• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) DIGITAL SEJARAH BERBASIS ARTICULATE STORYLINE PADA MATERI KONSEP BERPIKIR DALAM SEJARAH SISWA KELAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) DIGITAL SEJARAH BERBASIS ARTICULATE STORYLINE PADA MATERI KONSEP BERPIKIR DALAM SEJARAH SISWA KELAS"

Copied!
260
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) DIGITAL SEJARAH BERBASIS ARTICULATE STORYLINE PADA MATERI KONSEP BERPIKIR DALAM SEJARAH SISWA KELAS

X SMK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

SAMUEL INRIK ZONA PRATAMA 171314029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2021

(2)

i SKRIPSI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) DIGITAL SEJARAH BERBASIS ARTICULATE STORYLINE PADA MATERI KONSEP BERPIKIR DALAM SEJARAH SISWA KELAS

X SMK

Oleh:

Samuel Inrik Zona Pratama 171314029

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Drs. Y.R Subakti, M.Pd. Tanggal 06 Agustus 2021

Pembimbing II

Brigida Intan Printina, M.Pd. Tanggal 06 Agustus 2021

(3)

ii SKRIPSI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) DIGITAL SEJARAH BERBASIS ARTICULATE STORYLINE PADA MATERI KONSEP BERPIKIR DALAM SEJARAH SISWA KELAS

X SMK

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Samuel Inrik Zona Pratama NIM: 171314029

Telah dipertahankan di depan panitia penguji Pada tanggal 20 Agustus 2021

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : ………

Sekretaris : ………

Anggota : ………

Anggota : ………

Anggota : ………

Yogyakarta, 20 Agustus 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd. M.Pd.

(4)

iii

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang Maha Baik atas berkat, kasih dan pertolongan- Nya bagi saya.

2. Kedua orang tua saya, Bapak Murbo Wicaksono dan Ibu Wiwik Nawangsih yang senantiasa mendukung dan mendoakan demi kelancaran skripsi saya

3. Kedua adik perempuan saya, Delvia dan Tesa

4. Teman-teman saya, Sanis, Krisna, Icak, Elsy, Jojo, Natan, Shereen, Imel dan Mega

5. Diri saya sendiri, yang mau berusaha kuat hingga saat ini.

(5)

iv MOTTO

“Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan

meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati”

(Ulangan 31:8)

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan

syukur”

(Filipi 4:6-7)

“Thank God, I love myself !”

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain baik keseluruhan atau sebagian, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Agustus 2021

Samuel Inrik Zona Pratama .

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Samuel Inrik Zona Pratama NIM : 171314029

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya bersedia memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarya karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) DIGITAL SEJARAH BERBASIS ARTICULATE STORYLINE PADA

MATERI KONSEP DASAR SEJARAH SISWA KELAS X SMK Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, dan mengelolanya dalam bentuk perangkat data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin maupun memberi royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 20 Agustus 2021 Yang menyatakan,

Samuel Inrik Zona Pratama

(8)

vii ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) DIGITAL SEJARAH BERBASIS ARTICULATE STORYLINE PADA

MATERI KONSEP DASAR SEJARAH SISWA KELAS X SMK Samuel Inrik Zona Pratama

Universitas Sanata Dharma 2021

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar LKPD Sejarah Indonesia yang berbasis digital pada materi konsep berpikir dalam sejarah yang layak untuk siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan.

Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan 4D (Four-D) oleh Thiagarajan dengan langkah-langkah: 1) Tahap Pendefinisian , 2) Tahap Perencanaan, 3) Tahap Pengembangan, 4) Tahap Penyebaran. Tahap validasi dilakukan oleh ahli materi, ahli media LKPD, dan ahli evaluasi pembelajaran. Pada validasi oleh ahli media LKPD dilakukan sebanyak dua tahap.

Uji validitas praktisi guru dilakukan oleh dua orang guru sejarah SMK. Subyek uji coba pada penelitian dan pengembangan ini adalah siswa yang duduk di kelas X di SMK Putratama Bantul. Data dikumpulkan menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan data kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa produk LKPD Digital Sejarah pada materi konsep dasar sejarah untuk siswa kelas X SMK layak digunakan pada pembelajaran sejarah ditunjukkan dengan hasil validasi oleh ahli materi yang memperoleh kriteria “Baik”. Hasil validasi oleh ahli media yang memperoleh kriteria “Sangat Baik”. Hasil validasi oleh ahli evaluasi pembelajaran yang memperoleh kriteria “Baik”. Hasil validasi oleh praktisi guru I yang memperoleh kriteria “Sangat Baik”. Hasil validasi oleh praktisi guru II yang memperoleh kriteria “Baik”. Serta hasil uji coba pengguna oleh peserta didik dapat diperoleh kesimpulan bahwa produk bahan ajar Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital Sejarah kriteria “Sangat Baik”.

Kata Kunci : Penelitian Pengembangan, Lembar Kerja Peserta Didik, Articulate Storyline, Sejarah Indonesia, Konsep Dasar Sejarah

(9)

viii ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF DIGITAL STUDENT WORK SHEETS OF HISTORY BASED ON ARTICULATE STORYLINE SOFTWARE ON HISTORICAL BASIC THINKING CONCEPT TOPIC FOR THE TENTH

GRADER OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENT

Samuel Inrik Zona Pratama University of Sanata Dharma

2021

This research aims to develop digital student work sheets of history on historical basic thinking concept topic for the tenth grader of vocational high school student.

This research used the 4D (Four-D) research and development model by Thiagarajan with the following phase: 1) Defining, 2) Planning, 3) Development, 4) Deployment. The validation phase is carried out by material experts, work sheets media experts, and learning evaluation experts. The validation by work sheets media experts was carried out in two phases. The teacher practitioner validity test was conducted by two vocational high school history teachers. The subjects of this research and development trial were students who were in the tenth grade at SMK Putratama Bantul. Data were collected using questionnaire and interview methods. The data analysis technique used quantitative and qualitative data.

The results showed that the digital work sheets product on historical basic thinking concept topic for the tenth grader of vocational high school student was suitable for use in history learning as indicated by the validation results by material experts obtained the "good" criteria. The results of the validation by media experts obtained the "very good" criteria. The results of the validation by the learning evaluation expert obtained the "good" criteria. The results of the validation by the 1st teacher practitioner obtained the "very good" criteria. The results of the validation by the 2nd teacher practitioner obtained the "good"

criteria. Finally, from the results of user trials by students, it can be concluded that the digital work sheets product on historical basic thinking concept topic for the tenth grader of vocational high school student was "very good".

Keywords : Research & Development, Student Worksheets, Articulate Storyline, Indonesian History, Historical Basic Thinking Concept

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas segala rahmat, kasih dan perlindungan yang penulis dapatkan sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital Sejarah Berbasis Articulate Storyline Pada Materi Konsep Dasar Sejarah Kelas X SMK”. Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan karena dukungan dan bantuan banyak pihak. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan banyak sekali terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc.,Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Ig. Bondan Suranto, S.Pd.,M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak YR. Subakti, M.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

(11)

x

dengan sabar membimbing dan mengayomi peneliti selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Brigida Intan Printina, M.Pd., selaku Wakil ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Pembimbing II yang telah dengan sabar membantu dan mengayomi peneliti selama dilaksanakannya penelitian dan pengembangan dalam skripsi ini.

6. Bapak Sutarjo Adisusilo JR, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA) yang selama ini selalu membimbing dan mengayomi peneliti selama menyelesaikan pendidikan di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terutama pada angkatan 2017.

7. Seluruh dosen Pendidikan Sejarah yang telah banyak sekali memberikan pelajaran ilmu dan pengalaman kepada peneliti serta mengajarkan tentang nilai dan arti kehidupan.

