LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI II DPR – RI KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU
PADA RESES MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2020 – 2021 15 FEBRUARI S/D 17 FEBRUARI 2021
I I II II II II II II II II II II II II II II II
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA FEBRUARI 2021
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI II DPR – RI KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU
PADA RESES MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2020 – 2021 15 FEBRUARI S/D 17 FEBRUARI 2021
I. PENDAHULUAN
A. DASAR KUNJUNGAN KERJA RESES
Komisi II DPR RI telah melakukan kunjungan spesifik ke Kantor Gubernur Kepulauan Riau dan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (Kanwil BPN) Provinsi DI Kepulauan Riau, dilakukan dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi DPR, khususnya fungsi pengawasan serta menampung dan menindaklanjuti aspirasi dari pemerintah daerah ataupun masyarakat yang terkait dengan lingkup tugas Komisi II DPR RI.
Pada periode pemerintahan ke-II Bapak Jokowi tentu banyak harapan besar yang ingin diwujudkan bersama, terutama terkait dengan 5 (lima) Prioritas Kerja 2019-2024 yaitu: 1) pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) 2) pembangunan infrastruktur 3) simplifikasi regulasi 4) penyederhanaan birokrasi 5) transformasi ekonomi.
Namun pandemi covid-19 yang melanda Indonesia dari awal bulan Maret 2020 telah merubah tatanan kehidupan masyarakat di Indonesia, terutama perubahan dari sisi penyelenggaraan pemerintahan. Pelayanan pertanahan menjadi salah satu jenis pelayanan publik yang penyelenggaraannya tetap harus dapat berjalan guna memenuhi kebutuhan masyarakat, antara lain:
reforma agraria, pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), pelaksanaan sertifikat elektronik, penyelesaian konflik pertanahan dan penataan tata ruang wilayah. Protokol kesehatan covid-19 wajib diterapkan di setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan guna mencegah penularan covid-19 serta melakukan penyesuaian sistem kerja ASN termasuk optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam upaya mewujudkan berbagai program prioritas kerja 2019-2024. DPR RI sebagai lembaga negara yang bertugas mengawasi jalannya pemerintahan perlu memastikan pemerintah pusat dan pemerintah daerah bekerja maksimal untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang produktif, aman covid-19, dan sejahtera.
Secara khusus Kunjungan Kerja Komisi II DPR RI ke Provinsi Kepulauan Riau ini adalah ingin mendapatkan masukan maupun informasi yang sejelas- jelasnya berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang ada di wilayah Provinsi Kepulauan Riau sesuai dengan lingkup tugas Komisi II DPR RI, antara lain:
1. Penyelenggaraan pemerintahan daerah, reformasi birokrasi, dan pelayanan publik di masa pandemi covid-19;
2. Evaluasi pelaksanaan program KTP-elektronik;
3. Evaluasi pelaksanaan seleksi CPNS dan PPPK tahun 2019;
4. Evaluasi pelaksanaan pilkada serentak 9 Desember 2020;
5. Pelaksanaan kebijakan sertifikat elektronik;
6. Evaluasi pelaksanaan reforma agraria dan tata ruang wilayah Provinsi Kepulauan Riau serta penyesuaian dengan UU Cipta Kerja;
7. Evaluasi pelaksanaan program PTSL;
8. Evaluasi Pelaksanaan program pemetaan dan penanganan kasus-kasus Pertanahan.
Tim kunjungan Komisi II DPR RI ke Provinsi Kepulauan Riau berjumlah 18 orang anggota yang dipimpin oleh Ketua Komisi II DPR RI Yth. Bapak Dr. H.
Ahmad Doli Kurnia Tandjung, S.Si., M.T. beserta anggota tim yang terdiri dari:
No. No.Anggota NAMA KETERANGAN
1 A-270 Dr. H. Ahmad Doli Kurnia Tandjung, S.Si., M.T.
Ketua Tim/Ketua Komisi II/F- Golkar
2 A-367
Saan Mustopa, M.Si Wakil Ketua Komisi II/F- Nasdem
3 A-146 M.R. Ihsan Yunus,
BA.,B.Comm.,ME.Con Anggota/F-PDIP
4 A-240 Drs. Cornelis, MH. Anggota/F-PDIP
5 A-165 Yadi Srimulyadi Anggota/F-PDIP
6 A-195 Drs. H. Heru Sudjatmoko, M.Si Anggota/F-PDIP 7 A-310 Agung Widyantoro, SH.,M.Si Anggota/F-Golkar 8 A-273 Ir. H. Arsyadjuliandi Rachman,
MBA Anggota/F-Golkar
9 A-133 Elnino M. Husein Mohi, ST.,M.Si Anggota/F-Gerindra 10 A-105 Andika Pandu Puragabaya, S.
Psi.,M.Si.,M.Sc Anggota/F-Gerindra
11 A-358 Ir. Hj. Sri Kustina Anggota/F-Nasdem
12 A-386 Irjen. Pol (purn) Drs Y. Jacki Uly,
M.Hum Anggota/F-Nasdem
13 A-015 H. Yanuar Prihatin, M.Si Anggota/F-PKB
14 A-528 Rezka Oktoberia Anggota/F-Demokrat
15 A-422 Dr. H. Mardani, M.Eng Anggota/F-PKS
16 A-417 Drs. H. Chairul Anwar, Apt Anggota/F-PKS 17 A-484 Drs. H. Guspardi Gaus, M.Si Anggota/F-PAN
18 A-465 Hj. Nurhayati Anggota/F-PPP
19 Dra. Hani Yuliasih, M.Si Kabagset
20 Dicky Firmansyah Sekretariat
21 M. Hisyam Wildani Sekretariat
22 Aniyah Sekretariat
23 Anggia Michel Tenaga Ahli
24 Wardi Taufiq Tenaga Ahli
25 Tiara Annisa Media Sosial
26 Maulana Fityan Aunillah TV Parlemen
Tim kunjungan kerja didampingi oleh 2 (dua) tenaga ahli, 4 (empat) staf dari Sekretariat Komisi II DPR RI, 1 (satu) reporter dari media sosial, dan 1 (satu) reporter dari TV parlemen DPR RI.
B. WAKTU KUNJUNGAN KERJA RESES
Kunjungan kerja dilaksanakan pada tanggal 15 Februari s/d 17 Februari 2021. Komisi II DPR RI telah melakukan kunjungan kerja ke Kantor Gubernur Kepulauan Riau dan Kanwil BPN Provinsi Kepulauan Riau dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi dewan, dibidang pengawasan.
II. HASIL KUNJUNGAN
A. PERTEMUAN DI KANTOR GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
Materi Plh. Gubernur
Dalam sambutannya, Plh Gubernur memulai paparannya dengan beberapa isu-isu penting. Secara berurutan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kondisi Existeing Covid19 Beserta Data Vaksinasi Prov Kepulauan Riau
2. Laporan Cakupan Vaksinasi Tenaga Kesehatan Kepulauan RI
3. Penyelenggaraan Pemerintahan di Masa Pandemi a. Implementasi Reformasi Birokrasi
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah melakukan pemetaan kesesuaian tugas pokok dan transformasi jabatan struktural ke jabatan fungsional tertentu.
Terdapat Perangkat Daerah yang belum dilakukan Pemetaan, karena masih banyaknya tugas fungsi administrasi yang belum terakomodir ke dalam jabatan fungsional.
Masih menunggu penyempurnaan Revisi Peraturan Menteri PAN RB Nomor 28 Tahun 2019 tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi ke Dalam Jabatan Fungsional yang akan dirumuskan oleh KEMENPAN RB sebagai landasan proses penyetaraan jabatan pada tahun 2021.
b. Pelaksanaan e-Government
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sudah menerapkan e- government dalam penyelenggaraan pelayanan publik khususnya di beberapa sektor, misalnya SEMANJA, SIJEMPOL, SIAP, SILAT, dll.
