

Menerima IP Melakukan Pemeriksaan Fisik Barang

1

1

Butuh Tenaga Ahli Ya

Membuat BAP Fisik dan LHP Tidak

Merekam BAP Fisik dan LHP

Selesai

Meneruskan Pemberitahuan Kesiapan Barang

Meneruskan IP Kasi PKCDTKepala KPPBC TMP C

TENAGA AHLI

Menyampaikan Permintaan Tenaga Ahli Memerintahkan Membuat Konsep Surat Permintaan

Tenaga Ahli

Membuat Konsep Surat

Permintaan Tenaga Ahli

Meneliti dan Memaraf Konsep Surat Permintaan Tenaga Ahli Meneliti dan Menandatangani Surat Permintaan Tenaga Ahli

Mengadministrasi dan Mendistribusi

Menerima Surat Permintaan Tenaga

Ahli

Menghadiri Pemeriksaan Fisik dan Memberikan Bantuan dan Informasi Kepada Pejabat

Pemeriksa Fisik

1 Surat Permintaan Tenaga Ahli

Referensi

Dokumen terkait

8.6 In the event that the Purchaser defaults in complying with any of the conditions herein or fails to pay the Balance Purchase Price within the time allowed, then the Assignee

Secara umum, faktor lingkungan tambak (kualitas tanah dan air) adalah faktor penentu dominan dalam budidaya tambak sehingga dipertimbangkan sebagai kriteria

Kesimpulan: (1) Dari 25 jenis penyakit hewan menular strategis yang teridentifikasi, terdapat beberapa jenis diantaranya yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia

Produk-produk tambahan dalam sabun tersebut ada yang sudah dilarang penggunaanya di luar negeri seperti ABS yang tidak mudah terurai oleh bakteri pengurai, sebagian produsen sabun

Untuk indikator kuesioner variabel kesadaran merek yang kedua yaitu “Saya mengetahui sepatu Converse dalam kehidupan sehari - hari”, dengan rincian. 10 orang responden

Pengendalian MCF diupayakan dengan mempertimbangkan beberapa aspek epidemiologi penyakit yang telah diuraikan di atas, antara lain (1) kejadian penyakit MCF di

The IAI currently covers the following priority areas, namely infrastructure , human resource development, information and communications technologies (ICT), capacity

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah biomassa dan karbon yang tersimpan pada pohon di atas permukaan tanah di dataran tinggi Taman Nasional Lore