8. Bapak Agus, selaku staff sekretariat Pendidikan Sejarah yang dengan sabar membantu peneliti dalam mengurus segala macam yang berkaitan dengan administrasi perkuliahan.

9. Kedua orang tua tercinta, Bapak Murbo Wicaksono dan Ibu Wiwik Nawangsih yang telah memberikan doa serta dorongan semangat dan finansial bagi peneliti sejak awal perkuliahan hingga saat ini.

10. Kepada kedua adik terkasih, Delvia Maysta Wicaksana dan Tesa Jelita Wicaksana yang telah memberikan semangat.

(12)

xi

11. Teman-teman yang terkasih, Sanis, Krisna, dan teman-teman “Susu Kental Manis” yang selalu memberikan support.

12. Teman-teman angkatan 2017 yang sedikit banyak membantu dan memberi dukungan kepada peneliti.

13. Ibu Yuliana Ida sebagai guru praktisi dan segenap keluarga besar SMK Putratama Bantul yang telah mengijinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian

14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang telah berperan memberikan dukungan, motivasi serta bantuan kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyususnan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini untuk lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Yogyakarta

Peneliti

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBARAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitaian ... 7

F. Spesifikasi Produk ... 8

G. Manfaat Pengembangan ... 9

BAB II: KAJIAN TEORI... 11

A. Kajian Teori ... 11

1. Pembelajaran Berbasis Kontuktivisme ... 11

2. Hakikat Pembelajaran Sejarah ... 15

3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital ... 19

4. Perangkat Lunak Articulate Storyline... 27

(14)

xiii

5. Evaluasi ... 31

6. Uraian Materi ... 32

B. Penelitian yang Relevan ... 35

C. Kerangka Berpikir ... 39

BAB III: METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 42

A. Jenis Penelitian ... 42

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 43

C. Uji Coba Produk ... 47

D. Jenis Data ... 49

E. Metode Pengumpulan Data ... 49

F. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Hasil Penelitian ... 57

1. Analisis Kebutuhan ... 57

2. Hasil Pengembangan ... 59

B. Uji Internal Oleh Para Ahli ... 71

1. Data Validasi oleh Ahli Materi ... 72

2. Data Validasi oleh Ahli Media ... 86

3. Data Validasi oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran ... 102

C. Data Validasi Praktisi Guru ... 117

1. Data Validasi oleh Praktisi Guru I ... 118

2. Data Validasi oleh Praktisi Guru II ... 125

D. Data Uji Coba Pengguna (Peserta Didik)... 136

E. Analisis Data ... 139

1. Hasil Analisis Data dari Ahli Materi ... 139

2. Hasil Analisis Data dari Ahli Media... 143

3. Hasil Analisis Data dari Ahli Evaluasi Pembelajaran ... 153

4. Hasil Analisis Data dari Praktisi Guru I ... 155

5. Hasil Analisis Data dari Praktisi Guru II ... 162

F. Pembahasan ... 173

BAB V: PENUTUP ... 180

(15)

xiv

A. Kesimpulan ... 180

B. Implikasi ... 182

C. Saran ... 183

DAFTAR PUSTAKA ... 184

Sumber Buku ... 184

Sumber Skripsi ... 186

Sumber Jurnal ... 186

LAMPIRAN ... 188

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kisi-kisi Instrumen Penilaian Ahli Materi ... 50

Tabel 2 : Kisi-kisi Intrumen Penilaian Ahli Media LKPD ... 51

Tabel 3 : Kisi-kisi Intrumen Penilaian Ahli Evaluasi Pembelajaran... 52

Tabel 4 : Kisi-kisi Instrumen Penilaian Praktisi Guru I dan II ... 53

Tabel 5 : Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Pengguna (Peserta didik) ... 54

Tabel 6 : Konversi Nilai Skala 5 berdasarkan Penilaian Acuan Patokan ... 55

Tabel 7 : Hasil penelitian produk LKPD Digital aspek Materi oleh ahli materi... 72

Tabel 8 : Hasil penelitian produk LKPD Digital aspek Isi oleh ahli materi ... 73

Tabel 9 : Hasil penelitian produk LKPD Digital pada aspek Bahasa dan tulisan oleh ahli materi ... 74

Tabel 10: Rekapitulasi hasil penliaian produk LKPD Digital oleh ahli materi ... 75

Tabel 11: Kritik dan saran dari ahli materi ... 76

Tabel 12: Hasil validasi produk LKPD Digital pada aspek Isi LKPD oleh Ahli Media (tahap I) ... 86

Tabel 13: Hasil validasi produk LKPD Digital pada aspek Tampilan LKPD Digital oleh Ahli Media (tahap I) ... 87

Tabel 14: Hasil validasi produk LKPD Digital pada aspek Bahasa dan Tulisan oleh Ahli Media (tahap I) ... 88

Tabel 15: Rekapitulasi hasil penilaian produk LKPD Digital oleh ahli media (tahap I) ... 89

Tabel 16: Kritik dan Saran ahli media ... 90

Tabel 17: Hasil validasi produk LKPD Digital pada aspek Isi LKPD oleh Ahli media (tahap 2) ... 98

Tabel 18: Hasil validasi produk LKPD Digital pada Tampilan oleh Ahli Media (tahap 2) ... 99

Tabel 19: Hasil validasi produk LKPD Digital pada aspek Bahasa dan tulisan oleh ahli media (tahap 2) ... 100

(17)

xvi

Tabel 20: Rekapitulasi hasil penilaian produk LKPD Digital oleh ahli media

(tahap 2) ... 100

Tabel 21 : Kritik dan saran ahli media (final) ... 101

Tabel 22 : Hasil validasi produk LKPD Digital pada aspek Soal dalam LKPD oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran ... 102

Tabel 23: Kritik dan saran dari Ahli Evaluasi Pembelarajan ... 104

Tabel 24: Hasil validasi Praktisi guru I produk LKPD Digital pada aspek pembelajaran ... 118

Tabel 25: Hasil validasi praktisi guru I produk LKPD Digital pada aspek Isi LKPD ... 119

Tabel 26: Hasil Validasi praktisi guru I produk LKPD Digital pada aspek Tampilan Fisik LKPD ... 119

Tabel 27: Hasil validasi praktisi guru I produk LKPD Digital pada aspek Bahasa dan tulisan LKPD ... 120

Tabel 28: Rekaputulasi hasil validasi produk LKPD Digital praktisi guru I ... 121

Tabel 29: Kritik dan saran dari praktisi guru I ... 122

Tabel 30: Hasil validasi praktisi guru II produk LKPD Digital pada aspek Pembelajaran ... 126

Tabel 31: Hasil validasi praktisi guru II produk LKPD Digital pada aspek Isi LKPD ... 126

Tabel 32: Hasil Validasi praktisi guru II produk LKPD Digital pada aspek Tampilan LKPD ... 127

Tabel 33: Hasil validasi praktisi guru II produk LKPD Digital pada aspek Bahasa dan tulisan LKPD ... 128

Tabel 34: Rekapitulasi hasil validasi produk LKPD Digital praktisi guru II ... 128

Tabel 35: Kritik dan saran dari praktisi Guru II ... 129

Tabel 36: Hasil uji coba pengguna (Peserta Didik) ... 136

Tabel 37: Rekapitulasi hasil uji coba produk LKPD Digital oleh pengguna (Peserta didik) ... 138

Tabel 38: Hasil analisis data validasi pada aspek materi oleh ahli materi dalam LKPD Digital ... 139