Sistem e-government yang diterapkan tersebut dapat memangkas proses birokrasi sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat lebih efektif dan efisien. e-government dapat menghemat waktu dan biaya.
4. Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pada Masa Pandemi Covid-19 Pelaksanaan
• Kondisi penyelenggaraan pelayanan publik di Provinsi Kepulauan Riau di masa pandemi terlaksana secara efektif
• Melakukan penutupan sementara untuk pelayanan tatap muka dan menggantinya dengan pelayanan secara online pada awal pandemic
• Kembali normal dilaksanakan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan dan secara daring (online)
Kendala
• Masih terbatasnya infrastruktur sarana dan prasarana untuk pelayanan publik yang berbasis digital
• Adanya kebijakan bekerja dari rumah (work from home) bagi sebagian pegawai khususnya pada OPD yang memiliki kasus konfirmasi positif
• Belum maksimalnya kesadaran masyarakat akan kewajiban PROKES
• Adanya kebijakan untuk melakukan refocussing dan realokasi anggaran
5. Implementasi Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020
Pos pendanaan terkait pelaksanaan Instruksi Presiden No.4 Tahun 2020 dapat dilihat pada data berikut:
Kendala
• Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui SKPD harus lebih teliti dalam melakukan refocussing kegiatan maupun realokasi anggaran agar sesuai dengan target yang sudah direncanakan
• Kendala dalam melakukan Proses Pengadaan Barang dan Jasa terutama pengadaan alat-alat kesehatan Termasuk Alat Uji Rapid Test dan PCR Swab dikarenakan jumlah yang terbatas.
• Memerlukan pemahaman dan penyamaan persepsi dari seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
Dampak
• Beberapa indikator kinerja program dan kegiatan tidak mencapai target yang sudah direncanakan.
• Perubahan metode pelaksanaan kegiatan
• Keterbatasan akses jaringan telekomunikasi (internet) di beberapa lokasi dan daerah.
• Pelaksaan pelayanan tatap muka kepada masyarakat tidak terlaksana secara baik
6. Pelaporan Ke Ombudsman RI Perwakilan Kepulauan Riau 6.1. Penerimaan Laporan Perbulan rata-rata berjumlah 26 kasus
6.2. Registrasi Laporan Masyarakat
6.3. Instansi Terlapor
6.4. Substansi Laporan
7. Pemeriksaan Laporan / Keasistenan Pemeriksaan Laporan
8. Pelaksanaan Rekruitmen PNS dan PPK di Kepulauan Riau
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah mempersiapkan Ruangan Computer Assisted Test (CAT) untuk pelaksanaan seleksi CPNS dan PPPK Tahun 2021 serta penyediaan anggaran untuk operasional pelaksanaan seleksi.
Usulan kebutuhan CPNS 2021 sebanyak 62 formasi CPNS kemudian diverifikasi menjadi 38 formasi.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengajukan usulan kebutuhan sebanyak 1.044 formasi Guru disesuaikan dengan jumlah kebutuhan Guru Provinsi Kepuauan Riau sampai dengan tahun 2024 sebanyak 3.964 orang
9. Pelaksanaan Program KTP-el di Kepulauan Riau
Pelaksanaan perekaman KTP-el di Kepulauan cukup baik. Dari data yang ada sudah mendekati 100 persen. Hal ini sebagai hasil dari sikap proaktif pemerintah daerah dalam memaksimalkan program tersebut.
10. Permasalahan Terkait Pelaksanaan Program KTP Elektronik
11. Pelaksanaan Pilkada Serentak di Kepulauan Riau
12. Implementasi Gerakan Pilkada Sehat 2020 di Prov Kepulauan Riau
13. Pelaksanaan Pilkada Serentak Di Provinsi Kepulauan Riau 13.a. Sasaran Pemilih Tetap (DPT)
13.b. Hambatan
B. Sambutan Katua Komisi II DPR RI
Dr. H. Ahmad Doli Kurnia Tandjung, S.Si., M.T. (Fraksi Partai Golkar) Secara umum, Pilkada serentak 2020 dapat berjalan dengan baik dan suskes.
Kekhawatiran yang sebelumnya muncul terkait kondisi pandemic Covid19 dapat kita buktikan bahwa Pilkada tidak memunculkan klaster baru. Dan Pilkada pun juga berjalan dengan baik sebagaimana kita saksikan bersama.
Saat ini sudah masuk pada tahapan akhir di MK bagi calon yang mengalami perselisihan akhir perolehan suara.
Agar penyelenggaraan Pilkada semakin baik kedepan, Komisi II juga telah membentuk Panja terkait pelaksanaan Pilkada serentak 2020. Banyak masukan-masukan yang umumnya berangkat dari kasus di lapangan yang akhirnya Komisi II memutuskan untuk dilakukan evaluasi. Dengan demikian, kami menganggap penting untuk membentuk Panja tersebut.
Isu lain yang cukup menonjol terkait dengan penyelenggaraan Pilkada adalah soal perekeman e-KTP yang kerap menjadi masalah. Dan sejak awal, isu ini selalu menjadi perhatian di Komisi II DPR RI. Pada setiap event Pilkada, selalu ditemukan DPT yang bermasalah. Hal ini terkait dengan masalah
hulunya yang memang belum tuntas. Kasus ini juga terjadi pada saat Pilkada di Kepulauan Riau.
Masalah berikutnya yang juga menjadi perhatian Komisi II DPR RI adalah pentingnya kebersamaan agar kita semua bisa segera keluar dari situasi Pandemi Covid19. Data-data ril terkait hal tersebut menjadi sangat penting dan juga menyangkut pelaksanaan vaksinasi yang harus segera dimassifkan.
Kemendagri perlu juga memberikan perhatian terkait bagaimana Pemda bisa segera melaksanakan vaksinasi ini.
Kemudian mengenai isu-isu aktual yang kerap dibahas di Komisi II DPR RI, yaitu mengenai penjualan pulau. Kepri sebagai wilayah kepulauan juga mengalami masalah ini. Kami perlu juga mengingatkan agar hal tersebut jangan sampai terjadi. Sejengkal pun tanah air kita jangan sampai lepas.
Berikutnya soal reformasi birokrasi. Saat ini, Komisi II, berdasarkan rapat Bamus DPR RI, diminta untuk menyusun perubahan UU ASN. Tentu ini masih panjang dan belum tahu akan seperti apa nanti karena kami juga perlu duduk bersama dengan pemerintah. Sejak awal kami di Komisi II DPR RI, kami selalu mendapatkan masukan dari teman-teman Tenaga Honorer dengan berbagai macam aspirasi yang disampaikan yang tentu saja terkait pentingnya pengakuan dan peningkatan kesejahteraan mereka. Tenaga Honorer selalu menjadi isu penting yang perlu juga selesaikan, meskipun kita saat ini sudah punya kanal ASN, yaitu PNS dan PPPK.
Hal lain yang juga penting adalah pelaksanaan e-Government. Di Kepri, pada beberapa sektor sudah mempraktekkan hal tersebut. Ini penting agar terus menjadi perhatian dan kita perlu perlu melakukan penyesuaian-penyesuaia, termasuk perampingan birokrasi pada eselon 3 dan 4.
Terkait beberapa isu di atas, Komisi II DPR RI merasa perlu untuk mendengarkan aspirasi dari bawah yang ujung dari semua ini adalah peningkatan pelayanan publik yang harus kita lakukan. Di era teknologi 4.0 dan masa Pandemi ini, fasilitas virtual juga harus dipersiapkan dengan baik agar mampu mendukung kerja-kerja birokrasi kita secara lebih baik.