(18)

xvii

Tabel 39: Hasil analisis data validasi pada aspek isi LKPD oleh Ahli Materi dalam LKPD Digital ... 141 Tabel 40: Hasil analisis data validasi pada Bahasa dan tulisan LKPD oleh Ahli

media dalam LKPD Digital Tahap I ... 142 Tabel 41: Hasil analisis data validasi pada aspek Isi LKPD oleh ahli media LKPD

Digital tahap I ... 144 Tabel 42: Hasil analisis data validasi pada aspek tampilan LKPD Digital tahap I

oleh ahli media ... 145 Tabel 43: Hasil analisis data validasi pada Aspek Bahasa dan tulisan LKPD

Digital tahap I ... 147 Tabel 44: Hasil analisis data validasi pada aspek Isi LKPD oleh ahli media pada

tahap II ... 149 Tabel 45: Hasil analisis data validasi padaaspek tampilan LKPD Digital oleh ahli

media tahap II ... 150 Tabel 46: Hasil analisis data validasi pada aspek bahasa dan tulisan oleh ahli

media tahap II ... 152 Tabel 47: Hasil analisis data validasi pada aspek soal LKPD Digital oleh evaluasi

pembelajaran ... 154 Tabel 48: Hasil analisis data validasi pada aspek pembelajaran dari ahli praktisi

guru I ... 156 Tabel 49: Hasil analisis datavalidasi pada Aspek Isi LKPD Praktisi guru I ... 157 Tabel 50: Hasil analisis data validasi pada aspek tampilan LKPD Digital dari

Prakktisi guru I ... 159 Tabel 51: Hasil analisis data validasi pada aspek Bahasa dan tulisan dalam LKPD

Digital dari Praktisi guru I ... 160 Tabel 52: Hasil analisis data validasi pada aspek pembelajaran dalam LKPD

Digital dari praktisi guru II ... 162 Tabel 53: Hasil analisis data validasi aspek Isi dalam LKPD Digital dari Praktisi

guru II ... 164 Tabel 54: Hasil analisis data validasi aspek tampilan LKPD Digital dari praktisi

guru II ... 165

(19)

xviii

Tabel 55: Hasil analisis data validasi aspek bahasa dan tulisan LKPD Digital dari praktisi guru II ... 167 Tabel 56: Hasil analisis data uji coba pengguna pada aspek pembelajaran dari

peserta didik ... 169 Tabel 57: Hasil analisis data uji coba pengguna pada aspek tampilan fisik LKPD

Digital dari peserta didik ... 170 Tabel 58: Hasil analisis data uji coba pengguna pada aspek bahasa dan tulisan dari peserta didik ... 172

(20)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar I : Kerangka Berpikir ... 41

Gambar II : Tahap Pengembangan Thiagarajan (Singkat) ... 44

Gambar III : Tahap-tahap pengembangan dari Thiagarajan (1974) ... 46

Gambar IV : Laman Pembuka dan laman penutup ... 60

Gambar V : Laman petunjuk LKPD Digital ... 61

Gambar VI : Laman kata pengentar ... 62

Gambar VII : Laman menu awal ... 63

Gambar VIII : Laman kompetensi inti ... 64

Gambar IX : Laman kompetensi dasar ... 65

Gambar X : Laman indicator pencapaian kompetensi ... 65

Gambar XI : Laman uraian materi ... 66

Gambar XII : Laman penyampaian materi ... 67

Gambar XIII : Laman sumber materi ... 67

Gambar XIV : Tampilan soal pilihan ganda ... 68

Gambar XV : Tampilan soal essay dalam google form ... 69

Gambar XVI : Laman Tugas mandiri ... 70

Gambar XVII : Tampilan menu awal kesalahan pada tulisan sebelum di revisi ... 77

Gambar XVIII : Tampilan menu awal kesalahan pada tulisan sesudah di revisi ... 77

Gambar XIX : Tampilan menu materi sebelum di revisi ... 78

Gambar XX : Tampilan menu materi sesudah di revisi ... 78

Gambar XXI : Tampilan menu materi sebelum di revisi ... 79

Gambar XXII : Tampilan menu materi setelah direvisi ... 79

Gambar XXIII : Tampilan soal pilihan ganda sebelum di revisi ... 80

Gambar XXIV : Tampilan soal pilihan ganda setelah di revisi ... 80

Gambar XXV : Tampilan soal pilihan ganda sebelum di revisi ... 81

(21)

xx

Gambar XXVI : Tampilan soal pilihan ganda setelah di revisi ... 81

Gambar XXVII : Tampilan soal pilihan ganda sebelum di revisi ... 82

Gambar XXVIII : Tampilan soal pilihan ganda setelah di revisi ... 82

Gambar XXIX : Tampilan petunjuk penggunaan sebelum di revisi ... 83

Gambar XXX : Tampilan petunjuk penggunaan setelah di revisi... 83

Gambar XXXI : Tampilan laman evaluasi sebelum di revisi ... 84

Gambar XXXII : Tampilan laman evaluasi sesudah di revisi ... 84

Gambar XXXIII : Tampilan laman tugas mandiri sebelum di revisi ... 85

Gambar XXXIV : Tampilan laman tugas mandiri setelah di revisi ... 85

Gambar XXXV : Tampilan huruf pada halaman sebelum di revisi ... 91

Gambar XXXVI : Tampilan huruf pada halaman setelah di revisi ... 91

Gambar XXXVII : Tampilan huruf pada LKPD Digital sebelum di revisi ... 92

Gambar XXXVIII : Tampilan huruf pada LKPD Digital setelah di revisi ... 92

Gambar XXXIX : Tampilan huruf pada LKPD Digital setelah di revisi ... 93

Gambar XL : Tampilan laman sumber sebelum di revisi ... 93

Gambar XLI : Tampilan laman sumber stelah di revisi ... 94

Gambar XLII : Tampilan laman penutup sebelum di revisi ... 94

Gambar XLIII : Tampilan laman penutup setelah di revisi ... 95

Gambar XLIV : Tampilan Kata pengentar sebelum di revisi ... 95

Gambar XLV : Tampilan Kata pengentar setelah di revisi... 96

Gambar XLVI : Tampilan menu awal sebelum di revisi ... 96

Gambar XLVII : Tampilan menu awal setelah di revisi ... 97

Gambar XLVIII : Tampilan menu materi sebelum di revisi ... 97

Gambar XLIX : Tampilan menu materi setelah di revisi ... 98

Gambar L : Tampilan soal sebelum di revisi ... 105

Gambar LI : Tampilan soal setelah di revisi ... 105

Gambar LII : Tampilan soal sebelum di revisi ... 106

Gambar LIII : Tampilan soal setelah di revisi ... 106

Gambar LIV : Tampilan soal sebelum di revisi ... 107

Gambar LV : Tampilan soal setelah di revisi ... 107

Gambar LVI : Tampilan soal sebelum di revisi ... 108

(22)

xxi

Gambar LVII : Tampilan soal setelah di revisi ... 108 Gambar LVIII : Tampilan soal sebelum di revisi ... 109 Gambar LIX : Tampilan soal setelah di revisi ... 109 Gambar LX : Tampilan soal sebelum di revisi ... 110 Gambar LXI : Tampilan soal setelah di revisi ... 110 Gambar LXII : Tampilan soal sebelum di revisi ... 111 Gambar LXIII : Tampilan soal setelah di revisi ... 111 Gambar LXIV : Tampilan soal sebelum di revisi ... 112 Gambar LXV : Tampilan soal setelah di revisi ... 112 Gambar LXVI : Tampilan soal sebelum di revisi ... 113 Gambar LXVII : Tampilan soal setelah di revisi ... 113 Gambar LXVIII : Tampilan soal sebelum di revisi ... 114 Gambar LXIX : Tampilan soal setelah di revisi ... 114 Gambar LXX : Tampilan soal sebelum di revisi ... 115 Gambar LXXI : Tampilan soal setelah di revisi ... 115 Gambar LXXII : Tampilan soal sebelum di revisi ... 116 Gambar LXXIII : Tampilan soal setelah di revisi ... 116 Gambar LXXIV : Tampilan laman materi sebelum di revisi ... 122 Gambar LXXV : Tampilan laman materi setelah di revisi ... 123 Gambar LXXVI : Tampilan laman materi sebelum di revisi ... 123 Gambar LXXVII : Tampilan laman materi setelah di revisi ... 124 Gambar LXXVIII : Tampilan skor sebelum di revisi ... 124 Gambar LXXIX : Tampilan skor setelah di revisi ... 125 Gambar LXXX : Tampilan laman materi sebelum di revisi ... 130 Gambar LXXXI : Tampilan laman materi setelah di revisi ... 130 Gambar LXXXII : Tampilan laman materi sebelum di revisi ... 131 Gambar LXXXIII : Tampilan laman materi setelah di revisi ... 131 Gambar LXXXIV : Tampilan laman materi sebelum di revisi ... 132 Gambar LXXXV : Tampilan laman materi setelah di revisi ... 132 Gambar LXXXVI : Tampilan laman materi sebelum di revisi ... 133 Gambar LXXXVII : Tampilan laman materi setelah di revisi ... 133

(23)

xxii

Gambar LXXXVIII : Tampilan laman materi sebelum di revisi ... 134 Gambar LXXXIX : Tampilan laman materi setelah di revisi ... 134 Gambar XC : Tampilan halaman pembuka sebelum di revisi ... 135 Gambar XCI : Tampilan halaman pembuka setelah di revisi ... 135 Gambar XCII : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Materi oleh Ahli

Materi ... 140 Gambar XCIII : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Isi LKPD oleh Ahli

Materi ... 142 Gambar XCIV : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Bahasa dan Tulisan

oleh Ahli Materi ... 143 Gambar XCV : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Isi LKPD oleh Ahli

Media Tahap I ... 145 Gambar XCVI : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Tampilan LKPD

Digital oleh Ahli Media ... 146 Gambar XCVII : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Bahasa dan Tulisan

LKPD Digital oleh Ahli Media ... 148 Gambar XCVIII : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Isi LKPD oleh Ahli

Media Tahap II ... 150 Gambar XCIX : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Tampilan LKPD

Digital oleh Ahli Media ... 151 Gambar C : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Bahasa dan Tulisan

LKPD Digital oleh Ahli Media ... 153 Gambar CI : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Soal pada LKPD

Digital oleh Ahli Evaluasi pembelajaran ... 155 Gambar CII : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek pembelajaran pada

LKPD Digital oleh praktisi guru I ... 157 Gambar CIII : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Isi LKPD oleh

praktisi guru I ... 158 Gambar CIV : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Tampilan LKPD oleh praktisi guru I ... 160

(24)

xxiii

Gambar CV : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Bahasa dan tulisan oleh praktisi guru I ... 161 Gambar CVI : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Pembelajaran oleh

praktisi guru II ... 163 Gambar CVII : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Isi LKPD oleh

praktisi guru II ... 165 Gambar CVIII : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Tampilan LKPD

Digital oleh praktisi guru II ... 166 Gambar CIX : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek bahasa dan tulisan

oleh praktisi guru II ... 168 Gambar CX : Hasil Analisis Data Uji coba pada Aspek pembelajaran oleh

peserta didik ... 170 Gambar CXI : Hasil Analisis Data Uji coba pada Aspek Tampilan Fisik

LKPD Digital oleh peserta didik ... 171 Gambar CXII : Hasil Analisis Data Uji coba pada Aspek Tampilan Fisik

LKPD Digital oleh peserta didik ... 173

(25)

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian ... 189 Lampiran 2a : Lembar Validasi Ahli Materi ... 190 Lampiran 2b : Lembar Validasi Ahli Media Tahap I ... 193 Lampiran 2c : Lembar Validasi Ahli Media Tahap II ... 196 Lampiran 2d : Lembar Validasi Ahli Evaluasi Pembelajaran ... 199 Lampiran 2e : Lembar Validasi Praktisi Guru I ... 201 Lampiran 2f : Lembar Validasi Praktisi Guru II ... 204 Lampiran 3 : Hasil Uji Coba Pengguna (Peserta Didik) ... 207 Lampiran 4 : Data peserta didik uji coba ... 210 Lampiran 5 : Silabus ... 211 Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 214 Lampiran 7 : Kisi-Kisi Soal ... 230

(26)

xxv

(27)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran guru dan peserta didik mempunyai keterkaitan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pembelajaran dalam hal ini adalah ketika guru dan peserta didik dapat menciptakan hubungan yang sesuai dengan kapasitas dan perannya masing masing. Tugas guru adalah menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan tidak bersifat monoton. Saat peserta didik mengalami kesulitan dalam menerima materi sehingga membuat mereka kehilangan semangat belajarnya, hal ini merupakan hambatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Maka guru perlu menciptakan sarana yang dapat membantu menyampaikan materi sehingga peserta didik dapat menerima dengan baik sebagai upaya tercapainya tujuan pembelajaran. Seiring perkembangan zaman pendidikan mengalami perubahan yang sangat pesat. Pendidikan saat ini melihat hal tersebut guru perlu melakukan pembaharuan pada proses pembelajaran menggunakan multimedia sebagai sarananya.

Namun, pada ada saat ini semua orang sedang menghadapi situasi dimana segala kegiatan serba dibatasi. Semua orang dituntut untuk dapat berdampingan dengan wabah covid-19, yang kian hari membuat cemas. Hal tersebut membuat kehidupan banyak berubah dari segala bidang. Mulai dari ekonomi, sosial budaya dan yang paling berpengaruh adalah pada bidang pendidikan. Pada bidang ekonomi, Covid-19 membuat segala aktivitas perdagangan dibatasi sehingga

(28)

banyak pedagang yang merugi, kegiatan pasar juga sempat mandek. Pada bidang sosial budaya, yang paling mencolok adalah budaya jaga jarak, wabah Covid-19 menuntut semua orang dengan kata lain menjauhi orang lainnya. Hal ini pun berpengaruh dalam bidang pendidikan. Proses belajar mengajar yang biasanya dilakukan secara tatap muka di ruang kelas akibat pandemi Covid 19 proses belajar mengajar harus dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh, hal ini dilakukan untuk mendukung pemerintah dalam menekan laju penyebaran virus Corona. Pembelajaran daring, online atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sendiri salah satunya bertujuan untuk memenuhi standar pendidikan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dengan menggunakan perangkat komputer atau gadget yang saling terhubung antara siswa dan guru maupun antara mahasiswa dengan dosen sehingga melalui pemanfaatan teknologi tersebut proses belajar mengajar bisa tetap dilaksanakan dengan baik.

Lembar Kerja Peserta Didik adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa buku petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.1

Situasi yang sedang dihadapi berbarengan dengan era saat ini yaitu Era Disrupsi sangat mendukung adanya pengembangan pada sarana pembelajaran. Era Disrupsi merupakan masa ketika perubahan terjadi sedemikian tidak terduga, mendasar dan hampir dalam semua aspek kehidupan.2 Pada dasarnya pengertian

1 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, hlm. 176.

2 Khoiruddin Bashori, Pendidikan Politik Di Era Disrupsi. Jurnal Pendidikan, Volume 2 Issue 2,

"https://jurnalsukma.org/index.php/sukma/article/view/02207.2018"Jul-Dec 2018.