C. Paparan Ketua KPU Provinsi Kepulauan Riau 1. Pelaksanaan Pilkada Serentak 2020
2. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pasangan Calon Peserta Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau Tahun 2020
3. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Calon Bupati dan Wakil Bupati Lingga
4. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Calon Bupati dan Wakil Bupati Natuna
5. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Calon Bupati dan Wakil Bupati Bintan
6. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Calon Bupati dan Wakil Bupati Karimun
7. Perselisihan Hasil Pemilihan
Pada Pilkada Serentak 2020 di Kepulauan Riau, terdapat 4 (empat) Permohonan Perselisihan Pemilihan Tahun 2020 yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi, yaitu:
b. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau (nomor perkara 131/PHP.GUB-XIX/2021);
c. Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Batam (nomor perkara 127/PHP.KOT-XIX/2021);
d. Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Karimun (nomor perkara 68/PHP.BUP-XIX/2021);
e. Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lingga (nomor perkara 23/PHP.BUP-XIX/2021)
Adapun Tahapan Penetapan Paslon Terpilih adalah sebagai berikut:
D. Pengawasan Bawaslu Terhadap Pelaksanaan Pilkada Serenetak 2020
1. Hasil pengawasan Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau terhadap pelaksanaan di setiap tahapan Pilkada Serentak Tahun 2020
Hasil pengawasan yang dilakukan Bawaslu Provinsi Kepri terhadap pelaksanaan setiap tahapan Pilkada sesuai dengan aturan yang ada, yakni memaksimalkan fungsi-fungsi pencegahan pada setiap tahapan Pilkada.
Adapun gungsi pencegahan yang dilakukan Bawaslu Provinsi Kepri adalah dengan mengirimkan surat himbauan baik kepada KPU maupun kepada peserta pemilihan agar melaksanakan pemilihan sesuai dengan aturan yang ada. Jika ada pelanggaran, misalnya tidak sesuai dengan prosedur tata cara dan mekanisme pemilihan maka Bawaslu memberikan saran perbaikan dan menuangkan dalam alat kerja pengawasan atau form A.
Pada saat pengawasan Bawaslu, terdapat beberapa catatan hasil pengawasan yang dilakukan Bawaslu disetiap tahapan. Misalnya, menyangkut tahapan pemutakhiran data pemilih, Bawaslu melakukan anaslisis DPS secara lebih cermat. Pada saat itu, ditemukan banyak data ganda dan data yang sifatnya anomaly. Terhadap hasil temuan tersebut bawaslu memberikan rekomendasi kepada KPU untuk dilakukan perbaikan.
2. Hasil Pengawasan Daftar Pemilih
Pegawasan terhadap Daftar Pemilih, Bawaslu Provinsi Kepri melakuka lagkah-langkah sebagai berikut:
a. Menindaklanjuti tanggapan dan masukan yang disampaikan oleh Tim Kampanye Pasangan Calon terkait dengan Daftar Pemilih;
b. Melaksanakan pemeliharaan data pemilih baik di KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota;
c. Tetap melakukan pelayanan hak pilih kepada warga yang telah mempunyai hak pilih;
d. Melakukan pencermatan terhadap data pemilih yang telah ditetapkan;
e. Melakukan pemetaan terhadap data pemilih;
f. Untuk terus meningkatkan penerapan protokol kesehatan covid-19 dalam setiap aktivitas pelaksanaan tahapan pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota tahun 2020.
3. Hasil Pengawasan Tahapan Pencalonan
Pada pelaksanaan tahapan pencalonan dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau baik pada proses tahapan pendaftran calon perseorangan maupaun pada pendaftaran pasangan calon melalui jalur partai politik, Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau tidak mengeluarkan rekomendasi kepada KPU Provinsi Kepulauan Riau terhadap proses tahapan pencalonan yang dijalani.
Rekapitulasi Penerbitan APK & BK
Hasil Pengawasan Tahapan Logistik
4. Hasil Pengawasan Tahapan Dana Kampanye
Terkait Dana Kampanye, KPU Provinsi Kepri melakukan pencegahan terhadap hal-hal berikut:
a. Membuat Imbauan kepada peserta pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau agar melaporkan dana kampanye (LADK, LPSDK dan LPPDK) tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan;
b. Membuat imbauan kepada peserta pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau agar melaksanakan ketentuan dana kampanye (LADK, LPSDK, dan LPPDK) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Membuat imbauan kepada pasangan Calon Gubernur dan Wakil gubenrur Kepulauan Riau agar melaporkan dana kampanye (LADK, LPSDK, dan LPPDK) sesuai dengan aturan penyusunan laporan dana kampanye yang telah ditetapkan oleh KPU;’
d. Membuat alat kerja pengawasan;
5. Hasil Pengawasan Tahapan Pemungutan, Penghitungan Dan Repitulasi Suara:
Pada Pilkada Serentak Provinsi Kepulauan Riau telah terjadi PSU, yaitu:
Terjadi PSU untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota di TPS 28 Kelurahan Duriangkang, Sei Beduk, Kota Batam. PSU itu diperlukan karena warga yang tidak berhak memilih namun ikut mencoblos surat suara, dan tidak masuk dalam Daftar Pemilih Tambahan (DPTB) dan Daftar Pemilih Tetap (DPTB).
PSU juga terjadi pada pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota di TPS 02 Kampung Seraya, Batu Ampar, Kota Batam. Kasusnya juga sama, yaitu warga yang tidak berhak memilih namun ikut mencoblos surat suara, dan tidak masuk dalam Daftar Pemilih Tambahan (DPTB) dan Daftar Pemilih Tetap (DPT). Rekomendasi terkait dengan adanya PSU tersebut, Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau melalui Bawaslu Kota Batam telah memberikan surat imbauan kepada KPU Kota Batam dengan nomor surat 340/K.Bawaslu-KR-07/PM.06.02/XII/2020 tertanggal 10 Desember 2020 tentang Rekomendasi Pemungutan Suara Ulang untuk memastikan tersedianya kebutuhan logistik serta sarana dan prasarana di TPS secara keseluruhan.
6. Implementasi Perbawaslu Nomor 4 Tahun 2020
Bahwa Implementasi Perbawaslu Nomor 4 Tahun 2020 terkait Pengawasan, Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Pemilihan Pilkada Serentak Lanjutan dalam kondisi Bencana Non Alam (Covid-19) adalah mengutamakan protokol kesehatan dalam penanganan pelanggaran, penyelesaian sengketa dan pengawasan. Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau selalu melakukan upaya pencegahan melalui surat agar tidak ada pelanggaran protocol kesehatan pada setiap tahapan pilkada 2020
Beberapa kendala khususnya dalam penanganan pelanggaran adalah terkait dengan posisi Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari pulau-pulau yang memiliki keterbatasan jaringan sehingga dalam melakukan klarifikasi yang dilaksanakan secara daring akan menghambat proses klarifikasi.
7. Kendala-kendala yang Dihadapi
Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau dan seluruh jajaran menemukan beberapa kendala terkait penyampaian laporan hasil pengawasan pada masing-masing tahapan melalui sistem online dan permasalahan yang memerlukan perhatian khusus. Kendala-kendala dimaksud adalahs sebagai berikut:
a. Adanya Pandemi Covid-19
b. Geografis kepulauan (rentan kendali antar daerah/pulau) c. Faktor cuaca/alam
d. Jaringan listrik dan komunikasi yang kurang support
e. Faktor sarana dan prasarana transportasi penghubung 7 (tujuh) Kabupaten/Kota
f. SDM yang harus ditingkatkan dalam hal IT
8. Penangangan Pelanggaran & Kendala-kendalanya
Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau berkoordinasi dengan instansi yang tergabung dalam Sentra Gakkumdu dalam menangani berbagai pelanggaran yang ada dalam setiap tahapan Pilkada Serentak 2020.