(29)

Era Disrupsi tersebut sama dengan Era Industri 4.0. Saat ini memang dapat dilihat banyak terjadi tatanan-tatanan baru dalam kehidupan yang dalam konteks sekarang kontribusinya “dipaksa” oleh pandemi. Tatanan baru menggantikan tatanan lama untuk memulai kehidupan selanjutnya. Era Disrupsi relevan jika disebut semuanya serba digital. Kenyataan itu sebagai tanggapan akan adanya tatanan baru dalam berbagai bidang kehidupan yang saat ini semuanya menggunakan teknologi. Begitu juga dengan bidang pendidikan yang menunjukan kenyataan langsung atas relevansi antara Era Disrupsi dan semuanya yang serba digital. Hal ini berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi guru saat ini yaitu terkait bagaimana membuat pembelajaran jarak jauh tetap berjalan dengan menarik menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang interaktif.

Secara umum, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) memang identik dengan lembaran kertas berisi materi, tugas dan soal-soal. Namun, dalam hal ini yang menjadi permasalahan adalah kurangnya ketersediaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang menarik dan layak untuk memenuhi standar. Materi yang disajikan di dalamnya pun biasanya bersifat instan tanpa disertai penjelasan detail dan tidak ada petunjuk penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) bagi guru dan peserta didik. Hal inilah yang menyebabkan peserta didik kurang tertarik pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang ada sekaligus menjadi kelemahan dari Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) cetak itu sendiri. Pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) cetak pengemasan materi cenderung kurang bermakna bagi peserta didik sehingga menyebabkan peserta didik hanya menghafal materi tanpa memahami konsep yang ada. Dengan begitu materi yang disampaikan dalam

(30)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tersebut akan mudah dilupakan dan ketika diberikan soal yang sedikit bervariasi, peserta didik akan mengalami kesulitan..

Menanggapi masalah tersebut maka dibutuhkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital yang menarik serta layak untuk memenuhi standar dan dapat dijangkau oleh peserta didik. Seiring perkembangan teknologi serta sebagai upaya untuk menghadapi Era Disrupsi maka semakin membuat peneliti bersemangat untuk melakukan pengembangan terhadap Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) menjadi bentuk digital yang memanfaatkan multimedia sebagai sarananya dalam wujud Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital.

Pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran merupakan bagian dari pembelajaran berbasis elektronik. Dalam mengembangkan suatu produk pembelajaran yang memanfaatkan multimedia, tentunya selain efektif juga harus kreatif dan inovatif. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital menjadi salah satu wujud pengembangan tersebut. Dengan memanfaatkan multimedia berbasis perangkat lunak bernama Articulate Storyline, sebuah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital dirubah menjadi sesuatu yang menarik dan inovatif. Articulate Storyline adalah perangkat lunak yang difungsikan sebagai media komunikasi atau presentasi. Media pembelajaran menggunakan software ini tidak kalah menarik dengan media interaktif lainnya.3

Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital ini beriringan dengan tujuan peneliti untuk memudahkan guru dan peserta didik dalam menyusun dan mengakses Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ditengah Pandemi

3 Purnama, & Asto. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan Software Articulate Storyline Pada Mata Pelajaran Teknik Elektronika Dasar Kelas X Tei 1 Di Smk Negeri 2 Probolinggo. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 3(2), hlm 275–279.

(31)

Covid-19 yang mengharuskan pembelajaran dilakukan dari rumah. Sebagai upaya dalam meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan, serta sebagai tanggapan dalam menghadapi Pandemi Covid-19, dapat dilakukan dengan melakukan pembelajaran berbasis teknologi, yakni dengan berinovasi menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia dengan memanfaatkan software atau perangkat lunak yang ada.4

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Ditambah meningkatnya penggunaan smartphone oleh para peserta didik selama Pandemi Covid 19, mengharuskan guru untuk ikut mempelajarinya demi tercapai proses belajar mengajar yang efektif dan interaktif.

Maka dari itu, diperlukan bahan ajar sejarah Indonesia supaya dapat menjadi sarana bagi peserta didik dalam melatih kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam hal ini sebuah bahan ajar memiliki berbagai wujud. Salah satu contohnya adalah bahan ajar dalam wujud cetak dalam bentuk kumpulan kertas yang berfungsi sebagai pendamping pembelajaran atau penyampaian informasi, salah satu contohnya Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).5 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berbasis multimedia diharapkan dapat memberi nilai lebih serta dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. Peneliti menggunakan software Articulate Storyline dikarenakan software ini masih jarang

4 Darmawan. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

5 Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Kencana, 2014, hlm. 148.

(32)

digunakan dalam penelitian dan dipakai oleh guru dibandingkan dengan media berbasis Microsoft Power Point ataupun Adobe Flash.

Pada materi Konsep Berpikir Dalam Sejarah didalamnya terkandung banyak kausalitas sejarah yang kompleks yang mengakibatkan peserta didik sulit memahami materi tersebut. Alasan peneliti memilih materi ini karena di dalam materi ini juga memiliki keunikan dan pesan yang dapat dilihat dan dirasakan oleh siswa dalam berpikir tentang konsep sejarah. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) karena peneliti menganggap minat belajar peserta didik sangat rendah khususnya pada mata pelajaran sejarah. Pada Sekolah Menengah Kejuruan peserta didik cenderung hanya memfokuskan proses pembelajaran pada satu bidang jurusan yang dipilih. Sehingga banyak peserta didik yang menganggap mata pelajaran lain seperti mata pelajaran sejarah adalah pelajaran kedua setelah eksak dan cenderung dianggap kurang menarik.

Melihat kenyataan diatas, maka penulis tertarik untuk mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital yang berbasis multimedia perangkat lunak Articulate Storyline yang diharapkan dapat menjadi bahan ajar yang menarik, eksploratif dan dapat membangkitkan kembali semangat belajar peserta didik di tengah pembelajaran yang menggunakan sistem daring. Serta dapat menjadi referensi bagi guru dalam mengembangkan bahan ajar untuk menanggapi sekaligus mengatasi permasalahan yang ada.

B. Identifikasi Masalah

1. Penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang kurang tepat dan menarik

(33)

2. Penggunaan media digital yang kurang menarik dalam menghadapi pembelajaran daring

3. Kurangnya minat peserta didik dalam mempelajari sejarah

4. Banyaknya kausalitas sejarah yang kompleks mengakibatkan peserta didik sulit memahami materi

C. Batasan Masalah

Masalah yang akan dikaji pada penelitian ini masih luas sehingga perlu dilakukan pembatasan masalah untuk memfokuskan pada ruang lingkup penelitian yaitu usaha mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital Sejarah pada Kompetensi Dasar 3.1 Materi Konsep Berpikir Dalam Sejarah untuk peserta didik kelas X SMK.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini :

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Sejarah seperti apakah yang layak untuk peserta didik SMK Kelas X pada materi Konsep Berpikir Dalam Sejarah ? E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian pengembangan ini sebagai berikut:

1. Untuk mengembangkan LKPD Digital berbasis perangkat lunak Articulate Storyline sebagai bahan ajar sejarah pada materi Konsep Berpikir Dalam Sejarah siswa kelas X SMK semester Ganjil

(34)

2. Untuk mengetahui kelayakan LKPD Digital berbasis perangkat lunak Articulate Storyline sebagai media pembelajaran sejarah pada materi Konsep Berpikir Dalam Sejarah siswa kelas X SMK semester Ganjil

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang dihasilkan pada akhir penelitian ini adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital Sejarah Indonesia. Spesifikasi produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. LKPD Digital yang dikembangkan sesuai dengan materi mata pelajaran Sejarah Indonesia di SMK kelas X.

2. LKPD Digital yang dikembangkan memuat materi Sejarah Indonesia Kompetensi Dasar 3.1 Materi Konsep Berpikir Dalam Sejarah pada Kelas X SMK Semester Ganjil

3. LKPD Digital dikembangkan dengan memanfaatkan software Articulate Storyline.

4. LKPD Digital yang dikembangkan mudah diakses oleh peserta didik kapanpun dan dimanapun dengan syarat koneksi internet yang baik terpenuhi.

5. Tampilan LKPD Digital menarik dan mudah diaplikasikan serta dilengkapi dengan berbagai fitur yang mendorong siswa untuk bereksplorasi.

6. Sasaran produknya yaitu peserta didik kelas X SMK.

G. Manfaat Penelitian dan Pengembangan

Luaran dari produk yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dimanfaatkan di bidang pendidikan. Terutama bagi guru dan peserta didik dalam

(35)

pembelajaran Sejarah Indonesia. Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memiliki manfaat teori yang berkaitan dengan pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital Sejarah untuk SMK kelas X sekaligus menjadi bahan kajian atau referensi penelitian yang relevan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian dan pengembangan dengan luaran yang sama. Terlebih di dalamnya terdapat materi serta bahan evaluasi yang terkait dengan pembelajaran sejarah pada materi Konsep Berpikir dalam Sejarah kelas X SMK.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah keterampilan dalam mengembangkan bahan ajar yang layak dan menarik bagi peserta didik serta dapat menerapkan pembelajaran menggunakan metode R&D (Research and Development) dalam proses pembelajaran.

b. Bagi guru

Penelitian sebagai alternatif bagi guru dalam memilih media yang tepat untuk lebih inovatif, kreatif, efektif dan efisien sehingga dapat membuat pembelajaran sejarah menjadi menyenangkan dengan memanfaatkan Articulate Storyline.

(36)

c. Bagi peserta didik

Penelitian ini dapat menarik minat dan motivasi belajar siswa pada materi yang telah disampaikan melalui Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital kembangan.

d. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat memberikan masukan dalam pengembangan sumber belajar, sebagai perbaikan pembelajaran sejarah di sekolah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

(37)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme a. Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan sebuah teori dalam dunia pendidikan yang digunakan atau diaplikasikan dalam pembelajaran. Menurut teori Konstruktivisme ini sendiri, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Dalam hal ini pembentukan pengetahuan tersebut dilakukan oleh guru dan peserta didik.

(Baharuddin, 2008:116) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran siswa harus terlibat aktif dan siswa dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas. Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan mengajar menggunakan cara-cara membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan relevan bagi siswa. Dengan hal tersebut dapat dipahami bahwa dalam teori Konstruktivisme, dalam pembelajaran guru melakukan perancangan dan pengembang program-program pembelajaran ini berperan untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya suatu proses belajar. Sedangkan peserta didik harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna sesuatu yang dipelajarinya.6

Berdasarkan pemahaman para ahli mengenai Teori Konstruktivisme diantaranya :

6 1 I Ketut Sudarsana, Optimalisasi Penggunaan Teknologi Dalam Implementasi Kurikulum Di Sekolah (Perspektif Teori Konstruktivisme). Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.1 No. 1, 2018, hlm 13-14.

(38)

Menurut Trianto (2007:13) teori konstruktivisme merupakan teori yang berupaya mengarahkan bagaimana peserta didik harus secara mandiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.

Sedangkan menurut Sagala (2008:88) mengemukakan bahwa esensi dari teori konstruktivisme adalah saat peserta didik secara mandiri harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik sendiri.7 John Dewey (1950) mengungkapkan bahwa pendidik atau guru yang cakap perlu melaksanakan pengajaran dan pembelajaran sebagai proses dalam penyusunan dan pembinaan pengalaman secara berkesinambungan serta menekankan kepentingan keikutsertaan peserta didik dalam setiap proses pembelajaran.8

b. Pembelajaran Konstruktivisme

Pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu kegiatan atau usaha oleh guru untuk membuat peserta didik belajar. Dengan kata lain, pembelajaran memiliki tujuan untuk menciptakan kondisi belajar antara pengajar dan pelajar.

Definisi pembelajaran lainnya adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik.9 Pembelajaran memiliki beberapa pandangan berdasarkan bagaimana penerapannya. Dalam konteks ini menggunakan pendekatan konstruktivisme.

7 Ibid, hlm 15

8 Y.R Subakti, Paradigma Pembelajaran Sejarah, dalam jurnal Historia Vitae, SPSS vol.24, no.

1, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, April 2010, hlm.6.

9 Sadiman, Arief S., R. Rahardjo, Anung Haryono, Hardjito. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, Dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali. 1986, hlm. 7.

(39)

Pendekatan dalam pembelajaran memberi arahan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran itu sendiri agar lebih terarah dan bertujuan.

Konstruktivisme memberikan pengaruh terhadap bidang pendidikan melalui teori belajar dan pembelajaran, dilihat dari sisi perspektif konstruktivisme, belajar dipandang sebagai:

“Learning is view as a regulatory process of struggling with the conflict between existing personal models of the world and discrepant new insight, constructing new representation and models of reality as a human meaning making venture with culturally develop tool and symbols, and further negotiating such meaning through cooperative social activity, discourse and debate” (Wilson, 1996; Khodijah, 2016).

Dengan begitu dapat dipahami bahwa, belajar dipandang sebagai proses usaha dengan konflik antara model pribadi yang ada di dunia dan wawasan baru yang tidak sesuai, membangun representasi baru dan model realitas sebagai usaha membuat makna manusiawi dengan alat dan simbol yang dikembangkan melalui budaya, dan lebih lanjut menegosiasikan makna tersebut melalui kooperatif.

aktivitas sosial, wacana dan debat.

Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme kegiatan belajar merupakan suatu gambaran sebagai konstruksi pengetahuan (knowledge construction). Pada pembelajaran konstruktivisme menganggap bahwa konstruksi pengetahuan hanya sebagian besar berasal dari dalam diri individu dan sebagian lagi berasal dari interaksi sosial.10 Dengan hal itu sama pengertiannya bahwa lingkungan sosial lah yang membuat peserta didik mampu mengkonstruksi pengetahuannya. Sehingga melalui pembelajaran yang berbasis konstruktivisme, peserta didik dapat berproses secara aktif dalam membangun pengetahuan

10 Triyanto. Model–Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2007, hlm. 34.

(40)

c. Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran

Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme dapat diterapkan pada semua jenjang satuan pendidikan. Dengan membangun pengetahuan melalui berbagai sumber, peserta didik merasa diberikan kesempatan untuk memiliki kebebasan untuk membangun apa yang mereka pikirkan.11 Sehingga dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme akan menciptakan peserta didik yang aktif dalam memahami materi yang diberikan sehingga pengalaman belajar peserta didik akan bertambah sesuai dengan apa yang mereka lakukan dalam proses belajarnya.12 Pada penerapannya dalam pembelajaran, konstruktivisme memiliki prinsip-prinsip diantaranya :

Prinsip-Prinsip Dasar Pembelajaran Menurut Konstruktivisme13

i. Membangun interpretasi peserta didik beserta pengalaman belajar ii. Menjadikan pembelajaran sebagai proses aktif dalam membangun

pengetahuan tidak hanya sebagai proses komunikasi pengetahuan iii. Kegiatan pembelajaran bertujuan untuk pemecahan masalah (problem

solving)

iv. Pembelajaran bertujuan pada proses pembelajaran itu sendiri, bukan pada hasil pembelajaran

v. Pembelajaran berpusat pada peserta didik

vi. Mendorong peserta didik untuk mencapai tingkat berpikir yang lebih tinggi (high order thinking).