Sejauh ini, koordinasi yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau yang tergabung dalam Sentra Gakkumdu berjalan dengan baik dan harmonis. Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau melakukan koordinasi pada setiap tahapan Pemilihan serta melakukan rapat koordinasi dan rapat kerja teknis Sentra Gakkumdu tingkat provinsi hingga kabupaten/kota dalam rangka persamaan persepsi terkait prosedur penanganan tindak pidana Pemilihan.
Adapun mengenai kendala yang ditumui dalam penanganan dugaan pelanggaran tindak pidana Pemilihan lebih banyak terkait Kepolisian Daerah yang kedudukannya berada di Kota Batam, sedangkan kedudukan Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau berada di Kota Tanjung Pinang.
Dampaknya, manakala terdapat laporan dugaan tindak pidana Pemilihan, pendampingan penerimaan laporan dari unsur kepolisian ada kendala, sementara Gakkumdu Kabupaten Kepulauan Anambas yang merupakan salah satu unsur Gakumdu dari Jaksa masih bergabung dengan Kejari Natuna.
Untuk mengoptimalkan kinerja dari Sentra Gakkumdu maka diperlukan suatu pengaturan tentang penyampaian hasil penanganan dugaan pelanggaran. Aturan saat ini, status temuan disampaikan oleh Gakumdu dari unsur Bawaslu. Kedepan perlu diatur agar penyampaian status penanganan pelanggaran ditandatangani oleh ketiga unsur Gakkumdu 9. Rekapitulasi Data Pelanggaran
Jumlah laporan secara keseluruhan yang diterima oleh Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau terkait pelaksanaan Pilkada tahun 2020 di 7 (tujuh) daerah yang menyelenggarakan Pilkada tahun 2020 di wilayah Provinsi Kepulauan Riau dan yang direkomendasikan kepada KPU Provinsi Kepulauan Riau untuk ditindaklanjuti dan hasil tindak lanjutnya bisa dilihat pada data berikut:
10. Jumlah Sengketa (Baik Sengketa Proses Maupun Sengketa Hasil) Yang Diajukan Terkait Dengan Pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2020 di Wilayah Provinsi Kepulauan Riau
11. Rekapitulasi Penyelesaian Antar Sengketa
12. Rekapitulasi Sengketa Hasil
E. Sesi Pendalaman
1. Saan Mustopa/Wakil Ketua Komisi II/FPartai Nasdem
Kita bersyukur terkait pelaksanaan pilkada 2020. Meskipun sebelumnya banyak yang meragukan terhadap pelaksanaan Pilkada di tengah Pandemi ternyata terbukti berjaland dengan baik. Hal ini perlu kita apresiasi kepada penyelenggara pemilu dan seluruh stakeholder, terutama terhadap meningkatnya partisipasi pamilih di tengah covid. Dan peningkatan partisipasi tersebut cukup signifikan bila dibandingkan dengan Pilkada sebelumnya.
Terkait hal tersebut, penting kita angkat juga model kampanye daring yang mungkin akan kita kembangkan kedepan. Kita akan kembangkan teknologi informasi dalam proses kepemiluan kita.
Untuk itu, saya ingin mendapat gambaran dari teman-teman di Kepri, seperti apa model kampanye daring di tengah pandemic? Saya kira ini akan menjadi model kampanye ke depan dalam sistem kepemiluan kita,
Kemudian soal KTP dan SIAK. Sejak awal kita bertekad untuk mengkakhiri Suket karena peluang penyalahgunaan terhadap hal tersebut adalah tinggi.
Perbincangan ini adalah tahun 2014 yang hendak mencoba menjadi KTP-el sebagai basis pemilih. Tetapi sampai sekarang masih ada kendala terkait KTP-el. Hal ini perlu ditelusuri masalahnya, apakah terkait dengan keengganan masyarakat untuk membuat KTP-el atau karena ada masalah lain, sehingga di Pilkada 2020 msih terjadi. Di Pilkada juga masih muncul kasus calon terpilih yang memiliki KTP ganda, dan ini tentu terkait soal data kependudukan kita yang belu beres.
Kemudian terkait PPPK, saya juga ingin mendapat informasi terkait jumlah PPPK di Kepri dan yang sudah di SK juga ada berapa?
2. Mardani Ali Sera/FPKS
Saya suda melihat Peta covid di Kepri sebagaimana disampaikan oleh Plh Gubernur tadi. Pelaksanaan vaksinasi sangat penting agar hal ini betul-betul disukseskan oleh pemerintahan Kepri. Saya hanya ingin mendengar situasi Covid19, di Kepri seperti apa, apakah sudah menjadi klaster keluarga atau seperti apa?
Kemudian saya juga ingin mendapat penjelasan, pak Arif sebagi Plh Gubernur, kekurangan apa yang dirasakan dengan status sebagai Plh dalam konteks memberikan pelayanan publik di era Pandemi. Bagaimana pak Arif menjalankan pemerintahan bisa seefektif gubernu definitive.
Kemudian pertanyaan untuk KPU, jika pilkada tidak dilaksanakan pada tahun 2022/23, berarti akan dilaksankan pada tahun 2024. Ada tidak kekhawtiran atau kemungkinan kedodoran dari sisi persiapan jika ada pilkada serentak 2024. Sebab pada beberapa kasus, petugas keamanan biasanya tidak cukup tenaga untuk memetakan situasi, bahkan untuk menutupi hal tersebut perlu bantuan dari daerah lain. Kalau nanti Pilkada bareng dengan Pemilu bagaimana, apa masukan dari KPU.
Terkait dengan Dukcapil. Kita sudah punya DP4 tapi kenapa masih ada coklit lagi, konsekuensinya butuh anggaran lagi. Kalau nanti ada revisi UU, masalah ini bisa direvisi agar kita bisa menghemat keuangan.
Kemudian masalah yang terkait dengan BPN. Tolong jelaskan terkait e- sertifikat, sebab di measyarakat menimbukan keriuhan. Pelaksanaan e- sertifikat perlu dilakukan hati-hati, jangan sampai kasus korupsi yang KTP-el berulang lagi.
3. Drs Y. Jacki Uly/F. Nasdem
Setiap ajang Pilkada, penyelenggara sering dituduh tidak netral dan menerima uang agar memenangkan Paslon tertentu. Jika ini benar maka jelas akan menjadi ancaman bagi demokrasi kita.
Kemusian soal meningkatnaya partisipasi pemilih dalam Pilkada 2020, padahal pada saat kondisi Pandemi. Apa yang menyebabkan hal itu? Sebab ada dugaan, banyak pemilih terangsang datang ke TPS karena sembako dan sejenisnya. Gejalan seperti ini apa juga tertangkap di Pilkada Kepri?
4. Sodik Mujahid/FGerindra
Ada suatu kajian lapangan, bahwa actor-aktor yang melanggar dalam pilkada secara berurutan adalh Kades, ASN, Petugas di TPS. Apakah di Pilkada Kepri juga ditemukan kasus seperti ini?
Untuk pak Gubernur, kami butuh informasi mengenai tingkat milek internet di kalangan ASN, pegawai KPU, dan masyarakat seperti di Kepri?
Kepada Ombudsman, banyak keluhan terhadap keberadaan ORI yang kewenangannya hanya hanya mengeluarkan rekemomendasi dan tidak memberikan solusi? Apakah ada usulan agar ORI kedepan bisa lebih baik?
Terkait rencana pembukaan ASN, apakh Penyuluh Lapangan juga dapat tempat di alokasi ASN tahun ini?
5. Drs. H. Chairul Anwar, Apt/FPKS
Mengenai tanah di Kec. Belakang Padang, masyarakt menemukan kendala ketika ingin mempros sertifikat tanahnya. Kelurahan tidak mau mengeluarkan alas surat untuk pengurusan. Sementara kalau datang ke BPN mensyaratkan alas surat dari kelurahan.