11 Ibid, hlm. 17.

12 Yuri Yanti , Masril , Hidayati , Yenni Darvina. Pengaruh Penerapan Lks Virtual Laboratory Dalam Pembelajaran Konstruktivisme Terhadap Pencapaian Kompetensi Fisika Siswa Kelas Xi Sman 15 Padang. Pillar Of Physics Education, Vol 12. No 1, 2019, 153-160

13 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan Dan Aplikasi, (Jakarta: Pt Rineka Cipta, 2008), hlm. 90

(41)

d. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme

Dalam penerapannya, pembelajaran berbasis konstruktivisme memiliki karakteristik yang dapat dijadikan indikator bahwa pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme.

Menurut Brophy (2002 : 11) dalam Wardoyo (2013: 39) menyebutkan:

1) Peserta didik mengkonstruksi pembelajaran mereka

2) Pembelajaran yang baru tergantung pada pemahaman yang ada

3) Tugas belajar yang autentik diperlukan untuk meyakinkan adanya pembelajaran yang bermakna

Dengan mengetahui karakteristik tersebut, maka akan lebih mudah menjadi indikasi sebuah pembelajaran konstruktivisme diterapkan dengan baik dalam pembelajaran.

2. Hakikat Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar yang pada prinsipnya menggambarkan aktivitas guru, sedangkan pembelajaran

(42)

menggambarkan aktivitas peserta didik.14 Pembelajaran juga diartikan sebagai suatu proses terjadinya interaksi antara peserta didik dan pendidik dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu.

Selain itu pembelajaran adalah perpaduan antara kegiatan belajar. Belajar sendiri dapat diartikan suatu perubahan pada individu, perubahan disini termasuk penguasaan pengetahuan, keterampilan sikap, nilai/karakter, dan penggunaan pengetahuan dalam kehidupan sosial.15

Pembelajaran menjadi jantung pendidikan, keberhasilan pembelajaran sangat menentukan kualitas pendidikan, dan proses pembelajaran yang dilakukan akan menentukan apakah peserta didik memperoleh nilai dan makna dari rangkaian proses pendidikan yang dialami. Maka dari itu, pembelajaran dikatakan sangat penting karena didalamnya terjadi proses interaksi antara guru sebagai pembawa atau penyampai materi sedangkan siswa sebagai penerima materi.16 Melalui arti penting pembelajaran tersebut, sebuah proses pembelajaran tidak dapat dianggap remeh. Dimulainya kemajuan sebuah bangsa, dimulainya pula proses pembelajaran yang maksimal.

Dalam pembelajaran sejarah, peran penting pembelajaran terlihat jelas bukan hanya sebagai proses transfer ilmu atau materi melainkan proses yang dapat mendewasakan peserta didik sehingga nantinya dapat memahami identitas dan jati diri bangsa melalui pemahaman yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa sejarah.

Pembelajaran sejarah dapat menjadi pembelajaran yang imajinatif dan mempunyai

14 Nata Abuddin, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2009, hlm.

85.

15 Slameto, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, hlm.33.

16 Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah Isu, Gagasan Dan Strategi Pembelajaran.

Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014, hlm. 56.

(43)

banyak manfaat bila dilakukan dengan menggunakan model, strategi dan media yang tepat. Mempelajari sejarah berarti berusaha memahami bahwa dalam perjalanan kehidupan manusia selalu terdapat kekuatan yang adikodrati yang secara langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi gerak kehidupan manusia. Melalui sejarah kita juga dapat belajar banyak hal mendapatkan hikmah dari setiap peristiwa masa lampau untuk dipersiapkan pada kehidupan masa depan yang lebih baik.

Dalam pembelajaran sejarah, perlu adanya sebuah tujuan. Tujuan yang dimaksud adalah supaya dalam prosesnya, pembelajaran memiliki orientasi untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Pembelajaran sejarah nasional memiliki tujuan diantaranya:17

1. Membangkitkan, mengembangkan serta memelihara semangat kebangsaan;

2. Membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita kebangsaan dalam segala kenyataan;

3. Membangkitkan hasrat mempelajari sejarah kebangsaan dan mempelajarinya sebagai bagian dari sejarah dunia

4. Menyadarkan pesrta didik tentang cita-cita bangsa serta perjuangan untuk mewujudkan cita-cita itu sepanjang masa.

b. Karakteristik Pembelajaran Sejarah

Setiap pembelajaran dengan berbeda-beda bidang ilmu memiliki karakteristiknya masing-masing, begitu pula dengan pembelajaran sejarah.

Menyesuaikan dengan itu, beberapa karakteristik pembelajaran sejarah diantaranya:

17 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005, hlm. 351.

(44)

1. Pembelajaran Sejarah mengajarkan soal kesinambungan dan perubahan Menurut Wineburg (2006:17-18) “Berpikir sejarah mengharuskan kita mempertemukan dua pandangan yang saling bertentangan: pertama, cara berpikir yang kita gunakan sekarang ini merupakan warisan yang tidak dapat dihilangkan.”

Kedua, jika berusaha menghilangkannya mau tidak mau harus melihat masa lalu dengan penglihatan masa kini.

Selanjutnya Daliman (2012) menjelaskan bahwa “Konsep perubahan merupakan konsep yang paradoksal” Perubahan pada dasarnya memadukan pengertian mengenai suatu perbedaan dan suatu yang tetap sama.

2. Pembelajaran Sejarah Mengajarkan Tentang Jiwa Zaman

Saat mempelajari sejarah maka akan sama halnya dengan mengerti bagaimana menyesuaikan pola dan tindakan manusia pada cara pandang di masa lalu.

Sehingga dapat dikatakan, mempelajari sejarah sama dengan mempelajari bagaimana semangat, ide serta jiwa manusia pada masanya.

3. Pembelajaran sejarah bersifat kronologis

Kronologi dan periodisasi tidak dapat dilepaskan dari materi sejarah.

Pembelajaran sejarah sama dengan pembelajaran kronologis yang mengajarkan peserta didik untuk memahami serta berpikir sistematis, runtut dan sesuai dengan hukum kausalitas.

4. Pada hakikatnya pembelajaran sejarah mengajarkan tentang perilaku manusia.

Pelaku sejarah pada dasarnya yaitu manusia itu sendiri, maka dari itu sejarah dapat juga diartikan bercerita tentang manusia. Selain itu, juga tentang masyarakat dan bahkan tentang sebuah bangsa. Meskipun begitu pelaku utama sejarah tetaplah setiap individu manusia itu sendiri. Maka, dengan memahami perilaku

(45)

manusia sama saja membuat kita belajar tentang nilai-nilai positif untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu sejarah pada akhirnya.18 3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital

a. Pengertian LKPD

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas dan harus dikerjakan oleh peserta didik. Secara umum, LKPD memang identik dengan lembaran kertas berisi materi, tugas dan soal-soal.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang pada penerapannya harus dikerjakan oleh peserta didik.19 Secara konvensional pada dasarnya Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan suatu sarana pembelajaran berbentuk cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, serta petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan peserta didik serta mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Berdasarkan pengertian dari Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) diatas, maka sebuah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) digunakan oleh guru dan peserta didik dalam menyampaikan maupun menerima tugas, soal dan ringkasan materi, sekaligus menjadi sarana pembelajaran yang penting guna mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Biasanya Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) disusun seringkas mungkin dengan memaksimalkan isi yang ada di

18 Heri Susanto, op.cit., hlm 59-60

19 Rozaliafransi, Dkk.”Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Materi Dunia Tumbuhan”, Riau:

Universitas Riau, Indonesia, 2015, hlm. 6.