6. Yadi Srimulyadi/FPDI Perjuangan
Saya apresiasi kepada KPU dan stakeholder lainnya atas kesuksesannya menyelenggarakan Pilkada Serentak 2020. Menyimak penjelasan dan data yang disampaikan, Kepri bisa menjadi tujuan studi banding bagi daerah lain.
7. Rezka Oktoberia/FPD
Saya tentu juga sama dengan yang lain, perlu apresiasi untuk penyelenggara Pilkada di Kepri, pastisipasinya bisa meningkat bila dibandingkan dengan Pilkada sebelumnya. Mengapa bisa meningkat tentu perlu diriset lebih jauh.
Evaluasi dan masukan dari bapak dan ibu tentu sangat penting untuk Pilkada yang akan datang. Misalnya, menyangkut apa saja yang perlu diperbaiki sehingga pada Pilkada yang akan datang sudah bisa disempurnakan?
Penjelasan/Jawaban Mitra 1. Staf Ahli Kemendagri
Mengenai tidak sinkronnya DPT dan SIAK memang selalu terjadi karena terkait dengan dinamisnya situasi di lapangan, misalnya orang meningal yang datanya tidak cepat terupdate. Dalam konteks ini perlu tindakan penyempurnaan. Dalam konteksi PIlkada, selagi yang bersangkutan punya KTP-el tetap bisa memilih meskipun tidak terdaftar.
Mengenai keluhan anggaran yang terbatas terkait Blanko KTP karena DAK sudah dipersiapkan untuk menangani kelemahan-kelemahan yang timbul di lapangan.
2. KPU Provinsi:
Jika kilas balik pada model kampanye saat Pilkad, penggunaan APK terbatas, tatap muka juga dibatasi, sehingga sulit visi misi paslon bisa sampai ke publik secara luas. Ini perlu dipikirkan kedepan, agar visi dan misi calon bisa sampai ke publik. Kemudian perlu juga sistem rekapitulasi perlu diperbaiki agar lebih efektif.
Money politik bagi penyelenggara perlu dibuktikan. Dan kesempatan terbaik pada saat proses sidang berlangsung di MK.
Menurut pengalaman kami, peningkatan partispasi bukan karena bansos tapi karena kesadaran masyarakat yang mulai tumbuh dengan baik. Hal itu didorong oleh koonsentrasi pemerintah untuk menyukseskan Pilkada. Kita tahu, sebelumnya terjadi gelombang penolakan yang cukup tinggi terhadap penyelenggaraan Pilkada di tengah pandemic. Penolokan ini juga menjadi motivasi bagi pemerintah untuk membuktikan bahwa Pilkada di tengah pandemic bisa dilaksanakan dengan baik dan tidak menimbulkan klaster baru Covid19.
Faktor lainnya adalah keberadaan media sosial yang gampang meluaskan informasi Pilkada ke masyarakat. Di tambah jaringan grup whatapps yang jaringannya sampai ke lapisan masyarakat paling bawah.
Kemudian kegiatan kampanye prokes yang mau tidak mau juga berbicara tentang Pilkada serentak. Persaingan antar paslon juga berkontribusi pada meningkatnya partisipasi masyarakat. Dan di lapangan, money pollitik di pilkada 2020 sangat minim, dan pintu untuk melakukan hal tersebut semakin sempit.
3. Bagdja/Bawaslu RI
Jika Pilkada Serentak 2024 harus mulai kita antisipasi mulai sekarang agar kasus pada pemilu sebelumnya di mana banyak jatuh korban, perlu diantisipasi secara lebih baik. Dan itu bisa kita persiapkan. Penggunaan teknologi pada penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada juga membantuk mengurangi beban penyelenggaran.
4. Dirjen BPN:
Menyangkat pelaksanaan e-sertifikat tanah, tentu kami harus hati-hati. Ini adalah layanan digital untuk mempermudah masyarakat. Sebelumnya kami juga sudah menerapkan teknologi seperti ini pada 4 sektor, dan terbukti berjalan lancar.
E-sertfikat akan dilaksanakan secara bertahap. Pertama kita laksanakan di DKI dan Jatim yang arahnya pada instansi pemerintahan. Dan terus bertahap sambil menunggu kesiapan infrastruktur. Meskipun ada e-sertifikat, tidak ada penarikan sertifikat dari BPN. Ketika dilakukan e-sertifkat, sertfikat lama atau analog tetap berlaku. Tujuannya adalah untuk mempermudah layanan. E- sertifikat ini juga sulit diduplikasi. Jika mencoba melakukannya maka akan hancur dan mudah diditeksi. Layanan e-sertifikan ini kita akan coba mulai dari 7 kantor pertanahan (satker).
Persoalan tanah di Kec. Belakang Padang. Walikota Batam memang melarang untuk mengeluarkan urusan tanah kecuali melalui satu pintu.
Melalui surat edaran, pelarangan Walikota tersebut bertujuan untuk menghindari duplikasi alas hak.
5. Perwakilan Walikota Batam
Kami mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada Camat, Lurah, dan RT/RW untuk tidak menandatangi surat apapun kecuali melalui prosedur PTSP satu pintu. Sebab di Batam terdapat beberapa pulau yang rawan ditransaksikan.
6. Kemendagri
Akte kelahiran dan data kematian hrs lebih cepat sampai ke Dukcapil, agar updating ini data kependudukan bisa lebih cepat. Sayang sekali, masyarakat tidak selalu segera melaporkan hal tersebut. Sehingga DP4 dan SIAK selalu ada yang tidak sinkron.
Terkait dengan masalah Pilkada Serentak adalah terkait dengan ide awal Pilkada serentak yang dimulai dari tahun 2012, 2017, 2020, yang kemudian nanti akan menjadi serentak secara keseluruhan tahun 2024. Keserentakan ini adalah bertujuan untuk sinkronisasi manjamen pusat dan daerah.
Terkait dengan data ganda kewarganegaraan, memang ini wilayahnya ada di kemenkumham. Terhadap hal tersebut Mendagri sifatnya menerima dari Kemenkumham.
7. Plh. Gubernur
Di Kepri sudah masuk pada kaategori klaster komunal dan perkantoran yang tinggi. Untuk klaster keluarga masih terhitung rendah.
Untuk kesuksesan Pilkada memang kami semua bekerja keras dan sungguh- sungguh, melakukan sosialisasi massif sehingga partisipasi tinggi.
Mengenai PPPK di Kepri. Guru honorer banyak tersebar di pulau, hampir 1000 orang. Kami pernah mengusulkan kurang lebih seribuan tapi yang diterima hanya 39 orang.
F. PERTEMUAN DI KANWIL BPN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
1. Sambutan Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah Kementerian ATR/BPN
Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 7 kabupaten/kota yang sudah hampir 90% terdaftar dalam Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dengan jumlah bidang tanah yang tentu saja tidak sebanyak bidang tanah di Provinsi DKI Jakarta. Pada tahun 2024 diharapkan seluruh bidang tanah di Provinsi Kepulauan Riau sudah terdaftar seluruhnya. Pada tahun 2020, Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu provinsi yang capaian PTSL melebihi target yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kantor pertanahan di Provinsi Kepulauan Riau mendorong penyelenggaraan pelayanan publik secara elektronik, khususnya di Kota Batam agar pelayanan publik menjadi cepat, tepat, dan akurat. Kota Batam diharapkan dapat menjadi salah satu daerah pilot project terhadap kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas pemerintah pusat.
Pelayanan publik di bidang pertanahan secara nasional berkurang sekitar 15% selama masa pandemi covid-19, sementara di Provinsi Kepualauan Riau pelayanan publik di bidang pertanahan berkurang 15- 20%. Meskipun masyarakat tetap membutuhkan pelayanan pertanahan terutama yang terkait pelayanan pemeliharaan data. Selain itu, secara umum masyarakat juga telah terbiasa dengan pelayanan pertanahan secara elektronik. Provinsi Kepulauan Riau memiliki kampung-kampung reforma agraria yang memiliki 1.150 sertifikat, namun kendala yang dihadapi antara lain tentang penerbitan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang belum selesai serta persoalan batas hutan.
2. Sambutan Ketua Komisi II DPR RI
Kasus-kasus pertanahan merupakan pengaduan masyarakat yang paling banyak diterima oleh Komisi II DPR RI, yaitu sekitar 80-90% dari jumlah total keseluruhan pengaduan masyarakat. Saat ini UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja telah berlaku dan memiliki 5 peraturan pemerintah sebagai peraturan turunan, sehingga diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan pertanahan.
Provinsi Kepulauan Riau hanya memiliki 4% luas daratan yang terdiri dari sekitar 1.800 pulau saat pasang dan 2.000 lebih pulau saat surut.
Pulau-pulau ini tentu saja harus dijaga dengan baik dan tetap berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini penting untuk menjadi perhatian karena jangan sampai pulau-pulau yang ada diperjual belikan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab kepada orang asing. Dugaan jual beli pulau yang baru-baru ini terjadi yaitu di Pulau Lantigiang, Kabupaten Selayar Provinsi Sulawesi Selatan. Kasus dugaan jual beli pulau tidak hanya kali ini saja terjadi namun sudah sejak tahun 2010 terjadi di Pulau Putri Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pengunjung dan wisatawan dilarang masuk ke Pulau Putri karena sudah ada pemiliknya yaitu seorang Warga Negara Asing (WNA) berkebangsaan Inggris yang telah menikah dengan warga setempat.
Saat itu, kasus ini sudah disampaikan ke pemerintah. Tentu saja sangat
tidak diharapkan ada wilayah daratan/pulau yang lepas dari wilayah territorial NKRI.
3. Pemaparan Kepala Kanwil BPN Provinsi Kepulauan Riau
Provinsi Kepulauan Riau memiliki luas wilayah sekitar 20.504.300 ha yang terdiri dari 19.684.128 ha wilayah laut (96%) dan sekitar 820.172 ha wilayah daratan (4%). Dari 4% luas wilayah daratan terdapat 1.800 pulau dengan 487 pulau berpenghuni dan 1.313 pulau tidak berpenghuni.
Dari 820.172 luas wilayah daratan hanya 54% wilayah berupa non kawasan hutan seluas 439.566 ha yang dikelola oleh Kementerian ATR/BPN. Sedangkan sisanya seluas 380.606 ha (46%) merupakan kawasan hutan. Estimasi jumlah bidang tanah di Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 880.597 bidang yang terdiri dari 799.392 bidang tanah terdaftar (91%) dan 81.205 bidang tanah belum terdaftar (9%).
Roadmap pendaftaran tanah tahun 2021 memiliki target akan melakukan pendaftaran tanah terhadap 33.877 bidang tanah, tahun 2022 memiliki target 25.997 bidang tanah, dan tahun 2023 memiliki target 21.331 bidang tanah. Berikut ini data target dan realisasi program strategis tahun 2020-2021.
Target dan Realisasi Program Strategis Tahun 2020
KANWIL BPN PROV. KEPRI
IP4T
REDISTRIBUSI TANAH SERTIPIKASI BMN
Sumber : Rekapitulasi Data Kantor Pertanahan se-Kepulauan Riau per tanggal 31 Desember 2020 Sumber : Dashboard ptsl.atrbpn.go.id per tanggal 31 Desember 2020
Total Target Realisasi
PTSL
No Wilayah Target PBT
Realisasi PBT
% Realisasi
PBT Target SHAT
Realisasi SHAT
% Realisasi
SHAT
1 Bintan 7.000 7.040 101 2.250 2.348 104
2 Batam 3.963 4.061 102 4.063 4.092 101
3 Karimun 6.335 7.093 112 4.500 4.575 102
4 Natuna 450 450 100 520 520 100
5 Tanjungpinang 1.000 1.000 100 1.250 1.250 100
6 Lingga 900 900 100 950 950 100
7 Kep. Anambas 300 300 100 455 455 100
JUMLAH 19.948 20.844 104 13.988 14.190 101
No Wilayah Target Realisasi % Realisasi
1 Bintan 6 6 100
2 Batam 21 21 100
3 Karimun 2 2 100
4 Tanjungpinang 1 1 100
JUMLAH 30 30 100
No Wilayah Target Realisasi % Realisasi
1 Tanjungpinang 1.000 1.000 100
2 Batam 2.000 2.000 100
3 Lingga 500 500 100
4 Bintan 500 500 100
5 Natunna 700 700 100
6 Kep. Anambas 350 350 100
JUMLAH 5.050 5.050 100
No Wilayah Target Realisasi % Realisasi
1 Kep. Anambas 500 500 100
2 Karimun 100 100 100
3 Bintan 550 550 100
JUMLAH 1.150 1.150 100
: 26.178 Bidang
: 27.074 Bidang (103,42%)
Target dan Realisasi Program Strategis Tahun 2021
KANWIL BPN PROV. KEPRI
PTSL
No Wilayah
Target Realisasi % Target Realisasi %
PBT PBT Realisasi PBT SHAT SHAT Realisasi
SHAT
1 Batam 9.541 533 6 3.090 305 10
2 Karimun 3.000 1.139 38 2.000 - 0
3 Natuna 1.733 498 29 1.733 373 22
4 Tanjungpinang 957 287 30 957 22 2
5 Lingga 1.500 354 24 1.500 950 63
6 Anambas 1.300 478 37 1.223 100 8
JUMLAH 18.031 3.289 18 10.503 1.750 17
SERTIPIKASI LINTAS SEKTOR
No. Wilayah TargetPengumpulan
Data Yuridis % Pengukuran % SHAT %
1 Bintan 8 6 75 6 75 0 0
2 Batam 141 34 24,11 42 29,79 0 0
3 Karimun 11 0 0,00 1 9,09 0 0
4 Natuna 19 11 57,89 2 10,53 0 0
5 Lingga 42 18 42,86 30 71,43 0 0
6 Kep. Anambas 15 11 73,33 3 20,00 0 0
JUMLAH 236 80 33,90 84 35,59 0 0
No. Wilayah Target Puldadis % Pengukuran % SHAT %
1 Batam 250 250 100,00 250 100,00 0 0
2 Tanjungpinang 200 0 0,00 0 0,00 0 0
JUMLAH 450 250 55,56 250 55,56 0 0
Sumber : dashboard ptsl.atrbpn.go.id per tanggal 11 Februari 2021
SERTIPIKASI BMN
Sumber : Rekapitulasi Laporan Kantor Pertanahan se-Kepulauan Riau per tanggal 13 Februari 2021 Sumber : Rekapitulasi Laporan Kantor Pertanahan se-Kepulauan Riau per tanggal 13 Februari 2021
Target dan Realisasi Program Strategis Tahun 2021
KANWIL BPN PROV. KEPRI
REDISTRIBUSI TANAH
No Kab/Kota
Target Redistribusi (Bidang) Total Target (Bidang)
Realisasi Kategori II (Non
Kepulauan)
Kategori VI (Kepulauan)
Inventarisasi &
Identifikasi % Pengukuran
& Pemetaan %
1 Bintan 5.240 310 5.550 1.241 22 650 12
2 Karimun 700 2.300 3.000 0 0 0 0
3 Kep. Anambas 0 2.650 2.650 55 2 0 0
4 Lingga 1.250 500 1.750 0 0 0 0
5 Natuna 1.000 750 1.750 879 50 903 52
6 Tanjungpinang 300 0 300 30 10 30 10
Total 8.490 6.510 15.000 2.205 15 1.583 11
No Kab/Kota Total Target
IP4T (Bidang)
Realisasi
Sosialisasi/Penyuluhan % Verifikasi P4T, Sket dan
Toponimi %
1 Bintan 2.000 0 0 0 0
2 Lingga 1.000 1.000 100 0 0
3 Karimun 2.000 0 0 0 0
4 Batam 1.000 1.000 100 1.000 100
Total 6.000 2.000 33 1.000 17
IP4T
Sumber : Rekapitulasi Laporan Kantor Pertanahan se-Kepulauan Riau per tanggal 13 Februari 2021
REFORMA AGRARIA
2021 15.000
bidang
2022 10.000
bidang
2023 10.000
bidang
POTENSI TORA DARI PELEPASAN KAWASAN HUTAN
berdasarkan analisa subjek, objek, kemampuan tanah, dan tata ruang , diperkirakan terdapat 35.000
bidang yang
memenuhi syarat dan ketentuan sebagai objek TORA.