(46)

dalamnya guna menunjang pembelajaran bagi peserta didik dalam memahami materi sehingga dapat membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik.

b. Pengertian Digital

Digital menggambarkan penggunaan sebuah teknologi elektronik. Digital juga merupakan salah satu bentuk modernisasi atau pembaharuan dari penggunaan teknologi yang mana sering dihubungkan dengan kemunculan internet, gawai dan komputer. Digital merupakan kombinasi urutan bilangan-bilangan biner 0 dan 1 untuk proses informasi yang mudah, cepat dan akurat. Sinyal disebut sebuah “bit”

teknologi digital yang memiliki beberapa keistimewaan unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog diantaranya:20

a. Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi (instant).

b. Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri.

c. Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk.

d. Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimnya secara interaktif.

Teknologi digital terus mengalami perkembangan dari masa ke masa, perkembangannya mencakup berbagai bidang mulai dari social, ekonomi hingga bidang pendidikan. Perkembangan-perkembangan ini tatkala membawa berbagai dampak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, setiap individu tertarik untuk menggunakan dan memanfaatkan setiap perkembangan ini.

Pemanfaatan tersebut pun terwujud dalam berbagai tujuan. Salah satunya dalam

20Jack Febrian, Farida Andayani. Kamus Komputer dan Istilah Teknologi Informasi, Bandung : Informatika, 2002, hlm. 142.

(47)

bidang pendidikan yang memanfaatkan digital sebagai media pembelajaran dan bahkan sebagai pengganti bahan ajar yang sebelumnya kebanyakan menggunakan media cetak. Akibat diberlakukannya pembelajaran daring pemanfaatan media digital semakin pesat berkembang dalam dunia pendidikan.

Penggunaan digital dalam dunia pendidikan sudah sangat lumrah terjadi.

Hal ini juga sekaligus sebagai tanggapan akan berlangsungnya Era Disrupsi atau Era Revolusi Industri 4.0. Penggunaan teknologi digital dalam dunia pendidikan juga memiliki tujuan yaitu untuk mempermudah jalannya pembelajaran.

Pembelajaran yang menggunakan teknologi digital membantu baik guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran daring maupun luring. Dapat terlihat pemanfaatan teknologi digital yang fleksibel digunakan dalam situasi pembelajaran apapun. Pada masa sekarang, teknologi digital menjadi semakin penting tatkala menjadi pemicu motivasi seseorang dalam proses belajarnya.21

c. Pengertian LKPD Digital

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital memiliki pengertian yang sama dengan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Konvensional pada umumnya.

Penambahan kata Digital menunjukan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital memanfaatkan teknologi dalam bentuk media dalam pengaplikasiannya. Perkembangan teknologi yang sedang dihadapi di Era Disrupsi ini telah membawa perubahan mendasar dan drastis dalam paradigma dunia pendidikan. Sarana pembelajaran yang selama ini dianggap terpusat dalam

21 H.M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Penerbit Grapindo, 2001

(48)

bentuk cetak, saat ini telah berkembang menjadi digital dengan memanfaatkan media elektronik.

Berbagai kemudahan semakin mudah pula dijumpai saat ini.

Perkembangan teknologi membuat manusia semakin kreatif, namun dapat juga membuat manusia itu sendiri merugi. Semua itu tergantung bagaimana setiap individu menyikapi perkembangan yang ada. Dalam konteks ini, dunia pendidikan tak luput dari perkembangan tersebut. Sebagai wujudnya adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital, dengan memanfaatkan teknologi sehingga dapat tercipta sebuah Lembar Kerja bagi peserta didik yang lebih menarik, lebih interaktif dan mudah dijangkau. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital memanfaatkan teknologi terutama internet dalam mengembangkannya. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital dapat berbentuk Web, perangkat lunak maupun HTML. Semua itu tergantung bagaimana mengembangkannya menjadi sebuah Lembar Kerja bagi peserta didik yang tetap ringkas namun tetap memuat materi, soal dan tugas siswa serta dapat lebih menarik dan interaktif.

d. Fungsi LKPD Digital

Sebagai sarana untuk membantu dan mempermudah dalam pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital memiliki fungsi sebagai berikut:22

1. Sebagai sarana pembelajaran yang dapat meminimalisir peran seorang guru demi meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.

22 Diana Rosanti, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Memfasilitasi Kemampuan Problem Solving Siswa”, Kalimantan: Universitas Tanjungpura, 2013, hlm. 3

(49)

2. Sebagai sarana pembelajaran yang mempermudah peserta didik dalam memahami materi, soal maupun tugas yang diberikan.

3. Sebagai sarana pembelajaran yang ringkas dengan memaksimalkan isi materi.

4. Memudahkan pelaksanaan pembelajaran.

e. Manfaat LKPD Digital

Pada dasarnya Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital sama dengan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) konvensional lainnya, hanya dibedakan oleh media penyampaian dan pengembangannya. Jika Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) konvensional menggunakan media cetak dalam bentuk buku, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital menggunakan media digital salah satunya berbasis perangkat lunak yang dikembangkan menjadi sebuah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital yang menarik dan interaktif. Sehingga manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Digital tetap sama seperti LKPD konvensional lainnya.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) digunakan dalam proses pembelajaran karena memiliki manfaat sebagai berikut:23

1. Memudahkan pendidik mengelola proses pembelajaran, dari teacher oriented yakni semua kegiatan berpusat pada pendidik menjadi student oriented yakni kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2. Membantu pendidik mengarahkan peserta didik memahami konsep atau menemukan konsep melalui aktivitasnya sendiri.

3. Memudahkan pendidik memantau keberhasilan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

23 Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis. Pendidikan IPA II. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

1991, hlm. 41

Gambar

Tabel 7 : Hasil penelitian produk LKPD Digital pada aspek Materi oleh ahli  materi
Gambar XVII. Tampilan Menu Awal kesalahan pada tulisan sebelum di revisi
Tabel 13 : Hasil validasi produk LKPD Digital pada aspek Tampilan LKPD  Digital oleh Ahli Media (tahap 1)
Tabel 15 : Rekapitulasi hasil penilaian produk LKPD Digital oleh ahli  media tahap I
+7

Referensi

Dokumen terkait

No.. Uji ahli bahasa hanya terdapat satu aspek penilaian yaitu aspek bahasa. Aspek bahasa ini digunakan untuk memberi penilaian terhadap bahasa yang digunakan dalam

Berdasarkan hasil skor uji internal dari validasi ahli materi, validasi ahli media, dan validasi oleh praktisi (guru), maka dapat disimpulkan bahwa infografik

dikategorikan “sangat baik” berdasarkan penilaian praktisi (guru IPA) didukung dengan keterlaksanaan service learning sebesar 100% dengan kategori sangat baik, 2)

Dari hasil penilaian yang telah dilakukan oleh tiga validator yang terdiri dari 2 dosen kimia dan 1 guru kimia, diperoleh persentase validitas isi dan validitas

Aspek-aspek yang dinilai dalam kepraktisan LKPD respon guru dan respon peserta didik terhadap LKPD berdasarkan penilaian validator dikatakan sangat praktis karena

1) Pada analisis kebutuhan guru, diperoleh hasil bahwa guru terbatas dalam mengembangkan RPP, metode yang dilakukan guru dalam pembelajaran lebih dominan pada

Jurnal Pendidikan Tambusai 9226 Expert Validasi Uji Praktikalitas Produk Angket Respon guru dan peserta didik Mengetahui tingkat praktikalitas produk Assessment Phase

Dengan demikian data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah hasil validasi pakar, respon guru dan peserta didik terhadap LKPD berbasis Problem Based Learning melalui hasil validasi