ROADMAP REFORMA AGRARIA
KANWIL BPN PROV. KEPRI
No. Kabupaten/Kota APL (Ha)
PBT (Ha) Potensi
SK 463 ke 76 (Ha) SK Biru (Ha) Total (Ha) Luas (Ha) Bidang
1 Kep. Anambas 15.541,96 72,51 15.614,47 8.084,23 7.530,24 3.765
2 Bintan 46.273,69 778,28 47.051,97 17.028,16 30.023,81 15.012
3 Karimun 41.301,86 235,11 41.536,97 21.076,11 20.460,86 10.230
4 Lingga 71.161,73 53,22 71.214,96 31.055,95 40.159,00 20.080
5 Natuna 25.181,25 - 25.181,25 15.963,13 9.218,12 4.609
6 Batam 6.324,07 78,91 6.402,97 3.409,21 2.993,77 1.497
7 Tanjungpinang 8.186,92 7,79 8.194,71 7.514,19 680,52 340
JUMLAH 213.971,48 1.225,82 215.197,30 104.130,98 111.066,32 55.533
Sengketa , Konflik & Perkara Pertanahan
No Satker Masuk
Dalam Proses Mediasi
Selesai
1 Kantor Wilayah 7 3 4
2 Batam 16 6 10
3 Tanjungpinang 6 2 4
4 Bintan 2 0 2
5 Karimun 9 3 6
6 Lingga 0 0 0
7 Natuna 0 0 0
8 Anambas 0 0 0
Jumlah 40 14 26
No Satker Masuk Dalam Proses
Peradilan Selesai
1 Kantor Wilayah 1 0 1
2 Batam 25 10 15
3 Tanjungpinang 5 3 2
4 Bintan 3 1 2
5 Karimun 5 3 2
6 Lingga 0 0 0
7 Natuna 0 0 0
8 Anambas 0 0 0
Jumlah 39 17 22
Jumlah Sengketa & Konflik Tahun 2020 Jumlah Perkara Tahun 2020
Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program-program strategis Kanwil BPN Provinsi Kepulauan Riau tahun 2020-2021, antara lain:
a. Pemilik tanah tidak diketahui keberadaannya dan tidak berdomisili di lokasi bidang tanah sehingga menyulitkan petugas dalam melakukan pendataan baik data fisik maupun yuridis;
b. Dasar penguasaan tanah belum didasarkan pada bukti-bukti penguasaan sehingga rentan menjadi objek konflik atau sengketa karena adanya klaim dari pihak-pihak lain;
c. Kurangnya animo masyarakat dalam mendaftarkan bidang tanahnya (penolakan masyarakat) dikarenakan pembebanan pajak (PBB dan BPHTB) dan pengurusan pemeliharaan data (peralihan hak) yang membutuhkan biaya besar dikarenakan tempat tinggal masyarakat yang letaknya jauh dari Kantor Pertanahan dan Kantor PPAT (berada di daerah kepulauan);
d. Keberadaan tanda batas yang tidak terpasang/keengganan masyarakat dalam memasang tanda batas;
e. Terdapatnya penguasaan tanah masyarakat di Kawasan Hutan;
f. Batas administrasi desa/kelurahan yang belum jelas;
g. Lokasi tanah yang tidak dapat dijangkau untuk dilakukan pengukuran terutama di daerah dengan kelerengan yang cukup curam, terjal dan belukar;
h. Wilayah berupa pulau-pulau yang letaknya jauh dari lokasi Kantor Pertanahan sehingga membutuhkan sumber daya yang relatif besar;
i. Iklim dan cuaca yang cukup ekstrim dibeberapa bulan tertentu sehingga memerlukan perencanaan waktu yang tepat;
j. Keterbatasan jaringan internet dan transportasi di beberapa wilayah Kabupaten/Kota.
Upaya yang dilakukan Kanwil BPN Provinsi Kepulauan Riau dalam menghadapi kendala tersebut, antara lain:
a. Melakukan sosialisasi secara lebih intensif kepada masyarakat mengenai arti pentingnya sertipikat tanah dan terkait keringanan
dalam pembebanan pajak BPHTB yang dapat dilakukan secara terhutang;
b. Terhadap bidang tanah yang pemiliknya tidak diketahui/tidak berdomisili di lokasi, tetap dilakukan pemetaan bidang;
c. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah agar dapat memberikan keringanan Pajak (PBB dan BPHTB) kepada masyarakat serta dapat menetapkan batas-batas administrasi Desa/Kelurahan;
d. Meningkatkan kapasitas jaringan internet;
e. Melakukan pelaksanaan kegiatan di lapangan secara terjadwal menyesuaikan dengan kondisi cuaca dan jadwal transportasi.
Terkait ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Peralatan sudah memadai dalam menunjang pelaksanaan kegiatan Survey, Pengukuran dan Pemetaan di Lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Riau. Optimalisasi penyelesaian target kegiatan survei, pengukuran dan pemetaan di Lingkungan kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Riau didukung dengan analisis pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik Aparatur Sipil Negara (ASN), Asisten Surveyor Kadastral (ASK) maupun PPNPN terhadap beban kerja pada setiap satuan kerja. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel Analisis Beban Kerja Tahun 2021 dan Ketersediaan Alat berikut:
Hambatan dalam Kegiatan Survey Pengukuran dan Pemetaan
Bahwa terkait ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Peralatan sudah memadai dalam menunjang pelaksanaan kegiatan
No Satker ASN ASK PPNPN Total Beban
Kerja 2021
ABK
1 Kantor Wilayah 9 3 3 15 2 Kota
Tanjungpinang 7 - 3 10 2.217 PBT 1 Bdg/hr/
6bulan 3 Kabupaten Bintan 6 - 8 14 6.421 PBT 3 Bdg/hr/
6bulan 4 Kota Batam 9 2 12 23 9.932 PBT 2 Bdg/hr/
6bulan 5 Kabupaten
Karimun 8 7 8 23 6.561 PBT 2 Bdg/hr/
6bulan 6 Kabupaten
Natuna 7 - 7 14 3.888 PBT 2 Bdg/hr/
6bulan 7 Kabupaten
Anambas 4 - 2 6 3.892 PBT 4 Bdg/hr/
6bulan 8 Kabupaten Lingga 4 - 1 5 3.787 PBT 4 Bdg/hr/
6bulan
Total 55 12 44 111 36..698
PBT
No Jenis Alat Jumlah Kondisi Th Pengadaaan
1 GPS Geodetic 61 Baik 2018-2019
2 GPS Handheld 6 Baik 2011-2019
3 Total Station 14 Baik 2019
4 EDM 3 Baik 2009-2014
5 Kamera Udara 1 Baik 2009
•Sertipikat-sertipikat lama yang belum terpetakan.
1
•Validasi data spasial lama masih dalam proses.
2 3
•Penetapan batas kawasan hutan dengan Area Penggunaan Lain (APL) masih dikoordinasikan.
4
•Kondisi geografis yang berupa kepulauan hampir 1.800 pulau.
Kendala dan Hambatan
Pandemi Covid-19 pada tahun 2020 mempengaruhi kinerja Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota antara lain: 1) Penurunan permohonan pelayanan pertanahan yaitu penerimaaan PNBP tidak mencapai target, hanya terealisasi 78% dari target atau turun dari tahun sebelumnya sebesar 22% 2) Waktu penyelesaian kegiatan program strategis terhambat karena sebagian wilayah/daerah melakukan lockdown lokal. Upaya yang dilakukan selama Pandemi Covid-19, antara lain: 1) Memaksimalkan Layanan Pertanahan secara Elektronik 2) Menyesuaikan strategi pengumpulan dan pengolahan data dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
Seluruh Kantor Pertanahan di wilayah Provinsi Kepulauan Riau telah melaksanakan 5 layanan elektronik, meliputi : Hak Tanggungan Elektronik (HT-el), Roya, Pengecekan Sertifikat, Zona Nilai Tanah, dan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT) sebagaimana tabel jumlah layanan elektronik berikut:
No.
Kantor Pertanahan
Pengecekan
HT
Roya
SKPT
ZNT
1 Batam 7.218 7.023 304 420 5
2 Tanjungpinang 1.045 910 31 258 0
3 Karimun 2.260 1.157 27 0 0
4 Bintan 451 381 8 18 0
5 Natuna 121 128 4 2 0
6 Lingga 23 10 0 0 0
7 Kep. Anambas 42 17 0 2 0
TOTAL 11.160 9.626 374 700 5
Dari 5 (lima) layanan elektronik tersebut, layanan zona nilai tanah (ZNT) masih belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat dalam transaksi jual beli serta stakeholder lain seperti instansi pemerintah daerah atau instansi yang membutuhkan informasi nilai tanah dalam rangka pengadaan tanah atau kepentingan-kepentingan lain. Saat ini, sedang dilakukan revisi anggaran untuk menambah jumlah peralatan pendukung kegiatan digitalisasi dokumen dan validasi data pertanahan, seperti peralatan scanner. Upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan layanan elektronik di Provinsi Kepulauan Riau, antara lain:
a. Melakukan Revisi Anggaran dengan mengalihkan anggaran perjalanan dinas dan paket meeting menjadi Anggaran Validasi Data Pertanahan;
b. Percepatan Validasi Data Pertanahan baik melalui swakelola maupun penyedia jasa.
Penerbitan sertifikat elektronik (sertifikat-el) untuk tanah yang belum terdaftar dilakukan melalui pendaftaran tanah pertama kali. Penggantian sertifikat analog menjadi sertifikat-el untuk tanah yang sudah terdaftar dilaksanakan berdasarkan permohonan pelayanan pemeliharaan data pendaftaran tanah oleh pemilik tanah. Apabila bidang tanah masih terdapat sengketa maka sertifikat-el tidak akan diterbitkan. Beberapa persiapan yang dilakukan dalam pelaksanaan sertifikat-el, antara lain:
a. Melakukan validasi data pertanahan seperti validasi buku tanah, validasi surat ukur dan validasi persil/bidang tanah;
b. Melakukan digitalisasi dokumen pertanahan seperti buku tanah, surat ukur dan warkah;
c. Peningkatan kualitas data pertanahan;
d. Peningkatan kapasitas jaringan internet;
e. Refocusing anggaran untuk pengadaan sarana dan prasana meliputi scanner, printer dan komputer;
f. Peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementerian;
g. Sosialisasi kepada masyarakat tentang Sertipikat Elektronik.
Berikut ini gambar tentang bentuk sertifikat-el serta sistem keamanan yang dimiliki sertifikat-el.
Hasil evaluasi Kanwil BPN Provinsi Kepulauan Riau terhadap pelaksanaan reforma agraria di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, antara lain:
a. Pelaksanaan Reforma Agraria di Provinsi Kepulauan Riau dalam konteks penataan aset melalui Redistribusi Tanah pada tahun 2020 telah dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebanyak 1.150 bidang;
b. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap Surat Keputusan Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan (PPTKH) dalam rangka penataan aset melalui kegiatan redistribusi tanah terdapat kendala yang disebabkan sebagian objek PPTKH berada pada wilayah pesisir (permukiman di atas air) dan wilayah Hak Pengelolaan (HPL) Badan Pengusahaan (BP) Batam dimana sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 86 tahun 2018 tentang Reforma Agraria serta peraturan perundangan yang lainnya hanya dapat diberikan dengan Hak Milik, sementara objek PPTKH yang berada pada wilayah pesisir (permukiman di atas air) dan wilayah HPL BP Batam hanya dapat diberikan HGB. Oleh karena itu diperlukan kebijakan khusus;
c. Adanya lahan transmigrasi seluas ± 42.457 Ha di Kabupaten Natuna, yang lokasinya sebagian masuk dalam Kawasan hutan seluas ± 29.962 Ha (70,57%) yang sudah merupakan HPL Transmigrasi. Kondisi penguasaan fisik di lapangan sebagian besar subjeknya sudah tidak berada di lokasi transmigrasi, tidak sesuai dengan SK penempatan dan sebagian lahan tersebut dikuasai oleh masyarakat non transmigrasi.
Adapun upaya penyelesaian masalah tersebut diatas, Kantor Wilayah BPN Provinsi Kepulauan Riau melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengangkat isu-isu tersebut pada Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria yang dilaksanakan secara terintegrasi di Provinsi Kepulauan Riau dengan menghadirkan Wakil Menteri ATR/BPN, Wakil Menteri LHK, Kementerian Transmigrasi, Kementerian Maritim dan Investasi maupun Kementerian KKP yang dipimpin langsung oleh Gubernur Kepulauan Riau dan diikuti oleh Bupati/Walikota beserta jajaran se-Provinsi Kepulauan Riau;
b. Menyampaikan Analisis kepada Direktur Jenderal Penataan Agraria Kementerian ATR/BPN terkait skema pemberian hak atas tanah terhadap objek TORA (permukiman) yang berada diatas air dan wilayah BP Batam;
c. Melakukan Rapat Koordinasi dalam rangka penyatuan data transmigrasi di Provinsi Kepulauan Riau bersama Dinas Transmigrasi Provinsi Kepulauan Riau yang didukung oleh Tim Lintor Transmigrasi Kementerian ATR/BPN, Tim Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Dinas Transmigrasi Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau, Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XII Tanjungpinang, yang
dituangkan dalam berita acara penyatuan data transmigrasi dan menyusun rencana aksi terintegrasi dengan stake holder terkait penyelesaian tanah transmigrasi.
Berikut ini beberapa kampung reforma agraria yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, antara lain:
Tanggal 24 September 2020 dilaksanakan Peresmian Kampung Reforma Agraria sekaligus Penyerahan Sertipikat Hak Milik (SHM) Kampung Tua Kota Batam yang berlangsung di Kampung Tua Tanjung Gundap.
Kampung Tua Tanjung Gundap dan Kampung Tua Tanjung Riau sebagai Pilot Project Kampung Reforma Agraria Kota Batam tahun 2020.
Kampung
Reforma Agraria
Kota BatamDesa Panggak Darat dicanangkan menjadi Kampung Reforma Agraria berbasis Agrowisata pada Tahun 2021.
Desa Panggak Darat memiliki potensi yang cukup baik pada potensi pengembangan antara lain:
a) Sektor pertanian (sawah),
b) Sektor perikanan budidaya (tambak ikan nila, lele) dan
c) Sektor pariwisata (Agrowisata). Selain itu, diharapkan sektor peternakan akan berkembang dengan lebih baik lagi.